Sudah berapa lama covid berlangsung di dunia

Halodoc, Jakarta – Menjalani hidup dalam isolasi diri telah banyak memberikan dampak pada kondisi sosial-ekonomi. Meskipun semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa physical distancing dengan menerapkan metode karantina dan isolasi diri dinilai efektif, namun hal ini jelas membuat kita merasa bosan. Kemudian, banyak di antara kita yang mulai bertanya-tanya berapa lama pandemi COVID-19 ini akan berlangsung.

Melalui artikel ini, Tim Halodoc mencoba mengulas mengenai perkiraan sampai kapan pandemi COVID-19 ini akan berakhir menurut para ahli.

Baca juga: Pasien yang Sembuh Tidak Akan Tulari Virus Corona?

Perkiraan Berakhirnya Pandemi

Melansir World Economic Forum, ahli virus asal Belgia, Guido Vanham mengatakan bahwa virus ini mungkin tidak akan pernah berakhir, dalam arti bahwa virus ini jelas akan terus ada sampai berhasil diberantas.

Satu-satunya cara untuk memberantas virus semacam itu dengan vaksin yang efektif yang diberikan kepada setiap manusia. Ia juga menjelaskan bahwa kita pernah melakukan hal ini pada penyakit cacar air, yang membutuhkan waktu cukup lama untuk diberantas. 

Selanjutnya, peneliti juga masih harus mengetahui apakah SARS-CoV-2 ini berperilaku seperti virus-virus lain atau tidak. Sebab jika ia memiliki sifat umum virus, ia mungkin muncul kembali secara musiman. Mereka akan lebih banyak di musim dingin, musim semi, musim gugur, dan lebih sedikit di awal musim panas. Kita akan menyaksikan kelak apakah iklim akan akan berpengaruh terhadap virus ini.

Namun, pada titik tertentu dalam pandemi ini, tentunya di negara-negara yang paling terkena dampak, seperti Italia dan Spanyol - akan mengalami kejenuhan. Menurut prediksi, hingga 40 persen persen orang Spanyol dan 26 persen penduduk Italia sudah terinfeksi.

Tentu saja, ketika kasus mencapai lebih dari 50 persen atau lebih, bahkan tanpa melakukan hal lain, virus jadi lebih sedikit untuk bisa menularkan pada orang lain karena timbulnya kekebalan pada orang yang telah sembuh, dan epidemi turun secara alami. Itulah yang terjadi di semua epidemi sebelumnya sampai ditemukan perawatan yang paling tepat. 

Baca juga: Jangan Panik dan Tetap Waspada, Kunci Hadapi Corona

Pentingnya Vaksin dalam Menghentikan Pandemi

Tidak dapat disangkal lagi bahwa vaksin adalah hal yang penting untuk memerangi pandemi. Namun, kapan vaksin virus corona akan tersedia? Haruskah kita menunggu?

Melansir Medical News Today, beberapa ahli telah memperingatkan agar tidak mengandalkan vaksin sebagai strategi untuk mengakhiri krisis saat ini. Pasalnya, sebagian besar vaksin kemungkinan masih membutuhkan waktu hingga 12 bulan ke depan untuk dapat tersedia bagi seluruh populasi. Periode ini dinilai cukup lama dan dapat menyebabkan kerusakan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan jika tidak ada alternatif lain. 

Melansir BBC, Mark Woolhouse, profesor epidemiologi penyakit menular di Universitas Edinburgh, Inggris, mengatakan bahwa menunggu vaksin tidak masuk ke dalam strategi dalam menghadapi virus corona. Meski beberapa peneliti optimis bahwa vaksin akan tersedia lebih cepat daripada waktu perkiraan. 

Tak hanya itu, dalam membuat vaksin virus corona, dibutuhkan kehati-hatian ekstra agar tidak ada efek samping. Ian Jones, profesor virologi di University of Reading, Inggris, menekankan pada kondisi seperti ini, kita hanya akan mengandalkan "keberuntungan". Pasalnya, meski para ilmuwan berhasil menghasilkan vaksin lebih cepat dari perkiraan, tidak berarti bahwa akan ada cukup dosis untuk semua orang untuk segera divaksinasi. 

Manusia Bisa Saja Hidup dengan COVID-19 Selamanya 

Penasihat WHO, Prof. David Heymann yang merupakan spesialis penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine menggambar COVID-19 akan seperti HIV. Semua infeksi baru bisa saja kelak menjadi penyakit yang akan terus ada, sebagaimana HIV yang masih banyak diidap oleh orang-orang di seluruh dunia. 

Berkaca pada Tiongkok, meski mereka telah berhasil menyembuhkan sebagian besar pasien COVID-19 dan mencabut kebijakan lockdown, namun mereka tetap saja dihantui oleh ancaman gelombang kedua. Jadi, kapan waktunya physical distancing berakhir juga belum ada jawaban yang tepat. 

Bagi sebagian besar ilmuwan, memperkirakan akhir dari pandemi ini bukan hal yang mudah dilakukan. Semua negara di dunia akan tumbuh secara lokal bekerja keras untuk mengendalikannya. Meski pengobatan dan virus terus dikembangkan oleh para ahli. Namun, sepertinya kita akan menghadapi pandemi ini untuk jangka waktu yang cukup panjang.

Baca juga: Ini Yang Mungkin Terjadi Jika Physical Distancing Diakhiri Terlalu Cepat

Semua orang pasti ingin pandemi ini segera berakhir, namun ini tidak akan terjadi jika kita tidak ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.

Oleh karena itu, pastikan kamu mengikuti anjuran otoritas setempat untuk terus melakukan physical distancing, menerapkan gaya hidup sehat, dan menjaga kebersihan diri.

Sementara itu, jika kamu merasa gejala penyakit yang kamu alami mirip COVID-19, kamu bisa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter di Halodoc. Dengan fitur chat, kamu tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan layanan kesehatan. Praktis, bukan? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi: BBC. Diakses pada 2020. Coronavirus: When Will The Outbreak End And Life Get Back To Normal? Medical News Today. Diakses pada 2020. COVID-19: How Long Is This Likely To Last? World Economic Forum. Diakses pada 2020. How And When Will This Pandemic End? We Asked A Virologist.

Kamis, 29 Juli 2021 - 16:58 WIB

Kasubbid Tracing, Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid 19, Kusmedi Priharto mengatakan, tak ada yang bisa memprediksi pandemi ini berakhir. Foto/Tangkapan Layar/Binti Mufarida

JAKARTA - Pandemi virus Corona (Covid-19) sudah berlangsung selama satu setengah tahun lamanya. Kasubbid Tracing, Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid 19, Kusmedi Priharto pun mengatakan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi sampai kapan pandemi Corona ini akan berlangsung.

Baca juga: Doa SBY di Tengah Pandemi: Tuhan Selamatkan Negeri Kami dan Bimbinglah Pemerintah

"Jadi, kita tahu bahwa kita sudah satu setengah tahun ya mengalami masalah Covid ini. Dan sampai hari ini tidak ada satu orang pun yang bisa memprediksi sampai berapa lama Covid ini akan berada. Dan bagaimana nanti kita dapat mengatasi masalah ini," ungkap dalam dialog secara virtual dari kanal resmi BNPB, Kamis (29/7/2021).Bahkan, kata Kusmedi, beberapa negara yang telah membuka lockdown pun akhirnya kembali melaksanakan kebijakan lockdown. "Beberapa negara yang sudah tadinya melepas lockdown akhirnya kembali lagi pada lockdown, kembali lagi pada lockdown," katanya.

Baca juga: SBY Berdoa Tuhan Bimbing Pemerintah, Demokrat Jelaskan Maksudnya

Oleh karena itu, Kusmedi mengatakan, kini sewajarnya mempersiapkan diri untuk berdampingan dengan dengan Covid-19. "Sudah sewajarnya lah kita mempersiapkan diri kita untuk hidup berdampingan dengan Covid," tuturnya."Seperti pada waktu dulu ada flu Spanyol yang ada di Indonesia juga yang sampai dengan 100 tahun. Akhirnya bagaimanapun juga masyarakat harus beradaptasi terhadap kehidupan-kehidupan yang berhubungan dengan masalah penularan daripada Covid ini sendiri," ujar Kusmedi.Kusmedi mengatakan, Covid-19 berbeda dengan virus-virus yang ada sebelumnya. "Satu hal yang perlu saya tegaskan kepada masyarakat, bahwa Covid ini berbeda," tegasnya."Virusnya seperti SARS-Cov-1 itu dia ada memiliki perantaranya yaitu unggas. Ada flu babi perantaranya babi, ada flu burung media perantaranya burung, ada demam berdarah media perantaranya nyamuk," tambahnya.Kata dia, kalau media antaranya itu dibasmi, maka dia akan hilang penularannya. Sedangkan pada SARS-Cov-2 ini medianya adalah head to head, antara manusia dengan manusia."Sehingga kalau kita mau memutuskan, kan tidak mungkin kita menghilangkan manusianya," tegas Kusmedi.Sehingga kata Kusmedi, semuanya sangat bergantung pada perilaku dalam menjaga penularan itu. "Kalau perilaku kita baik, maka angkanya akan turun. Ketika perilaku kita buruk untuk tidak bisa menjaga dengan baik cara mencegah cara penularannya maka angkanya akan naik," ungkapnya.

"Nah, itu harus dipahami oleh masyarakat. Jangan semua-semuanya diserahkan kepada pemerintah. Pemerintah sudah banyak berbuat terhadap hal tersebut. Tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana masyarakat menyikapi penularan antara orang ke orang tersebut," papar Kusmedi.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA