Bagi Anda yang sedang menekuni pembelajaran musik maka perlu Anda ketahui bahwa musik terdiri dari berbagai unsur. Unsur tersebut di antaranya adalah harmoni, melodi, dan irama. Ketiga unsur ini saling memiliki kaitan antara satu sama lain. Ketiganya juga saling membangun sehingga dapat menghasilkan sebuah komposisi musik yang baik dan indah untuk didengar. Penjelasan Singkat MelodiApabila dirunut secara bahasa yang dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, melodi memiliki makna saling membangun. Unsur musik yang saling membangun akan menghasilkan komposisi musik yang baik. Di sisi lain ada pula yang menyebutkan melodi sebagai rangkaian dari deretan nada yang kemudian dibunyikan dengan irama tertentu. Melodi adalah nada-nada yang diatur dengan indah, pengaturannya menggunakan pola irama tertentu sehingga enak dan indah didengar. Melodi terdiri dari rangkaian susunan nada yang memiliki pengaturan tinggi atau rendah, harga nada, dan pola nada sehingga membentuk kalimat lagu. Melodi dan irama terlihat serupa, namun kedua memiliki perbedaan. Irama adalah suara yang berulang, sedangkan melodi sudah menggunakan nada. Dari nada ini kemudian diatur menjadi sebuah rangkaian yang berisi tinggi rendahnya nada, pergantian suara dari berbagai unsur suara, intonasi, dan durasi nada. Dalam makna ringkas, melodi juga bisa diartikan sebagai rangkaian nada yang berirama yang menghasilkan pesan atau ungkapan sebuah ide dan gagasan. Melodi adalah sebuah komponen yang memiliki beberapa unsur, di antaranya bunyi, notasi melodi, tangga nada, tangga nada kromatik dan interval. Berikut penjelasannya yang dilansir dari tambahpinter.com: 1. BunyiSalah satu unsur terpenting dalam melodi adalah bunyi. Adapun bunyi dihasilkan dari getaran yang merambat di udara hingga sampai di telinga kita. Keberadaan asal sumber bunyi dalam musik bisa berasal dari segala jenis getaran. Mulai dari getaran suara manusia atau vocal, dan getaran yang dihasilkan dari instrumen musik baik instrumen melodis (alat musik bernada) atau instrumen ritmis (alat musik ritmik seperti perkusi, drum dan sebagainya). Hal yang menjadi catatan bahwa bunyi dalam musik bukanlah sembarang bunyi, tetapi bunyi dalam musik adalah berbentuk nada atau ketukan. 2. Notasi MelodiSetelah Anda mendapatkan nada, langkah berikutnya adalah melakukan penyusunan nada tersebut dalam bentuk notasi. Anda dapat mempelajari agar lebih mudah dalam proses membentuk komposisi dalam memainkan sebuah karya musik. Notasi adalah pemaknaan sebagai lambang yang menggambarkan tinggi atau rendahnya sebuah nada dan dapat dituliskan dalam berbagai bentuk. Bentuk pertama dari notasi melodi adalah dalam bentuk solmisasi atau lebih tepatnya notasi John Curwen. Notasi ini pastinya sudah sering Anda dengar atau bahkan sering Anda praktekkan. Bentuknya adalah berupa penyebutan nada dengan do, re, mi, fa, sol, la, si, kembali lagi ke do’ tetapi beda oktaf. Bentuk berikutnya adalah notasi huruf yang menggunakan label huruf dari a, b, c, d, e, f, g. Perlu dicatat bahwa nada do di sini sama dengan “c”. Jadi bila Anda mendapatkan notasi huruf dengan bentuk a, b, c, d, e, f, g seperti di atas maka bila dibaca menggunakan patokan notasi John Curwen menjadi la, si, do, re, mi, fa, sol. Berikutnya juga ada notasi angka. Notasi ini akan lebih sering lagi Anda temui di buku-buku pelajaran atau di buku musik. Notasi ini dianggap salah satu metode paling mudah untuk mempelajari sebuah melodi atau komposisi. Notasi ini menggunakan angka dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Hanya saja notasi jenis ini memiliki kekurangan yaitu tidak bisa digunakan melebihi tiga oktaf. Tetapi notasi ini seringkali dapat membantu seorang pemula dalam mempelajari sebuah komposisi lagu. Notasi musik lebih sering digunakan sebagai "notasi balok". Hal itu dikarenakan notasi ini menggunakan bentuk simbol berupa not balok. Notasi dituliskan dalam lima garis yang memiliki jarak tertentu yang disebut sebagai garis paranada. Di dalam garis paranada itulah ditempatkan not balok yang masing-masing memiliki nilai sesuai “bendera” yang menempel pada tiang not. 3. Tangga Nada DiatonisTangga nada juga terdiri atas susunan nada yang disusun dari ke atas dari nada rendah ke tinggi atau sebaliknya ke bawah dari nada tinggi ke rendah yang disusun secara alfabetis. Tangga nada diatonis adalah sistem tangga nada yang masing-masing memiliki jarak satu atau setengah. Tangga nada diatonis terdiri dari dua yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor. 4. Tangga Nada KromatisTangga nada kromatis juga dikenal sebagai twelve tone scale yang memiliki 12 nada. Masing-masing dari nada memiliki jarak setengah tone atau semi tone. Tangga nada ini menggunakan simbol kres/kruis yang berbentuk seperti pagar (#) untuk menentukan jarak antar not yang naik setengah. Misalnya nada C bila naik setengah nada menjadi Cis dengan simbol C#. Oleh karenanya dalam tangga nada kromatis yang berawal dari nada C maka didapatkan tangga nada sebagai berikut: C, Cis, D, Dis, E, F, Fis, G, Gis, A, Ais, B, C. Atau bisa dituliskan menjadi C – C# – D – D# – E – F – G – G# – A – A# – B – C. 5. IntervalInterval merupakan sarak antar nada satu dengan nada lainnya. Setiap interval memiliki nama yang dalam nama tersebut menggambarkan kuantitas dan kualitas. Dalam sebuah tangga nada Anda bisa mendapatkan tujuh buah interval diantaranya adalah sebagai berikut. Dari nada C ke C disebut sebagai prime, dari C ke D disebut sekon, C ke E disebut terts, C ke F disebut kuart, C ke G adalah kuint, C ke A disebut sekt, C ke B disebut seprim dan C ke C’ (tinggi) disebut sebagai oktaf. Demikian menjelaskan mengenai melodi yang merupakan bagi penting dari musik. Untuk mempelajari melodi perlu ketekunan, karena melodi adalah rangkaian yang menjaga agar musik memiliki irama yang khas. Musik (bahasa Yunani: μουσική) .[1][2] Musik terdiri dari beberapa unsur, yaitu melodi, harmoni, ritme, dan timbre.[3] Musik termasuk sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki, dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Musik adalah sebuah fenomena unik yang dihasilkan oleh beberapa alat musik. Namun seni musik tidak hanya sebatas bunyi/suara yang dihasilkan dari alat musik, apa pun yang bisa menghasilkan bunyi/suara itu bisa dianggap sebagai musik istilahnya disebut dengan musik alam, bahkan suara langkah kaki manusia yang sedang berjalan, suara desiran angin, suara hantaman ombak itu sudah bisa dianggap musik walaupun tidak ada unsur kesengajaan dari perbuatan makhluk.[butuh rujukan] Lukisan sebuah vas Yunani kuno yang menggambarkan pelajaran musik (ca. 510 SM) Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapiens yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang tahu kapan manusia mulai mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika, sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun lalu telah ada perubahan evolusi pada otak manusia. Dengan otak yang lebih pintar dari hewan, manusia merancang pemburuan yang lebih terarah sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak seperti ini, manusia bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan menggunakan imajinasi dan spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara manusia. Dari bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan beberapa kosakata muncul untuk menamakan benda dan memberikan nama panggilan untuk seseorang.
Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, manusia purba mungkin mendapat inspirasi untuk mengambil tulang kaki kering hewan buruan yang menjadi makanannya dan kemudian meniupnya dan mengeluarkan bunyi. Ada juga yang mendapat inspirasi ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga kayu atau bambu yang mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba.
Manusia menyatakan perasaan takut dan gembira dengan menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan suara menciptakan lagu, hymne, atau syair nyanyian kecil yang diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak sengaja manusia telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi yang keras. Kulit binatang yang digunakan sebagai pakaian diletakkan sebagai penutup rongga kayu yang besar sehingga terciptalah sebuah gendang.
Teori pra sejarah musik hanya didasarkan pada temuan situs arkeologi paleolitik. Seruling merupakan alat musik yang banyak diutamakan pada zaman pra sejarah, yang salah satunya berbentuk seperti shakuhachi yang berasal dari Jepang. Ada seruling Divje Babe yang terbuat dari tulang paha beruang gua, yang diperkirakan sudah digunakan sekitar 40.000 tahun yang lalu. Berbagai jenis seruling dan alat musik yang terbuat dawai atau senar telah ada sejak zaman Peradaban Lembah Sungai Indus, India, yang memiliki salah satu tradisi musik tertua di dunia yang berasal dari kitab Weda. Penemuan terbesar dan tertua dari alat musik pra sejarah berlokasi di Cina, yang bisa dilacak balik ke antara 7000 dan 6600 SM. Lagu-lagu Hurri adalah kumpulan musik tertulis dalam tulisan kuno yang digali dari Hurrian di kota Ugarit yang diperkirakan telah ada sekitar 1400 SM.
Terapi musik adalah proses interpersonal yang menggunakan musik untuk terapi aspek-fisik, emosional, mental, sosial, estetika, dan spiritual untuk membantu pasien dalam meningkatkan atau mempertahankan kesehatan mereka. Dalam beberapa kasus, kebutuhan pasien ditangani langsung melalui musik. Pada kesempatan lain, metode terapi tergantung hubungan yang berkembang di antara pasien dan terapis. Terapi musik ini digunakan untuk individu dari segala usia dan dengan berbagai kondisi, termasuk untuk gangguan kejiwaan, masalah medis, cacat fisik, gangguan sensorik, cacat perkembangan, penyalahgunaan zat, gangguan komunikasi, masalah interpersonal, dan untuk orang-orang yang berada dalam proses penuaan. Terapi juga digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar, meningkatkan harga diri, mengurangi stres, mendukung latihan fisik, dan memfasilitasi sejumlah aktivitas lainnya yang berhubungan dengan kesehatan. Salah satu catatan paling awal yang menyebutkan terapi musik berlokasi di (c. 872-950) Al-Farabi. Makna risalah dari Akal menggambarkan efek terapi musik di jiwa.[4] Musik telah lama digunakan untuk membantu orang dalam mengatasi masalah emosi mereka. Pada abad ke-17, sarjana Robert Burton dalam The Anatomy of Melancholy berpendapat bahwa musik dan tari sangat penting dalam mengobati penyakit mental, terutama melankoli.[5] Dalam catatannya disebutkan, musik memiliki "kekuatan yang sangat besar ... untuk mengusir penyakit" dan menyebutnya sebagai "obat sangat ampuh dalam melawan keputusasaan dan melankolis." Burton menunjukkan bahwa pada zaman purbakala, Canus, pemain biola Rhodian, menggunakan musik untuk "membuat seorang pria melankolis bergembira, ... kekasih lebih terpikat, seorang yang religius lebih saleh."[6][7][8]Pada bulan November 2006, Dr Michael J. Crawford[9] dan koleganya juga menemukan bahwa terapi musik membantu pasien skizofrenia.[10] Dalam Kekaisaran Utsmaniyah, penyakit mental diobati dengan musik.[11]
|