Tradisi atau kebiasaan yang dilakukan oleh umat Konghucu pada beberapa hari setelah merayakan Imlek

04 Feb 2019, 07:37 WIB - Oleh: Denis Riantiza Meilanova

ANTARA/Muhammad Iqbal Jemaat vihara membersihkan patung di Vihara Kwan In Thang, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (30/1/2019). Ritual pencucian patung dewa serta bersih-bersih ini dilakukan dalam rangka perayaan tahun baru China atau Imlek tahun 2570.

Bisnis.com, JAKARTA - Perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini akan jatuh pada besok, Selasa (5/2/2019). Imlek merupakan salah satu perayaan hari raya bagi umat Khonghucu dan menjadi momen reflektif.

Sebagai bentuk refleksi, dalam merayakan Imlek umat Khonghucu melakukan serangkaian acara ritual sembahyang, seperti yang Bisnis.com himpun dari laman resmi Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) dan berbagai sumber, Senin (4/2/2019) berikut ini :

Rangkaian ritual perayaan Imlek dimulai dari sepekan sebelum Tahun Baru Imlek dan berakhir dua pekan setelahnya pada saat perayaan Capgomeh.

Pertama, sepekan sebelum Tahun Baru Imlek, umat Khonghucu melaksanakan ibadah yang disebut Er Shi Sheng An/Ji Si Siang An, yakni memanjatkan puji syukur atas keselamatan dan berkah yang telah diterima selama 1 tahun.

Sembahyang ini adalah prosesi menghantarkan Dewa Dapur Zao Jun ke surga untuk melaporkan tugasnya selama setahun di bumi kepada Tian. Banyak versi yang menceritakan legenda tentang asal usul Dewa Dapur Zao Jun.

Legenda paling populer adalah versi dirinya sebagai manusia biasa bernama Zhang. Ia melakukan dosa sehingga ditimpai kemalangan oleh surga, kemudian merasa menyesal dan meloncat ke dalam tungku dapur yang masih menyala di hadapan istrinya. Istrinya yang tidak berhasil menyelamatkan nyawa Zhang, kemudian membuat sebuah altar kecil di atas tungku sebagai pengingat akan suaminya. Semenjak itulah kebiasaan menyembah Dewa Dapur berkembang di masyarakat Tionghoa

Secara horizontal umat Khonghucu wajib membantu sanak-saudara yang kurang mampu agar bisa merayakan Tahun Baru Imlek bersama-sama. Maka tanggal 24 bulan 12 Kongzili dinamakan pula Hari Persaudaraan.

Adapun berbagai persembahan yang biasa digunakan untuk mengantar Dewa Dapur sebelum naik ke surga antara lain, kue keranjang, madu, manisan, wedang ronde, sajian vegetarian, dan zaotang.

Kedua, malam menjelang pergantian Tahun Baru Imlek. Satu ibadah wajib bagi umat Khonghucu adalah ibadah Zhu Xi yang dimaknai sebagai doa di ujung tahun atau doa penutup tahun. Ibadah ini dilakukan di depan meja abu leluhur masing-masing keluarga, sebagai wujud laku bakti pada para leluhur, sebagaimana yang menjadi inti ajaran Khonghucu.

Ketiga, pagi harinya umat Khonghucu juga bersembahyang kepada Tuhan, seraya berjanji hidup lebih baik di tahun berjalan. Kemudian setelahnya memberikan selamat dan memohon restu kepada orangtua atau yang dituakan, serta sampai dua pekan berikutnya saling bersilaturahmi memberikan ucapan selamat serta saling mendoakan kebahagiaan dan kesejahteraan di tahun yang baru.

Keempat, pada puncak malam tanggal 8 bulan 1 penanggalan Imlek, antara jam 23.00-01.00, seluruh umat Khonghucu melakukan sembahyang besar ke Hadirat Tian, Jing Tian Gong/Keng Thi Kong, berprasetya untuk hidup lurus sepanjang tahun.

Sembahyang ini dilakukan di depan pintu rumah menghadap langit lepas dengan menggunakan altar yang terbuat dari meja tinggi berikut sesaji, berupa Sam-Poo (teh, bunga, air jernih), Tee-Liau (teh dan manisan 3 macam), Mi Swa, Ngo Koo (lima macam buah), sepasang Tebu, dan tidak lupa beberapa peralatan seperti Hio-Lo (tempat dupa), Swan-Loo (tempat dupa ratus/bubuk), Bun-Loo (tempat menyempurnakan surat doa) dan lilin besar.

