Tumbuhan bambu dapat bertahan hidup dari kekeringan dengan cara

Tanaman bambu © Subbotina Anna Shutterstock

Tanaman bambu bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Di daerah pedesaan, bambu banyak digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari seperti bahan bangunan, peralatan dapur, dijadikan alat musik tradisional, bahkan bahan makanan.

Pada dasarnya bambu merupakan tanaman rumput-rumputan yang memiliki rongga dan ruas pada batangnya. Tanaman ini memiliki banyak jenis dan tersebar di negara-negara tropis.

Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana, M.S, dosen di Fakultas Pertanian Universitas Udaya sekaligus peneliti bambu, mengatakan bahwa tanaman bambu tidak boleh dianggap remeh karena mengenal bambu sama dengan mengenal Indonesia.

“Bambu di Indonesia ada di mana-mana, hampir 74.957 desa ada bambunya. Makanya kalau kita mengenal bambu, artinya kita mengenal Indonesia," kata Diah, seperti dikutip Kompas.com. "Bambu juga sangat dekat sekali dengan kehidupan rakyat Indonesia. Bambu bisa tumbuh di mana-mana, bahkan di lahan yang sangat ekstrem pun bisa tumbuh.”

Memahami Peran dan Pentingnya Keberadaan Lahan Basah Bagi Lingkungan

Dari total 1.620 jenis bambu yang ada di dunia, Indonesia memiliki 176 spesies bambu dan 105 di antaranya merupakan jenis endemik. Adapun jenis bambu yang dapat ditemukan di Indonesia antara lain bambu duri, bambu pagar, bambu embong, bambu tutul, bambu cendani, haur hejo, bambu kuning, bambu petung, bambu sembilang, dan bambu batu.

Kemudian, ada bambu cangkoreh, bambu apus, bambu hitam, bambu legi, awi belang, tiyang kaas, bambu eul-eul, bambu lengka, bambu andong, bambu rengen, bambu manggong, bambu cendani, bambu wuluh, bambu jepang, buluh dabo, dan bambu mayan.

Bambu merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) Indonesia yang belum mendapat perhatian optimal dalam pengembangan dan pemanfaatannya. Menurut catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2019, nilai HHBK sendiri dapat mencapai 90 persen dari nilai hasil hutan, di mana kayu hanya menyumbang 10 persen dari produksi hasil kehutanan.

Jika merujuk dari catatan tersebut, tentu potensi bambu sangat luar biasa. Pemanfaatan bambu juga masih terbatas dari lahan milik masyarakat sedangkan pemanfaatan bambu dari kawasan hutan belum terdata dengan baik.

Diperkirakan Indonesia memiliki lebih dari satu juta hektare tanaman bambu, tetapi hanya 25 ribu hektare yang sudah dikelola dalam bentuk hutan atau kebun bambu. Sisanya tumbuh secara sporadis. Padahal potensinya sangat menjanjikan bila dimanfaatkan dengan baik. Tumbuhan ini pun termasuk mudah dikembangkan dan dan daur hidupnya relatif cepat dengan waktu panen sekitar tiga sampai empat tahun.

Penggunaan Pestisida Nabati Demi Lingkungan yang Lebih Sehat

Peran tanaman bambu bagi kehidupan

Tumbuhan bambu dapat bertahan hidup dari kekeringan dengan cara

Tumbuhan bambu dapat bertahan hidup dari kekeringan dengan cara

Bambu | @Mimadeo Shutterstock

Secara ekologis, tanaman bambu dapat berperan sebagai solusi atas ancaman lingkungan dan dampak perubahan iklim. Bambu berperan penting dalam restorasi lahan melalui daya adaptasi jenis tanaman, pendekatan lanskap, dan keberadaannya dalam ekosistem berkelanjutan.

Akar bambu dapat berperan sebagai penahan erosi yang dapat mencegah bahaya dari banjir serta menangani limbah beracun akibat keracunan merkuri. Bagian akarnya juga dapat menyaring air yang terkena limbah melalui serabut-serabut akarnya dan dapat menampung mata air yang berguna sebagai persediaan air sumur.

Sementara batang bambu juga sangat bermanfaat. Selama ini masyarakat Indonesia sudah mengenal bambu untuk kebutuhan tradisional seperti membangun rumah, dari atap, dinding, hingga peralatan dapur. Batang bambu juga dimanfaatkan untuk membuat alat musik tradisional dan furnitur.

Bambu juga seringkali digunakan sebayai kayu bakar atau dijadikan arang. Bahkan sebenarnya bambu merupakan bahan potensial untuk menghasilkan bahan bakar biofuel dan memiliki potensi untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Hutan bambu juga berfungsi sebagai penyerap karbon, menghasilkan oksigen, mengatur tingkat air di daerah aliran sungai, mengendalikan erosi tanah, melestarikan keanekaragaman hayati, dan berkontribusi pada pemurnian serta pengaturan lingkungan.

Dampak Nyata Polusi Cahaya Bagi Lingkungan dan Kesehatan

Pemanfaatan tanaman bambu

Selain keberadaannya yang sangat penting untuk lingkungan, tanaman bambu juga dapat dimanfaatkan dari segi ekonomi. Bambu dapat digunakan sebagai bahan baku industri kerajinan, kebutuhan perabotan rumah tangga, hotel atau restoran.

“Kita kenal Saung Udjo dengan angklungnya yang sudah mendunia, ada juga kerajinan gitar dari bambu yang sudah menembus pasar Eropa. Selain itu ada gerakan 1000 desa bambu yang diinisiasi oleh Yayasan Bambu Lestari, The International Tropical Timber Organization(ITTO) dan Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dengan potensi yang besar dari bambu tersebut, jika tidak tergarap dengan baik, maka potensi hanya akan sekedar potensi saja,” kata Deputi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud.

Termasuk jenis rumput-rumputan dengan batang kuat dan lentur, bambu juga sanggup menahan terpaan angin yang kuat sehingga cocok menjadi tanaman penghijauan di sekitar daerah aliran sungai. Bahkan, bambu dapat bertahan dalam kondisi kekeringan dan tumbuh di lahan curam sehingga dapat menjadi alternatif tanaman penahan longsor.

Dijelaskan Musdhalifah bahwa bambu juga dapat dijadikan sebagai substitusi bahan baku komersial. Ini karena kayu komersial semakin tahun produksinya semakin menurun dan harganya pun relatif mahal. Di sisi lain bambu juga unggul karena mudah dikembangkan, memiliki elastisitas tinggi, mudah dibentuk, dan lebih murah dibandingkan kayu.

Bambu juga merupakan material masa depan yang dapat menggantikan fungsi kayu, logam, kaca, plastik, kapas, sutra, bahkan batu bara dan energi fosil. Meski kayu juga merupakan tanaman fungsional, tetapi keberadaannya pun terancam karena deforestasi berlebihan menyebabkan lahan hutan kayu kritis.

Pada daerah kering atau musim kemarau, memilih tanaman untuk lanskap atau hiasan mungkin seperti tantangan. Namun, ada beberapa pohon, semak, tanaman merambat, dan bunga yang bisa terus tumbuh subur dan tampak bagus, meski pada masa curah hujan sedikit. Selain itu, adaptasi yang unik ini dapat membantu menghemat waktu dan pengeluaran untuk menyiram. Melansir dari The Spruce, berikut 5 tanaman yang mampu bertahan pada kondisi kekurangan air.

Lidah Buaya. Foto: Pixeleye from Pixabay

Terdapat ratusan spesies lidah buaya, seperti succulents berbunga dapat tumbuh dalam bentuk mawar besar dan subur di iklim yang panas dan kering. Selain itu, beberapa spesies lainnya, termasuk lidah buaya permata, sabun lidah buaya, lidah buaya karang, dan lidah buaya macan, juga dikenal tangguh pada kondisi kering.

Selama musim panas, sebagian besar lidah buaya membutuhkan penyiraman setiap minggu, kecuali jika turun hujan. Selama musim dingin, kombinasi suhu dan curah hujan yang lebih dingin biasanya menyediakan cukup air untuk bertahan hidup.

Tanaman lidah buaya dalam pot harus dibiarkan benar-benar kering sebelum disiram kembali. Justru, lidah buaya akan mengerut dan membusuk jika berada di tanah yang basah. Selain itu, pastikan untuk menggunakan pot yang memiliki lubang drainase yang memadai.

Beardtongue (Penstemon spp.)

Beardtongue. Foto: lynnaea from Pixabay

Genus ini terdiri dari sekitar 250 spesies tumbuhan berbunga yang biasanya ditemukan di Amerika Utara. Bunga dapat tumbuh di berbagai iklim, termasuk gurun, pegunungan, dan dataran. Beardtongue biasanya memiliki bunga berbentuk tabung yang tumbuh berkelompok pada batang yang kaku.

Tanaman yang mampu menarik burung kolibri ini tidak terlalu memerlukan perawatan ekstra. Air cukup diberikan setiap beberapa minggu jika belum turun hujan. Namun, drainase yang baik merupakan kunci agar bunga tetap segar untuk menghindari pembusukan akar. Pada kondisi ideal, beardtongue dapat menyebar sedikit agresif.

Bunga kerenyam (Pelargonium spp.)

Bunga Kerenyam atau Geranium. Foto: MabelAmber from Pixabay

Tumbuhan yang sering disebut dengan geranium ini adalah tanaman yang benar-benar tangguh. Sebagian besar spesies mulai mekar di akhir musim semi. Bahkan beberapa diantaranya, terutama hasil dari hibrida, terus bermekaran hingga awal musim gugur. Geranium umumnya tumbuh pada dataran rendah, dan membentuk gundukan, sehingga terlihat seperti semak kecil.

Kerenyam memiliki harapan hidup yang panjang hingga beberapa dekade, dan salah satu tanaman paling mudah untuk diperbanyak melalui stek. Ketahanan pada cuaca panas dan kekeringan dapat dilaluinya tanpa disiram, namun lebih baik memberikan tumbuhan ini air selama musim panas atau minggu tanpa hujan.

Lavender (Lavandula spp.)

Lavender. Foto: Pasja1000 from Pixabay

Sepanjang musim tanam, lavender menawarkan warna ungu kebiruan yang menakjubkan. Namun, penampilannya bervariasi tergantung pada genus. Misalnya, beberapa memiliki daun oval sempit sederhana, sementara yang lain terdiri dari dedaunan lebih rumit. Tak hanya itu, terdapat jenis yang bahkan dapat tumbuh menjadi semak dengan ketinggian beberapa meter.

Lavender dikenal dengan aromanya yang menenangkan. Bagian lavender, seperti bunga dan dedaunan biasanya dipanen untuk diambil minyaknya atau dikeringkan sebagai aroma. Tanaman ini telah berevolusi untuk tahan pada kondisi sedikit air. Meskipun begitu, tanah lembab diperlukan selama tahun pertama pertumbuhan. Setelahnya, tak perlu memerlukan penyiraman ekstra.

Bunga Terompet (Campsis radicans)

Bunga Terompet. Foto: Hans from Pixabay

Tanaman merambat ini juga mampu beradaptasi dengan tanah minim air, meskipun lebih baik berada tanah yang tidak rata dengan kelembaban normal. C. radicans tumbuh dengan kuat dan menampilkan warna hijau cerah pada tanaman yang baru matang menjadi hijau tua. Bunganya berwarna oranye atau merah mencolok pada musim panas, yang mampu menarik perhatian kolibri (Baca juga: 5 Bunga yang Mampu Mengundang Burung Kolibri Datang)

Bunga terompet bertahan selama beberapa dekade, dan akan mati setiap musim dingin, serta akan tumbuh kembali saat musim semi tiba. Tempat ideal adalah dimana tanaman ini disinari oleh matahari, namun tetap menyukai tempat teduh. Tantangan dalam merawat bunga terompet adalah kemampuan merambat yang perlu dibatasi penyebarannya. Oleh karena itu, pemangkasan secara berkala merupakan tugas yang sangat penting, sebelum mencekik tumbuhan lain.