Tari dapat memiliki beragam tema apa yang kamu ketahui tentang tema imitatif berikan contohnya?

Seni adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan di tata dengan rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan. Seni adalah karya manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam rohani kita.

Menurut Herbert Read “seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan kita dan rasa indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari hubungan bentuk-bentuk yang kita amati itu”. Keindahan adalah sesuatu yng dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah keindahan.

Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak dalam tari bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif. Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia. Gerak yang distilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan kepuasan batin manusia. Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus saja, tetapi gerak-gerak yang kasar, keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan, serta gerak anehpun dapat merupakan gerak yang indah. Gerak merupakan elemen pertama dalam tari, maka ritme merupakan elemen kedua yang juga sangat penting dalam tari.

Soedarsono mengetengahkan sebuah definisi “Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang di ungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. untuk menghasilkan gerak yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur keindahannya bersipat stilatif dan distortif.” berikut penjelasannya:

1.  Gerak Stilatif yaitu: gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada benuk-bentuk yang indah.

2.  Gerak Distorsif yaitu: pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.

Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak tari yaitu, gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi. Berikut penjelasannya:

1. Gerak murni : dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu, yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.

2. Gerak maknawi : dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan (imitative dan mimitif).

a.   Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.

b.   Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

Tari merupakan komposisi gerak, berdasarkan bentuknya ada 2 jenis tari yaitu :

1.   Tari Representasional yaitu tari yang menggambarkan sesuatu secara jelas. Tari bersumber pada kehidupan sehari-hari. Contoh: Tari perang, tari tani dll.

2.   Tari Non Representasional yaitu tari yang idak menggambarkan sesuatu, menekankan pada keindahan gerak semata.

Keindahan dalam seni tari tidak hanya pada gerak tubuh, untuk keutuhannya memerlukan dukungan seni lain sebagai kelengkapan seperti: busana, rias, property, musik, tata pentas, drama dan sastra. Sehingga seni tari menjadi bentuk seni yang komplek, yang mengandung beberapa macam unsur seni.

Tari tumbuh dan berkembang dari jaman ke jaman sesuai dengan berkembangnya taraf kehidupan manusia di dunia ini termasuk pula kondisi alam/lingkungan, sosial dan kepercayaan/agamanya (religi) atau lebih luasnya lagi dengan perkembangan budayanya.

1. Tari Dalam Fungsi Sosial

Tari dalam kehidupan sosial masyarakat memiliki tiga fungsi utama yaitu:

a. Tari untuk kebutuhan upacara kepercayaan (religi), disebut tari upacara.

Tarian ini lahir merupakan dampak dari aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemujaan dalam kepercayaannya yang bersifat magis dan sakral. Tari upacara merupakan tari yang paling tua, karena tarian ini telah muncul pada masa peradaban manusia masih primitif (sederhana), dimana manusia dijaman itu masih memiliki intelektual yang rendah dan masih memiliki keterbatasan kemampuan berpikir serta menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme.

Kondisi tari upacara bila ditinjau dari segi koreografi, rias dan busananya, musik pengiring, tempat dan cara penyajiannya sangat sederhana, karena kita maklumi tarian upacara bukan bentuk tari hasil dari penataan khusus, akan tetapi hanya merupakan gerak-gerak spontan sebagai ekspresi dari gerak-gerik penyelenggaraan pemujaannya. Demikian pula rias dan busana, musik pengiring, tempat dan cara pementasannya sangat tergantung kepada tujuan dan kondisi dari penyelenggaraan upacaranya.

Keindahan yang terlahir dari gerak-gerak yang sangat didukung oleh kekuatan ekspresi dan ritme dalam penyampaian harapannya (tujuan dari pemujaannya). Bentuk tari upacara ini hidup dimana-mana di dunia ini, akan tetapi sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial masyarakatnya ada yang masih bertahan hidup, dikarenakan tarian tersebut masih relevan dengan kebutuhan masyarakatnya, dan banyak yang sudah punah dikarenakan sudah tidak relevan lagi dengan kondisi kehidupan masyarakatnya, atau bisa bertahan dikarenakan sudah beralih fungsi ke bentuk tari lain seperti menjadi tari hiburan atau pertunjukan.

b. Tari Hiburan

“Adapun yang termasuk tari-tarian hiburan, tari-tarian dimana titik berat tarian tersebut bukanlah keindahan, tetapi lebih pada segi hiburan, dan umumnya merupakan tarian pergaulan”. Dalam tarian ini akan terlihat lebih mementingkan kepuasan pribadi (individu) pelakunya dari pada kepuasan bagi orang yang melihatnya (penonton), yang penting mereka bisa bergerak sepuasnya sesuai dengan alunan irama yang diikutinya. Yang dimaksud dengan tari sebagai media pergaulan di sini, pada dasarnya berlatar belakang dilakukan secara terpadu bersama- sama, baik oleh semua laki-laki, semua perempuan maupun laki-laki sama perempuan.

Bahkan semaraknya fenomena ini antara lain bahwa semua orang yang hadir di tempat itu berhak dan layak tampil, tak ada garis pemisah antara pelaku atau penari dengan penonton. Sebenarnya terjadinya perlakuan-perlakuan yang melanggar kesusilaan. Hal ini cukup meresahkan masyarakat serta merendahkan citra keseniannya.

c. Tari Pertunjukan

Tari pertunjukan merupakan ekspresi jiwa yang didominir oleh akal. Maksudnya tari pertunjukan dalam proses karyanya lebih banyak menggunakan akal/pemikiran, karena tarian ini sengaja dibuat untuk disajikan dan memberikan kesenangan kepada pihak lain/penononton, melalui perencanaan (pembuatan konsep/naskah), pengolahan/penggarapan, serta penampilan hasil karya (pementasan), tertata dengan baik secara artistik untuk mewujudkan suatu tontonan yang dapat memberikan kepuasan/kesenangan Bagi penonton/apresiatornya. Pada fungsi inilah tari terwujud lewat ekspresi penari menjadi media komunikasi estetik antara penggarap atau koreografer dengan para penontonnya. Sehingga tarian ini disebut juga berfungsi sebagai presentasi estetis.

2. Tari Dalam Fungsi Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metoda- metoda tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan (lihat Psikologi Pendidikan, 2006 :10). Peranan seni tari dalam pendidikan diartikan bagaimana dampak positif dari aktivitas manusia dalam seni tari dan bagaimana pengaruh positifnya terhadap kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok.

Jenis Tari Berdasarkan Tema atau Isi - Berjumpa lagi dengan situs SeniBudayaku. Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas beberapa jenis tari nusantara berdasarkan tema atau isi yang di sajikan dalam sebuah pertunjukan tari. Pembagian seni tari nusantara selain jenis tari berdasarkan fungsinya, berdasarkan pola garapannya (yang sudah kami bahas sebelumnya), kali ini masih ada lagi pembagian jenis-jenis tari berdasarkan tema atau isinya. Berikut ini pembagian jenis tari berdasarkan tema atau isinya, antara lain sebagai berikut.

Tari erotis adalah tari yang mengandung unsur tingkah laku yang menggambarkan hubungan antara pria dan wanita, jantan dan betina (hubungan asmara). Beberapa contoh tari erotis, antara lain tari oleg tanbulilingan (Bali), tari gatutkaca gandrung (Jawa), dll.

Ditinjau dari tema geraknya, tari terdiri dari dua jenis yaitu:

  • Mimitis atau meniru gerak orang, dan
  • Totemitis atau meniru gerak binatang.

Pada dasarnya, gerakan daya ekspresi penari dapat terwujud karena adanya keinginan meniru gerak alam sekitar, gerak binatang, dan sebagainya. Gerakan ini diungkapkan secara jelas dan sadar untuk mencapai ekspresi yang menyerupai keadaan yang ditirunya. Pada masyarakat primitif, gerak yang ditiru bukan hanya gerak manusia atau hewan saja, bahkan gerakan alam seperti hujan, angin, daun, laut ataupun gerak kekuatan diluar diri manusia, seperti gerakan-gerakan imajinatif yaitu menggambarkan makhluk halus, setan, dan sebagainya.

Dari tarian ini, timbullah topeng. Karena itu bentuk topeng ada yang berwajah romantis, menakutkan, ataupun sekedar ekspresi wajah saja. Topeng ini akan memperkuat bentuk ungkapan ekspresi yang dimaksud. Misalnya topeng kelono, dadak merak, ondel-ondel, dan sebagainya.

Tari Heroik/ kepahlawanan ini mempunyai sifat gagah, angkuh, berwibawa, berani, jantan, keperwiraan yang rupanya selalu dikagumi orang karena mempunyai daya tarik yang kuat. Tari heroik biasanya mengambil cerita-cerita yang berkisar pada kegagahan atau kemenangan, misalnya beksa lawung, tarunajaya, hanuman obong, karno tanding, rama-rahwana, gatotkaca kiprah, dan sebagainya.

Tari dapat memiliki beragam tema apa yang kamu ketahui tentang tema imitatif berikan contohnya?
Tari Wayang Orang yang Menitik Beratkan pada Dialog dan Peran

Tarian ini lebih banyak diungkapkan dalam bentuk sendratari atau wayang yang sifatnya lebih mengarah pada pengungkapan sebuah cerita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, cerita fiksi/ imajinatif, ataupun berbau kenangan historis. Tarian dramatik ini ada yang mementingkan gerak tariannya, ada yang mementingkan dialognya, ada yang berdialog tembang serta ada juga yang mementingkan unsur cerita. Dari masing-masing tari tersebut, mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan satu dengan yang lainnya, contohnya:

  • Wayang orang (menitikberatkan pada faktor cerita, dialog, dan peran),
  • Wayang topeng (khusus cerita panji),
  • Langendriyan (menitikberatkan pada faktor tembang),
  • Drama tari: Samgita pancasona (menitikberatkan pada faktor gerak).