Seni teater tradisi dari Pulau Mantang yang menggabungkan unsur agama adat Melayu sandiwara gerak tari syair lagu vokal dan naskah sederhana namun memikat adalah?

Seni teater tradisi dari Pulau Mantang yang menggabungkan unsur agama adat Melayu sandiwara gerak tari syair lagu vokal dan naskah sederhana namun memikat adalah?

TARI MAKYONG

→ Makyong (atau Mak Yong atau Makyung) merupakan sejenis tarian Melayu traditional.
Makyong merupakan suatu jenis teater tradisional yang bersifat kerakyatan. Makyong yang paling tua terdapat di pulau Mantang, salahsatu pulau di daerah Riau. Makyong ternyata juga muncul di Malaysia (negara bagian Terengganu, Pattani, Kelantan, dan Kedah) tetapi penarinya tanpa mengenakan topeng. Makyong diperkirakan telah ada di Riau hampir seabad yang lalu.

→ Arti kata Makyong

Belum diketahui secara pasti asal nama makyong tetapi diduga berasal dari kata Ma Hiang atau dikenal sebagai nama sebuah bentuk teater dan nama salah seorang tokoh utama dalam lakon Makyong.

–> Sejarah Tari Makyong

            Pada mulanya kesenian Makyong berupa tarian joget atau ronggeng. Dalam perkembangannya kemudian dimainkan dengan cerita-cerita rakyat, legenda dan juga cerita-cerita kerajaan. Sejak dahulu makyong dipentaskan di desa-desa sekitar pematang sawah seusai panen padi. Pihak kerajaan juga akan mementaskannya secara khusus dengan mengambil pelakon terbaik dari desa-desa.

            Makyong mengalami kejayaannya pada masa keemasan kesultanan Riau-Lingga tahun 1950-an. Pada masa kejayaannya ini Makyong pernah dianggap sebagai kesenian istana. Di Kepulauan Riau masa lalu, makyong ditemukan di dua tempat, yaitu di Tanah Merah dan di Mantang Arang. Dulu Mak Yong juga digunakan untuk merawat orang yang sakit. Praktek ini tidak lagi dipraktekan termasuk pula di Indonesia. Bagaimana pun, Mak Yong masih dipersembahkan dengan adat istiadat di panggung. Mantera yang dilakukan diwariskan dari seseorang kepada pewarisnya.

→ Makyong adalah seni teater tradisional yang menarik untuk disaksikan karena menggabungkan berbagai unsur / elemen di dalamnya yaitu :

1. Agama

2. Adat Melayu

3. Sandiwara

4. Gerak tari

            Dalam pertunjukan Makyong, para pelakon/pemain berjalan dengan gerak tari sederhana. Gerakan yang sederhana itu menggambarkan watak para pelakon. Misalnya seorang wanita pemeran Pakyong harus memperlihatkan gerakan yang cekatan untuk menggambarkan bahwa dirinya seorang pria.

          Gerakan-gerakan lain dalam pertunjukan Makyong ialah ketika berdiri:

- Tegak merendah

- Bersilang kaki

- Berputar di tempat

- Beringsut setengah lingkaran ke kiri dan ke kanan

- Dan bergeser sejajar dengan lingkaran.

          Ketika melangkah dikenal gerakan :

- Langkah berjalan

- Melenggang

 -Langkah terhenti

- Langkah segi tiga atau mengubah arah

- Langkah segi empat, langkah mengejar

- Dan bergegas

            Jenis tari yang terdapat dalam teater Makyong yaitu tari pembukaan yang disebut Betabik, tari berjalan jauh atau dekat, tari ragam atau tari gembira, dan tari perang atau gerak silat.

5. Syair lagu

            Terdapat lagu : Tabuh, Betabik, Awang Nak Bejalan, Selendang Awang, Colak Adik Hitam, Sedayung Makyong, dll yang diringi dengan alat-alat musik. Lagu-lagu ini dibawakan dengan tari dan dengan atau tanpa lirik.

6. Vokal

7. Instrumental tradisional

8. Naskah sederhana namun memikat.

→ Tempat Pertunjukan

Makyong sering dipentaskan di lapangan terbuka namun tetap diberi atap menggunakan bubungan dengan enam buah tiang penyangga dan pada kayu yang melintang dihiasi daun kelapa muda. Bila dimainkan di istana, makyong dipentaskan di panggung beton berbentuk segi enam.


Di Semenanjung Melayu, termasuk wilayah Indonesia, masyarakatnya terhitung beruntung bila dapat menyaksikan pagelaran kesenian Mak Yong. Mak Yong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu berupa seni drama tari.yang sampai sekarang masih dimainkan di beberapa lokasi. Pada zaman dulu, pertunjukan Mak Yong diadakan orang desa di pematang sawah setelah selesai panen padi. Mak Yong mendapatkan namanya dari nama salah seorang tokoh dalam teater tersebut.


Dilindungi Kerajaan Melayu
Selain di Kepulauan Riau, drama tari Mak Yong juga dipertunjukkan di negara Malaysia. Seperti negara bagian Terengganu, Kelantan, dan Kedah. Juga di Thailand, terutama di Patani. Mak Yong di Kepulauan Riau dibawakan penari yang memakai topeng, berbeda dengan di Malaysia yang tanpa topeng.

Pertunjukan Mak Yong dibawakan kelompok penari dan pemusik profesional yang menggabungkan berbagai unsur upacara keagamaan, sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental serta naskah yang sederhana. Tokoh utama pria dan wanita keduanya dibawakan oleh penari wanita. Tokoh-tokoh lain yang muncul dalam cerita misalnya pelawak, dewa, jin, pegawai istana, dan binatang. Pertunjukan Mak Yong diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan tetawak.

Dalam pertunjukkannya, Mak Yong bersifat interaktif, mempertemukan antara pemain dan penonton. Dengan perkataan lain, pementasannya mempertemukan pemain dengan penonton dalam ruang, waktu, dan tempat yang sama. Kesenian ini berasal dari daerah akar rumpun Melayu, yaitu daerah Nara Yala, Patani pada sekitar abad ke-17. Mak Yong kemudian menyebar ke daerah Kelantan (sekitar 200 tahun yang lalu), tetapi tanpa memakai topeng seperti di tempat asalnya. Dari Kelantan ini Mak Yong kemudian menyebar ke Indonesia, yaitu ke daerah Bintan dan Batam melalui Tanjung Kurau (Singapura).

Seni teater tradisi dari Pulau Mantang yang menggabungkan unsur agama adat Melayu sandiwara gerak tari syair lagu vokal dan naskah sederhana namun memikat adalah?

Istana Kerajaan Melayu menjadi pelindung seni tari Mak Yong sejak paruh kedua abad ke-19 sampai tahun 1930-an. Saat itu, jika raja mendengar ada penari yang pandai apalagi cantik sedang bermain di kampung-kampung, raja langsung memerintahkan penari tersebut untuk menari di dalam lingkungan istana. Penari yang menari di istana akan ditanggung semua akomodasi serta kebutuhan hidup. Bahkan menerima pinjaman tanah sawah milik raja untuk dikerjakan.

Di Kepulaun Riau, Mak Yong menyebar ke berbagai tempat seperti: Mantang Arang dan Kijang (Bintan Timur), Rempang/Sembulang, Dompak, Kasu, Pulau Buluh, dan Cate (daerah pinggiran Pulau Batam). Untuk yang terakhir ini, mungkin saja merupakan persebaran dari Mak Yong yang berada di Batam.

Foto: Yuli Seperi

Seni teater tradisi dari Pulau Mantang yang menggabungkan unsur agama adat Melayu sandiwara gerak tari syair lagu vokal dan naskah sederhana namun memikat adalah?
Seni teater tradisi dari Pulau Mantang yang menggabungkan unsur agama adat Melayu sandiwara gerak tari syair lagu vokal dan naskah sederhana namun memikat adalah?
Seni teater tradisi dari Pulau Mantang yang menggabungkan unsur agama adat Melayu sandiwara gerak tari syair lagu vokal dan naskah sederhana namun memikat adalah?
Seni teater tradisi dari Pulau Mantang yang menggabungkan unsur agama adat Melayu sandiwara gerak tari syair lagu vokal dan naskah sederhana namun memikat adalah?

Dulu Ditampilkan Berhari-hari, Kini Dibuat Kocak Biar Tetap Digemari

Disbudpar Batam -Mak Yong adalah suatu seni teater tradisional yang begitu lekat di telinga orang-orang Melayu. Dalam pertunjukannya, Mak Yong banyak menceritakan tentang kehidupan istana, lengkap dengan pesan moral yang hendak disampaikan. Namun, tatkala harus berhadapan dengan modernisasi seni pertunjukan, Mak Yong kini bertransisi menjadi teater yang kocak agar tetap disukai.

Alunan musik tetawak, gendang, dan rebab terdengar mengalun, menandai dimulainya pementasan Mak Yong. Kemudian para pemainpun memasuki panggung pertunjukan. Pementasan ini menyuguhkan iringan musik yang berpadu harmonis dengan lagu Melayu yang dibawakan oleh para pemainnya.

Salah satu pemain lengkap memakai baju berwarna kuning khas Melayu berikut aksesorisnya. Sebutan untuk aksesoris ini pun berbeda-beda. Dikepala disebut senggeng, dileher disebut teratai dan yang dikenakan dipinggang berjuntai disebut cabok. Kemudian pemain ini membawakan tiga lagu sambil menari dengan memakai cangai yang merupakan kuku palsu panjang terbuat dari bahan berkilat seperti emas.

Selanjutnya Ia membawakan Tari Jogi. Di Batam, Tari Jogi sangat identik dengan pementasan Mak Yong, karena tarian ini dilakukan sebelum pertunjukan Mak Yong. Peralatan yang diperlukan dalam pertunjukan tari tersebut adalah rotan berai, parang, keris, kapak, panah, dan tongkat kayu.

Setelah pertunjukan tari selesai, giliran atraksi Mak Yong mengambil posisi. Para pemain memakai busana sesuai peran yang dibawakannya. Bahasa Melayu sangat melekat pada setiap pertunjukkannya.

Pimpinan Sanggar Seni Warisan Pantai Basri, Abdullah Basri mengatakan, Mak Yong adalah seni teater tradisional yang masih digemari sampai sekarang dan sering tampil dalam pertunjukkan kebudayaan. Seperti, Kenduri Seni Melayu (KSM) yang digelar rutin setiap tahunnya di Kota Batam. Teater khas Melayu ini mementaskan tokoh pria dengan memakai topeng yang disesuaikan dengan karakter yang dibawakannya.

“Mak Yong itu teater yang menceritakan kisah dongeng dan mempunyai daya tarik sendiri dihati para penggemarnya sehingga bisa lestari sampai sekarang,” kata Basri saat dikunjungi di kediamannya Pulau Panjang, Bulang.

Para pemeran Mak Yong terdiri dari Pak Yong (memerankan raja), Pak Yong Muda (memerankan pangeran), Putri Mak Yong (memerankan putri raja). Selain itu, ada beberPa tokoh lain dalam ceritanya, seperti munculnya pelawak, dewa, jin, pegawai istana, dan binatang, dengan ciri khasnya memakai topeng.

Lalu, ada juga Pengasuh, yang merupakan orang kepercayaan raja, Wak Perangbon sebagai pengawal. Kemudian, ada Wak Perang Agun, Wak Perang Utan, Wak Perang Paya, Tok Mersi Mata Api, Tok Nojong, Kuda Hijau Pelana Kuning sebagai kuda jelmaan, Kijang Beremas Tunduk Rencana, Harimau Besar Sirejang, Kilat Sijanda Wangi Beranak Mude dan Sarung Batak Sakti.

Tak hanya di Batam dan Bintan, seni Mak Yong ternyata juga ada di Malaysia, tepatnya di Kelantan. Selain itu, seni ini juga pernah dimainkan di Thailand, tepatnya di Kota Pattani, yang merupakan kota paling selatan di Thailand dan berbatasan dengan Malaysia. Bedanya, Mak Yong di dua negara tersebut penarinya tanpa mengenakan topeng.

Dalam pementasannya, Mak Yong menyesuaikan dengan daerah masing-masing. Dalam pertunjukkannya, biasa mengandung cerita hiburan, memberi pesan dan sebagainya.

“Khusus Mak Yong di Batam, penampilan mereka mengusung konsep hiburan, lebih kocak sehingga membuat penonton senang dan tertawa,” ujar penerus dari Sanggar Seni Pantai Basri.

Cerita Mak Yong selalu berkisah tentang kehidupan istana dan kerajaan. Seperti, cerita raja-raja, permaisuri, tuan putri, putri mahkota yang ditimpa musibah dan biasanya berakhir dengan kemenangan melalui perjuangan.

Basri menyebutkan, cerita berjudul; Putri Siput Gondang, jadi salah satu lakon yang sudah tak asing lagi di Batam. Ceritanya mengisahkan salah satu negeri yang bagus dan megah. Istri raja melahirkan siput, raja merasa keberatan dan akhirnya siput itu dibuang ke Teluk Tujuh Pantai Sembilan.

Kemudian, ketika hari dimana istri raja ingin makan siput, lalu raja mempersilakan para wak-wak untuk mencarikannya ke teluk tersebut. Ketika asyik mencari, terdengarlah suara dari tumpukan batu sehingga mereka penasaran. Wak-wak tersebut mendekati batu tersebut, dan menemukan ada siput besar. Mereka langsung bergegas melaporkan kejadian tersebut kepada raja dan membawanya ke istana.

Setelah sampai di istana, terdengarlah suara minta tolong dari dalam siput tersebut. Raja lalu memerintahkan untuk membelah siput tersebut. Setelah siput terbelah maka keluarlah putri yang cantik, kemudian putri tersebut bercerita bahwa ia adalah siput yang dulu dibuang belasan tahun yang lalu.

“Cerita ini memberikan pesan, dimana kita tidak boleh menghina hewan,” tuturnya.

Pertunjukan Mak Yong biasanya tidak selesai dalam satu malam. Sebuah cerita dapat berlanjut berhari-hari, bahkan sampai 15 hingga 44 malam. Namun, pada masa sekarang, tak mungkin cerita dibuat sebegitu panjangnya. Sekarang, rata-rata sebuah cerita dalam pementasan Mak Yong hanya berlangsung 1-3 jam.

Pertunjukan biasanya diadakan di lapangan terbuka, diberi atap plastik, tiang dihiasi dedaunan seperti daun kelapa. Dalam setiap pementasannya, jumlah pemain berkisar tiga puluh orang. Dalam pertunjukan Mak Yong, cerita biasanya diambil dari cerita rakyat.

“Sebelum tampil, kami mencari, menggali sejarah, untuk dibuat cerita dalam pertunjukan Mak Yong,” jelasnya.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Muhammad Zen mengajak untuk merevitalisasi teater Mak Yong agar menjadi menjadi lebih menarik penampilannya tanpa meninggalkan tradisi yang asli. Gunanya agar generasi muda bisa menyukai seni ini bahkan mempelajari tradisi ini.

“Dalam penampilannya dibawakan dengan semenarik mungkin, seperti diindahkan tariannya, diberi lighting atau pencahayaan. Ceritanya boleh kekinian namun tak meninggalkan tradisi asli, sehingga generasi millenial banyak mengetahui Teater Mak Yong,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengatakan, Kota Batam memiliki banyak tradisi budaya yang menarik untuk diketahui. Salah satunya, teater tradisional Mak Yong tersebut. “Teater ini hadir di setiap gelaran acara tahunan kebudayaan di Kota Batam, serta diikuti tarian dan musik Melayu lainnya yang artistik dan menghibur,” ujarnya.

Ardi juga mengajak masyarakat Kota Batam ikut melestarikan budaya Melayu yang ada di Kota Batam. Salah satunya, menjaga agar teater Mak Yong serta tradisi lainnya, tetap lestari hingga anak cucu nanti.
“Ayo kita cintai budaya kita, sehingga budaya kita tetap lestari,” pintanya.*