Tokoh nabi palsu yang muncul pada masa pemerintahan khalifah abu bakar AS shidiq bernama

Sajjah merupakan orang Kristen Arab yang mengaku nabi

Kamis , 29 Apr 2021, 17:26 WIB

Pixabay

Sajjah merupakan orang Kristen Arab yang mengaku nabi. Ilustrasi Padang Pasir

Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah Rasulullah wafat, sebagian orang keluar dari Islam, dan ada pula yang mengklaim menjadi nabi.

Baca Juga

Dikutip dari laman Youm7 pada Kamis (29/4), dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah dengan judul "Kisah Sajjah dan Bani Tamim" disebutkan: 

Bani Tamim memiliki pendapat yang berbeda selama masa murtad, ada yang murtad, dan menolak untuk menunaikan zakat. Sementara, Sajjah binti Al Harits ibn Suwaid ibn Aqfan, seorang Kristen Arab mengaku sebagai nabi. Orang-orang yang mengikutinya berasal dari keluarga dekat dan warganya. Mereka bertekad untuk menyerang Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Kemudian mereka datang mengajak orang-orang di Bani Tamim. Di antara mereka yang mengikuti ajakan Sajjah yakni Malik ibn Nuwairah dan Atharid ibn Hijab.

Salah satu orang pasukannya mengatakan kepada Sajjah untuk menemui Malik ibn Nuwairah. Sajjah pun datang dan menemui langsung Malik ibn Nuwairah pemimpin Bani Yarbu. 

Tetapi Malik meminta Sajjah untuk membunuh semua Bani Tamim yang tidak tunduk dan menentang Sajjah. Bahkan Malik menyatakan ‘semua milik kami adalah milik kalian juga’.

Dan Sajjah langsung mempercayainya padahal Malik adalah seorang pembesar penduduk Bani Tamim. Lalu mereka mengadakan perundingan dan membicarakan tentang siapa yang akan diserang terlebih dahulu. 

Sajjah mengatakan, "Mereka mempersiapkan kendaraan, bersiap dalam merampok, lalu melakukan penyerangan, dan tidak ada yang menghalang."  Kemudian dia juga ingin merebut wilayah yang telah dikuasai Musailamah di Yamamah. Lalu pengikutnya membantah bahwa Musailamah adalah orang yang berbahaya dan memiliki pasukan yang kuat dan besar. 

Kemudian Sajjah menjawab, "Kita harus pergi ke Yamamah. Terbanglah seperti burung merpati. Meskipun di sana perjuangan akan berlangsung dengan keras, namun kalian tidak ditimpa kesedihan."  

Ketika mendengar bahwa pasukan Sajjah akan menyerang Musailamah, Musailamah ketakutan akan wilayahnya. Musailamah juga akan diserang  pasukan Muslimin yang dipimpin Tsummah ibn Atsal dan dibantu Ikrimah ibn Abu Jahal dan bala tentara Islam.

Musailamah pun menawarkan kerja sama dengan Sajjah. Lalu berlanjut hingga keduanya saling terpikat dan menikah. Dan pada akhirnya, Sajjah kembali ke asalnya ketika Khalid ibn al Walid bersama pasukannya mencapai Yamamah.

Sumber: youm

Foto: Abu Umar/Islampos

NABI Muhammad SAW bersabda, “Dalam umatku ada 27 pendusta dan pembohong, 4 diantara mereka adalah perempuan. Dan sesungguhnya aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.” (HR. Thahawi).

NABI-nabi palsu sudah banyak beredar di zaman Rasulullah itu sendiri. Dan juga para sahabat. Siapa saja mereka?

Berikut ini nabi palsu pada zaman Rasulullah SAW.

1. Abhalah bin Ka’ab bin Ghauts Al Kadzdzab alias Al Aswadi Al Ansi.
Pada masa Rasulullah SAW. Berasal dari Yaman dan dia berhasil dibunuh oleh istrinya sendiri yang bekerjasama dengan kaum muslimin.

2. Thulaihah bin Khuwailid bin Naufal.
Pada zaman Rasulullah SAW. Berasal dari Bani Asad. Dia bersama istrinya kabur ke Syam, hingga dia akhirnya kembali ke pangkuan Islam.

3. Musailamah bin Tsumamah bin Habib Al Kadzdzab.
Berasal dari Yamamah. Dia mati sesudah dilempar tombak oleh Musilamah bin Harb pada kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

4. Sajah binti Al Harits bin Suwaid.
Pada Masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan. Seorang perempuan yang berasal dari Bani Tamim. Dia diusir oleh sang khalifah.

5. Al Mukhtar bin Abi Ubaid.
Berasal dari Thaif, penganut Syiah yang mengaku nabi. Dia adalah saudara ipar Abdullah bin Umar bin Khattab. Mati dibunuh oleh Mush’ab bin Az-Zubair.

6. Mirza Ali Mohammad.
Pada abad 19. Pendiri agama Babisme. Dihukum mati oleh pemerintah Iran pada 1843.

7. Mirza Husein Ali.
Pendiri agama Bahaisme, penganut Syiah. Mati pada tahun 1892. Dilanjutkan oleh anknya yang bernama Abbas Efendy yang bermarkas di Chicago, USA.

8. Mirza Ghulam Ahmad.
Berasal dari India. Mati terkena penyakit kolera. Pendiri agama Ahmadiyah, tapi kitabnya bukan Al Qur’an melainkan Tadzkirah.

9. Rashad Khalifa.
Dari Mesir 1835-1908. Mati dicincang oleh pengikutnya sendiri dengan pisau dapur.

10. Asy Syaikhah Manal Wahid Manna.
Seorang wanita mengaku nabi. Dipenjara oleh pemerintahan Mesir.

11. Tsurayya Manqus.
Seorang wanita dari Yaman. Mati dibunuh oleh pengikutnya sendiri dan disalib.

12. Muhammad Abdur Razak Abul ‘Ala.
Dari sudan. []

Lihat Foto

Uncyclopedia/James Sibley.

Ilustrasi pasukan Muslim dalam Pertempuran Yamamah.

KOMPAS.com - Musailamah al-Kadzab adalah seorang yang mengaku dirinya sebagai nabi pada masa Nabi Muhammad SAW masih hidup.

Awalnya, ia merupakan pemeluk Islam dari Yamamah di Jazirah Arab, yang dikenal sebagai orang yang memiliki sifat lemah lembut dalam bertutur, pandai bicara, dan menarik simpati.

Bahkan di lingkungan sekitarnya, Musailamah al-Kadzab didukung oleh Bani Hanifah dan memiliki pengaruh cukup besar.

Karena klaimnya sebagai nabi, Musailamah al-Kadzab terlibat dalam Pertempuran Yamamah bersama pasukan Khalifah Abu Bakar dan tewas di tangan Wahsyi bin Harb.

Baca juga: Perang Yamamah, Pertempuran Abu Bakar Melawan Nabi Palsu

Masuk Islam

Musailamah al-Kadzab adalah keturunan Bani Hanifah yang lahir di Yamamah dengan nama asli Maslamah bin Habib.

Menurut para sejarawan Arab, Musailamah merupakan salah satu tokoh yang berperan membangun Yamamah bahkan sejak sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yastrib atau Madinah.

Ketika agama Islam berkembang di Jazirah Arab, Musailamah menjadi salah satu orang yang memeluknya.

Bahkan ia juga membangun sebuah masjid di Yamamah untuk digunakan beribadah kaum Muslim Yaman.

Baca juga: Aswad Al-Ansi, Nabi Palsu dari Yaman

Mengaku nabi

Meski telah memeluk Islam, Musailamah ternyata juga mempelajari ilmu sihir, yang kemudian ia percaya sebagai mukjizat.

Menurut sejarawan Arab, Musailamah menyatakan bahwa ia mendapatkan wahyu dari Allah dan berbagi wahyu dengan Nabi Muhammad SAW.

Lihat Foto

Uncyclopedia/James Sibley.

Ilustrasi pasukan Muslim dalam Pertempuran Yamamah.

KOMPAS.com - Perang Yamamah adalah pertempuran yang terjadi pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, tepatnya pada 632 Masehi atau 12 Hijriah.

Pertempuran yang terjadi di Yamamah (sekarang termasuk Arab Saudi) ini melibatkan pasukan Abu Bakar Ash-Shiddiq melawan orang-orang murtad.

Perang Yamamah dipimpin oleh tiga sahabat, yaitu Ikrimah bin Abi Jahal, Syarhabil bin Hasanah dan Khalid bin Al-Walid.

Oleh Abu Bakar, Khalid bin Al-Walid ditunjuk sebagai panglima atau pemimpin Perang Yamamah.

Sedangkan yang memimpin pasukan orang murtad ketika Perang Yamamah adalah Musailamah Al-Kazzab, yang memproklamirkan diri sebagai nabi.


Peperangan yang melibatkan sekitar 50.000 pasukan itu berakhir dengan kemenangan pihak Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Setelah Nabi Muhammad wafat dan Abu Bakar Ash-Shiddiq diangkat menjadi khalifah, banyak orang-orang Arab yang kembali murtad dan memberontak terhadap Khulafaur Rasyidin.

Hal itu disebabkan oleh iman mereka yang belum kuat dan kebanyakan memang masuk Islam karena terpaksa, takut diperangi Rasulullah dan kaum muslimin.

Selain itu, beberapa pemberontak juga menginginkan harta rampasan dan kedudukan Nabi Muhammad.

Abu Bakar kemudian memerangi orang-orang murtad di berbagai wilayah, termasuk di Yamamah, dan mengirimkan pasukan untuk memerangi Musailamah Al-Kazzab, yang mengaku sebagai nabi.

Baca juga: Pertempuran Khaibar: Penyebab dan Jalannya Perang

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA