Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

Fraktur tidak boleh dianggap remeh. Meskipun tidak semua kondisi fraktur mengancam nyawa korban, namun fraktur tetap membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.

Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

Sumber: zuberbrioux.com

Secara umum cedera bisa terjadi kapan saja dan sulit untuk dihindari, salah satunya fraktur atau patah tulang. Fraktur dapat terjadi ketika Anda terjatuh dari ketinggian tertentu, mengalami kecelakaan lalu lintas, cedera saat berolahraga, atau ketika tulang terhantam benda-benda keras.

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang yang terjadi akibat cedera langsung ataupun tidak langsung. Jadi, tulang dikatakan patah (fraktur) ketika tubuh mengalami kondisi terputusnya keutuhan susunan tulang menjadi beberapa bagian.

Fraktur dapat diakibatkan oleh benturan atau tekanan yang kuat, melebihi kemampuan tulang untuk meredamnya. Terdapat tiga penyebab dari fraktur, di antaranya:

  • Insiden trauma, seperti cedera olahraga, kecelakaan, dan jatuh dari ketinggian
  • Kondisi patologis, diakibatkan adanya gangguan pada tulang berupa penyakit yang mana apabila terjadi sedikit trauma dapat mengakibatkan fraktur, seperti penyakit tumor tulang, infeksi tulang, atau rakitis.
  • Fraktur spontan, diakibatkan oleh stres tulang yang berlangsung terus-menerus, contohnya pada kasus polio dan orang yang bertugas dibidang militer.

Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

Sumber: safe-skipper.com

Berdasarkan sifatnya, fraktur digolongkan menjadi dua macam, yakni fraktur tertutup dan terbuka. Fraktur tertutup adalah suatu kondisi tulang yang mengalami patah tidak sampai keluar menembus kulit. Sedangkan fraktur terbuka adalah suatu kondisi sebagian atau keseluruhan tulang yang patah terlihat menembus kulit dan memiliki risiko infeksi yang cukup tinggi.

Baca juga artikel ini:

Tanda dan Gejala Fraktur

Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

Sumber: healthline.com

Tanda dan gejala fraktur di antaranya:

  • Adanya riwayat trauma (terjatuh, kecelakaan, dll.)
  • Pembengkakan, memar, dan deformitas (pergeseran fragmen pada fraktur) di area cedera
  • Merasakan nyeri saat bergerak
  • Mati rasa atau merasakan kesemutan di area cedera
  • Merasakan atau mendengar bunyi tulang yang patah
  • Perubahan warna, kemerahan atau membiru
  • Kelainan bentuk, ukuran atau panjang tulang berbeda dibandingkan pasangan tulang lainnya
  • Dalam kasus yang berat, anggota tubuh biasa saja patah dengan luka terbuka.

Pertolongan Pertama Pada Fraktur

Pada setiap kecelakaan atau cedera akan dijumpai situasi kekacauan dan kepanikan di tempat kejadian, seorang pelaku pertolongan pertama harus mampu menanggulangi hal itu.

Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

Sumber: engadget.com

Fraktur tidak boleh dianggap remeh. Meskipun kondisi fraktur umumnya tidak mengancam nyawa korban, namun fraktur tetap membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.

Ketika Anda menemukan atau bahkan mengalami fraktur, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat dan perhatikan langkah pertolongan pertama berikut sambil menunggu bantuan medis tiba.

Pertolongan pertama pada fraktur:

1. Periksa kondisi cedera korban. Periksa Airway (jalan napas)─Breathing (napas korban)─Circulation (sirkulasi) dan tingkat keparahan cedera dengan cepat.

Berhati-hatilah saat memeriksa cedera agar tidak menimbulkan terlalu banyak gerakan.  Jika korban tidak sadarkan diri, segera lakukan resusitasi jantung paru (RJP).

2. Cegah gerakan di area cedera. Lakukan imobilisasi (membatasi gerakan) pada bagian yang patah.

Terdapat dua tipe imobilisasi yang dapat Anda lakukan:

  • Imobilisasi tangan dasar. Korban dianjurkan untuk menopang cedera dengan tangannya sendiri dengan memeganginya, jika memungkinkan atau di mana tidak ada peralatan/bahan lain dalam bentuk apa pun.
  • Menggunakan bantalan (padding). Letakkan bantalan yang lembut (baju, selimut, handuk kecil, dll.) pada bagian tubuh yang patah atau pada lekukan tubuh terdekat pada daerah cedera untuk menopang.

Menopang bagian yang cedera dapat mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Terus topang bagian yang patah hingga bantuan medis tiba.

3. Hentikan perdarahan jika korban mengalami fraktur terbuka. Tekan kuat luka dengan perban atau kain steril (prinsip balut tekan).

4. Jangan mencoba memindahkan korban, terutama jika korban mengalami cedera kepala, leher, atau tulang belakang untuk menghindari cedera yang lebih parah.

5. Jangan mencoba untuk mengembalikan tulang ke posisi semula.

6. Jika memungkinkan, lakukan kompres dingin dengan es yang dibalut handuk atau ice pack selama maksimal 20 menit.

7. Pantau kondisi korban dan perhatikan jika ada tanda-tanda syok. Jika korban mengalami syok, baringkan korban dengan menempatkan kaki lebih tinggi dari kepala.

Pertolongan Pertama Pada Fraktur Tertutup (Closed Fracture)

1. Setelah memeriksa cedera, mintalah korban untuk tidak banyak bergerak. Gunakan bantalan ringan untuk menopang cedera.

Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

2. Jika Anda bisa melakukannya, setelah bantalan diletakkan di area cedera, pasang gendongan (sling) menggunakan kain untuk melindungi cedera agar tidak bertambah parah. Sling digunakan sebagai penopang atau pencegah bagian tubuh yang patah dari gerakan sambil menunggu bantuan medis tiba.

Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

3. Lakukan imobilisasi patah tulang dengan memasang sling menggunakan kain segitiga hingga setara dada. Ini akan mencegah pergerakan ketika korban dalam perjalanan ke rumah sakit. Hubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk pertolongan lebih lanjut.

Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

Pertolongan Pertama Pada Fraktur Terbuka (Open Fracture)

Ketika seseorang mengalami fraktur terbuka, penting bagi pelaku pertolongan pertama untuk menghentikan perdarahan dan infeksi di area cedera serta melakukan imobilisasi di area tersebut.

1. Hubungi Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Letakkan balutan steril di atas area cedera untuk melindungi luka terbuka terkontaminasi, menghentikan perdarahan, dan mengurangi infeksi.

Pembalutan tidak boleh terlalu kencang maupun longgar. Simpul balutan dianjurkan pada posisi yang datar dan tidak boleh di atas luka. Susun bantalan di samping tulang yang patah jika menonjol keluar dari kulit.

Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

Pantau terus kondisi korban, terutama pernapasannya, karena mungkin korban bisa saja mengalami syok. Periksa sirkulasi ekstremitas lengan atau kaki yang cedera di luar perban setiap 10 menit.

2. Dalam keadaan yang lebih ekstrem─ jika Anda berada di daerah terpencil, di mana bantuan medis tiba sangat lama atau Anda terpaksa membawa korban sendiri ke dokter atau Rumah Sakit─ Anda mungkin perlu melakukan pembidaian belat (splint).

Untuk menolong korban patah tulang diperlukan pembalutan berikut ini termasuk jenis pembalut

Tambahkan bantalan ekstra di sekitar tungkai dan lakukan pembidaian (dapat menggunakan payung yang dilipat, koran yang digulung, atau bahan seperti tongkat yang keras) pada persangkaan tulang yang patah.  Jangan membalut terlalu ketat. Usahakan gerakan apa pun seminimal mungkin.

Prinsip pembidaian:

  • Bidai hanya dapat dilakukan jika tidak mengakibatkan nyeri dan rasa tidak enak
  • Letak cedera ditemukan
  • Gunakan bidai meliputi sendi atas dan bawah patahan
  • Periksa sirkulasi sebelum dan sesudah pembidaian, serta pastikan aman
  • Dilakukan oleh orang yang kompeten dan telah mendapatkan pelatihan pertolongan pertama.

Berdasarkan buku berjudul “Practical Guide to First Aid Fast and Effective Emergency Care” karya Dr Pippa Keech, pembidaian belat untuk patah tulang sudah sedikit digunakan dalam praktik pertolongan pertama, kecuali korban berada di daerah terpencil, atau di mana pelaku pertolongan pertama terpaksa harus mengangkut korban sendiri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Penting!

  • Jika anggota tubuh mengalami dislokasi atau patah, jangan pernah mencoba untuk mengembalikan ke posisi semula karena dapat mengakibatkan cedera yang lebih berat. Petugas medis di rumah sakit akan menanganinya.
  • Memindahkan atau mengangkut korban patah tulang tidak direkomendasikan kecuali Anda telah mendapatkan pelatihan pertolongan pertama.
  • Jika korban terlihat normal dan hanya memar, coba cari tahu penyebab cedera (misalnya kejatuhan atau tertimpa sesuatu) untuk dapat mengetahui apakah ada tulang yang patah. Foto rontgen atau sinar X biasanya diperlukan untuk mendiagnosis patah tulang.

Hal terpenting ketika menangani korban patah tulang adalah hindari melakukan pertolongan lebih lanjut sebelum mengetahui dengan seksama lokasi dan kondisi patah tulang pada korban serta jika Anda merasa tidak memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan darurat pada korban.

Jika korban sadar, jaga kondisinya agar tetap terjaga hingga bantuan medis tiba ke lokasi. Posisikan korban dalam keadaan nyaman dan coba tenangkan.

Semoga bermanfaat. Salam safety!