Sistem penyangga yang utama dalam cairan ekstrasel adalah

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang dipergunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlanjut. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di selang kedua komponen penyusun ini dikata untuk reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan untuk campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini memproduksi larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini memproduksi larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat diproduksi dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya adalah mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam banyak berlebih. Campuran akan memproduksi garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang dipergunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dsb-nya.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat diproduksi dari basa lemah dan garam, yang garamnya bermula dari asam kuat. Adapun cara lainnya adalah dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat adun ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang merasakan kesetimbangan. Dengan bagian untuk berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk cairan. Hal ini akan berdampak kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa berdampak menjadi kurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan cairan.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang merasakan kesetimbangan. Dengan bagian untuk berikut:

Bila ditambahkan suatu asam, karenanya ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut berdampak kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini berdampak menjadi kurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan cairan.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Aturan pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat dipergunakan tetapan ionisasi dalam memilih konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = banyak mol asam lemahg = banyak mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat dipergunakan tetapan ionisasi dalam memilih konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Keadaan larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, benar fungsi pelaksanaan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan adalah sekitar 7,4. Selain itu pelaksanaan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com


Page 2

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlanjut. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di selang kedua komponen penyusun ini dikata untuk reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan untuk campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini memproduksi larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini memproduksi larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat diproduksi dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam banyak berlebih. Campuran akan memproduksi garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat diproduksi dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat adun ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan bagian untuk berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk cairan. Hal ini akan mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa mengakibatkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan cairan.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan bagian untuk berikut:

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini mengakibatkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan cairan.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Aturan pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam memilih konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = banyak mol asam lemahg = banyak mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam memilih konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Keadaan larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com


Page 3

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlanjut. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di selang kedua komponen penyusun ini dikata untuk reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan untuk campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini memproduksi larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini memproduksi larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat diproduksi dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam banyak berlebih. Campuran akan memproduksi garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat diproduksi dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat adun ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan bagian untuk berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk cairan. Hal ini akan mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa mengakibatkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan cairan.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan bagian untuk berikut:

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini mengakibatkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan cairan.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Aturan pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam memilih konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = banyak mol asam lemahg = banyak mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam memilih konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Keadaan larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com


Page 4

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang dipergunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlanjut. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di selang kedua komponen penyusun ini dikata untuk reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan untuk campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini memproduksi larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini memproduksi larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat diproduksi dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya adalah mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam banyak berlebih. Campuran akan memproduksi garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang dipergunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dsb-nya.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat diproduksi dari basa lemah dan garam, yang garamnya bermula dari asam kuat. Adapun cara lainnya adalah dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat adun ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang merasakan kesetimbangan. Dengan bagian untuk berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk cairan. Hal ini akan berdampak kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa berdampak menjadi kurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan cairan.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang merasakan kesetimbangan. Dengan bagian untuk berikut:

Bila ditambahkan suatu asam, karenanya ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut berdampak kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini berdampak menjadi kurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan cairan.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Aturan pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat dipergunakan tetapan ionisasi dalam memilih konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = banyak mol asam lemahg = banyak mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat dipergunakan tetapan ionisasi dalam memilih konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Keadaan larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, benar fungsi pelaksanaan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan adalah sekitar 7,4. Selain itu pelaksanaan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com


Page 5

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk berbagai tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sebagai kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal semenjak ribuan tahun sebagai produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan semenjak dulu adalah mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sebagai campuran ratus.

Lauraceae banyak berproduksi pohon dengan mutu kayu yang baik.

Marga/Genera

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sebagai anakmarga)


edunitas.com


Page 6

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk berbagai tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sebagai kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal semenjak ribuan tahun sebagai produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan semenjak dulu adalah mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sebagai campuran ratus.

Lauraceae banyak berproduksi pohon dengan mutu kayu yang adun.

Marga/Genera

  • Actinodaphne - gemor (penghasil kayu)
  • Adenodaphne
  • Aiouea
  • Alseodaphne
  • Anaueria
  • Aniba
  • Apollonias
  • Aspidostemon
  • Beilschmiedia
  • Brassiodendron
  • Caryodaphnopsis
  • Cassytha
  • Chlorocardium
  • Cinnadenia
  • Cinnamomum
  • Clinostemon
  • Cryptocarya
  • Dahlgrenodendron
  • Dehaasia
  • Dicypellium
  • Dodecadenia
  • Endiandra
  • Endlicheria
  • Eusideroxylon
  • Gamanthera
  • Hexapora
  • Hypodaphnis
  • Iteadaphne
  • Kubitzkia
  • Laurus
  • Licaria
  • Lindera
  • Litsea
  • Machilus *
  • Mezilaurus
  • Mocinnodaphne
  • Mutisiopersea
  • Nectandra
  • Neocinnamomum
  • Neolitsea
  • Nothaphoebe
  • Ocotea
  • Paraia
  • Parasassafras
  • Persea
  • Phoebe
  • Phyllostemonodaphne
  • Pleurothyrium
  • Potameia
  • Potoxylon
  • Povedadaphne
  • Ravensara
  • Rhodostemonodaphne
  • Sassafras
  • Sextonia
  • Sinosassafras
  • Syndiclis
  • Triadodaphne
  • Umbellularia
  • Urbanodendron
  • Williamodendron
  • Yushunia

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sebagai anakmarga)


edunitas.com


Page 7

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk berbagai tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sebagai kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal semenjak ribuan tahun sebagai produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan semenjak dulu adalah mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sebagai campuran ratus.

Lauraceae banyak berproduksi pohon dengan mutu kayu yang adun.

Marga/Genera

  • Actinodaphne - gemor (penghasil kayu)
  • Adenodaphne
  • Aiouea
  • Alseodaphne
  • Anaueria
  • Aniba
  • Apollonias
  • Aspidostemon
  • Beilschmiedia
  • Brassiodendron
  • Caryodaphnopsis
  • Cassytha
  • Chlorocardium
  • Cinnadenia
  • Cinnamomum
  • Clinostemon
  • Cryptocarya
  • Dahlgrenodendron
  • Dehaasia
  • Dicypellium
  • Dodecadenia
  • Endiandra
  • Endlicheria
  • Eusideroxylon
  • Gamanthera
  • Hexapora
  • Hypodaphnis
  • Iteadaphne
  • Kubitzkia
  • Laurus
  • Licaria
  • Lindera
  • Litsea
  • Machilus *
  • Mezilaurus
  • Mocinnodaphne
  • Mutisiopersea
  • Nectandra
  • Neocinnamomum
  • Neolitsea
  • Nothaphoebe
  • Ocotea
  • Paraia
  • Parasassafras
  • Persea
  • Phoebe
  • Phyllostemonodaphne
  • Pleurothyrium
  • Potameia
  • Potoxylon
  • Povedadaphne
  • Ravensara
  • Rhodostemonodaphne
  • Sassafras
  • Sextonia
  • Sinosassafras
  • Syndiclis
  • Triadodaphne
  • Umbellularia
  • Urbanodendron
  • Williamodendron
  • Yushunia

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sebagai anakmarga)


edunitas.com


Page 8

Tags (tagged): laurales, unkris, plantae divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo, dalam klad magnoliids, menurut sistem, klasifikasi, apg ii, anak, kelas magnoliidae, berikut, anggota, suku lauraceae, suku monimiaceae, suku, siparunaceae, center of, studies semua, kelas, magnoliopsida artikel spesies, april 2013, rintisan


Page 9

Tags (tagged): laurales, unkris, plantae divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo, dalam klad magnoliids, menurut sistem, klasifikasi, apg ii, anak, kelas magnoliidae, berikut, anggota, suku lauraceae, suku monimiaceae, suku, siparunaceae, center of, studies semua, kelas, magnoliopsida artikel spesies, april 2013, rintisan


Page 10

Tags (tagged): laurales, unkris, plantae divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo, dalam klad magnoliids, menurut sistem, klasifikasi, apg ii, anak, kelas magnoliidae, berikut, anggota, suku lauraceae, suku monimiaceae, suku, siparunaceae, pusat ilmu, pengetahuan semua, kelas, magnoliopsida artikel spesies, april 2013, rintisan


Page 11

Tags (tagged): laurales, unkris, plantae divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo, dalam klad magnoliids, menurut sistem, klasifikasi, apg ii, anak, kelas magnoliidae, berikut, anggota, suku lauraceae, suku monimiaceae, suku, siparunaceae, pusat ilmu, pengetahuan semua, kelas, magnoliopsida artikel spesies, april 2013, rintisan


Page 12

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM


Page 13

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM


Page 14

Tags (tagged): 3 Title of articles, 3 April, 3 Juno, 3 Letters of John, 3 November, 300, 3000 BC, 303, 30s, 325, 33, 340s, 341, 37, 380's, 381, 387, 3rd century BC, 3rd Millennium, 3rd millennium BC, 3x3 Eyes


Page 15

Tags (tagged): 3 Title of articles, 3 April, 3 Juno, 3 Letters of John, 3 November, 300, 3000 BC, 303, 30s, 325, 33, 340s, 341, 37, 380's, 381, 387, 3rd century BC, 3rd Millennium, 3rd millennium BC, 3x3 Eyes


Page 16

Tags (tagged): D Title of articles, Dagoberto Fontes, Dahana, Dahomey, Dai Iswandi, Damarcus Beasley, Damarwulan, Damas, Damascus, dance Didong, dance jaipongan, dance Janger, dance Laweut, Daniel Alejandro Lembo Betancor, Daniel Alfei, Daniel Alves, Daniel Amokachi, Daniel Gygax, Daniel Hernandez Gimenez, Daniel Jara Martinez, Daniel Jarque


Page 17

Tags (tagged): D Title of articles, Dagoberto Fontes, Dahana, Dahomey, Dai Iswandi, Damarcus Beasley, Damarwulan, Damas, Damascus, dance Didong, dance jaipongan, dance Janger, dance Laweut, Daniel Alejandro Lembo Betancor, Daniel Alfei, Daniel Alves, Daniel Amokachi, Daniel Gygax, Daniel Hernandez Gimenez, Daniel Jara Martinez, Daniel Jarque


Page 18

Tags (tagged): C Title of articles, Cabinet Development I, Cabinet Dwikora II, Cabinet Dwikora III, cabinet Halim, Cagliari, Cagliari Calcio, Cahkwe, Cai, Cali, California, California Gurls, californium, Cameron Jerome, Cameroon, Cameroon Football Federation, Cameroon national football team, Campo Grande, Campo San Martino, Campobasso, Campodarsego


Page 19

Tags (tagged): C Title of articles, Cabinet Development I, Cabinet Dwikora II, Cabinet Dwikora III, cabinet Halim, Cagliari, Cagliari Calcio, Cahkwe, Cai, Cali, California, California Gurls, californium, Cameron Jerome, Cameroon, Cameroon Football Federation, Cameroon national football team, Campo Grande, Campo San Martino, Campobasso, Campodarsego


Page 20

Tags (tagged): B Title of articles, Bacterium, Bacukiki West, Parepare, Badajoz, Badakhshan Province, Badung Strait, Baduy, Baekje, Baerum, Bai'at 'Aqabah First, Bai'at 'Aqabah Second, Baichung Bhutia, Baihakki Khaizan, Balfour (Disambiguation), Balfour Declaration of 1917, Balfour, Ulu Ogan Histories, Balhae, Ballon dOr, Balloon, Balloon Soap, Balochistan (Pakistan)


Page 21

Tags (tagged): B Title of articles, Bacterium, Bacukiki West, Parepare, Badajoz, Badakhshan Province, Badung Strait, Baduy, Baekje, Baerum, Bai'at 'Aqabah First, Bai'at 'Aqabah Second, Baichung Bhutia, Baihakki Khaizan, Balfour (Disambiguation), Balfour Declaration of 1917, Balfour, Ulu Ogan Histories, Balhae, Ballon dOr, Balloon, Balloon Soap, Balochistan (Pakistan)


Page 22

Tags (tagged): E Title of articles, Earth, Laweyan, Surakarta, earthenware, earthquake, Ease of Doing Business Index, East Minarti, East Morotai, Morotai Island, East Nusa Tenggara, East of England, Ebenezer Odunlami, Eber, Eberardo Villalobos, Eberardo Villalobos Schad, economy, Economy of Algeria, Economy of Bangladesh, Economy of Cambodia, Eddy Sabara, Ede (gemeente), Edelmiro Arevalo, Eden Ben Basat


Page 23

Tags (tagged): E Title of articles, Earth, Laweyan, Surakarta, earthenware, earthquake, Ease of Doing Business Index, East Minarti, East Morotai, Morotai Island, East Nusa Tenggara, East of England, Ebenezer Odunlami, Eber, Eberardo Villalobos, Eberardo Villalobos Schad, economy, Economy of Algeria, Economy of Bangladesh, Economy of Cambodia, Eddy Sabara, Ede (gemeente), Edelmiro Arevalo, Eden Ben Basat


Page 24

Tags (tagged): H Title of articles, hadith Qudsi, Hadjer-Lamis Region, Hadramaut, hadron, Halden, Half-Blood Prince, Half-Blood Prince (character), Hali, Hamengkubuwana VIII, Hamengkubuwana X, Hamengkubuwono I, Hamengkubuwono II, Han Chang Wha, Han Chang-wha, Han Dynasty, Han Empire Kingdom, Hannover (district), Hannover 96, Hanoi, Hanover


Page 25

Tags (tagged): H Title of articles, hadith Qudsi, Hadjer-Lamis Region, Hadramaut, hadron, Halden, Half-Blood Prince, Half-Blood Prince (character), Hali, Hamengkubuwana VIII, Hamengkubuwana X, Hamengkubuwono I, Hamengkubuwono II, Han Chang Wha, Han Chang-wha, Han Dynasty, Han Empire Kingdom, Hannover (district), Hannover 96, Hanoi, Hanover


Page 26

Tags (tagged): J Title of articles, Jabu Mahlangu, Jabu Pule, Jaca, Jacatra, Jacksen Tiago, Jackson Arley Martinez Valencia, Jackson Heights, Queens, Jackson Martinez, Jagiellonia Bialystok, Jagoba Arrasate, Jagorawi, Jaguares de Cordoba, jaipongan, Jair, Jair da Rosa Pinto, Jairo Arias, Jakarta newspaper, Jakarta Outer Ring Road, Jakarta Planetarium and Observatory, Jakarta police Kingdom