Akhirnya dua pekan setelah tahun baru, seluruh Umat merayakan Capgomeh, bergembira bersama di bawah naungan sinar bulan purnama.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Imlek, atau Tahun Baru Cina, merupakan salah satu perayaan terbesar yang dilakukan oleh masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia tiap tahunnya. Sejarah kata “Imlek” sendiri sebenarnya berasal dari dialek Hokkian, yaitu Im dan Lek. Im memiliki arti bulan, sedangkan Lek berarti penanggalan. Dengan kata lain, Imlek sendiri berarti kalender (penanggalan) bulan, atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan Lunar New Year.

Untuk tahun ini, perayaan Tahun Baru Imlek 2571 Kongzili jatuh pada hari Sabtu, 25 Januari 2020 dan ditetapkan sebagai hari libur nasional. Penanggalan Imlek tidak berdasarkan kalender bulan dan tahun. Namun, perhitungannya menggunakan nomor sebagaimana pemerintahan Huangdi. Saat ini dalam menyambut Tahun Baru Imlek, ada beberapa tradisi yang bakal Anda temui. Berikut tradisi yang biasa dilakukan saat Tahun Baru Imlek :

Membersihkan Rumah

Rumah harus sudah bersih dan aktivitas beres-beres harus selesai ketika tengah malam sebelum Imlek. Membersihkan rumah bagi orang Tionghoa penting, karena selain menyambut saudara, tetangga, dan rekan yang datang bersilaturahmi, membersihkan rumah punya arti lain.

Membersihkan rumah jelang Imlek dianggap untuk membersihkan kesialan tahun sebelumnya. Tahun baru berarti saatnya rezeki baru masuk, untuk itu membersihkan rumah saat Hari Imlek justru hal tabu karena dianggap dapat membersihkan rezeki yang baru.

Memakai Unsur Warna Merah

Dekorasi dan pernak-pernik dengan unsur warna merah adalah salah satu tradisi perayaan Imlek sebagai lambang kemakmuran dan keberuntungan. Selain itu, warna merah juga dipercaya dapat mengusir iblis atau hewan mitologi yang muncul saat perayaan tahun baru.

Sembahyang Leluhur

Bagi Tionghoa yang masih memegang kepercayaan Konghucu, sembahyang leluhur lazim dilakukan sehari sebelum Imlek. Sembahyang leluhur dilakukan dengan memberi persembahan makanan yang terdiri dari buah, kue, dan daging. Juga minuman seperti teh dan arak. Terakhir, dilakukan dengan membakar uang kertas. Kepercayaan ini tidak lagi dilakukan oleh semua orang Tionghoa kini.

Sembahyang ke Klenteng

 Malam sebelum Imlek atau pagi Imlek ada tradisi sembahyang ke klenteng untuk memanjatkan syukur sekaligus meminta perlindungan di tahun baru. Sembahyang ke klenteng dilakukan oleh Tionghoa dengan kepercayaan Konghucu.

Makan Bersama Keluarga

Lazimnya makan bersama keluarga dilakukan malam sebelum Imlek. Saat malam ini ada berbagai hidangan khas peranakan Tionghoa-Indonesia yang disajikan. Ketika pagi Imlek, makan bersama juga dilakukan tetapi biasanya hidangan yang disajikan tidak mengandung daging. Hal ini dipercaya sebagai penghormatan bagi dewa yang tidak menyantap hewan bernyawa. Namun kembali lagi kepercayaan ini hanya dilakukan Tionhoa kepercayaan Konghucu.

Dirayakan dengan Sajian Makanan Khas

Hampir semua perayaan selalu punya tradisi makanan khusus, termasuk Imlek. Beberapa diantaranya adalah mie yang tidak dipotong untuk melambangkan umur yang panjang, kue keranjang yang dipercaya dapat merekatkan hubungan dan membawa kebaikan, juga ada 12 jenis masakan dan 12 jenis kue yang disajikan sebagai simbol 12 shio dan harapan baik.

Tradisi Makan Yu Sheng

Makanan satu ini wajib dihidangkan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Yu Sheng/Yee Sang terdiri dari irisan lobak, rebung, jahe, ketimun, wortel, jeruk bali, ikan mentah yang diberikan saus. Sebelum makan, sekeluarga harus mengaduknya bersama dan terpenting harus mengangkat isi dari hidangan tinggi-tinggi dengan sumpit. Semakin tinggi mengangkat, maka semakin cepat harapan terkabul dan keberuntungan berlipat-lipat akan menghampiri di tahun baru.

Silaturahmi Keluarga

Hari pertama biasanya keluarga saling mengunjungi. Lazimnya anggota keluarga berusia muda akan berkunjung ke anggota keluarga yang usianya lebih tua. Silaturahmi dilakukan dengan memberi salam Gong Xi Fat Choi sembari mengepalkan tangan kanan di dada lalu dibungkus dengan telapak tangan kiri sebagai tanda penghormatan.

Bagi-Bagi Angpao

Selesai memberi salam, orang yang sudah menikah akan memberikan angpao kepada orang yang belum menikah. Pernikahan dianggap sebagai batas kedewasaan seseorang, tetapi bagi orang dewasa yang belum menikah masih boleh menerima angpao yang dianggap dapat memberi nasib baik termasuk jodoh.

Sebenarnya tradisi Tionghoa kuno adalah memberi permen atau manisan, bukan angpao. Namun karena uang dianggap lebih praktis dan berguna terjadi perubahan tradisi.

Suara.com - Perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek adalah hal yang paling dinantikan, khususnya oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Perayaan yang satu ini menjadi tempat untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Biasanya, setiap keluarga memiliki kegiatan rutin tahunan yang dilakukan dalam merayakan Imlek. Namun, ada tradisi tertentu yang biasa dilakukan masyarakat Tionghoa saat Imlek, yang tidak akan mereka tinggalkan. Ini dia tradisi umum yang dilakukan saat Imlek, mengutip Travel China Guide.

1. Membersihkan rumah
Menyambut Imlek, biasanya orang-orang akan melakukan pembersihan rumah secara menyeluruh. Hal ini dimaksudkan sebagai membuang sesuatu yang lama dan menyambut tahun yang baru.

Namun, pada hari pertama Imlek, kegiatan membersihkan rumah tidak dilakukan. Membersihkan rumah tepat di hari Imlek justru dianggap membuang keberuntungan dan kekayaan di tahun yang baru.

Baca Juga: Penuh dengan Ketakutan, Ruben Onsu Rayakan Imlek di Rumah Saja

2. Belanja tahun baru
Sepuluh hari sebelum perayaan, biasanya orang-orang akan belanja membeli perlengkapan tahun baru, baik itu pakaian, dekorasi, makanan ringan, petasan, dan lain-lain. Biasanya permen, kacang tanah, dan biji bunga matahari menjadi belanjaan wajib yang harus dibeli.

3. Makan malam bersama
Makan malam menjadi acara paling penting bagi semua masyarakat Tionghoa yang merayakan Imlek. Kegiatan ini adalah pertemuan semua anggota keluarga; tidak peduli seberapa jauh jarak yang harus ditempuh.

Semua orang mencoba yang terbaik untuk pulang ke rumah untuk bersatu kembali dengan keluarga mereka. Umumnya, makanan yang dihidangkan merupakan masakan sendiri. Menu ikan harus ada di atas meja, karena pengucapan ikan, yaitu 'yu' berarti 'kelebihan', baik dalam persediaan rumah maupun kekayaan.

4. Makan pangsit
Pangsit adalah salah satu hidangan penting saat perayaan Imlek. Dalam budaya Tionghoa, pangsit melambangkan penyatuan kembali, harmoni dan kekayaan. Umumnya, hampir setiap anggota keluarga membantu membuat pangsit bersama sambil mengobrol. Daging babi cincang, ikan, udang potong dadu, tahu, dan sayuran adalah isian pangsit yang paling populer.

5. Saling bertukar amplop merah (angpau)
Biasanya amplop merah (angpau) diberikan kepada generasi muda dari orang yang lebih tua, baik kakek, nenek, atau kerabat lainnya. Uang di dalam amplop tersebut harus baru. Namun, untuk saat ini angpao terdiri dari berbagai jenis dengan bentuk yang unik.

Baca Juga: Dipanggil Warga Semarang Bapak Tionghoa, Ini Sejarah Gus Dur Sahkan Imlek

6. Menempelkan puisi tahun baru Imlek
Bagi orang Tionghoa, menempelkan puisi tahun baru Imlek di pintu gerbang wajib dilakukan untuk menambah semarak suasana pesta. Puisi biasanya ditullis dengan kertas merah dan tinta berwarna emas yang dipercaya dapat menakuti roh jahat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA