Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris.

Show

Tata Surya[a] yaitu himpunan benda langit yang terdiri atas suatu bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah dikenal dengan orbit berwujud elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar yaitu Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort dianggarkan terletak di kawasan terjauh yang tidak berdekatan sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta kilometer), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, benar lima objek angkasa yang diklasifikasikan sbg planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, benar lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta kilometer. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sbg planet kelima), Pluto (5.906 juta kilometer.; dulunya diklasifikasikan sbg planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Asal usul

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah diceritakan para berbakat, beberapa di selanya adalah:

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali diceritakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya sedang berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang beberapa besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan kemudiannya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Dampak gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berwujud nyaris melingkar dari planet-planet yaitu konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali diceritakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk dampak benarnya bintang lain yang lewat cukup tidak jauh dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama ronde internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara beberapa besar materi tertarik kembali, beberapa lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sbg protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali diceritakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain untuk Matahari. Adanya yang nyaris bertabrakan menyebabkan tertariknya sebanyak besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu nyaris tak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[4]

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya diceritakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya diceritakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang nyaris sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tak meledak dan mulai mengelilinginya.

Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua dapat dilihat dan diteliti dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu ilmu dan teknologi pengamatan pada lima masa zaman lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tak dapat dilihat dan diteliti melewati mata telanjang.

Karena teleskop Galileo dapat mengamati lebih tajam, beliau dapat melihat beragam perubahan wujud penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sbg dampak perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari yaitu pusat dunia semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris yaitu Matahari dikelilingi oleh Merkurius sampai Saturnus.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang benar nyaris 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melewati Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit kemudian

Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini benar yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.

Pada saat Pluto ditemukan, beliau hanya dikenal sbg satu-satunya objek angkasa yang benar setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sbg planet yang sebenarnya karena ukurannya tak berlainan jauh dengan Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin benar sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sbg Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper yaitu bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di selanya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini dikenal juga memiliki satelit pada Januari 2005 walaupun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya yaitu penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.

Susunan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Perbanding relatif massa planet. Yupiter yaitu 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tak nampak dalam diagram di atas.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

Illustrasi skala

Komponen utama sistem Tata Surya yaitu matahari, suatu bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup anggaran 90 persen massa selebihnya.[c]

Nyaris semua objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bagian edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Semua planet terletak sangat tidak jauh pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper kebanyakan memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.

Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat dan diteliti dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.

Hukum Gerak-gerak yang dibuat Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari memainkan usaha mengikuti wujud elips dengan Matahari sbg salah satu titik fokusnya. Objek yang tidak berdekatan lebih tidak jauh dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak sela objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat sela objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Semua objek Tata Surya memainkan usaha tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet dapat dibilang nyaris berwujud lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berwujud elips.

Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak sela orbit yang sama sela satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, semakin jauh letak suatu planet atau sabuk dari Matahari, semakin besar jarak sela objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sbg contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus yaitu 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tak satu teori pun telah diterima.

Nyaris semua planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan yaitu benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Nyaris semua satelit alami yang sangat besar terletak di orbit sinkron, dengan satu bidang satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang mengandung partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

Terminologi

Secara tidak resmi, Tata Surya dapat dibagi menjadi tiga kawasan. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada kawasan yang lebih jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.[6] Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berlainan tersendiri yang meliputi semua objek melampaui Neptunus.[7]

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet yaitu suatu badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan semua objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan ruang lingkup ini, Tata Surya memiliki delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tak dapat membersihkan orbitnya dari objek-objek Sabuk Kuiper.[8]

Planet kerdil yaitu benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk dapat membentuk bulatan diri tetapi belum dapat membersihkan kawasan sekitarnya.[8] Menurut ruang lingkup ini, Tata Surya memiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9] Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang memiliki orbit di kawasan trans-Neptunus kebanyakan disebut "plutoid".[10] Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari yaitu benda kecil Tata Surya.[8]

Ilmuwan berbakat planet memakai istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu dipakai untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K), sbg contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, yaitu komponen pembentuk utama nyaris semua planet kebumian dan asteroid. Gas yaitu bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida,[11] memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini yaitu komponen utama dari beberapa besar satelit planet raksasa. Beliau juga yaitu komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta beragam benda kecil yang terletak di tidak jauh orbit Neptunus.[12]

Istilah volatiles mencakup semua bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' dapat ditemukan sbg es, cairan, atau gas di beragam bagian Tata Surya.

Zona planet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sabuk Kuiper. (Gambar tak sesuai skala)

Di zona planet dalam, Matahari yaitu pusat Tata Surya dan letaknya sangat tidak jauh dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 kilometer, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya sela 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis sela 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.

Sela Mars dan Yupiter terdapat kawasan yang disebut sabuk asteroid, himpunan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari himpunan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sbg planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).

Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis sela 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.

Jarak rata-rata sela planet-planet dengan Matahari dapat dianggarkan dengan memakai baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak sela jalur edaran orbit-orbit ini probabilitas yaitu efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus yaitu hasil tabrakan kosmis.

Matahari

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Matahari dilihat dan diteliti dari spektrum sinar-X

Matahari yaitu bintang induk Tata Surya dan yaitu komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk dapat mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sebanyak energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam wujud radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.

Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang benar di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas suatu bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini diceritakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari yaitu langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin yaitu umum.[13]

Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum yaitu "puncak hidup" dari suatu bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya yaitu sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]

Matahari secara metalisitas dikategorikan sbg bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih pengahabisan pada tingkat evolusi dunia semesta, sehingga mengandung banyakan unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II".[15] Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum dunia semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.

Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini dianggarkan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet yaitu hasil penggumpalan metal.[16]

Medium antarplanet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lembar arus heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sbg angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar anggaran pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,[17] menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya sangat tak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.

Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, menciptakan cuaca ruang angkasa.[18] Susunan terbesar dari heliosfer dinamai lembar arus heliosfer (heliospheric current sheet), suatu spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Ajang magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tak memiliki ajang magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21] Interaksi sela angin surya dan ajang magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat dilihat dan diteliti tidak jauh kutub magnetik bumi.

Heliosfer juga memerankan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Ajang magnet planet-planet menambah peran perlindungan kemudian. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan daya ajang magnet Matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri yaitu bervariasi, meski tak dikenal seberapa besar.[22]

Medium antarplanet juga yaitu tempat benarnya sangat tak dua kawasan mirip piringan yang mengandung debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan yaitu penyebab cahaya zodiak. Ini probabilitas terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Kawasan kedua membentang sela 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.[24][25]

Tata Surya bagian dalam

Tata Surya bagian dalam yaitu nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup tidak jauh dengan matahari, radius dari seluruh kawasan ini lebih pendek dari jarak sela Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, nyaris tak mempunyai atau tak mempunyai satelit dan tak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama yaitu mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di sela Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) yaitu planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang dikenal yaitu lobed ridges atau rupes, probabilitas terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang nyaris dapat diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.[27] Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius sedang belum dapat dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.[28][29]
Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki kegiatan geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tak memiliki satelit. Venus yaitu planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, probabilitas besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Sejauh ini kegiatan geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tak memiliki ajang magnet yang dapat mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.[31]
Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) yaitu planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang dikenal memiliki kegiatan geologi dan satu-satunya planet yang dikenal memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair yaitu khas di sela planet-planet kebumian dan juga yaitu satu-satunya planet yang dilihat dan diteliti memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berlainan dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya yaitu karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan kegiatan geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga yaitu asteroid yang terjebak gravitasi Mars.[34]

Sabuk asteroid

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Sabuk asteroid utama dan asteroid Troya

Asteroid secara umum yaitu objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.[35]

Sabuk asteroid utama terletak di sela orbit Mars dan Yupiter, tidak berdekatan sela 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga yaitu sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.[36]

Gradasi ukuran asteroid yaitu ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sbg benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sbg planet kerdil bila terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.[37]

Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[38] Walaupun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi.[39] Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin menerobos kawasan ini tanpa mengalami kecelakaan. Asteroid yang berdiameter sela 10 dan 10−4 m disebut meteorid.[40]

Ceres

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Ceres

Ceres (2,77 SA) yaitu benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Diameternya yaitu sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sbg planet ketika ditemukan pada masa zaman ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi.[41] Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sbg planet kerdil.

Kumpulan asteroid

Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kumpulan dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid yaitu asteroid yang mengedari asteroid yang lebih besar. Mereka tak gampang dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala nyaris sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang mungkin yaitu sumber air bumi.[42]

Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang benar di depan dan belakangan suatu orbit planet), sebutan "trojan" sering dipakai untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari suatu planet atau satelit. Kumpulan Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang gunanya kumpulan ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.

Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.

Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di kawasan ini. Badan-badan padat di kawasan ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

Planet-planet luar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara semuanya mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus beberapa besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sbg raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dan diteliti dengan gampang dari bumi.

Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, yaitu 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya yaitu hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sbg contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang dikenal Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.[44] Ganymede, yang yaitu satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesesuaian dengan Yupiter, sbg contoh komposisi atmosfernya. Walaupun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini suatu planet yang sangat tak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang dikenal sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di selanya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski nyaris terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan yaitu satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berfaedah.
Uranus
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, yaitu planet yang sangat ringan di sela planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus memiliki 27 satelit yang dikenal, yang terbesar yaitu Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus
Neptunus (30 SA) walaupun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang dikenal. Yang terbesar, Triton, geologinya giat, dan memiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton yaitu satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga ditemani beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Komet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Komet Hale-Bopp

Komet yaitu badan Tata Surya kecil, kebanyakan hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya lebih jauh dari Pluto. Saat suatu komet memasuki Tata Surya bagian dalam, tidak jauhnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dan diteliti dengan mata telanjang.

Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlanjut ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kumpulan komet, seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan suatu induk tunggal.[49] Beberapa komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.[50] Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sbg asteroid.[51]

Centaur

Centaur yaitu benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya lebih besar dari Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang dikenal yaitu, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km.[52] Centaur temuan pertama, 2060 Chiron, juga diklasifikasikan sbg komet (95P) karena memiliki koma sama seperti komet jikalau mendekati Matahari.[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sbg objek sabuk Kuiper sebaran-ke-dalam (inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di piringan tersebar (outward-scattered residents of the scattered disc).[54]

Kawasan trans-Neptunus

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Plot seluruh objek sabuk Kuiper

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper

Kawasan yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau kawasan trans-Neptunus, beberapa besar belum dieksplorasi. Menurut dugaan kawasan ini beberapa besar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar memiliki diameter seperlima bumi dan bermassa jauh lebih kecil dari bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Kawasan ini juga dikenal sbg kawasan luar Tata Surya, walaupun beragam orang memakai istilah ini untuk kawasan yang terletak melebihi sabuk asteroid.

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper yaitu suatu cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya yaitu es. Sabuk ini terletak sela 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapi dianggarkan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bagian eliptika.

Sabuk Kuiper secara kasar dapat dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi. Resonansi yaitu orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama berasal pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sbg cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 [57]

Pluto dan Charon

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pluto dan ketiga satelitnya

Pluto (rata-rata 39 SA), suatu planet kerdil, yaitu objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sbg planet yang kesembilan, ruang lingkup ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatkannya ruang lingkup resmi planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bagian ekliptika) dan tidak berdekatan 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.

Tak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sbg satelit atau menjadi suatu planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-Charon suatu sistem ganda. Dua satelit yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berfaedah Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki resonansi yang sama disebut plutino.[58]

Haumea dan Makemake

Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) yaitu dua objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea yaitu suatu objek berwujud telur dan memiliki dua satelit. Makemake yaitu objek sangat cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sbg planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh lebih membujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tak dipengaruhi oleh Neptunus, sbg bagian dari kumpulan Objek Sabuk Kuiper klasik.

Piringan tersebar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Eris dan satelitnya Dysnomia

Piringan tersebar (scattered disc) berbentuk dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh lebih luas. Kawasan ini diduga yaitu sumber komet berperioda pendek. Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerak-gerak yang dibuat migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar (scattered disc objects, atau SDO) memiliki perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion nyaris sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga memiliki inklinasi tinggi pada bagian ekliptika dan sering nyaris bersudut siku-siku. Beberapa astronom menggolongkan piringan tersebar hanya sbg bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringan tersebar sbg "objek sabuk Kuiper tersebar" (scattered Kuiper belt objects).[60]

Eris

Eris (rata-rata 68 SA) yaitu objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan menyebabkan mulainya tukar pikiran tentang ruang lingkup planet, karena Eris hanya 5%lebih besar dari Pluto dan memiliki anggaran diameter sekitar 2.400 km. Eris yaitu planet kerdil terbesar yang dikenal dan memiliki satu satelit, Dysnomia.[61] Seperti Pluto, orbitnya memiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bagian ekliptika sangat membujur.

Kawasan terjauh

Titik tempat Tata Surya habis dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batas terjauh pengaruh angin surya kira kira tidak berdekatan empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sbg titik permulaan medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, dianggarkan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.

Heliopause

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Voyager memasuki heliosheath

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang memainkan usaha pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari Matahari pada kawasan lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada kawasan searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk susunan oval yang dikenal sbg heliosheath, dengan akhlak mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batas luar dari heliosfer, heliopause, yaitu titik tempat angin surya beristirahat dan ruang antar bintang berasal.

Wujud dari ujung luar heliosfer probabilitas dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga ajang magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi wujud tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan Matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.

Sejauh ini belum benar kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, suatu tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan pemikiran "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

Awan Oort

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran seorang artis tentang Awan Oort

Secara hipotesa, Awan Oort yaitu suatu massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya yaitu sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Kawasan ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort memainkan usaha sangat lambat dan dapat digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.[62][63]

Sedna

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Foto teleskop Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) yaitu suatu benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tak yaitu bagian dari piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna yaitu objek pertama dari suatu kumpulan baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105. Suatu benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki kumpulan ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melewati ronde yang mirip, meski jauh lebih tidak jauh ke Matahari. Probabilitas besar Sedna yaitu suatu planet kerdil, meski wujud kebulatannya sedang mesti ditentukan dengan pasti.

Batasan-batasan

Banyak hal dari Tata Surya kita yang sedang belum dikenal. Ajang gravitasi Matahari dianggarkan mendominasi gaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA). Anggaran bawah radius Awan Oort, di bidang lain, tak lebih besar dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, kawasan sela Sabuk Kuiper dan Awan Oort, suatu kawasan yang memiliki radius puluhan ribu SA, dapat diceritakan belum dipetakan. Selain itu, juga benar studi yang sedang berlanjut, yang mempelajari kawasan sela Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek baru mungkin sedang akan ditemukan di kawasan yang belum dipetakan.

Dimensi

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

align="left">Sudut inklinasi orbit (°)
KarakteristikMerkuriusVenusBumiMarsYupiterSaturnusUranusNeptunus
Jarak orbit (juta km) (SA)57,91 (0,39)108,21 (0,72)149,60 (1,00)227,94 (1,52)778,41 (5,20)1.426,72 (9,54)2.870,97 (19,19)4.498,25 (30,07)
Waktu edaran (tahun)0,24 (88 hari)0,62 (224 hari)1,001,8811,8629,4584,02164,79
Jangka rotasi58,65 hari243,02 hari23 jam 56 menit24 jam 37 menit9 jam 55 menit10 jam 47 menit17 jam 14 menit16 jam 7 menit
Eksentrisitas edaran0,2060,0070,0170,0930,0480,0540,0470,009
7,003,390,001,851,312,480,771,77
Sudut inklinasi ekuator terhadap orbit (°)0,00177,3623,4525,193,1226,7397,8629,58
Diameter ekuator (km)4.87912.10412.7566.805142.984120.53651.11849.528
Massa (dibanding Bumi)0,060,811,000,15317,895,214,517,1
Kepadatan pertengahan (g/cm³)5,435,245,523,931,330,691,271,64
Suhu permukaanmin.pertengahan

maks.

-173 °C+167 °C

+427 °C

+437 °C+464 °C

+497 °C

-89 °C+15 °C

+58 °C

-133 °C-55 °C

+27 °C

-108 °C-139 °C-197 °C-201 °C

Konteks galaksi

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lukisan artis dari Gelembung Lokal

Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, suatu galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang.[66] Matahari bertempat di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion.[67] Letak Matahari tidak berdekatan sela 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.

Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sbg tahun galaksi Tata Surya.[68] Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta, tidak jauh letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi pengahabisan bintang Vega.[69]

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi memerankan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Wujud orbit bumi yaitu mirip lingkaran dengan kecepatan nyaris sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan.[70]

Tata Surya terletak jauh dari kawasan padat bintang di pusat galaksi. Di kawasan pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan dapat menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini dapat menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.

Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan wujud hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah Matahari dalam wujud debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti beragam benda mirip komet.[71]

Kawasan bagian yang terkait sekitar

Bagian yang terkait galaksi terdekat dari Tata Surya yaitu sesuatu yang dinamai Awan Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble), yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berwujud rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.[72]

Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari Matahari, jumlah bintang relatif sedikit. Bintang yang terdekat yaitu sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang tidak berdekatan 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B yaitu bintang ganda mirip dengan Matahari, sedangkan Centauri C yaitu kerdil merah (disebut juga Proxima Centauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.

Bintang-bintang terdekat berikutnya yaitu suatu kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya), Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya yaitu Sirius, suatu bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' anggaran bermassa dua kali massa Matahari, dan dikelilingi oleh suatu kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya tidak berdekatan 8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya yaitu sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya) dan suatu kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya).[73]

Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari yaitu Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya. Bintang ini anggaran berukuran 80% berat Matahari, tetapi kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%.[74] Planet luar Tata Surya terdekat dari Matahari, yang dikenal sejauh ini yaitu di bintang Epsilon Eridani, suatu bintang yang sedikit lebih pudar dan lebih merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah diputuskan, bernama Epsilon Eridani b, kurang lebih berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.[75]

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penamaan astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi dikapitalisasi namanya (Tata Surya). Namun, istilah ini juga sering ditemui dalam wujud huruf kecil (tata surya)
  2. ^ Lihat Daftar satelit untuk semua satelit alami dari delapan planet dan lima planet kerdil.
  3. ^ Massa Tata Surya tak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, dapat dihitung dengan menambahkan semua massa objek terbesar yang dihitung dan memakai perhitungan kasar untuk massa awan Oort (sekitar 3 kali massa Bumi),,[76] sabuk Kuiper (sekitar 0,1 kali massa Bumi)[55] dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kali massa Bumi)[39] dengan total massa ~37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar Matahari. Bila diturunkan dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya ~31 kali massa Bumi), sisanya ~6 kali massa Bumi yaitu 1,3 persen dari massa semuanya.
  4. ^ Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA jaraknya sekitar jarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto tidak berdekatan sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter 5,2 SA. Satu tahun cahaya yaitu 63.240 SA...

Pustaka

  1. ^ Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralogical Works), (Principia, Volume 1)
  2. ^ See, T. J. J. (1909). "The Past History of the Earth as Inferred from the Mode of Formation of the Solar System". Proceedings of the American Philosophical Society 48: 119. Retrieved 2006-07-23. 
  3. ^ a b c M. M. Woolfson (1993). "The Solar System: Its Origin and Evolution". Journal of the Royal Astronomical Society 34: 1–20. Retrieved 2008-04-16. 
  4. ^ Benjamin Crowell (1998-2006). "5". Conservation Laws. lightandmatter.com. 
  5. ^ M Woolfson (2000). "The origin and evolution of the solar system". Astronomy & Geophysics 41: 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x. 
  6. ^ nineplanets.org. "An Overview of the Solar System". Retrieved 2007-02-15. 
  7. ^ Amir Alexander (2006). "New Horizons Set to Launch on 9-Year Voyage to Pluto and the Kuiper Belt". The Planetary Society. Retrieved 2006-11-08. 
  8. ^ a b c "The Final IAU Resolution on the definition of "planet" ready for voting". IAU. 2006-08-24. Retrieved 2007-03-02. 
  9. ^ "Dwarf Planets and their Systems". Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). U.S. Geological Survey. 2008-11-07. Retrieved 2008-07-13. 
  10. ^ "Plutoid chosen as name for Solar System objects like Pluto". International Astronomical Union (News Release - IAU0804), Paris. 11 June 2008. Retrieved 2008-06-11. 
  11. ^ Feaga, L (2007). "Asymmetries in the distribution of H2O and CO2 in the inner coma of Comet 9P/Tempel 1 as observed by Deep Impact". Icarus 190: 345. Bibcode:2007Icar..190..345F. doi:10.1016/j.icarus.2007.04.009. 
  12. ^ Michael Zellik (2002). Astronomy: The Evolving Universe (9th ed.). Cambridge University Press. p. 240. ISBN 0521800900. OCLC 223304585 46685453. 
  13. ^ Smart, R. L.; Carollo, D.; Lattanzi, M. G.; McLean, B.; Spagna, A. (2001). "The Second Guide Star Catalogue and Cool Stars". Perkins Observatory. Retrieved 2006-12-26. 
  14. ^ Nir J. Shaviv (2003). "Towards a Solution to the Early Faint Sun Paradox: A Lower Cosmic Ray Flux from a Stronger Solar Wind". Journal of Geophysical Research 108: 1437. doi:10.1029/2003JA009997. Retrieved 20090126. 
  15. ^ T. S. van Albada, Norman Baker (1973). "On the Two Oosterhoff Groups of Globular Clusters". Astrophysical Journal 185: 477–498. doi:10.1086/152434. 
  16. ^ Charles H. Lineweaver (2001-03-09). "An Estimate of the Age Distribution of Terrestrial Planets in the Universe: Quantifying Metallicity as a Selection Effect". University of New South Wales. Retrieved 2006-07-23. 
  17. ^ "Solar Physics: The Solar Wind". Marshall Space Flight Center. 2006-07-16. Retrieved 2006-10-03. 
  18. ^ Phillips, Tony (2001-02-15). "The Sun Does a Flip". Science@NASA. Retrieved 2007-02-04. 
  19. ^ A Star with two North Poles, April 22, 2003, Science @ NASA
  20. ^ Riley, Pete; Linker, J. A.; Mikić, Z., "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations", (2002) Journal of Geophysical Research (Space Physics), Volume 107, Issue A7, pp. SSH 8-1, CiteID 1136, DOI 10.1029/2001JA000299. (Full text)
  21. ^ Lundin, Richard (2001-03-09). "Erosion by the Solar Wind". Science 291 (5510): 1909. DOI:10.1126/science.1059763  abstract  full text.
  22. ^ Langner, U. W.; M.S. Potgieter (2005). "Effects of the position of the solar wind termination shock and the heliopause on the heliospheric modulation of cosmic rays". Advances in Space Research 35 (12): 2084–2090. doi:10.1016/j.asr.2004.12.005. Retrieved 2007-02-11. 
  23. ^ "Long-term Evolution of the Zodiacal Cloud". 1998. Retrieved 2007-02-03. 
  24. ^ "ESA scientist discovers a way to shortlist stars that might have planets". ESA Science and Technology. 2003. Retrieved 2007-02-03. 
  25. ^ Landgraf, M.; Liou, J.-C.; Zook, H. A.; Grün, E. (May 2002). "Origins of Solar System Dust beyond Jupiter". The Astronomical Journal 123 (5): 2857–2861. doi:10.1086/339704. Retrieved 2007-02-09. 
  26. ^ Schenk P., Melosh H.J. (1994), Lobate Thrust Scarps and the Thickness of Mercury's Lithosphere, Abstracts of the 25th Lunar and Planetary Science Conference, 1994LPI....25.1203S
  27. ^ Bill Arnett (2006). "Mercury". The Nine Planets. Retrieved 2006-09-14. 
  28. ^ Benz, W., Slattery, W. L., Cameron, A. G. W. (1988), Collisional stripping of Mercury's mantle, Icarus, v. 74, p. 516–528.
  29. ^ Cameron, A. G. W. (1985), The partial volatilization of Mercury, Icarus, v. 64, p. 285–294.
  30. ^ Mark Alan Bullock. "The Stability of Climate on Venus" (PDF). Southwest Research Institute. Diakses pada 26 Desember 2006.
  31. ^ Paul Rincon (1999). "Climate Change as a Regulator of Tectonics on Venus" (PDF). Johnson Space Center Houston, TX, Institute of Meteoritics, University of New Mexico, Albuquerque, NM. Retrieved 2006-11-19. 
  32. ^ Anne E. Egger, M.A./M.S. "Earth's Atmosphere: Composition and Structure". VisionLearning.com. Retrieved 2006-12-26. 
  33. ^ David Noever (2004). "Modern Martian Marvels: Volcanoes?". NASA Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-07-23. 
  34. ^ Scott S. Sheppard, David Jewitt, and Jan Kleyna (2004). "A Survey for Outer Satellites of Mars: Limits to Completeness". The Astronomical Journal. Retrieved 2006-12-26. 
  35. ^ "Are Kuiper Belt Objects asteroids? Are large Kuiper Belt Objects planets?". Cornell University. Retrieved 2009-03-01. 
  36. ^ Petit, J.-M.; Morbidelli, A.; Chambers, J. (2001). "The Primordial Excitation and Clearing of the Asteroid Belt" (PDF). Icarus 153: 338–347. doi:10.1006/icar.2001.6702. Retrieved 2007-03-22. 
  37. ^ "IAU Planet Definition Committee". International Astronomical Union. 2006. Retrieved 2009-03-01. 
  38. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". ESA. 2002. Retrieved 2006-06-23. 
  39. ^ a b Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (July 2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus 158 (1): 98–105. doi:10.1006/icar.2002.6837. 
  40. ^ Beech, M.; Duncan I. Steel (September 1995). "On the Definition of the Term Meteoroid". Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society 36 (3): 281–284. Retrieved 2006-08-31. 
  41. ^ "History and Discovery of Asteroids" (DOC). NASA. Retrieved 2006-08-29. 
  42. ^ Phil Berardelli (2006). "Main-Belt Comets May Have Been Source Of Earths Water". SpaceDaily. Retrieved 2006-06-23. 
  43. ^ Jack J. Lissauer, David J. Stevenson (2006). "Formation of Giant Planets" (PDF). NASA Ames Research Center; California Institute of Technology. Retrieved 2006-01-16. 
  44. ^ Pappalardo, R T (1999). "Geology of the Icy Galilean Satellites: A Framework for Compositional Studies". Brown University. Retrieved 2006-01-16. 
  45. ^ J. S. Kargel (1994). "Cryovolcanism on the icy satellites". U.S. Geological Survey. Retrieved 2006-01-16. 
  46. ^ Hawksett, David; Longstaff, Alan; Cooper, Keith; Clark, Stuart (2005). "10 Mysteries of the Solar System". Astronomy Now. Retrieved 2006-01-16. 
  47. ^ Podolak, M.; Reynolds, R. T.; Young, R. (1990). "Post Voyager comparisons of the interiors of Uranus and Neptune". NASA, Ames Research Center. Retrieved 2006-01-16. 
  48. ^ Duxbury, N.S., Brown, R.H. (1995). "The Plausibility of Boiling Geysers on Triton". Beacon eSpace. Retrieved 2006-01-16. 
  49. ^ Sekanina, Zdenek (2001). "Kreutz sungrazers: the ultimate case of cometary fragmentation and disintegration?". Publications of the Astronomical Institute of the Academy of Sciences of the Czech Republic. 89 p.78–93. 
  50. ^ Królikowska, M. (2001). "A study of the original orbits of hyperbolic comets". Astronomy & Astrophysics 376 (1): 316–324. doi:10.1051/0004-6361:20010945. Retrieved 2007-01-02. 
  51. ^ Fred L. Whipple (1992-04). "The activities of comets related to their aging and origin". Retrieved 2006-12-26. 
  52. ^ John Stansberry, Will Grundy, Mike Brown, Dale Cruikshank, John Spencer, David Trilling, Jean-Luc Margot (2007). "Physical Properties of Kuiper Belt and Centaur Objects: Constraints from Spitzer Space Telescope". Retrieved 2008-09-21. 
  53. ^ Patrick Vanouplines (1995). "Chiron biography". Vrije Universitiet Brussel. Retrieved 2006-06-23. 
  54. ^ "List Of Centaurs and Scattered-Disk Objects". IAU: Minor Planet Center. Retrieved 2007-04-02. 
  55. ^ a b Audrey Delsanti and David Jewitt (2006). "The Solar System Beyond The Planets" (PDF). Institute for Astronomy, University of Hawaii. Retrieved 2007-01-03. 
  56. ^ M. W. Buie, R. L. Millis, L. H. Wasserman, J. L. Elliot, S. D. Kern, K. B. Clancy, E. I. Chiang, A. B. Jordan, K. J. Meech, R. M. Wagner, D. E. Trilling (2005). "Procedures, Resources and Selected Results of the Deep Ecliptic Survey". Lowell Observatory, University of Pennsylvania, Large Binocular Telescope Observatory, Massachusetts Institute of Technology, University of Hawaii, University of California at Berkeley. Retrieved 2006-09-07. 
  57. ^ E. Dotto1, M.A. Barucci2, and M. Fulchignoni (2006-08-24). "Beyond Neptune, the new frontier of the Solar System" (PDF). Retrieved 2006-12-26. 
  58. ^ Fajans, J., L. Frièdland (October 2001). "Autoresonant (nonstationary) excitation of pendulums, Plutinos, plasmas, and other nonlinear oscillators". American Journal of Physics 69 (10): 1096–1102. DOI:10.1119/1.1389278  abstract  full text.
  59. ^ Marc W. Buie (2008-04-05). "Orbit Fit and Astrometric record for 136472". SwRI (Space Science Department). Retrieved 2008-07-13. 
  60. ^ David Jewitt (2005). "The 1000 kilometer Scale KBOs". University of Hawaii. Retrieved 2006-07-16. 
  61. ^ Mike Brown (2005). "The discovery of 2003 UB313 Eris, the 10th planet largest known dwarf planet.". CalTech. Retrieved 2006-09-15. 
  62. ^ Stern SA, Weissman PR. (2001). "Rapid collisional evolution of comets during the formation of the Oort cloud.". Space Studies Department, Southwest Research Institute, Boulder, Colorado. Retrieved 2006-11-19. 
  63. ^ Bill Arnett (2006). "The Kuiper Belt and the Oort Cloud". nineplanets.org. Retrieved 2006-06-23. 
  64. ^ T. Encrenaz, JP. Bibring, M. Blanc, MA. Barucci, F. Roques, PH. Zarka (2004). The Solar System: Third edition. Springer. p. 1. 
  65. ^ Durda D.D.; Stern S.A.; Colwell W.B.; Parker J.W.; Levison H.F.; Hassler D.M. (2004). "A New Observational Search for Vulcanoids in SOHO/LASCO Coronagraph Images". Retrieved 2006-07-23. 
  66. ^ A.D. Dolgov (2003). "Magnetic fields in cosmology". Retrieved 2006-07-23. 
  67. ^ R. Drimmel, D. N. Spergel (2001). "Three Dimensional Structure of the Milky Way Disk". Retrieved 2006-07-23. 
  68. ^ Leong, Stacy (2002). "Period of the Sun's Orbit around the Galaxy (Cosmic Year". The Physics Factbook. Retrieved 2007-04-02. 
  69. ^ C. Barbieri (2003). "Elementi di Astronomia e Astrofisica per il Corso di Ingegneria Aerospaziale V settimana". IdealStars.com. Retrieved 2007-02-12. 
  70. ^ Leslie Mullen (2001). "Galactic Habitable Zones". Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-06-23. 
  71. ^ "Supernova Explosion May Have Caused Mammoth Extinction". Physorg.com. 2005. Retrieved 2007-02-02. 
  72. ^ "Near-Earth Supernovas". NASA. Retrieved 2006-07-23. 
  73. ^ "Stars within 10 light years". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  74. ^ "Tau Ceti". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  75. ^ "HUBBLE ZEROES IN ON NEAREST KNOWN EXOPLANET". Hubblesite. 2006. 
  76. ^ Alessandro Morbidelli (2006). "Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs". CNRS, Observatoire de la Côte d’Azur. Retrieved 2007-08-03. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Animasi interaktif Tata Surya dalam bahasa Indonesia
  • (Indonesia) Suatu applet yang menunjukkan lokasi pada saat ini bintang-bintang dan planet-planet di langit malam.
  • (Inggris) Animasi interaktif planet-planet (145 tingkat zoom dan sebanyak efek waktu)
  • (Inggris) solarviews.com, tampilan multimedia Tata Surya.
  • (Inggris) Simulator Tata Surya milik NASA

Sumber :
ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.


Page 2

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris.

Tata Surya[a] yaitu himpunan benda langit yang terdiri atas suatu bintang yang disebut Matahari dan seluruh objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah dikenal dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar yaitu Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort dianggarkan terletak di daerah terjauh yang tidak berdekatan sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta kilometer), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, benar lima objek angkasa yang diklasifikasikan sbg planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, benar lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta kilometer. di sabuk asteroid; dahulunya diklasifikasikan sbg planet kelima), Pluto (5.906 juta kilometer.; dahulunya diklasifikasikan sbg planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Asal usul

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah diceritakan para berbakat, beberapa di selanya adalah:

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali diceritakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya sedang berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang beberapa akbar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan pengahabisannya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Dampak gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk nyaris melingkar dari planet-planet yaitu konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali diceritakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk dampak benarnya bintang lain yang lewat cukup tidak jauh dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama ronde internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara beberapa akbar materi tertarik kembali, beberapa lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang akbar sbg protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali diceritakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain untuk Matahari. Kondisi yang nyaris bertabrakan menyebabkan tertariknya sebanyak akbar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu nyaris tak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[4]

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya diceritakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya diceritakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang nyaris sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tak meledak dan mulai mengelilinginya.

Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka seluruh mampu dilihat dan diamati dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu ilmu dan teknologi pengamatan pada lima masa zaman lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tak mampu dilihat dan diamati melewati mata telanjang.

Karena teleskop Galileo mampu mengamati lebih tajam, beliau mampu melihat beragam perubahan bangun penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sbg dampak perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari yaitu pusat dunia semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris yaitu Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang benar nyaris 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melewati Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit kemudian

Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini benar yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.

Pada kala Pluto ditemukan, beliau hanya dikenal sbg satu-satunya objek angkasa yang benar setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sbg planet yang sebenarnya karena ukurannya tak berbeda jauh dengan Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin benar sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sbg Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper yaitu bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di selanya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini dikenal juga memiliki satelit pada Januari 2005 walaupun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya yaitu penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih akbar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.

