Umar bin abdul aziz mempunyai anggapan bahwa jabatan khalifah yaitu sebagai

albumislam.com

Kota Damaskus, Suriah, pusat kekuasaan Dinasti Umayyah.

Rep: Nidia Zuraya Red: Chairul Akhmad

Abdul Malik bin Marwan: (73-86 H/692-705 M)
Ia diangkat menjadi penguasa kelima Dinasti Umayyah menggantikan ayahnya Marwan bin Hakam yang wafat. Pada masa pemerintahan Muawiyah, dia diangkat menjadi gubernur Madinah. Ketika memangku jabatan tersebut, usianya masih terbilang muda, 16 tahun.Sebelum menjadi khalifah, dia dikenal sebagai sosok yang zuhud dan fakih dan dianggap sebagai salah seorang ulama Madinah. Dia ikut dalam penaklukan-penaklukan yang terjadi di Afrika pada tahun 41-45 H.Abdul Malik adalah khalifah pertama dalam Islam yang membuat mata uang sendiri pada tahun 76 H/695 M. Dia juga berhasil membangun kembali Masjid Al-Aqsha dan urusan administrasi negara diwajibkan dalam bahasa Arab. Dia memerintah secara legal selama 13 tahun sebelum akhirnya meninggal pada tahun 86 H/705 M.

Umar bin Abdul Aziz: (99-102 H/717-720 M)
Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz terbilang sebagai masa kegemilangan umat Islam. Khalifah kedelapan Dinasti Umayyah ini lebih fokus pada pembangunan di dalam negeri.

Ketika dinobatkan sebagai khalifah, dia menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berada dalam wilayah Islam lebih baik daripada menambah perluasannya. Ini berarti bahwa prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri.Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan oposisi, seperti Syiah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan serta kedudukan Mawali (orang-orang non-Arab) disejajarkan dengan Muslim Arab. Selain itu, Umar bin Abdul Aziz tercatat sebagai seorang khalifah yang terkenal dengan kejujuran dan kealimannya.

  • dinasti islam
  • dinasti umayyah
  • para penguasa umayyah

Umar bin abdul aziz mempunyai anggapan bahwa jabatan khalifah yaitu sebagai

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Ketika serigala memakan domba, berarti Amirul Mukminin telah meninggal

wikipedia

Kisah Umar bin Abdul Aziz Takut Peluang Korupsi (ilustrasi)

Red: A.Syalaby

REPUBLIKA.CO.ID, Sosok khalifah ini merupakan pemimpin yang mampu menjalankan agamanya, menunaikan amanahnya, serta menyampaikan nasihat kepada rakyatnya. Umar bin Abdul Aziz, seorang keturunan dari khalifah ke dua yakni Umar bin Khattab — menjalankan pemerintahannya dengan hikmah. 

Dia menegakkan keadilan yang menjadi fondasi kerajaan. Penegakan keadilan itu jika berlangsung lama akan membangun sementara kezaliman akan menghancurkan. Pada pemerintahannya, seorang bijak mengatakan, serigala berada di  dekat domba tanpa menyakiti domba tersebut. Ketika serigala memakan domba itu, orang-orang berkata, “Berarti Amirul Mukminin sudah meninggal.” 

Pernah pada satu ketika Umar bin Abdul Aziz menghentikan budaya memberi upeti yang dilakukan masyarakat kepada pejabat sebelum Umar. 

Dalam salah satu pesan yang disampaikan dari atas mimbar, Umar berkata, “ Demi Allah, seharusnya mereka tak memberikan upeti itu, dan kami sebagai pejabat tak boleh menerimanya. Dan, ketika jabatan ini berada di tanganku, maka aku hanya mempunyai Allah yang memperhitungkan seluruh tindakanku. Ketahuilah aku telah mengembalikan semua pemberian itu. Hal itu aku mulai dari diriku dan keluargaku.. bacalah Muzahim! (nama seorang hamba sahayanya). 

Muzahim sebelumnya membawa sebuah tas yang didalamnya terdapat beberapa buku catatan upeti itu. Dia pun membaca buku catatan tersebut. Umar lantas mengambil buku itu. Ia mengguntingnya dari atas mimbar. Begitu pula buku upeti lainnya. Prosesi ini berlangsung hingga adzan Zhuhur berkumandang. 

  • umar bin abdul aziz
  • kisah umar
  • kekhalifahan umar

Umar bin abdul aziz mempunyai anggapan bahwa jabatan khalifah yaitu sebagai

tirto.id - Umar bin Abdul Aziz adalah salah satu khalifah Dinasti Umayyah yang berkuasa dari 717 hingga 720 Masehi. Meski hanya memimpin selama kurang dari 3 tahun, gaya kepemimpinan, keteladanan, prestasi, dan jasa Umar bin Abdul Aziz membuatnya disebut sebagai khulafaur rasyidin kelima.

Biografi Singkat Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada 2 November 682 (26 Safar 63H). Sang ayah, Abdul Aziz, berasal dari klan Umayyah, dan masih terikat hubungan keluarga dengan khalifah ketiga, Utsman bin Affan. Sementara itu, sang ibu Ummu Ashim (Laila) binti Ashim, adalah cucu Umar bin Khattab.

Kakek Umar bin Abdul Aziz, Marwan bin al-Hakam adalah khalifah keempat dalam Dinasti Umayyah. Ketika Marwan mangkat pada 12 April 685, penggantinya adalah putra pertama, Abdul Malik bin Marwan. Sementara itu, ayah Umar, Abdul Aziz bin Marwan, tetap menjabat sebagai gubernur Mesir, jabatan yang diembannya selama 20 tahun.

