Sumbawa Besar,INMAS_ Bertempat di Kantor Desa Jorok berlangsung kegiatan Pelatihan pengurusan Jenazah yang dilaksanakan oleh Muslimat Anak Cabang yang diikuti oleh pengurus dan anggota Muslimat NU wilayah Desa Nijang,Desa Jorok dan Desa Pungka yang diikuti oleh lebih kurang 60 orang pada hari Ahad, tanggal 25/02/2017 Pelatihan ini sangat penting artinya dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dan tugas ini tidak semua orang tahu dan mau untuk melaksanakan tugas mulia ini. Dalam pengurusan jenazah perlu adanyanya suatu ilmu dan tata caranya, dari persiapan hingga selesai pengurusannya sampai dengan sholat jenazah. Sebagai nara sumber dalam kegiatan tersebut adalah Ketua Muslimat NU Cabang Sumbawa Hj.Amnal Jamilah Djoko Pitoyo,S.Ag yang memberikan pelatihan secara detail tentang tata cara penyelenggaraan jenazah secara teori dan praktek sholat jenazah serta doa pengurusan jenazah dari saat menutup mata, doa menyobek kain kafan, niat memandikan mayit, niat istinja, niat shalat jenazah dan doa memasukkan jenazah ke liang kubur sebagai berikut :
Dalam memandikan jenazah maka syarat syarat jenazah yang harus dimandikan adalah : Muslim / Muslimat,anggota badan masih ada sekalipun sebagian tertinggal,jenazah bukan mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Allah) sesuai hadits Nabi dari Jabir yang artinya "Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah memerintahkan terhadap orang yang gugur dalam perang Uhud supaya dikuburkan dengan darah mereka,tidak dimandikan dan tidak disholatkan". Adapun cara memandikan jenazah adalah ditempatkan ditempat yang terlindung dari panas matahari,hujan,pandangan orang banyak dan ditempat yang agak tinggi, dipakaikan pakaian basahan (kain mandi) dan aurat tetap tertutup dan yang memandikan sebaiknya memakai sarung tangan, membersihkan kotoran dan najis yang ada di anggota badan jenazah,jenazah agak diangkat perutnya diurut agar kotoran yang mungkin ada dapat keluar, setelah semua kotoran dan najis bersih lalu disiram dengan air secara merata keseluruh tubuh, setelah disiram disabuni kemudian disiram lagi sampai bersih, di wudlukan dan terakhir disiram dengan air yang dicampur kapur barus, daun bidara atau lainnya yang harum, jika keluar najis setelah dimandikan dan mengenai tubuh maka najis harus dibuang dan jenazah dimandikan lagi, keringkan jenazah dengan handuk dan lain lain, sebelum dikafani berikan harum haruman/ wangi wangian dibagian yang dipakai bersujud pada bagian kepala dan jenggot. Yang berhak memandikan jenazah, jika laki laki maka yang berhak memandikannya harus laki laki kecuali istri atau mahramnya, jika jenazah wanita yang memandikan harus wanita kecuali suami atau mahramnya, jika suami dan istrinya mahramnya ada semua maka yang paling berhak adalah suami /istri, jika yang meninggal laki laki sementara tidak ada istri, mahram ataupun laki laki lain yang akan memandikannya maka ditayamumkan saja,begitu pula sebaliknya, jika jenazah anak anak maka boleh dimandikan oleh laki laki maupun wanita. Jenazah sudah memenuhi persyaratan dimandikan satu kali tetapi disunahkan 3 kali,5 kali atau lebih dalam bilangan ganjil, sesuai dengan hadist Nabi dari Ummu Atiya RA yang artinya : Nabi SAW telah masuk kepada kami saat memandikan puteri beliau,kemudian beliau bersabda ; "Mandikanlah ia 3 kali atau lima kali atau lebih, kalau kami pandang lebih baik dari itu, dengan air serta daun bidara dan basuhlah yang terakhir dengan dicampur kapur barus ". (HR.Bukhari Muslim).
Cara mengkafani jenazah lakil laki, bentangkan kain selehai demi helai,sehingga lembaran diberikan wangi wangian seperti kapur barus dll,angkatlaj jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain, dan letakkan diatas kain kafan memanjang lalu taburi wangi wangian,selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas kemudian ujung sebelah kiri demikian seterusnya selembar demi selembar, ikatlah jenazah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan 3 atau 5 ikatan dan lepaskan tali tersebut ketika jenazah sudah diletakkan di dalam kubur, Sementara cara mengafani jenazah wanita : susunlah kain kafan yang sudah dipotong potong dengan urutan sbb : lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh tubuh,lembar kedua untuk kerudung kepala,lembar ketiga untuk baju kurung, lembar keempat untuk pinggang hingga kaki,lembar kelima untuk menutupi pinggul dan paha (urutan ini adalah urutan kain kafan), angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup letakkan diatas kain kafan dan taburi wangi wangian atau kapur barus, ikatlah kain penutup kedua pahanya,pasangkan kain sarungya, pakaikan baju kurungnya,dandani rambutnya tiga kepang dan julurkan kebelakang,pakaikan tutup kepala, membungkus dengan kain kafan terakhir yang menutupi seluruh tubuh dengan mempertemukan pinggir kiri dan kanan lalu digulung kedalam dan ikatkan talinya.
Syarat syarat shalat jenazah : menutup aurat,suci dari hadas kecil dan besar,bersih badan,pakaian dan tempat dari najis serta menghadap kiblat, jenazah telah dimandikan dan dikafani,jenazah terletak dihadapan orang shalat kecuali gaib. Rukun shalat jenazah : niat,berdiri bagi yang mampu,takbir 4 kali, baca surat Al-Fatihah,Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW,mendoakan jenazah dan salam.
TAJHIZUL MAYIT (MENGURUSI MAYYIT) Apabila ada seseorang meninggal maka diwajibkan bagi sesama muslim untuk mengurus (men-tajhiz) mayit. Hal tersebut hukumnya fardlu kifayah, yakni apabila sudah dilaksanakan sebagian muslim, maka tidak wajib bagi muslim lainnya. Prosesi tajhiz mayit ada empat (4)
Cara mengurus mayit berbeda-beda sesuai dengan statusnya. Apabila mayit :
Catatan : Apabila menemukan sebagian anggota badan manusia maka perincian hukum berdasarkan wajib dan tidaknya tajhiz adalah sebagai berikut:
A. MEMANDIKAN MAYIT Air kembang (Air daun bidara/Air sabun), air kapur wangi (kapur barus), air jernih, bangku(plang/dipan), beberapa potong kain/pipih, baju kurung (gamis yang agak lebar, sudah usang dan jarang tenunannya).[2] 2. Tempat Memandikan Tempat yang beratap (tertutup) serta di beri wewangian dan sepi dari selain orang yang memandikan, orang yang membantunya dan wali si mayit.[3] 3. Orang yang Memandikan
Catatan : Dalam memandikan mayit, di usahakan untuk tidak memandang tubuh mayit apalagi auratnya, kecuali yang diperlukan. 4. Cara Memandikan Memandikan dapat dilakukan dengan menyangga atau memangku mayit atau dengan membaringkanya di atas bangku (dipan atau sejenisnya).[5] Mengguyurkan air ke seluruh tubuh mayit (termasuk kemaluan dan lipatan-lipatan badan) setelah menghilangkan najis dan kotoran-kotoranya terlebih dahulu.
Catatan : Kain yang sudah digunakan tidak boleh digunakan lagi tetapi dibuang dan tangan kiri (telunjuk) orang yang memandikan dibasuh atau dibersihkan.
نويت الوضوء المسنون لهذا الميت \ لهذه الميتة سنة لله تعالى
Adapun cara menayamuminya sama dengan tayamum pada umumnya di sertai dengan niat : نويت التيمم عما تحت قلفة هذا الميت لله تعالى Atau jika mayit tidak bisa dimandikan , semisal bila dimandikan dagingnya rontok, maka cukup ditayammumi saja. Adapun niatnya sebagai berikut : نويت التيمم عن هذا الميت / هذه الميتة لاستباحة الصلاة عليه / عليها لله تعالى[6]
Catatan:
B. MENGKAFANI MAYIT Perlengkapan
Kain kafan sebaiknya terbuat dari kapas yang berwarna putih dan pernah dicuci(bukan yang baru).[7] Cara Mengkafani
Cara Membuat Gamis Kain kafan dilubangi pada bagian tengahnya (bisa dengan melipat kain ke arah bawah dan menyamping, lalu dipotong sudutnya) serta bagian depannya (dada) di gunting sedikit. Catatan :
C. MENSHOLATI MAYIT Dalam mensholati mayit ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya : Syarat-syarat mensholati mayit.[9] Sama dengan syarat-syarat sholat lain, hanya saja ditambah beberapa syarat yaitu :
Kesunahan sebelum melaksakan sholat mayit
Tata cara sholat mayit/jenazah[10]
أصلى على هذا الميت (هذه الميتة) أربع تكبيرات فرض كفاية مستقبل القبلة مأموما (إماما) لله تعالى
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد
اللهم اغفرله وارحمه، وعافه واعف عنه، وأكرم نزوله ووسع مدخله، واغسله بالماء والثلج والبرد، ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس، وأبدله دارا خيرا من داره، وأهلا خيرا من أهله، وزوجا خيرا من زوجه، وأعذه من عذاب القبر وفتنته، ومن عذاب النار. اللهم إغفر لحيّنا وميّتنا وشاهدنا وغائبنا وصغيرنا وكبيرنا وذكرنا وأنثانا. أللهم من أحييته منّا فأحيه على الإسلام ومن توفّيته منّا فتوفّه على الإيمان. اللهمّ لا تحرمنا أجره , ولا تضلّنا بعده[11] Jika mayitnya belum baligh, maka sebaiknya doanya ditambah : اللهم اجعله فرط لأبويه وسلفا وذخرا وعظة واعتبارا وشفيعا وثقّل به موازينهما وأفرغ الصبر على قلوبهما، ولا تفتنهما بعده و لاتحرم هما أجره ولا تفتنهما بعده واغفر لنا ولهما ولجميع المؤمنين….
Catatan :
D. MEMAKAMKAN MAYIT/JENAZAH Perlengkapan Alat penggali kubur seperti cangkul, skop dan sejenisnya, keranda mayit, nisan, papan penutup, dan bantalan dari tanah sebesar batu bata.[12] Liang kubur :
Dalam penguburan mayit dikenal 2(dua) jenis liang kubur : Liang Cempuri Yaitu liang kuburan yang digali bagian tengahnya (seperti menggali parit) untuk meletakkan mayit yang ukurannya sekira papan penutup tidak tersentuh tubuh mayit ketika melepuh. Hal ini diperuntukkan bagi tanah yang lunak (gembur). Liang Lahat, (Luang landak ; jw) Yaitu liang kuburan yang sisi sebelah baratnya (arah kiblat) digali sekira cukup untuk meletakkan mayit. Prosesi Pemberangkatan Jenazah
سبحان الحي الذى لا يموت أو سبحان الملك القدّوس الله أكبر صدق الله ورسوله هذا ما وعدنا الله ورسوله اللهمّ زدنا ايمانا و تسليما
Prosesi pemakaman
بسم الله وعلى ملة رسول الله صلى الله عليه وسلّم اللهم افتح ابواب السماء لروحه وأكرم نزله ووسّع مدخله ووسّع له فى قبره
بسم الله وعلي ملة (سنة) رسول الله صلى الله عليه وسلم، اللهم اسلمه إليه الاشحاء من ولده وأهله وقرابته واخوانه وفارقه من كان يحب قربه وخرج من سعة الدنيا والحياة إلى ظلمة القبر وضيقه، ونزل بك وأنت خير منزول به ان عاقبته فبذنب وان عفوت فأهل العفو انت غني عن عذابه وهو فقير إلي رحتمك، اللهم تقبّل حسنته واغفر سيئته وأعده من عذاب القبر واجمع له برحمتك الأمن من عذابك واكفه كلّ هول دون الجنة، اللهم واخلفه فى تركته فى الغابرين وارفعه فى علّيّين وعد عليه بفضل رحمتك يا أرحم الراحمين.. [15]
Contoh lafadz talqin[17] : يا عبد الله ابن أمّة الله أذكر ما خرجت عليه من دار الدنيا شهادة ان لاإله إلا الله وأنّ محمّدا رسول الله، وأنّ الجنّة حقّ، وأنّ النار حقّ، وأنّ الساعة أتية لا ريب فيها، وأنّ الله يبعث من فى القبور، وأنّك رضيت بالله ربّا، وبالإسلام دينا، وبمحمّد صلّى الله عليه وسلّم نبيّا، وبالقرآن إماما، وبالكعبة قبلة، وبالمؤمنين إخوانا Catatan :
والله أعلم بالصواب DAFTAR PUSTAKA [1] Hasyiyata Qulyubi wa ‘umairoh, juz 1, Hal 290, Daru Ihya’i Kutubil ‘Arobiyah. [2] Busyro al Karim Juz II Hal 29 [3] Busyro al Karim Juz II hal 29 [4] Busyro al Karim Juz II Hal 30 [5] Busyro al Karim Juz II Hal 29, Hasyiyatain Juz I Hal 324, Hawasyi al madaniyyah Juz II Hal 105 [6] Syarah Bahjah Al-Wardiyah Juz 2, Hal 82 ,Maktabah Syamilah Hasyiyah Al-Jamal Juz 2 Hal 143 [7] Busyro al Karim juz II hal 31, Hawasyi as syarwani juz III hal 139, Hasyiyatain juz I hal 329, Al Majmu` juz V hal 199-204. [8] Busyro al Karim Juz II hal 31 [9] Busyro al Karim Juz II hal 31 [10] Busyro al Karim Juz II hal 33, Tanwir al Qulub hal 204, Kasyifat as Syaja hal 104, I`anat at Tholibin Juz II hal 127-128, Mughni al Muhtaj Juz I hal 342-344 [11] Hasyiyatain Juz IV hal 375 SYameela [12] Busyro al Karim Juz II hal 37 [13] Al Ibda` fi Madlori al Abda` hal 108-109, At Turmusyi Juz III hal 434, Al Adzkar an anawawi hal 151 [14] Busyro al Karim Juz II hal 38, Tanwir al Qulub Juz II hal 205-206, al Majmu` Juz V hal 269,278,281 [15] Nihaytuz-zain hal-155 [16] Busyro al Karim juz II hal 38, Tanwir al Qulub juz II hal 207, Tausyh `ala ibni Qosim hal 97, Al Majmu` juz V hal 291-294 [17] Asna al Matholib juz 4 hal 342-shameela, hasyiyatain juz 5 hal 17 shameela |