Terangkan kemampuan yang membentuk keterampilan gerak

Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang penting dimiliki oleh setiap anak. Dengan melatih keterampilan ini, anak dapat belajar melakukan berbagai hal, seperti berdiri, duduk, dan bermain. Tak hanya itu, keterampilan motorik yang dilatih dengan baik juga dapat mendukung tumbuh kembang anak.

Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh, seperti kepala, bibir, lidah, tangan, kaki, dan jemari. Gerakan-gerakan tersebut belum terlalu terlihat ketika bayi baru lahir, namun secara perlahan akan mulai terbentuk seiring tumbuh kembangnya.

Terangkan kemampuan yang membentuk keterampilan gerak

Ada dua jenis keterampilan motorik, yaitu keterampilan motorik halus dan keterampilan motorik kasar. Keterampilan motorik halus merupakan gerakan yang melibatkan otot-otot kecil, misalnya jari-jari tangan.

Kemampuan motorik halus memungkinkan anak untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti menulis, menggambar, dan mengambil makanan atau minuman.Gangguan pada kemampuan ini bisa menyebabkan anak mengalami gangguan belajar, seperti kesulitan menulis atau disgrafia.

Sementara itu, keterampilan motorik kasar melibatkan pergerakan otot-otot besar seperti tungkai, lengan, dan otot-otot tubuh. Keterampilan motorik kasar membuat anak dapat melakukan berbagai aktivitas, misalnya duduk, merangkak, berdiri, berjalan, serta menahan posisi kepala dan tubuhnya.

Cara Mengembangkan Keterampilan Motorik Anak

Bayi umumnya mulai belajar keterampilan motorik sejak usia 5–6 bulan. Untuk mengoptimalkan keterampilan motorik Si Kecil, Bunda dan Ayah dapat merangsangnya dengan beberapa permainan berikut:

1. Menyusun balok

Salah satu permainan sederhana yang dapat melatih keterampilan motorik anak adalah menyusun balok. Ketika melakukan permainan tersebut, anak dapat melatih gerakan otot-otot jari tangannya agar bisa menggenggam dan meraih suatu benda dengan baik.

Tak hanya itu, permainan ini juga dapat merangsang kemampuan koordinasi gerakan tubuh. Bayi umumnya bisa mulai diajak bermain menyusun balok sejak ia berusia 6 atau 8 bulan.

2. Melukis atau menggambar

Melalui kegiatan melukis atau menggambar, anak dapat melatih kemampuan jemarinya untuk menggenggam dan menggerakkan kuas. Tak hanya itu, kegiatan ini juga bisa memupuk daya imajinasi dan tingkat kreativitas anak.

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa anak-anak yang sudah diajarkan untuk melukis atau menggambar sejak kecil memiliki kemampuan belajar dan mengingat yang lebih baik. Hal ini menjadikan kegiatan melukis atau menggambar dapat membuat anak menjadi lebih cerdas.

3. Bermain dengan adonan

Bunda dan Ayah juga bisa melatih kemampuan motorik Si Kecil melalui permainan berbentuk adonan, seperti lilin atau tanah liat. Selain itu, Bunda juga bisa mengajak Si Kecil bermain dengan adonan kue, jika ia sudah bisa mengonsumsi makanan padat.

Dengan menyentuh benda-benda tersebut, Si Kecil akan terlatih untuk menyentuh, mencubit, menekan, dan membentuk adonan sesuai bentuk yang ia sukai. Permainan tersebut bisa membantu Si Kecil mengenal tekstur benda-benda di sekitarnya.

4. Bermain bola

Keterampilan motorik kasar anak dapat dilatih dengan mengajaknya bermain lempar tangkap bola. Pilihlah bola plastik berukuran sedang yang tidak terlalu berat, sehingga memudahkan anak untuk melempar, menangkap, atau menendangnya.

Dengan demikian, anak berlatih menggerakkan tangan dan kakinya untuk mengikuti gerakan bola yang diberikan.

5. Menarik dan mendorong mainan

Ketika bayi Anda mulai belajar berjalan, berikan ia mainan yang dapat didorong atau ditarik. Mainan yang dapat digunakan untuk melatihnya menarik dan mendorong, misalnya mainan mobil dan truk besar. Selain itu, Bunda dan Ayah juga bisa mengajak Si Kecil bermain dengan boneka kesukaannya.

Selain dengan beberapa permainan di atas, Bunda dan Ayah juga bisa merangsang keterampilan motorik Si kecil dengan mengajaknya bermain di luar rumah, misalnya di halaman rumah. Saat bermain di luar rumah, Bunda dan Ayah bisa mengajak Si Kecil bermain bola, mobil-mobilan, atau bermain kejar-kejaran dengan Si Kecil.

Bunda dan Ayah juga perlu selalu menemani dan menjaga Si Kecil saat ia bermain karena Si Kecil cenderung suka memasukkan benda asing ke dalam mulutnya. Hal ini berisiko membuatnya tersedak.

Perkembangan Motorik yang Terhambat

Tumbuh kembang yang satu anak dengan anak lainnya belum tentu sama. Ada anak yang tumbuh kembangnya normal, namun ada pula yang sedikit lebih lambat dari anak seusianya.

Namun, Bunda dan Ayah tidak perlu khawatir dengan hal tersebut karena keterlambatan kemampuan motorik tidak selalu menandakan bahwa ia mengalami masalah tumbuh kembang.

Bunda dan Ayah bisa terus mendampingi Si Kecil setiap ia berusaha mencoba hal-hal baru, termasuk ketika kemampuan motoriknya dilatih. Apresiasi kegiatan yang ia lakukan dengan memberikan tepuk tangan atau semangat. Dengan demikian, Si Kecil akan terpacu untuk mencoba hal-hal baru.

Namun, jika tumbuh kembang Si Kecil tampak sangat terhambat atau jika Bunda dan Ayah khawatir terhadap kondisinya, cobalah untuk konsultasikan ke dokter agar dokter dapat mengevaluasi kondisi Si Kecil dan mencari tahu penyebabnya.

Apabila Si Kecil terdeteksi mengalami hambatan tumbuh kembang, dokter dapat memberikan penanganan dan saran terkait cara melatih keterampilan motorik Si Kecil dan menstimulasi tumbuh kembangnya secara umum.

MODUL

KETERAMPILAN DAN DOMAIN PSIKOMOTOR

Pendahuluan

Kemampuan menampilkan keterampilan merupakan keistimewaan manusia. Tanpa keistimewaan tersebut, dapat dibayangkan bahwa kita sebagai manusia hanya akan bersandar pada gerak-gerak refleks seperti binatang, termasuk dalam memenuhi kebutuhan hidup. Karena keistimewaan tersebut, manusia mampu menguasai keterampilan dalam berbagai banyak segi kehidupan, dari mulai keterampilan vokasional hingga keterampilan berolahraga.

Dalam bidang olahraga, termasuk dalam sirkus, kita dapat menyaksikan bahwa keterampilan yang dikuasai seseorang tersebut kadang-kadang melampaui apa yang dapat dipikirkan. Bayangkan, seorang pemain tenis yang dapat melakukan pukulan terhadap bola yang melayang cepat dengan sedemikian tepatnya. Demikian juga ketika kita menyaksikan pesenam yang dapat melakukan gerakan salto berpilin dengan dua atau tiga putaran. Lebih menakjubkan lagi jika kita melihat seorang pemain sirkus yang menguasai benda yang dimainkannya sedemikian mantapnya, tanpa kesalahan sama sekali. Semua contoh tersebut menunjukkan bahwa keterampilan gerak merupakan bagian penting dari kehidupan manusia.

Keterampilan manusia mengambil bentuk yang bermacam-macam. Dari yang menekankan pengendalian dan koordinasi dari kelompok otot besar dalam aktivitas yang memerlukan kekuatan seperti dalam sepak bola dan senam, hingga yang mengharuskan otot-otot halus digunakan secara tepat dan presisi seperti dalam bermain piano atau mereparasi jam tangan.

Bagaimanakah keterampilan-keterampilan tersebut dipelajari dan dikuasai oleh manusia dan bagaimana keterampilan tersebut digunakan dalam berbagai Bagaimanakah keterampilan-keterampilan tersebut dipelajari dan dikuasai oleh manusia dan bagaimana keterampilan tersebut digunakan dalam berbagai

Modul 7 akan dimulai dengan pembahasan tentang hakikat keterampilan, sehingga memberikan dasar pemahaman mengapa dan bagaimana keterampilan tersebut dipelajari pada modul-modul berikutnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan terhadap substansi belajar motorik ini bersifat deduktif, dimulai dari konsep pengertian keterampilan itu sendiri baru mengarah pada bagaimana mempelajari keterampilan itu di bagian-bagian berikutnya.

Pengorganisasian modul 7 ini cukup sederhana, yaitu dibagi ke dalam dua kegiatan belajar. Kegiatan Belajar 1 memuat pengertian keterampilan, pengklasifikasian keterampilan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan. Kegiatan Belajar 2 mencoba menjelaskan taksonomi psikomotor, yang di dalamnya mengupas tentang pembagian gerak dari mulai gerak refleks hingga gerak sebagai alat ekspresi dan komunikasi.

Dengan demikian, setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa dapat :

a. Memahami konsep tentang definisi keterampilan,

b. Menjelaskan klasifikasi keterampilan beserta contoh-contohnya

c. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan,

d. Menjelaskan taksonomi psikomotorik yang berlaku dalam pembelajaran motorik.

Agar penguasaan Anda terhadap materi modul ini cukup komprehensif, disarankan agar Anda dapat mengikuti petunjuk belajar di bawah ini:

1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini.

2) Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci atau konsep yang Anda anggap penting. Tandai kata-kata atau konsep tersebut, dan pahamilah dengan baik dengan cara membacanya berulang-ulang, sampai dipahami maknanya.

3) Pelajari setiap kegiatan belajar sebaik-baiknya. Jika perlu baca berulang- ulang sampai Anda menguasai betul, terutama yang berkaitan dengan konsep tentang keterampilan dan klasifikasi keterampilan serta domain psikomotorik.

4) Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, bertukar pikiranlah dengan sesama teman mahasiswa, guru, atau dengan tutor anda.

5) Coba juga mengerjakan latihan atau tugas, termasuk menjawab tes formatif yang disediakan. Ketika anda menjawab tes formatif, strateginya adalah menjawab dulu semua soal sebelum anda mengecek kunci jawaban. Ketika mengetahui jawaban Anda masih salah pada persoalan tertentu, bacalah lagi seluruh naskah atau konsep yang berkaitan, sehingga Anda menguasainya dengan baik. Jangan hanya bersandar pada kunci jawaban saja.

Selamat mencoba, semoga sukses.

Kegiatan Belajar 1 Pengertian Keterampilan dan Faktor yang Mempengaruhinya

1. Pemahaman tentang Keterampilan Gerak

Keterampilan gerak dapat dipahami batasannya dengan dua cara. Yang pertama, keterampilan dapat dilihat sebagai tugas-tugas gerak, seperti panahan, biliar, atau memahat. Dilihat dari cara ini, keterampilan dapat diklasifikasikan dengan berbagai dimensi atau menurut karakteristiknya yang menonjol. Kedua, keterampilan dapat juga dilihat dalam kaitannya dengan keadaan yang membedakan antara yang terampil dan tidak terampil. Maksudnya, keterampilan dari kategori kedua ini lebih berkaitan dengan tingkat kemahiran dalam penguasaan suatu tugas gerak.

Istilah keterampilan sulit untuk didefinisikan dengan suatu kepastian yang tidak dapat dibantah. Keterampilan dapat menunjuk pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat di mana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, atau terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini bisa terjadi karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperhalus bisa disebut keterampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin, berjalan, berlari, melompat, dsb. Jika ini yang digunakan, maka kata 'keterampilan' yang dimaksud adalah sebagai kata benda. Di pihak lain, keterampilan juga bisa digunakan sebagai kata sifat, walaupun kalau hal ini digunakan, kata tersebut sudah berubah strukturnya hanya menjadi terampil. Kata ini digunakan untuk menunjukkan suatu tingkat keberhasilan dalam melakukan suatu tugas.

Jika memperhatikan kondisi dari kedua hal yang digambarkan di atas, maka istilah 'keterampilan' tersebut harus didefinisikan dengan dua cara. Pertama, dengan menganggapnya sebagai kata benda, yang menunjuk pada suatu kegiatan tertentu yang berhubungan dengan seperangkat gerak yang harus dipenuhi syarat-syaratnya agar bisa disebut suatu keterampilan. Kedua, Jika memperhatikan kondisi dari kedua hal yang digambarkan di atas, maka istilah 'keterampilan' tersebut harus didefinisikan dengan dua cara. Pertama, dengan menganggapnya sebagai kata benda, yang menunjuk pada suatu kegiatan tertentu yang berhubungan dengan seperangkat gerak yang harus dipenuhi syarat-syaratnya agar bisa disebut suatu keterampilan. Kedua,

Schmidt (1991) mencoba menggambarkan definisi keterampilan tersebut dengan meminjam definisi yang diciptakan oleh E.R. Guthrie, yang mengatakan bahwa: "Keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum." Sedangkan Singer (1980) menyatakan bahwa "keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif."

Kedua definisi di atas, walaupun dinyatakan secara berbeda namun sama-sama memiliki unsur-unsur pokok yang menjadi ciri dari batasan keterampilan. Unsur-unsur itu adalah:

1. Di dalam keterampilan terdapat beberapa tujuan yang berhubungan dengan lingkungan yang diinginkan, misalnya menahan posisi handstand dalam senam atau menyelesaikan umpan ke depan dalam sepakbola. Dalam pengertian ini, keterampilan dibedakan dari gerakan yang tidak mesti memiliki tujuan yang berhubungan dengan lingkungan tertentu seperti menggoyang-goyangkan jari tangan tanpa tujuan (Schmidt, 1991).

2. Di dalam keterampilan pun terkandung keharusan bahwa pelaksanaan tugas atau pemenuhan tujuan akhir tersebut dilaksanakan dengan kepastian yang maksimum, terlepas dari unsur kebetulan atau untung- untungan. Jika seseorang harus melakukan suatu keterampilan secara berulang-ulang, maka hasil dari setiap ulangan itu relatif harus tetap, meskipun di bawah kondisi yang bervariasi maupun yang tidak terduga (Singer, 1980).

3. Keterampilan menunjuk pada upaya yang ekonomis, di mana energi yang dikeluarkan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu harus seminimal mungkin, tetapi dengan hasil yang maksimal. Dalam hal ini Schmidt mencatat bahwa dalam beberapa tugas gerak tertentu, efisiensi tenaga ini bukanlah tujuan utama, sebab tugas gerak seperti dalam Tolak

Peluru atau Sprint misalnya mengharuskan pelakunya mengerahkan tenaganya dalam takaran yang maksimal.

Kaitan pengeluaran energi yang minimum berlaku dalam hal pengorganisasian gerak atau aksi yang tidak hanya dalam arti energi tubuh saja, melainkan juga menunjuk pada pengeluaran energi secara psikologis atau mental. Bergerak secara keras tetapi kaku menunjukkan pengeluaran energi tubuh yang tidak efisien. Demikian juga jika selama pelaksanaan tugas itu si pelaku merasa tegang, tertekan, atau masih memikirkan secara mendalam tentang gerakan yang dimaksud.

4. Keterampilan mengandung arti pelaksanaan yang cepat, dalam arti penyelesaian tugas gerak itu dalam waktu yang minimum. Semakin cepat pelaksanaan suatu gerak, tanpa mengorbankan hasil akhir (kualitas) yang diharapkan, maka akan membuat terakuinya keterampilan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa mempercepat gerakan suatu tugas akan menimbulkan pengeluaran energi yang semakin besar, di samping membuat gerakan semakin sulit untuk dikontrol ketepatannya. Namun meskipun demikian, lewat latihan dan pengalaman semua unsur yang terlibat dalam menghasilkan gerakan yang terampil perlu dikombinasikan secara serasi.

Sebagai perbandingan dari keempat unsur di atas, H.W. Johnson (dalam Singer, 1980) mengidentifikasi adanya empat aspek atau variabel yang mencirikan keterampilan. Keempat aspek itu adalah kecepatan, akurasi, bentuk, dan kesesuaian. Artinya, pertama keterampilan harus ditampilkan dalam batasan waktu tertentu, yang menunjukkan bahwa semakin cepat semakin baik. Kedua keterampilan harus menunjukkan akurasi yang tinggi sesuai dengan yang ditargetkan. Ketiga keterampilan pun harus dilaksanakan dengan kebutuhan energi yang minimal; (form atau bentuk menunjuk pada usaha yang ekonomis). Dan terakhir, keterampilan pun harus juga adaptif, yaitu tetap cakap meskipun di bawah kondisi yang berbeda-beda.

Sebagai kesimpulan, seperti dinyatakan oleh Schmidt, keterampilan pada dasarnya merupakan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang berhubungan dengan lingkungan dengan cara:

• memaksimalkan kepastian prestasi. • meminimalkan pengeluaran energi tubuh dan energi mental, dan • meminimalkan waktu yang digunakan.

2. Klasifikasi Keterampilan: Perspektif tugas

Salah satu cara melihat konsep keterampilan adalah dengan melihatnya sebagai sebuah tugas. Isunya di sini adalah untuk menetapkan karakteristik yang menonjol dari tugas gerak yang dapat dilakukan pelaku untuk membedakan satu dengan lainnya. Karakteristik dimaksud adalah untuk mengklasifikasikan keterampilan menjadi beberapa macam dan kelas. Pengkelasan dilakukan untuk membantu para peneliti dan pendidik untuk keperluan penelitian atau pengajarannya. Dengan mengetahui perbedaan- perbedaan dalam keterampilan tersebut, maka akan mudahlah bagi pendidik untuk membuat pentahapan pembelajarannya.

Banyak pendekatan yang telah dikembangkan untuk mengklasifikasikan keterampilan gerak. Setiap sistem klasifikasi didasarkan pada hakikat umum dari keterampilan gerak dikaitkan dengan aspek-aspek spesifik dari keterampilan tersebut. Setidaknya ada empat karakteristik yang dapat dikemukakan di sini, yaitu dilihat dari atau dikaitkan dengan:

1) stabilitas lingkungan,

2) cara tugas tersebut dilakukan, dan

3) ketepatan gerakan yang dimaksud.

4) relativitas pentingnya elemen gerak dan kognitif

a. Keterampilan Terbuka dan Tertutup.

Keterampilan bisa dibedakan antara keterampilan-keterampilan terbuka dan tertutup. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan (environment) pada saat

keterampilan yang bersangkutan dilakukan. Menurut Schmidt (1991) Keterampilan Terbuka (open skill) adalah keterampilan yang ketika dilakukan, lingkungan yang berkaitan dengannya bervariasi dan tidak dapat diduga. Ini hampir sama seperti yang dikemukakan oleh Magil (1985) yang menyebutkan bahwa keterampilan terbuka adalah keterampilan-keterampilan yang melibatkan lingkungan yang selalu berubah dan tidak bisa diperkirakan. Sebagai contoh dari keterampilan ini misalnya pukulan-pukulan pada stroke tenis atau pukulan pada softball yang kedatangan bolanya dari lawan sering tidak bisa diduga sebelumnya, baik dalam hal kecepatannya maupun dalam hal arahnya. Dalam hal ini Gentile (1972) mengatakan bahwa, "...pelaku harus bertindak atas rangsangan yang datang." Dengan demikian, pelaku tidak bisa menunggu atau berdiri di satu titik saja atau memukul bola dengan jenis pukulan tertentu saja, tetapi lebih ditentukan oleh arah dan kecepatan dari bola yang datang. Untuk bisa berhasil dengan baik, maka pemain harus bergerak dan bertindak sesuai dengan lokasi ruang dari bola serta tuntutan kecepatannya. Marilah kita batasi saja keterampilan terbuka ini sebagai keterampilan yang pelaksanaannya lebih ditentukan oleh lingkungan yang tidak tetap dan tidak bisa diduga.

Keterampilan Tertutup (closed skill) menunjukkan keterampilan yang sebaliknya. Schmidt dan Magil sama-sama mendefinisikan keterampilan tertutup ini sebagai keterampilan yang dilakukan dalam lingkungan yang relatif stabil dan dapat diduga. Contohnya seperti keterampilan-keterampilan yang menjadi ciri olahraga bowling, golf, panahan, senam atau renang. Kesemua keterampilan dalam olahraga di atas merupakan keterampilan yang ditentukan oleh pemain atau pelaku, tanpa harus dibatasi oleh lingkungan sekitar. Cobalah lihat pada olahraga panahan misalnya. Si pemanah hanya melepaskan anak panahnya dari busur pada saat yang ia rasa tepat. Atau lihat juga olahraga golf. Pegolf hanya memukul bola kapan saja ia mau. Oleh karena itu kedua keterampilan ini sering juga dipertukarkan dengan mudah dengan istilah self-paced skill (closed skill) dan external-paced skill (open skill). Dalam hal ini Gentile mengatakan bahwa kedua keterampilan di atas bukanlah merupakan suatu dikotomi, melainkan lebih merupakan sebuah kontinum, yaitu adanya keterhubungan yang Keterampilan Tertutup (closed skill) menunjukkan keterampilan yang sebaliknya. Schmidt dan Magil sama-sama mendefinisikan keterampilan tertutup ini sebagai keterampilan yang dilakukan dalam lingkungan yang relatif stabil dan dapat diduga. Contohnya seperti keterampilan-keterampilan yang menjadi ciri olahraga bowling, golf, panahan, senam atau renang. Kesemua keterampilan dalam olahraga di atas merupakan keterampilan yang ditentukan oleh pemain atau pelaku, tanpa harus dibatasi oleh lingkungan sekitar. Cobalah lihat pada olahraga panahan misalnya. Si pemanah hanya melepaskan anak panahnya dari busur pada saat yang ia rasa tepat. Atau lihat juga olahraga golf. Pegolf hanya memukul bola kapan saja ia mau. Oleh karena itu kedua keterampilan ini sering juga dipertukarkan dengan mudah dengan istilah self-paced skill (closed skill) dan external-paced skill (open skill). Dalam hal ini Gentile mengatakan bahwa kedua keterampilan di atas bukanlah merupakan suatu dikotomi, melainkan lebih merupakan sebuah kontinum, yaitu adanya keterhubungan yang

Closed Skills Open Skills

Tidak Bergerak

Tidak Bergerak

Bergerak

Bergerak (Kategory 1)

(Kategory 4) Memukul bola dari Memukul bola dari Memukul bola dari Memukul bola dari Batting tee; setiap Batting tee; setiap mesin pitching;

(Kategory 2)

(Kategory 3)

lemparan pitcher; kali ketinggiannya kali ketinggiannya setiap kali

kecepatan, lokasi, sama

berubah

kecepatan tetap

dan jenis lemparan setiap kali berubah

Gambar 7.1. Kontinuum Empat-Kategori dari Closed Skills ke Open Skills (dikutip dari Magil, 1985)

b. Keterampilan Diskrit, Kontinuous, dan Serial.

Cara kedua dalam membedakan jenis keterampilan yakni dengan menghubungkannya dengan berlangsungnya perilaku dari keterampilan tersebut, antara keterampilan yang berlangsung singkat dibandingkan dengan keterampilan yang berlangsung terus menerus dalam waktu lama. Atau seperti dikemukakan di atas, keterampilan ini dibedakan dengan melihat jelas tidaknya antara titik awal dan titik akhir dari gerakan yang dimaksud.

Keterampilan diskrit (discrete skill) diartikan oleh Schmidt sebagai keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir dari gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam waktu singkat, seperti melempar bola, menendang bola, gerakan-gerakan dalam senam artistik, atau menembak. Keterampilan-keterampilan semacam ini tentu saja dianggap penting dalam olahraga dan permainan karena menentukan Keterampilan diskrit (discrete skill) diartikan oleh Schmidt sebagai keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir dari gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam waktu singkat, seperti melempar bola, menendang bola, gerakan-gerakan dalam senam artistik, atau menembak. Keterampilan-keterampilan semacam ini tentu saja dianggap penting dalam olahraga dan permainan karena menentukan

menyebutkan bahwa "...jika suatu keterampilan mempunyai awal dan akhir gerakan yang selalu berubah-ubah, maka keterampilan itu dikategorikan sebagai keterampilan berkelanjutan." Dalam hal ini bisa jadi pelakulah yang menentukan titik awal dan titik akhir dari keterampilan termaksud, dan bukan keterampilan itu sendiri. Contoh dari keterampilan ini dapat kita temui dalam renang atau berlari, yang titik awal dan akhirnya ditentukan oleh si pelaku. Contoh lain dalam bidang lain bisa dikemukakan seperti mengendarai mobil, di mana si pengendaralah yang menentukan berlangsungnya aksi mengendarai tersebut.

Lalu bagaimana dengan keterampilan serial? Keterampilan Serial (serial skill) menurut Schmidt adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai suatu kelompok dari keterampilan-keterampilan diskrit, yang digabung untuk membuat keterampilan baru atau keterampilan yang lebih kompleks. Namun demikian, kata serial di sini juga menunjukkan bahwa urutan dari keterampilan-keterampilan yang digabung tadi merupakan hal yang penting dalam berhasilnya melakukan keterampilan ini. Jadi tidak sembarangan asal menggabungkan. Memindahkan gigi (gear) dalam mengendarai mobil misalnya, adalah keterampilan serial yang dibangun oleh tiga macam keterampilan diskrit yang digabungkan: mengangkat dan menekan gas, menginjak kopling, serta memindahkan gigi. Contoh lain bisa juga dilihat pada rangkaian senam artistik.

Tabel 7.1

Dimensi Keterampilan Diskrit, Kontinuus, dan Serial

(dikutip dari Schmidt dan Wrisberg (2000)

Keterampilan Diskrit

Keterampilan

Keterampilan Serial

(Awal dan

akhir Kontinuus

(gabungan beberapa (gabungan beberapa

(Awal

dan

akhir keterampilan diskrit)

gerakan tidak jelas)

Melempar Dart

Mengemudi mobil

Memukul paku dengan palu

Rangkaian senam lantai Melempar bola

Menangkap bola

Berenang

Berlari

Lempar lembing dari awalan

hingga lemparan

c. Keterampilan Gerak Kasar dan Keterampilan Gerak Halus.

Pengklasifikasian yang terakhir dikenal dengan keterampilan gerak kasar dan keterampilan gerak halus, di mana ketepatan menjadi penentu dari keberhasilannya. Magil membatasi Keterampilan Gerak Kasar (gross motor skill) sebagai 'keterampilan yang bercirikan gerak yang melibatkan kelompok otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Dikatakan demikian karena seluruh tubuh biasanya berada dalam gerakan yang besar, menyeluruh, penuh, dan nyata (Singer, 1980; dan Malina and Bouchard, 1991). Keterampilan ini dengan demikian tidak terlalu menekankan ketepatan dalam pelaksanaannya, serta tentunya merupakan kebalikan dari keterampilan gerak halus. Berjalan, berlari, melompat, melempar, serta kebanyakan keterampilan dalam olahraga dimasukkan sebagai keterampilan gerak kasar. Namun demikian, berhasilnya penampilan keterampilan ini tetap memerlukan koordinasi gerak yang tinggi, sebab tidak ada satu pun keterampilan olahraga yang tidak disertai oleh keterampilan yang halus. Semua gerakan atau tindakan, terdiri dari sebuah kontinum antara yang halus dan yang kasar.

Sedangkan Keterampilan Gerak Halus (fine motor skill) adalah keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang sukses. Biasanya, menurut Magil (1985), keterampilan ini melibatkan koordinasi neuromuscular yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering juga disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan (hand-eye Sedangkan Keterampilan Gerak Halus (fine motor skill) adalah keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang sukses. Biasanya, menurut Magil (1985), keterampilan ini melibatkan koordinasi neuromuscular yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering juga disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan (hand-eye

d. Keterampilan Gerak dan Keterampilan Kognitif

Schmidt memasukkan terhadap klasifikasi keterampilan ini keterampilan- keterampilan yang dibedakan antara keterampilan gerak dan keterampilan kognitif. Menurutnya, dalam Keterampilan gerak, penentu utama dari keberhasilannya adalah kualitas dari gerakan itu sendiri tanpa memperhatikan persepsi serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keterampilan yang dipilih. Contohnya dalam olahraga lompat tinggi Si pelompat tidak perlu memperhitungkan kapan dan bagaimana ia harus bertindak untuk melompati mistar, tetapi yang harus ia lakukan adalah melompat setinggi dan seefektif mungkin.

Dalam keterampilan kognitif hakikat dari gerakannya tidaklah penting, tetapi keputusan-keputusan tentang gerakan apa dan yang mana yang harus dibuat merupakan hal terpenting. Contohnya, dalam olahraga catur. Bukanlah hal yang penting apakah buah catur digerakkan dengan cepat atau pelan- pelan, tetapi yartg penting adalah pemain mengetahui buah catur yang mana yang harus digerakkan serta ke mana digerakannya.

Pendeknya, keterampilan kognitif terutama berkaitan dengan pemilihan apa yang harus dilakukan, sedangkan keterampilan gerak terutama berkaitan dengan bagaimana melakukannya. Ukuran ini, seperti juga yang lain, hanyalah merupakan kontinum, sebab tidak ada keterampilan yang benar- benar keterampilan kognitif atau benar-benar keterampilan gerak. Setiap keterampilan memerlukan kombinasi dari keduanya. Kebanyakan keterampilan yang nyata biasanya berada di antara kedua ujung dari Pendeknya, keterampilan kognitif terutama berkaitan dengan pemilihan apa yang harus dilakukan, sedangkan keterampilan gerak terutama berkaitan dengan bagaimana melakukannya. Ukuran ini, seperti juga yang lain, hanyalah merupakan kontinum, sebab tidak ada keterampilan yang benar- benar keterampilan kognitif atau benar-benar keterampilan gerak. Setiap keterampilan memerlukan kombinasi dari keduanya. Kebanyakan keterampilan yang nyata biasanya berada di antara kedua ujung dari

3. Klasifikasi Keterampilan: Perspektif Penguasaan Penampilan

Kita dapat juga mengklasifikasikan keterampilan dari sudut keadaan yang membedakan antara penampil terampil dan penampil yang kurang terampil. Banyak kualitas dari penampilan terampil yang dapat dipertimbangkan, terutama dengan mengajukan definisi yang dikemukakan oleh ahli psikologi E.R. Guthrie, yang mencakup tiga keadaan penting. Menurut Guthrie, keterampilan adalah kemampuan untuk membawa hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi yang minimum dan dalam hal waktu yang juga minimum.

Ketika kita berbicara tentang keterampilan gerak, kita menyinggung tentang gerakan yang ditampilkan dengan tujuan lingkungan yang diinginkan dalam pikiran, seperti menahan posisi handstand dalam senam atau memegang makanan dengan tangan buatan. Gerakan yang tidak memiliki tujuan lingkungan tertentu, bukanlah keterampilan. Seseorang yang lebih baik penguasaannya dalam mencapai tujuan gerak tertentu biasanya menunjukkan satu atau lebih kualitas yang disebut oleh Guthrie, yaitu kepastian yang maksimum, pengeluaran energi yang minimum, serta waktu tempuh yang juga minimum.

a. Kepastian Maksimum dari Pencapaian Tujuan

Salah satu kualitas dari penguasaan keterampilan adalah kepastian gerakan. Untuk menjadi “terampil” berarti bahwa seseorang harus dapat memenuhi tujuan penampilan atau hasil akhirnya dengan kepastian yang maksimum. Sebagai contoh, banyak orang mampu melemparkan anak panah dart ke titik tengah lingkaran target. Tetapi aksi itu sendiri tidak memastikan bahwa orang-orang tersebut bisa disebut pemain terampil. Bagi mereka, hasil seperti itu bisa jadi merupakan lemparan keberuntungan setelah ratusan kali lemparan yang gagal. Hanya pemain yang dapat melakukan lemparan berulang kali dengan hasil akhir yang selalu pastilah yang pantas disebut pemain Salah satu kualitas dari penguasaan keterampilan adalah kepastian gerakan. Untuk menjadi “terampil” berarti bahwa seseorang harus dapat memenuhi tujuan penampilan atau hasil akhirnya dengan kepastian yang maksimum. Sebagai contoh, banyak orang mampu melemparkan anak panah dart ke titik tengah lingkaran target. Tetapi aksi itu sendiri tidak memastikan bahwa orang-orang tersebut bisa disebut pemain terampil. Bagi mereka, hasil seperti itu bisa jadi merupakan lemparan keberuntungan setelah ratusan kali lemparan yang gagal. Hanya pemain yang dapat melakukan lemparan berulang kali dengan hasil akhir yang selalu pastilah yang pantas disebut pemain

b. Pengeluaran Energi Minimum

Kualitas kedua dari penguasaan keterampilan adalah meminimalkan dan kadang bermakna memelihara energi yang diperlukan pada penampilan. Untuk beberapa keterampilan, penghematan tentu energi bukan tujuan utama, karena aksi seperti tolak peluru misalnya, justru diperlukan adanya pengeluaran energi yang benar-benar maksimal untuk memperoleh jarak tolakan yang juga maksimal. Tetapi untuk banyak keterampilan lainnya, meminimalkan pengeluaran energi berarti pengurangan atau penghilangan gerakan yang tidak diharapkan. Karakeristik ini benar-benar diperlukan untuk penampil yang harus menghemat energi untuk mencapai sukses. Contohnya adalah para atlet triatlon atau pegulat yang dalam saat-saat menjelang akhir harus menghemat energi tanpa kehilangan ketepatan gerakannya.

Pemahaman tentang penghematan energi juga mengindikasikan bahwa pemain yang terampil dapat mengatur gerakannya dengan cara mengurangi keterlibatan pemikiran dalam pelaksanaan gerakan. Pemain yang menghasilkan gerakan secara otomatis dapat mengarahkan konsentrasi dan perhatiannya pada aspek lain seperti strategi atau taktik bertanding. Meminimalkan pengeluaran energi pada gerakan merupakan tujuan penting bagi penguasaan keterampilan melalui otomatisasi gerakan sebagai hasil dari latihan.

c. Waktu Gerakan yang Minimum

Kualitas ketiga dari penguasaan keterampilan adalah berkurangnya waktu (meningkatnya kecepatan) pada saat gerakan dilakukan. Banyak atlet seperti sprinter, perenang, dan pembalap yang menetapkan tujuan dari pelatihannya adalah mengurangi waktu tempuh dari pelaksanaan aksinya. Semakin sedikit waktu yang digunakan, maka semakin cepat pelaksanaan gerakannya, yang untuk beberapa Kualitas ketiga dari penguasaan keterampilan adalah berkurangnya waktu (meningkatnya kecepatan) pada saat gerakan dilakukan. Banyak atlet seperti sprinter, perenang, dan pembalap yang menetapkan tujuan dari pelatihannya adalah mengurangi waktu tempuh dari pelaksanaan aksinya. Semakin sedikit waktu yang digunakan, maka semakin cepat pelaksanaan gerakannya, yang untuk beberapa

4. Konsep dalam Keterampilan Motorik

a. Perbedaan Individual

Pada bagian awal tentang faktor pribadi dikatakan bahwa setiap individu memiliki perbedaan dalam banyak hal dengan individu lainnya. Pengalaman kita sehari-hari dan penyelidikan secara empirik pun menyatakan hal yang sama tentang hal ini: bahwa individu memang berbeda-beda. Ambilah entah dari lingkungan kita sendiri, baik dalam lingkungan bermain maupun dalam lingkungan sekolah, kita akan segera dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan itu jika kita membandingkan kemampuan kita dengan kemampuan seseorang lainnya. Ada orang yaivg mampu berlari cepat, ada juga yang lambat, atau ada orang yang belajar gerak dengan cepat, ada juga yang nampak mengalami kesulitan.

Singer (1980) menyatakan bahwa sumber perbedaan dalam hal keterampilan tersebut bisa bermacam-macam. Hal itu bisa karena berbeda dalam hal fisik, kemampuan (abilities), gaya belajar, sikap, emosi, serta pengalaman-pengalaman masa lalu yang memiliki kaitan dengan tugas yang dipelajari. Kesemua faktor tadi memang saling berhubungan dan memberikan sumbangannya sendiri-sendiri terhadap penguasaan keterampilan.

b. Kemampuan dan Keterampilan

Karena kita sedang berhubungan dengan pembelajaran gerak, perbedaan individual yang akan dibahas pun lebih ditekankan pada aspek yang berhubungan langsung dengan gerak itu sendiri. Salah satu hal yang paling sering disinggung, dan akan demikian untuk seterusnya, adalah faktor kemampuan (ability).

Kemampuan sering dianggap sebagai suatu hal yang mendasari terbentuknya keterampilan dari seseorang. Namun demikian, cukup sulit untuk menyatakan apakah sebenarnya kemampuan, dan apa bedanya kemampuan Kemampuan sering dianggap sebagai suatu hal yang mendasari terbentuknya keterampilan dari seseorang. Namun demikian, cukup sulit untuk menyatakan apakah sebenarnya kemampuan, dan apa bedanya kemampuan

Demikian juga apa yang dimaksud dengan kemampuan gerak (motor ability) yang pastilah berbeda makna dengan keterampilan gerak atau olahraga. Kemampuan gerak menurut Singer (1980) adalah keadaan segera dari seseorang untuk menampilkan berbagai variasi keterampilan gerak, khususnya dalam kegiatan olahraga.

Dengan demikian, kemampuan gerak (motor ability) itu banyak macamnya, tidak hanya terbatas pada sesuatu yang berhubungan langsung dengan keterampilan dalam bidang olahraga. Kemampuan itu bisa dibedakan dari mulai ketajaman visual dan melek warna, konfigurasi tubuh, kemampuan numerik, kecepatan reaksi, ketangkasan manual, kepekaan kinestetis, dan banyak lagi, yang sebagian darinya melibatkan aspek-aspek persepsi dan pembuatan keputusan, sedangkan yang lain melibatkan pengorganisasian dan perencanaan gerak (Schmidt, 1991).

Kemampuan-kemampuan tersebut bisa berbeda-beda potensinya pada setiap orang. Itulah alasannya mengapa seseorang bisa berbeda dalam hal keterampilannya dari orang yang lainnya. Pada sebagian orang salah satu kemampuan (misalnya ketajaman visual) bisa lebih kuat dari kemampuan lainnya. Begitu juga antara orang yang satu dengan yang lainnya, kemampuan- kemampuan itu bisa berbeda takarannya.

Penelitian dalam bidang kemampuan motorik telah dilakukan banyak orang. Salah satu studi yang paling bisa diterima dalam mengungkapkan kemampuan- Penelitian dalam bidang kemampuan motorik telah dilakukan banyak orang. Salah satu studi yang paling bisa diterima dalam mengungkapkan kemampuan-

1) kecermatan kontrol (control precision): terutama melibatkan gerakan- gerakan yang dikontrol otot besar.

2) Koordinasi anggota badan (multilimb coordination): koordinasi bersamaan dari gerakan-gerakan sejumlah anggota badan.

3) Orientasi ruang (response orientation): pemilihan respons yang benar (diskriminasi visual), tanpa memperhatikan ketepatan dan koordinasi.

4) Waktu reaksi (reaction time): kecepatan merespons suatu stimulus.

5) Kontrol kecepatan (rate oontrol): penyesuaian gerak secara antisipatif yang terus menerus pada tanda-tanda keadaan yang berubah-ubah.

6) Kecepatan gerakan lengan (speed arm movement). kecepatan di mana ketepatan tidak penting.

7) Ketangkasan manual (manual dexterity): manipulasi objek-objek besar di bawah kondisi kecepatan.

8) Ketangkasan jemari (finger dexterity): manipulasi objek-objek kecil dengan ketepatan dan kontrol.

9) kestabilan lengan-tangan (arm-hand steadiness): pengontrolan gerak lengan dan tangan, baik ketika tanpa berpindah tempat maupun pada saat berpindah.

10) Kecepatan pergelangan-jari (Wrist-finger speed): kegiatan menepuk atau mengetuk.

11) Kepekaan kinestetik (kinesthetic sensitivity): menyangkut kepekaan untuk menyadari posisi anggota tubuh dalam hubungannya dengan posisi tubuh.

Sedangkan dalam kaitannya dengan penampilan olahraga dan kerja fisik lainnya, yang diperlukan adalah kemampuan kecakapan tubuh, yang antara lain disebutnya sebagai:

1) kekuatan statis,

2) kekuatan dinamis,

3) kekuatan eksplosif,

4) kekuatan torso,

5) kelentukan yang luas,

6) keletukan dinamis,

7) koordinasi tubuh,

8) koordinasi anggota tubuh, dan

9) stamina.

Karena dipandang sangat beragam dan tidak pastinya pengidentifikasian kemampuan gerak ini, maka Singer lebih menyukai memilih empat kemampuan yang bersifat lebih langsung hubungannya dengan keterampilan olahraga, yaitu: koordinasi, kinestetis, keseimbangan, dan kecepatan gerak. Koordinasi dianggap sebagai kemampuan untuk mengontrol bagian-bagian tubuh yang terpisah yang terlibat di dalam suatu pola gerakan yang kompleks dan menyatukan bagian- bagian tersebut dalam upaya yang tunggal, halus dan berhasil untuk mencapai tujuan. kinestetis atau disebut juga poprioceptif umumnya menunjuk pada kemampuan indera untuk memberikan informasi tentang posisi tubuh dalam ruang dan hubungannya dengan bagian-bagian tubuhnya. Keseimbangan adalah kemampuan untuk memelihara posisi tubuh. Karena posisi tubuh bisa berubah- ubah, maka kemampuan dalam menjaga posisinya ini dibedakan antara keseimbangan statis (pada saat diam) dan keseimbangan dinamis (pada saat badan bergerak). Sedangkan kecepatan gerak adalah kemampuan untuk memindahkan tubuh atau anggotanya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

c. Pola Gerak dan Keterampilan

Lalu apakah perbedaan antara pola gerak dan keterampilan? Pada setiap kesempatan sering kita dengar bahwa kedua istilah itu dipertukarkan untuk

Untuk lebih mempertanggungjawabkan keabsahan dari penggunaannya maka kedua

menunjuk

pada

hal

yang

sama.

istilah tersebut perlu dibedakan dalam pengertiannya. Gerakan kadang-kadang digambarkan dalam konteks pola dan keterampilan. Pola gerak, menurut Malina (1991), merupakan gerak dasar atau gerakan-gerakan yang dilibatkan dalam menampilkan suatu tugas tertentu. Tekanannya adalah pada gerakan-gerakan yang menyusun tugas gerak tertentu. Dalam hal ini apa yang menjadi dasar penamaan pola gerak sama dengan keterampilan, tetapi keterampilan lebih menekankan pada ketepatan, ketelitian, dan keefisienan penampilannya. Dengan kata lain, pola gerak menunjuk pada konsep yang umum, sedangkan keterampilan gerak lebih terkhususkan.

Barbara Godfrey dan Newell Kephart (1969) seperti dikutip Singer (1980) berusaha menerangkan lebih mendetil tentang perbedaan kedua isu gerak ini. Menurut mereka, keterampilan gerak lebih berupa kegiatan yang dibatasi dalam keluasannya dan melibatkan suatu gerakan tunggal atau sekelompok kecil gerak tertentu yang ditampilkan dengan tingkat ketepatan dan kecermatan yang tinggi. Sedangkan pola gerak merupakan kelompok gerak yang lebih luas atau merupakan beberapa seri aksi gerak yang ditampilkan dengan tingkat ketepatan yang lebih kecil. Pada keterampilan, gerakannya terbatas tetapi akurasinya sangat ditekankan, sedangkan pada pola gerak, gerakan ditekankan tetapi ketepatannya dibatasi.

Sebagai contoh dari pola gerak adalah locomotor. Pelaku bebas memilih dari sekian aksi gerak; apakah mau berjalan, berlari, atau melompat, untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Berjalan memang merupakan sebuah keterampilan yang dikembangkan dengan lebih baik lagi dari sekedar bisa berjalan. Untuk bisa mengatakan berjalan sebagai keterampilan, tentunya seseorang harus melatihnya sedemikian rupa sehingga berjalannya bisa dilakukan secara baik, tepat, dan efisien. Pada dasarnya keterampilan merupakan penghalusan gerak dari pola-pola gerak dasar.

Latihan

1. Sebutkan empat unsur/ciri yang terkandung dalam keterampilan.

2. Keterampilan pada umumnya bisa diklasifikasikan dengan tiga cara. Sebutkan ketiga cara pengklasifikasian tersebut dan beri penjelasan serta contoh pada masing-masing cara tersebut!

3. Identifikasilah faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian keterampilan. Jelaskan secara singkat setiap faktor itu.

4. Bisakah Anda menjelaskan perbedaan antara kemampuan (ability) dengan keterampilan (skill)? Cobalah identifikasi ciri-ciri utamanya.

5. Terangkan pula perbedaan antara keterampilan (skill) dan pola gerak (movement pattern)

Petunjuk Mengerjakan Latihan

Semua jawaban untuk latihan-latihan di atas dapat ditemui pada naskah, sehingga apa yang harus Anda lakukan adalah mencoba mencari pokok masalah yang dipertanyakan dalam latihan. Sebagian pertanyaan memang membutuhkan jawaban kritis dan analitis, atau kadang bersifat sintetis. Untuk itu, Anda diharapkan dapat mempelajari konsepnya secara mendalam, kemudian mencari hubungan dari konsep itu dan menyimpulkannya. Kadang, jawaban dari pertanyaan latihan dapat ditemui dengan mudah pada rangkuman.

Rangkuman

Keterampilan adalah kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Open skill adalah keterampilan yang ketika dilakukan, lingkungan yang berkaitan dengannya bervariasi dan tidak dapat diduga. Closed skill adalah keterampilan yang dilakukan dalam lingkungan yang relatif stabil dan dapat diduga.

Self-paced skill adalah istilah lain untuk keterampilan tertutup, karena di sini pergerakan seseorang lebih ditentukan oleh diri sendiri. Contohnya memukul bola golf. External-paced skill adalah identik dengan keterampilan terbuka, di mana inisiatif pergerakan seseorang lebih banyak dipicu oleh desakan dari luar dirinya sendiri.

Discrete skill adalah keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir dari gerakannya; lebih sering berlangsung dalam waktu singkat, seperti melempar bola, menendang bola, gerakan-gerakan dalam senam artistik, atau menembak. Continuous skill adalah keterampilan yang pelaksanaannya tidak memperlihatkan secara jelas mana awal dan mana akhirnya. Contohnya berjalan dan berlari yang awal dan akhirnya lebih ditentukan oleh pelaku sendiri.

Serial skill adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai suatu gabungan dari keterampilan-keterampilan diskrit, yang digabung untuk membuat keterampilan baru atau keterampilan yang lebih kompleks. Contohnya kelanjutan mengendarai mobil, atau keterampilan-keterampilan olahraga yang terdiri dari berbagai keterampilan dasar, seperti permainan voli, basket, dsb.

Gross motor skill adalah keterampilan yang bercirikan gerak yang melibatkan kelompok otot-otot besar sebagai dasar utama gerakan-nya. Fine motor skill adalah keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol

mencapai keberhasilan pelaksanaannya.

otot-otot

kecil/halus

untuk

Ability (kemampuan) diartikan sebagai ciri individual yang diwariskan dan relatif abadi yang mendasari serta mendukung terbentuknya keterampilan. Motor ability menurut Singer adalah keadaan segera dari seseorang untuk menampilkan berbagai variasi keterampilan gerak, khususnya dalam kegiatan olahraga.

Tes Formatif 1

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat.

1. Pengertian keterampilan pada dasarnya dapat dianalisis berdasarkan pada konsep yang menunjuk pada dua perspektif yang berbeda, yaitu:

A. Perspektif lingkungan dan perspektif manusia,

B. Perspektif produk dan perspektif proses

C. Perspektif awal dan perspektif akhir

D. Perspektif tugas dan perspektif penguasaan tugas

2. Dilihat dari perspektif tugas, keterampilan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada keempat karakteristik di bawah ini, kecuali:

A. Stabilitas lingkungan

B. Cara pengaturan tugas tersebut,

C. Tinggi rendahnya kompleksitas tugas tersebut,

D. Tingkat ketepatan dari tugas yang dilakukan.

3. Keterampilan terbuka adalah keterampilan yang tugas-tugas geraknya selalu dilakukan:

A. Di lingkungan yang tidak pernah berubah,

B. Di lingkungan yang mudah diduga,

C. Di lingkungan yang tidak mudah diduga,

D. Di lingkungan yang jarang berubah dan relatif tenang.

4. Contoh dari keterampilan terbuka adalah cabor di bawah ini, kecuali:

A. Tinju

B. Basket,

C. Sepatu roda,

D. Sepak bola

5. Definisi dari keterampilan diskrit adalah:

A. Keterampilan yang dilakukan di alam terbuka,

B. Keterampilan yang memerlukan waktu pelaksanaan singkat dan mudah dilihat awal serta akhir gerakannya.

C. Keterampilan yang berlangsung secara terus menerus,

D. Keterampilan yang memungkinkan pemainnya berpikir dulu.

6. Dilihat dari perspektif penguasaan tugas, keterampilan memiliki arti sebagai kemampuan untuk membawa hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi yang minimum. Definisi di atas berasal dari:

A. E.R. Guthrie,

B. Richard Schmidt

C. Robert N. Singer

D. Oxendine

Setelah anda menjawab semua pertanyaan di atas, cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes yang ada di belakang modul ini dan hitunglah jawaban anda dengan benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam materi kegiatan pembelajaran di atas.

Jumlah jawaban yang benar Rumus : Tingkat Penguasaan = x 100 %

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:

90 % - 100 %

Baik sekali

60 ke bawah

Kurang sekali

Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat anda masih di bawah 80 %, anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 tersebut terutama bagian yang belum anda kuasai.

Kegiatan Belajar 2 Taksonomi Psikomotorik

Dalam bahasa Indonesia kata "motor" dan "movement" diterjemahkan sebagai gerak atau gerakan, tanpa mengandung perbedaan di dalamnya. Sesungguhnya dalam bahasa Inggris pengertian kedua kata ini berbeda. "Movement" adalah gerak yang bersifat eksternal dan mudah diamati, sedangkan "motor" adalah gerak yang bersifat internal, konstan, dan sukar diamati.

Gerakan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi ruang atau jarak (space) dan dari sistem otot. Dilihat dari segi ruang atau jarak (space), gerakan ini dapat dibagi menjadi:

(1) gerakan lokomotor, dan (2) gerakan nonlokomotor.

Gerakan lokomotor adalah gerakan yang menyebabkan terjadinya perpindahan tempat seperti berjalan, berlari, melompat, melangkah, skipping, dan sliding. Gerakan nonlokomotor adalah gerakan yang tidak menyebabkan perpindahan tempat, seperti bertepuk tangan, melenting, berputar, dan meliukkan badan.

Ditinjau dari sistem otot, gerakan dapat dibagi tiga, yaitu (1) fleksi, (2) extensi, dan (3) rotasi.

Fleksi adalah gerakan kontraksi otot yang menyebabkan gerakan membengkok, extensi adalah gerakan meluruskan atau membentangkan yang berlawanan dengan fleksi, sedangkan rotasi adalah gerakan berputar yang berporos pada satu sumbu.

Banyak ahli yang telah mencoba membuat pengelompokkan-pengelompokkan gerakan manusia, salah satunya adalah Anita Harrow. Menurut teori taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow (1971), gerakan manusia dapat dikelompokkan Banyak ahli yang telah mencoba membuat pengelompokkan-pengelompokkan gerakan manusia, salah satunya adalah Anita Harrow. Menurut teori taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow (1971), gerakan manusia dapat dikelompokkan

1. Gerakan refleks (Reflex Movement)

2. Gerakan dasar (Basic Fundamental Movement)

3. Kemampuan mengamati (Perceptual Abilities)

4. Kemampuan fisik (Physical Abilities)

5. Gerakan keterampilan (Skill Movement)

6. Kemampuan komunikasi non-diskursif (Non-discursive Communication)

A. Gerakan Refleks.

Gerakan refleks adalah gerakan atau tindakan manusia yang timbul sebagai reaksi terhadap suatu stimulus tanpa keterlibatan kesadaran. Gerak refleks umumnya terjadi tanpa kemauan kita dan merupakan gerak dasar dari perilaku manusia. Gerak refleks telah dimiliki sejak manusia dilahirkan dan berkembang hingga dewasa.

Dilihat dari usaha manusia dalam mengkondisikan refleks, maka gerakan refleks dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Refleks bersyarat (conditional reflex)

b. Refleks tak bersyarat (unconditional reflex).

1. Refleks Bersyarat

Refleks bersyarat adalah gerakan refleks yang terjadi karena suatu latihan, sedangkan refleks tak bersyarat adalah gerakan refleks yang terjadi secara otomatis tanpa melalui proses latihan. Dalam kegiatan olahraga, conditioning atau usaha untuk mengkondisikan refleks penting untuk menghasilkan suatu kebiasaan sehingga menjamin otomatisasi gerakan-gerakan yang dilakukan.

Adapun secara lengkapnya, refleks dibagi sebagai berikut:

a. Refleks Spinal (Spinal Reflexes) yang terdiri dari:

1) Refleks segmental: - Refleks fleksi

- Refleks Miotatik - Refleks Ekstensi

- Refleks Ekstensi silang

2) Refleks Intersegmental:

- Refleks Kooperatif - Refleks Kompetitif - Refleks Induktif - Refleks bentuk (figure reflexes)

3) Refleks Suprasegmental Suprasegemental Refleks terdiri dari: - Refleks Ektensor yang kuat (Rigidity Extensor) - Reaksi Plastis (Plasticity Reactions) - Refleks Postural (Postural Reflexes)

Supporting reactions Shifting Reactions Tonic-Attitudinal Reflexes Righting Reactions Grasp Reflex Placing and Hopping Reactions

Refleks segmental adalah gerakan refleks yang melibatkan satu ruas tulang belakang. Seperti dikatakan di atas, refleks ini terdiri dari empat macam refleks, yaitu:

- Refleks fleksi adalah suatu reaksi yang melibatkan anggota badan, lengan, atau tungkai. Reaksi ini menyebabkan anggota badan bergerak mendekati badan.

- Refleks miotatik adalah suatu gerakan yang menimbulkan mekanisme keseimbangan, yang mana berfungsi untuk (a) meregang otot-otot ekstensor, (b) menyangga badan, dan (c) mempertahankan titik berat badan dan tumpuan badan.

- Refleks ekstensi, merupakan kebalikan dari refleks fleksi, yaitu reaksi- reaksi gerakan yang meluruskan badan dan anggota badan.

- Refleks ekstensi silang adalah refleks yang terjadi pada waktu berjalan. Refleks ini menyebabkan gerakan ekstensi dari fleksi tungkai secara bergantian.

Di lain pihak, refleks intersegmental adalah gerakan refleks yang melibatkan lebih dari satu ruas tulang belakang. Contoh refleks intersegmental adalah:

- Refleks kooperatif. Disebut demikian karena dua atau lebih refleks terjadi saling mengikuti untuk menghasilkan pola gerakan yang halus. - Refleks kompetitif, adalah suatu gerakan refleks yang disusul dengan suatu gerakan refleks yang berlawanan. - Refleks induktif (successive induction) adalah hasil dari refleks kompetitif di mana refleks antagonis disusul oleh refleks lainnya untuk menghasilkan suatu pola gerakan seperti pada waktu berjalan atau berlari.