Susunan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Perbanding relatif massa planet. Yupiter yaitu 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tak nampak dalam diagram di atas.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

Illustrasi skala

Komponen utama sistem Tata Surya yaitu matahari, suatu bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup anggaran 90 persen massa selebihnya.[c]

Nyaris seluruh objek-objek akbar yang mengorbit Matahari terletak pada bagian edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Seluruh planet terletak sangat tidak jauh pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper kebanyakan memiliki beda sudut yang sangat akbar dibandingkan ekliptika.

Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat dan diamati dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.

Hukum Gerak-gerak yang dibuat Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari memainkan usaha mengikuti bangun elips dengan Matahari sbg salah satu titik fokusnya. Objek yang tidak berdekatan lebih tidak jauh dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak sela objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat sela objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Seluruh objek Tata Surya memainkan usaha tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet mampu dibilang nyaris berbentuk lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berbentuk elips.

Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak sela orbit yang sama sela satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, semakin jauh letak suatu planet atau sabuk dari Matahari, semakin akbar jarak sela objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sbg contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus yaitu 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tak satu teori pun telah diterima.

Nyaris seluruh planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan yaitu benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih akbar dari planet. Nyaris seluruh satelit alami yang sangat akbar terletak di orbit sinkron, dengan satu bidang satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang mengandung partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

Terminologi

Secara tidak resmi, Tata Surya mampu dibagi menjadi tiga daerah. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada daerah yang lebih jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.[6] Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berbeda tersendiri yang meliputi seluruh objek melampaui Neptunus.[7]

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari mampu diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet yaitu suatu badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup akbar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan seluruh objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan definisi ini, Tata Surya memiliki delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tak mampu membersihkan orbitnya dari objek-objek Sabuk Kuiper.[8]

Planet kerdil yaitu benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk mampu membentuk bulatan diri tetapi belum mampu membersihkan daerah sekitarnya.[8] Menurut definisi ini, Tata Surya memiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9] Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang memiliki orbit di daerah trans-Neptunus kebanyakan disebut "plutoid".[10] Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari yaitu benda kecil Tata Surya.[8]

Ilmuwan berbakat planet memakai istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu dipakai untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih akbar dari 500 K), sbg contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, yaitu komponen pembentuk utama nyaris seluruh planet kebumian dan asteroid. Gas yaitu bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti cairan, metana, amonia dan karbon dioksida,[11] memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini yaitu komponen utama dari beberapa akbar satelit planet raksasa. Beliau juga yaitu komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta beragam benda kecil yang terletak di tidak jauh orbit Neptunus.[12]

Istilah volatiles mencakup seluruh bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' mampu ditemukan sbg es, cairan, atau gas di beragam bagian Tata Surya.

Zona planet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sabuk Kuiper. (Gambar tak sesuai skala)

Di zona planet dalam, Matahari yaitu pusat Tata Surya dan letaknya sangat tidak jauh dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 kilometer, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya sela 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis sela 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.

Sela Mars dan Yupiter terdapat daerah yang disebut sabuk asteroid, himpunan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari himpunan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sbg planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).

Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis sela 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.

Jarak rata-rata sela planet-planet dengan Matahari mampu dianggarkan dengan memakai baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak sela jalur edaran orbit-orbit ini probabilitas yaitu efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus yaitu hasil tabrakan kosmis.

Matahari

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Matahari dilihat dan diamati dari spektrum sinar-X

Matahari yaitu bintang induk Tata Surya dan yaitu komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang akbar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup akbar untuk mampu mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sebanyak energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bangun radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.

Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini mampu menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang benar di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup akbar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas suatu bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dinyatakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari yaitu langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin yaitu umum.[13]

Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum yaitu "puncak hidup" dari suatu bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Kala ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya yaitu sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]

Matahari secara metalisitas dikategorikan sbg bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih pengahabisan pada tingkat evolusi dunia semesta, sehingga mengandung banyakan unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II".[15] Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum dunia semesta mampu dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.

Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini dianggarkan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet yaitu hasil penggumpalan metal.[16]

Medium antarplanet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lembar arus heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sbg angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar anggaran pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,[17] membuat atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya sangat tak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.

Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, membuat cuaca ruang angkasa.[18] Susunan terbesar dari heliosfer dinamai lembar arus heliosfer (heliospheric current sheet), suatu spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Ajang magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tak memiliki ajang magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21] Interaksi sela angin surya dan ajang magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang mampu dilihat dan diamati tidak jauh kutub magnetik bumi.

Heliosfer juga memerankan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Ajang magnet planet-planet menambah peran perlindungan kemudian. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan daya ajang magnet Matahari merasakan perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri yaitu bervariasi, meski tak dikenal seberapa akbar.[22]

Medium antarplanet juga yaitu tempat benarnya sangat tak dua daerah mirip piringan yang mengandung debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan yaitu penyebab cahaya zodiak. Ini probabilitas terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Daerah kedua membentang sela 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.[24][25]

Tata Surya bagian dalam

Tata Surya bagian dalam yaitu nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup tidak jauh dengan matahari, radius dari seluruh daerah ini lebih pendek dari jarak sela Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, nyaris tak mempunyai atau tak mempunyai satelit dan tak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama yaitu mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, seluruhnya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di sela Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) yaitu planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang dikenal yaitu lobed ridges atau rupes, probabilitas terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang nyaris mampu diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.[27] Akbarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius sedang belum mampu dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.[28][29]
Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki kegiatan geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tak memiliki satelit. Venus yaitu planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, probabilitas akbar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Sejauh ini kegiatan geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tak memiliki ajang magnet yang mampu mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.[31]
Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) yaitu planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang dikenal memiliki kegiatan geologi dan satu-satunya planet yang dikenal memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair yaitu khas di sela planet-planet kebumian dan juga yaitu satu-satunya planet yang dilihat dan diamati memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit akbar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya yaitu karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan kegiatan geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga yaitu asteroid yang terjebak gravitasi Mars.[34]

Sabuk asteroid

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Sabuk asteroid utama dan asteroid Troya

Asteroid secara umum yaitu objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.[35]

Sabuk asteroid utama terletak di sela orbit Mars dan Yupiter, tidak berdekatan sela 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga yaitu sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.[36]

Gradasi ukuran asteroid yaitu ratusan kilometer sampai mikroskopis. Seluruh asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sbg benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sbg planet kerdil bila terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.[37]

Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[38] Walaupun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi.[39] Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin menerobos daerah ini tanpa merasakan kecelakaan. Asteroid yang berdiameter sela 10 dan 10−4 m disebut meteorid.[40]

Ceres

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Ceres

Ceres (2,77 SA) yaitu benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Diameternya yaitu sedikit kurang dari 1000 km, cukup akbar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sbg planet ketika ditemukan pada masa zaman ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi.[41] Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sbg planet kerdil.

Kumpulan asteroid

Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kumpulan dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid yaitu asteroid yang mengedari asteroid yang lebih akbar. Mereka tak mudah dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala nyaris sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang mungkin yaitu sumber cairan bumi.[42]

Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang benar di depan dan belakangan suatu orbit planet), sebutan "trojan" sering dipakai untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari suatu planet atau satelit. Kumpulan Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang berfaedah kumpulan ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.

Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.

Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini. Badan-badan padat di daerah ini mengandung jumlah volatil (contoh: cairan, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

Planet-planet luar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara keseluruhan mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus beberapa akbar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih akbar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sbg raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini seluruhnya memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang mampu dilihat dan diamati dengan mudah dari bumi.

Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, yaitu 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya yaitu hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sbg contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang dikenal Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.[44] Ganymede, yang yaitu satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih akbar dari Merkurius.
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, sbg contoh komposisi atmosfernya. Walaupun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini suatu planet yang sangat tak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang dikenal sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di selanya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski nyaris terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran lebih akbar dari Merkurius dan yaitu satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berfaedah.
Uranus
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, yaitu planet yang sangat ringan di sela planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus memiliki 27 satelit yang dikenal, yang terbesar yaitu Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus
Neptunus (30 SA) walaupun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang dikenal. Yang terbesar, Triton, geologinya giat, dan memiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton yaitu satu-satunya satelit akbar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga ditemani beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Komet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Komet Hale-Bopp

Komet yaitu badan Tata Surya kecil, kebanyakan hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya lebih jauh dari Pluto. Kala suatu komet memasuki Tata Surya bagian dalam, tidak jauhnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering mampu dilihat dan diamati dengan mata telanjang.

Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlanjut ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kumpulan komet, seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan suatu induk tunggal.[49] Beberapa komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.[50] Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sbg asteroid.[51]

Centaur

Centaur yaitu benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya lebih akbar dari Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang dikenal yaitu, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km.[52] Centaur temuan pertama, 2060 Chiron, juga diklasifikasikan sbg komet (95P) karena memiliki koma sama seperti komet jikalau mendekati Matahari.[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sbg objek sabuk Kuiper sebaran-ke-dalam (inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di piringan tersebar (outward-scattered residents of the scattered disc).[54]

Daerah trans-Neptunus

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Plot seluruh objek sabuk Kuiper

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper

Daerah yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau daerah trans-Neptunus, beberapa akbar belum dieksplorasi. Menurut dugaan daerah ini beberapa akbar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar memiliki diameter seperlima bumi dan bermassa jauh lebih kecil dari bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Daerah ini juga dikenal sbg daerah luar Tata Surya, walaupun beragam orang memakai istilah ini untuk daerah yang terletak melebihi sabuk asteroid.

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper yaitu suatu cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya yaitu es. Sabuk ini terletak sela 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapi dianggarkan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bagian eliptika.

Sabuk Kuiper secara kasar mampu dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi. Resonansi yaitu orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama berasal pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sbg cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 [57]

Pluto dan Charon

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pluto dan ketiga satelitnya

Pluto (rata-rata 39 SA), suatu planet kerdil, yaitu objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sbg planet yang kesembilan, definisi ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatkannya definisi resmi planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bagian ekliptika) dan tidak berdekatan 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.

Tak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sbg satelit atau menjadi suatu planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-Charon suatu sistem ganda. Dua satelit yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berfaedah Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki resonansi yang sama disebut plutino.[58]

Haumea dan Makemake

Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) yaitu dua objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea yaitu suatu objek berbentuk telur dan memiliki dua satelit. Makemake yaitu objek sangat cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sbg planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh lebih membujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tak dipengaruhi oleh Neptunus, sbg bagian dari kumpulan Objek Sabuk Kuiper klasik.

Piringan tersebar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Eris dan satelitnya Dysnomia

Piringan tersebar (scattered disc) berbentuk dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh lebih luas. Daerah ini diduga yaitu sumber komet berperioda pendek. Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerak-gerak yang dibuat migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar (scattered disc objects, atau SDO) memiliki perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion nyaris sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga memiliki inklinasi tinggi pada bagian ekliptika dan sering nyaris bersudut siku-siku. Beberapa astronom menggolongkan piringan tersebar hanya sbg bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringan tersebar sbg "objek sabuk Kuiper tersebar" (scattered Kuiper belt objects).[60]

Eris

Eris (rata-rata 68 SA) yaitu objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan menyebabkan mulainya tukar pikiran tentang definisi planet, karena Eris hanya 5%lebih akbar dari Pluto dan memiliki anggaran diameter sekitar 2.400 km. Eris yaitu planet kerdil terbesar yang dikenal dan memiliki satu satelit, Dysnomia.[61] Seperti Pluto, orbitnya memiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bagian ekliptika sangat membujur.

Daerah terjauh

Titik tempat Tata Surya pengahabisannya dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batas terjauh pengaruh angin surya kira kira tidak berdekatan empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sbg titik permulaan medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, dianggarkan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.

Heliopause

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Voyager memasuki heliosheath

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang memainkan usaha pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari Matahari pada daerah lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada daerah searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk susunan oval yang dikenal sbg heliosheath, dengan adab mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batas luar dari heliosfer, heliopause, yaitu titik tempat angin surya beristirahat dan ruang antar bintang berasal.

Bangun dari ujung luar heliosfer probabilitas dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga ajang magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi bangun tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan Matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.

Sejauh ini belum benar kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, suatu tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan pemikiran "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

Awan Oort

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran seorang artis tentang Awan Oort

Secara hipotesa, Awan Oort yaitu suatu massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya yaitu sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Daerah ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort memainkan usaha sangat lambat dan mampu digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.[62][63]

Sedna

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Foto teleskop Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) yaitu suatu benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tak yaitu bagian dari piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna yaitu objek pertama dari suatu kumpulan baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105. Suatu benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki kumpulan ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melewati ronde yang mirip, meski jauh lebih tidak jauh ke Matahari. Probabilitas akbar Sedna yaitu suatu planet kerdil, meski bangun kebulatannya sedang mesti ditentukan dengan pasti.

Batasan-batasan

Banyak hal dari Tata Surya kita yang sedang belum dikenal. Ajang gravitasi Matahari dianggarkan mendominasi gaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA). Anggaran bawah radius Awan Oort, di bidang lain, tak lebih akbar dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, daerah sela Sabuk Kuiper dan Awan Oort, suatu daerah yang memiliki radius puluhan ribu SA, mampu dinyatakan belum dipetakan. Selain itu, juga benar studi yang sedang berjalan, yang mempelajari daerah sela Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek baru mungkin sedang akan ditemukan di daerah yang belum dipetakan.

Dimensi

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

Konteks galaksi

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lukisan artis dari Gelembung Lokal

Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, suatu galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang.[66] Matahari bertempat di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion.[67] Letak Matahari tidak berdekatan sela 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.

Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sbg tahun galaksi Tata Surya.[68] Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta, tidak jauh letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi pengahabisan bintang Vega.[69]

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi memerankan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bangun orbit bumi yaitu mirip lingkaran dengan kecepatan nyaris sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat akbar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan.[70]

Tata Surya terletak jauh dari daerah padat bintang di pusat galaksi. Di daerah pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan mampu menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini mampu menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.

Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan bangun hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah Matahari dalam bangun debu radiasi atau bahan yang lebih akbar lainnya, seperti beragam benda mirip komet.[71]

Daerah bagian yang terkait sekitar

Bagian yang terkait galaksi terdekat dari Tata Surya yaitu sesuatu yang dinamai Awan Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble), yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berbentuk rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.[72]

Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari Matahari, jumlah bintang relatif sedikit. Bintang yang terdekat yaitu sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang tidak berdekatan 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B yaitu bintang ganda mirip dengan Matahari, sedangkan Centauri C yaitu kerdil merah (disebut juga Proxima Centauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.

Bintang-bintang terdekat berikutnya yaitu suatu kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya), Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya yaitu Sirius, suatu bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' anggaran bermassa dua kali massa Matahari, dan dikelilingi oleh suatu kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya tidak berdekatan 8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya yaitu sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya) dan suatu kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya).[73]

Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari yaitu Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya. Bintang ini anggaran berukuran 80% berat Matahari, tetapi kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%.[74] Planet luar Tata Surya terdekat dari Matahari, yang dikenal sejauh ini yaitu di bintang Epsilon Eridani, suatu bintang yang sedikit lebih pudar dan lebih merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah diputuskan, bernama Epsilon Eridani b, kurang lebih berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.[75]

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penamaan astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi dikapitalisasi namanya (Tata Surya). Namun, istilah ini juga sering ditemui dalam bangun huruf kecil (tata surya)
  2. ^ Lihat Daftar satelit untuk seluruh satelit alami dari delapan planet dan lima planet kerdil.
  3. ^ Massa Tata Surya tak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, mampu dihitung dengan menambahkan seluruh massa objek terbesar yang dihitung dan memakai perhitungan kasar untuk massa awan Oort (sekitar 3 kali massa Bumi),,[76] sabuk Kuiper (sekitar 0,1 kali massa Bumi)[55] dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kali massa Bumi)[39] dengan total massa ~37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar Matahari. Bila diturunkan dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya ~31 kali massa Bumi), sisanya ~6 kali massa Bumi yaitu 1,3 persen dari massa keseluruhan.
  4. ^ Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA jaraknya sekitar jarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto tidak berdekatan sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter 5,2 SA. Satu tahun cahaya yaitu 63.240 SA...

Pustaka

  1. ^ Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralogical Works), (Principia, Volume 1)
  2. ^ See, T. J. J. (1909). "The Past History of the Earth as Inferred from the Mode of Formation of the Solar System". Proceedings of the American Philosophical Society 48: 119. Retrieved 2006-07-23. 
  3. ^ a b c M. M. Woolfson (1993). "The Solar System: Its Origin and Evolution". Journal of the Royal Astronomical Society 34: 1–20. Retrieved 2008-04-16. 
  4. ^ Benjamin Crowell (1998-2006). "5". Conservation Laws. lightandmatter.com. 
  5. ^ M Woolfson (2000). "The origin and evolution of the solar system". Astronomy & Geophysics 41: 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x. 
  6. ^ nineplanets.org. "An Overview of the Solar System". Retrieved 2007-02-15. 
  7. ^ Amir Alexander (2006). "New Horizons Set to Launch on 9-Year Voyage to Pluto and the Kuiper Belt". The Planetary Society. Retrieved 2006-11-08. 
  8. ^ a b c "The Final IAU Resolution on the definition of "planet" ready for voting". IAU. 2006-08-24. Retrieved 2007-03-02. 
  9. ^ "Dwarf Planets and their Systems". Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). U.S. Geological Survey. 2008-11-07. Retrieved 2008-07-13. 
  10. ^ "Plutoid chosen as name for Solar System objects like Pluto". International Astronomical Union (News Release - IAU0804), Paris. 11 June 2008. Retrieved 2008-06-11. 
  11. ^ Feaga, L (2007). "Asymmetries in the distribution of H2O and CO2 in the inner coma of Comet 9P/Tempel 1 as observed by Deep Impact". Icarus 190: 345. Bibcode:2007Icar..190..345F. doi:10.1016/j.icarus.2007.04.009. 
  12. ^ Michael Zellik (2002). Astronomy: The Evolving Universe (9th ed.). Cambridge University Press. p. 240. ISBN 0521800900. OCLC 223304585 46685453. 
  13. ^ Smart, R. L.; Carollo, D.; Lattanzi, M. G.; McLean, B.; Spagna, A. (2001). "The Second Guide Star Catalogue and Cool Stars". Perkins Observatory. Retrieved 2006-12-26. 
  14. ^ Nir J. Shaviv (2003). "Towards a Solution to the Early Faint Sun Paradox: A Lower Cosmic Ray Flux from a Stronger Solar Wind". Journal of Geophysical Research 108: 1437. doi:10.1029/2003JA009997. Retrieved 20090126. 
  15. ^ T. S. van Albada, Norman Baker (1973). "On the Two Oosterhoff Groups of Globular Clusters". Astrophysical Journal 185: 477–498. doi:10.1086/152434. 
  16. ^ Charles H. Lineweaver (2001-03-09). "An Estimate of the Age Distribution of Terrestrial Planets in the Universe: Quantifying Metallicity as a Selection Effect". University of New South Wales. Retrieved 2006-07-23. 
  17. ^ "Solar Physics: The Solar Wind". Marshall Space Flight Center. 2006-07-16. Retrieved 2006-10-03. 
  18. ^ Phillips, Tony (2001-02-15). "The Sun Does a Flip". Science@NASA. Retrieved 2007-02-04. 
  19. ^ A Star with two North Poles, April 22, 2003, Science @ NASA
  20. ^ Riley, Pete; Linker, J. A.; Mikić, Z., "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations", (2002) Journal of Geophysical Research (Space Physics), Volume 107, Issue A7, pp. SSH 8-1, CiteID 1136, DOI 10.1029/2001JA000299. (Full text)
  21. ^ Lundin, Richard (2001-03-09). "Erosion by the Solar Wind". Science 291 (5510): 1909. DOI:10.1126/science.1059763  abstract  full text.
  22. ^ Langner, U. W.; M.S. Potgieter (2005). "Effects of the position of the solar wind termination shock and the heliopause on the heliospheric modulation of cosmic rays". Advances in Space Research 35 (12): 2084–2090. doi:10.1016/j.asr.2004.12.005. Retrieved 2007-02-11. 
  23. ^ "Long-term Evolution of the Zodiacal Cloud". 1998. Retrieved 2007-02-03. 
  24. ^ "ESA scientist discovers a way to shortlist stars that might have planets". ESA Science and Technology. 2003. Retrieved 2007-02-03. 
  25. ^ Landgraf, M.; Liou, J.-C.; Zook, H. A.; Grün, E. (May 2002). "Origins of Solar System Dust beyond Jupiter". The Astronomical Journal 123 (5): 2857–2861. doi:10.1086/339704. Retrieved 2007-02-09. 
  26. ^ Schenk P., Melosh H.J. (1994), Lobate Thrust Scarps and the Thickness of Mercury's Lithosphere, Abstracts of the 25th Lunar and Planetary Science Conference, 1994LPI....25.1203S
  27. ^ Bill Arnett (2006). "Mercury". The Nine Planets. Retrieved 2006-09-14. 
  28. ^ Benz, W., Slattery, W. L., Cameron, A. G. W. (1988), Collisional stripping of Mercury's mantle, Icarus, v. 74, p. 516–528.
  29. ^ Cameron, A. G. W. (1985), The partial volatilization of Mercury, Icarus, v. 64, p. 285–294.
  30. ^ Mark Alan Bullock. "The Stability of Climate on Venus" (PDF). Southwest Research Institute. Diakses pada 26 Desember 2006.
  31. ^ Paul Rincon (1999). "Climate Change as a Regulator of Tectonics on Venus" (PDF). Johnson Space Center Houston, TX, Institute of Meteoritics, University of New Mexico, Albuquerque, NM. Retrieved 2006-11-19. 
  32. ^ Anne E. Egger, M.A./M.S. "Earth's Atmosphere: Composition and Structure". VisionLearning.com. Retrieved 2006-12-26. 
  33. ^ David Noever (2004). "Modern Martian Marvels: Volcanoes?". NASA Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-07-23. 
  34. ^ Scott S. Sheppard, David Jewitt, and Jan Kleyna (2004). "A Survey for Outer Satellites of Mars: Limits to Completeness". The Astronomical Journal. Retrieved 2006-12-26. 
  35. ^ "Are Kuiper Belt Objects asteroids? Are large Kuiper Belt Objects planets?". Cornell University. Retrieved 2009-03-01. 
  36. ^ Petit, J.-M.; Morbidelli, A.; Chambers, J. (2001). "The Primordial Excitation and Clearing of the Asteroid Belt" (PDF). Icarus 153: 338–347. doi:10.1006/icar.2001.6702. Retrieved 2007-03-22. 
  37. ^ "IAU Planet Definition Committee". International Astronomical Union. 2006. Retrieved 2009-03-01. 
  38. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". ESA. 2002. Retrieved 2006-06-23. 
  39. ^ a b Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (July 2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus 158 (1): 98–105. doi:10.1006/icar.2002.6837. 
  40. ^ Beech, M.; Duncan I. Steel (September 1995). "On the Definition of the Term Meteoroid". Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society 36 (3): 281–284. Retrieved 2006-08-31. 
  41. ^ "History and Discovery of Asteroids" (DOC). NASA. Retrieved 2006-08-29. 
  42. ^ Phil Berardelli (2006). "Main-Belt Comets May Have Been Source Of Earths Water". SpaceDaily. Retrieved 2006-06-23. 
  43. ^ Jack J. Lissauer, David J. Stevenson (2006). "Formation of Giant Planets" (PDF). NASA Ames Research Center; California Institute of Technology. Retrieved 2006-01-16. 
  44. ^ Pappalardo, R T (1999). "Geology of the Icy Galilean Satellites: A Framework for Compositional Studies". Brown University. Retrieved 2006-01-16. 
  45. ^ J. S. Kargel (1994). "Cryovolcanism on the icy satellites". U.S. Geological Survey. Retrieved 2006-01-16. 
  46. ^ Hawksett, David; Longstaff, Alan; Cooper, Keith; Clark, Stuart (2005). "10 Mysteries of the Solar System". Astronomy Now. Retrieved 2006-01-16. 
  47. ^ Podolak, M.; Reynolds, R. T.; Young, R. (1990). "Post Voyager comparisons of the interiors of Uranus and Neptune". NASA, Ames Research Center. Retrieved 2006-01-16. 
  48. ^ Duxbury, N.S., Brown, R.H. (1995). "The Plausibility of Boiling Geysers on Triton". Beacon eSpace. Retrieved 2006-01-16. 
  49. ^ Sekanina, Zdenek (2001). "Kreutz sungrazers: the ultimate case of cometary fragmentation and disintegration?". Publications of the Astronomical Institute of the Academy of Sciences of the Czech Republic. 89 p.78–93. 
  50. ^ Królikowska, M. (2001). "A study of the original orbits of hyperbolic comets". Astronomy & Astrophysics 376 (1): 316–324. doi:10.1051/0004-6361:20010945. Retrieved 2007-01-02. 
  51. ^ Fred L. Whipple (1992-04). "The activities of comets related to their aging and origin". Retrieved 2006-12-26. 
  52. ^ John Stansberry, Will Grundy, Mike Brown, Dale Cruikshank, John Spencer, David Trilling, Jean-Luc Margot (2007). "Physical Properties of Kuiper Belt and Centaur Objects: Constraints from Spitzer Space Telescope". Retrieved 2008-09-21. 
  53. ^ Patrick Vanouplines (1995). "Chiron biography". Vrije Universitiet Brussel. Retrieved 2006-06-23. 
  54. ^ "List Of Centaurs and Scattered-Disk Objects". IAU: Minor Planet Center. Retrieved 2007-04-02. 
  55. ^ a b Audrey Delsanti and David Jewitt (2006). "The Solar System Beyond The Planets" (PDF). Institute for Astronomy, University of Hawaii. Retrieved 2007-01-03. 
  56. ^ M. W. Buie, R. L. Millis, L. H. Wasserman, J. L. Elliot, S. D. Kern, K. B. Clancy, E. I. Chiang, A. B. Jordan, K. J. Meech, R. M. Wagner, D. E. Trilling (2005). "Procedures, Resources and Selected Results of the Deep Ecliptic Survey". Lowell Observatory, University of Pennsylvania, Large Binocular Telescope Observatory, Massachusetts Institute of Technology, University of Hawaii, University of California at Berkeley. Retrieved 2006-09-07. 
  57. ^ E. Dotto1, M.A. Barucci2, and M. Fulchignoni (2006-08-24). "Beyond Neptune, the new frontier of the Solar System" (PDF). Retrieved 2006-12-26. 
  58. ^ Fajans, J., L. Frièdland (October 2001). "Autoresonant (nonstationary) excitation of pendulums, Plutinos, plasmas, and other nonlinear oscillators". American Journal of Physics 69 (10): 1096–1102. DOI:10.1119/1.1389278  abstract  full text.
  59. ^ Marc W. Buie (2008-04-05). "Orbit Fit and Astrometric record for 136472". SwRI (Space Science Department). Retrieved 2008-07-13. 
  60. ^ David Jewitt (2005). "The 1000 kilometer Scale KBOs". University of Hawaii. Retrieved 2006-07-16. 
  61. ^ Mike Brown (2005). "The discovery of 2003 UB313 Eris, the 10th planet largest known dwarf planet.". CalTech. Retrieved 2006-09-15. 
  62. ^ Stern SA, Weissman PR. (2001). "Rapid collisional evolution of comets during the formation of the Oort cloud.". Space Studies Department, Southwest Research Institute, Boulder, Colorado. Retrieved 2006-11-19. 
  63. ^ Bill Arnett (2006). "The Kuiper Belt and the Oort Cloud". nineplanets.org. Retrieved 2006-06-23. 
  64. ^ T. Encrenaz, JP. Bibring, M. Blanc, MA. Barucci, F. Roques, PH. Zarka (2004). The Solar System: Third edition. Springer. p. 1. 
  65. ^ Durda D.D.; Stern S.A.; Colwell W.B.; Parker J.W.; Levison H.F.; Hassler D.M. (2004). "A New Observational Search for Vulcanoids in SOHO/LASCO Coronagraph Images". Retrieved 2006-07-23. 
  66. ^ A.D. Dolgov (2003). "Magnetic fields in cosmology". Retrieved 2006-07-23. 
  67. ^ R. Drimmel, D. N. Spergel (2001). "Three Dimensional Structure of the Milky Way Disk". Retrieved 2006-07-23. 
  68. ^ Leong, Stacy (2002). "Period of the Sun's Orbit around the Galaxy (Cosmic Year". The Physics Factbook. Retrieved 2007-04-02. 
  69. ^ C. Barbieri (2003). "Elementi di Astronomia e Astrofisica per il Corso di Ingegneria Aerospaziale V settimana". IdealStars.com. Retrieved 2007-02-12. 
  70. ^ Leslie Mullen (2001). "Galactic Habitable Zones". Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-06-23. 
  71. ^ "Supernova Explosion May Have Caused Mammoth Extinction". Physorg.com. 2005. Retrieved 2007-02-02. 
  72. ^ "Near-Earth Supernovas". NASA. Retrieved 2006-07-23. 
  73. ^ "Stars within 10 light years". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  74. ^ "Tau Ceti". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  75. ^ "HUBBLE ZEROES IN ON NEAREST KNOWN EXOPLANET". Hubblesite. 2006. 
  76. ^ Alessandro Morbidelli (2006). "Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs". CNRS, Observatoire de la Côte d’Azur. Retrieved 2007-08-03. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Animasi interaktif Tata Surya dalam bahasa Indonesia
  • (Indonesia) Suatu applet yang menunjukkan lokasi pada kala ini bintang-bintang dan planet-planet di langit malam.
  • (Inggris) Animasi interaktif planet-planet (145 tingkat zoom dan sebanyak efek waktu)
  • (Inggris) solarviews.com, tampilan multimedia Tata Surya.
  • (Inggris) Simulator Tata Surya milik NASA

Sumber :
ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.


Page 3

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris.

Tata Surya[a] yaitu himpunan benda langit yang terdiri atas suatu bintang yang disebut Matahari dan seluruh objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah dikenal dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar yaitu Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort dianggarkan terletak di daerah terjauh yang tidak berdekatan sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta kilometer), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, benar lima objek angkasa yang diklasifikasikan sbg planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, benar lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta kilometer. di sabuk asteroid; dahulunya diklasifikasikan sbg planet kelima), Pluto (5.906 juta kilometer.; dahulunya diklasifikasikan sbg planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Asal usul

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah diceritakan para berbakat, beberapa di selanya adalah:

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali diceritakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya sedang berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang beberapa akbar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan pengahabisannya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Dampak gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk nyaris melingkar dari planet-planet yaitu konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali diceritakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk dampak benarnya bintang lain yang lewat cukup tidak jauh dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama ronde internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara beberapa akbar materi tertarik kembali, beberapa lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang akbar sbg protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali diceritakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain untuk Matahari. Kondisi yang nyaris bertabrakan menyebabkan tertariknya sebanyak akbar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu nyaris tak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[4]

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya diceritakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya diceritakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang nyaris sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tak meledak dan mulai mengelilinginya.

Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka seluruh mampu dilihat dan diamati dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu ilmu dan teknologi pengamatan pada lima masa zaman lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tak mampu dilihat dan diamati melewati mata telanjang.

Karena teleskop Galileo mampu mengamati lebih tajam, beliau mampu melihat beragam perubahan bangun penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sbg dampak perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari yaitu pusat dunia semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris yaitu Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang benar nyaris 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melewati Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit kemudian

Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini benar yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.

Pada kala Pluto ditemukan, beliau hanya dikenal sbg satu-satunya objek angkasa yang benar setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sbg planet yang sebenarnya karena ukurannya tak berbeda jauh dengan Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin benar sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sbg Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper yaitu bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di selanya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini dikenal juga memiliki satelit pada Januari 2005 walaupun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya yaitu penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih akbar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.

Susunan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Perbanding relatif massa planet. Yupiter yaitu 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tak nampak dalam diagram di atas.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

Illustrasi skala

Komponen utama sistem Tata Surya yaitu matahari, suatu bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup anggaran 90 persen massa selebihnya.[c]

Nyaris seluruh objek-objek akbar yang mengorbit Matahari terletak pada bagian edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Seluruh planet terletak sangat tidak jauh pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper kebanyakan memiliki beda sudut yang sangat akbar dibandingkan ekliptika.

Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat dan diamati dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.

Hukum Gerak-gerak yang dibuat Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari memainkan usaha mengikuti bangun elips dengan Matahari sbg salah satu titik fokusnya. Objek yang tidak berdekatan lebih tidak jauh dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak sela objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat sela objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Seluruh objek Tata Surya memainkan usaha tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet mampu dibilang nyaris berbentuk lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berbentuk elips.

Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak sela orbit yang sama sela satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, semakin jauh letak suatu planet atau sabuk dari Matahari, semakin akbar jarak sela objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sbg contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus yaitu 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tak satu teori pun telah diterima.

Nyaris seluruh planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan yaitu benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih akbar dari planet. Nyaris seluruh satelit alami yang sangat akbar terletak di orbit sinkron, dengan satu bidang satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang mengandung partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

Terminologi

Secara tidak resmi, Tata Surya mampu dibagi menjadi tiga daerah. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada daerah yang lebih jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.[6] Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berbeda tersendiri yang meliputi seluruh objek melampaui Neptunus.[7]

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari mampu diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet yaitu suatu badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup akbar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan seluruh objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan definisi ini, Tata Surya memiliki delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tak mampu membersihkan orbitnya dari objek-objek Sabuk Kuiper.[8]

Planet kerdil yaitu benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk mampu membentuk bulatan diri tetapi belum mampu membersihkan daerah sekitarnya.[8] Menurut definisi ini, Tata Surya memiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9] Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang memiliki orbit di daerah trans-Neptunus kebanyakan disebut "plutoid".[10] Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari yaitu benda kecil Tata Surya.[8]

Ilmuwan berbakat planet memakai istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu dipakai untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih akbar dari 500 K), sbg contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, yaitu komponen pembentuk utama nyaris seluruh planet kebumian dan asteroid. Gas yaitu bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti cairan, metana, amonia dan karbon dioksida,[11] memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini yaitu komponen utama dari beberapa akbar satelit planet raksasa. Beliau juga yaitu komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta beragam benda kecil yang terletak di tidak jauh orbit Neptunus.[12]

Istilah volatiles mencakup seluruh bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' mampu ditemukan sbg es, cairan, atau gas di beragam bagian Tata Surya.

Zona planet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sabuk Kuiper. (Gambar tak sesuai skala)

Di zona planet dalam, Matahari yaitu pusat Tata Surya dan letaknya sangat tidak jauh dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 kilometer, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya sela 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis sela 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.

Sela Mars dan Yupiter terdapat daerah yang disebut sabuk asteroid, himpunan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari himpunan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sbg planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).

Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis sela 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.

Jarak rata-rata sela planet-planet dengan Matahari mampu dianggarkan dengan memakai baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak sela jalur edaran orbit-orbit ini probabilitas yaitu efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus yaitu hasil tabrakan kosmis.

Matahari

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Matahari dilihat dan diamati dari spektrum sinar-X

Matahari yaitu bintang induk Tata Surya dan yaitu komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang akbar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup akbar untuk mampu mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sebanyak energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bangun radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.

Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini mampu menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang benar di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup akbar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas suatu bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dinyatakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari yaitu langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin yaitu umum.[13]

Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum yaitu "puncak hidup" dari suatu bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Kala ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya yaitu sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]

Matahari secara metalisitas dikategorikan sbg bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih pengahabisan pada tingkat evolusi dunia semesta, sehingga mengandung banyakan unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II".[15] Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum dunia semesta mampu dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.

Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini dianggarkan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet yaitu hasil penggumpalan metal.[16]

Medium antarplanet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lembar arus heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sbg angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar anggaran pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,[17] membuat atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya sangat tak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.

Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, membuat cuaca ruang angkasa.[18] Susunan terbesar dari heliosfer dinamai lembar arus heliosfer (heliospheric current sheet), suatu spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Ajang magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tak memiliki ajang magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21] Interaksi sela angin surya dan ajang magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang mampu dilihat dan diamati tidak jauh kutub magnetik bumi.

Heliosfer juga memerankan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Ajang magnet planet-planet menambah peran perlindungan kemudian. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan daya ajang magnet Matahari merasakan perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri yaitu bervariasi, meski tak dikenal seberapa akbar.[22]

Medium antarplanet juga yaitu tempat benarnya sangat tak dua daerah mirip piringan yang mengandung debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan yaitu penyebab cahaya zodiak. Ini probabilitas terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Daerah kedua membentang sela 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.[24][25]

Tata Surya bagian dalam

Tata Surya bagian dalam yaitu nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup tidak jauh dengan matahari, radius dari seluruh daerah ini lebih pendek dari jarak sela Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, nyaris tak mempunyai atau tak mempunyai satelit dan tak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama yaitu mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, seluruhnya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di sela Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) yaitu planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang dikenal yaitu lobed ridges atau rupes, probabilitas terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang nyaris mampu diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.[27] Akbarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius sedang belum mampu dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.[28][29]
Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki kegiatan geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tak memiliki satelit. Venus yaitu planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, probabilitas akbar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Sejauh ini kegiatan geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tak memiliki ajang magnet yang mampu mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.[31]
Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) yaitu planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang dikenal memiliki kegiatan geologi dan satu-satunya planet yang dikenal memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair yaitu khas di sela planet-planet kebumian dan juga yaitu satu-satunya planet yang dilihat dan diamati memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit akbar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya yaitu karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan kegiatan geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga yaitu asteroid yang terjebak gravitasi Mars.[34]

Sabuk asteroid

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Sabuk asteroid utama dan asteroid Troya

Asteroid secara umum yaitu objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.[35]

Sabuk asteroid utama terletak di sela orbit Mars dan Yupiter, tidak berdekatan sela 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga yaitu sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.[36]

Gradasi ukuran asteroid yaitu ratusan kilometer sampai mikroskopis. Seluruh asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sbg benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sbg planet kerdil bila terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.[37]

Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[38] Walaupun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi.[39] Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin menerobos daerah ini tanpa merasakan kecelakaan. Asteroid yang berdiameter sela 10 dan 10−4 m disebut meteorid.[40]

Ceres

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Ceres

Ceres (2,77 SA) yaitu benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Diameternya yaitu sedikit kurang dari 1000 km, cukup akbar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sbg planet ketika ditemukan pada masa zaman ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi.[41] Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sbg planet kerdil.

Kumpulan asteroid

Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kumpulan dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid yaitu asteroid yang mengedari asteroid yang lebih akbar. Mereka tak mudah dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala nyaris sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang mungkin yaitu sumber cairan bumi.[42]

Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang benar di depan dan belakangan suatu orbit planet), sebutan "trojan" sering dipakai untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari suatu planet atau satelit. Kumpulan Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang berfaedah kumpulan ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.

Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.

Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini. Badan-badan padat di daerah ini mengandung jumlah volatil (contoh: cairan, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

Planet-planet luar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara keseluruhan mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus beberapa akbar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih akbar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sbg raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini seluruhnya memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang mampu dilihat dan diamati dengan mudah dari bumi.

Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, yaitu 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya yaitu hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sbg contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang dikenal Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.[44] Ganymede, yang yaitu satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih akbar dari Merkurius.
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, sbg contoh komposisi atmosfernya. Walaupun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini suatu planet yang sangat tak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang dikenal sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di selanya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski nyaris terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran lebih akbar dari Merkurius dan yaitu satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berfaedah.
Uranus
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, yaitu planet yang sangat ringan di sela planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus memiliki 27 satelit yang dikenal, yang terbesar yaitu Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus
Neptunus (30 SA) walaupun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang dikenal. Yang terbesar, Triton, geologinya giat, dan memiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton yaitu satu-satunya satelit akbar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga ditemani beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Komet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Komet Hale-Bopp

Komet yaitu badan Tata Surya kecil, kebanyakan hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya lebih jauh dari Pluto. Kala suatu komet memasuki Tata Surya bagian dalam, tidak jauhnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering mampu dilihat dan diamati dengan mata telanjang.

Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlanjut ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kumpulan komet, seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan suatu induk tunggal.[49] Beberapa komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.[50] Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sbg asteroid.[51]

Centaur

Centaur yaitu benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya lebih akbar dari Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang dikenal yaitu, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km.[52] Centaur temuan pertama, 2060 Chiron, juga diklasifikasikan sbg komet (95P) karena memiliki koma sama seperti komet jikalau mendekati Matahari.[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sbg objek sabuk Kuiper sebaran-ke-dalam (inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di piringan tersebar (outward-scattered residents of the scattered disc).[54]

Daerah trans-Neptunus

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Plot seluruh objek sabuk Kuiper

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper

Daerah yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau daerah trans-Neptunus, beberapa akbar belum dieksplorasi. Menurut dugaan daerah ini beberapa akbar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar memiliki diameter seperlima bumi dan bermassa jauh lebih kecil dari bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Daerah ini juga dikenal sbg daerah luar Tata Surya, walaupun beragam orang memakai istilah ini untuk daerah yang terletak melebihi sabuk asteroid.

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper yaitu suatu cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya yaitu es. Sabuk ini terletak sela 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapi dianggarkan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bagian eliptika.

Sabuk Kuiper secara kasar mampu dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi. Resonansi yaitu orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama berasal pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sbg cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 [57]

Pluto dan Charon

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pluto dan ketiga satelitnya

Pluto (rata-rata 39 SA), suatu planet kerdil, yaitu objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sbg planet yang kesembilan, definisi ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatkannya definisi resmi planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bagian ekliptika) dan tidak berdekatan 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.

Tak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sbg satelit atau menjadi suatu planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-Charon suatu sistem ganda. Dua satelit yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berfaedah Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki resonansi yang sama disebut plutino.[58]

Haumea dan Makemake

Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) yaitu dua objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea yaitu suatu objek berbentuk telur dan memiliki dua satelit. Makemake yaitu objek sangat cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sbg planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh lebih membujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tak dipengaruhi oleh Neptunus, sbg bagian dari kumpulan Objek Sabuk Kuiper klasik.

Piringan tersebar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Eris dan satelitnya Dysnomia

Piringan tersebar (scattered disc) berbentuk dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh lebih luas. Daerah ini diduga yaitu sumber komet berperioda pendek. Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerak-gerak yang dibuat migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar (scattered disc objects, atau SDO) memiliki perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion nyaris sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga memiliki inklinasi tinggi pada bagian ekliptika dan sering nyaris bersudut siku-siku. Beberapa astronom menggolongkan piringan tersebar hanya sbg bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringan tersebar sbg "objek sabuk Kuiper tersebar" (scattered Kuiper belt objects).[60]

Eris

Eris (rata-rata 68 SA) yaitu objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan menyebabkan mulainya tukar pikiran tentang definisi planet, karena Eris hanya 5%lebih akbar dari Pluto dan memiliki anggaran diameter sekitar 2.400 km. Eris yaitu planet kerdil terbesar yang dikenal dan memiliki satu satelit, Dysnomia.[61] Seperti Pluto, orbitnya memiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bagian ekliptika sangat membujur.

Daerah terjauh

Titik tempat Tata Surya pengahabisannya dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batas terjauh pengaruh angin surya kira kira tidak berdekatan empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sbg titik permulaan medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, dianggarkan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.

Heliopause

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Voyager memasuki heliosheath

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang memainkan usaha pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari Matahari pada daerah lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada daerah searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk susunan oval yang dikenal sbg heliosheath, dengan adab mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batas luar dari heliosfer, heliopause, yaitu titik tempat angin surya beristirahat dan ruang antar bintang berasal.

Bangun dari ujung luar heliosfer probabilitas dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga ajang magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi bangun tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan Matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.

Sejauh ini belum benar kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, suatu tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan pemikiran "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

Awan Oort

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran seorang artis tentang Awan Oort

Secara hipotesa, Awan Oort yaitu suatu massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya yaitu sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Daerah ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort memainkan usaha sangat lambat dan mampu digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.[62][63]

Sedna

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Foto teleskop Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) yaitu suatu benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tak yaitu bagian dari piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna yaitu objek pertama dari suatu kumpulan baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105. Suatu benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki kumpulan ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melewati ronde yang mirip, meski jauh lebih tidak jauh ke Matahari. Probabilitas akbar Sedna yaitu suatu planet kerdil, meski bangun kebulatannya sedang mesti ditentukan dengan pasti.

Batasan-batasan

Banyak hal dari Tata Surya kita yang sedang belum dikenal. Ajang gravitasi Matahari dianggarkan mendominasi gaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA). Anggaran bawah radius Awan Oort, di bidang lain, tak lebih akbar dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, daerah sela Sabuk Kuiper dan Awan Oort, suatu daerah yang memiliki radius puluhan ribu SA, mampu dinyatakan belum dipetakan. Selain itu, juga benar studi yang sedang berjalan, yang mempelajari daerah sela Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek baru mungkin sedang akan ditemukan di daerah yang belum dipetakan.

Dimensi

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

Konteks galaksi

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lukisan artis dari Gelembung Lokal

Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, suatu galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang.[66] Matahari bertempat di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion.[67] Letak Matahari tidak berdekatan sela 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.

Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sbg tahun galaksi Tata Surya.[68] Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta, tidak jauh letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi pengahabisan bintang Vega.[69]

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi memerankan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bangun orbit bumi yaitu mirip lingkaran dengan kecepatan nyaris sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat akbar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan.[70]

Tata Surya terletak jauh dari daerah padat bintang di pusat galaksi. Di daerah pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan mampu menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini mampu menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.

Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan bangun hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah Matahari dalam bangun debu radiasi atau bahan yang lebih akbar lainnya, seperti beragam benda mirip komet.[71]

Daerah bagian yang terkait sekitar

Bagian yang terkait galaksi terdekat dari Tata Surya yaitu sesuatu yang dinamai Awan Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble), yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berbentuk rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.[72]

Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari Matahari, jumlah bintang relatif sedikit. Bintang yang terdekat yaitu sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang tidak berdekatan 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B yaitu bintang ganda mirip dengan Matahari, sedangkan Centauri C yaitu kerdil merah (disebut juga Proxima Centauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.

Bintang-bintang terdekat berikutnya yaitu suatu kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya), Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya yaitu Sirius, suatu bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' anggaran bermassa dua kali massa Matahari, dan dikelilingi oleh suatu kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya tidak berdekatan 8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya yaitu sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya) dan suatu kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya).[73]

Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari yaitu Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya. Bintang ini anggaran berukuran 80% berat Matahari, tetapi kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%.[74] Planet luar Tata Surya terdekat dari Matahari, yang dikenal sejauh ini yaitu di bintang Epsilon Eridani, suatu bintang yang sedikit lebih pudar dan lebih merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah diputuskan, bernama Epsilon Eridani b, kurang lebih berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.[75]

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penamaan astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi dikapitalisasi namanya (Tata Surya). Namun, istilah ini juga sering ditemui dalam bangun huruf kecil (tata surya)
  2. ^ Lihat Daftar satelit untuk seluruh satelit alami dari delapan planet dan lima planet kerdil.
  3. ^ Massa Tata Surya tak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, mampu dihitung dengan menambahkan seluruh massa objek terbesar yang dihitung dan memakai perhitungan kasar untuk massa awan Oort (sekitar 3 kali massa Bumi),,[76] sabuk Kuiper (sekitar 0,1 kali massa Bumi)[55] dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kali massa Bumi)[39] dengan total massa ~37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar Matahari. Bila diturunkan dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya ~31 kali massa Bumi), sisanya ~6 kali massa Bumi yaitu 1,3 persen dari massa keseluruhan.
  4. ^ Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA jaraknya sekitar jarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto tidak berdekatan sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter 5,2 SA. Satu tahun cahaya yaitu 63.240 SA...

Pustaka

  1. ^ Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralogical Works), (Principia, Volume 1)
  2. ^ See, T. J. J. (1909). "The Past History of the Earth as Inferred from the Mode of Formation of the Solar System". Proceedings of the American Philosophical Society 48: 119. Retrieved 2006-07-23. 
  3. ^ a b c M. M. Woolfson (1993). "The Solar System: Its Origin and Evolution". Journal of the Royal Astronomical Society 34: 1–20. Retrieved 2008-04-16. 
  4. ^ Benjamin Crowell (1998-2006). "5". Conservation Laws. lightandmatter.com. 
  5. ^ M Woolfson (2000). "The origin and evolution of the solar system". Astronomy & Geophysics 41: 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x. 
  6. ^ nineplanets.org. "An Overview of the Solar System". Retrieved 2007-02-15. 
  7. ^ Amir Alexander (2006). "New Horizons Set to Launch on 9-Year Voyage to Pluto and the Kuiper Belt". The Planetary Society. Retrieved 2006-11-08. 
  8. ^ a b c "The Final IAU Resolution on the definition of "planet" ready for voting". IAU. 2006-08-24. Retrieved 2007-03-02. 
  9. ^ "Dwarf Planets and their Systems". Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). U.S. Geological Survey. 2008-11-07. Retrieved 2008-07-13. 
  10. ^ "Plutoid chosen as name for Solar System objects like Pluto". International Astronomical Union (News Release - IAU0804), Paris. 11 June 2008. Retrieved 2008-06-11. 
  11. ^ Feaga, L (2007). "Asymmetries in the distribution of H2O and CO2 in the inner coma of Comet 9P/Tempel 1 as observed by Deep Impact". Icarus 190: 345. Bibcode:2007Icar..190..345F. doi:10.1016/j.icarus.2007.04.009. 
  12. ^ Michael Zellik (2002). Astronomy: The Evolving Universe (9th ed.). Cambridge University Press. p. 240. ISBN 0521800900. OCLC 223304585 46685453. 
  13. ^ Smart, R. L.; Carollo, D.; Lattanzi, M. G.; McLean, B.; Spagna, A. (2001). "The Second Guide Star Catalogue and Cool Stars". Perkins Observatory. Retrieved 2006-12-26. 
  14. ^ Nir J. Shaviv (2003). "Towards a Solution to the Early Faint Sun Paradox: A Lower Cosmic Ray Flux from a Stronger Solar Wind". Journal of Geophysical Research 108: 1437. doi:10.1029/2003JA009997. Retrieved 20090126. 
  15. ^ T. S. van Albada, Norman Baker (1973). "On the Two Oosterhoff Groups of Globular Clusters". Astrophysical Journal 185: 477–498. doi:10.1086/152434. 
  16. ^ Charles H. Lineweaver (2001-03-09). "An Estimate of the Age Distribution of Terrestrial Planets in the Universe: Quantifying Metallicity as a Selection Effect". University of New South Wales. Retrieved 2006-07-23. 
  17. ^ "Solar Physics: The Solar Wind". Marshall Space Flight Center. 2006-07-16. Retrieved 2006-10-03. 
  18. ^ Phillips, Tony (2001-02-15). "The Sun Does a Flip". Science@NASA. Retrieved 2007-02-04. 
  19. ^ A Star with two North Poles, April 22, 2003, Science @ NASA
  20. ^ Riley, Pete; Linker, J. A.; Mikić, Z., "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations", (2002) Journal of Geophysical Research (Space Physics), Volume 107, Issue A7, pp. SSH 8-1, CiteID 1136, DOI 10.1029/2001JA000299. (Full text)
  21. ^ Lundin, Richard (2001-03-09). "Erosion by the Solar Wind". Science 291 (5510): 1909. DOI:10.1126/science.1059763  abstract  full text.
  22. ^ Langner, U. W.; M.S. Potgieter (2005). "Effects of the position of the solar wind termination shock and the heliopause on the heliospheric modulation of cosmic rays". Advances in Space Research 35 (12): 2084–2090. doi:10.1016/j.asr.2004.12.005. Retrieved 2007-02-11. 
  23. ^ "Long-term Evolution of the Zodiacal Cloud". 1998. Retrieved 2007-02-03. 
  24. ^ "ESA scientist discovers a way to shortlist stars that might have planets". ESA Science and Technology. 2003. Retrieved 2007-02-03. 
  25. ^ Landgraf, M.; Liou, J.-C.; Zook, H. A.; Grün, E. (May 2002). "Origins of Solar System Dust beyond Jupiter". The Astronomical Journal 123 (5): 2857–2861. doi:10.1086/339704. Retrieved 2007-02-09. 
  26. ^ Schenk P., Melosh H.J. (1994), Lobate Thrust Scarps and the Thickness of Mercury's Lithosphere, Abstracts of the 25th Lunar and Planetary Science Conference, 1994LPI....25.1203S
  27. ^ Bill Arnett (2006). "Mercury". The Nine Planets. Retrieved 2006-09-14. 
  28. ^ Benz, W., Slattery, W. L., Cameron, A. G. W. (1988), Collisional stripping of Mercury's mantle, Icarus, v. 74, p. 516–528.
  29. ^ Cameron, A. G. W. (1985), The partial volatilization of Mercury, Icarus, v. 64, p. 285–294.
  30. ^ Mark Alan Bullock. "The Stability of Climate on Venus" (PDF). Southwest Research Institute. Diakses pada 26 Desember 2006.
  31. ^ Paul Rincon (1999). "Climate Change as a Regulator of Tectonics on Venus" (PDF). Johnson Space Center Houston, TX, Institute of Meteoritics, University of New Mexico, Albuquerque, NM. Retrieved 2006-11-19. 
  32. ^ Anne E. Egger, M.A./M.S. "Earth's Atmosphere: Composition and Structure". VisionLearning.com. Retrieved 2006-12-26. 
  33. ^ David Noever (2004). "Modern Martian Marvels: Volcanoes?". NASA Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-07-23. 
  34. ^ Scott S. Sheppard, David Jewitt, and Jan Kleyna (2004). "A Survey for Outer Satellites of Mars: Limits to Completeness". The Astronomical Journal. Retrieved 2006-12-26. 
  35. ^ "Are Kuiper Belt Objects asteroids? Are large Kuiper Belt Objects planets?". Cornell University. Retrieved 2009-03-01. 
  36. ^ Petit, J.-M.; Morbidelli, A.; Chambers, J. (2001). "The Primordial Excitation and Clearing of the Asteroid Belt" (PDF). Icarus 153: 338–347. doi:10.1006/icar.2001.6702. Retrieved 2007-03-22. 
  37. ^ "IAU Planet Definition Committee". International Astronomical Union. 2006. Retrieved 2009-03-01. 
  38. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". ESA. 2002. Retrieved 2006-06-23. 
  39. ^ a b Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (July 2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus 158 (1): 98–105. doi:10.1006/icar.2002.6837. 
  40. ^ Beech, M.; Duncan I. Steel (September 1995). "On the Definition of the Term Meteoroid". Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society 36 (3): 281–284. Retrieved 2006-08-31. 
  41. ^ "History and Discovery of Asteroids" (DOC). NASA. Retrieved 2006-08-29. 
  42. ^ Phil Berardelli (2006). "Main-Belt Comets May Have Been Source Of Earths Water". SpaceDaily. Retrieved 2006-06-23. 
  43. ^ Jack J. Lissauer, David J. Stevenson (2006). "Formation of Giant Planets" (PDF). NASA Ames Research Center; California Institute of Technology. Retrieved 2006-01-16. 
  44. ^ Pappalardo, R T (1999). "Geology of the Icy Galilean Satellites: A Framework for Compositional Studies". Brown University. Retrieved 2006-01-16. 
  45. ^ J. S. Kargel (1994). "Cryovolcanism on the icy satellites". U.S. Geological Survey. Retrieved 2006-01-16. 
  46. ^ Hawksett, David; Longstaff, Alan; Cooper, Keith; Clark, Stuart (2005). "10 Mysteries of the Solar System". Astronomy Now. Retrieved 2006-01-16. 
  47. ^ Podolak, M.; Reynolds, R. T.; Young, R. (1990). "Post Voyager comparisons of the interiors of Uranus and Neptune". NASA, Ames Research Center. Retrieved 2006-01-16. 
  48. ^ Duxbury, N.S., Brown, R.H. (1995). "The Plausibility of Boiling Geysers on Triton". Beacon eSpace. Retrieved 2006-01-16. 
  49. ^ Sekanina, Zdenek (2001). "Kreutz sungrazers: the ultimate case of cometary fragmentation and disintegration?". Publications of the Astronomical Institute of the Academy of Sciences of the Czech Republic. 89 p.78–93. 
  50. ^ Królikowska, M. (2001). "A study of the original orbits of hyperbolic comets". Astronomy & Astrophysics 376 (1): 316–324. doi:10.1051/0004-6361:20010945. Retrieved 2007-01-02. 
  51. ^ Fred L. Whipple (1992-04). "The activities of comets related to their aging and origin". Retrieved 2006-12-26. 
  52. ^ John Stansberry, Will Grundy, Mike Brown, Dale Cruikshank, John Spencer, David Trilling, Jean-Luc Margot (2007). "Physical Properties of Kuiper Belt and Centaur Objects: Constraints from Spitzer Space Telescope". Retrieved 2008-09-21. 
  53. ^ Patrick Vanouplines (1995). "Chiron biography". Vrije Universitiet Brussel. Retrieved 2006-06-23. 
  54. ^ "List Of Centaurs and Scattered-Disk Objects". IAU: Minor Planet Center. Retrieved 2007-04-02. 
  55. ^ a b Audrey Delsanti and David Jewitt (2006). "The Solar System Beyond The Planets" (PDF). Institute for Astronomy, University of Hawaii. Retrieved 2007-01-03. 
  56. ^ M. W. Buie, R. L. Millis, L. H. Wasserman, J. L. Elliot, S. D. Kern, K. B. Clancy, E. I. Chiang, A. B. Jordan, K. J. Meech, R. M. Wagner, D. E. Trilling (2005). "Procedures, Resources and Selected Results of the Deep Ecliptic Survey". Lowell Observatory, University of Pennsylvania, Large Binocular Telescope Observatory, Massachusetts Institute of Technology, University of Hawaii, University of California at Berkeley. Retrieved 2006-09-07. 
  57. ^ E. Dotto1, M.A. Barucci2, and M. Fulchignoni (2006-08-24). "Beyond Neptune, the new frontier of the Solar System" (PDF). Retrieved 2006-12-26. 
  58. ^ Fajans, J., L. Frièdland (October 2001). "Autoresonant (nonstationary) excitation of pendulums, Plutinos, plasmas, and other nonlinear oscillators". American Journal of Physics 69 (10): 1096–1102. DOI:10.1119/1.1389278  abstract  full text.
  59. ^ Marc W. Buie (2008-04-05). "Orbit Fit and Astrometric record for 136472". SwRI (Space Science Department). Retrieved 2008-07-13. 
  60. ^ David Jewitt (2005). "The 1000 kilometer Scale KBOs". University of Hawaii. Retrieved 2006-07-16. 
  61. ^ Mike Brown (2005). "The discovery of 2003 UB313 Eris, the 10th planet largest known dwarf planet.". CalTech. Retrieved 2006-09-15. 
  62. ^ Stern SA, Weissman PR. (2001). "Rapid collisional evolution of comets during the formation of the Oort cloud.". Space Studies Department, Southwest Research Institute, Boulder, Colorado. Retrieved 2006-11-19. 
  63. ^ Bill Arnett (2006). "The Kuiper Belt and the Oort Cloud". nineplanets.org. Retrieved 2006-06-23. 
  64. ^ T. Encrenaz, JP. Bibring, M. Blanc, MA. Barucci, F. Roques, PH. Zarka (2004). The Solar System: Third edition. Springer. p. 1. 
  65. ^ Durda D.D.; Stern S.A.; Colwell W.B.; Parker J.W.; Levison H.F.; Hassler D.M. (2004). "A New Observational Search for Vulcanoids in SOHO/LASCO Coronagraph Images". Retrieved 2006-07-23. 
  66. ^ A.D. Dolgov (2003). "Magnetic fields in cosmology". Retrieved 2006-07-23. 
  67. ^ R. Drimmel, D. N. Spergel (2001). "Three Dimensional Structure of the Milky Way Disk". Retrieved 2006-07-23. 
  68. ^ Leong, Stacy (2002). "Period of the Sun's Orbit around the Galaxy (Cosmic Year". The Physics Factbook. Retrieved 2007-04-02. 
  69. ^ C. Barbieri (2003). "Elementi di Astronomia e Astrofisica per il Corso di Ingegneria Aerospaziale V settimana". IdealStars.com. Retrieved 2007-02-12. 
  70. ^ Leslie Mullen (2001). "Galactic Habitable Zones". Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-06-23. 
  71. ^ "Supernova Explosion May Have Caused Mammoth Extinction". Physorg.com. 2005. Retrieved 2007-02-02. 
  72. ^ "Near-Earth Supernovas". NASA. Retrieved 2006-07-23. 
  73. ^ "Stars within 10 light years". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  74. ^ "Tau Ceti". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  75. ^ "HUBBLE ZEROES IN ON NEAREST KNOWN EXOPLANET". Hubblesite. 2006. 
  76. ^ Alessandro Morbidelli (2006). "Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs". CNRS, Observatoire de la Côte d’Azur. Retrieved 2007-08-03. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Animasi interaktif Tata Surya dalam bahasa Indonesia
  • (Indonesia) Suatu applet yang menunjukkan lokasi pada kala ini bintang-bintang dan planet-planet di langit malam.
  • (Inggris) Animasi interaktif planet-planet (145 tingkat zoom dan sebanyak efek waktu)
  • (Inggris) solarviews.com, tampilan multimedia Tata Surya.
  • (Inggris) Simulator Tata Surya milik NASA

Sumber :
ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.


Page 4

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris.

Tata Surya[a] yaitu himpunan benda langit yang terdiri atas suatu bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah dikenal dengan orbit berwujud elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar yaitu Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort dianggarkan terletak di kawasan terjauh yang tidak berdekatan sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta kilometer), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, benar lima objek angkasa yang diklasifikasikan sbg planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, benar lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta kilometer. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sbg planet kelima), Pluto (5.906 juta kilometer.; dulunya diklasifikasikan sbg planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Asal usul

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah diceritakan para berbakat, beberapa di selanya adalah:

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali diceritakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya sedang berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang beberapa besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan kemudiannya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Dampak gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berwujud nyaris melingkar dari planet-planet yaitu konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali diceritakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk dampak benarnya bintang lain yang lewat cukup tidak jauh dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama ronde internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara beberapa besar materi tertarik kembali, beberapa lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sbg protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali diceritakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain untuk Matahari. Adanya yang nyaris bertabrakan menyebabkan tertariknya sebanyak besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu nyaris tak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[4]

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya diceritakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya diceritakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang nyaris sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tak meledak dan mulai mengelilinginya.

Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua dapat dilihat dan diteliti dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu ilmu dan teknologi pengamatan pada lima masa zaman lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tak dapat dilihat dan diteliti melewati mata telanjang.

Karena teleskop Galileo dapat mengamati lebih tajam, beliau dapat melihat beragam perubahan wujud penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sbg dampak perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari yaitu pusat dunia semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris yaitu Matahari dikelilingi oleh Merkurius sampai Saturnus.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang benar nyaris 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melewati Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit kemudian

Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini benar yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.

Pada saat Pluto ditemukan, beliau hanya dikenal sbg satu-satunya objek angkasa yang benar setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sbg planet yang sebenarnya karena ukurannya tak berlainan jauh dengan Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin benar sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sbg Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper yaitu bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di selanya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini dikenal juga memiliki satelit pada Januari 2005 walaupun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya yaitu penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.

Susunan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Perbanding relatif massa planet. Yupiter yaitu 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tak nampak dalam diagram di atas.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

Illustrasi skala

Komponen utama sistem Tata Surya yaitu matahari, suatu bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup anggaran 90 persen massa selebihnya.[c]

Nyaris semua objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bagian edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Semua planet terletak sangat tidak jauh pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper kebanyakan memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.

Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat dan diteliti dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.

Hukum Gerak-gerak yang dibuat Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari memainkan usaha mengikuti wujud elips dengan Matahari sbg salah satu titik fokusnya. Objek yang tidak berdekatan lebih tidak jauh dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak sela objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat sela objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Semua objek Tata Surya memainkan usaha tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet dapat dibilang nyaris berwujud lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berwujud elips.

Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak sela orbit yang sama sela satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, semakin jauh letak suatu planet atau sabuk dari Matahari, semakin besar jarak sela objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sbg contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus yaitu 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tak satu teori pun telah diterima.

Nyaris semua planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan yaitu benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Nyaris semua satelit alami yang sangat besar terletak di orbit sinkron, dengan satu bidang satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang mengandung partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

Terminologi

Secara tidak resmi, Tata Surya dapat dibagi menjadi tiga kawasan. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada kawasan yang lebih jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.[6] Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berlainan tersendiri yang meliputi semua objek melampaui Neptunus.[7]

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet yaitu suatu badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan semua objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan ruang lingkup ini, Tata Surya memiliki delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tak dapat membersihkan orbitnya dari objek-objek Sabuk Kuiper.[8]

Planet kerdil yaitu benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk dapat membentuk bulatan diri tetapi belum dapat membersihkan kawasan sekitarnya.[8] Menurut ruang lingkup ini, Tata Surya memiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9] Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang memiliki orbit di kawasan trans-Neptunus kebanyakan disebut "plutoid".[10] Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari yaitu benda kecil Tata Surya.[8]

Ilmuwan berbakat planet memakai istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu dipakai untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K), sbg contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, yaitu komponen pembentuk utama nyaris semua planet kebumian dan asteroid. Gas yaitu bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida,[11] memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini yaitu komponen utama dari beberapa besar satelit planet raksasa. Beliau juga yaitu komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta beragam benda kecil yang terletak di tidak jauh orbit Neptunus.[12]

Istilah volatiles mencakup semua bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' dapat ditemukan sbg es, cairan, atau gas di beragam bagian Tata Surya.

Zona planet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sabuk Kuiper. (Gambar tak sesuai skala)

Di zona planet dalam, Matahari yaitu pusat Tata Surya dan letaknya sangat tidak jauh dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 kilometer, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya sela 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis sela 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.

Sela Mars dan Yupiter terdapat kawasan yang disebut sabuk asteroid, himpunan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari himpunan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sbg planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).

Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis sela 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.

Jarak rata-rata sela planet-planet dengan Matahari dapat dianggarkan dengan memakai baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak sela jalur edaran orbit-orbit ini probabilitas yaitu efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus yaitu hasil tabrakan kosmis.

Matahari

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Matahari dilihat dan diteliti dari spektrum sinar-X

Matahari yaitu bintang induk Tata Surya dan yaitu komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk dapat mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sebanyak energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam wujud radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.

Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang benar di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas suatu bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini diceritakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari yaitu langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin yaitu umum.[13]

Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum yaitu "puncak hidup" dari suatu bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya yaitu sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]

Matahari secara metalisitas dikategorikan sbg bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih pengahabisan pada tingkat evolusi dunia semesta, sehingga mengandung banyakan unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II".[15] Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum dunia semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.

Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini dianggarkan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet yaitu hasil penggumpalan metal.[16]

Medium antarplanet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lembar arus heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sbg angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar anggaran pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,[17] menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya sangat tak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.

Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, menciptakan cuaca ruang angkasa.[18] Susunan terbesar dari heliosfer dinamai lembar arus heliosfer (heliospheric current sheet), suatu spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Ajang magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tak memiliki ajang magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21] Interaksi sela angin surya dan ajang magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat dilihat dan diteliti tidak jauh kutub magnetik bumi.

Heliosfer juga memerankan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Ajang magnet planet-planet menambah peran perlindungan kemudian. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan daya ajang magnet Matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri yaitu bervariasi, meski tak dikenal seberapa besar.[22]

Medium antarplanet juga yaitu tempat benarnya sangat tak dua kawasan mirip piringan yang mengandung debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan yaitu penyebab cahaya zodiak. Ini probabilitas terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Kawasan kedua membentang sela 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.[24][25]

Tata Surya bagian dalam

Tata Surya bagian dalam yaitu nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup tidak jauh dengan matahari, radius dari seluruh kawasan ini lebih pendek dari jarak sela Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, nyaris tak mempunyai atau tak mempunyai satelit dan tak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama yaitu mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di sela Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) yaitu planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang dikenal yaitu lobed ridges atau rupes, probabilitas terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang nyaris dapat diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.[27] Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius sedang belum dapat dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.[28][29]
Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki kegiatan geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tak memiliki satelit. Venus yaitu planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, probabilitas besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Sejauh ini kegiatan geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tak memiliki ajang magnet yang dapat mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.[31]
Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) yaitu planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang dikenal memiliki kegiatan geologi dan satu-satunya planet yang dikenal memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair yaitu khas di sela planet-planet kebumian dan juga yaitu satu-satunya planet yang dilihat dan diteliti memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berlainan dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya yaitu karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan kegiatan geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga yaitu asteroid yang terjebak gravitasi Mars.[34]

Sabuk asteroid

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Sabuk asteroid utama dan asteroid Troya

Asteroid secara umum yaitu objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.[35]

Sabuk asteroid utama terletak di sela orbit Mars dan Yupiter, tidak berdekatan sela 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga yaitu sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.[36]

Gradasi ukuran asteroid yaitu ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sbg benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sbg planet kerdil bila terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.[37]

Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[38] Walaupun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi.[39] Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin menerobos kawasan ini tanpa mengalami kecelakaan. Asteroid yang berdiameter sela 10 dan 10−4 m disebut meteorid.[40]

Ceres

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Ceres

Ceres (2,77 SA) yaitu benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Diameternya yaitu sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sbg planet ketika ditemukan pada masa zaman ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi.[41] Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sbg planet kerdil.

Kumpulan asteroid

Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kumpulan dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid yaitu asteroid yang mengedari asteroid yang lebih besar. Mereka tak gampang dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala nyaris sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang mungkin yaitu sumber air bumi.[42]

Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang benar di depan dan belakangan suatu orbit planet), sebutan "trojan" sering dipakai untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari suatu planet atau satelit. Kumpulan Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang gunanya kumpulan ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.

Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.

Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di kawasan ini. Badan-badan padat di kawasan ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

Planet-planet luar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara semuanya mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus beberapa besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sbg raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dan diteliti dengan gampang dari bumi.

Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, yaitu 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya yaitu hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sbg contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang dikenal Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.[44] Ganymede, yang yaitu satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesesuaian dengan Yupiter, sbg contoh komposisi atmosfernya. Walaupun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini suatu planet yang sangat tak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang dikenal sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di selanya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski nyaris terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan yaitu satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berfaedah.
Uranus
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, yaitu planet yang sangat ringan di sela planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus memiliki 27 satelit yang dikenal, yang terbesar yaitu Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus
Neptunus (30 SA) walaupun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang dikenal. Yang terbesar, Triton, geologinya giat, dan memiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton yaitu satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga ditemani beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Komet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Komet Hale-Bopp

Komet yaitu badan Tata Surya kecil, kebanyakan hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya lebih jauh dari Pluto. Saat suatu komet memasuki Tata Surya bagian dalam, tidak jauhnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dan diteliti dengan mata telanjang.

Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlanjut ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kumpulan komet, seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan suatu induk tunggal.[49] Beberapa komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.[50] Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sbg asteroid.[51]

Centaur

Centaur yaitu benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya lebih besar dari Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang dikenal yaitu, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km.[52] Centaur temuan pertama, 2060 Chiron, juga diklasifikasikan sbg komet (95P) karena memiliki koma sama seperti komet jikalau mendekati Matahari.[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sbg objek sabuk Kuiper sebaran-ke-dalam (inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di piringan tersebar (outward-scattered residents of the scattered disc).[54]

Kawasan trans-Neptunus

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Plot seluruh objek sabuk Kuiper

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper

Kawasan yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau kawasan trans-Neptunus, beberapa besar belum dieksplorasi. Menurut dugaan kawasan ini beberapa besar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar memiliki diameter seperlima bumi dan bermassa jauh lebih kecil dari bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Kawasan ini juga dikenal sbg kawasan luar Tata Surya, walaupun beragam orang memakai istilah ini untuk kawasan yang terletak melebihi sabuk asteroid.

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper yaitu suatu cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya yaitu es. Sabuk ini terletak sela 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapi dianggarkan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bagian eliptika.

Sabuk Kuiper secara kasar dapat dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi. Resonansi yaitu orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama berasal pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sbg cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 [57]

Pluto dan Charon

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pluto dan ketiga satelitnya

Pluto (rata-rata 39 SA), suatu planet kerdil, yaitu objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sbg planet yang kesembilan, ruang lingkup ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatkannya ruang lingkup resmi planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bagian ekliptika) dan tidak berdekatan 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.

Tak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sbg satelit atau menjadi suatu planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-Charon suatu sistem ganda. Dua satelit yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berfaedah Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki resonansi yang sama disebut plutino.[58]

Haumea dan Makemake

Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) yaitu dua objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea yaitu suatu objek berwujud telur dan memiliki dua satelit. Makemake yaitu objek sangat cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sbg planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh lebih membujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tak dipengaruhi oleh Neptunus, sbg bagian dari kumpulan Objek Sabuk Kuiper klasik.

Piringan tersebar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Eris dan satelitnya Dysnomia

Piringan tersebar (scattered disc) berbentuk dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh lebih luas. Kawasan ini diduga yaitu sumber komet berperioda pendek. Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerak-gerak yang dibuat migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar (scattered disc objects, atau SDO) memiliki perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion nyaris sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga memiliki inklinasi tinggi pada bagian ekliptika dan sering nyaris bersudut siku-siku. Beberapa astronom menggolongkan piringan tersebar hanya sbg bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringan tersebar sbg "objek sabuk Kuiper tersebar" (scattered Kuiper belt objects).[60]

Eris

Eris (rata-rata 68 SA) yaitu objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan menyebabkan mulainya tukar pikiran tentang ruang lingkup planet, karena Eris hanya 5%lebih besar dari Pluto dan memiliki anggaran diameter sekitar 2.400 km. Eris yaitu planet kerdil terbesar yang dikenal dan memiliki satu satelit, Dysnomia.[61] Seperti Pluto, orbitnya memiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bagian ekliptika sangat membujur.

Kawasan terjauh

Titik tempat Tata Surya habis dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batas terjauh pengaruh angin surya kira kira tidak berdekatan empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sbg titik permulaan medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, dianggarkan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.

Heliopause

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Voyager memasuki heliosheath

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang memainkan usaha pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari Matahari pada kawasan lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada kawasan searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk susunan oval yang dikenal sbg heliosheath, dengan akhlak mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batas luar dari heliosfer, heliopause, yaitu titik tempat angin surya beristirahat dan ruang antar bintang berasal.

Wujud dari ujung luar heliosfer probabilitas dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga ajang magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi wujud tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan Matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.

Sejauh ini belum benar kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, suatu tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan pemikiran "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

Awan Oort

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran seorang artis tentang Awan Oort

Secara hipotesa, Awan Oort yaitu suatu massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya yaitu sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Kawasan ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort memainkan usaha sangat lambat dan dapat digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.[62][63]

Sedna

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Foto teleskop Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) yaitu suatu benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tak yaitu bagian dari piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna yaitu objek pertama dari suatu kumpulan baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105. Suatu benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki kumpulan ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melewati ronde yang mirip, meski jauh lebih tidak jauh ke Matahari. Probabilitas besar Sedna yaitu suatu planet kerdil, meski wujud kebulatannya sedang mesti ditentukan dengan pasti.

Batasan-batasan

Banyak hal dari Tata Surya kita yang sedang belum dikenal. Ajang gravitasi Matahari dianggarkan mendominasi gaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA). Anggaran bawah radius Awan Oort, di bidang lain, tak lebih besar dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, kawasan sela Sabuk Kuiper dan Awan Oort, suatu kawasan yang memiliki radius puluhan ribu SA, dapat diceritakan belum dipetakan. Selain itu, juga benar studi yang sedang berlanjut, yang mempelajari kawasan sela Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek baru mungkin sedang akan ditemukan di kawasan yang belum dipetakan.

Dimensi

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

align="left">Sudut inklinasi orbit (°)
KarakteristikMerkuriusVenusBumiMarsYupiterSaturnusUranusNeptunus
Jarak orbit (juta km) (SA)57,91 (0,39)108,21 (0,72)149,60 (1,00)227,94 (1,52)778,41 (5,20)1.426,72 (9,54)2.870,97 (19,19)4.498,25 (30,07)
Waktu edaran (tahun)0,24 (88 hari)0,62 (224 hari)1,001,8811,8629,4584,02164,79
Jangka rotasi58,65 hari243,02 hari23 jam 56 menit24 jam 37 menit9 jam 55 menit10 jam 47 menit17 jam 14 menit16 jam 7 menit
Eksentrisitas edaran0,2060,0070,0170,0930,0480,0540,0470,009
7,003,390,001,851,312,480,771,77
Sudut inklinasi ekuator terhadap orbit (°)0,00177,3623,4525,193,1226,7397,8629,58
Diameter ekuator (km)4.87912.10412.7566.805142.984120.53651.11849.528
Massa (dibanding Bumi)0,060,811,000,15317,895,214,517,1
Kepadatan pertengahan (g/cm³)5,435,245,523,931,330,691,271,64
Suhu permukaanmin.pertengahan

maks.

-173 °C+167 °C

+427 °C

+437 °C+464 °C

+497 °C

-89 °C+15 °C

+58 °C

-133 °C-55 °C

+27 °C

-108 °C-139 °C-197 °C-201 °C

Konteks galaksi

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lukisan artis dari Gelembung Lokal

Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, suatu galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang.[66] Matahari bertempat di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion.[67] Letak Matahari tidak berdekatan sela 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.

Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sbg tahun galaksi Tata Surya.[68] Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta, tidak jauh letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi pengahabisan bintang Vega.[69]

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi memerankan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Wujud orbit bumi yaitu mirip lingkaran dengan kecepatan nyaris sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan.[70]

Tata Surya terletak jauh dari kawasan padat bintang di pusat galaksi. Di kawasan pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan dapat menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini dapat menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.

Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan wujud hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah Matahari dalam wujud debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti beragam benda mirip komet.[71]

Kawasan bagian yang terkait sekitar

Bagian yang terkait galaksi terdekat dari Tata Surya yaitu sesuatu yang dinamai Awan Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble), yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berwujud rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.[72]

Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari Matahari, jumlah bintang relatif sedikit. Bintang yang terdekat yaitu sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang tidak berdekatan 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B yaitu bintang ganda mirip dengan Matahari, sedangkan Centauri C yaitu kerdil merah (disebut juga Proxima Centauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.

Bintang-bintang terdekat berikutnya yaitu suatu kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya), Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya yaitu Sirius, suatu bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' anggaran bermassa dua kali massa Matahari, dan dikelilingi oleh suatu kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya tidak berdekatan 8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya yaitu sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya) dan suatu kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya).[73]

Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari yaitu Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya. Bintang ini anggaran berukuran 80% berat Matahari, tetapi kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%.[74] Planet luar Tata Surya terdekat dari Matahari, yang dikenal sejauh ini yaitu di bintang Epsilon Eridani, suatu bintang yang sedikit lebih pudar dan lebih merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah diputuskan, bernama Epsilon Eridani b, kurang lebih berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.[75]

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penamaan astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi dikapitalisasi namanya (Tata Surya). Namun, istilah ini juga sering ditemui dalam wujud huruf kecil (tata surya)
  2. ^ Lihat Daftar satelit untuk semua satelit alami dari delapan planet dan lima planet kerdil.
  3. ^ Massa Tata Surya tak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, dapat dihitung dengan menambahkan semua massa objek terbesar yang dihitung dan memakai perhitungan kasar untuk massa awan Oort (sekitar 3 kali massa Bumi),,[76] sabuk Kuiper (sekitar 0,1 kali massa Bumi)[55] dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kali massa Bumi)[39] dengan total massa ~37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar Matahari. Bila diturunkan dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya ~31 kali massa Bumi), sisanya ~6 kali massa Bumi yaitu 1,3 persen dari massa semuanya.
  4. ^ Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA jaraknya sekitar jarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto tidak berdekatan sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter 5,2 SA. Satu tahun cahaya yaitu 63.240 SA...

Pustaka

  1. ^ Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralogical Works), (Principia, Volume 1)
  2. ^ See, T. J. J. (1909). "The Past History of the Earth as Inferred from the Mode of Formation of the Solar System". Proceedings of the American Philosophical Society 48: 119. Retrieved 2006-07-23. 
  3. ^ a b c M. M. Woolfson (1993). "The Solar System: Its Origin and Evolution". Journal of the Royal Astronomical Society 34: 1–20. Retrieved 2008-04-16. 
  4. ^ Benjamin Crowell (1998-2006). "5". Conservation Laws. lightandmatter.com. 
  5. ^ M Woolfson (2000). "The origin and evolution of the solar system". Astronomy & Geophysics 41: 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x. 
  6. ^ nineplanets.org. "An Overview of the Solar System". Retrieved 2007-02-15. 
  7. ^ Amir Alexander (2006). "New Horizons Set to Launch on 9-Year Voyage to Pluto and the Kuiper Belt". The Planetary Society. Retrieved 2006-11-08. 
  8. ^ a b c "The Final IAU Resolution on the definition of "planet" ready for voting". IAU. 2006-08-24. Retrieved 2007-03-02. 
  9. ^ "Dwarf Planets and their Systems". Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). U.S. Geological Survey. 2008-11-07. Retrieved 2008-07-13. 
  10. ^ "Plutoid chosen as name for Solar System objects like Pluto". International Astronomical Union (News Release - IAU0804), Paris. 11 June 2008. Retrieved 2008-06-11. 
  11. ^ Feaga, L (2007). "Asymmetries in the distribution of H2O and CO2 in the inner coma of Comet 9P/Tempel 1 as observed by Deep Impact". Icarus 190: 345. Bibcode:2007Icar..190..345F. doi:10.1016/j.icarus.2007.04.009. 
  12. ^ Michael Zellik (2002). Astronomy: The Evolving Universe (9th ed.). Cambridge University Press. p. 240. ISBN 0521800900. OCLC 223304585 46685453. 
  13. ^ Smart, R. L.; Carollo, D.; Lattanzi, M. G.; McLean, B.; Spagna, A. (2001). "The Second Guide Star Catalogue and Cool Stars". Perkins Observatory. Retrieved 2006-12-26. 
  14. ^ Nir J. Shaviv (2003). "Towards a Solution to the Early Faint Sun Paradox: A Lower Cosmic Ray Flux from a Stronger Solar Wind". Journal of Geophysical Research 108: 1437. doi:10.1029/2003JA009997. Retrieved 20090126. 
  15. ^ T. S. van Albada, Norman Baker (1973). "On the Two Oosterhoff Groups of Globular Clusters". Astrophysical Journal 185: 477–498. doi:10.1086/152434. 
  16. ^ Charles H. Lineweaver (2001-03-09). "An Estimate of the Age Distribution of Terrestrial Planets in the Universe: Quantifying Metallicity as a Selection Effect". University of New South Wales. Retrieved 2006-07-23. 
  17. ^ "Solar Physics: The Solar Wind". Marshall Space Flight Center. 2006-07-16. Retrieved 2006-10-03. 
  18. ^ Phillips, Tony (2001-02-15). "The Sun Does a Flip". Science@NASA. Retrieved 2007-02-04. 
  19. ^ A Star with two North Poles, April 22, 2003, Science @ NASA
  20. ^ Riley, Pete; Linker, J. A.; Mikić, Z., "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations", (2002) Journal of Geophysical Research (Space Physics), Volume 107, Issue A7, pp. SSH 8-1, CiteID 1136, DOI 10.1029/2001JA000299. (Full text)
  21. ^ Lundin, Richard (2001-03-09). "Erosion by the Solar Wind". Science 291 (5510): 1909. DOI:10.1126/science.1059763  abstract  full text.
  22. ^ Langner, U. W.; M.S. Potgieter (2005). "Effects of the position of the solar wind termination shock and the heliopause on the heliospheric modulation of cosmic rays". Advances in Space Research 35 (12): 2084–2090. doi:10.1016/j.asr.2004.12.005. Retrieved 2007-02-11. 
  23. ^ "Long-term Evolution of the Zodiacal Cloud". 1998. Retrieved 2007-02-03. 
  24. ^ "ESA scientist discovers a way to shortlist stars that might have planets". ESA Science and Technology. 2003. Retrieved 2007-02-03. 
  25. ^ Landgraf, M.; Liou, J.-C.; Zook, H. A.; Grün, E. (May 2002). "Origins of Solar System Dust beyond Jupiter". The Astronomical Journal 123 (5): 2857–2861. doi:10.1086/339704. Retrieved 2007-02-09. 
  26. ^ Schenk P., Melosh H.J. (1994), Lobate Thrust Scarps and the Thickness of Mercury's Lithosphere, Abstracts of the 25th Lunar and Planetary Science Conference, 1994LPI....25.1203S
  27. ^ Bill Arnett (2006). "Mercury". The Nine Planets. Retrieved 2006-09-14. 
  28. ^ Benz, W., Slattery, W. L., Cameron, A. G. W. (1988), Collisional stripping of Mercury's mantle, Icarus, v. 74, p. 516–528.
  29. ^ Cameron, A. G. W. (1985), The partial volatilization of Mercury, Icarus, v. 64, p. 285–294.
  30. ^ Mark Alan Bullock. "The Stability of Climate on Venus" (PDF). Southwest Research Institute. Diakses pada 26 Desember 2006.
  31. ^ Paul Rincon (1999). "Climate Change as a Regulator of Tectonics on Venus" (PDF). Johnson Space Center Houston, TX, Institute of Meteoritics, University of New Mexico, Albuquerque, NM. Retrieved 2006-11-19. 
  32. ^ Anne E. Egger, M.A./M.S. "Earth's Atmosphere: Composition and Structure". VisionLearning.com. Retrieved 2006-12-26. 
  33. ^ David Noever (2004). "Modern Martian Marvels: Volcanoes?". NASA Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-07-23. 
  34. ^ Scott S. Sheppard, David Jewitt, and Jan Kleyna (2004). "A Survey for Outer Satellites of Mars: Limits to Completeness". The Astronomical Journal. Retrieved 2006-12-26. 
  35. ^ "Are Kuiper Belt Objects asteroids? Are large Kuiper Belt Objects planets?". Cornell University. Retrieved 2009-03-01. 
  36. ^ Petit, J.-M.; Morbidelli, A.; Chambers, J. (2001). "The Primordial Excitation and Clearing of the Asteroid Belt" (PDF). Icarus 153: 338–347. doi:10.1006/icar.2001.6702. Retrieved 2007-03-22. 
  37. ^ "IAU Planet Definition Committee". International Astronomical Union. 2006. Retrieved 2009-03-01. 
  38. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". ESA. 2002. Retrieved 2006-06-23. 
  39. ^ a b Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (July 2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus 158 (1): 98–105. doi:10.1006/icar.2002.6837. 
  40. ^ Beech, M.; Duncan I. Steel (September 1995). "On the Definition of the Term Meteoroid". Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society 36 (3): 281–284. Retrieved 2006-08-31. 
  41. ^ "History and Discovery of Asteroids" (DOC). NASA. Retrieved 2006-08-29. 
  42. ^ Phil Berardelli (2006). "Main-Belt Comets May Have Been Source Of Earths Water". SpaceDaily. Retrieved 2006-06-23. 
  43. ^ Jack J. Lissauer, David J. Stevenson (2006). "Formation of Giant Planets" (PDF). NASA Ames Research Center; California Institute of Technology. Retrieved 2006-01-16. 
  44. ^ Pappalardo, R T (1999). "Geology of the Icy Galilean Satellites: A Framework for Compositional Studies". Brown University. Retrieved 2006-01-16. 
  45. ^ J. S. Kargel (1994). "Cryovolcanism on the icy satellites". U.S. Geological Survey. Retrieved 2006-01-16. 
  46. ^ Hawksett, David; Longstaff, Alan; Cooper, Keith; Clark, Stuart (2005). "10 Mysteries of the Solar System". Astronomy Now. Retrieved 2006-01-16. 
  47. ^ Podolak, M.; Reynolds, R. T.; Young, R. (1990). "Post Voyager comparisons of the interiors of Uranus and Neptune". NASA, Ames Research Center. Retrieved 2006-01-16. 
  48. ^ Duxbury, N.S., Brown, R.H. (1995). "The Plausibility of Boiling Geysers on Triton". Beacon eSpace. Retrieved 2006-01-16. 
  49. ^ Sekanina, Zdenek (2001). "Kreutz sungrazers: the ultimate case of cometary fragmentation and disintegration?". Publications of the Astronomical Institute of the Academy of Sciences of the Czech Republic. 89 p.78–93. 
  50. ^ Królikowska, M. (2001). "A study of the original orbits of hyperbolic comets". Astronomy & Astrophysics 376 (1): 316–324. doi:10.1051/0004-6361:20010945. Retrieved 2007-01-02. 
  51. ^ Fred L. Whipple (1992-04). "The activities of comets related to their aging and origin". Retrieved 2006-12-26. 
  52. ^ John Stansberry, Will Grundy, Mike Brown, Dale Cruikshank, John Spencer, David Trilling, Jean-Luc Margot (2007). "Physical Properties of Kuiper Belt and Centaur Objects: Constraints from Spitzer Space Telescope". Retrieved 2008-09-21. 
  53. ^ Patrick Vanouplines (1995). "Chiron biography". Vrije Universitiet Brussel. Retrieved 2006-06-23. 
  54. ^ "List Of Centaurs and Scattered-Disk Objects". IAU: Minor Planet Center. Retrieved 2007-04-02. 
  55. ^ a b Audrey Delsanti and David Jewitt (2006). "The Solar System Beyond The Planets" (PDF). Institute for Astronomy, University of Hawaii. Retrieved 2007-01-03. 
  56. ^ M. W. Buie, R. L. Millis, L. H. Wasserman, J. L. Elliot, S. D. Kern, K. B. Clancy, E. I. Chiang, A. B. Jordan, K. J. Meech, R. M. Wagner, D. E. Trilling (2005). "Procedures, Resources and Selected Results of the Deep Ecliptic Survey". Lowell Observatory, University of Pennsylvania, Large Binocular Telescope Observatory, Massachusetts Institute of Technology, University of Hawaii, University of California at Berkeley. Retrieved 2006-09-07. 
  57. ^ E. Dotto1, M.A. Barucci2, and M. Fulchignoni (2006-08-24). "Beyond Neptune, the new frontier of the Solar System" (PDF). Retrieved 2006-12-26. 
  58. ^ Fajans, J., L. Frièdland (October 2001). "Autoresonant (nonstationary) excitation of pendulums, Plutinos, plasmas, and other nonlinear oscillators". American Journal of Physics 69 (10): 1096–1102. DOI:10.1119/1.1389278  abstract  full text.
  59. ^ Marc W. Buie (2008-04-05). "Orbit Fit and Astrometric record for 136472". SwRI (Space Science Department). Retrieved 2008-07-13. 
  60. ^ David Jewitt (2005). "The 1000 kilometer Scale KBOs". University of Hawaii. Retrieved 2006-07-16. 
  61. ^ Mike Brown (2005). "The discovery of 2003 UB313 Eris, the 10th planet largest known dwarf planet.". CalTech. Retrieved 2006-09-15. 
  62. ^ Stern SA, Weissman PR. (2001). "Rapid collisional evolution of comets during the formation of the Oort cloud.". Space Studies Department, Southwest Research Institute, Boulder, Colorado. Retrieved 2006-11-19. 
  63. ^ Bill Arnett (2006). "The Kuiper Belt and the Oort Cloud". nineplanets.org. Retrieved 2006-06-23. 
  64. ^ T. Encrenaz, JP. Bibring, M. Blanc, MA. Barucci, F. Roques, PH. Zarka (2004). The Solar System: Third edition. Springer. p. 1. 
  65. ^ Durda D.D.; Stern S.A.; Colwell W.B.; Parker J.W.; Levison H.F.; Hassler D.M. (2004). "A New Observational Search for Vulcanoids in SOHO/LASCO Coronagraph Images". Retrieved 2006-07-23. 
  66. ^ A.D. Dolgov (2003). "Magnetic fields in cosmology". Retrieved 2006-07-23. 
  67. ^ R. Drimmel, D. N. Spergel (2001). "Three Dimensional Structure of the Milky Way Disk". Retrieved 2006-07-23. 
  68. ^ Leong, Stacy (2002). "Period of the Sun's Orbit around the Galaxy (Cosmic Year". The Physics Factbook. Retrieved 2007-04-02. 
  69. ^ C. Barbieri (2003). "Elementi di Astronomia e Astrofisica per il Corso di Ingegneria Aerospaziale V settimana". IdealStars.com. Retrieved 2007-02-12. 
  70. ^ Leslie Mullen (2001). "Galactic Habitable Zones". Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-06-23. 
  71. ^ "Supernova Explosion May Have Caused Mammoth Extinction". Physorg.com. 2005. Retrieved 2007-02-02. 
  72. ^ "Near-Earth Supernovas". NASA. Retrieved 2006-07-23. 
  73. ^ "Stars within 10 light years". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  74. ^ "Tau Ceti". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  75. ^ "HUBBLE ZEROES IN ON NEAREST KNOWN EXOPLANET". Hubblesite. 2006. 
  76. ^ Alessandro Morbidelli (2006). "Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs". CNRS, Observatoire de la Côte d’Azur. Retrieved 2007-08-03. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Animasi interaktif Tata Surya dalam bahasa Indonesia
  • (Indonesia) Suatu applet yang menunjukkan lokasi pada saat ini bintang-bintang dan planet-planet di langit malam.
  • (Inggris) Animasi interaktif planet-planet (145 tingkat zoom dan sebanyak efek waktu)
  • (Inggris) solarviews.com, tampilan multimedia Tata Surya.
  • (Inggris) Simulator Tata Surya milik NASA

Sumber :
ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.


Page 5

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris.

Tata Surya[a] yaitu himpunan benda langit yang terdiri atas suatu bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah dikenal dengan orbit berwujud elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar yaitu Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort dianggarkan terletak di kawasan terjauh yang tidak berdekatan sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta kilometer), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, benar lima objek angkasa yang diklasifikasikan sbg planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, benar lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta kilometer. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sbg planet kelima), Pluto (5.906 juta kilometer.; dulunya diklasifikasikan sbg planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Asal usul

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah diceritakan para berbakat, beberapa di selanya adalah:

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali diceritakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya sedang berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang beberapa besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan kemudiannya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Dampak gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berwujud nyaris melingkar dari planet-planet yaitu konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali diceritakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk dampak benarnya bintang lain yang lewat cukup tidak jauh dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama ronde internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara beberapa besar materi tertarik kembali, beberapa lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sbg protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali diceritakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain untuk Matahari. Adanya yang nyaris bertabrakan menyebabkan tertariknya sebanyak besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu nyaris tak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[4]

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya diceritakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya diceritakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang nyaris sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tak meledak dan mulai mengelilinginya.

Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua dapat dilihat dan diteliti dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu ilmu dan teknologi pengamatan pada lima masa zaman lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tak dapat dilihat dan diteliti melewati mata telanjang.

Karena teleskop Galileo dapat mengamati lebih tajam, beliau dapat melihat beragam perubahan bangun penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sbg dampak perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari yaitu pusat dunia semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris yaitu Matahari dikelilingi oleh Merkurius sampai Saturnus.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang benar nyaris 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melewati Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit kemudian

Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini benar yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.

Pada kala Pluto ditemukan, beliau hanya dikenal sbg satu-satunya objek angkasa yang benar setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sbg planet yang sebenarnya karena ukurannya tak berlainan jauh dengan Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin benar sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sbg Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper yaitu bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di selanya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini dikenal juga memiliki satelit pada Januari 2005 walaupun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya yaitu penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.

Susunan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Perbanding relatif massa planet. Yupiter yaitu 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tak nampak dalam diagram di atas.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

Illustrasi skala

Komponen utama sistem Tata Surya yaitu matahari, suatu bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup anggaran 90 persen massa selebihnya.[c]

Nyaris semua objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bagian edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Semua planet terletak sangat tidak jauh pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper kebanyakan memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.

Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat dan diteliti dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.

Hukum Gerak-gerak yang dibuat Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari memainkan usaha mengikuti bangun elips dengan Matahari sbg salah satu titik fokusnya. Objek yang tidak berdekatan lebih tidak jauh dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak sela objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat sela objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Semua objek Tata Surya memainkan usaha tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet dapat dibilang nyaris berwujud lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berwujud elips.

Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak sela orbit yang sama sela satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, semakin jauh letak suatu planet atau sabuk dari Matahari, semakin besar jarak sela objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sbg contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus yaitu 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tak satu teori pun telah diterima.

Nyaris semua planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan yaitu benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Nyaris semua satelit alami yang sangat besar terletak di orbit sinkron, dengan satu bidang satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang mengandung partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

Terminologi

Secara tidak resmi, Tata Surya dapat dibagi menjadi tiga kawasan. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada kawasan yang lebih jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.[6] Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berlainan tersendiri yang meliputi semua objek melampaui Neptunus.[7]

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet yaitu suatu badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan semua objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan ruang lingkup ini, Tata Surya memiliki delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tak dapat membersihkan orbitnya dari objek-objek Sabuk Kuiper.[8]

Planet kerdil yaitu benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk dapat membentuk bulatan diri tetapi belum dapat membersihkan kawasan sekitarnya.[8] Menurut ruang lingkup ini, Tata Surya memiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9] Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang memiliki orbit di kawasan trans-Neptunus kebanyakan disebut "plutoid".[10] Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari yaitu benda kecil Tata Surya.[8]

Ilmuwan berbakat planet memakai istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu dipakai untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K), sbg contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, yaitu komponen pembentuk utama nyaris semua planet kebumian dan asteroid. Gas yaitu bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida,[11] memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini yaitu komponen utama dari beberapa besar satelit planet raksasa. Beliau juga yaitu komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta beragam benda kecil yang terletak di tidak jauh orbit Neptunus.[12]

Istilah volatiles mencakup semua bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' dapat ditemukan sbg es, cairan, atau gas di beragam bagian Tata Surya.

Zona planet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sabuk Kuiper. (Gambar tak sesuai skala)

Di zona planet dalam, Matahari yaitu pusat Tata Surya dan letaknya sangat tidak jauh dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 kilometer, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya sela 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis sela 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.

Sela Mars dan Yupiter terdapat kawasan yang disebut sabuk asteroid, himpunan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari himpunan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sbg planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).

Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis sela 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.

Jarak rata-rata sela planet-planet dengan Matahari dapat dianggarkan dengan memakai baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak sela jalur edaran orbit-orbit ini probabilitas yaitu efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus yaitu hasil tabrakan kosmis.

Matahari

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Matahari dilihat dan diteliti dari spektrum sinar-X

Matahari yaitu bintang induk Tata Surya dan yaitu komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk dapat mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sebanyak energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bangun radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.

Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang benar di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas suatu bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini diceritakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari yaitu langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin yaitu umum.[13]

Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum yaitu "puncak hidup" dari suatu bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Kala ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya yaitu sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]

Matahari secara metalisitas dikategorikan sbg bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih pengahabisan pada tingkat evolusi dunia semesta, sehingga mengandung banyakan unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II".[15] Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum dunia semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.

Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini dianggarkan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet yaitu hasil penggumpalan metal.[16]

Medium antarplanet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lembar arus heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sbg angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar anggaran pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,[17] membuat atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya sangat tak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.

Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, membuat cuaca ruang angkasa.[18] Susunan terbesar dari heliosfer dinamai lembar arus heliosfer (heliospheric current sheet), suatu spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Ajang magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tak memiliki ajang magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21] Interaksi sela angin surya dan ajang magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat dilihat dan diteliti tidak jauh kutub magnetik bumi.

Heliosfer juga memerankan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Ajang magnet planet-planet menambah peran perlindungan kemudian. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan daya ajang magnet Matahari merasakan perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri yaitu bervariasi, meski tak dikenal seberapa besar.[22]

Medium antarplanet juga yaitu tempat benarnya sangat tak dua kawasan mirip piringan yang mengandung debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan yaitu penyebab cahaya zodiak. Ini probabilitas terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Kawasan kedua membentang sela 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.[24][25]

Tata Surya bagian dalam

Tata Surya bagian dalam yaitu nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup tidak jauh dengan matahari, radius dari seluruh kawasan ini lebih pendek dari jarak sela Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, nyaris tak mempunyai atau tak mempunyai satelit dan tak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama yaitu mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di sela Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) yaitu planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang dikenal yaitu lobed ridges atau rupes, probabilitas terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang nyaris dapat diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.[27] Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius sedang belum dapat dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.[28][29]
Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki kegiatan geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tak memiliki satelit. Venus yaitu planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, probabilitas besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Sejauh ini kegiatan geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tak memiliki ajang magnet yang dapat mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.[31]
Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) yaitu planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang dikenal memiliki kegiatan geologi dan satu-satunya planet yang dikenal memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair yaitu khas di sela planet-planet kebumian dan juga yaitu satu-satunya planet yang dilihat dan diteliti memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berlainan dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya yaitu karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan kegiatan geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga yaitu asteroid yang terjebak gravitasi Mars.[34]

Sabuk asteroid

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Sabuk asteroid utama dan asteroid Troya

Asteroid secara umum yaitu objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.[35]

Sabuk asteroid utama terletak di sela orbit Mars dan Yupiter, tidak berdekatan sela 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga yaitu sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.[36]

Gradasi ukuran asteroid yaitu ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sbg benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sbg planet kerdil bila terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.[37]

Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[38] Walaupun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi.[39] Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin menerobos kawasan ini tanpa merasakan kecelakaan. Asteroid yang berdiameter sela 10 dan 10−4 m disebut meteorid.[40]

Ceres

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Ceres

Ceres (2,77 SA) yaitu benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Diameternya yaitu sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sbg planet ketika ditemukan pada masa zaman ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi.[41] Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sbg planet kerdil.

Kumpulan asteroid

Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kumpulan dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid yaitu asteroid yang mengedari asteroid yang lebih besar. Mereka tak gampang dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala nyaris sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang mungkin yaitu sumber air bumi.[42]

Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang benar di depan dan belakangan suatu orbit planet), sebutan "trojan" sering dipakai untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari suatu planet atau satelit. Kumpulan Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang gunanya kumpulan ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.

Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.

Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di kawasan ini. Badan-badan padat di kawasan ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

Planet-planet luar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara semuanya mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus beberapa besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sbg raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dan diteliti dengan gampang dari bumi.

Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, yaitu 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya yaitu hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sbg contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang dikenal Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.[44] Ganymede, yang yaitu satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesesuaian dengan Yupiter, sbg contoh komposisi atmosfernya. Walaupun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini suatu planet yang sangat tak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang dikenal sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di selanya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski nyaris terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan yaitu satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berfaedah.
Uranus
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, yaitu planet yang sangat ringan di sela planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus memiliki 27 satelit yang dikenal, yang terbesar yaitu Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus
Neptunus (30 SA) walaupun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang dikenal. Yang terbesar, Triton, geologinya giat, dan memiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton yaitu satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga ditemani beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Komet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Komet Hale-Bopp

Komet yaitu badan Tata Surya kecil, kebanyakan hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya lebih jauh dari Pluto. Kala suatu komet memasuki Tata Surya bagian dalam, tidak jauhnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dan diteliti dengan mata telanjang.

Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlanjut ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kumpulan komet, seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan suatu induk tunggal.[49] Beberapa komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.[50] Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sbg asteroid.[51]

Centaur

Centaur yaitu benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya lebih besar dari Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang dikenal yaitu, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km.[52] Centaur temuan pertama, 2060 Chiron, juga diklasifikasikan sbg komet (95P) karena memiliki koma sama seperti komet jikalau mendekati Matahari.[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sbg objek sabuk Kuiper sebaran-ke-dalam (inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di piringan tersebar (outward-scattered residents of the scattered disc).[54]

Kawasan trans-Neptunus

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Plot seluruh objek sabuk Kuiper

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper

Kawasan yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau kawasan trans-Neptunus, beberapa besar belum dieksplorasi. Menurut dugaan kawasan ini beberapa besar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar memiliki diameter seperlima bumi dan bermassa jauh lebih kecil dari bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Kawasan ini juga dikenal sbg kawasan luar Tata Surya, walaupun beragam orang memakai istilah ini untuk kawasan yang terletak melebihi sabuk asteroid.

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper yaitu suatu cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya yaitu es. Sabuk ini terletak sela 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapi dianggarkan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bagian eliptika.

Sabuk Kuiper secara kasar dapat dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi. Resonansi yaitu orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama berasal pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sbg cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 [57]

Pluto dan Charon

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pluto dan ketiga satelitnya

Pluto (rata-rata 39 SA), suatu planet kerdil, yaitu objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sbg planet yang kesembilan, ruang lingkup ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatkannya ruang lingkup resmi planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bagian ekliptika) dan tidak berdekatan 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.

Tak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sbg satelit atau menjadi suatu planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-Charon suatu sistem ganda. Dua satelit yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berfaedah Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki resonansi yang sama disebut plutino.[58]

Haumea dan Makemake

Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) yaitu dua objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea yaitu suatu objek berwujud telur dan memiliki dua satelit. Makemake yaitu objek sangat cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sbg planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh lebih membujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tak dipengaruhi oleh Neptunus, sbg bagian dari kumpulan Objek Sabuk Kuiper klasik.

Piringan tersebar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Eris dan satelitnya Dysnomia

Piringan tersebar (scattered disc) berbentuk dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh lebih luas. Kawasan ini diduga yaitu sumber komet berperioda pendek. Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerak-gerak yang dibuat migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar (scattered disc objects, atau SDO) memiliki perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion nyaris sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga memiliki inklinasi tinggi pada bagian ekliptika dan sering nyaris bersudut siku-siku. Beberapa astronom menggolongkan piringan tersebar hanya sbg bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringan tersebar sbg "objek sabuk Kuiper tersebar" (scattered Kuiper belt objects).[60]

Eris

Eris (rata-rata 68 SA) yaitu objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan menyebabkan mulainya tukar pikiran tentang ruang lingkup planet, karena Eris hanya 5%lebih besar dari Pluto dan memiliki anggaran diameter sekitar 2.400 km. Eris yaitu planet kerdil terbesar yang dikenal dan memiliki satu satelit, Dysnomia.[61] Seperti Pluto, orbitnya memiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bagian ekliptika sangat membujur.

Kawasan terjauh

Titik tempat Tata Surya kemudiannya dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batas terjauh pengaruh angin surya kira kira tidak berdekatan empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sbg titik permulaan medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, dianggarkan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.

Heliopause

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Voyager memasuki heliosheath

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang memainkan usaha pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari Matahari pada kawasan lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada kawasan searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk susunan oval yang dikenal sbg heliosheath, dengan akhlak mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batas luar dari heliosfer, heliopause, yaitu titik tempat angin surya beristirahat dan ruang antar bintang berasal.

Bangun dari ujung luar heliosfer probabilitas dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga ajang magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi bangun tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan Matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.

Sejauh ini belum benar kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, suatu tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan pemikiran "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

Awan Oort

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran seorang artis tentang Awan Oort

Secara hipotesa, Awan Oort yaitu suatu massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya yaitu sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Kawasan ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort memainkan usaha sangat lambat dan dapat digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.[62][63]

Sedna

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Foto teleskop Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) yaitu suatu benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tak yaitu bagian dari piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna yaitu objek pertama dari suatu kumpulan baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105. Suatu benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki kumpulan ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melewati ronde yang mirip, meski jauh lebih tidak jauh ke Matahari. Probabilitas besar Sedna yaitu suatu planet kerdil, meski bangun kebulatannya sedang mesti ditentukan dengan pasti.

Batasan-batasan

Banyak hal dari Tata Surya kita yang sedang belum dikenal. Ajang gravitasi Matahari dianggarkan mendominasi gaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA). Anggaran bawah radius Awan Oort, di bidang lain, tak lebih besar dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, kawasan sela Sabuk Kuiper dan Awan Oort, suatu kawasan yang memiliki radius puluhan ribu SA, dapat diceritakan belum dipetakan. Selain itu, juga benar studi yang sedang berlanjut, yang mempelajari kawasan sela Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek baru mungkin sedang akan ditemukan di kawasan yang belum dipetakan.

Dimensi

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

align="left">Sudut inklinasi orbit (°)
KarakteristikMerkuriusVenusBumiMarsYupiterSaturnusUranusNeptunus
Jarak orbit (juta km) (SA)57,91 (0,39)108,21 (0,72)149,60 (1,00)227,94 (1,52)778,41 (5,20)1.426,72 (9,54)2.870,97 (19,19)4.498,25 (30,07)
Waktu edaran (tahun)0,24 (88 hari)0,62 (224 hari)1,001,8811,8629,4584,02164,79
Jangka rotasi58,65 hari243,02 hari23 jam 56 menit24 jam 37 menit9 jam 55 menit10 jam 47 menit17 jam 14 menit16 jam 7 menit
Eksentrisitas edaran0,2060,0070,0170,0930,0480,0540,0470,009
7,003,390,001,851,312,480,771,77
Sudut inklinasi ekuator terhadap orbit (°)0,00177,3623,4525,193,1226,7397,8629,58
Diameter ekuator (km)4.87912.10412.7566.805142.984120.53651.11849.528
Massa (dibanding Bumi)0,060,811,000,15317,895,214,517,1
Kepadatan pertengahan (g/cm³)5,435,245,523,931,330,691,271,64
Suhu permukaanmin.pertengahan

maks.

-173 °C+167 °C

+427 °C

+437 °C+464 °C

+497 °C

-89 °C+15 °C

+58 °C

-133 °C-55 °C

+27 °C

-108 °C-139 °C-197 °C-201 °C

Konteks galaksi

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lukisan artis dari Gelembung Lokal

Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, suatu galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang.[66] Matahari bertempat di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion.[67] Letak Matahari tidak berdekatan sela 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.

Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sbg tahun galaksi Tata Surya.[68] Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta, tidak jauh letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi pengahabisan bintang Vega.[69]

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi memerankan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bangun orbit bumi yaitu mirip lingkaran dengan kecepatan nyaris sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan.[70]

Tata Surya terletak jauh dari kawasan padat bintang di pusat galaksi. Di kawasan pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan dapat menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini dapat menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.

Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan bangun hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah Matahari dalam bangun debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti beragam benda mirip komet.[71]

Kawasan bagian yang terkait sekitar

Bagian yang terkait galaksi terdekat dari Tata Surya yaitu sesuatu yang dinamai Awan Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble), yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berwujud rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.[72]

Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari Matahari, jumlah bintang relatif sedikit. Bintang yang terdekat yaitu sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang tidak berdekatan 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B yaitu bintang ganda mirip dengan Matahari, sedangkan Centauri C yaitu kerdil merah (disebut juga Proxima Centauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.

Bintang-bintang terdekat berikutnya yaitu suatu kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya), Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya yaitu Sirius, suatu bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' anggaran bermassa dua kali massa Matahari, dan dikelilingi oleh suatu kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya tidak berdekatan 8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya yaitu sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya) dan suatu kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya).[73]

Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari yaitu Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya. Bintang ini anggaran berukuran 80% berat Matahari, tetapi kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%.[74] Planet luar Tata Surya terdekat dari Matahari, yang dikenal sejauh ini yaitu di bintang Epsilon Eridani, suatu bintang yang sedikit lebih pudar dan lebih merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah diputuskan, bernama Epsilon Eridani b, kurang lebih berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.[75]

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penamaan astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi dikapitalisasi namanya (Tata Surya). Namun, istilah ini juga sering ditemui dalam bangun huruf kecil (tata surya)
  2. ^ Lihat Daftar satelit untuk semua satelit alami dari delapan planet dan lima planet kerdil.
  3. ^ Massa Tata Surya tak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, dapat dihitung dengan menambahkan semua massa objek terbesar yang dihitung dan memakai perhitungan kasar untuk massa awan Oort (sekitar 3 kali massa Bumi),,[76] sabuk Kuiper (sekitar 0,1 kali massa Bumi)[55] dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kali massa Bumi)[39] dengan total massa ~37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar Matahari. Bila diturunkan dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya ~31 kali massa Bumi), sisanya ~6 kali massa Bumi yaitu 1,3 persen dari massa semuanya.
  4. ^ Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA jaraknya sekitar jarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto tidak berdekatan sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter 5,2 SA. Satu tahun cahaya yaitu 63.240 SA...

Pustaka

  1. ^ Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralogical Works), (Principia, Volume 1)
  2. ^ See, T. J. J. (1909). "The Past History of the Earth as Inferred from the Mode of Formation of the Solar System". Proceedings of the American Philosophical Society 48: 119. Retrieved 2006-07-23. 
  3. ^ a b c M. M. Woolfson (1993). "The Solar System: Its Origin and Evolution". Journal of the Royal Astronomical Society 34: 1–20. Retrieved 2008-04-16. 
  4. ^ Benjamin Crowell (1998-2006). "5". Conservation Laws. lightandmatter.com. 
  5. ^ M Woolfson (2000). "The origin and evolution of the solar system". Astronomy & Geophysics 41: 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x. 
  6. ^ nineplanets.org. "An Overview of the Solar System". Retrieved 2007-02-15. 
  7. ^ Amir Alexander (2006). "New Horizons Set to Launch on 9-Year Voyage to Pluto and the Kuiper Belt". The Planetary Society. Retrieved 2006-11-08. 
  8. ^ a b c "The Final IAU Resolution on the definition of "planet" ready for voting". IAU. 2006-08-24. Retrieved 2007-03-02. 
  9. ^ "Dwarf Planets and their Systems". Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). U.S. Geological Survey. 2008-11-07. Retrieved 2008-07-13. 
  10. ^ "Plutoid chosen as name for Solar System objects like Pluto". International Astronomical Union (News Release - IAU0804), Paris. 11 June 2008. Retrieved 2008-06-11. 
  11. ^ Feaga, L (2007). "Asymmetries in the distribution of H2O and CO2 in the inner coma of Comet 9P/Tempel 1 as observed by Deep Impact". Icarus 190: 345. Bibcode:2007Icar..190..345F. doi:10.1016/j.icarus.2007.04.009. 
  12. ^ Michael Zellik (2002). Astronomy: The Evolving Universe (9th ed.). Cambridge University Press. p. 240. ISBN 0521800900. OCLC 223304585 46685453. 
  13. ^ Smart, R. L.; Carollo, D.; Lattanzi, M. G.; McLean, B.; Spagna, A. (2001). "The Second Guide Star Catalogue and Cool Stars". Perkins Observatory. Retrieved 2006-12-26. 
  14. ^ Nir J. Shaviv (2003). "Towards a Solution to the Early Faint Sun Paradox: A Lower Cosmic Ray Flux from a Stronger Solar Wind". Journal of Geophysical Research 108: 1437. doi:10.1029/2003JA009997. Retrieved 20090126. 
  15. ^ T. S. van Albada, Norman Baker (1973). "On the Two Oosterhoff Groups of Globular Clusters". Astrophysical Journal 185: 477–498. doi:10.1086/152434. 
  16. ^ Charles H. Lineweaver (2001-03-09). "An Estimate of the Age Distribution of Terrestrial Planets in the Universe: Quantifying Metallicity as a Selection Effect". University of New South Wales. Retrieved 2006-07-23. 
  17. ^ "Solar Physics: The Solar Wind". Marshall Space Flight Center. 2006-07-16. Retrieved 2006-10-03. 
  18. ^ Phillips, Tony (2001-02-15). "The Sun Does a Flip". Science@NASA. Retrieved 2007-02-04. 
  19. ^ A Star with two North Poles, April 22, 2003, Science @ NASA
  20. ^ Riley, Pete; Linker, J. A.; Mikić, Z., "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations", (2002) Journal of Geophysical Research (Space Physics), Volume 107, Issue A7, pp. SSH 8-1, CiteID 1136, DOI 10.1029/2001JA000299. (Full text)
  21. ^ Lundin, Richard (2001-03-09). "Erosion by the Solar Wind". Science 291 (5510): 1909. DOI:10.1126/science.1059763  abstract  full text.
  22. ^ Langner, U. W.; M.S. Potgieter (2005). "Effects of the position of the solar wind termination shock and the heliopause on the heliospheric modulation of cosmic rays". Advances in Space Research 35 (12): 2084–2090. doi:10.1016/j.asr.2004.12.005. Retrieved 2007-02-11. 
  23. ^ "Long-term Evolution of the Zodiacal Cloud". 1998. Retrieved 2007-02-03. 
  24. ^ "ESA scientist discovers a way to shortlist stars that might have planets". ESA Science and Technology. 2003. Retrieved 2007-02-03. 
  25. ^ Landgraf, M.; Liou, J.-C.; Zook, H. A.; Grün, E. (May 2002). "Origins of Solar System Dust beyond Jupiter". The Astronomical Journal 123 (5): 2857–2861. doi:10.1086/339704. Retrieved 2007-02-09. 
  26. ^ Schenk P., Melosh H.J. (1994), Lobate Thrust Scarps and the Thickness of Mercury's Lithosphere, Abstracts of the 25th Lunar and Planetary Science Conference, 1994LPI....25.1203S
  27. ^ Bill Arnett (2006). "Mercury". The Nine Planets. Retrieved 2006-09-14. 
  28. ^ Benz, W., Slattery, W. L., Cameron, A. G. W. (1988), Collisional stripping of Mercury's mantle, Icarus, v. 74, p. 516–528.
  29. ^ Cameron, A. G. W. (1985), The partial volatilization of Mercury, Icarus, v. 64, p. 285–294.
  30. ^ Mark Alan Bullock. "The Stability of Climate on Venus" (PDF). Southwest Research Institute. Diakses pada 26 Desember 2006.
  31. ^ Paul Rincon (1999). "Climate Change as a Regulator of Tectonics on Venus" (PDF). Johnson Space Center Houston, TX, Institute of Meteoritics, University of New Mexico, Albuquerque, NM. Retrieved 2006-11-19. 
  32. ^ Anne E. Egger, M.A./M.S. "Earth's Atmosphere: Composition and Structure". VisionLearning.com. Retrieved 2006-12-26. 
  33. ^ David Noever (2004). "Modern Martian Marvels: Volcanoes?". NASA Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-07-23. 
  34. ^ Scott S. Sheppard, David Jewitt, and Jan Kleyna (2004). "A Survey for Outer Satellites of Mars: Limits to Completeness". The Astronomical Journal. Retrieved 2006-12-26. 
  35. ^ "Are Kuiper Belt Objects asteroids? Are large Kuiper Belt Objects planets?". Cornell University. Retrieved 2009-03-01. 
  36. ^ Petit, J.-M.; Morbidelli, A.; Chambers, J. (2001). "The Primordial Excitation and Clearing of the Asteroid Belt" (PDF). Icarus 153: 338–347. doi:10.1006/icar.2001.6702. Retrieved 2007-03-22. 
  37. ^ "IAU Planet Definition Committee". International Astronomical Union. 2006. Retrieved 2009-03-01. 
  38. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". ESA. 2002. Retrieved 2006-06-23. 
  39. ^ a b Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (July 2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus 158 (1): 98–105. doi:10.1006/icar.2002.6837. 
  40. ^ Beech, M.; Duncan I. Steel (September 1995). "On the Definition of the Term Meteoroid". Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society 36 (3): 281–284. Retrieved 2006-08-31. 
  41. ^ "History and Discovery of Asteroids" (DOC). NASA. Retrieved 2006-08-29. 
  42. ^ Phil Berardelli (2006). "Main-Belt Comets May Have Been Source Of Earths Water". SpaceDaily. Retrieved 2006-06-23. 
  43. ^ Jack J. Lissauer, David J. Stevenson (2006). "Formation of Giant Planets" (PDF). NASA Ames Research Center; California Institute of Technology. Retrieved 2006-01-16. 
  44. ^ Pappalardo, R T (1999). "Geology of the Icy Galilean Satellites: A Framework for Compositional Studies". Brown University. Retrieved 2006-01-16. 
  45. ^ J. S. Kargel (1994). "Cryovolcanism on the icy satellites". U.S. Geological Survey. Retrieved 2006-01-16. 
  46. ^ Hawksett, David; Longstaff, Alan; Cooper, Keith; Clark, Stuart (2005). "10 Mysteries of the Solar System". Astronomy Now. Retrieved 2006-01-16. 
  47. ^ Podolak, M.; Reynolds, R. T.; Young, R. (1990). "Post Voyager comparisons of the interiors of Uranus and Neptune". NASA, Ames Research Center. Retrieved 2006-01-16. 
  48. ^ Duxbury, N.S., Brown, R.H. (1995). "The Plausibility of Boiling Geysers on Triton". Beacon eSpace. Retrieved 2006-01-16. 
  49. ^ Sekanina, Zdenek (2001). "Kreutz sungrazers: the ultimate case of cometary fragmentation and disintegration?". Publications of the Astronomical Institute of the Academy of Sciences of the Czech Republic. 89 p.78–93. 
  50. ^ Królikowska, M. (2001). "A study of the original orbits of hyperbolic comets". Astronomy & Astrophysics 376 (1): 316–324. doi:10.1051/0004-6361:20010945. Retrieved 2007-01-02. 
  51. ^ Fred L. Whipple (1992-04). "The activities of comets related to their aging and origin". Retrieved 2006-12-26. 
  52. ^ John Stansberry, Will Grundy, Mike Brown, Dale Cruikshank, John Spencer, David Trilling, Jean-Luc Margot (2007). "Physical Properties of Kuiper Belt and Centaur Objects: Constraints from Spitzer Space Telescope". Retrieved 2008-09-21. 
  53. ^ Patrick Vanouplines (1995). "Chiron biography". Vrije Universitiet Brussel. Retrieved 2006-06-23. 
  54. ^ "List Of Centaurs and Scattered-Disk Objects". IAU: Minor Planet Center. Retrieved 2007-04-02. 
  55. ^ a b Audrey Delsanti and David Jewitt (2006). "The Solar System Beyond The Planets" (PDF). Institute for Astronomy, University of Hawaii. Retrieved 2007-01-03. 
  56. ^ M. W. Buie, R. L. Millis, L. H. Wasserman, J. L. Elliot, S. D. Kern, K. B. Clancy, E. I. Chiang, A. B. Jordan, K. J. Meech, R. M. Wagner, D. E. Trilling (2005). "Procedures, Resources and Selected Results of the Deep Ecliptic Survey". Lowell Observatory, University of Pennsylvania, Large Binocular Telescope Observatory, Massachusetts Institute of Technology, University of Hawaii, University of California at Berkeley. Retrieved 2006-09-07. 
  57. ^ E. Dotto1, M.A. Barucci2, and M. Fulchignoni (2006-08-24). "Beyond Neptune, the new frontier of the Solar System" (PDF). Retrieved 2006-12-26. 
  58. ^ Fajans, J., L. Frièdland (October 2001). "Autoresonant (nonstationary) excitation of pendulums, Plutinos, plasmas, and other nonlinear oscillators". American Journal of Physics 69 (10): 1096–1102. DOI:10.1119/1.1389278  abstract  full text.
  59. ^ Marc W. Buie (2008-04-05). "Orbit Fit and Astrometric record for 136472". SwRI (Space Science Department). Retrieved 2008-07-13. 
  60. ^ David Jewitt (2005). "The 1000 kilometer Scale KBOs". University of Hawaii. Retrieved 2006-07-16. 
  61. ^ Mike Brown (2005). "The discovery of 2003 UB313 Eris, the 10th planet largest known dwarf planet.". CalTech. Retrieved 2006-09-15. 
  62. ^ Stern SA, Weissman PR. (2001). "Rapid collisional evolution of comets during the formation of the Oort cloud.". Space Studies Department, Southwest Research Institute, Boulder, Colorado. Retrieved 2006-11-19. 
  63. ^ Bill Arnett (2006). "The Kuiper Belt and the Oort Cloud". nineplanets.org. Retrieved 2006-06-23. 
  64. ^ T. Encrenaz, JP. Bibring, M. Blanc, MA. Barucci, F. Roques, PH. Zarka (2004). The Solar System: Third edition. Springer. p. 1. 
  65. ^ Durda D.D.; Stern S.A.; Colwell W.B.; Parker J.W.; Levison H.F.; Hassler D.M. (2004). "A New Observational Search for Vulcanoids in SOHO/LASCO Coronagraph Images". Retrieved 2006-07-23. 
  66. ^ A.D. Dolgov (2003). "Magnetic fields in cosmology". Retrieved 2006-07-23. 
  67. ^ R. Drimmel, D. N. Spergel (2001). "Three Dimensional Structure of the Milky Way Disk". Retrieved 2006-07-23. 
  68. ^ Leong, Stacy (2002). "Period of the Sun's Orbit around the Galaxy (Cosmic Year". The Physics Factbook. Retrieved 2007-04-02. 
  69. ^ C. Barbieri (2003). "Elementi di Astronomia e Astrofisica per il Corso di Ingegneria Aerospaziale V settimana". IdealStars.com. Retrieved 2007-02-12. 
  70. ^ Leslie Mullen (2001). "Galactic Habitable Zones". Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-06-23. 
  71. ^ "Supernova Explosion May Have Caused Mammoth Extinction". Physorg.com. 2005. Retrieved 2007-02-02. 
  72. ^ "Near-Earth Supernovas". NASA. Retrieved 2006-07-23. 
  73. ^ "Stars within 10 light years". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  74. ^ "Tau Ceti". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  75. ^ "HUBBLE ZEROES IN ON NEAREST KNOWN EXOPLANET". Hubblesite. 2006. 
  76. ^ Alessandro Morbidelli (2006). "Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs". CNRS, Observatoire de la Côte d’Azur. Retrieved 2007-08-03. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Animasi interaktif Tata Surya dalam bahasa Indonesia
  • (Indonesia) Suatu applet yang menunjukkan lokasi pada kala ini bintang-bintang dan planet-planet di langit malam.
  • (Inggris) Animasi interaktif planet-planet (145 tingkat zoom dan sebanyak efek waktu)
  • (Inggris) solarviews.com, tampilan multimedia Tata Surya.
  • (Inggris) Simulator Tata Surya milik NASA

Sumber :
ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.


Page 6

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris.

Tata Surya[a] yaitu himpunan benda langit yang terdiri atas suatu bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah dikenal dengan orbit berwujud elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar yaitu Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort dianggarkan terletak di kawasan terjauh yang tidak berdekatan sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta kilometer), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, benar lima objek angkasa yang diklasifikasikan sbg planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, benar lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta kilometer. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sbg planet kelima), Pluto (5.906 juta kilometer.; dulunya diklasifikasikan sbg planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Asal usul

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah diceritakan para berbakat, beberapa di selanya adalah:

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali diceritakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya sedang berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang beberapa besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan kemudiannya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Dampak gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berwujud nyaris melingkar dari planet-planet yaitu konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali diceritakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk dampak benarnya bintang lain yang lewat cukup tidak jauh dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama ronde internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara beberapa besar materi tertarik kembali, beberapa lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sbg protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali diceritakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain untuk Matahari. Adanya yang nyaris bertabrakan menyebabkan tertariknya sebanyak besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu nyaris tak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[4]

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya diceritakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya diceritakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang nyaris sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tak meledak dan mulai mengelilinginya.

Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua dapat dilihat dan diteliti dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu ilmu dan teknologi pengamatan pada lima masa zaman lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tak dapat dilihat dan diteliti melewati mata telanjang.

Karena teleskop Galileo dapat mengamati lebih tajam, beliau dapat melihat beragam perubahan bangun penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sbg dampak perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari yaitu pusat dunia semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris yaitu Matahari dikelilingi oleh Merkurius sampai Saturnus.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang benar nyaris 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melewati Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit kemudian

Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini benar yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.

Pada kala Pluto ditemukan, beliau hanya dikenal sbg satu-satunya objek angkasa yang benar setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sbg planet yang sebenarnya karena ukurannya tak berlainan jauh dengan Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin benar sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sbg Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper yaitu bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di selanya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini dikenal juga memiliki satelit pada Januari 2005 walaupun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya yaitu penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.

Susunan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Perbanding relatif massa planet. Yupiter yaitu 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tak nampak dalam diagram di atas.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

Illustrasi skala

Komponen utama sistem Tata Surya yaitu matahari, suatu bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup anggaran 90 persen massa selebihnya.[c]

Nyaris semua objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bagian edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Semua planet terletak sangat tidak jauh pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper kebanyakan memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.

Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat dan diteliti dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.

Hukum Gerak-gerak yang dibuat Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari memainkan usaha mengikuti bangun elips dengan Matahari sbg salah satu titik fokusnya. Objek yang tidak berdekatan lebih tidak jauh dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak sela objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat sela objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Semua objek Tata Surya memainkan usaha tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet dapat dibilang nyaris berwujud lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berwujud elips.

Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak sela orbit yang sama sela satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, semakin jauh letak suatu planet atau sabuk dari Matahari, semakin besar jarak sela objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sbg contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus yaitu 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tak satu teori pun telah diterima.

Nyaris semua planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan yaitu benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Nyaris semua satelit alami yang sangat besar terletak di orbit sinkron, dengan satu bidang satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang mengandung partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

Terminologi

Secara tidak resmi, Tata Surya dapat dibagi menjadi tiga kawasan. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada kawasan yang lebih jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.[6] Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berlainan tersendiri yang meliputi semua objek melampaui Neptunus.[7]

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet yaitu suatu badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan semua objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan ruang lingkup ini, Tata Surya memiliki delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tak dapat membersihkan orbitnya dari objek-objek Sabuk Kuiper.[8]

Planet kerdil yaitu benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk dapat membentuk bulatan diri tetapi belum dapat membersihkan kawasan sekitarnya.[8] Menurut ruang lingkup ini, Tata Surya memiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9] Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang memiliki orbit di kawasan trans-Neptunus kebanyakan disebut "plutoid".[10] Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari yaitu benda kecil Tata Surya.[8]

Ilmuwan berbakat planet memakai istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu dipakai untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K), sbg contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, yaitu komponen pembentuk utama nyaris semua planet kebumian dan asteroid. Gas yaitu bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida,[11] memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini yaitu komponen utama dari beberapa besar satelit planet raksasa. Beliau juga yaitu komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta beragam benda kecil yang terletak di tidak jauh orbit Neptunus.[12]

Istilah volatiles mencakup semua bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' dapat ditemukan sbg es, cairan, atau gas di beragam bagian Tata Surya.

Zona planet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sabuk Kuiper. (Gambar tak sesuai skala)

Di zona planet dalam, Matahari yaitu pusat Tata Surya dan letaknya sangat tidak jauh dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 kilometer, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya sela 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis sela 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.

Sela Mars dan Yupiter terdapat kawasan yang disebut sabuk asteroid, himpunan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari himpunan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sbg planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).

Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis sela 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.

Jarak rata-rata sela planet-planet dengan Matahari dapat dianggarkan dengan memakai baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak sela jalur edaran orbit-orbit ini probabilitas yaitu efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus yaitu hasil tabrakan kosmis.

Matahari

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Matahari dilihat dan diteliti dari spektrum sinar-X

Matahari yaitu bintang induk Tata Surya dan yaitu komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk dapat mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sebanyak energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bangun radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.

Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang benar di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas suatu bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini diceritakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari yaitu langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin yaitu umum.[13]

Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum yaitu "puncak hidup" dari suatu bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Kala ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya yaitu sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]

Matahari secara metalisitas dikategorikan sbg bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih pengahabisan pada tingkat evolusi dunia semesta, sehingga mengandung banyakan unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II".[15] Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum dunia semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.

Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini dianggarkan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet yaitu hasil penggumpalan metal.[16]

Medium antarplanet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lembar arus heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sbg angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar anggaran pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,[17] membuat atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya sangat tak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.

Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, membuat cuaca ruang angkasa.[18] Susunan terbesar dari heliosfer dinamai lembar arus heliosfer (heliospheric current sheet), suatu spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Ajang magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tak memiliki ajang magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21] Interaksi sela angin surya dan ajang magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat dilihat dan diteliti tidak jauh kutub magnetik bumi.

Heliosfer juga memerankan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Ajang magnet planet-planet menambah peran perlindungan kemudian. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan daya ajang magnet Matahari merasakan perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri yaitu bervariasi, meski tak dikenal seberapa besar.[22]

Medium antarplanet juga yaitu tempat benarnya sangat tak dua kawasan mirip piringan yang mengandung debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan yaitu penyebab cahaya zodiak. Ini probabilitas terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Kawasan kedua membentang sela 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.[24][25]

Tata Surya bagian dalam

Tata Surya bagian dalam yaitu nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup tidak jauh dengan matahari, radius dari seluruh kawasan ini lebih pendek dari jarak sela Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, nyaris tak mempunyai atau tak mempunyai satelit dan tak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama yaitu mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di sela Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) yaitu planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang dikenal yaitu lobed ridges atau rupes, probabilitas terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang nyaris dapat diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.[27] Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius sedang belum dapat dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.[28][29]
Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki kegiatan geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tak memiliki satelit. Venus yaitu planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, probabilitas besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Sejauh ini kegiatan geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tak memiliki ajang magnet yang dapat mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.[31]
Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) yaitu planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang dikenal memiliki kegiatan geologi dan satu-satunya planet yang dikenal memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair yaitu khas di sela planet-planet kebumian dan juga yaitu satu-satunya planet yang dilihat dan diteliti memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berlainan dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya yaitu karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan kegiatan geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga yaitu asteroid yang terjebak gravitasi Mars.[34]

Sabuk asteroid

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Sabuk asteroid utama dan asteroid Troya

Asteroid secara umum yaitu objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.[35]

Sabuk asteroid utama terletak di sela orbit Mars dan Yupiter, tidak berdekatan sela 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga yaitu sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.[36]

Gradasi ukuran asteroid yaitu ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sbg benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sbg planet kerdil bila terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.[37]

Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[38] Walaupun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi.[39] Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin menerobos kawasan ini tanpa merasakan kecelakaan. Asteroid yang berdiameter sela 10 dan 10−4 m disebut meteorid.[40]

Ceres

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Ceres

Ceres (2,77 SA) yaitu benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Diameternya yaitu sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sbg planet ketika ditemukan pada masa zaman ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi.[41] Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sbg planet kerdil.

Kumpulan asteroid

Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kumpulan dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid yaitu asteroid yang mengedari asteroid yang lebih besar. Mereka tak gampang dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala nyaris sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang mungkin yaitu sumber air bumi.[42]

Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang benar di depan dan belakangan suatu orbit planet), sebutan "trojan" sering dipakai untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari suatu planet atau satelit. Kumpulan Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang gunanya kumpulan ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.

Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.

Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di kawasan ini. Badan-badan padat di kawasan ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

Planet-planet luar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara semuanya mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus beberapa besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sbg raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dan diteliti dengan gampang dari bumi.

Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, yaitu 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya yaitu hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sbg contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang dikenal Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.[44] Ganymede, yang yaitu satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesesuaian dengan Yupiter, sbg contoh komposisi atmosfernya. Walaupun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini suatu planet yang sangat tak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang dikenal sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di selanya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski nyaris terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan yaitu satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berfaedah.
Uranus
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, yaitu planet yang sangat ringan di sela planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus memiliki 27 satelit yang dikenal, yang terbesar yaitu Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus
Neptunus (30 SA) walaupun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang dikenal. Yang terbesar, Triton, geologinya giat, dan memiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton yaitu satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga ditemani beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Komet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Komet Hale-Bopp

Komet yaitu badan Tata Surya kecil, kebanyakan hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya lebih jauh dari Pluto. Kala suatu komet memasuki Tata Surya bagian dalam, tidak jauhnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dan diteliti dengan mata telanjang.

Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlanjut ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kumpulan komet, seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan suatu induk tunggal.[49] Beberapa komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.[50] Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sbg asteroid.[51]

Centaur

Centaur yaitu benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya lebih besar dari Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang dikenal yaitu, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km.[52] Centaur temuan pertama, 2060 Chiron, juga diklasifikasikan sbg komet (95P) karena memiliki koma sama seperti komet jikalau mendekati Matahari.[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sbg objek sabuk Kuiper sebaran-ke-dalam (inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di piringan tersebar (outward-scattered residents of the scattered disc).[54]

Kawasan trans-Neptunus

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Plot seluruh objek sabuk Kuiper

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper

Kawasan yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau kawasan trans-Neptunus, beberapa besar belum dieksplorasi. Menurut dugaan kawasan ini beberapa besar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar memiliki diameter seperlima bumi dan bermassa jauh lebih kecil dari bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Kawasan ini juga dikenal sbg kawasan luar Tata Surya, walaupun beragam orang memakai istilah ini untuk kawasan yang terletak melebihi sabuk asteroid.

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper yaitu suatu cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya yaitu es. Sabuk ini terletak sela 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapi dianggarkan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bagian eliptika.

Sabuk Kuiper secara kasar dapat dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi. Resonansi yaitu orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama berasal pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sbg cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 [57]

Pluto dan Charon

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pluto dan ketiga satelitnya

Pluto (rata-rata 39 SA), suatu planet kerdil, yaitu objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sbg planet yang kesembilan, ruang lingkup ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatkannya ruang lingkup resmi planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bagian ekliptika) dan tidak berdekatan 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.

Tak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sbg satelit atau menjadi suatu planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-Charon suatu sistem ganda. Dua satelit yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berfaedah Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki resonansi yang sama disebut plutino.[58]

Haumea dan Makemake

Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) yaitu dua objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea yaitu suatu objek berwujud telur dan memiliki dua satelit. Makemake yaitu objek sangat cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sbg planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh lebih membujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tak dipengaruhi oleh Neptunus, sbg bagian dari kumpulan Objek Sabuk Kuiper klasik.

Piringan tersebar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Eris dan satelitnya Dysnomia

Piringan tersebar (scattered disc) berbentuk dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh lebih luas. Kawasan ini diduga yaitu sumber komet berperioda pendek. Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerak-gerak yang dibuat migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar (scattered disc objects, atau SDO) memiliki perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion nyaris sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga memiliki inklinasi tinggi pada bagian ekliptika dan sering nyaris bersudut siku-siku. Beberapa astronom menggolongkan piringan tersebar hanya sbg bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringan tersebar sbg "objek sabuk Kuiper tersebar" (scattered Kuiper belt objects).[60]

Eris

Eris (rata-rata 68 SA) yaitu objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan menyebabkan mulainya tukar pikiran tentang ruang lingkup planet, karena Eris hanya 5%lebih besar dari Pluto dan memiliki anggaran diameter sekitar 2.400 km. Eris yaitu planet kerdil terbesar yang dikenal dan memiliki satu satelit, Dysnomia.[61] Seperti Pluto, orbitnya memiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bagian ekliptika sangat membujur.

Kawasan terjauh

Titik tempat Tata Surya kemudiannya dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batas terjauh pengaruh angin surya kira kira tidak berdekatan empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sbg titik permulaan medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, dianggarkan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.

Heliopause

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Voyager memasuki heliosheath

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang memainkan usaha pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari Matahari pada kawasan lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada kawasan searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk susunan oval yang dikenal sbg heliosheath, dengan akhlak mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batas luar dari heliosfer, heliopause, yaitu titik tempat angin surya beristirahat dan ruang antar bintang berasal.

Bangun dari ujung luar heliosfer probabilitas dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga ajang magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi bangun tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan Matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.

Sejauh ini belum benar kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, suatu tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan pemikiran "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

Awan Oort

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran seorang artis tentang Awan Oort

Secara hipotesa, Awan Oort yaitu suatu massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya yaitu sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Kawasan ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort memainkan usaha sangat lambat dan dapat digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.[62][63]

Sedna

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Foto teleskop Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) yaitu suatu benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tak yaitu bagian dari piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna yaitu objek pertama dari suatu kumpulan baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105. Suatu benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki kumpulan ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melewati ronde yang mirip, meski jauh lebih tidak jauh ke Matahari. Probabilitas besar Sedna yaitu suatu planet kerdil, meski bangun kebulatannya sedang mesti ditentukan dengan pasti.

Batasan-batasan

Banyak hal dari Tata Surya kita yang sedang belum dikenal. Ajang gravitasi Matahari dianggarkan mendominasi gaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA). Anggaran bawah radius Awan Oort, di bidang lain, tak lebih besar dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, kawasan sela Sabuk Kuiper dan Awan Oort, suatu kawasan yang memiliki radius puluhan ribu SA, dapat diceritakan belum dipetakan. Selain itu, juga benar studi yang sedang berlanjut, yang mempelajari kawasan sela Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek baru mungkin sedang akan ditemukan di kawasan yang belum dipetakan.

Dimensi

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

align="left">Sudut inklinasi orbit (°)
KarakteristikMerkuriusVenusBumiMarsYupiterSaturnusUranusNeptunus
Jarak orbit (juta km) (SA)57,91 (0,39)108,21 (0,72)149,60 (1,00)227,94 (1,52)778,41 (5,20)1.426,72 (9,54)2.870,97 (19,19)4.498,25 (30,07)
Waktu edaran (tahun)0,24 (88 hari)0,62 (224 hari)1,001,8811,8629,4584,02164,79
Jangka rotasi58,65 hari243,02 hari23 jam 56 menit24 jam 37 menit9 jam 55 menit10 jam 47 menit17 jam 14 menit16 jam 7 menit
Eksentrisitas edaran0,2060,0070,0170,0930,0480,0540,0470,009
7,003,390,001,851,312,480,771,77
Sudut inklinasi ekuator terhadap orbit (°)0,00177,3623,4525,193,1226,7397,8629,58
Diameter ekuator (km)4.87912.10412.7566.805142.984120.53651.11849.528
Massa (dibanding Bumi)0,060,811,000,15317,895,214,517,1
Kepadatan pertengahan (g/cm³)5,435,245,523,931,330,691,271,64
Suhu permukaanmin.pertengahan

maks.

-173 °C+167 °C

+427 °C

+437 °C+464 °C

+497 °C

-89 °C+15 °C

+58 °C

-133 °C-55 °C

+27 °C

-108 °C-139 °C-197 °C-201 °C

Konteks galaksi

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lukisan artis dari Gelembung Lokal

Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, suatu galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang.[66] Matahari bertempat di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion.[67] Letak Matahari tidak berdekatan sela 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.

Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sbg tahun galaksi Tata Surya.[68] Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta, tidak jauh letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi pengahabisan bintang Vega.[69]

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi memerankan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bangun orbit bumi yaitu mirip lingkaran dengan kecepatan nyaris sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan.[70]

Tata Surya terletak jauh dari kawasan padat bintang di pusat galaksi. Di kawasan pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan dapat menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini dapat menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.

Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan bangun hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah Matahari dalam bangun debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti beragam benda mirip komet.[71]

Kawasan bagian yang terkait sekitar

Bagian yang terkait galaksi terdekat dari Tata Surya yaitu sesuatu yang dinamai Awan Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble), yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berwujud rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.[72]

Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari Matahari, jumlah bintang relatif sedikit. Bintang yang terdekat yaitu sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang tidak berdekatan 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B yaitu bintang ganda mirip dengan Matahari, sedangkan Centauri C yaitu kerdil merah (disebut juga Proxima Centauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.

Bintang-bintang terdekat berikutnya yaitu suatu kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya), Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya yaitu Sirius, suatu bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' anggaran bermassa dua kali massa Matahari, dan dikelilingi oleh suatu kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya tidak berdekatan 8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya yaitu sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya) dan suatu kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya).[73]

Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari yaitu Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya. Bintang ini anggaran berukuran 80% berat Matahari, tetapi kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%.[74] Planet luar Tata Surya terdekat dari Matahari, yang dikenal sejauh ini yaitu di bintang Epsilon Eridani, suatu bintang yang sedikit lebih pudar dan lebih merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah diputuskan, bernama Epsilon Eridani b, kurang lebih berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.[75]

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penamaan astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi dikapitalisasi namanya (Tata Surya). Namun, istilah ini juga sering ditemui dalam bangun huruf kecil (tata surya)
  2. ^ Lihat Daftar satelit untuk semua satelit alami dari delapan planet dan lima planet kerdil.
  3. ^ Massa Tata Surya tak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, dapat dihitung dengan menambahkan semua massa objek terbesar yang dihitung dan memakai perhitungan kasar untuk massa awan Oort (sekitar 3 kali massa Bumi),,[76] sabuk Kuiper (sekitar 0,1 kali massa Bumi)[55] dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kali massa Bumi)[39] dengan total massa ~37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar Matahari. Bila diturunkan dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya ~31 kali massa Bumi), sisanya ~6 kali massa Bumi yaitu 1,3 persen dari massa semuanya.
  4. ^ Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA jaraknya sekitar jarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto tidak berdekatan sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter 5,2 SA. Satu tahun cahaya yaitu 63.240 SA...

Pustaka

  1. ^ Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralogical Works), (Principia, Volume 1)
  2. ^ See, T. J. J. (1909). "The Past History of the Earth as Inferred from the Mode of Formation of the Solar System". Proceedings of the American Philosophical Society 48: 119. Retrieved 2006-07-23. 
  3. ^ a b c M. M. Woolfson (1993). "The Solar System: Its Origin and Evolution". Journal of the Royal Astronomical Society 34: 1–20. Retrieved 2008-04-16. 
  4. ^ Benjamin Crowell (1998-2006). "5". Conservation Laws. lightandmatter.com. 
  5. ^ M Woolfson (2000). "The origin and evolution of the solar system". Astronomy & Geophysics 41: 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x. 
  6. ^ nineplanets.org. "An Overview of the Solar System". Retrieved 2007-02-15. 
  7. ^ Amir Alexander (2006). "New Horizons Set to Launch on 9-Year Voyage to Pluto and the Kuiper Belt". The Planetary Society. Retrieved 2006-11-08. 
  8. ^ a b c "The Final IAU Resolution on the definition of "planet" ready for voting". IAU. 2006-08-24. Retrieved 2007-03-02. 
  9. ^ "Dwarf Planets and their Systems". Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). U.S. Geological Survey. 2008-11-07. Retrieved 2008-07-13. 
  10. ^ "Plutoid chosen as name for Solar System objects like Pluto". International Astronomical Union (News Release - IAU0804), Paris. 11 June 2008. Retrieved 2008-06-11. 
  11. ^ Feaga, L (2007). "Asymmetries in the distribution of H2O and CO2 in the inner coma of Comet 9P/Tempel 1 as observed by Deep Impact". Icarus 190: 345. Bibcode:2007Icar..190..345F. doi:10.1016/j.icarus.2007.04.009. 
  12. ^ Michael Zellik (2002). Astronomy: The Evolving Universe (9th ed.). Cambridge University Press. p. 240. ISBN 0521800900. OCLC 223304585 46685453. 
  13. ^ Smart, R. L.; Carollo, D.; Lattanzi, M. G.; McLean, B.; Spagna, A. (2001). "The Second Guide Star Catalogue and Cool Stars". Perkins Observatory. Retrieved 2006-12-26. 
  14. ^ Nir J. Shaviv (2003). "Towards a Solution to the Early Faint Sun Paradox: A Lower Cosmic Ray Flux from a Stronger Solar Wind". Journal of Geophysical Research 108: 1437. doi:10.1029/2003JA009997. Retrieved 20090126. 
  15. ^ T. S. van Albada, Norman Baker (1973). "On the Two Oosterhoff Groups of Globular Clusters". Astrophysical Journal 185: 477–498. doi:10.1086/152434. 
  16. ^ Charles H. Lineweaver (2001-03-09). "An Estimate of the Age Distribution of Terrestrial Planets in the Universe: Quantifying Metallicity as a Selection Effect". University of New South Wales. Retrieved 2006-07-23. 
  17. ^ "Solar Physics: The Solar Wind". Marshall Space Flight Center. 2006-07-16. Retrieved 2006-10-03. 
  18. ^ Phillips, Tony (2001-02-15). "The Sun Does a Flip". Science@NASA. Retrieved 2007-02-04. 
  19. ^ A Star with two North Poles, April 22, 2003, Science @ NASA
  20. ^ Riley, Pete; Linker, J. A.; Mikić, Z., "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations", (2002) Journal of Geophysical Research (Space Physics), Volume 107, Issue A7, pp. SSH 8-1, CiteID 1136, DOI 10.1029/2001JA000299. (Full text)
  21. ^ Lundin, Richard (2001-03-09). "Erosion by the Solar Wind". Science 291 (5510): 1909. DOI:10.1126/science.1059763  abstract  full text.
  22. ^ Langner, U. W.; M.S. Potgieter (2005). "Effects of the position of the solar wind termination shock and the heliopause on the heliospheric modulation of cosmic rays". Advances in Space Research 35 (12): 2084–2090. doi:10.1016/j.asr.2004.12.005. Retrieved 2007-02-11. 
  23. ^ "Long-term Evolution of the Zodiacal Cloud". 1998. Retrieved 2007-02-03. 
  24. ^ "ESA scientist discovers a way to shortlist stars that might have planets". ESA Science and Technology. 2003. Retrieved 2007-02-03. 
  25. ^ Landgraf, M.; Liou, J.-C.; Zook, H. A.; Grün, E. (May 2002). "Origins of Solar System Dust beyond Jupiter". The Astronomical Journal 123 (5): 2857–2861. doi:10.1086/339704. Retrieved 2007-02-09. 
  26. ^ Schenk P., Melosh H.J. (1994), Lobate Thrust Scarps and the Thickness of Mercury's Lithosphere, Abstracts of the 25th Lunar and Planetary Science Conference, 1994LPI....25.1203S
  27. ^ Bill Arnett (2006). "Mercury". The Nine Planets. Retrieved 2006-09-14. 
  28. ^ Benz, W., Slattery, W. L., Cameron, A. G. W. (1988), Collisional stripping of Mercury's mantle, Icarus, v. 74, p. 516–528.
  29. ^ Cameron, A. G. W. (1985), The partial volatilization of Mercury, Icarus, v. 64, p. 285–294.
  30. ^ Mark Alan Bullock. "The Stability of Climate on Venus" (PDF). Southwest Research Institute. Diakses pada 26 Desember 2006.
  31. ^ Paul Rincon (1999). "Climate Change as a Regulator of Tectonics on Venus" (PDF). Johnson Space Center Houston, TX, Institute of Meteoritics, University of New Mexico, Albuquerque, NM. Retrieved 2006-11-19. 
  32. ^ Anne E. Egger, M.A./M.S. "Earth's Atmosphere: Composition and Structure". VisionLearning.com. Retrieved 2006-12-26. 
  33. ^ David Noever (2004). "Modern Martian Marvels: Volcanoes?". NASA Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-07-23. 
  34. ^ Scott S. Sheppard, David Jewitt, and Jan Kleyna (2004). "A Survey for Outer Satellites of Mars: Limits to Completeness". The Astronomical Journal. Retrieved 2006-12-26. 
  35. ^ "Are Kuiper Belt Objects asteroids? Are large Kuiper Belt Objects planets?". Cornell University. Retrieved 2009-03-01. 
  36. ^ Petit, J.-M.; Morbidelli, A.; Chambers, J. (2001). "The Primordial Excitation and Clearing of the Asteroid Belt" (PDF). Icarus 153: 338–347. doi:10.1006/icar.2001.6702. Retrieved 2007-03-22. 
  37. ^ "IAU Planet Definition Committee". International Astronomical Union. 2006. Retrieved 2009-03-01. 
  38. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". ESA. 2002. Retrieved 2006-06-23. 
  39. ^ a b Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (July 2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus 158 (1): 98–105. doi:10.1006/icar.2002.6837. 
  40. ^ Beech, M.; Duncan I. Steel (September 1995). "On the Definition of the Term Meteoroid". Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society 36 (3): 281–284. Retrieved 2006-08-31. 
  41. ^ "History and Discovery of Asteroids" (DOC). NASA. Retrieved 2006-08-29. 
  42. ^ Phil Berardelli (2006). "Main-Belt Comets May Have Been Source Of Earths Water". SpaceDaily. Retrieved 2006-06-23. 
  43. ^ Jack J. Lissauer, David J. Stevenson (2006). "Formation of Giant Planets" (PDF). NASA Ames Research Center; California Institute of Technology. Retrieved 2006-01-16. 
  44. ^ Pappalardo, R T (1999). "Geology of the Icy Galilean Satellites: A Framework for Compositional Studies". Brown University. Retrieved 2006-01-16. 
  45. ^ J. S. Kargel (1994). "Cryovolcanism on the icy satellites". U.S. Geological Survey. Retrieved 2006-01-16. 
  46. ^ Hawksett, David; Longstaff, Alan; Cooper, Keith; Clark, Stuart (2005). "10 Mysteries of the Solar System". Astronomy Now. Retrieved 2006-01-16. 
  47. ^ Podolak, M.; Reynolds, R. T.; Young, R. (1990). "Post Voyager comparisons of the interiors of Uranus and Neptune". NASA, Ames Research Center. Retrieved 2006-01-16. 
  48. ^ Duxbury, N.S., Brown, R.H. (1995). "The Plausibility of Boiling Geysers on Triton". Beacon eSpace. Retrieved 2006-01-16. 
  49. ^ Sekanina, Zdenek (2001). "Kreutz sungrazers: the ultimate case of cometary fragmentation and disintegration?". Publications of the Astronomical Institute of the Academy of Sciences of the Czech Republic. 89 p.78–93. 
  50. ^ Królikowska, M. (2001). "A study of the original orbits of hyperbolic comets". Astronomy & Astrophysics 376 (1): 316–324. doi:10.1051/0004-6361:20010945. Retrieved 2007-01-02. 
  51. ^ Fred L. Whipple (1992-04). "The activities of comets related to their aging and origin". Retrieved 2006-12-26. 
  52. ^ John Stansberry, Will Grundy, Mike Brown, Dale Cruikshank, John Spencer, David Trilling, Jean-Luc Margot (2007). "Physical Properties of Kuiper Belt and Centaur Objects: Constraints from Spitzer Space Telescope". Retrieved 2008-09-21. 
  53. ^ Patrick Vanouplines (1995). "Chiron biography". Vrije Universitiet Brussel. Retrieved 2006-06-23. 
  54. ^ "List Of Centaurs and Scattered-Disk Objects". IAU: Minor Planet Center. Retrieved 2007-04-02. 
  55. ^ a b Audrey Delsanti and David Jewitt (2006). "The Solar System Beyond The Planets" (PDF). Institute for Astronomy, University of Hawaii. Retrieved 2007-01-03. 
  56. ^ M. W. Buie, R. L. Millis, L. H. Wasserman, J. L. Elliot, S. D. Kern, K. B. Clancy, E. I. Chiang, A. B. Jordan, K. J. Meech, R. M. Wagner, D. E. Trilling (2005). "Procedures, Resources and Selected Results of the Deep Ecliptic Survey". Lowell Observatory, University of Pennsylvania, Large Binocular Telescope Observatory, Massachusetts Institute of Technology, University of Hawaii, University of California at Berkeley. Retrieved 2006-09-07. 
  57. ^ E. Dotto1, M.A. Barucci2, and M. Fulchignoni (2006-08-24). "Beyond Neptune, the new frontier of the Solar System" (PDF). Retrieved 2006-12-26. 
  58. ^ Fajans, J., L. Frièdland (October 2001). "Autoresonant (nonstationary) excitation of pendulums, Plutinos, plasmas, and other nonlinear oscillators". American Journal of Physics 69 (10): 1096–1102. DOI:10.1119/1.1389278  abstract  full text.
  59. ^ Marc W. Buie (2008-04-05). "Orbit Fit and Astrometric record for 136472". SwRI (Space Science Department). Retrieved 2008-07-13. 
  60. ^ David Jewitt (2005). "The 1000 kilometer Scale KBOs". University of Hawaii. Retrieved 2006-07-16. 
  61. ^ Mike Brown (2005). "The discovery of 2003 UB313 Eris, the 10th planet largest known dwarf planet.". CalTech. Retrieved 2006-09-15. 
  62. ^ Stern SA, Weissman PR. (2001). "Rapid collisional evolution of comets during the formation of the Oort cloud.". Space Studies Department, Southwest Research Institute, Boulder, Colorado. Retrieved 2006-11-19. 
  63. ^ Bill Arnett (2006). "The Kuiper Belt and the Oort Cloud". nineplanets.org. Retrieved 2006-06-23. 
  64. ^ T. Encrenaz, JP. Bibring, M. Blanc, MA. Barucci, F. Roques, PH. Zarka (2004). The Solar System: Third edition. Springer. p. 1. 
  65. ^ Durda D.D.; Stern S.A.; Colwell W.B.; Parker J.W.; Levison H.F.; Hassler D.M. (2004). "A New Observational Search for Vulcanoids in SOHO/LASCO Coronagraph Images". Retrieved 2006-07-23. 
  66. ^ A.D. Dolgov (2003). "Magnetic fields in cosmology". Retrieved 2006-07-23. 
  67. ^ R. Drimmel, D. N. Spergel (2001). "Three Dimensional Structure of the Milky Way Disk". Retrieved 2006-07-23. 
  68. ^ Leong, Stacy (2002). "Period of the Sun's Orbit around the Galaxy (Cosmic Year". The Physics Factbook. Retrieved 2007-04-02. 
  69. ^ C. Barbieri (2003). "Elementi di Astronomia e Astrofisica per il Corso di Ingegneria Aerospaziale V settimana". IdealStars.com. Retrieved 2007-02-12. 
  70. ^ Leslie Mullen (2001). "Galactic Habitable Zones". Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-06-23. 
  71. ^ "Supernova Explosion May Have Caused Mammoth Extinction". Physorg.com. 2005. Retrieved 2007-02-02. 
  72. ^ "Near-Earth Supernovas". NASA. Retrieved 2006-07-23. 
  73. ^ "Stars within 10 light years". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  74. ^ "Tau Ceti". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  75. ^ "HUBBLE ZEROES IN ON NEAREST KNOWN EXOPLANET". Hubblesite. 2006. 
  76. ^ Alessandro Morbidelli (2006). "Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs". CNRS, Observatoire de la Côte d’Azur. Retrieved 2007-08-03. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Animasi interaktif Tata Surya dalam bahasa Indonesia
  • (Indonesia) Suatu applet yang menunjukkan lokasi pada kala ini bintang-bintang dan planet-planet di langit malam.
  • (Inggris) Animasi interaktif planet-planet (145 tingkat zoom dan sebanyak efek waktu)
  • (Inggris) solarviews.com, tampilan multimedia Tata Surya.
  • (Inggris) Simulator Tata Surya milik NASA

Sumber :
ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.


Page 7

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris.

Tata Surya[a] yaitu himpunan benda langit yang terdiri atas suatu bintang yang disebut Matahari dan seluruh objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah dikenal dengan orbit berwujud elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar yaitu Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort dianggarkan terletak di kawasan terjauh yang tidak berdekatan sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta kilometer), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, benar lima objek angkasa yang diklasifikasikan sbg planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, benar semakin jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta kilometer. di sabuk asteroid; dahulunya diklasifikasikan sbg planet kelima), Pluto (5.906 juta kilometer.; dahulunya diklasifikasikan sbg planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Asal usul

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah diceritakan para berbakat, beberapa di selanya adalah:

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali diceritakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang semakin dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya sedang berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang beberapa besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan pengahabisannya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar makin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Dampak gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berwujud nyaris melingkar dari planet-planet yaitu konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali diceritakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk dampak benarnya bintang lain yang lewat cukup tidak jauh dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama ronde internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara beberapa besar materi tertarik kembali, beberapa lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sbg protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari saat ke saat dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali diceritakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain untuk Matahari. Kondisi yang nyaris bertabrakan menyebabkan tertariknya sebanyak besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu nyaris tak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[4]

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya diceritakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya diceritakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang nyaris sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tak meledak dan mulai mengelilinginya.

Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka seluruh bisa dilihat dan diteliti dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini mempunyai nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu ilmu dan teknologi pengamatan pada lima masa zaman lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya bisa menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tak bisa dilihat dan diteliti melewati mata telanjang.

Karena teleskop Galileo bisa mengamati semakin tajam, beliau bisa melihat beragam perubahan bangun penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sbg dampak perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari yaitu pusat dunia semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris yaitu Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang benar nyaris 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melewati Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit kemudian

Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini benar yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.

Pada kala Pluto ditemukan, beliau hanya dikenal sbg satu-satunya objek angkasa yang benar setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sbg planet yang sebenarnya karena ukurannya tak berlainan jauh dengan Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin benar sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sbg Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper yaitu bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di selanya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini dikenal juga mempunyai satelit pada Januari 2005 walaupun berukuran semakin kecil dari Pluto. Dan puncaknya yaitu penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain semakin besar dari Pluto, objek ini juga mempunyai satelit.

Susunan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Perbanding relatif massa planet. Yupiter yaitu 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tak nampak dalam diagram di atas.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

Illustrasi skala

Komponen utama sistem Tata Surya yaitu matahari, suatu bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup anggaran 90 persen massa selebihnya.[c]

Nyaris seluruh objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bagian edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Seluruh planet terletak sangat tidak jauh pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper kebanyakan mempunyai beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.

Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat dan diteliti dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.

Hukum Gerak-gerak yang dibuat Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari memainkan usaha mengikuti bangun elips dengan Matahari sbg salah satu titik fokusnya. Objek yang tidak berdekatan semakin tidak jauh dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya semakin kecil) mempunyai tahun saat yang semakin pendek. Pada orbit elips, jarak sela objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat sela objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Seluruh objek Tata Surya memainkan usaha tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet bisa dibilang nyaris berwujud lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berwujud elips.

Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak sela orbit yang sama sela satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, makin jauh letak suatu planet atau sabuk dari Matahari, makin besar jarak sela objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sbg contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) semakin dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus yaitu 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tak satu teori pun telah diterima.

Nyaris seluruh planet-planet di Tata Surya juga mempunyai sistem sekunder. Kebanyakan yaitu benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini mempunyai ukuran semakin besar dari planet. Nyaris seluruh satelit alami yang sangat besar terletak di orbit sinkron, dengan satu bidang satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang mengandung partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

Terminologi

Secara tidak resmi, Tata Surya bisa dibagi menjadi tiga kawasan. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada kawasan yang semakin jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.[6] Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berlainan tersendiri yang meliputi seluruh objek melampaui Neptunus.[7]

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari bisa diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet yaitu suatu badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan seluruh objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan ruang lingkup ini, Tata Surya mempunyai delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tak bisa membersihkan orbitnya dari objek-objek Sabuk Kuiper.[8]

Planet kerdil yaitu benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk bisa membentuk bulatan diri tetapi belum bisa membersihkan kawasan sekitarnya.[8] Menurut ruang lingkup ini, Tata Surya mempunyai lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9] Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang mempunyai orbit di kawasan trans-Neptunus kebanyakan disebut "plutoid".[10] Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari yaitu benda kecil Tata Surya.[8]

Ilmuwan berbakat planet memakai istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu dipakai untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K), sbg contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, yaitu komponen pembentuk utama nyaris seluruh planet kebumian dan asteroid. Gas yaitu bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida,[11] mempunyai titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini yaitu komponen utama dari beberapa besar satelit planet raksasa. Beliau juga yaitu komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta beragam benda kecil yang terletak di tidak jauh orbit Neptunus.[12]

Istilah volatiles mencakup seluruh bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' bisa ditemukan sbg es, cairan, atau gas di beragam bagian Tata Surya.

Zona planet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sabuk Kuiper. (Gambar tak sesuai skala)

Di zona planet dalam, Matahari yaitu pusat Tata Surya dan letaknya sangat tidak jauh dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 kilometer, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya sela 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis sela 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.

Sela Mars dan Yupiter terdapat kawasan yang disebut sabuk asteroid, himpunan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa mempunyai diameter 100 km atau semakin. Ceres, bagian dari himpunan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sbg planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).

Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis sela 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.

Jarak rata-rata sela planet-planet dengan Matahari bisa dianggarkan dengan memakai baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak sela jalur edaran orbit-orbit ini probabilitas yaitu efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus yaitu hasil tabrakan kosmis.

Matahari

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Matahari dilihat dan diteliti dari spektrum sinar-X

Matahari yaitu bintang induk Tata Surya dan yaitu komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sebanyak energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bangun radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.

Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang benar di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas suatu bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang semakin panas akan semakin cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini diceritakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang semakin cemerlang dan semakin panas dari Matahari yaitu langka, sedangkan bintang-bintang yang semakin redup dan dingin yaitu umum.[13]

Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum yaitu "puncak hidup" dari suatu bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Kala ini Matahari tumbuh makin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya yaitu sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]

Matahari secara metalisitas dikategorikan sbg bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk semakin pengahabisan pada tingkat evolusi dunia semesta, sehingga mengandung banyakan unsur yang semakin berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II".[15] Unsur-unsur yang semakin berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum dunia semesta bisa dipenuhi oleh unsur-unsur yang semakin berat ini.

Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang semakin tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini dianggarkan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet yaitu hasil penggumpalan metal.[16]

Medium antarplanet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lembar arus heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sbg angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar anggaran pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,[17] membuat atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya sangat tak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.

Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, membuat cuaca ruang angkasa.[18] Susunan terbesar dari heliosfer dinamai lembar arus heliosfer (heliospheric current sheet), suatu spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Ajang magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tak mempunyai ajang magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21] Interaksi sela angin surya dan ajang magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang bisa dilihat dan diteliti tidak jauh kutub magnetik bumi.

Heliosfer juga memerankan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Ajang magnet planet-planet menambah peran perlindungan kemudian. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan daya ajang magnet Matahari merasakan perubahan pada skala saat yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri yaitu bervariasi, meski tak dikenal seberapa besar.[22]

Medium antarplanet juga yaitu tempat benarnya sangat tak dua kawasan mirip piringan yang mengandung debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan yaitu penyebab cahaya zodiak. Ini probabilitas terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang diakibatkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Kawasan kedua membentang sela 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin diakibatkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.[24][25]

Tata Surya bagian dalam

Tata Surya bagian dalam yaitu nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup tidak jauh dengan matahari, radius dari seluruh kawasan ini semakin pendek dari jarak sela Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) mempunyai komposisi batuan yang padat, nyaris tak mempunyai atau tak mempunyai satelit dan tak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama yaitu mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) mempunyai atmosfer, seluruhnya mempunyai kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di sela Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) yaitu planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tak mempunyai satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang dikenal yaitu lobed ridges atau rupes, probabilitas terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang nyaris bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.[27] Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius sedang belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.[28][29]
Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini mempunyai selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan mempunyai kegiatan geologi. Akan tetapi planet ini semakin kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali semakin padat dari bumi. Venus tak mempunyai satelit. Venus yaitu planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, probabilitas besar diakibatkan banyak gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Sejauh ini kegiatan geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tak mempunyai ajang magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.[31]
Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) yaitu planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang dikenal mempunyai kegiatan geologi dan satu-satunya planet yang dikenal mempunyai mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair yaitu khas di sela planet-planet kebumian dan juga yaitu satu-satunya planet yang dilihat dan diteliti mempunyai lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berlainan dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi mempunyai satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran semakin kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini mempunyai atmosfer tipis yang kandungan utamanya yaitu karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan kegiatan geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga yaitu asteroid yang terjebak gravitasi Mars.[34]

Sabuk asteroid

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Sabuk asteroid utama dan asteroid Troya

Asteroid secara umum yaitu objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.[35]

Sabuk asteroid utama terletak di sela orbit Mars dan Yupiter, tidak berdekatan sela 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga yaitu sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.[36]

Gradasi ukuran asteroid yaitu ratusan kilometer sampai mikroskopis. Seluruh asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sbg benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sbg planet kerdil bila terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.[37]

Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[38] Walaupun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah semakin dari seperseribu massa bumi.[39] Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin menerobos kawasan ini tanpa merasakan kecelakaan. Asteroid yang berdiameter sela 10 dan 10−4 m disebut meteorid.[40]

Ceres

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Ceres

Ceres (2,77 SA) yaitu benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Diameternya yaitu sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk mempunyai gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sbg planet ketika ditemukan pada masa zaman ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi semakin lanjut menemukan beberapa asteroid lagi.[41] Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sbg planet kerdil.

Kumpulan asteroid

Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kumpulan dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid yaitu asteroid yang mengedari asteroid yang semakin besar. Mereka tak gampang dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala nyaris sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga mempunyai komet sabuk utama yang mungkin yaitu sumber air bumi.[42]

Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang benar di depan dan belakangan suatu orbit planet), sebutan "trojan" sering dipakai untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari suatu planet atau satelit. Kumpulan Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang berfaedah kumpulan ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.

Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.

Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di kawasan ini. Badan-badan padat di kawasan ini mengandung banyak volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang semakin tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

Planet-planet luar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara semuanya mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus beberapa besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus mempunyai proporsi es yang semakin besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sbg raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini seluruhnya mempunyai cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang bisa dilihat dan diteliti dengan gampang dari bumi.

Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, yaitu 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya yaitu hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sbg contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang dikenal Yupiter mempunyai 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.[44] Ganymede, yang yaitu satelit terbesar di Tata Surya, berukuran semakin besar dari Merkurius.
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, mempunyai beberapa kesesuaian dengan Yupiter, sbg contoh komposisi atmosfernya. Walaupun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini suatu planet yang sangat tak padat di Tata Surya. Saturnus mempunyai 60 satelit yang dikenal sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di selanya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski nyaris terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran semakin besar dari Merkurius dan yaitu satu-satunya satelit di Tata Surya yang mempunyai atmosfer yang cukup berfaedah.
Uranus
Uranus (19,6 SA) yang mempunyai 14 kali massa bumi, yaitu planet yang sangat ringan di sela planet-planet luar. Planet ini mempunyai kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini mempunyai inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus mempunyai 27 satelit yang dikenal, yang terbesar yaitu Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus
Neptunus (30 SA) walaupun sedikit semakin kecil dari Uranus, mempunyai 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya semakin padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus mempunyai 13 satelit yang dikenal. Yang terbesar, Triton, geologinya giat, dan mempunyai geyser nitrogen cair.[48] Triton yaitu satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga ditemani beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini mempunyai resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Komet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Komet Hale-Bopp

Komet yaitu badan Tata Surya kecil, kebanyakan hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini mempunyai eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya semakin jauh dari Pluto. Kala suatu komet memasuki Tata Surya bagian dalam, tidak jauhnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering bisa dilihat dan diteliti dengan mata telanjang.

Komet berperioda pendek mempunyai kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang mempunyai orbit yang berlanjut ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kumpulan komet, seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan suatu induk tunggal.[49] Beberapa komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.[50] Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sbg asteroid.[51]

Centaur

Centaur yaitu benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya semakin besar dari Yupiter (5,5 SA) dan semakin kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang dikenal yaitu, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km.[52] Centaur temuan pertama, 2060 Chiron, juga diklasifikasikan sbg komet (95P) karena mempunyai koma sama seperti komet jikalau mendekati Matahari.[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sbg objek sabuk Kuiper sebaran-ke-dalam (inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di piringan tersebar (outward-scattered residents of the scattered disc).[54]

Kawasan trans-Neptunus

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Plot seluruh objek sabuk Kuiper

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper

Kawasan yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau kawasan trans-Neptunus, beberapa besar belum dieksplorasi. Menurut dugaan kawasan ini beberapa besar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar mempunyai diameter seperlima bumi dan bermassa jauh semakin kecil dari bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Kawasan ini juga dikenal sbg kawasan luar Tata Surya, walaupun beragam orang memakai istilah ini untuk kawasan yang terletak melebihi sabuk asteroid.

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper yaitu suatu cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya yaitu es. Sabuk ini terletak sela 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter semakin dari 50 km, tetapi dianggarkan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper mempunyai satelit ganda dan kebanyakan mempunyai orbit di luar bagian eliptika.

Sabuk Kuiper secara kasar bisa dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi. Resonansi yaitu orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama berasal pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tak mempunyai resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sbg cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 [57]

Pluto dan Charon

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pluto dan ketiga satelitnya

Pluto (rata-rata 39 SA), suatu planet kerdil, yaitu objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sbg planet yang kesembilan, ruang lingkup ini ditukar pada tahun 2006 dengan diangkatkannya ruang lingkup resmi planet. Pluto mempunyai kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bagian ekliptika) dan tidak berdekatan 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.

Tak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sbg satelit atau menjadi suatu planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-Charon suatu sistem ganda. Dua satelit yang jauh semakin kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan mempunyai 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berfaedah Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya mempunyai resonansi yang sama disebut plutino.[58]

Haumea dan Makemake

Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) yaitu dua objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea yaitu suatu objek berwujud telur dan mempunyai dua satelit. Makemake yaitu objek sangat cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sbg planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh semakin membujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tak dipengaruhi oleh Neptunus, sbg bagian dari kumpulan Objek Sabuk Kuiper klasik.

Piringan tersebar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Eris dan satelitnya Dysnomia

Piringan tersebar (scattered disc) berbentuk dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh semakin luas. Kawasan ini diduga yaitu sumber komet berperioda pendek. Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerak-gerak yang dibuat migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar (scattered disc objects, atau SDO) mempunyai perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion nyaris sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga mempunyai inklinasi tinggi pada bagian ekliptika dan sering nyaris bersudut siku-siku. Beberapa astronom menggolongkan piringan tersebar hanya sbg bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringan tersebar sbg "objek sabuk Kuiper tersebar" (scattered Kuiper belt objects).[60]

Eris

Eris (rata-rata 68 SA) yaitu objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan menyebabkan mulainya tukar pikiran tentang ruang lingkup planet, karena Eris hanya 5%lebih besar dari Pluto dan mempunyai anggaran diameter sekitar 2.400 km. Eris yaitu planet kerdil terbesar yang dikenal dan mempunyai satu satelit, Dysnomia.[61] Seperti Pluto, orbitnya mempunyai eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bagian ekliptika sangat membujur.

Kawasan terjauh

Titik tempat Tata Surya pengahabisannya dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batas terjauh pengaruh angin surya kira kira tidak berdekatan empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sbg titik awal medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, dianggarkan mencakup sekitar seribu kali semakin jauh.

Heliopause

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Voyager memasuki heliosheath

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang memainkan usaha pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari Matahari pada kawasan lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada kawasan searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk susunan oval yang dikenal sbg heliosheath, dengan akhlak mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat semakin jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batas luar dari heliosfer, heliopause, yaitu titik tempat angin surya beristirahat dan ruang antar bintang berasal.

Bangun dari ujung luar heliosfer probabilitas dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga ajang magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi bangun tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan semakin jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang dilepaskan Matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.

Sejauh ini belum benar kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, suatu tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan pemikiran "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

Awan Oort

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran seorang artis tentang Awan Oort

Secara hipotesa, Awan Oort yaitu suatu massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya yaitu sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Kawasan ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort memainkan usaha sangat lambat dan bisa digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.[62][63]

Sedna

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Foto teleskop Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) yaitu suatu benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tak yaitu bagian dari piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna yaitu objek pertama dari suatu kumpulan baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105. Suatu benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki kumpulan ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melewati ronde yang mirip, meski jauh semakin tidak jauh ke Matahari. Probabilitas besar Sedna yaitu suatu planet kerdil, meski bangun kebulatannya sedang mesti ditentukan dengan pasti.

Batasan-batasan

Banyak hal dari Tata Surya kita yang sedang belum dikenal. Ajang gravitasi Matahari dianggarkan mendominasi gaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA). Anggaran bawah radius Awan Oort, di bidang lain, tak semakin besar dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, kawasan sela Sabuk Kuiper dan Awan Oort, suatu kawasan yang mempunyai radius puluhan ribu SA, bisa diceritakan belum dipetakan. Selain itu, juga benar studi yang sedang berlanjut, yang mempelajari kawasan sela Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek baru mungkin sedang akan ditemukan di kawasan yang belum dipetakan.

Dimensi

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

Konteks galaksi

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lukisan artis dari Gelembung Lokal

Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, suatu galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan mempunyai sekitar 200 milyar bintang.[66] Matahari bertempat di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion.[67] Letak Matahari tidak berdekatan sela 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.

Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Saat revolusi ini dikenal sbg tahun galaksi Tata Surya.[68] Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta, tidak jauh letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi pengahabisan bintang Vega.[69]

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi memerankan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bangun orbit bumi yaitu mirip lingkaran dengan kecepatan nyaris sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi mempunyai konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan.[70]

Tata Surya terletak jauh dari kawasan padat bintang di pusat galaksi. Di kawasan pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan bisa menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini bisa menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.

Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan bangun hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah Matahari dalam bangun debu radiasi atau bahan yang semakin besar lainnya, seperti beragam benda mirip komet.[71]

Kawasan bagian yang terkait sekitar

Bagian yang terkait galaksi terdekat dari Tata Surya yaitu sesuatu yang dinamai Awan Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble), yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berwujud rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.[72]

Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari Matahari, banyak bintang relatif sedikit. Bintang yang terdekat yaitu sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang tidak berdekatan 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B yaitu bintang ganda mirip dengan Matahari, sedangkan Centauri C yaitu kerdil merah (disebut juga Proxima Centauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.

Bintang-bintang terdekat berikutnya yaitu suatu kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya), Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya yaitu Sirius, suatu bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' anggaran bermassa dua kali massa Matahari, dan dikelilingi oleh suatu kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya tidak berdekatan 8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya yaitu sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya) dan suatu kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya).[73]

Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari yaitu Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya. Bintang ini anggaran berukuran 80% berat Matahari, tetapi kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%.[74] Planet luar Tata Surya terdekat dari Matahari, yang dikenal sejauh ini yaitu di bintang Epsilon Eridani, suatu bintang yang sedikit semakin pudar dan semakin merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah diputuskan, bernama Epsilon Eridani b, kurang semakin berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.[75]

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penamaan astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi dikapitalisasi namanya (Tata Surya). Namun, istilah ini juga sering ditemui dalam bangun huruf kecil (tata surya)
  2. ^ Lihat Daftar satelit untuk seluruh satelit alami dari delapan planet dan lima planet kerdil.
  3. ^ Massa Tata Surya tak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, bisa dihitung dengan menambahkan seluruh massa objek terbesar yang dihitung dan memakai perhitungan kasar untuk massa awan Oort (sekitar 3 kali massa Bumi),,[76] sabuk Kuiper (sekitar 0,1 kali massa Bumi)[55] dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kali massa Bumi)[39] dengan total massa ~37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar Matahari. Bila diturunkan dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya ~31 kali massa Bumi), sisanya ~6 kali massa Bumi yaitu 1,3 persen dari massa semuanya.
  4. ^ Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA jaraknya sekitar jarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto tidak berdekatan sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter 5,2 SA. Satu tahun cahaya yaitu 63.240 SA...

Pustaka

  1. ^ Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralogical Works), (Principia, Volume 1)
  2. ^ See, T. J. J. (1909). "The Past History of the Earth as Inferred from the Mode of Formation of the Solar System". Proceedings of the American Philosophical Society 48: 119. Retrieved 2006-07-23. 
  3. ^ a b c M. M. Woolfson (1993). "The Solar System: Its Origin and Evolution". Journal of the Royal Astronomical Society 34: 1–20. Retrieved 2008-04-16. 
  4. ^ Benjamin Crowell (1998-2006). "5". Conservation Laws. lightandmatter.com. 
  5. ^ M Woolfson (2000). "The origin and evolution of the solar system". Astronomy & Geophysics 41: 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x. 
  6. ^ nineplanets.org. "An Overview of the Solar System". Retrieved 2007-02-15. 
  7. ^ Amir Alexander (2006). "New Horizons Set to Launch on 9-Year Voyage to Pluto and the Kuiper Belt". The Planetary Society. Retrieved 2006-11-08. 
  8. ^ a b c "The Final IAU Resolution on the definition of "planet" ready for voting". IAU. 2006-08-24. Retrieved 2007-03-02. 
  9. ^ "Dwarf Planets and their Systems". Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). U.S. Geological Survey. 2008-11-07. Retrieved 2008-07-13. 
  10. ^ "Plutoid chosen as name for Solar System objects like Pluto". International Astronomical Union (News Release - IAU0804), Paris. 11 June 2008. Retrieved 2008-06-11. 
  11. ^ Feaga, L (2007). "Asymmetries in the distribution of H2O and CO2 in the inner coma of Comet 9P/Tempel 1 as observed by Deep Impact". Icarus 190: 345. Bibcode:2007Icar..190..345F. doi:10.1016/j.icarus.2007.04.009. 
  12. ^ Michael Zellik (2002). Astronomy: The Evolving Universe (9th ed.). Cambridge University Press. p. 240. ISBN 0521800900. OCLC 223304585 46685453. 
  13. ^ Smart, R. L.; Carollo, D.; Lattanzi, M. G.; McLean, B.; Spagna, A. (2001). "The Second Guide Star Catalogue and Cool Stars". Perkins Observatory. Retrieved 2006-12-26. 
  14. ^ Nir J. Shaviv (2003). "Towards a Solution to the Early Faint Sun Paradox: A Lower Cosmic Ray Flux from a Stronger Solar Wind". Journal of Geophysical Research 108: 1437. doi:10.1029/2003JA009997. Retrieved 20090126. 
  15. ^ T. S. van Albada, Norman Baker (1973). "On the Two Oosterhoff Groups of Globular Clusters". Astrophysical Journal 185: 477–498. doi:10.1086/152434. 
  16. ^ Charles H. Lineweaver (2001-03-09). "An Estimate of the Age Distribution of Terrestrial Planets in the Universe: Quantifying Metallicity as a Selection Effect". University of New South Wales. Retrieved 2006-07-23. 
  17. ^ "Solar Physics: The Solar Wind". Marshall Space Flight Center. 2006-07-16. Retrieved 2006-10-03. 
  18. ^ Phillips, Tony (2001-02-15). "The Sun Does a Flip". Science@NASA. Retrieved 2007-02-04. 
  19. ^ A Star with two North Poles, April 22, 2003, Science @ NASA
  20. ^ Riley, Pete; Linker, J. A.; Mikić, Z., "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations", (2002) Journal of Geophysical Research (Space Physics), Volume 107, Issue A7, pp. SSH 8-1, CiteID 1136, DOI 10.1029/2001JA000299. (Full text)
  21. ^ Lundin, Richard (2001-03-09). "Erosion by the Solar Wind". Science 291 (5510): 1909. DOI:10.1126/science.1059763  abstract  full text.
  22. ^ Langner, U. W.; M.S. Potgieter (2005). "Effects of the position of the solar wind termination shock and the heliopause on the heliospheric modulation of cosmic rays". Advances in Space Research 35 (12): 2084–2090. doi:10.1016/j.asr.2004.12.005. Retrieved 2007-02-11. 
  23. ^ "Long-term Evolution of the Zodiacal Cloud". 1998. Retrieved 2007-02-03. 
  24. ^ "ESA scientist discovers a way to shortlist stars that might have planets". ESA Science and Technology. 2003. Retrieved 2007-02-03. 
  25. ^ Landgraf, M.; Liou, J.-C.; Zook, H. A.; Grün, E. (May 2002). "Origins of Solar System Dust beyond Jupiter". The Astronomical Journal 123 (5): 2857–2861. doi:10.1086/339704. Retrieved 2007-02-09. 
  26. ^ Schenk P., Melosh H.J. (1994), Lobate Thrust Scarps and the Thickness of Mercury's Lithosphere, Abstracts of the 25th Lunar and Planetary Science Conference, 1994LPI....25.1203S
  27. ^ Bill Arnett (2006). "Mercury". The Nine Planets. Retrieved 2006-09-14. 
  28. ^ Benz, W., Slattery, W. L., Cameron, A. G. W. (1988), Collisional stripping of Mercury's mantle, Icarus, v. 74, p. 516–528.
  29. ^ Cameron, A. G. W. (1985), The partial volatilization of Mercury, Icarus, v. 64, p. 285–294.
  30. ^ Mark Alan Bullock. "The Stability of Climate on Venus" (PDF). Southwest Research Institute. Diakses pada 26 Desember 2006.
  31. ^ Paul Rincon (1999). "Climate Change as a Regulator of Tectonics on Venus" (PDF). Johnson Space Center Houston, TX, Institute of Meteoritics, University of New Mexico, Albuquerque, NM. Retrieved 2006-11-19. 
  32. ^ Anne E. Egger, M.A./M.S. "Earth's Atmosphere: Composition and Structure". VisionLearning.com. Retrieved 2006-12-26. 
  33. ^ David Noever (2004). "Modern Martian Marvels: Volcanoes?". NASA Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-07-23. 
  34. ^ Scott S. Sheppard, David Jewitt, and Jan Kleyna (2004). "A Survey for Outer Satellites of Mars: Limits to Completeness". The Astronomical Journal. Retrieved 2006-12-26. 
  35. ^ "Are Kuiper Belt Objects asteroids? Are large Kuiper Belt Objects planets?". Cornell University. Retrieved 2009-03-01. 
  36. ^ Petit, J.-M.; Morbidelli, A.; Chambers, J. (2001). "The Primordial Excitation and Clearing of the Asteroid Belt" (PDF). Icarus 153: 338–347. doi:10.1006/icar.2001.6702. Retrieved 2007-03-22. 
  37. ^ "IAU Planet Definition Committee". International Astronomical Union. 2006. Retrieved 2009-03-01. 
  38. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". ESA. 2002. Retrieved 2006-06-23. 
  39. ^ a b Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (July 2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus 158 (1): 98–105. doi:10.1006/icar.2002.6837. 
  40. ^ Beech, M.; Duncan I. Steel (September 1995). "On the Definition of the Term Meteoroid". Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society 36 (3): 281–284. Retrieved 2006-08-31. 
  41. ^ "History and Discovery of Asteroids" (DOC). NASA. Retrieved 2006-08-29. 
  42. ^ Phil Berardelli (2006). "Main-Belt Comets May Have Been Source Of Earths Water". SpaceDaily. Retrieved 2006-06-23. 
  43. ^ Jack J. Lissauer, David J. Stevenson (2006). "Formation of Giant Planets" (PDF). NASA Ames Research Center; California Institute of Technology. Retrieved 2006-01-16. 
  44. ^ Pappalardo, R T (1999). "Geology of the Icy Galilean Satellites: A Framework for Compositional Studies". Brown University. Retrieved 2006-01-16. 
  45. ^ J. S. Kargel (1994). "Cryovolcanism on the icy satellites". U.S. Geological Survey. Retrieved 2006-01-16. 
  46. ^ Hawksett, David; Longstaff, Alan; Cooper, Keith; Clark, Stuart (2005). "10 Mysteries of the Solar System". Astronomy Now. Retrieved 2006-01-16. 
  47. ^ Podolak, M.; Reynolds, R. T.; Young, R. (1990). "Post Voyager comparisons of the interiors of Uranus and Neptune". NASA, Ames Research Center. Retrieved 2006-01-16. 
  48. ^ Duxbury, N.S., Brown, R.H. (1995). "The Plausibility of Boiling Geysers on Triton". Beacon eSpace. Retrieved 2006-01-16. 
  49. ^ Sekanina, Zdenek (2001). "Kreutz sungrazers: the ultimate case of cometary fragmentation and disintegration?". Publications of the Astronomical Institute of the Academy of Sciences of the Czech Republic. 89 p.78–93. 
  50. ^ Królikowska, M. (2001). "A study of the original orbits of hyperbolic comets". Astronomy & Astrophysics 376 (1): 316–324. doi:10.1051/0004-6361:20010945. Retrieved 2007-01-02. 
  51. ^ Fred L. Whipple (1992-04). "The activities of comets related to their aging and origin". Retrieved 2006-12-26. 
  52. ^ John Stansberry, Will Grundy, Mike Brown, Dale Cruikshank, John Spencer, David Trilling, Jean-Luc Margot (2007). "Physical Properties of Kuiper Belt and Centaur Objects: Constraints from Spitzer Space Telescope". Retrieved 2008-09-21. 
  53. ^ Patrick Vanouplines (1995). "Chiron biography". Vrije Universitiet Brussel. Retrieved 2006-06-23. 
  54. ^ "List Of Centaurs and Scattered-Disk Objects". IAU: Minor Planet Center. Retrieved 2007-04-02. 
  55. ^ a b Audrey Delsanti and David Jewitt (2006). "The Solar System Beyond The Planets" (PDF). Institute for Astronomy, University of Hawaii. Retrieved 2007-01-03. 
  56. ^ M. W. Buie, R. L. Millis, L. H. Wasserman, J. L. Elliot, S. D. Kern, K. B. Clancy, E. I. Chiang, A. B. Jordan, K. J. Meech, R. M. Wagner, D. E. Trilling (2005). "Procedures, Resources and Selected Results of the Deep Ecliptic Survey". Lowell Observatory, University of Pennsylvania, Large Binocular Telescope Observatory, Massachusetts Institute of Technology, University of Hawaii, University of California at Berkeley. Retrieved 2006-09-07. 
  57. ^ E. Dotto1, M.A. Barucci2, and M. Fulchignoni (2006-08-24). "Beyond Neptune, the new frontier of the Solar System" (PDF). Retrieved 2006-12-26. 
  58. ^ Fajans, J., L. Frièdland (October 2001). "Autoresonant (nonstationary) excitation of pendulums, Plutinos, plasmas, and other nonlinear oscillators". American Journal of Physics 69 (10): 1096–1102. DOI:10.1119/1.1389278  abstract  full text.
  59. ^ Marc W. Buie (2008-04-05). "Orbit Fit and Astrometric record for 136472". SwRI (Space Science Department). Retrieved 2008-07-13. 
  60. ^ David Jewitt (2005). "The 1000 kilometer Scale KBOs". University of Hawaii. Retrieved 2006-07-16. 
  61. ^ Mike Brown (2005). "The discovery of 2003 UB313 Eris, the 10th planet largest known dwarf planet.". CalTech. Retrieved 2006-09-15. 
  62. ^ Stern SA, Weissman PR. (2001). "Rapid collisional evolution of comets during the formation of the Oort cloud.". Space Studies Department, Southwest Research Institute, Boulder, Colorado. Retrieved 2006-11-19. 
  63. ^ Bill Arnett (2006). "The Kuiper Belt and the Oort Cloud". nineplanets.org. Retrieved 2006-06-23. 
  64. ^ T. Encrenaz, JP. Bibring, M. Blanc, MA. Barucci, F. Roques, PH. Zarka (2004). The Solar System: Third edition. Springer. p. 1. 
  65. ^ Durda D.D.; Stern S.A.; Colwell W.B.; Parker J.W.; Levison H.F.; Hassler D.M. (2004). "A New Observational Search for Vulcanoids in SOHO/LASCO Coronagraph Images". Retrieved 2006-07-23. 
  66. ^ A.D. Dolgov (2003). "Magnetic fields in cosmology". Retrieved 2006-07-23. 
  67. ^ R. Drimmel, D. N. Spergel (2001). "Three Dimensional Structure of the Milky Way Disk". Retrieved 2006-07-23. 
  68. ^ Leong, Stacy (2002). "Period of the Sun's Orbit around the Galaxy (Cosmic Year". The Physics Factbook. Retrieved 2007-04-02. 
  69. ^ C. Barbieri (2003). "Elementi di Astronomia e Astrofisica per il Corso di Ingegneria Aerospaziale V settimana". IdealStars.com. Retrieved 2007-02-12. 
  70. ^ Leslie Mullen (2001). "Galactic Habitable Zones". Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-06-23. 
  71. ^ "Supernova Explosion May Have Caused Mammoth Extinction". Physorg.com. 2005. Retrieved 2007-02-02. 
  72. ^ "Near-Earth Supernovas". NASA. Retrieved 2006-07-23. 
  73. ^ "Stars within 10 light years". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  74. ^ "Tau Ceti". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  75. ^ "HUBBLE ZEROES IN ON NEAREST KNOWN EXOPLANET". Hubblesite. 2006. 
  76. ^ Alessandro Morbidelli (2006). "Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs". CNRS, Observatoire de la Côte d’Azur. Retrieved 2007-08-03. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Animasi interaktif Tata Surya dalam bahasa Indonesia
  • (Indonesia) Suatu applet yang menunjukkan lokasi pada kala ini bintang-bintang dan planet-planet di langit malam.
  • (Inggris) Animasi interaktif planet-planet (145 tingkat zoom dan sebanyak efek waktu)
  • (Inggris) solarviews.com, tampilan multimedia Tata Surya.
  • (Inggris) Simulator Tata Surya milik NASA

Sumber :
ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.


Page 8

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris.

Tata Surya[a] yaitu himpunan benda langit yang terdiri atas suatu bintang yang disebut Matahari dan seluruh objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah dikenal dengan orbit berwujud elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar yaitu Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort dianggarkan terletak di kawasan terjauh yang tidak berdekatan sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta kilometer), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, benar lima objek angkasa yang diklasifikasikan sbg planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, benar semakin jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta kilometer. di sabuk asteroid; dahulunya diklasifikasikan sbg planet kelima), Pluto (5.906 juta kilometer.; dahulunya diklasifikasikan sbg planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Asal usul

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah diceritakan para berbakat, beberapa di selanya adalah:

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali diceritakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang semakin dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya sedang berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang beberapa besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan pengahabisannya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar makin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Dampak gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berwujud nyaris melingkar dari planet-planet yaitu konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali diceritakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk dampak benarnya bintang lain yang lewat cukup tidak jauh dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama ronde internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara beberapa besar materi tertarik kembali, beberapa lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sbg protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari saat ke saat dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali diceritakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain untuk Matahari. Kondisi yang nyaris bertabrakan menyebabkan tertariknya sebanyak besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu nyaris tak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[4]

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya diceritakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya diceritakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang nyaris sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tak meledak dan mulai mengelilinginya.

Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka seluruh bisa dilihat dan diteliti dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini mempunyai nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu ilmu dan teknologi pengamatan pada lima masa zaman lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya bisa menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tak bisa dilihat dan diteliti melewati mata telanjang.

Karena teleskop Galileo bisa mengamati semakin tajam, beliau bisa melihat beragam perubahan bangun penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sbg dampak perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari yaitu pusat dunia semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris yaitu Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang benar nyaris 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melewati Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit kemudian

Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini benar yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.

Pada kala Pluto ditemukan, beliau hanya dikenal sbg satu-satunya objek angkasa yang benar setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sbg planet yang sebenarnya karena ukurannya tak berlainan jauh dengan Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin benar sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sbg Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper yaitu bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di selanya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini dikenal juga mempunyai satelit pada Januari 2005 walaupun berukuran semakin kecil dari Pluto. Dan puncaknya yaitu penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain semakin besar dari Pluto, objek ini juga mempunyai satelit.

Susunan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Perbanding relatif massa planet. Yupiter yaitu 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tak nampak dalam diagram di atas.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

Illustrasi skala

Komponen utama sistem Tata Surya yaitu matahari, suatu bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup anggaran 90 persen massa selebihnya.[c]

Nyaris seluruh objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bagian edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Seluruh planet terletak sangat tidak jauh pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper kebanyakan mempunyai beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.

Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat dan diteliti dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.

Hukum Gerak-gerak yang dibuat Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari memainkan usaha mengikuti bangun elips dengan Matahari sbg salah satu titik fokusnya. Objek yang tidak berdekatan semakin tidak jauh dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya semakin kecil) mempunyai tahun saat yang semakin pendek. Pada orbit elips, jarak sela objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat sela objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Seluruh objek Tata Surya memainkan usaha tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet bisa dibilang nyaris berwujud lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berwujud elips.

Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak sela orbit yang sama sela satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, makin jauh letak suatu planet atau sabuk dari Matahari, makin besar jarak sela objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sbg contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) semakin dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus yaitu 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tak satu teori pun telah diterima.

Nyaris seluruh planet-planet di Tata Surya juga mempunyai sistem sekunder. Kebanyakan yaitu benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini mempunyai ukuran semakin besar dari planet. Nyaris seluruh satelit alami yang sangat besar terletak di orbit sinkron, dengan satu bidang satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang mengandung partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

Terminologi

Secara tidak resmi, Tata Surya bisa dibagi menjadi tiga kawasan. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada kawasan yang semakin jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa.[6] Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berlainan tersendiri yang meliputi seluruh objek melampaui Neptunus.[7]

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari bisa diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet yaitu suatu badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan seluruh objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan ruang lingkup ini, Tata Surya mempunyai delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tak bisa membersihkan orbitnya dari objek-objek Sabuk Kuiper.[8]

Planet kerdil yaitu benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk bisa membentuk bulatan diri tetapi belum bisa membersihkan kawasan sekitarnya.[8] Menurut ruang lingkup ini, Tata Surya mempunyai lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9] Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang mempunyai orbit di kawasan trans-Neptunus kebanyakan disebut "plutoid".[10] Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari yaitu benda kecil Tata Surya.[8]

Ilmuwan berbakat planet memakai istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu dipakai untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K), sbg contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, yaitu komponen pembentuk utama nyaris seluruh planet kebumian dan asteroid. Gas yaitu bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es, seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida,[11] mempunyai titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini yaitu komponen utama dari beberapa besar satelit planet raksasa. Beliau juga yaitu komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta beragam benda kecil yang terletak di tidak jauh orbit Neptunus.[12]

Istilah volatiles mencakup seluruh bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' bisa ditemukan sbg es, cairan, atau gas di beragam bagian Tata Surya.

Zona planet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sabuk Kuiper. (Gambar tak sesuai skala)

Di zona planet dalam, Matahari yaitu pusat Tata Surya dan letaknya sangat tidak jauh dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 kilometer, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya sela 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis sela 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.

Sela Mars dan Yupiter terdapat kawasan yang disebut sabuk asteroid, himpunan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa mempunyai diameter 100 km atau semakin. Ceres, bagian dari himpunan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sbg planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).

Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis sela 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.

Jarak rata-rata sela planet-planet dengan Matahari bisa dianggarkan dengan memakai baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak sela jalur edaran orbit-orbit ini probabilitas yaitu efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus yaitu hasil tabrakan kosmis.

Matahari

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Matahari dilihat dan diteliti dari spektrum sinar-X

Matahari yaitu bintang induk Tata Surya dan yaitu komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sebanyak energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bangun radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.

Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang benar di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas suatu bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang semakin panas akan semakin cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini diceritakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang semakin cemerlang dan semakin panas dari Matahari yaitu langka, sedangkan bintang-bintang yang semakin redup dan dingin yaitu umum.[13]

Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum yaitu "puncak hidup" dari suatu bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Kala ini Matahari tumbuh makin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya yaitu sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]

Matahari secara metalisitas dikategorikan sbg bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk semakin pengahabisan pada tingkat evolusi dunia semesta, sehingga mengandung banyakan unsur yang semakin berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II".[15] Unsur-unsur yang semakin berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum dunia semesta bisa dipenuhi oleh unsur-unsur yang semakin berat ini.

Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang semakin tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini dianggarkan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet yaitu hasil penggumpalan metal.[16]

Medium antarplanet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lembar arus heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sbg angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar anggaran pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,[17] membuat atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya sangat tak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.

Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, membuat cuaca ruang angkasa.[18] Susunan terbesar dari heliosfer dinamai lembar arus heliosfer (heliospheric current sheet), suatu spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Ajang magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tak mempunyai ajang magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21] Interaksi sela angin surya dan ajang magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang bisa dilihat dan diteliti tidak jauh kutub magnetik bumi.

Heliosfer juga memerankan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Ajang magnet planet-planet menambah peran perlindungan kemudian. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan daya ajang magnet Matahari merasakan perubahan pada skala saat yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri yaitu bervariasi, meski tak dikenal seberapa besar.[22]

Medium antarplanet juga yaitu tempat benarnya sangat tak dua kawasan mirip piringan yang mengandung debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan yaitu penyebab cahaya zodiak. Ini probabilitas terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang diakibatkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Kawasan kedua membentang sela 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin diakibatkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.[24][25]

Tata Surya bagian dalam

Tata Surya bagian dalam yaitu nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup tidak jauh dengan matahari, radius dari seluruh kawasan ini semakin pendek dari jarak sela Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) mempunyai komposisi batuan yang padat, nyaris tak mempunyai atau tak mempunyai satelit dan tak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama yaitu mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) mempunyai atmosfer, seluruhnya mempunyai kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di sela Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) yaitu planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tak mempunyai satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang dikenal yaitu lobed ridges atau rupes, probabilitas terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang nyaris bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.[27] Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius sedang belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.[28][29]
Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini mempunyai selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan mempunyai kegiatan geologi. Akan tetapi planet ini semakin kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali semakin padat dari bumi. Venus tak mempunyai satelit. Venus yaitu planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, probabilitas besar diakibatkan banyak gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Sejauh ini kegiatan geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tak mempunyai ajang magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.[31]
Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) yaitu planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang dikenal mempunyai kegiatan geologi dan satu-satunya planet yang dikenal mempunyai mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair yaitu khas di sela planet-planet kebumian dan juga yaitu satu-satunya planet yang dilihat dan diteliti mempunyai lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berlainan dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi mempunyai satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran semakin kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini mempunyai atmosfer tipis yang kandungan utamanya yaitu karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan kegiatan geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga yaitu asteroid yang terjebak gravitasi Mars.[34]

Sabuk asteroid

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Sabuk asteroid utama dan asteroid Troya

Asteroid secara umum yaitu objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.[35]

Sabuk asteroid utama terletak di sela orbit Mars dan Yupiter, tidak berdekatan sela 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga yaitu sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.[36]

Gradasi ukuran asteroid yaitu ratusan kilometer sampai mikroskopis. Seluruh asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sbg benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sbg planet kerdil bila terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.[37]

Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[38] Walaupun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah semakin dari seperseribu massa bumi.[39] Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin menerobos kawasan ini tanpa merasakan kecelakaan. Asteroid yang berdiameter sela 10 dan 10−4 m disebut meteorid.[40]

Ceres

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Ceres

Ceres (2,77 SA) yaitu benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Diameternya yaitu sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk mempunyai gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sbg planet ketika ditemukan pada masa zaman ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi semakin lanjut menemukan beberapa asteroid lagi.[41] Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sbg planet kerdil.

Kumpulan asteroid

Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kumpulan dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid yaitu asteroid yang mengedari asteroid yang semakin besar. Mereka tak gampang dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala nyaris sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga mempunyai komet sabuk utama yang mungkin yaitu sumber air bumi.[42]

Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang benar di depan dan belakangan suatu orbit planet), sebutan "trojan" sering dipakai untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari suatu planet atau satelit. Kumpulan Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang berfaedah kumpulan ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.

Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.

Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di kawasan ini. Badan-badan padat di kawasan ini mengandung banyak volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang semakin tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

Planet-planet luar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara semuanya mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus beberapa besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus mempunyai proporsi es yang semakin besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sbg raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini seluruhnya mempunyai cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang bisa dilihat dan diteliti dengan gampang dari bumi.

Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, yaitu 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya yaitu hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sbg contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang dikenal Yupiter mempunyai 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.[44] Ganymede, yang yaitu satelit terbesar di Tata Surya, berukuran semakin besar dari Merkurius.
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, mempunyai beberapa kesesuaian dengan Yupiter, sbg contoh komposisi atmosfernya. Walaupun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini suatu planet yang sangat tak padat di Tata Surya. Saturnus mempunyai 60 satelit yang dikenal sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di selanya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski nyaris terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran semakin besar dari Merkurius dan yaitu satu-satunya satelit di Tata Surya yang mempunyai atmosfer yang cukup berfaedah.
Uranus
Uranus (19,6 SA) yang mempunyai 14 kali massa bumi, yaitu planet yang sangat ringan di sela planet-planet luar. Planet ini mempunyai kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini mempunyai inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus mempunyai 27 satelit yang dikenal, yang terbesar yaitu Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus
Neptunus (30 SA) walaupun sedikit semakin kecil dari Uranus, mempunyai 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya semakin padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus mempunyai 13 satelit yang dikenal. Yang terbesar, Triton, geologinya giat, dan mempunyai geyser nitrogen cair.[48] Triton yaitu satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga ditemani beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini mempunyai resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Komet

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Komet Hale-Bopp

Komet yaitu badan Tata Surya kecil, kebanyakan hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini mempunyai eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya semakin jauh dari Pluto. Kala suatu komet memasuki Tata Surya bagian dalam, tidak jauhnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering bisa dilihat dan diteliti dengan mata telanjang.

Komet berperioda pendek mempunyai kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang mempunyai orbit yang berlanjut ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kumpulan komet, seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan suatu induk tunggal.[49] Beberapa komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.[50] Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sbg asteroid.[51]

Centaur

Centaur yaitu benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya semakin besar dari Yupiter (5,5 SA) dan semakin kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang dikenal yaitu, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km.[52] Centaur temuan pertama, 2060 Chiron, juga diklasifikasikan sbg komet (95P) karena mempunyai koma sama seperti komet jikalau mendekati Matahari.[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sbg objek sabuk Kuiper sebaran-ke-dalam (inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di piringan tersebar (outward-scattered residents of the scattered disc).[54]

Kawasan trans-Neptunus

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Plot seluruh objek sabuk Kuiper

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper

Kawasan yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau kawasan trans-Neptunus, beberapa besar belum dieksplorasi. Menurut dugaan kawasan ini beberapa besar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar mempunyai diameter seperlima bumi dan bermassa jauh semakin kecil dari bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Kawasan ini juga dikenal sbg kawasan luar Tata Surya, walaupun beragam orang memakai istilah ini untuk kawasan yang terletak melebihi sabuk asteroid.

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper yaitu suatu cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya yaitu es. Sabuk ini terletak sela 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sbg planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter semakin dari 50 km, tetapi dianggarkan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper mempunyai satelit ganda dan kebanyakan mempunyai orbit di luar bagian eliptika.

Sabuk Kuiper secara kasar bisa dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi. Resonansi yaitu orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama berasal pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tak mempunyai resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sbg cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 [57]

Pluto dan Charon

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pluto dan ketiga satelitnya

Pluto (rata-rata 39 SA), suatu planet kerdil, yaitu objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sbg planet yang kesembilan, ruang lingkup ini ditukar pada tahun 2006 dengan diangkatkannya ruang lingkup resmi planet. Pluto mempunyai kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bagian ekliptika) dan tidak berdekatan 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.

Tak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sbg satelit atau menjadi suatu planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya, yang membuat Pluto-Charon suatu sistem ganda. Dua satelit yang jauh semakin kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan mempunyai 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berfaedah Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya mempunyai resonansi yang sama disebut plutino.[58]

Haumea dan Makemake

Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) yaitu dua objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea yaitu suatu objek berwujud telur dan mempunyai dua satelit. Makemake yaitu objek sangat cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sbg planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh semakin membujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tak dipengaruhi oleh Neptunus, sbg bagian dari kumpulan Objek Sabuk Kuiper klasik.

Piringan tersebar

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Eris dan satelitnya Dysnomia

Piringan tersebar (scattered disc) berbentuk dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh semakin luas. Kawasan ini diduga yaitu sumber komet berperioda pendek. Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerak-gerak yang dibuat migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar (scattered disc objects, atau SDO) mempunyai perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion nyaris sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga mempunyai inklinasi tinggi pada bagian ekliptika dan sering nyaris bersudut siku-siku. Beberapa astronom menggolongkan piringan tersebar hanya sbg bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringan tersebar sbg "objek sabuk Kuiper tersebar" (scattered Kuiper belt objects).[60]

Eris

Eris (rata-rata 68 SA) yaitu objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan menyebabkan mulainya tukar pikiran tentang ruang lingkup planet, karena Eris hanya 5%lebih besar dari Pluto dan mempunyai anggaran diameter sekitar 2.400 km. Eris yaitu planet kerdil terbesar yang dikenal dan mempunyai satu satelit, Dysnomia.[61] Seperti Pluto, orbitnya mempunyai eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bagian ekliptika sangat membujur.

Kawasan terjauh

Titik tempat Tata Surya pengahabisannya dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batas terjauh pengaruh angin surya kira kira tidak berdekatan empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sbg titik awal medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, dianggarkan mencakup sekitar seribu kali semakin jauh.

Heliopause

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Voyager memasuki heliosheath

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang memainkan usaha pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari Matahari pada kawasan lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada kawasan searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk susunan oval yang dikenal sbg heliosheath, dengan akhlak mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat semakin jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batas luar dari heliosfer, heliopause, yaitu titik tempat angin surya beristirahat dan ruang antar bintang berasal.

Bangun dari ujung luar heliosfer probabilitas dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga ajang magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi bangun tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan semakin jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang dilepaskan Matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.

Sejauh ini belum benar kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, suatu tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan pemikiran "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

Awan Oort

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Gambaran seorang artis tentang Awan Oort

Secara hipotesa, Awan Oort yaitu suatu massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya yaitu sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Kawasan ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort memainkan usaha sangat lambat dan bisa digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.[62][63]

Sedna

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Foto teleskop Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) yaitu suatu benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tak yaitu bagian dari piringan tersebar ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna yaitu objek pertama dari suatu kumpulan baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105. Suatu benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki kumpulan ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melewati ronde yang mirip, meski jauh semakin tidak jauh ke Matahari. Probabilitas besar Sedna yaitu suatu planet kerdil, meski bangun kebulatannya sedang mesti ditentukan dengan pasti.

Batasan-batasan

Banyak hal dari Tata Surya kita yang sedang belum dikenal. Ajang gravitasi Matahari dianggarkan mendominasi gaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA). Anggaran bawah radius Awan Oort, di bidang lain, tak semakin besar dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, kawasan sela Sabuk Kuiper dan Awan Oort, suatu kawasan yang mempunyai radius puluhan ribu SA, bisa diceritakan belum dipetakan. Selain itu, juga benar studi yang sedang berlanjut, yang mempelajari kawasan sela Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek baru mungkin sedang akan ditemukan di kawasan yang belum dipetakan.

Dimensi

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

Konteks galaksi

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Lukisan artis dari Gelembung Lokal

Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, suatu galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan mempunyai sekitar 200 milyar bintang.[66] Matahari bertempat di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion.[67] Letak Matahari tidak berdekatan sela 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.

Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Saat revolusi ini dikenal sbg tahun galaksi Tata Surya.[68] Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta, tidak jauh letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi pengahabisan bintang Vega.[69]

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi memerankan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bangun orbit bumi yaitu mirip lingkaran dengan kecepatan nyaris sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi mempunyai konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan.[70]

Tata Surya terletak jauh dari kawasan padat bintang di pusat galaksi. Di kawasan pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan bisa menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini bisa menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.

Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan bangun hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah Matahari dalam bangun debu radiasi atau bahan yang semakin besar lainnya, seperti beragam benda mirip komet.[71]

Kawasan bagian yang terkait sekitar

Bagian yang terkait galaksi terdekat dari Tata Surya yaitu sesuatu yang dinamai Awan Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble), yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berwujud rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.[72]

Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari Matahari, banyak bintang relatif sedikit. Bintang yang terdekat yaitu sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang tidak berdekatan 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B yaitu bintang ganda mirip dengan Matahari, sedangkan Centauri C yaitu kerdil merah (disebut juga Proxima Centauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.

Bintang-bintang terdekat berikutnya yaitu suatu kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya), Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya yaitu Sirius, suatu bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' anggaran bermassa dua kali massa Matahari, dan dikelilingi oleh suatu kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya tidak berdekatan 8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya yaitu sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya) dan suatu kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya).[73]

Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari yaitu Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya. Bintang ini anggaran berukuran 80% berat Matahari, tetapi kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%.[74] Planet luar Tata Surya terdekat dari Matahari, yang dikenal sejauh ini yaitu di bintang Epsilon Eridani, suatu bintang yang sedikit semakin pudar dan semakin merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah diputuskan, bernama Epsilon Eridani b, kurang semakin berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.[75]

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penamaan astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi dikapitalisasi namanya (Tata Surya). Namun, istilah ini juga sering ditemui dalam bangun huruf kecil (tata surya)
  2. ^ Lihat Daftar satelit untuk seluruh satelit alami dari delapan planet dan lima planet kerdil.
  3. ^ Massa Tata Surya tak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, bisa dihitung dengan menambahkan seluruh massa objek terbesar yang dihitung dan memakai perhitungan kasar untuk massa awan Oort (sekitar 3 kali massa Bumi),,[76] sabuk Kuiper (sekitar 0,1 kali massa Bumi)[55] dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kali massa Bumi)[39] dengan total massa ~37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar Matahari. Bila diturunkan dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya ~31 kali massa Bumi), sisanya ~6 kali massa Bumi yaitu 1,3 persen dari massa semuanya.
  4. ^ Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA jaraknya sekitar jarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto tidak berdekatan sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter 5,2 SA. Satu tahun cahaya yaitu 63.240 SA...

Pustaka

  1. ^ Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralogical Works), (Principia, Volume 1)
  2. ^ See, T. J. J. (1909). "The Past History of the Earth as Inferred from the Mode of Formation of the Solar System". Proceedings of the American Philosophical Society 48: 119. Retrieved 2006-07-23. 
  3. ^ a b c M. M. Woolfson (1993). "The Solar System: Its Origin and Evolution". Journal of the Royal Astronomical Society 34: 1–20. Retrieved 2008-04-16. 
  4. ^ Benjamin Crowell (1998-2006). "5". Conservation Laws. lightandmatter.com. 
  5. ^ M Woolfson (2000). "The origin and evolution of the solar system". Astronomy & Geophysics 41: 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x. 
  6. ^ nineplanets.org. "An Overview of the Solar System". Retrieved 2007-02-15. 
  7. ^ Amir Alexander (2006). "New Horizons Set to Launch on 9-Year Voyage to Pluto and the Kuiper Belt". The Planetary Society. Retrieved 2006-11-08. 
  8. ^ a b c "The Final IAU Resolution on the definition of "planet" ready for voting". IAU. 2006-08-24. Retrieved 2007-03-02. 
  9. ^ "Dwarf Planets and their Systems". Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). U.S. Geological Survey. 2008-11-07. Retrieved 2008-07-13. 
  10. ^ "Plutoid chosen as name for Solar System objects like Pluto". International Astronomical Union (News Release - IAU0804), Paris. 11 June 2008. Retrieved 2008-06-11. 
  11. ^ Feaga, L (2007). "Asymmetries in the distribution of H2O and CO2 in the inner coma of Comet 9P/Tempel 1 as observed by Deep Impact". Icarus 190: 345. Bibcode:2007Icar..190..345F. doi:10.1016/j.icarus.2007.04.009. 
  12. ^ Michael Zellik (2002). Astronomy: The Evolving Universe (9th ed.). Cambridge University Press. p. 240. ISBN 0521800900. OCLC 223304585 46685453. 
  13. ^ Smart, R. L.; Carollo, D.; Lattanzi, M. G.; McLean, B.; Spagna, A. (2001). "The Second Guide Star Catalogue and Cool Stars". Perkins Observatory. Retrieved 2006-12-26. 
  14. ^ Nir J. Shaviv (2003). "Towards a Solution to the Early Faint Sun Paradox: A Lower Cosmic Ray Flux from a Stronger Solar Wind". Journal of Geophysical Research 108: 1437. doi:10.1029/2003JA009997. Retrieved 20090126. 
  15. ^ T. S. van Albada, Norman Baker (1973). "On the Two Oosterhoff Groups of Globular Clusters". Astrophysical Journal 185: 477–498. doi:10.1086/152434. 
  16. ^ Charles H. Lineweaver (2001-03-09). "An Estimate of the Age Distribution of Terrestrial Planets in the Universe: Quantifying Metallicity as a Selection Effect". University of New South Wales. Retrieved 2006-07-23. 
  17. ^ "Solar Physics: The Solar Wind". Marshall Space Flight Center. 2006-07-16. Retrieved 2006-10-03. 
  18. ^ Phillips, Tony (2001-02-15). "The Sun Does a Flip". Science@NASA. Retrieved 2007-02-04. 
  19. ^ A Star with two North Poles, April 22, 2003, Science @ NASA
  20. ^ Riley, Pete; Linker, J. A.; Mikić, Z., "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations", (2002) Journal of Geophysical Research (Space Physics), Volume 107, Issue A7, pp. SSH 8-1, CiteID 1136, DOI 10.1029/2001JA000299. (Full text)
  21. ^ Lundin, Richard (2001-03-09). "Erosion by the Solar Wind". Science 291 (5510): 1909. DOI:10.1126/science.1059763  abstract  full text.
  22. ^ Langner, U. W.; M.S. Potgieter (2005). "Effects of the position of the solar wind termination shock and the heliopause on the heliospheric modulation of cosmic rays". Advances in Space Research 35 (12): 2084–2090. doi:10.1016/j.asr.2004.12.005. Retrieved 2007-02-11. 
  23. ^ "Long-term Evolution of the Zodiacal Cloud". 1998. Retrieved 2007-02-03. 
  24. ^ "ESA scientist discovers a way to shortlist stars that might have planets". ESA Science and Technology. 2003. Retrieved 2007-02-03. 
  25. ^ Landgraf, M.; Liou, J.-C.; Zook, H. A.; Grün, E. (May 2002). "Origins of Solar System Dust beyond Jupiter". The Astronomical Journal 123 (5): 2857–2861. doi:10.1086/339704. Retrieved 2007-02-09. 
  26. ^ Schenk P., Melosh H.J. (1994), Lobate Thrust Scarps and the Thickness of Mercury's Lithosphere, Abstracts of the 25th Lunar and Planetary Science Conference, 1994LPI....25.1203S
  27. ^ Bill Arnett (2006). "Mercury". The Nine Planets. Retrieved 2006-09-14. 
  28. ^ Benz, W., Slattery, W. L., Cameron, A. G. W. (1988), Collisional stripping of Mercury's mantle, Icarus, v. 74, p. 516–528.
  29. ^ Cameron, A. G. W. (1985), The partial volatilization of Mercury, Icarus, v. 64, p. 285–294.
  30. ^ Mark Alan Bullock. "The Stability of Climate on Venus" (PDF). Southwest Research Institute. Diakses pada 26 Desember 2006.
  31. ^ Paul Rincon (1999). "Climate Change as a Regulator of Tectonics on Venus" (PDF). Johnson Space Center Houston, TX, Institute of Meteoritics, University of New Mexico, Albuquerque, NM. Retrieved 2006-11-19. 
  32. ^ Anne E. Egger, M.A./M.S. "Earth's Atmosphere: Composition and Structure". VisionLearning.com. Retrieved 2006-12-26. 
  33. ^ David Noever (2004). "Modern Martian Marvels: Volcanoes?". NASA Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-07-23. 
  34. ^ Scott S. Sheppard, David Jewitt, and Jan Kleyna (2004). "A Survey for Outer Satellites of Mars: Limits to Completeness". The Astronomical Journal. Retrieved 2006-12-26. 
  35. ^ "Are Kuiper Belt Objects asteroids? Are large Kuiper Belt Objects planets?". Cornell University. Retrieved 2009-03-01. 
  36. ^ Petit, J.-M.; Morbidelli, A.; Chambers, J. (2001). "The Primordial Excitation and Clearing of the Asteroid Belt" (PDF). Icarus 153: 338–347. doi:10.1006/icar.2001.6702. Retrieved 2007-03-22. 
  37. ^ "IAU Planet Definition Committee". International Astronomical Union. 2006. Retrieved 2009-03-01. 
  38. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". ESA. 2002. Retrieved 2006-06-23. 
  39. ^ a b Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (July 2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus 158 (1): 98–105. doi:10.1006/icar.2002.6837. 
  40. ^ Beech, M.; Duncan I. Steel (September 1995). "On the Definition of the Term Meteoroid". Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society 36 (3): 281–284. Retrieved 2006-08-31. 
  41. ^ "History and Discovery of Asteroids" (DOC). NASA. Retrieved 2006-08-29. 
  42. ^ Phil Berardelli (2006). "Main-Belt Comets May Have Been Source Of Earths Water". SpaceDaily. Retrieved 2006-06-23. 
  43. ^ Jack J. Lissauer, David J. Stevenson (2006). "Formation of Giant Planets" (PDF). NASA Ames Research Center; California Institute of Technology. Retrieved 2006-01-16. 
  44. ^ Pappalardo, R T (1999). "Geology of the Icy Galilean Satellites: A Framework for Compositional Studies". Brown University. Retrieved 2006-01-16. 
  45. ^ J. S. Kargel (1994). "Cryovolcanism on the icy satellites". U.S. Geological Survey. Retrieved 2006-01-16. 
  46. ^ Hawksett, David; Longstaff, Alan; Cooper, Keith; Clark, Stuart (2005). "10 Mysteries of the Solar System". Astronomy Now. Retrieved 2006-01-16. 
  47. ^ Podolak, M.; Reynolds, R. T.; Young, R. (1990). "Post Voyager comparisons of the interiors of Uranus and Neptune". NASA, Ames Research Center. Retrieved 2006-01-16. 
  48. ^ Duxbury, N.S., Brown, R.H. (1995). "The Plausibility of Boiling Geysers on Triton". Beacon eSpace. Retrieved 2006-01-16. 
  49. ^ Sekanina, Zdenek (2001). "Kreutz sungrazers: the ultimate case of cometary fragmentation and disintegration?". Publications of the Astronomical Institute of the Academy of Sciences of the Czech Republic. 89 p.78–93. 
  50. ^ Królikowska, M. (2001). "A study of the original orbits of hyperbolic comets". Astronomy & Astrophysics 376 (1): 316–324. doi:10.1051/0004-6361:20010945. Retrieved 2007-01-02. 
  51. ^ Fred L. Whipple (1992-04). "The activities of comets related to their aging and origin". Retrieved 2006-12-26. 
  52. ^ John Stansberry, Will Grundy, Mike Brown, Dale Cruikshank, John Spencer, David Trilling, Jean-Luc Margot (2007). "Physical Properties of Kuiper Belt and Centaur Objects: Constraints from Spitzer Space Telescope". Retrieved 2008-09-21. 
  53. ^ Patrick Vanouplines (1995). "Chiron biography". Vrije Universitiet Brussel. Retrieved 2006-06-23. 
  54. ^ "List Of Centaurs and Scattered-Disk Objects". IAU: Minor Planet Center. Retrieved 2007-04-02. 
  55. ^ a b Audrey Delsanti and David Jewitt (2006). "The Solar System Beyond The Planets" (PDF). Institute for Astronomy, University of Hawaii. Retrieved 2007-01-03. 
  56. ^ M. W. Buie, R. L. Millis, L. H. Wasserman, J. L. Elliot, S. D. Kern, K. B. Clancy, E. I. Chiang, A. B. Jordan, K. J. Meech, R. M. Wagner, D. E. Trilling (2005). "Procedures, Resources and Selected Results of the Deep Ecliptic Survey". Lowell Observatory, University of Pennsylvania, Large Binocular Telescope Observatory, Massachusetts Institute of Technology, University of Hawaii, University of California at Berkeley. Retrieved 2006-09-07. 
  57. ^ E. Dotto1, M.A. Barucci2, and M. Fulchignoni (2006-08-24). "Beyond Neptune, the new frontier of the Solar System" (PDF). Retrieved 2006-12-26. 
  58. ^ Fajans, J., L. Frièdland (October 2001). "Autoresonant (nonstationary) excitation of pendulums, Plutinos, plasmas, and other nonlinear oscillators". American Journal of Physics 69 (10): 1096–1102. DOI:10.1119/1.1389278  abstract  full text.
  59. ^ Marc W. Buie (2008-04-05). "Orbit Fit and Astrometric record for 136472". SwRI (Space Science Department). Retrieved 2008-07-13. 
  60. ^ David Jewitt (2005). "The 1000 kilometer Scale KBOs". University of Hawaii. Retrieved 2006-07-16. 
  61. ^ Mike Brown (2005). "The discovery of 2003 UB313 Eris, the 10th planet largest known dwarf planet.". CalTech. Retrieved 2006-09-15. 
  62. ^ Stern SA, Weissman PR. (2001). "Rapid collisional evolution of comets during the formation of the Oort cloud.". Space Studies Department, Southwest Research Institute, Boulder, Colorado. Retrieved 2006-11-19. 
  63. ^ Bill Arnett (2006). "The Kuiper Belt and the Oort Cloud". nineplanets.org. Retrieved 2006-06-23. 
  64. ^ T. Encrenaz, JP. Bibring, M. Blanc, MA. Barucci, F. Roques, PH. Zarka (2004). The Solar System: Third edition. Springer. p. 1. 
  65. ^ Durda D.D.; Stern S.A.; Colwell W.B.; Parker J.W.; Levison H.F.; Hassler D.M. (2004). "A New Observational Search for Vulcanoids in SOHO/LASCO Coronagraph Images". Retrieved 2006-07-23. 
  66. ^ A.D. Dolgov (2003). "Magnetic fields in cosmology". Retrieved 2006-07-23. 
  67. ^ R. Drimmel, D. N. Spergel (2001). "Three Dimensional Structure of the Milky Way Disk". Retrieved 2006-07-23. 
  68. ^ Leong, Stacy (2002). "Period of the Sun's Orbit around the Galaxy (Cosmic Year". The Physics Factbook. Retrieved 2007-04-02. 
  69. ^ C. Barbieri (2003). "Elementi di Astronomia e Astrofisica per il Corso di Ingegneria Aerospaziale V settimana". IdealStars.com. Retrieved 2007-02-12. 
  70. ^ Leslie Mullen (2001). "Galactic Habitable Zones". Astrobiology Magazine. Retrieved 2006-06-23. 
  71. ^ "Supernova Explosion May Have Caused Mammoth Extinction". Physorg.com. 2005. Retrieved 2007-02-02. 
  72. ^ "Near-Earth Supernovas". NASA. Retrieved 2006-07-23. 
  73. ^ "Stars within 10 light years". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  74. ^ "Tau Ceti". SolStation. Retrieved 2007-04-02. 
  75. ^ "HUBBLE ZEROES IN ON NEAREST KNOWN EXOPLANET". Hubblesite. 2006. 
  76. ^ Alessandro Morbidelli (2006). "Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs". CNRS, Observatoire de la Côte d’Azur. Retrieved 2007-08-03. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Animasi interaktif Tata Surya dalam bahasa Indonesia
  • (Indonesia) Suatu applet yang menunjukkan lokasi pada kala ini bintang-bintang dan planet-planet di langit malam.
  • (Inggris) Animasi interaktif planet-planet (145 tingkat zoom dan sebanyak efek waktu)
  • (Inggris) solarviews.com, tampilan multimedia Tata Surya.
  • (Inggris) Simulator Tata Surya milik NASA

Sumber :
ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.


Page 9

[×] Perdana Menteri Aljazair

[×] Perdana Menteri Djibouti

[×] Perdana Menteri Gabon

[×] Perdana Menteri Guinea

[×] Perdana Menteri Kamerun

[×] Perdana Menteri Lesotho

[+] Politikus Pantai Gading

[+] Politikus Sao Tome dan Principe

[+] Politikus Sierra Leone


Page 10

[+] Kebiasaan menurut bahasa

[+] Kebiasaan menurut benua

[+] Kebiasaan menurut kawasan

[+] Kebiasaan menurut negara

[+] Antropologi kebiasaan

[×] Artikel pilihan bertopik kebiasaan

[+] Daftar bertopik kebiasaan istiadat

[+] Rintisan bertopik kebiasaan


Page 11

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah
Berita Portal
April 2013
Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah
15:Portal Naruto sudah dirintis. Mari para pecinta Naruto bersama-sama kita mengembangkannya.
April 2012
Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah
23:Portal Sumatera sudah dirintis. Mari para warga Sumatera dan pecinta Pulau Sumatera bersama-sama kita mengembangkannya.
Maret 2013
Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah
10:Portal Pokémon sudah dirintis. Mari para pecinta permainan Pokémon, bersama-sama kita mengembangkannya.
September 2011
Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah
24:Portal Surakarta sudah dirintis. Mari para warga Solo dan pecinta kota Solo bersama-sama kita mengembangkannya.
April 2011
Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah
17:Portal Rihanna sudah dirintis. Silakan berpartisipasi untuk mengembangkannya.

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah
Agama dan keyakinan

Agama • Spiritual

Agama AbrahamAnglikan • Bahá'í • Kitab Mormon • Calvinisme • Katolik • Kristen • Creationisme • Kristen Timur • Kristen Indian • Islam (al-Qur'an) • Yahudi • Latter-day Saints • Orthodox Oriental • Paus • Santo • SikhismeKeyakinan DharmaAyyavazhi • Bahá'í • Buddha • Hindu • Jainisme • SikhismeKeyakinan TaoismeConfucianisme • Shinto • TaoismePautannyaAstrologi • Atheis • Mitologi • Sainstologi • Zoroastrianisme

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah
Matematika dan logika

Matematika

Kategori teori • Kriptografi

Logika

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah
Sejarah

Sejarah

Mesir Kuno •Yunani Kuno • Arkeologi • Austria-Hungaria • Classical Civilisation • Kolonialisme • Peristiwa terkini • Bencana • Norma budaya Jerman • Heraldry and Vexillologi • Sejarah sains • Gerakan kemerdekaan Indian • Romawi Kuno • Zaman Menengah

Peristiwa terkini regional

Afrika • Kanada • China • Eropa • India • Timur Tengah • Pakistan •Asia Tenggara • Turki • Amerika Serikat

Peristiwa terkini bertopik spesifik

Sains dan teknologi • Olahraga

Saat


Page 12

[+] Ekonomi menurut kawasan

[+] Daftar bertopik ekonomi

[+] Ekonomi internasional

[×] Ekonomi Keynesianisme

[+] Ekonomi menurut negara

[+] Profesi dan organisasi ekonomi

[+] Sekolah pengajaran dan metodologi ekonomi

[+] Rintisan bertopik ekonomi


Page 13

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sbgnya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini adalah cabang dari ilmu fisika, sementara bangun-bangun desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah babak dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang memakai dasar kerja elektronika ini kebanyakan dinamakan sbg peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dan lain-lain.

Selengkapnya.......


Page 14

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sbgnya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini adalah cabang dari ilmu fisika, sementara bangun-bangun desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah babak dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang memakai dasar kerja elektronika ini kebanyakan dinamakan sbg peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dan lain-lain.

Selengkapnya.......


Page 15

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol arus elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dsb. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bangun-bangun desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah babak dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini kebanyakan dinamakan sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dan lain-lain.

Selengkapnya...


Page 16

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol arus elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dsb. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bangun-bangun desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah babak dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini kebanyakan dinamakan sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dan lain-lain.

Selengkapnya...


Page 17

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol arus elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dsb. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bangun-bangun desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah babak dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini kebanyakan dinamakan sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dan lain-lain.

Selengkapnya...


Page 18

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sbgnya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini adalah cabang dari ilmu fisika, sementara bangun-bangun desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah babak dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang memakai dasar kerja elektronika ini kebanyakan dinamakan sbg peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dan lain-lain.

Selengkapnya.......


Page 19

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sbgnya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini adalah cabang dari ilmu fisika, sementara bangun-bangun desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah babak dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang memakai dasar kerja elektronika ini kebanyakan dinamakan sbg peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dan lain-lain.

Selengkapnya.......


Page 20

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol arus elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dsb. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bangun-bangun desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah babak dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini kebanyakan dinamakan sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dan lain-lain.

Selengkapnya...


Page 21

Portal Film

Selamat datang di Portal Film

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Film merupakan gambar-hidup, juga sering dikata movie (semula pelesetan bagi 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dikata 'sinema'. Gambar-hidup merupakan bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga usaha dagang/jasa.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi.

Selengkapnya.....

Artikel pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Final Destination merupakan sebuah film horor tahun 2000 tentang sekelompok pelajar yang 'menipu kematian' setelah terhindar dari kecelakaan pesawat ketika sebelumnya seorang dari mereka melihat pertanda kematian mereka, tetapi tidak lama setelah itu, mereka mulai mati satu per satu dalam kecelakaan misterius yang mengerikan. Skripsi film ini awalnya ditulis oleh Jeffrey Reddick sebagai catatan spekulasi bagi X-Files. (Sutradara James Wong memainkan pekerjaan sebagai penulis, direktur dan produsen serial itu). Kisah ini memiliki beberapa kecocokan dengan episode The Twilight Zone berjudul "Twenty-Two". Film dibuat oleh New Line Cinema. DVDnya diresmikan pada 26 September 2000.

Selengkapnya.....

Gambar pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides merupakan film fantasi petualangan 2011 dan angsuran keempat dalam seri Pirates of the Caribbean. Dalam film tersebut, Kapten Jack Sparrow (Johnny Depp) bergabung dengan Angelica (Penélope Cruz) bagi mencari Cairan Mancur Awet Muda, menghadapi bajak laut Blackbeard terkenal (Ian McShane). Penggambaran plot terinspirasi dari novel On Stranger Tides oleh Tim Powers, yang juga terinspirasi permainan LucasArts The Secret of Monkey Island. Film ini disutradarai oleh Rob Marshall, yang ditulis oleh Ted Elliott dan Terry Rossio, dan dibuat oleh Jerry Bruckheimer.

Selengkapnya.....

Tahukah anda.....

Biografi pilihan

Kategori


Page 22

Portal Film

Selamat datang di Portal Film

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Film merupakan gambar-hidup, juga sering dikata movie (semula pelesetan bagi 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dikata 'sinema'. Gambar-hidup merupakan bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga usaha dagang/jasa.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi.

Selengkapnya.....

Artikel pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Final Destination merupakan sebuah film horor tahun 2000 tentang sekelompok pelajar yang 'menipu kematian' setelah terhindar dari kecelakaan pesawat ketika sebelumnya seorang dari mereka melihat pertanda kematian mereka, tetapi tidak lama setelah itu, mereka mulai mati satu per satu dalam kecelakaan misterius yang mengerikan. Skripsi film ini awalnya ditulis oleh Jeffrey Reddick sebagai catatan spekulasi bagi X-Files. (Sutradara James Wong memainkan pekerjaan sebagai penulis, direktur dan produsen serial itu). Kisah ini memiliki beberapa kecocokan dengan episode The Twilight Zone berjudul "Twenty-Two". Film dibuat oleh New Line Cinema. DVDnya diresmikan pada 26 September 2000.

Selengkapnya.....

Gambar pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides merupakan film fantasi petualangan 2011 dan angsuran keempat dalam seri Pirates of the Caribbean. Dalam film tersebut, Kapten Jack Sparrow (Johnny Depp) bergabung dengan Angelica (Penélope Cruz) bagi mencari Cairan Mancur Awet Muda, menghadapi bajak laut Blackbeard terkenal (Ian McShane). Penggambaran plot terinspirasi dari novel On Stranger Tides oleh Tim Powers, yang juga terinspirasi permainan LucasArts The Secret of Monkey Island. Film ini disutradarai oleh Rob Marshall, yang ditulis oleh Ted Elliott dan Terry Rossio, dan dibuat oleh Jerry Bruckheimer.

Selengkapnya.....

Tahukah anda.....

Biografi pilihan

Kategori


Page 23

Portal Film

Selamat datang di Portal Film

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Film merupakan gambar-hidup, juga sering dikata movie (semula pelesetan bagi 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dikata 'sinema'. Gambar-hidup merupakan bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga usaha dagang/jasa.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi.

Selengkapnya.....

Artikel pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Final Destination merupakan sebuah film horor tahun 2000 tentang sekelompok pelajar yang 'menipu kematian' setelah terhindar dari kecelakaan pesawat ketika sebelumnya seorang dari mereka melihat pertanda kematian mereka, tetapi tidak lama setelah itu, mereka mulai mati satu per satu dalam kecelakaan misterius yang mengerikan. Skripsi film ini awalnya ditulis oleh Jeffrey Reddick sebagai catatan spekulasi bagi X-Files. (Sutradara James Wong memainkan pekerjaan sebagai penulis, direktur dan produsen serial itu). Kisah ini memiliki beberapa kecocokan dengan episode The Twilight Zone berjudul "Twenty-Two". Film dibuat oleh New Line Cinema. DVDnya diresmikan pada 26 September 2000.

Selengkapnya.....

Gambar pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides merupakan film fantasi petualangan 2011 dan angsuran keempat dalam seri Pirates of the Caribbean. Dalam film tersebut, Kapten Jack Sparrow (Johnny Depp) bergabung dengan Angelica (Penélope Cruz) bagi mencari Cairan Mancur Awet Muda, menghadapi bajak laut Blackbeard terkenal (Ian McShane). Penggambaran plot terinspirasi dari novel On Stranger Tides oleh Tim Powers, yang juga terinspirasi permainan LucasArts The Secret of Monkey Island. Film ini disutradarai oleh Rob Marshall, yang ditulis oleh Ted Elliott dan Terry Rossio, dan dibuat oleh Jerry Bruckheimer.

Selengkapnya.....

Tahukah anda.....

Biografi pilihan

Kategori


Page 24

Portal Film

Selamat datang di Portal Film

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Film merupakan gambar-hidup, juga sering dikata movie (semula pelesetan bagi 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dikata 'sinema'. Gambar-hidup merupakan bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga usaha dagang/jasa.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi.

Selengkapnya.....

Artikel pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Final Destination merupakan sebuah film horor tahun 2000 tentang sekelompok pelajar yang 'menipu kematian' setelah terhindar dari kecelakaan pesawat ketika sebelumnya seorang dari mereka melihat pertanda kematian mereka, tetapi tidak lama setelah itu, mereka mulai mati satu per satu dalam kecelakaan misterius yang mengerikan. Skripsi film ini awalnya ditulis oleh Jeffrey Reddick sebagai catatan spekulasi bagi X-Files. (Sutradara James Wong memainkan pekerjaan sebagai penulis, direktur dan produsen serial itu). Kisah ini memiliki beberapa kecocokan dengan episode The Twilight Zone berjudul "Twenty-Two". Film dibuat oleh New Line Cinema. DVDnya diresmikan pada 26 September 2000.

Selengkapnya.....

Gambar pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides merupakan film fantasi petualangan 2011 dan angsuran keempat dalam seri Pirates of the Caribbean. Dalam film tersebut, Kapten Jack Sparrow (Johnny Depp) bergabung dengan Angelica (Penélope Cruz) bagi mencari Cairan Mancur Awet Muda, menghadapi bajak laut Blackbeard terkenal (Ian McShane). Penggambaran plot terinspirasi dari novel On Stranger Tides oleh Tim Powers, yang juga terinspirasi permainan LucasArts The Secret of Monkey Island. Film ini disutradarai oleh Rob Marshall, yang ditulis oleh Ted Elliott dan Terry Rossio, dan dibuat oleh Jerry Bruckheimer.

Selengkapnya.....

Tahukah anda.....

Biografi pilihan

Kategori


Page 25

Portal Film

Selamat datang di Portal Film

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Film merupakan gambar-hidup, juga sering dikata movie (semula pelesetan bagi 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dikata 'sinema'. Gambar-hidup merupakan bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga usaha dagang/jasa.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi.

Selengkapnya.....

Artikel pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Final Destination merupakan sebuah film horor tahun 2000 tentang sekelompok pelajar yang 'menipu kematian' setelah terhindar dari kecelakaan pesawat ketika sebelumnya seorang dari mereka melihat pertanda kematian mereka, tetapi tidak lama setelah itu, mereka mulai mati satu per satu dalam kecelakaan misterius yang mengerikan. Skripsi film ini awalnya ditulis oleh Jeffrey Reddick sebagai catatan spekulasi bagi X-Files. (Sutradara James Wong memainkan pekerjaan sebagai penulis, direktur dan produsen serial itu). Kisah ini memiliki beberapa kecocokan dengan episode The Twilight Zone berjudul "Twenty-Two". Film dibuat oleh New Line Cinema. DVDnya diresmikan pada 26 September 2000.

Selengkapnya.....

Gambar pilihan

Semakin jauh dari matahari ukuran planet-planet dalam tata surya semakin besar benar atau salah

Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides merupakan film fantasi petualangan 2011 dan angsuran keempat dalam seri Pirates of the Caribbean. Dalam film tersebut, Kapten Jack Sparrow (Johnny Depp) bergabung dengan Angelica (Penélope Cruz) bagi mencari Cairan Mancur Awet Muda, menghadapi bajak laut Blackbeard terkenal (Ian McShane). Penggambaran plot terinspirasi dari novel On Stranger Tides oleh Tim Powers, yang juga terinspirasi permainan LucasArts The Secret of Monkey Island. Film ini disutradarai oleh Rob Marshall, yang ditulis oleh Ted Elliott dan Terry Rossio, dan dibuat oleh Jerry Bruckheimer.

Selengkapnya.....

Tahukah anda.....

Biografi pilihan

Kategori


Page 26

Halaman ini memuat artikel-artikel yang telah atau akan menjadi Artikel Pilihan Portal Film. Setiap pengguna bisa mengajukan artikel pilihannya di halaman diskusi. Syarat-syaratnya ialah:

  1. Artikel harus tentang sesuatu yang mempunyai hubungannya dengan film.
  2. Artikel harus netral.
  3. Artikel harus ditulis dengan rapi dengan memakai gaya bahasa yang baik.
  4. Artikel harus cukup panjang dan bukan merupakan artikel rintisan.

Artikel Pilihan saat ini

Portal:Film/Artikel pilihan/4 2013

Jadwal

Berikut ini adalah jadwal artikel pilihan dari tahun 2007 hingga 2010:

Kandidat yang belum dijadwalkan

Artikel yang telah menjadi Artikel Pilihan

Horor

Pocong 2

Komedi

Roman

Twilight (film 2008)

Thriller

Rumah Dara

Sutradara

Fantasi

Harry Potter and the Half-Blood Prince

Sci-fi

Lihat pula

  • Artikel Pilihan di Wikipedia Indonesia

Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, andrafarm.com, dan lain sebagainya.