Tulislah data yang diperoleh dari novel Laskar Pelangi

Soal dan jawaban dari Tugas dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA/ SMK/ MA/ MAK Bab 4 halaman 116. Soal yang harus kalian kerjakan merupakan soal tentang penciptaan trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Silakan kerjakan sebisanya, namun jika kalian membutuhkan referensi jawaban, silakan perhatikan soal dan jawabannya di bawah ini

Tulislah data yang diperoleh dari novel Laskar Pelangi

Soal

Tugas Setelah kalian membaca teks, tulislah data yang kamu peroleh dari artikel "Penciptaan Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk" pada kolom berikut ini ! Kolom, silakan lihat pada buku kalian masing-masing


Jawab:

Sila tonton dalam video di bawah ini



atau perhatikan tulisan di bawah ini
1. Ronggeng Dukuh Paruk adalah sebuah novel yang ditulis oleh penulis Indonesia asal Banyumas. 2. Penulis novel tersebut bernama Ahmad Tohari. 3. Ahmad Tohari merupakan penulis yang lahir dari keluarga santri. 4. Meskipun demikian, ia memelajari teknis menulis secara otodidak 5. Ahmad Tohari mampu menangkap fenomena sosial, budaya dan politik yang ada di sekitarnya dan menyajikan dalam bentuk Novel. 6. Dalam Ronggeng Dukuh Paruk, nuansa kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan ditampilkan dengan sangat baik.

7. Lahirlah tokoh-tokoh seperti Srintil, seorang ronggeng, Rasus, seorang tentara.

Kadir, Herson. Pandangan Dunia Pengarang tentang Persoalan Pendidikan dan Sosial Budaya dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata (Kajian Strukturalisme Genetik). Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof.Dr.H.Ahmad Rofi'uddin, M.Pd (II) Prof.Dr.Maryaeni, M.Pd

Kata kunci: pandangan dunia pengarang, persoalan pendidikan dan sosial budaya, strukturalisme genetik

Laskar Pelangi karya Andrea Hirata merupakan salah satu novel yang merepresentasikan persoalan sosial masyarakat. Novel ini menceritakan dimensi kehidupan yang cukup kompleks menyangkut persoalan ketimpangan pendidikan, kemiskinan, dan kesenjangan sosial masyarakat Belitong dalam kurun waktu tertentu. Persoalan-persoalan tersebut merupakan masalah pokok yang menjadi genetik novel Laskar Pelangi itu sendiri. Persoalan sosial yang terjadi di masyarakat, ketika diangkat oleh pengarang melalui karya sastra sebagai dokumen sosiobudaya, akan memberikan makna yang kompleks dan mengandung misi tertentu.

Sehubungan dengan hal itu, novel Laskar Pelangi penting diteliti karena dianggap sebagai sebuah dokumen sosiobudaya yang mengandung makna. Setiap makna yang terkandung pada sebuah novel tentunya dapat diperoleh dari kajian berbagai aspek dan unsur yang membangunnya. Pada konteks penelitian ini novel Laskar Pelangi dikaji dari aspek pandangan dunia pengarangnya. Masalah yang dianalisis adalah (1) bagaimana pandangan dunia pengarang tentang persoalan pendidikan dan (2) bagaimana pandangan dunia pengarang tentang persoalan sosial budaya dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode dialektik berdasarkan perspektif teori strukturalisme genetik. Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis hubungan timbal balik antara karya sastra dengan masyarakat melalui analisis latar dan para tokoh problematik. Sumber data penelitian adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, cetakan ketujuhbelas tahun 2008. Data penelitian berbentuk kutipan teks dan paparan kebahasaan berupa paragraf, kalimat dan kata-kata mengenai deskripsi performance tokoh seperti; nama, pikiran, sikap tindakan tokoh; dan deskripsi latar tempat, ruang, dan waktu dalam cerita Laskar Pelangi yang mendukung ditemukannya pandangan dunia Andrea Hirata tentang persoalan pendidikan dan persoalan sosial budaya.

Hasil penelitian menunjukan; (1) representasi pandangan dunia pengarang tentang persoalan pendidikan secara umum adalah (a) keinginan masyarakat untuk memperoleh pemerataan pendidikan dengan meniadakan diskriminatif terhadap masyarakat miskin dalam hal memperoleh pendidikan yang layak, (b) gagasan mengenai perlunya kebijakan pendidikan yang propublik dan tuntutan untuk menghindari komersialisasi pendidikan, dan (c) perlunya keikhlasan, fakta

integritas, dan tanggung jawab para guru dalam dunia pendidikan meskipun dalam berbagai keadaan yang kurang menunjang baik secara internal maupun eksternal, serta pentingnya semangat dan motivasi belajar yang tinggi untuk ditanamkan dalam diri setiap siswa guna meningkatkan kecerdasan diri, tanpa harus bergantung pada fasilitas dan sumber belajar yang memadai; (2) representasi pandangan dunia pengarang tentang persoalan sosial budaya secara umum adalah (a) menunjukan keinginan masyarakat yang tidak mau terbelenggu dalam lingkaran kemiskinan terstruktur dan keinginan masyarakat yang tidak mau dilabeli oleh perbedaan status yang dapat menimbulkan konflik, (b) gagasan penting mengenai penghargaan tehadap simbol-simbol budaya setiap daerah untuk mencapai harmoni kehidupan, keinginan masyarakat yang tidak mau adanya budaya yang bersifat power distance, serta (c) menyodorkan sebuah gagasan penting mengenai pembauran sosial yang sangat mengedepankan sikap saling menghargai antarsesama suku, sehingga dapat menumbuhkan rasa persatuan, persaudaraan, dan solidaritas yang tinggi.

            Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gagasan, perasaan, dan aspirasi pengarang yang tertuang di dalam novel Laskar Pelangi disampaikan oleh Andrea begitu banyak dan sangat berimplikasi terhadap perubahan sosial. Persoalan sosial budaya yang terjadi di Belitong, merupakan sebuah hipogram potret sosial dari kondisi yang masih terjadi pula di Indonesia selama ini. Untuk itu, disarankan kepada semua pihak seperti guru, dosen, pemerhati sastra, dan peneliti sastra agar memanfaatkan penelitian ini sebagai referensi dalam kegiatan pembelajaran dan bahan pembanding dalam diskusi kesastraan. Mengkaji pandangan dunia pengarang dalam sebuah novel cukup penting, karena pandangan dunia ini bukan hanya sebuah fakta empiris yang bersifat langsung, tetapi merupakan suatu gagasan, aspirasi, dan perasaan yang dapat menyatukan kelompok sosial masyarakat.

ABSTRACT

Kadir, Herson. The Author's World View on Education and Socio-Cultural Issue in the Andrea Hirata's Laskar Pelangi Novel (A Genetic Structuralism Review). Thesis, Study Program of Indonesian Language, Postgraduate Program State University of Malang. Advisor:(I) Prof.Dr.H.Ahmad Rofi'uddin, M.Pd (II) Prof.Dr.Maryaeni,M.Pd

Keywords: the author's word view, education and socio-cultrural issue, genetic structuralism

Andrea Hirata's Laskar Pelangi is a novel with community social issue representation. It gives us a complex life dimension highlighting the education gap, poverty, and social discrepancy in the Belitong community at certain time interval. The issue becomes a main genetic problem of Laskar Pelangi novel. The author attempts to lift this issue through literature work as a document of social and cultural which is giving an impression of complex meaning and certain mission content.

             It is important to learn Laskar Pelangi as a meaning-contained social-cultural document. Every meaning in this novel has been developed from a review on the builder aspects and substances. In this context, Laskar Pelangi is reviewed from the author's world view. Some problems are analyzed such as: (1) what is the author's word view about education issue, and (2) what is the author's world view about social and cultural issues in Andrea Hirata's Laskar Pelangi.

            Dialectic method is used as research method based on genetic structuralism theory perspective. This method analyzes the reciprocate relationship between literature work and community through the analysis over the background and the problematic character. Research data source is Andrea Hirata's Laskar Pelangi novel, seventeenth edition published in 2008. Research data involves text quotes and linguistic explanations, which are formed as paragraph, sentence, and word describing the performance of characters. This description may be name, thought, and attitude of characters, or be place, room, and time. These descriptions underscore Andrea Hirata's world view on educational, social, and cultural issues.

            Result of research indicates that (1) the author's word view representation on general education issue is (a) the desire of community to obtain education by eliminating discrimination against the poor for reliable education, (b) the idea of pro-public education policy and the demand to avoid education commercialization, and (c) the need of sincerity, integrity, and responsibility among the teacher in the world wide despite unfavorable internal or external facility; or the significance of higher learning enthusiasm and motivation of each student to build up their self-intelligence without greater reliance on reliable facility and learning source; and (2) the author's word view representation on general social and cultural issues is (a) the desire of community to free from the structured poverty circle and to reject of the status discrimination which is causing the conflict, (b) an idea about the recognition of cultural symbol in each area to achieve a life harmony, reflecting community interest to deny power distance, and (c) the proposition of an important insight about social mix underlining the ethical respect to produce coherency, kinship, and solidarity.

            Research concludes that the author's idea, feeling, and aspiration expressed in Laskar Pelangi novel are vary and implicating the social change. The social and cultural issues occurred in Belitong are really a social picture hypogram from a condition generally occurred in Indonesia. It is suggested to teachers, lectures, researchers literature and literary observers to use this research as a reference and comparative material in the learning activities and literary discussions. Analyze the author's world view in a novel is quite important, because this worldview is not only a direct empirical fact, but also an ide, aspiration and feeling to unify of the social community.