Kontestasi untuk posisi khalifah terjadi antara dua bersaudara, Abdul Malik dan Abdul Aziz. Namun, Abdul Aziz meninggal lebih dahulu pada 705 Masehi. Abdul Malik lantas menyerahkan jabatan khalifah itu kepada putranya sendiri, al-Walid. Dari al-Walid inilah Umar bin Abdul Aziz mendapatkan posisi baru, sebagai Gubernur Madinah.

Penempatan Umar bin Abdul Aziz di Madinah diharapkan khalifah baru sebagai jembatan untuk meredakan ketegangan antara penduduk wilayah tersebut dengan klan Umayyah. Hal itu berbuah, dengan pendekatan Umar bin Abdul Aziz yang lembut. ia membentuk dewan syura yang bertugas bersama dirinya menggerakkan pemerintahan provinsi Madinah.

Umar bin Abdul Aziz dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur Madinah atas saran Al-Hajjaj bin Yusuf, yang sudah lama menjadi tangan khalifah Dinasti Umayyah. Namun, khalifah al-Walid tetap dekat dengan Umar. Kala al-Walid meninggal, dan posisinya digantikan sang adik, Sulaiman bin Abdul Malik, posisi Umar di istana semakin penting: sebagai penasihat utama khalifah.

Pengangkatan Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah terjadi setelah proses panjang. Awalnya, Sulaiman bin Abdul Malik ingin putra pertamanya , Ayyub, yang menggantikan dirinya. Namun, Ayyub meninggal pada awal 717 Masehi.

Sementara itu, putra lain Sulaiman, Dawud sedang berperang di Konstantinopel. Pilihan kemudian jatuh kepada Umar bin Abdul Aziz, dengan putra mahkota Yazid bin Abdul Malik, adik Sulaiman. Banyak yang terkejut dengan penunjukan Umar bin Abdul Aziz, termasuk dirinya sendiri.

Dalam Ngaji Filsafat Edisi 210 Seri The Philosopher King: Umar bin Abdul Aziz, dikisahkan oleh Fahruddin Faiz, pembaiatan Umar bin Abdul Aziz dilakukan pada 719 Masehi/99H. Penasihat kerajaan yang lain, Raja' bin Haiwah, menyampaikan wasiat Sulaiman bin Abdul Malik yang selama ini dirahasiakan.

"Saat itu umat Islam menunggu di masjid pengumuman siapa khalifah berikutnya. Begitu diumumkan penerusnya (adalah) Umar bin Abdul Aziz, semua senang kecuali Umar sendiri.

"Umar naik mimbar lantas berkata, 'Wahai manusia, Demi Allah, sesungguhnya saya tidak pernah memohon perkara ini kepada Allah satu kali pun. Sesungguhnya jabatan ini diberikan tanpa bermusyawarah terlebih dahulu dan saya tidak pernah memintanya," terang Fahruddin Faiz.

Umar bin Abdul Aziz meminta rakyat untuk memilih khalifah terbaik versi mereka. Namun, kecakapan dan keadilan Umar bin Abzul Aziz membuat umat Islam yang ada di masjid menolak untuk mencabut baiat. Umar kemudian duduk dan menangis, "alangkah besarnya ujian Allah kepadaku."

Gaya Kepemimpinan dan Keteladanan Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz memiliki berbagai karakter yang membuatnya layak menjadi pimpinan pilihan. Ia orang yang wara', sederhana, egaliter, tawadhu, telaten dan sabar, adil, dan yang terpenting pembela kaum dhuafa.

Salah satu kisah keteladanan Umar bin Abdul Aziz tercantum dalam Biografi Khalifah Rasulullah (Khulafaur Rasul) karya Khalid Muhammad Khalid (2013:666). Suatu ketika ada gubernur yang melayangkan surat kepada Umar untuk meminta tambahan pena dan kertas.

Dalam surat balasan, Umar bin Abdul Aziz menjawab, "begitu suratku ini tiba, runcingkan pena, satukan tulisan, dan tulislah berbagai keperluan sebanyak-banyaknya dalam satu kertas. Kaum muslimin tidak membutuhkan kata-kata lebih yang membahayakan Baitul Mal mereka".

Salah satu warisan penting dari Umar bin Abdul Aziz adalah upayanya menyudahi konflik antara Bani Hasyim-Bani Umayyah. Umar menyebutkan, "Allah menjaga tanganku dari peristiwa itu. Tetapi apakah aku tidak boleh membersihkannya dengan lidahku?".

Sejak zaman Umar bin Abdul Aziz pula, caci maki kepada Ali bin Abi Thalib dihentikan. Sebelum era kekhalifahan Umar, setiap kali khotbah Jumat, diakhiri dengan memaki-maki Ali, terkait rivalitas Bani Umayyah dan Bani Hasyim, dan sejarah panjang yang melibatkan pendiri Dinasti Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan, juga sang putra Yazid bin Muawiyah.

Menurut Umar bin Abdul Aziz, budaya caci maki yang demikian sudah saatnya dihentikan. Ali bin Abi Thalib adalah sosok yang dijamin masuk surga, pemimpin yang dicintai Allah, salah satu orang terkasih Rasul-Nya. Jadi tradisi ini harus dihentikan.

Inilah yang kemudian menjadi awal pijakan setiap kali khotbah Jumat dibacakan Surah an-Nahl:90.

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

InnAllaaha ya'muru bil’adli waal-ihsaani wa-iitaa-i dzii-lqurbaa wayanhaa ‘ani-lfahsyaa-i waalmunkari waalbaghyi ya’izhukum la’allakum tadzakkaruuna

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2021 atau tulisan menarik lainnya Fitra Firdaus
(tirto.id - fds/add)

Penulis: Fitra Firdaus Editor: Addi M Idhom