Senyawa metana dengan butana memiliki titik didih yang berbeda cukup jauh hal ini disebabkan

Bangun kimia dari metana, alkana yang paling sederhana

Alkana (juga disebut dengan parafin) yaitu senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana yaitu sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana yaitu CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana yaitu metana dengan rumus CH4. Tidak benar batas berapa karbon yang mampu terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax yaitu contoh alkana dengan atom banyak atom karbon yang agung, dapat semakin dari 10 atom karbon.

Setiap atom karbon benar 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah himpunan dari atom karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara umum, banyak atom karbon dipakai untuk mengukur berapa agung ukuran alkana tersebut (contohnya: C2-alkana).

Gugus alkil, kebanyakan disingkat dengan simbol R, yaitu gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen, misalnya yaitu metil atau gugus etil.

Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan benar kegiatan biologi sedikit.

Klasifikasi bangun

Hidorkarbon tersaturasi mampu berupa:

  • lurus (rumus umum CnH2n + 2), kerangka karbon membentuk rantai lurus tanpa benar cabang
  • bercabang (rumus umum CnH2n + 2, n > 3), kerangka karbon utamanya benar cabang-cabang
  • siklik (rumus umum CnH2n, n > 2), ujung-ujung kerangka karbonnya berjumpa sehingga membentuk suatu siklus.

Menurut ruang lingkup dari IUPAC, 2 golongan pertama di atas dinamakan alkana, sedangkan golongan yang ketiga disebut dengan sikloalkana.[1] Hidrokarbon tersaturasi juga mampu membentuk gabungan ketiga jenis rantai diatas, misalnya linear dengan siklik membentuk polisiklik. Senyawa seperti ini sedang disebut dengan alkana (walaupun tidak benar rumus umum), sepanjang tetap berupa asiklik (tidak seperti siklus).

Keisomeran

C4-alkana dan -sikloalkana yang berbeda-beda (kiri ke kanan): n-butana dan isobutana yaitu 2 isomer C4H10; siklobutana dan metilsiklopropana yaitu 2 isomer C4H8.
Bisiklo[1.1.0]butana (C4H6) tidak benar isomer; tetrahedrana (tidak terlihat) (C4H4) juga tidak benar isomer.

Alkana dengan 3 atom karbon atau semakin mampu disusun dengan banyak jenis kegiatan, membentuk isomer bangun yang berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah proses, mirip dengan anagram kimia, tapi berlainan dengan anagram, isomer mampu mengandung banyak komponen dan atom yang berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa kimia mampu disusun berbeda-beda bangunnya membentuk kombinasi dan permutasi yang beraneka ragam. Isomer paling sederhana dari sebuah alkana yaitu ketika atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal tanpa benar cabang. Isomer ini disebut dengan n-isomer (n untuk "normal", penulisannya kadang-kadang tidak dibutuhkan). Meskipun begitu, rantai karbon mampu juga bercabang di banyak letak. Probabilitas banyak isomer hendak meningkat tajam ketika banyak atom karbonnya makin agung.Contohnya:

Tata nama

Tata nama IUPAC untuk alkana didasarkan dari identifikasi rantai hidrokarbon. Rantai hidrokarbon tersaturasi, tidak bercabang karenanya dinamai sistematis dengan imbuhan belakang "-ana".[2]

Rantai karbon lurus

Alkana rantai karbon lurus kebanyakan dikenalo dengan awalan n- (singkatan dari normal) ketika tidak benar isomer. Meskipun tidak diwajibkan, tapi penamaan ini penting karena alkana rantai lurus dan rantai bercabang memiliki sifat yang berlainan. Misalnya n-heksana atau 2- atau 3-metilpentana.

Proses dari rantai lurus ini adalah:

  • Metana, CH4 - 1 karbon dan 4 hidrogen
  • Etana, C2H6 - 2 karbon dan 6 hidrogen
  • Propana, C3H8 - 3 karbon dan 8 hidrogen
  • Butana, C4H10 - 4 karbon dan 10 hidrogen
  • pentana, C5H12 - 5 karbon dan 12 hidrogen
  • heksana, C6H14 - 6 carbon dan 14 hidrogen

Mulai dengan banyak karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan banyak yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Misalnya selang lain yaitu pentana, heksana, heptana, dan oktana.

Rantai karbon bercabang

Model dari isopentana (nama umum) atau 2-metilbutana (nama sistematik IUPAC)

Untuk memberi nama alkana dengan rantai bercabang dipakai langkah-langkah berikut:

  • Cari rantai atom karbon terpanjang
  • Beri nomor pada rantai tersebut, dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang
  • Beri nama pada cabang-cabangnya

Nama alkana dimulai dengan nomor letak cabang, nama cabang, dan nama rantai utama. Misalnya yaitu 2,2,4-trimetilpentana yang disebut juga isooktana. Rantai terpanjangnya yaitu pentana, dengan tiga buah cabang metil (trimetil) pada karbon nomor 2, 2, dan 4.

Perbedaan tatanama untuk 3 isomer C5H12Nama umum/trivialn-pentanaisopentananeopentanaNama IUPACpentana2-metilbutana2,2-dimetilpentanaBangun

Alkana siklik

Sikloalkana yaitu hidrokarbon yang seperti alkana, tapi rantai karbonnya membentuk cincin.

Sikloalkana sederhana benar awalan "siklo-" untuk membendakannya dari alkana. Penamaan sikloalkana diteliti dari berapa banyak atom karbon yang dikandungnya, misalnya siklopentana (C5H10) yaitu sikloalkana dengan 5 atom karbon seperti pentana(C5H12), hanya saja pada siklopentana kelima atom karbonnya membentuk cincin. Hal yang sama berlanjut untuk propana dan siklopropana, butana dan siklobutana, dan lain-lain.

Sikloalkana substitusi dinamai mirip dengan alkana substitusi - cincin sikloalkananya tetap benar, dan substituennya dinamai berdasarkan dengan posisi mereka pada cincin tersebut, pemberian nomornya mengikuti aturan Cahn-Ingold-Prelog.[3]

Nama-nama trivial

Nama trivial (non-IUPAC) dari alkana yaitu "parafin." Nama trivial dari senyawa-senyawa ini kebanyakan diambil dari artefak-artefak sejarah. Nama trivial dipakai sebelum benar nama sistematik, dan sampai ketika ini sedang dipakai karena penggunaannya familier di industri.

Mampu nyaris ditentukan sekiranya nama parafin diambil dari industri petrokimia. Alkana rantai bercabang disebut isoparafin. Penggunaan kata "paraffin" untuk sebutan secara umum dan seringkali tidak membedakan selang senyawa murni dan campuran isomer dengan rumus kimia yang sama.

Beberapa nama ini dipertahankan oleh IUPAC

Ciri-ciri fisik

Tabel alkana

AlkanaRumusTitik didih [°C]Titik lebur [°C]Massa jenis [g·cm3] (20 °C)
MetanaCH4-162-183gas
EtanaC2H6-89-172gas
PropanaC3H8-42-188gas
ButanaC4H100-138gas
PentanaC5H1236-1300.626 (cairan)
HeksanaC6H1469-950.659 (cairan)
HeptanaC7H1698-910.684 (cairan)
OktanaC8H18126-570.703 (cairan)
NonanaC9H20151-540.718 (cairan)
DekanaC10H22174-300.730 (cairan)
UndekanaC11H24196-260.740 (cairan)
DodekanaC12H26216-100.749 (cairan)
IkosanaC20H4234337padat
TriakontanaC30H6245066padat
TetrakontanaC40H8252582padat
PentakontanaC50H10257591padat
HeksakontanaC60H122625100padat

Titik didih

Titik lebur (biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam satuan °C.

Senyawa alkana merasakan gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya. Makin agung gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya, karenanya makin tinggi titik didihnya.[4]

Benar penentu lain untuk menentukan berapa daya gaya van der Waals:

  • banyak elektron yang mengelilingi molekul, yang banyaknya hendak meningkat seiring dengan berat molekul alkana
  • lapang permukaan molekul

Dengan temperatur dan tekanan standar, senyawa alkana dari CH4 sampai C4H10 berwujud gas; C5H12 sampai C17H36 berwujud cairan; dan C18H38 ke atas berwujud padat. Karena titik didih alkana ditentukan oleh beratnya, karenanya bukanlah suatu hal yang aneh sekiranya titik didih alkana berbanding lurus dengan massa molekulnya. Titik didih alkana hendak meningkat kira-kira 20–30 °C untuk setiap 1 atom karbon yang ditambahkan pada rantainya.[4]

Alkana rantai lurus hendak memiliki titik didih yang semakin tinggi daripada alkana rantai bercabang karena lapang permukaan kontaknya semakin agung, karenanya gaya van der Waals antar molekul juga semakin agung. Misalnya yaitu isobutana (2-metilpropana) yang titik didihnya -12 °C, dengan n-butana (butana), yang titik didihnya 0 °C. Contoh lainnya yaitu 2,2-dimetilbutana yang bertitik didih 50 °C dan 2,3-dimetilbutana bertitik didih 58 °C.[4] Hal ini disebabkan karena 2 molekul 2,3-dimetilbutana mampu saling berikatan semakin benar daripada 2,2 dimetilbutana yang berwujud salib.

Konduktivitas dan kelarutan

Alkana tidak menghasilkan listrik dan tidak mampu dipolarisasi oleh ajang listrik. Untuk gagasan ini mengapa alkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak mampu bercampur dengan pelarut polar seperti air.

Kelarutan alkana pada pelarut nonpolar lumayan benar, ciri-ciri yang dikenal dengan nama lipofilisitas.

Massa jenis alkana hendak semakin seiring dengan semakinnya banyak atom karbon, tapi tetap hendak semakin rendah dari massa jenis air. Maka, alkana hendak berada di lapisan atas bila dicampur dengan air.

Sifat-sifat kimia

Secara umum, alkana yaitu senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena ikatan C antar atomnya relatif stabil dan tidak remeh dipisahkan. Tidak seperti kebanyakan senyawa organik lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus fungsional.

Senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion lainnya. Konstanta disosiasi asam (pKa) dari semua alkana nilainya diatas 60, yang berfaedah sulit untuk bereaksi dengan asam maupun basa (lihat karbanion). Pada minyak bumi, molekul-molekul alkana yang terkandung di dalamnya tidak merasakan perubahan sifat sama sekali selama jutaan tahun.

Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran)

Semua alkana mampu bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, meskipun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi hendak makin sulit untuk dilakukan seiring dengan banyak atom karbon yang semakin. Rumus umum pembakaran adalah:

CnH2n+2 + (1.5n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nCO2

Ketika banyak oksigen tidak cukup banyak, karenanya mampu juga membentuk karbon monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:

CnH(2n+2) + nO2 → (n+1)H2O + nCO

Contoh reaksi, metana:

2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2OCH4 + 1.5O2 → CO + 2H2O

Reaksi dengan halogen

Reaksi selang alkana dengan halogen disebut dengan reaksi "halogenasi radikal bebas". Atom hidrogen pada alkana hendak secara bertahap dialihkan oleh atom-atom halogen. Radikal lepas sama sekali yaitu senyawa yang ikut berpartisipasi dalam reaksi, kebanyakan menjadi campuran pada produk. Reaksi halogenasi adalah reaksi eksotermik dan mampu menimbulkan ledakan.

Reaksi ini sangat penting pada industri untuk menghalogenasi hidrokarbon. Benar 3 tahap:

  • Inisiasi: radikal halogen terbentuk menempuh homolisis. Biasanya, diperlukan energi dalam wujud panas atau cahaya.
  • Reaksi rantai atau Propagasi: radikal halogen hendak mengabstrak hidrogen dari alkana untuk membentuk radikal alkil.
  • Terminasi rantai: tahap dimana radikal-radikal bergabung.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semua reaksi halogenasi dapat menghasilkan semua campuran isomer yang berfaedah mengindikasikan atom hidrogen rentan terhadap reaksi. Atom hidrogen sekunder dan tersier kebanyakan hendak tergantikan karena stablitas radikal lepas sama sekali sekunder dan tersier semakin benar. Contoh mampu diteliti pada monobrominasi propana:[4]

Isomerisasi dan reformasi

Isomerisasi dan reformasi benar proses pemanasan yang mengubah wujud alkana rantai lurus dengan hal benar katalis platinum. Pada isomerisasi, alkana rantai lurus menjadi alkana rantai bercabang. Pada reformasi, alkana rantai lurus berganti menjadi sikloalkana atau hidrokarbon aromatik, dengan hidrogen sebagai produk sampingan. Kedua proses ini hendak meningkatkan bilangan oktan pada senyawa yang dihasilkan.

Cracking

Cracking hendak memecah molekul agung menjadi molekul-molekul yang semakin kecil. Reaksi cracking mampu dilakukan dengan kegiatan pemanasan atau dengan katalis. Kegiatan cracking dengan pemanasan hendak melibatkan mekanisme homolitik dengan pembentukan radikal lepas sama sekali. Kegiatan cracking dengan bantuan katalis kebanyakan melibatkan katalis asam, prosesnya hendak mengakibatkan pemecahan ikatan heterolitik dengan menghasilkan ion yang muatannya berlainan. Ion yang dihasilkan kebanyakan berupa karbokation dan anion hidrida yang tidak stabil.

Reaksi lainnya

Alkana hendak bereaksi dengan uap dengan bantuan katalis berupa nikel. Alkana juga mampu menempuh proses klorosulfonasi dan nitrasi meskipun membutuhkan kondisi khusus. Fermentasi alkana menjadi asam karboksilat juga mampu dilakukan dengan beberapa teknik khusus. Pada Reaksi reed, sulfur dioksida, klorin dan cahaya mengubah hidrokarbon menjadi sulfonil klorida. Abstraksi nukleofilik mampu dipakai untuk memisahkan alkana dari logam. Gugus alkil daris sebuah senyawa mampu dipindahkan ke senyawa lainnya dengan reaksi transmetalasi.

Terdapat pada

Alkana pada lingkungan kehidupan semesta

Metana dan etana yaitu salah satu komponen kecil dari atmosfer Yupiter.

Ekstraksi dari minyak bumi, yang mengandung banyak komponen hidrokarbon, termasuk alkana.

Alkana yaitu senyawa yang terdapat pada sebagian kecil dari atmosfer beberapa planet seperti Yupiter (0.1% metana, 0.0002% etana), Saturnus (0.2% metana, 0.0005% etana), Uranus (1.99% metana, 0.00025% etana) dan Neptunus (1.5% metana, 1.5 ppm etana). Titan (1.6% metana), salah satu satelit dari Saturnus, telah diteliti oleh Huygens bahwa atmosfer Titan menurunkan hujan metana secara periodik ke permukaan bulan itu.[5] Di Titan juga dikenal terdapat sebuah gunung yang menyemburkan gas metana, dan semburan gunung ini mengakibatkan banyaknya metana pada atmosfer Titan. Selain itu, ditemukan oleh radar Cassini, terlihat juga benar beberapa danau metana/etana di kawasan kutub utara dari Titan. Metana dan etana juga dikenal terdapat pada proses ekor dari komet Hyakutake. Analisis kimia menunjukkan bahwa kelimpahan etana dan metana nyaris sama banyak, dan hal itu menunjukkan bahwa es metana dan etana ini terbentuk di selang ruang antar bintang. [6]

Alkana di bumi

Gas metana (sekitar 0.0001% atau 1 ppm) benar di atmosfer bumi, dihasilkan olwh organisme jenis Archaea dan juga ditemukan pada kotoran sapi.

Sumber alkana yang paling penting yaitu pada gas lingkungan kehidupan dan minyak bumi.[4] Gas lingkungan kehidupan mengandung metana dan etana, dengan sedikit propana dan butana, sedangkan minyak bumi yaitu campuran dari alkana cair dan hidrokarbon lainnya. Hidrokarbon ini terbentuk dari jasad renik dan tanaman (zooplankton dan fitoplankton) yang mati, kemudian terkubur di lautan, tertutup oleh sedimentasi, dan berganti sesudah terkena panas dan tekanan tinggi selama jutaan tahun. Gas lingkungan kehidupan terbentuk dari reaksi di bawah ini:

C6H12O6 → 3CH4 + 3CO2

Alkana yang berwujud padat dikenal sebagai tar. Tar terbentuk ketika senyawa alkana lain yang semakin ringan menguap dari deposit/sumber hidrokarbon. Salah satu deposit alkana padat lingkungan kehidupan terbesar di lingkungan kehidupan yaitu danau aspal yang dikenal dengan nama Danau Pitch di Trinidad dan Tobago.

Metana juga terdapat pada biogas yang dihasilkan oleh binatang ternak. Biogas ini mampu menjadi sumber energi terbaharui di kemudian hari.

Alkana nyaris tidak mampu bercampur dengan air, aci kandungannya dalam air laut dapat dituturkan amat sedikit. Meski begitu, pada tekanan yang tinggi dan suhu rendah (seperti di dasar laut), metana mampu mengkristal dengan air untuk membentuk padatan metana hidrat. Meskipun ketika ini padatan ini sedang belum dapat dieksploitasi secara komersial, tapi energi pembakaran yang dihasilkan dianggarkan cukup agung. Karenanya dari itu, metana yang diekstraksi dari metana hidrat mampu dianggap sebagai bahan bakar masa depan.

Pada proses biologi

Bakteria dan archaea

Archaea Metanogenik pada kotoran sapi ini menghasilkan metana yang terlepas ke atmosfer bumi.

Beberapa jenis archaea, misalnya metanogen, menghasilkan metana dalam banyak agung ketika memetabolisme karbon dioksida atau senyawa organik lainnya. Energi dilepas ketika pengoksidasian hidrogen:

CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O

Produksi

Pengilangan minyak

Sebuah pengilangan minyak di Martinez, California.

Seperti sudah dituturkan sebelumnya, sumber alkana yang paling penting yaitu gas lingkungan kehidupan dan minyak bumi.[4] Alkana dipisahkan di tempat pengilangan minyak dengan teknik distilasi fraksi dan diproses menjadi berjenis-jenis produk, misalnya bensin, diesel, dan avtur..

Fischer-Tropsch

Proses Fischer-Tropsch yaitu sebuah kegiatan untuk mensintesis hidrokarbon cair, termasuk alkana, dari karbon dioksida dan hidrogen. Kegiatan ini dipakai untuk menghasilkan substitusi dari distilat minyak bumi.

Persiapan laboratorium

Sedikit sekali alkana yang dihasilkan dengan kegiatan disintesis di laboratorium karena alkana kebanyakan dijual umum. Alkana juga adalah senyawa yang non reaktif, benar secara biologi maupun kimia. Ketika alkana dihasilkan di laboratorium, kebanyakan alkana yaitu produk samping dari reaksi. Sebagai contoh, penggunaan n-butillitium sebagai basa hendak menghasilkan produk sampingan n-butana:

C4H9Li + H2O → C4H10 + LiOH

Alkana atau gugus alkil mampu dihasilkan dari alkil halida pada reaksi Corey-House-Posner-Whitesides. Deoksigenasi Barton-McCombie[7][8] hendak memecah gugus hidroksil dari alkohol sehingga reaksinya hendak berupa:

dan reduksi Clemmensen[9][10][11][12] hendak memecah gugus karbonil dari aldehida dan keton untuk membentuk alkana atau senyawa dengan gugus alkil, misalnya:

Penggunaan

Penggunaan alkana sudah mampu dikenal dengan benar oleh manusia. Penggunaan alkana kebanyakan dikelompokkan berdasarkan banyak atom karbonnya. Empat alkana pertama dipakai kebanyakan untuk kebutuhan memasak dan pemanasan, di beberapa negara juga sebagai sumber pembangkit listrik. Metana dan etana yaitu komponen utama pada gas lingkungan kehidupan dan kebanyakan diangkut dalam wujud air, dengan kegiatan dikompresi terlebih dahulu dan gas didinginkan.

Propana dan butana mampu dicairkan dengan tekanan rendah. Propana dan butana umum dijumpai pada elpiji dan juga dipakai sebagai propelan (zat pendorong) pada semprotan aerosol. Butana juga ditemukan pada pemantik rokok cair.

Dari pentana sampai oktana adalah alkana yang berwujud air. Alkana ini umum dipakai sebagai bahan bakar bensin untuk mesin mobil. Alkana rantai bercabang semakin diutamakan karena cenderung semakin tidak remeh tersulut daripada alkana rantai lurus. Bahan bakar yang remeh tersulut hendak menimbulkan ketukan pada mesin yang mampu merusak mesin. Kualitas bahan bakar mampu diukur dengan bilangan oktan bahan bakar itu, dimana bilangan oktan ditentukan dari berapa persen kandungan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana) pada bahan bakar (bahan bakar yang bilangan oktannya 98 berfaedah mengandung 98% isooktana, sisanya yaitu heptana). Selain dipakai untuk bahan bakar, alkana-alkana ini juga dipakai sebagai pelarut untuk senyawa nonpolar.

Alkana dari nonana sampai heksadekana (16 atom karbon) adalah alkana berwujud air dengan viskositas yang semakin tinggi, dan tidak dipakai pada bensin. Alkana jenis ini kebanyakan dipakai pada bahan bakar diesel dan bahan bakar penerbangan. Kualitas bahan bakar diesel diesel mampu ditentukan dengan agungnya bilangan cetana (cetana yaitu nama lama untuk heksadekana). Alkana jenis ini benar titik didih yang tinggi, dan hendak mengakibatkan masalah bila suhu udara terlalu rendah, karena bahan bakar hendak makin mengental sehingga sulit mengalir.

Alkana dari heksadekana kebelakang kebanyakan adalah komponen pada minyak bakar dan pelumas. Beberapa jenis alkana ini juga dipakai sebagai zat anti korosif karena sifatnya yang hidrofobik.

Alkana dengan banyak karbon 35 atau semakin ditemukan pada bitumen (aspal) yang dipakai untuk melapisi jalan. Selain itu, karena nilainya juga rendah, karenanya alkana-alkana jenis ini kebanyakan dipecah menjadi alkana yang semakin kecil dengan kegiatan cracking.

Beberapa polimer sintetis seperti polietilena dan polipropilena yaitu alkana yang terdiri dari ratusan atom karbon. Material-material ini umumnya dikenal sebagai plastik dan setiap tahunnya dihasilkan milyaran kilogram di lingkungan kehidupan.

Transformasi di sekeliling yang terkait

Ketika dilepaskan ke sekeliling yang terkait, alkana tidak hendak merasakan biodegradasi yang cepat, karena alkana tidak memiliki gugus fungsi (seperti hidroksil atau karbonil) yang diperlukan oleh banyak organisme untuk memetabolisme senyawa ini.

Meski begitu, benar beberapa bakteri yang mampu memetabolisme beberapa alkana dengan kegiatan mengoksidasi atom karbon terminal. Hasilnya yaitu alkohol, yang mampu dioksidasi lagi menjadi aldehida, dan dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat. Hasil belakangnya yang berupa asam lemak mampu dimetabolisme menempuh proses degradasi asam lemak.

Bahaya

Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8% CH4). Alkana suku rendah lainnya juga remeh meledak apabila bercampur dengan udara. Alkana suku rendah yang berwujud air sangat remeh terbakar. Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya untuk sekeliling yang terkait dan beracun. Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin. Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga mampu bersifat karsinogenik.

Lihat juga

  • Daftar alkana
  • Alkena
  • Alkuna
  • Sikloalkana
  • Perengkahan

Pustaka

  1. ^ International Union of Pure and Applied Chemistry. "alkanes". Compendium of Chemical Terminology Internet edition.
  2. ^ IUPAC, Commission on Nomenclature of Organic Chemistry (1993). "R-2.2.1: Hydrocarbons". A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds (Recommendations 1993). Blackwell Scientific. ISBN 0632034882. Retrieved 12 February 2007. 
  3. ^ William Reusch. "Nomenclature - Alkanes". Virtual Textbook of Organic Chemistry. //www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/nomen1.htm.
  4. ^ a b c d e f R. T. Morrison, R. N. Boyd (1992). Organic Chemistry (6th ed.). New Jersey: Prentice Hall. ISBN 0-13-643669-2. 
  5. ^ Titan: Arizona in an Icebox?, Emily Lakdawalla, 21 January 2004, verified 28 March 2005
  6. ^ Mumma, M.J.; Disanti, M.A., dello Russo, N., Fomenkova, M., Magee-Sauer, K., Kaminski, C.D., and D.X. Xie (1996). "Detection of Abundant Ethane and Methane, Along with Carbon Monoxide and Water, in Comet C/1996 B2 Hyakutake: Evidence for Interstellar Origin". Science 272 (5266): 1310. Bibcode:1996Sci...272.1310M. doi:10.1126/science.272.5266.1310. PMID 8650540. 
  7. ^ Barton, D. H. R.; McCombie, S. W. (1975). "A new method for the deoxygenation of secondary alcohols". J. Chem. Soc., Perkin Trans. 1 (16): 1574–1585. doi:10.1039/P19750001574. 
  8. ^ Crich, David; Quintero, Leticia (1989). "Radical chemistry associated with the thiocarbonyl group". Chem. Rev. 89 (7): 1413–1432. doi:10.1021/cr00097a001. 
  9. ^ Martin, E. L. Org. React. 1942, 1, 155. (Review)
  10. ^ Buchanan, J. G. St. C.; Woodgate, P. D. Quart. Rev. 1969, 23, 522. (Review)
  11. ^ Vedejs, E. Org. React. 1975, 22, 401. (Review)
  12. ^ Yamamura, S.; Nishiyama, S. Comp. Org. Syn. 1991, 8, 309-313.(Review)

Bacaan semakin lanjut

Portal Kimia

  • Virtual Textbook of Organic Chemistry

Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 2

Bangun kimia dari metana, alkana yang paling sederhana

Alkana (juga disebut dengan parafin) yaitu senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana yaitu sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana yaitu CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana yaitu metana dengan rumus CH4. Tidak benar batas berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax yaitu contoh alkana dengan atom banyak atom karbon yang agung, bisa semakin dari 10 atom karbon.

Setiap atom karbon benar 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah himpunan dari atom karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara umum, banyak atom karbon dipakai untuk mengukur berapa agung ukuran alkana tersebut (contohnya: C2-alkana).

Gugus alkil, biasanya disingkat dengan simbol R, yaitu gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen, misalnya yaitu metil atau gugus etil.

Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan benar kegiatan biologi sedikit.

Klasifikasi bangun

Hidorkarbon tersaturasi dapat berupa:

  • lurus (rumus umum CnH2n + 2), kerangka karbon membentuk rantai lurus tanpa benar cabang
  • bercabang (rumus umum CnH2n + 2, n > 3), kerangka karbon utamanya benar cabang-cabang
  • siklik (rumus umum CnH2n, n > 2), ujung-ujung kerangka karbonnya bertemu sehingga membentuk suatu siklus.

Menurut definisi dari IUPAC, 2 golongan pertama di atas dinamakan alkana, sedangkan golongan yang ketiga disebut dengan sikloalkana.[1] Hidrokarbon tersaturasi juga dapat membentuk gabungan ketiga macam rantai diatas, misalnya linear dengan siklik membentuk polisiklik. Senyawa seperti ini sedang disebut dengan alkana (walaupun tidak benar rumus umum), sepanjang tetap berupa asiklik (tidak seperti siklus).

Keisomeran

C4-alkana dan -sikloalkana yang berbeda-beda (kiri ke kanan): n-butana dan isobutana yaitu 2 isomer C4H10; siklobutana dan metilsiklopropana yaitu 2 isomer C4H8.
Bisiklo[1.1.0]butana (C4H6) tidak benar isomer; tetrahedrana (tidak terlihat) (C4H4) juga tidak benar isomer.

Alkana dengan 3 atom karbon atau semakin dapat disusun dengan banyak macam kegiatan, membentuk isomer bangun yang berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah proses, mirip dengan anagram kimia, tapi berlainan dengan anagram, isomer dapat mengandung banyak komponen dan atom yang berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa kimia dapat disusun berbeda-beda bangunnya membentuk kombinasi dan permutasi yang beraneka ragam. Isomer paling sederhana dari sebuah alkana yaitu ketika atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal tanpa benar cabang. Isomer ini disebut dengan n-isomer (n untuk "normal", penulisannya kadang-kadang tidak dibutuhkan). Meskipun begitu, rantai karbon dapat juga bercabang di banyak letak. Probabilitas banyak isomer hendak meningkat tajam ketika banyak atom karbonnya semakin agung.Contohnya:

Tata nama

Tata nama IUPAC untuk alkana didasarkan dari identifikasi rantai hidrokarbon. Rantai hidrokarbon tersaturasi, tidak bercabang maka dinamai sistematis dengan imbuhan belakang "-ana".[2]

Rantai karbon lurus

Alkana rantai karbon lurus biasanya dikenalo dengan awalan n- (singkatan dari normal) ketika tidak benar isomer. Meskipun tidak diwajibkan, tapi penamaan ini penting karena alkana rantai lurus dan rantai bercabang memiliki sifat yang berlainan. Misalnya n-heksana atau 2- atau 3-metilpentana.

Proses dari rantai lurus ini adalah:

  • Metana, CH4 - 1 karbon dan 4 hidrogen
  • Etana, C2H6 - 2 karbon dan 6 hidrogen
  • Propana, C3H8 - 3 karbon dan 8 hidrogen
  • Butana, C4H10 - 4 karbon dan 10 hidrogen
  • pentana, C5H12 - 5 karbon dan 12 hidrogen
  • heksana, C6H14 - 6 carbon dan 14 hidrogen

Mulai dengan banyak karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan banyak yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Misalnya selang lain yaitu pentana, heksana, heptana, dan oktana.

Rantai karbon bercabang

Model dari isopentana (nama umum) atau 2-metilbutana (nama sistematik IUPAC)

Untuk memberi nama alkana dengan rantai bercabang dipakai langkah-langkah berikut:

  • Cari rantai atom karbon terpanjang
  • Beri nomor pada rantai tersebut, dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang
  • Beri nama pada cabang-cabangnya

Nama alkana dimulai dengan nomor letak cabang, nama cabang, dan nama rantai utama. Misalnya yaitu 2,2,4-trimetilpentana yang disebut juga isooktana. Rantai terpanjangnya yaitu pentana, dengan tiga buah cabang metil (trimetil) pada karbon nomor 2, 2, dan 4.

Alkana siklik

Sikloalkana yaitu hidrokarbon yang seperti alkana, tapi rantai karbonnya membentuk cincin.

Sikloalkana sederhana benar awalan "siklo-" untuk membendakannya dari alkana. Penamaan sikloalkana diamati dari berapa banyak atom karbon yang dikandungnya, misalnya siklopentana (C5H10) yaitu sikloalkana dengan 5 atom karbon seperti pentana(C5H12), hanya saja pada siklopentana kelima atom karbonnya membentuk cincin. Hal yang sama berlanjut untuk propana dan siklopropana, butana dan siklobutana, dan lain-lain.

Sikloalkana substitusi dinamai mirip dengan alkana substitusi - cincin sikloalkananya tetap benar, dan substituennya dinamai sesuai dengan posisi mereka pada cincin tersebut, pemberian nomornya mengikuti aturan Cahn-Ingold-Prelog.[3]

Nama-nama trivial

Nama trivial (non-IUPAC) dari alkana yaitu "parafin." Nama trivial dari senyawa-senyawa ini biasanya diambil dari artefak-artefak sejarah. Nama trivial dipakai sebelum benar nama sistematik, dan sampai ketika ini sedang dipakai karena penggunaannya familier di industri.

Dapat hampir ditetapkan sekiranya nama parafin diambil dari industri petrokimia. Alkana rantai bercabang disebut isoparafin. Penggunaan kata "paraffin" untuk sebutan secara umum dan seringkali tidak membedakan selang senyawa murni dan campuran isomer dengan rumus kimia yang sama.

Beberapa nama ini dipertahankan oleh IUPAC

Ciri-ciri fisik

Tabel alkana

Titik didih

Titik lebur (biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam satuan °C.

Senyawa alkana merasakan gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya. Semakin agung gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya, maka semakin tinggi titik didihnya.[4]

Benar penentu lain untuk menentukan berapa daya gaya van der Waals:

  • banyak elektron yang mengelilingi molekul, yang banyaknya hendak meningkat seiring dengan berat molekul alkana
  • luas permukaan molekul

Dengan temperatur dan tekanan standar, senyawa alkana dari CH4 sampai C4H10 berwujud gas; C5H12 sampai C17H36 berwujud cairan; dan C18H38 ke atas berwujud padat. Karena titik didih alkana ditentukan oleh beratnya, maka bukanlah suatu hal yang aneh sekiranya titik didih alkana berbanding lurus dengan massa molekulnya. Titik didih alkana hendak meningkat kira-kira 20–30 °C untuk setiap 1 atom karbon yang ditambahkan pada rantainya.[4]

Alkana rantai lurus hendak memiliki titik didih yang semakin tinggi daripada alkana rantai bercabang karena luas permukaan kontaknya semakin agung, maka gaya van der Waals antar molekul juga semakin agung. Misalnya yaitu isobutana (2-metilpropana) yang titik didihnya -12 °C, dengan n-butana (butana), yang titik didihnya 0 °C. Contoh lainnya yaitu 2,2-dimetilbutana yang bertitik didih 50 °C dan 2,3-dimetilbutana bertitik didih 58 °C.[4] Hal ini disebabkan karena 2 molekul 2,3-dimetilbutana dapat saling berikatan semakin benar daripada 2,2 dimetilbutana yang berwujud salib.

Konduktivitas dan kelarutan

Alkana tidak menghasilkan listrik dan tidak dapat dipolarisasi oleh medan listrik. Untuk gagasan ini mengapa alkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air.

Kelarutan alkana pada pelarut nonpolar lumayan benar, ciri-ciri yang dikenal dengan nama lipofilisitas.

Massa jenis alkana hendak semakin seiring dengan semakinnya banyak atom karbon, tapi tetap hendak semakin rendah dari massa jenis air. Maka, alkana hendak berada di lapisan atas jika dicampur dengan air.

Sifat-sifat kimia

Secara umum, alkana yaitu senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena ikatan C antar atomnya relatif stabil dan tidak mudah dipisahkan. Tidak seperti kebanyakan senyawa organik lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus fungsional.

Senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion lainnya. Konstanta disosiasi asam (pKa) dari semua alkana nilainya diatas 60, yang berfaedah sulit untuk bereaksi dengan asam maupun basa (lihat karbanion). Pada minyak bumi, molekul-molekul alkana yang terkandung di dalamnya tidak merasakan perubahan sifat sama sekali selama jutaan tahun.

Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran)

Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, meskipun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi hendak semakin sulit untuk dilakukan seiring dengan banyak atom karbon yang semakin. Rumus umum pembakaran adalah:

CnH2n+2 + (1.5n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nCO2

Ketika banyak oksigen tidak cukup banyak, maka dapat juga membentuk karbon monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:

CnH(2n+2) + nO2 → (n+1)H2O + nCO

Contoh reaksi, metana:

2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2OCH4 + 1.5O2 → CO + 2H2O

Reaksi dengan halogen

Reaksi selang alkana dengan halogen disebut dengan reaksi "halogenasi radikal bebas". Atom hidrogen pada alkana hendak secara bertahap digantikan oleh atom-atom halogen. Radikal lepas sama sekali yaitu senyawa yang ikut berpartisipasi dalam reaksi, biasanya menjadi campuran pada produk. Reaksi halogenasi merupakan reaksi eksotermik dan dapat menimbulkan ledakan.

Reaksi ini sangat penting pada industri untuk menghalogenasi hidrokarbon. Benar 3 tahap:

  • Inisiasi: radikal halogen terbentuk menempuh homolisis. Biasanya, diperlukan energi dalam wujud panas atau cahaya.
  • Reaksi rantai atau Propagasi: radikal halogen hendak mengabstrak hidrogen dari alkana untuk membentuk radikal alkil.
  • Terminasi rantai: tahap dimana radikal-radikal bergabung.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semua reaksi halogenasi bisa menghasilkan semua campuran isomer yang berfaedah mengindikasikan atom hidrogen rentan terhadap reaksi. Atom hidrogen sekunder dan tersier biasanya hendak tergantikan karena stablitas radikal lepas sama sekali sekunder dan tersier semakin benar. Contoh dapat diamati pada monobrominasi propana:[4]

Isomerisasi dan reformasi

Isomerisasi dan reformasi benar proses pemanasan yang mengubah wujud alkana rantai lurus dengan hal benar katalis platinum. Pada isomerisasi, alkana rantai lurus menjadi alkana rantai bercabang. Pada reformasi, alkana rantai lurus berganti menjadi sikloalkana atau hidrokarbon aromatik, dengan hidrogen sebagai produk sampingan. Kedua proses ini hendak meningkatkan bilangan oktan pada senyawa yang dihasilkan.

Cracking

Cracking hendak memecah molekul agung menjadi molekul-molekul yang semakin kecil. Reaksi cracking dapat dilakukan dengan kegiatan pemanasan atau dengan katalis. Kegiatan cracking dengan pemanasan hendak melibatkan mekanisme homolitik dengan pembentukan radikal lepas sama sekali. Kegiatan cracking dengan bantuan katalis biasanya melibatkan katalis asam, prosesnya hendak mengakibatkan pemecahan ikatan heterolitik dengan menghasilkan ion yang muatannya berlainan. Ion yang dihasilkan biasanya berupa karbokation dan anion hidrida yang tidak stabil.

Reaksi lainnya

Alkana hendak bereaksi dengan uap dengan bantuan katalis berupa nikel. Alkana juga dapat menempuh proses klorosulfonasi dan nitrasi meskipun membutuhkan kondisi khusus. Fermentasi alkana menjadi asam karboksilat juga dapat dilakukan dengan beberapa teknik khusus. Pada Reaksi reed, sulfur dioksida, klorin dan cahaya mengubah hidrokarbon menjadi sulfonil klorida. Abstraksi nukleofilik dapat dipakai untuk memisahkan alkana dari logam. Gugus alkil daris sebuah senyawa dapat dipindahkan ke senyawa lainnya dengan reaksi transmetalasi.

Terdapat pada

Alkana pada lingkungan kehidupan semesta

Metana dan etana yaitu salah satu komponen kecil dari atmosfer Yupiter.

Ekstraksi dari minyak bumi, yang mengandung banyak komponen hidrokarbon, termasuk alkana.

Alkana yaitu senyawa yang terdapat pada sebagian kecil dari atmosfer beberapa planet seperti Yupiter (0.1% metana, 0.0002% etana), Saturnus (0.2% metana, 0.0005% etana), Uranus (1.99% metana, 0.00025% etana) dan Neptunus (1.5% metana, 1.5 ppm etana). Titan (1.6% metana), salah satu satelit dari Saturnus, telah diteliti oleh Huygens bahwa atmosfer Titan menurunkan hujan metana secara periodik ke permukaan bulan itu.[5] Di Titan juga dikenal terdapat sebuah gunung yang menyemburkan gas metana, dan semburan gunung ini mengakibatkan banyaknya metana pada atmosfer Titan. Selain itu, ditemukan oleh radar Cassini, terlihat juga benar beberapa danau metana/etana di kawasan kutub utara dari Titan. Metana dan etana juga dikenal terdapat pada proses ekor dari komet Hyakutake. Analisis kimia menunjukkan bahwa kelimpahan etana dan metana hampir sama banyak, dan hal itu menunjukkan bahwa es metana dan etana ini terbentuk di selang ruang antar bintang. [6]

Alkana di bumi

Gas metana (sekitar 0.0001% atau 1 ppm) benar di atmosfer bumi, diproduksi olwh organisme macam Archaea dan juga ditemukan pada kotoran sapi.

Sumber alkana yang paling penting yaitu pada gas lingkungan kehidupan dan minyak bumi.[4] Gas lingkungan kehidupan mengandung metana dan etana, dengan sedikit propana dan butana, sedangkan minyak bumi yaitu campuran dari alkana cair dan hidrokarbon lainnya. Hidrokarbon ini terbentuk dari jasad renik dan tanaman (zooplankton dan fitoplankton) yang mati, kemudian terkubur di lautan, tertutup oleh sedimentasi, dan berganti setelah terkena panas dan tekanan tinggi selama jutaan tahun. Gas lingkungan kehidupan terbentuk dari reaksi di bawah ini:

C6H12O6 → 3CH4 + 3CO2

Alkana yang berwujud padat dikenal sebagai tar. Tar terbentuk ketika senyawa alkana lain yang semakin ringan menguap dari deposit/sumber hidrokarbon. Salah satu deposit alkana padat lingkungan kehidupan terbesar di lingkungan kehidupan yaitu danau aspal yang dikenal dengan nama Danau Pitch di Trinidad dan Tobago.

Metana juga terdapat pada biogas yang diproduksi oleh hewan ternak. Biogas ini dapat menjadi sumber energi terbaharui di kemudian hari.

Alkana hampir tidak dapat bercampur dengan air, aci kandungannya dalam air laut bisa dituturkan amat sedikit. Meski begitu, pada tekanan yang tinggi dan suhu rendah (seperti di dasar laut), metana dapat mengkristal dengan air untuk membentuk padatan metana hidrat. Meskipun ketika ini padatan ini sedang belum bisa dieksploitasi secara komersial, tapi energi pembakaran yang dihasilkan dianggarkan cukup agung. Maka dari itu, metana yang diekstraksi dari metana hidrat dapat dianggap sebagai bahan bakar masa depan.

Pada bidang biologi

Bakteria dan archaea

Archaea Metanogenik pada kotoran sapi ini menghasilkan metana yang terlepas ke atmosfer bumi.

Beberapa jenis archaea, misalnya metanogen, menghasilkan metana dalam banyak agung ketika memetabolisme karbon dioksida atau senyawa organik lainnya. Energi dilepas ketika pengoksidasian hidrogen:

CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O

Produksi

Pengilangan minyak

Sebuah pengilangan minyak di Martinez, California.

Seperti sudah dituturkan sebelumnya, sumber alkana yang paling penting yaitu gas lingkungan kehidupan dan minyak bumi.[4] Alkana dipisahkan di tempat pengilangan minyak dengan teknik distilasi fraksi dan diproses menjadi bermacam-macam produk, misalnya bensin, diesel, dan avtur...

Fischer-Tropsch

Proses Fischer-Tropsch yaitu sebuah kegiatan untuk mensintesis hidrokarbon cair, termasuk alkana, dari karbon dioksida dan hidrogen. Kegiatan ini dipakai untuk menghasilkan substitusi dari distilat minyak bumi.

Persiapan laboratorium

Sedikit sekali alkana yang diproduksi dengan kegiatan disintesis di laboratorium karena alkana biasanya dijual umum. Alkana juga merupakan senyawa yang non reaktif, benar secara biologi maupun kimia. Ketika alkana diproduksi di laboratorium, biasanya alkana yaitu produk samping dari reaksi. Sebagai contoh, penggunaan n-butillitium sebagai basa hendak menghasilkan produk sampingan n-butana:

C4H9Li + H2O → C4H10 + LiOH

Alkana atau gugus alkil dapat diproduksi dari alkil halida pada reaksi Corey-House-Posner-Whitesides. Deoksigenasi Barton-McCombie[7][8] hendak memecah gugus hidroksil dari alkohol sehingga reaksinya hendak berupa:

dan reduksi Clemmensen[9][10][11][12] hendak memecah gugus karbonil dari aldehida dan keton untuk membentuk alkana atau senyawa dengan gugus alkil, misalnya:

Penggunaan

Penggunaan alkana sudah dapat dikenal dengan benar oleh manusia. Penggunaan alkana biasanya dikelompokkan berdasarkan banyak atom karbonnya. Empat alkana pertama dipakai pada umumnya untuk kebutuhan memasak dan pemanasan, di beberapa negara juga sebagai sumber pembangkit listrik. Metana dan etana yaitu komponen utama pada gas lingkungan kehidupan dan biasanya diangkut dalam wujud air, dengan kegiatan dikompresi terlebih dahulu dan gas didinginkan.

Propana dan butana dapat dicairkan dengan tekanan rendah. Propana dan butana umum dijumpai pada elpiji dan juga dipakai sebagai propelan (zat pendorong) pada semprotan aerosol. Butana juga ditemukan pada pemantik rokok cair.

Dari pentana sampai oktana merupakan alkana yang berwujud air. Alkana ini umum dipakai sebagai bahan bakar bensin untuk mesin mobil. Alkana rantai bercabang semakin diutamakan karena cenderung semakin tidak mudah tersulut daripada alkana rantai lurus. Bahan bakar yang mudah tersulut hendak menimbulkan ketukan pada mesin yang dapat merusak mesin. Kualitas bahan bakar dapat diukur dengan bilangan oktan bahan bakar itu, dimana bilangan oktan ditentukan dari berapa persen kandungan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana) pada bahan bakar (bahan bakar yang bilangan oktannya 98 berfaedah mengandung 98% isooktana, sisanya yaitu heptana). Selain dipakai untuk bahan bakar, alkana-alkana ini juga dipakai sebagai pelarut untuk senyawa nonpolar.

Alkana dari nonana sampai heksadekana (16 atom karbon) merupakan alkana berwujud air dengan viskositas yang semakin tinggi, dan tidak dipakai pada bensin. Alkana jenis ini biasanya dipakai pada bahan bakar diesel dan bahan bakar penerbangan. Kualitas bahan bakar diesel diesel dapat ditentukan dengan agungnya bilangan cetana (cetana yaitu nama lama untuk heksadekana). Alkana jenis ini benar titik didih yang tinggi, dan hendak mengakibatkan masalah jika suhu udara terlalu rendah, karena bahan bakar hendak semakin mengental sehingga sulit mengalir.

Alkana dari heksadekana kebelakang biasanya merupakan komponen pada minyak bakar dan pelumas. Beberapa jenis alkana ini juga dipakai sebagai zat anti korosif karena sifatnya yang hidrofobik.

Alkana dengan banyak karbon 35 atau semakin ditemukan pada bitumen (aspal) yang dipakai untuk melapisi jalan. Selain itu, karena nilainya juga rendah, maka alkana-alkana jenis ini biasanya dipecah menjadi alkana yang semakin kecil dengan kegiatan cracking.

Beberapa polimer sintetis seperti polietilena dan polipropilena yaitu alkana yang terdiri dari ratusan atom karbon. Material-material ini umumnya dikenal sebagai plastik dan setiap tahunnya diproduksi milyaran kilogram di lingkungan kehidupan.

Transformasi di sekeliling yang terkait

Ketika dilepaskan ke sekeliling yang terkait, alkana tidak hendak merasakan biodegradasi yang cepat, karena alkana tidak memiliki gugus fungsi (seperti hidroksil atau karbonil) yang diperlukan oleh banyak organisme untuk memetabolisme senyawa ini.

Meski begitu, benar beberapa bakteri yang dapat memetabolisme beberapa alkana dengan kegiatan mengoksidasi atom karbon terminal. Hasilnya yaitu alkohol, yang dapat dioksidasi lagi menjadi aldehida, dan dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat. Hasil belakang suatu peristiwanya yang berupa asam lemak dapat dimetabolisme menempuh proses degradasi asam lemak.

Bahaya

Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8% CH4). Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak apabila bercampur dengan udara. Alkana suku rendah yang berwujud air sangat mudah terbakar. Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya untuk sekeliling yang terkait dan beracun. Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin. Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga dapat bersifat karsinogenik.

Lihat pula

  • Daftar alkana
  • Alkena
  • Alkuna
  • Sikloalkana
  • Perengkahan

Pustaka

  1. ^ International Union of Pure and Applied Chemistry. "alkanes". Compendium of Chemical Terminology Internet edition.
  2. ^ IUPAC, Commission on Nomenclature of Organic Chemistry (1993). "R-2.2.1: Hydrocarbons". A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds (Recommendations 1993). Blackwell Scientific. ISBN 0632034882. Retrieved 12 February 2007. 
  3. ^ William Reusch. "Nomenclature - Alkanes". Virtual Textbook of Organic Chemistry. //www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/nomen1.htm.
  4. ^ a b c d e f R. T. Morrison, R. N. Boyd (1992). Organic Chemistry (6th ed.). New Jersey: Prentice Hall. ISBN 0-13-643669-2. 
  5. ^ Titan: Arizona in an Icebox?, Emily Lakdawalla, 21 January 2004, verified 28 March 2005
  6. ^ Mumma, M.J.; Disanti, M.A., dello Russo, N., Fomenkova, M., Magee-Sauer, K., Kaminski, C.D., and D.X. Xie (1996). "Detection of Abundant Ethane and Methane, Along with Carbon Monoxide and Water, in Comet C/1996 B2 Hyakutake: Evidence for Interstellar Origin". Science 272 (5266): 1310. Bibcode:1996Sci...272.1310M. doi:10.1126/science.272.5266.1310. PMID 8650540. 
  7. ^ Barton, D. H. R.; McCombie, S. W. (1975). "A new method for the deoxygenation of secondary alcohols". J. Chem. Soc., Perkin Trans. 1 (16): 1574–1585. doi:10.1039/P19750001574. 
  8. ^ Crich, David; Quintero, Leticia (1989). "Radical chemistry associated with the thiocarbonyl group". Chem. Rev. 89 (7): 1413–1432. doi:10.1021/cr00097a001. 
  9. ^ Martin, E. L. Org. React. 1942, 1, 155. (Review)
  10. ^ Buchanan, J. G. St. C.; Woodgate, P. D. Quart. Rev. 1969, 23, 522. (Review)
  11. ^ Vedejs, E. Org. React. 1975, 22, 401. (Review)
  12. ^ Yamamura, S.; Nishiyama, S. Comp. Org. Syn. 1991, 8, 309-313.(Review)

Bacaan semakin lanjut

Portal Kimia

  • Virtual Textbook of Organic Chemistry

Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 3

Bangun kimia dari metana, alkana yang paling sederhana

Alkana (juga disebut dengan parafin) yaitu senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana yaitu sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana yaitu CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana yaitu metana dengan rumus CH4. Tidak benar batas berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax yaitu contoh alkana dengan atom banyak atom karbon yang agung, bisa semakin dari 10 atom karbon.

Setiap atom karbon benar 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah himpunan dari atom karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara umum, banyak atom karbon dipakai untuk mengukur berapa agung ukuran alkana tersebut (contohnya: C2-alkana).

Gugus alkil, biasanya disingkat dengan simbol R, yaitu gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen, misalnya yaitu metil atau gugus etil.

Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan benar kegiatan biologi sedikit.

Klasifikasi bangun

Hidorkarbon tersaturasi dapat berupa:

  • lurus (rumus umum CnH2n + 2), kerangka karbon membentuk rantai lurus tanpa benar cabang
  • bercabang (rumus umum CnH2n + 2, n > 3), kerangka karbon utamanya benar cabang-cabang
  • siklik (rumus umum CnH2n, n > 2), ujung-ujung kerangka karbonnya bertemu sehingga membentuk suatu siklus.

Menurut definisi dari IUPAC, 2 golongan pertama di atas dinamakan alkana, sedangkan golongan yang ketiga disebut dengan sikloalkana.[1] Hidrokarbon tersaturasi juga dapat membentuk gabungan ketiga macam rantai diatas, misalnya linear dengan siklik membentuk polisiklik. Senyawa seperti ini sedang disebut dengan alkana (walaupun tidak benar rumus umum), sepanjang tetap berupa asiklik (tidak seperti siklus).

Keisomeran

C4-alkana dan -sikloalkana yang berbeda-beda (kiri ke kanan): n-butana dan isobutana yaitu 2 isomer C4H10; siklobutana dan metilsiklopropana yaitu 2 isomer C4H8.
Bisiklo[1.1.0]butana (C4H6) tidak benar isomer; tetrahedrana (tidak terlihat) (C4H4) juga tidak benar isomer.

Alkana dengan 3 atom karbon atau semakin dapat disusun dengan banyak macam kegiatan, membentuk isomer bangun yang berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah proses, mirip dengan anagram kimia, tapi berlainan dengan anagram, isomer dapat mengandung banyak komponen dan atom yang berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa kimia dapat disusun berbeda-beda bangunnya membentuk kombinasi dan permutasi yang beraneka ragam. Isomer paling sederhana dari sebuah alkana yaitu ketika atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal tanpa benar cabang. Isomer ini disebut dengan n-isomer (n untuk "normal", penulisannya kadang-kadang tidak dibutuhkan). Meskipun begitu, rantai karbon dapat juga bercabang di banyak letak. Probabilitas banyak isomer hendak meningkat tajam ketika banyak atom karbonnya semakin agung.Contohnya:

Tata nama

Tata nama IUPAC untuk alkana didasarkan dari identifikasi rantai hidrokarbon. Rantai hidrokarbon tersaturasi, tidak bercabang maka dinamai sistematis dengan imbuhan belakang "-ana".[2]

Rantai karbon lurus

Alkana rantai karbon lurus biasanya dikenalo dengan awalan n- (singkatan dari normal) ketika tidak benar isomer. Meskipun tidak diwajibkan, tapi penamaan ini penting karena alkana rantai lurus dan rantai bercabang memiliki sifat yang berlainan. Misalnya n-heksana atau 2- atau 3-metilpentana.

Proses dari rantai lurus ini adalah:

  • Metana, CH4 - 1 karbon dan 4 hidrogen
  • Etana, C2H6 - 2 karbon dan 6 hidrogen
  • Propana, C3H8 - 3 karbon dan 8 hidrogen
  • Butana, C4H10 - 4 karbon dan 10 hidrogen
  • pentana, C5H12 - 5 karbon dan 12 hidrogen
  • heksana, C6H14 - 6 carbon dan 14 hidrogen

Mulai dengan banyak karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan banyak yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Misalnya selang lain yaitu pentana, heksana, heptana, dan oktana.

Rantai karbon bercabang

Model dari isopentana (nama umum) atau 2-metilbutana (nama sistematik IUPAC)

Untuk memberi nama alkana dengan rantai bercabang dipakai langkah-langkah berikut:

  • Cari rantai atom karbon terpanjang
  • Beri nomor pada rantai tersebut, dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang
  • Beri nama pada cabang-cabangnya

Nama alkana dimulai dengan nomor letak cabang, nama cabang, dan nama rantai utama. Misalnya yaitu 2,2,4-trimetilpentana yang disebut juga isooktana. Rantai terpanjangnya yaitu pentana, dengan tiga buah cabang metil (trimetil) pada karbon nomor 2, 2, dan 4.

Alkana siklik

Sikloalkana yaitu hidrokarbon yang seperti alkana, tapi rantai karbonnya membentuk cincin.

Sikloalkana sederhana benar awalan "siklo-" untuk membendakannya dari alkana. Penamaan sikloalkana diamati dari berapa banyak atom karbon yang dikandungnya, misalnya siklopentana (C5H10) yaitu sikloalkana dengan 5 atom karbon seperti pentana(C5H12), hanya saja pada siklopentana kelima atom karbonnya membentuk cincin. Hal yang sama berlanjut untuk propana dan siklopropana, butana dan siklobutana, dan lain-lain.

Sikloalkana substitusi dinamai mirip dengan alkana substitusi - cincin sikloalkananya tetap benar, dan substituennya dinamai sesuai dengan posisi mereka pada cincin tersebut, pemberian nomornya mengikuti aturan Cahn-Ingold-Prelog.[3]

Nama-nama trivial

Nama trivial (non-IUPAC) dari alkana yaitu "parafin." Nama trivial dari senyawa-senyawa ini biasanya diambil dari artefak-artefak sejarah. Nama trivial dipakai sebelum benar nama sistematik, dan sampai ketika ini sedang dipakai karena penggunaannya familier di industri.

Dapat hampir ditetapkan sekiranya nama parafin diambil dari industri petrokimia. Alkana rantai bercabang disebut isoparafin. Penggunaan kata "paraffin" untuk sebutan secara umum dan seringkali tidak membedakan selang senyawa murni dan campuran isomer dengan rumus kimia yang sama.

Beberapa nama ini dipertahankan oleh IUPAC

Ciri-ciri fisik

Tabel alkana

Titik didih

Titik lebur (biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam satuan °C.

Senyawa alkana merasakan gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya. Semakin agung gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya, maka semakin tinggi titik didihnya.[4]

Benar penentu lain untuk menentukan berapa daya gaya van der Waals:

  • banyak elektron yang mengelilingi molekul, yang banyaknya hendak meningkat seiring dengan berat molekul alkana
  • luas permukaan molekul

Dengan temperatur dan tekanan standar, senyawa alkana dari CH4 sampai C4H10 berwujud gas; C5H12 sampai C17H36 berwujud cairan; dan C18H38 ke atas berwujud padat. Karena titik didih alkana ditentukan oleh beratnya, maka bukanlah suatu hal yang aneh sekiranya titik didih alkana berbanding lurus dengan massa molekulnya. Titik didih alkana hendak meningkat kira-kira 20–30 °C untuk setiap 1 atom karbon yang ditambahkan pada rantainya.[4]

Alkana rantai lurus hendak memiliki titik didih yang semakin tinggi daripada alkana rantai bercabang karena luas permukaan kontaknya semakin agung, maka gaya van der Waals antar molekul juga semakin agung. Misalnya yaitu isobutana (2-metilpropana) yang titik didihnya -12 °C, dengan n-butana (butana), yang titik didihnya 0 °C. Contoh lainnya yaitu 2,2-dimetilbutana yang bertitik didih 50 °C dan 2,3-dimetilbutana bertitik didih 58 °C.[4] Hal ini disebabkan karena 2 molekul 2,3-dimetilbutana dapat saling berikatan semakin benar daripada 2,2 dimetilbutana yang berwujud salib.

Konduktivitas dan kelarutan

Alkana tidak menghasilkan listrik dan tidak dapat dipolarisasi oleh medan listrik. Untuk gagasan ini mengapa alkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air.

Kelarutan alkana pada pelarut nonpolar lumayan benar, ciri-ciri yang dikenal dengan nama lipofilisitas.

Massa jenis alkana hendak semakin seiring dengan semakinnya banyak atom karbon, tapi tetap hendak semakin rendah dari massa jenis air. Maka, alkana hendak berada di lapisan atas jika dicampur dengan air.

Sifat-sifat kimia

Secara umum, alkana yaitu senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena ikatan C antar atomnya relatif stabil dan tidak mudah dipisahkan. Tidak seperti kebanyakan senyawa organik lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus fungsional.

Senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion lainnya. Konstanta disosiasi asam (pKa) dari semua alkana nilainya diatas 60, yang berfaedah sulit untuk bereaksi dengan asam maupun basa (lihat karbanion). Pada minyak bumi, molekul-molekul alkana yang terkandung di dalamnya tidak merasakan perubahan sifat sama sekali selama jutaan tahun.

Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran)

Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, meskipun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi hendak semakin sulit untuk dilakukan seiring dengan banyak atom karbon yang semakin. Rumus umum pembakaran adalah:

CnH2n+2 + (1.5n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nCO2

Ketika banyak oksigen tidak cukup banyak, maka dapat juga membentuk karbon monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:

CnH(2n+2) + nO2 → (n+1)H2O + nCO

Contoh reaksi, metana:

2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2OCH4 + 1.5O2 → CO + 2H2O

Reaksi dengan halogen

Reaksi selang alkana dengan halogen disebut dengan reaksi "halogenasi radikal bebas". Atom hidrogen pada alkana hendak secara bertahap digantikan oleh atom-atom halogen. Radikal lepas sama sekali yaitu senyawa yang ikut berpartisipasi dalam reaksi, biasanya menjadi campuran pada produk. Reaksi halogenasi merupakan reaksi eksotermik dan dapat menimbulkan ledakan.

Reaksi ini sangat penting pada industri untuk menghalogenasi hidrokarbon. Benar 3 tahap:

  • Inisiasi: radikal halogen terbentuk menempuh homolisis. Biasanya, diperlukan energi dalam wujud panas atau cahaya.
  • Reaksi rantai atau Propagasi: radikal halogen hendak mengabstrak hidrogen dari alkana untuk membentuk radikal alkil.
  • Terminasi rantai: tahap dimana radikal-radikal bergabung.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semua reaksi halogenasi bisa menghasilkan semua campuran isomer yang berfaedah mengindikasikan atom hidrogen rentan terhadap reaksi. Atom hidrogen sekunder dan tersier biasanya hendak tergantikan karena stablitas radikal lepas sama sekali sekunder dan tersier semakin benar. Contoh dapat diamati pada monobrominasi propana:[4]

Isomerisasi dan reformasi

Isomerisasi dan reformasi benar proses pemanasan yang mengubah wujud alkana rantai lurus dengan hal benar katalis platinum. Pada isomerisasi, alkana rantai lurus menjadi alkana rantai bercabang. Pada reformasi, alkana rantai lurus berganti menjadi sikloalkana atau hidrokarbon aromatik, dengan hidrogen sebagai produk sampingan. Kedua proses ini hendak meningkatkan bilangan oktan pada senyawa yang dihasilkan.

Cracking

Cracking hendak memecah molekul agung menjadi molekul-molekul yang semakin kecil. Reaksi cracking dapat dilakukan dengan kegiatan pemanasan atau dengan katalis. Kegiatan cracking dengan pemanasan hendak melibatkan mekanisme homolitik dengan pembentukan radikal lepas sama sekali. Kegiatan cracking dengan bantuan katalis biasanya melibatkan katalis asam, prosesnya hendak mengakibatkan pemecahan ikatan heterolitik dengan menghasilkan ion yang muatannya berlainan. Ion yang dihasilkan biasanya berupa karbokation dan anion hidrida yang tidak stabil.

Reaksi lainnya

Alkana hendak bereaksi dengan uap dengan bantuan katalis berupa nikel. Alkana juga dapat menempuh proses klorosulfonasi dan nitrasi meskipun membutuhkan kondisi khusus. Fermentasi alkana menjadi asam karboksilat juga dapat dilakukan dengan beberapa teknik khusus. Pada Reaksi reed, sulfur dioksida, klorin dan cahaya mengubah hidrokarbon menjadi sulfonil klorida. Abstraksi nukleofilik dapat dipakai untuk memisahkan alkana dari logam. Gugus alkil daris sebuah senyawa dapat dipindahkan ke senyawa lainnya dengan reaksi transmetalasi.

Terdapat pada

Alkana pada lingkungan kehidupan semesta

Metana dan etana yaitu salah satu komponen kecil dari atmosfer Yupiter.

Ekstraksi dari minyak bumi, yang mengandung banyak komponen hidrokarbon, termasuk alkana.

Alkana yaitu senyawa yang terdapat pada sebagian kecil dari atmosfer beberapa planet seperti Yupiter (0.1% metana, 0.0002% etana), Saturnus (0.2% metana, 0.0005% etana), Uranus (1.99% metana, 0.00025% etana) dan Neptunus (1.5% metana, 1.5 ppm etana). Titan (1.6% metana), salah satu satelit dari Saturnus, telah diteliti oleh Huygens bahwa atmosfer Titan menurunkan hujan metana secara periodik ke permukaan bulan itu.[5] Di Titan juga dikenal terdapat sebuah gunung yang menyemburkan gas metana, dan semburan gunung ini mengakibatkan banyaknya metana pada atmosfer Titan. Selain itu, ditemukan oleh radar Cassini, terlihat juga benar beberapa danau metana/etana di kawasan kutub utara dari Titan. Metana dan etana juga dikenal terdapat pada proses ekor dari komet Hyakutake. Analisis kimia menunjukkan bahwa kelimpahan etana dan metana hampir sama banyak, dan hal itu menunjukkan bahwa es metana dan etana ini terbentuk di selang ruang antar bintang. [6]

Alkana di bumi

Gas metana (sekitar 0.0001% atau 1 ppm) benar di atmosfer bumi, diproduksi olwh organisme macam Archaea dan juga ditemukan pada kotoran sapi.

Sumber alkana yang paling penting yaitu pada gas lingkungan kehidupan dan minyak bumi.[4] Gas lingkungan kehidupan mengandung metana dan etana, dengan sedikit propana dan butana, sedangkan minyak bumi yaitu campuran dari alkana cair dan hidrokarbon lainnya. Hidrokarbon ini terbentuk dari jasad renik dan tanaman (zooplankton dan fitoplankton) yang mati, kemudian terkubur di lautan, tertutup oleh sedimentasi, dan berganti setelah terkena panas dan tekanan tinggi selama jutaan tahun. Gas lingkungan kehidupan terbentuk dari reaksi di bawah ini:

C6H12O6 → 3CH4 + 3CO2

Alkana yang berwujud padat dikenal sebagai tar. Tar terbentuk ketika senyawa alkana lain yang semakin ringan menguap dari deposit/sumber hidrokarbon. Salah satu deposit alkana padat lingkungan kehidupan terbesar di lingkungan kehidupan yaitu danau aspal yang dikenal dengan nama Danau Pitch di Trinidad dan Tobago.

Metana juga terdapat pada biogas yang diproduksi oleh hewan ternak. Biogas ini dapat menjadi sumber energi terbaharui di kemudian hari.

Alkana hampir tidak dapat bercampur dengan air, aci kandungannya dalam air laut bisa dituturkan amat sedikit. Meski begitu, pada tekanan yang tinggi dan suhu rendah (seperti di dasar laut), metana dapat mengkristal dengan air untuk membentuk padatan metana hidrat. Meskipun ketika ini padatan ini sedang belum bisa dieksploitasi secara komersial, tapi energi pembakaran yang dihasilkan dianggarkan cukup agung. Maka dari itu, metana yang diekstraksi dari metana hidrat dapat dianggap sebagai bahan bakar masa depan.

Pada bidang biologi

Bakteria dan archaea

Archaea Metanogenik pada kotoran sapi ini menghasilkan metana yang terlepas ke atmosfer bumi.

Beberapa jenis archaea, misalnya metanogen, menghasilkan metana dalam banyak agung ketika memetabolisme karbon dioksida atau senyawa organik lainnya. Energi dilepas ketika pengoksidasian hidrogen:

CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O

Produksi

Pengilangan minyak

Sebuah pengilangan minyak di Martinez, California.

Seperti sudah dituturkan sebelumnya, sumber alkana yang paling penting yaitu gas lingkungan kehidupan dan minyak bumi.[4] Alkana dipisahkan di tempat pengilangan minyak dengan teknik distilasi fraksi dan diproses menjadi bermacam-macam produk, misalnya bensin, diesel, dan avtur...

Fischer-Tropsch

Proses Fischer-Tropsch yaitu sebuah kegiatan untuk mensintesis hidrokarbon cair, termasuk alkana, dari karbon dioksida dan hidrogen. Kegiatan ini dipakai untuk menghasilkan substitusi dari distilat minyak bumi.

Persiapan laboratorium

Sedikit sekali alkana yang diproduksi dengan kegiatan disintesis di laboratorium karena alkana biasanya dijual umum. Alkana juga merupakan senyawa yang non reaktif, benar secara biologi maupun kimia. Ketika alkana diproduksi di laboratorium, biasanya alkana yaitu produk samping dari reaksi. Sebagai contoh, penggunaan n-butillitium sebagai basa hendak menghasilkan produk sampingan n-butana:

C4H9Li + H2O → C4H10 + LiOH

Alkana atau gugus alkil dapat diproduksi dari alkil halida pada reaksi Corey-House-Posner-Whitesides. Deoksigenasi Barton-McCombie[7][8] hendak memecah gugus hidroksil dari alkohol sehingga reaksinya hendak berupa:

dan reduksi Clemmensen[9][10][11][12] hendak memecah gugus karbonil dari aldehida dan keton untuk membentuk alkana atau senyawa dengan gugus alkil, misalnya:

Penggunaan

Penggunaan alkana sudah dapat dikenal dengan benar oleh manusia. Penggunaan alkana biasanya dikelompokkan berdasarkan banyak atom karbonnya. Empat alkana pertama dipakai pada umumnya untuk kebutuhan memasak dan pemanasan, di beberapa negara juga sebagai sumber pembangkit listrik. Metana dan etana yaitu komponen utama pada gas lingkungan kehidupan dan biasanya diangkut dalam wujud air, dengan kegiatan dikompresi terlebih dahulu dan gas didinginkan.

Propana dan butana dapat dicairkan dengan tekanan rendah. Propana dan butana umum dijumpai pada elpiji dan juga dipakai sebagai propelan (zat pendorong) pada semprotan aerosol. Butana juga ditemukan pada pemantik rokok cair.

Dari pentana sampai oktana merupakan alkana yang berwujud air. Alkana ini umum dipakai sebagai bahan bakar bensin untuk mesin mobil. Alkana rantai bercabang semakin diutamakan karena cenderung semakin tidak mudah tersulut daripada alkana rantai lurus. Bahan bakar yang mudah tersulut hendak menimbulkan ketukan pada mesin yang dapat merusak mesin. Kualitas bahan bakar dapat diukur dengan bilangan oktan bahan bakar itu, dimana bilangan oktan ditentukan dari berapa persen kandungan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana) pada bahan bakar (bahan bakar yang bilangan oktannya 98 berfaedah mengandung 98% isooktana, sisanya yaitu heptana). Selain dipakai untuk bahan bakar, alkana-alkana ini juga dipakai sebagai pelarut untuk senyawa nonpolar.

Alkana dari nonana sampai heksadekana (16 atom karbon) merupakan alkana berwujud air dengan viskositas yang semakin tinggi, dan tidak dipakai pada bensin. Alkana jenis ini biasanya dipakai pada bahan bakar diesel dan bahan bakar penerbangan. Kualitas bahan bakar diesel diesel dapat ditentukan dengan agungnya bilangan cetana (cetana yaitu nama lama untuk heksadekana). Alkana jenis ini benar titik didih yang tinggi, dan hendak mengakibatkan masalah jika suhu udara terlalu rendah, karena bahan bakar hendak semakin mengental sehingga sulit mengalir.

Alkana dari heksadekana kebelakang biasanya merupakan komponen pada minyak bakar dan pelumas. Beberapa jenis alkana ini juga dipakai sebagai zat anti korosif karena sifatnya yang hidrofobik.

Alkana dengan banyak karbon 35 atau semakin ditemukan pada bitumen (aspal) yang dipakai untuk melapisi jalan. Selain itu, karena nilainya juga rendah, maka alkana-alkana jenis ini biasanya dipecah menjadi alkana yang semakin kecil dengan kegiatan cracking.

Beberapa polimer sintetis seperti polietilena dan polipropilena yaitu alkana yang terdiri dari ratusan atom karbon. Material-material ini umumnya dikenal sebagai plastik dan setiap tahunnya diproduksi milyaran kilogram di lingkungan kehidupan.

Transformasi di sekeliling yang terkait

Ketika dilepaskan ke sekeliling yang terkait, alkana tidak hendak merasakan biodegradasi yang cepat, karena alkana tidak memiliki gugus fungsi (seperti hidroksil atau karbonil) yang diperlukan oleh banyak organisme untuk memetabolisme senyawa ini.

Meski begitu, benar beberapa bakteri yang dapat memetabolisme beberapa alkana dengan kegiatan mengoksidasi atom karbon terminal. Hasilnya yaitu alkohol, yang dapat dioksidasi lagi menjadi aldehida, dan dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat. Hasil belakang suatu peristiwanya yang berupa asam lemak dapat dimetabolisme menempuh proses degradasi asam lemak.

Bahaya

Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8% CH4). Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak apabila bercampur dengan udara. Alkana suku rendah yang berwujud air sangat mudah terbakar. Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya untuk sekeliling yang terkait dan beracun. Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin. Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga dapat bersifat karsinogenik.

Lihat pula

  • Daftar alkana
  • Alkena
  • Alkuna
  • Sikloalkana
  • Perengkahan

Pustaka

  1. ^ International Union of Pure and Applied Chemistry. "alkanes". Compendium of Chemical Terminology Internet edition.
  2. ^ IUPAC, Commission on Nomenclature of Organic Chemistry (1993). "R-2.2.1: Hydrocarbons". A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds (Recommendations 1993). Blackwell Scientific. ISBN 0632034882. Retrieved 12 February 2007. 
  3. ^ William Reusch. "Nomenclature - Alkanes". Virtual Textbook of Organic Chemistry. //www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/nomen1.htm.
  4. ^ a b c d e f R. T. Morrison, R. N. Boyd (1992). Organic Chemistry (6th ed.). New Jersey: Prentice Hall. ISBN 0-13-643669-2. 
  5. ^ Titan: Arizona in an Icebox?, Emily Lakdawalla, 21 January 2004, verified 28 March 2005
  6. ^ Mumma, M.J.; Disanti, M.A., dello Russo, N., Fomenkova, M., Magee-Sauer, K., Kaminski, C.D., and D.X. Xie (1996). "Detection of Abundant Ethane and Methane, Along with Carbon Monoxide and Water, in Comet C/1996 B2 Hyakutake: Evidence for Interstellar Origin". Science 272 (5266): 1310. Bibcode:1996Sci...272.1310M. doi:10.1126/science.272.5266.1310. PMID 8650540. 
  7. ^ Barton, D. H. R.; McCombie, S. W. (1975). "A new method for the deoxygenation of secondary alcohols". J. Chem. Soc., Perkin Trans. 1 (16): 1574–1585. doi:10.1039/P19750001574. 
  8. ^ Crich, David; Quintero, Leticia (1989). "Radical chemistry associated with the thiocarbonyl group". Chem. Rev. 89 (7): 1413–1432. doi:10.1021/cr00097a001. 
  9. ^ Martin, E. L. Org. React. 1942, 1, 155. (Review)
  10. ^ Buchanan, J. G. St. C.; Woodgate, P. D. Quart. Rev. 1969, 23, 522. (Review)
  11. ^ Vedejs, E. Org. React. 1975, 22, 401. (Review)
  12. ^ Yamamura, S.; Nishiyama, S. Comp. Org. Syn. 1991, 8, 309-313.(Review)

Bacaan semakin lanjut

Portal Kimia

  • Virtual Textbook of Organic Chemistry

Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 4

Bangun kimia dari metana, alkana yang paling sederhana

Alkana (juga disebut dengan parafin) yaitu senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana yaitu sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana yaitu CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana yaitu metana dengan rumus CH4. Tidak benar batas berapa karbon yang mampu terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax yaitu contoh alkana dengan atom banyak atom karbon yang agung, dapat semakin dari 10 atom karbon.

Setiap atom karbon benar 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah himpunan dari atom karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara umum, banyak atom karbon dipakai untuk mengukur berapa agung ukuran alkana tersebut (contohnya: C2-alkana).

Gugus alkil, kebanyakan disingkat dengan simbol R, yaitu gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen, misalnya yaitu metil atau gugus etil.

Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan benar kegiatan biologi sedikit.

Klasifikasi bangun

Hidorkarbon tersaturasi mampu berupa:

  • lurus (rumus umum CnH2n + 2), kerangka karbon membentuk rantai lurus tanpa benar cabang
  • bercabang (rumus umum CnH2n + 2, n > 3), kerangka karbon utamanya benar cabang-cabang
  • siklik (rumus umum CnH2n, n > 2), ujung-ujung kerangka karbonnya berjumpa sehingga membentuk suatu siklus.

Menurut ruang lingkup dari IUPAC, 2 golongan pertama di atas dinamakan alkana, sedangkan golongan yang ketiga disebut dengan sikloalkana.[1] Hidrokarbon tersaturasi juga mampu membentuk gabungan ketiga jenis rantai diatas, misalnya linear dengan siklik membentuk polisiklik. Senyawa seperti ini sedang disebut dengan alkana (walaupun tidak benar rumus umum), sepanjang tetap berupa asiklik (tidak seperti siklus).

Keisomeran

C4-alkana dan -sikloalkana yang berbeda-beda (kiri ke kanan): n-butana dan isobutana yaitu 2 isomer C4H10; siklobutana dan metilsiklopropana yaitu 2 isomer C4H8.
Bisiklo[1.1.0]butana (C4H6) tidak benar isomer; tetrahedrana (tidak terlihat) (C4H4) juga tidak benar isomer.

Alkana dengan 3 atom karbon atau semakin mampu disusun dengan banyak jenis kegiatan, membentuk isomer bangun yang berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah proses, mirip dengan anagram kimia, tapi berlainan dengan anagram, isomer mampu mengandung banyak komponen dan atom yang berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa kimia mampu disusun berbeda-beda bangunnya membentuk kombinasi dan permutasi yang beraneka ragam. Isomer paling sederhana dari sebuah alkana yaitu ketika atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal tanpa benar cabang. Isomer ini disebut dengan n-isomer (n untuk "normal", penulisannya kadang-kadang tidak dibutuhkan). Meskipun begitu, rantai karbon mampu juga bercabang di banyak letak. Probabilitas banyak isomer hendak meningkat tajam ketika banyak atom karbonnya makin agung.Contohnya:

Tata nama

Tata nama IUPAC untuk alkana didasarkan dari identifikasi rantai hidrokarbon. Rantai hidrokarbon tersaturasi, tidak bercabang karenanya dinamai sistematis dengan imbuhan belakang "-ana".[2]

Rantai karbon lurus

Alkana rantai karbon lurus kebanyakan dikenalo dengan awalan n- (singkatan dari normal) ketika tidak benar isomer. Meskipun tidak diwajibkan, tapi penamaan ini penting karena alkana rantai lurus dan rantai bercabang memiliki sifat yang berlainan. Misalnya n-heksana atau 2- atau 3-metilpentana.

Proses dari rantai lurus ini adalah:

  • Metana, CH4 - 1 karbon dan 4 hidrogen
  • Etana, C2H6 - 2 karbon dan 6 hidrogen
  • Propana, C3H8 - 3 karbon dan 8 hidrogen
  • Butana, C4H10 - 4 karbon dan 10 hidrogen
  • pentana, C5H12 - 5 karbon dan 12 hidrogen
  • heksana, C6H14 - 6 carbon dan 14 hidrogen

Mulai dengan banyak karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan banyak yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Misalnya selang lain yaitu pentana, heksana, heptana, dan oktana.

Rantai karbon bercabang

Model dari isopentana (nama umum) atau 2-metilbutana (nama sistematik IUPAC)

Untuk memberi nama alkana dengan rantai bercabang dipakai langkah-langkah berikut:

  • Cari rantai atom karbon terpanjang
  • Beri nomor pada rantai tersebut, dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang
  • Beri nama pada cabang-cabangnya

Nama alkana dimulai dengan nomor letak cabang, nama cabang, dan nama rantai utama. Misalnya yaitu 2,2,4-trimetilpentana yang disebut juga isooktana. Rantai terpanjangnya yaitu pentana, dengan tiga buah cabang metil (trimetil) pada karbon nomor 2, 2, dan 4.

Perbedaan tatanama untuk 3 isomer C5H12Nama umum/trivialn-pentanaisopentananeopentanaNama IUPACpentana2-metilbutana2,2-dimetilpentanaBangun

Alkana siklik

Sikloalkana yaitu hidrokarbon yang seperti alkana, tapi rantai karbonnya membentuk cincin.

Sikloalkana sederhana benar awalan "siklo-" untuk membendakannya dari alkana. Penamaan sikloalkana diteliti dari berapa banyak atom karbon yang dikandungnya, misalnya siklopentana (C5H10) yaitu sikloalkana dengan 5 atom karbon seperti pentana(C5H12), hanya saja pada siklopentana kelima atom karbonnya membentuk cincin. Hal yang sama berlanjut untuk propana dan siklopropana, butana dan siklobutana, dan lain-lain.

Sikloalkana substitusi dinamai mirip dengan alkana substitusi - cincin sikloalkananya tetap benar, dan substituennya dinamai berdasarkan dengan posisi mereka pada cincin tersebut, pemberian nomornya mengikuti aturan Cahn-Ingold-Prelog.[3]

Nama-nama trivial

Nama trivial (non-IUPAC) dari alkana yaitu "parafin." Nama trivial dari senyawa-senyawa ini kebanyakan diambil dari artefak-artefak sejarah. Nama trivial dipakai sebelum benar nama sistematik, dan sampai ketika ini sedang dipakai karena penggunaannya familier di industri.

Mampu nyaris ditentukan sekiranya nama parafin diambil dari industri petrokimia. Alkana rantai bercabang disebut isoparafin. Penggunaan kata "paraffin" untuk sebutan secara umum dan seringkali tidak membedakan selang senyawa murni dan campuran isomer dengan rumus kimia yang sama.

Beberapa nama ini dipertahankan oleh IUPAC

Ciri-ciri fisik

Tabel alkana

AlkanaRumusTitik didih [°C]Titik lebur [°C]Massa jenis [g·cm3] (20 °C)
MetanaCH4-162-183gas
EtanaC2H6-89-172gas
PropanaC3H8-42-188gas
ButanaC4H100-138gas
PentanaC5H1236-1300.626 (cairan)
HeksanaC6H1469-950.659 (cairan)
HeptanaC7H1698-910.684 (cairan)
OktanaC8H18126-570.703 (cairan)
NonanaC9H20151-540.718 (cairan)
DekanaC10H22174-300.730 (cairan)
UndekanaC11H24196-260.740 (cairan)
DodekanaC12H26216-100.749 (cairan)
IkosanaC20H4234337padat
TriakontanaC30H6245066padat
TetrakontanaC40H8252582padat
PentakontanaC50H10257591padat
HeksakontanaC60H122625100padat

Titik didih

Titik lebur (biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam satuan °C.

Senyawa alkana merasakan gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya. Makin agung gaya van der Waals di selang molekul-molekulnya, karenanya makin tinggi titik didihnya.[4]

Benar penentu lain untuk menentukan berapa daya gaya van der Waals:

  • banyak elektron yang mengelilingi molekul, yang banyaknya hendak meningkat seiring dengan berat molekul alkana
  • lapang permukaan molekul

Dengan temperatur dan tekanan standar, senyawa alkana dari CH4 sampai C4H10 berwujud gas; C5H12 sampai C17H36 berwujud cairan; dan C18H38 ke atas berwujud padat. Karena titik didih alkana ditentukan oleh beratnya, karenanya bukanlah suatu hal yang aneh sekiranya titik didih alkana berbanding lurus dengan massa molekulnya. Titik didih alkana hendak meningkat kira-kira 20–30 °C untuk setiap 1 atom karbon yang ditambahkan pada rantainya.[4]

Alkana rantai lurus hendak memiliki titik didih yang semakin tinggi daripada alkana rantai bercabang karena lapang permukaan kontaknya semakin agung, karenanya gaya van der Waals antar molekul juga semakin agung. Misalnya yaitu isobutana (2-metilpropana) yang titik didihnya -12 °C, dengan n-butana (butana), yang titik didihnya 0 °C. Contoh lainnya yaitu 2,2-dimetilbutana yang bertitik didih 50 °C dan 2,3-dimetilbutana bertitik didih 58 °C.[4] Hal ini disebabkan karena 2 molekul 2,3-dimetilbutana mampu saling berikatan semakin benar daripada 2,2 dimetilbutana yang berwujud salib.

Konduktivitas dan kelarutan

Alkana tidak menghasilkan listrik dan tidak mampu dipolarisasi oleh ajang listrik. Untuk gagasan ini mengapa alkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak mampu bercampur dengan pelarut polar seperti air.

Kelarutan alkana pada pelarut nonpolar lumayan benar, ciri-ciri yang dikenal dengan nama lipofilisitas.

Massa jenis alkana hendak semakin seiring dengan semakinnya banyak atom karbon, tapi tetap hendak semakin rendah dari massa jenis air. Maka, alkana hendak berada di lapisan atas bila dicampur dengan air.

Sifat-sifat kimia

Secara umum, alkana yaitu senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena ikatan C antar atomnya relatif stabil dan tidak remeh dipisahkan. Tidak seperti kebanyakan senyawa organik lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus fungsional.

Senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion lainnya. Konstanta disosiasi asam (pKa) dari semua alkana nilainya diatas 60, yang berfaedah sulit untuk bereaksi dengan asam maupun basa (lihat karbanion). Pada minyak bumi, molekul-molekul alkana yang terkandung di dalamnya tidak merasakan perubahan sifat sama sekali selama jutaan tahun.

Reaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran)

Semua alkana mampu bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, meskipun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi hendak makin sulit untuk dilakukan seiring dengan banyak atom karbon yang semakin. Rumus umum pembakaran adalah:

CnH2n+2 + (1.5n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nCO2

Ketika banyak oksigen tidak cukup banyak, karenanya mampu juga membentuk karbon monoksida, seperti pada reaksi berikut ini:

CnH(2n+2) + nO2 → (n+1)H2O + nCO

Contoh reaksi, metana:

2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2OCH4 + 1.5O2 → CO + 2H2O

Reaksi dengan halogen

Reaksi selang alkana dengan halogen disebut dengan reaksi "halogenasi radikal bebas". Atom hidrogen pada alkana hendak secara bertahap dialihkan oleh atom-atom halogen. Radikal lepas sama sekali yaitu senyawa yang ikut berpartisipasi dalam reaksi, kebanyakan menjadi campuran pada produk. Reaksi halogenasi adalah reaksi eksotermik dan mampu menimbulkan ledakan.

Reaksi ini sangat penting pada industri untuk menghalogenasi hidrokarbon. Benar 3 tahap:

  • Inisiasi: radikal halogen terbentuk menempuh homolisis. Biasanya, diperlukan energi dalam wujud panas atau cahaya.
  • Reaksi rantai atau Propagasi: radikal halogen hendak mengabstrak hidrogen dari alkana untuk membentuk radikal alkil.
  • Terminasi rantai: tahap dimana radikal-radikal bergabung.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semua reaksi halogenasi dapat menghasilkan semua campuran isomer yang berfaedah mengindikasikan atom hidrogen rentan terhadap reaksi. Atom hidrogen sekunder dan tersier kebanyakan hendak tergantikan karena stablitas radikal lepas sama sekali sekunder dan tersier semakin benar. Contoh mampu diteliti pada monobrominasi propana:[4]

Isomerisasi dan reformasi

Isomerisasi dan reformasi benar proses pemanasan yang mengubah wujud alkana rantai lurus dengan hal benar katalis platinum. Pada isomerisasi, alkana rantai lurus menjadi alkana rantai bercabang. Pada reformasi, alkana rantai lurus berganti menjadi sikloalkana atau hidrokarbon aromatik, dengan hidrogen sebagai produk sampingan. Kedua proses ini hendak meningkatkan bilangan oktan pada senyawa yang dihasilkan.

Cracking

Cracking hendak memecah molekul agung menjadi molekul-molekul yang semakin kecil. Reaksi cracking mampu dilakukan dengan kegiatan pemanasan atau dengan katalis. Kegiatan cracking dengan pemanasan hendak melibatkan mekanisme homolitik dengan pembentukan radikal lepas sama sekali. Kegiatan cracking dengan bantuan katalis kebanyakan melibatkan katalis asam, prosesnya hendak mengakibatkan pemecahan ikatan heterolitik dengan menghasilkan ion yang muatannya berlainan. Ion yang dihasilkan kebanyakan berupa karbokation dan anion hidrida yang tidak stabil.

Reaksi lainnya

Alkana hendak bereaksi dengan uap dengan bantuan katalis berupa nikel. Alkana juga mampu menempuh proses klorosulfonasi dan nitrasi meskipun membutuhkan kondisi khusus. Fermentasi alkana menjadi asam karboksilat juga mampu dilakukan dengan beberapa teknik khusus. Pada Reaksi reed, sulfur dioksida, klorin dan cahaya mengubah hidrokarbon menjadi sulfonil klorida. Abstraksi nukleofilik mampu dipakai untuk memisahkan alkana dari logam. Gugus alkil daris sebuah senyawa mampu dipindahkan ke senyawa lainnya dengan reaksi transmetalasi.

Terdapat pada

Alkana pada lingkungan kehidupan semesta

Metana dan etana yaitu salah satu komponen kecil dari atmosfer Yupiter.

Ekstraksi dari minyak bumi, yang mengandung banyak komponen hidrokarbon, termasuk alkana.

Alkana yaitu senyawa yang terdapat pada sebagian kecil dari atmosfer beberapa planet seperti Yupiter (0.1% metana, 0.0002% etana), Saturnus (0.2% metana, 0.0005% etana), Uranus (1.99% metana, 0.00025% etana) dan Neptunus (1.5% metana, 1.5 ppm etana). Titan (1.6% metana), salah satu satelit dari Saturnus, telah diteliti oleh Huygens bahwa atmosfer Titan menurunkan hujan metana secara periodik ke permukaan bulan itu.[5] Di Titan juga dikenal terdapat sebuah gunung yang menyemburkan gas metana, dan semburan gunung ini mengakibatkan banyaknya metana pada atmosfer Titan. Selain itu, ditemukan oleh radar Cassini, terlihat juga benar beberapa danau metana/etana di kawasan kutub utara dari Titan. Metana dan etana juga dikenal terdapat pada proses ekor dari komet Hyakutake. Analisis kimia menunjukkan bahwa kelimpahan etana dan metana nyaris sama banyak, dan hal itu menunjukkan bahwa es metana dan etana ini terbentuk di selang ruang antar bintang. [6]

Alkana di bumi

Gas metana (sekitar 0.0001% atau 1 ppm) benar di atmosfer bumi, dihasilkan olwh organisme jenis Archaea dan juga ditemukan pada kotoran sapi.

Sumber alkana yang paling penting yaitu pada gas lingkungan kehidupan dan minyak bumi.[4] Gas lingkungan kehidupan mengandung metana dan etana, dengan sedikit propana dan butana, sedangkan minyak bumi yaitu campuran dari alkana cair dan hidrokarbon lainnya. Hidrokarbon ini terbentuk dari jasad renik dan tanaman (zooplankton dan fitoplankton) yang mati, kemudian terkubur di lautan, tertutup oleh sedimentasi, dan berganti sesudah terkena panas dan tekanan tinggi selama jutaan tahun. Gas lingkungan kehidupan terbentuk dari reaksi di bawah ini:

C6H12O6 → 3CH4 + 3CO2

Alkana yang berwujud padat dikenal sebagai tar. Tar terbentuk ketika senyawa alkana lain yang semakin ringan menguap dari deposit/sumber hidrokarbon. Salah satu deposit alkana padat lingkungan kehidupan terbesar di lingkungan kehidupan yaitu danau aspal yang dikenal dengan nama Danau Pitch di Trinidad dan Tobago.

Metana juga terdapat pada biogas yang dihasilkan oleh binatang ternak. Biogas ini mampu menjadi sumber energi terbaharui di kemudian hari.

Alkana nyaris tidak mampu bercampur dengan air, aci kandungannya dalam air laut dapat dituturkan amat sedikit. Meski begitu, pada tekanan yang tinggi dan suhu rendah (seperti di dasar laut), metana mampu mengkristal dengan air untuk membentuk padatan metana hidrat. Meskipun ketika ini padatan ini sedang belum dapat dieksploitasi secara komersial, tapi energi pembakaran yang dihasilkan dianggarkan cukup agung. Karenanya dari itu, metana yang diekstraksi dari metana hidrat mampu dianggap sebagai bahan bakar masa depan.

Pada proses biologi

Bakteria dan archaea

Archaea Metanogenik pada kotoran sapi ini menghasilkan metana yang terlepas ke atmosfer bumi.

Beberapa jenis archaea, misalnya metanogen, menghasilkan metana dalam banyak agung ketika memetabolisme karbon dioksida atau senyawa organik lainnya. Energi dilepas ketika pengoksidasian hidrogen:

CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O

Produksi

Pengilangan minyak

Sebuah pengilangan minyak di Martinez, California.

Seperti sudah dituturkan sebelumnya, sumber alkana yang paling penting yaitu gas lingkungan kehidupan dan minyak bumi.[4] Alkana dipisahkan di tempat pengilangan minyak dengan teknik distilasi fraksi dan diproses menjadi berjenis-jenis produk, misalnya bensin, diesel, dan avtur..

Fischer-Tropsch

Proses Fischer-Tropsch yaitu sebuah kegiatan untuk mensintesis hidrokarbon cair, termasuk alkana, dari karbon dioksida dan hidrogen. Kegiatan ini dipakai untuk menghasilkan substitusi dari distilat minyak bumi.

Persiapan laboratorium

Sedikit sekali alkana yang dihasilkan dengan kegiatan disintesis di laboratorium karena alkana kebanyakan dijual umum. Alkana juga adalah senyawa yang non reaktif, benar secara biologi maupun kimia. Ketika alkana dihasilkan di laboratorium, kebanyakan alkana yaitu produk samping dari reaksi. Sebagai contoh, penggunaan n-butillitium sebagai basa hendak menghasilkan produk sampingan n-butana:

C4H9Li + H2O → C4H10 + LiOH

Alkana atau gugus alkil mampu dihasilkan dari alkil halida pada reaksi Corey-House-Posner-Whitesides. Deoksigenasi Barton-McCombie[7][8] hendak memecah gugus hidroksil dari alkohol sehingga reaksinya hendak berupa:

dan reduksi Clemmensen[9][10][11][12] hendak memecah gugus karbonil dari aldehida dan keton untuk membentuk alkana atau senyawa dengan gugus alkil, misalnya:

Penggunaan

Penggunaan alkana sudah mampu dikenal dengan benar oleh manusia. Penggunaan alkana kebanyakan dikelompokkan berdasarkan banyak atom karbonnya. Empat alkana pertama dipakai kebanyakan untuk kebutuhan memasak dan pemanasan, di beberapa negara juga sebagai sumber pembangkit listrik. Metana dan etana yaitu komponen utama pada gas lingkungan kehidupan dan kebanyakan diangkut dalam wujud air, dengan kegiatan dikompresi terlebih dahulu dan gas didinginkan.

Propana dan butana mampu dicairkan dengan tekanan rendah. Propana dan butana umum dijumpai pada elpiji dan juga dipakai sebagai propelan (zat pendorong) pada semprotan aerosol. Butana juga ditemukan pada pemantik rokok cair.

Dari pentana sampai oktana adalah alkana yang berwujud air. Alkana ini umum dipakai sebagai bahan bakar bensin untuk mesin mobil. Alkana rantai bercabang semakin diutamakan karena cenderung semakin tidak remeh tersulut daripada alkana rantai lurus. Bahan bakar yang remeh tersulut hendak menimbulkan ketukan pada mesin yang mampu merusak mesin. Kualitas bahan bakar mampu diukur dengan bilangan oktan bahan bakar itu, dimana bilangan oktan ditentukan dari berapa persen kandungan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana) pada bahan bakar (bahan bakar yang bilangan oktannya 98 berfaedah mengandung 98% isooktana, sisanya yaitu heptana). Selain dipakai untuk bahan bakar, alkana-alkana ini juga dipakai sebagai pelarut untuk senyawa nonpolar.

Alkana dari nonana sampai heksadekana (16 atom karbon) adalah alkana berwujud air dengan viskositas yang semakin tinggi, dan tidak dipakai pada bensin. Alkana jenis ini kebanyakan dipakai pada bahan bakar diesel dan bahan bakar penerbangan. Kualitas bahan bakar diesel diesel mampu ditentukan dengan agungnya bilangan cetana (cetana yaitu nama lama untuk heksadekana). Alkana jenis ini benar titik didih yang tinggi, dan hendak mengakibatkan masalah bila suhu udara terlalu rendah, karena bahan bakar hendak makin mengental sehingga sulit mengalir.

Alkana dari heksadekana kebelakang kebanyakan adalah komponen pada minyak bakar dan pelumas. Beberapa jenis alkana ini juga dipakai sebagai zat anti korosif karena sifatnya yang hidrofobik.

Alkana dengan banyak karbon 35 atau semakin ditemukan pada bitumen (aspal) yang dipakai untuk melapisi jalan. Selain itu, karena nilainya juga rendah, karenanya alkana-alkana jenis ini kebanyakan dipecah menjadi alkana yang semakin kecil dengan kegiatan cracking.

Beberapa polimer sintetis seperti polietilena dan polipropilena yaitu alkana yang terdiri dari ratusan atom karbon. Material-material ini umumnya dikenal sebagai plastik dan setiap tahunnya dihasilkan milyaran kilogram di lingkungan kehidupan.

Transformasi di sekeliling yang terkait

Ketika dilepaskan ke sekeliling yang terkait, alkana tidak hendak merasakan biodegradasi yang cepat, karena alkana tidak memiliki gugus fungsi (seperti hidroksil atau karbonil) yang diperlukan oleh banyak organisme untuk memetabolisme senyawa ini.

Meski begitu, benar beberapa bakteri yang mampu memetabolisme beberapa alkana dengan kegiatan mengoksidasi atom karbon terminal. Hasilnya yaitu alkohol, yang mampu dioksidasi lagi menjadi aldehida, dan dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat. Hasil belakangnya yang berupa asam lemak mampu dimetabolisme menempuh proses degradasi asam lemak.

Bahaya

Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8% CH4). Alkana suku rendah lainnya juga remeh meledak apabila bercampur dengan udara. Alkana suku rendah yang berwujud air sangat remeh terbakar. Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya untuk sekeliling yang terkait dan beracun. Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin. Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga mampu bersifat karsinogenik.

Lihat juga

  • Daftar alkana
  • Alkena
  • Alkuna
  • Sikloalkana
  • Perengkahan

Pustaka

  1. ^ International Union of Pure and Applied Chemistry. "alkanes". Compendium of Chemical Terminology Internet edition.
  2. ^ IUPAC, Commission on Nomenclature of Organic Chemistry (1993). "R-2.2.1: Hydrocarbons". A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds (Recommendations 1993). Blackwell Scientific. ISBN 0632034882. Retrieved 12 February 2007. 
  3. ^ William Reusch. "Nomenclature - Alkanes". Virtual Textbook of Organic Chemistry. //www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/nomen1.htm.
  4. ^ a b c d e f R. T. Morrison, R. N. Boyd (1992). Organic Chemistry (6th ed.). New Jersey: Prentice Hall. ISBN 0-13-643669-2. 
  5. ^ Titan: Arizona in an Icebox?, Emily Lakdawalla, 21 January 2004, verified 28 March 2005
  6. ^ Mumma, M.J.; Disanti, M.A., dello Russo, N., Fomenkova, M., Magee-Sauer, K., Kaminski, C.D., and D.X. Xie (1996). "Detection of Abundant Ethane and Methane, Along with Carbon Monoxide and Water, in Comet C/1996 B2 Hyakutake: Evidence for Interstellar Origin". Science 272 (5266): 1310. Bibcode:1996Sci...272.1310M. doi:10.1126/science.272.5266.1310. PMID 8650540. 
  7. ^ Barton, D. H. R.; McCombie, S. W. (1975). "A new method for the deoxygenation of secondary alcohols". J. Chem. Soc., Perkin Trans. 1 (16): 1574–1585. doi:10.1039/P19750001574. 
  8. ^ Crich, David; Quintero, Leticia (1989). "Radical chemistry associated with the thiocarbonyl group". Chem. Rev. 89 (7): 1413–1432. doi:10.1021/cr00097a001. 
  9. ^ Martin, E. L. Org. React. 1942, 1, 155. (Review)
  10. ^ Buchanan, J. G. St. C.; Woodgate, P. D. Quart. Rev. 1969, 23, 522. (Review)
  11. ^ Vedejs, E. Org. React. 1975, 22, 401. (Review)
  12. ^ Yamamura, S.; Nishiyama, S. Comp. Org. Syn. 1991, 8, 309-313.(Review)

Bacaan semakin lanjut

Portal Kimia

  • Virtual Textbook of Organic Chemistry

Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 5

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu bidang dan atom hidrogen di bidang yang lain. Golongan ini dikenal pula sbg golongan aldehid (aldehid juga adalah nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenal dari golongan ini adalah metanal atau semakin populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ensiklopedia.web.id, p2k.andrafarm.com, dan sebagainya.

Page 6

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu bidang dan atom hidrogen di bidang yang lain. Golongan ini dikenal pula sbg golongan aldehid (aldehid juga adalah nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenal dari golongan ini adalah metanal atau semakin populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ensiklopedia.web.id, p2k.andrafarm.com, dan sebagainya.

Page 7

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, karenanya hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena benar wujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, karenanya seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, karenanya sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, karenanya notasi cis-trans mampu dipakai. Bila gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, karenanya disebut sebagai (cis-). Bila gugus sejenis terletak berseberangan, karenanya disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat juga

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 8

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, karenanya hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena benar wujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, karenanya seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, karenanya sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, karenanya notasi cis-trans mampu dipakai. Bila gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, karenanya disebut sebagai (cis-). Bila gugus sejenis terletak berseberangan, karenanya disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat juga

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 9

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, karenanya hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena benar wujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, karenanya seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, karenanya sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, karenanya notasi cis-trans mampu dipakai. Bila gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, karenanya disebut sebagai (cis-). Bila gugus sejenis terletak berseberangan, karenanya disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat juga

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 10

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, karenanya hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena benar wujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, karenanya seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, karenanya sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, karenanya notasi cis-trans mampu dipakai. Bila gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, karenanya disebut sebagai (cis-). Bila gugus sejenis terletak berseberangan, karenanya disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat juga

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 11

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, karenanya hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena benar wujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, karenanya seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, karenanya sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, karenanya notasi cis-trans mampu dipakai. Bila gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, karenanya disebut sebagai (cis-). Bila gugus sejenis terletak berseberangan, karenanya disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat juga

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 12

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu segi dan atom hidrogen di segi yang lain. Golongan ini diketahui pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling diketahui dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Page 13

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu segi dan atom hidrogen di segi yang lain. Golongan ini diketahui pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling diketahui dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Page 14

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu segi dan atom hidrogen di segi yang lain. Golongan ini diketahui pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling diketahui dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Page 15

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu segi dan atom hidrogen di segi yang lain. Golongan ini diketahui pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling diketahui dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Page 16

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu segi dan atom hidrogen di segi yang lain. Golongan ini diketahui pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling diketahui dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Page 17

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena berwujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, maka notasi cis-trans mampu dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, maka disebut sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat pula

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 18

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena berwujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, maka notasi cis-trans mampu dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, maka disebut sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat pula

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 19

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena berwujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, maka notasi cis-trans dapat dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, maka disebut sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat pula

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 20

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena berwujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, maka notasi cis-trans dapat dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, maka disebut sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat pula

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 21

Model 3D dari etilena, alkena yang paling sederhana.

Alkena atau olefin dalam kimia organik yaitu hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua selang atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka hendak membentuk suatu kumpulan hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. [2]

Alkena yang paling sederhana yaitu etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi bangun dan ciri-ciri mereka berlainan sehingga tidak dianggap sebagai alkena.[2]

Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik alkena tidak berlainan jauh dengan alkana. Perbandingan utama di selang keduanya yaitu alkena benar tingkat keasaman yang jauh semakin tinggi dibandingkan alkana. Wujud zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling sederhana: etena, propena, dan butena berwujud gas. Alkena linear yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang memiliki atom karbon semakin dari 15 berwujud padat.

Tata nama

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan imbuhan belakang -ana dengan -ena. C2H6 yaitu alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi nama etena.

Pada alkena yang memiliki probabilitas ikatan rangkap di beberapa tempat, dipakai penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Misalnya yaitu 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang semakin tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berlainan dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

  1. Penomoran rantai karbon terpanjang diteliti dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut benar nomor sekecil mungkin.
  2. Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
  3. Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
  4. Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon benar 2 gugus yang sejenis, maka notasi cis-trans mampu dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan rangkap, maka disebut sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka disebut sebagai (trans-).

Perbedaan selang isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

Lihat pula

Bacaan semakin lanjut

  • Hans Beyer, Wolfgang Walter: Lehrbuch der organischen Chemie. Hirzel Verlag, Stuttgart 2004, ISBN 3-7776-1221-9.
  • Reinhard Brückner: Reaktionsmechanismen. Organische Reaktionen, Stereochemie, moderne Synthesemethoden. Spektrum Akademischer Verlag, Heidelberg 2004, ISBN 3-8274-1579-9.
  • Ulfert Onken, Arno Behr: Chemische Prozeßkunde (Lehrbuch der technischen Chemie; 3). Georg Thieme Verlag, Stuttgart 1996, ISBN 3-13-687601-6.
  • K. Peter C. Vollhardt, Niel E. Schore: Organische Chemie. Wiley-VCH, Weinheim 2005, ISBN 3-527-31380-X.
  • Klaus Weissermel, Hans-Jürgen Arpe: Industrielle organische Chemie. Bedeutende Vor- und Zwischenprodukte. Wiley-VCH, Weinheim 1998, ISBN 3-527-28856-2.

Pustaka

  1. ^ Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall. hlm. 279. ISBN 1-4058-5345-X. 
  2. ^ a b Moss, G. P.; Smith, P. A. S.; Tavernier, D. (1995). "Glossary of Class Names of Organic Compounds and Reactive Intermediates Based on Structure (IUPAC Recommendations 1995)". Pure and Applied Chemistry 67 (8–9): 1307–1375. doi:10.1351/pac199567081307. 


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 22

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu sisi dan atom hidrogen di sisi yang lain. Golongan ini dikenali pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenali dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Page 23

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu sisi dan atom hidrogen di sisi yang lain. Golongan ini dikenali pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenali dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Page 24

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu sisi dan atom hidrogen di sisi yang lain. Golongan ini dikenali pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenali dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Page 25

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu sisi dan atom hidrogen di sisi yang lain. Golongan ini dikenali pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenali dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Page 26

Rumus umum Aldehida.

Formaldehida, aldehida yang paling sederhana

Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu sisi dan atom hidrogen di sisi yang lain. Golongan ini dikenali pula sbg golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenali dari golongan ini yaitu metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Pranala luar

  • Aldehyde synthesis - Synthetic protocols dari organic-reaction.com

Sumber :
p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dsb-nya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA