Variabel di bawah ini yang jenis skala datanya adalah ordinal adalah

Dalam bidang penelitian penelitian, kita telah mengenal macam-macam teknik pengumpulan data yang bisa kita gunakan pada pembahasan sebelumnya, baik teknik pengumpulan data kuantitatif maupun kualitatif. Selain teknik pengumpulan data yang baik, skala pengukuran yang tepat untuk mengolah data tersebut juga diperlukan dalam sebuah penelitian supaya hasilnya objektif serta memiliki kredibilitas yang tinggi. Lalu, apakah jenis-jenis dari skala pengukuran yang biasa digunakan untuk mendapatkan nilai statistik dari suatu data?

Dalam mengolah data, terdapat 3 jenis skala pengukuran yang umum bahkan tanpa kita sadari kita sering menggunakannya dalam proses pengolahan ataupun analisis data. Skala-skala tersebut diperlukan terutama dalam pengukuran untuk menilai dan membedakan objek yang diteliti. Apa sajakah itu? Untuk mengetahui apa saja skala tersebut dan perbedaannya, yuk simak penjelasannya di bawah ini.

1.    Skala Nominal 

Apa itu skala nominal? Skala nominal adalah skala yang hanya bisa membedakan benda, peristiwa, ataupun objek yang diteliti antara satu dengan yang lainnya berdasarkan nama atau predikatnya. Skala nominal ini umumnya digunakan untuk mengklasifikasi sebuah objek, individu, atau kelompok secara kategorik atau kualitatif. Umumnya, pengukuran dengan skala ini dilakukan dengan pemberian angka atau simbol pada objek tersebut. Pemberian angka dan simbol ini tidak memiliki maksud kuantitatif serta hanya menunjukkan adanya atribut atau karakteristik pada objek tersebut. Hal ini berarti skala ini hanya diberikan sebagai label saja serta tidak mengandung pengertian tingkatan tertentu.

Contoh dari penggunaan skala ini yang mungkin akrab dalam kehidupan kita sehari-hari, adalah penggolongan terhadap jenis kelamin. Dalam penggolongan ini, umumnya jenis kelamin pria diberi kode 1, sedangkan jenis kelamin wanita diberi kode 2. Dalam hal ini, angka yang diberikan hanya berfungsi sebagai label kategori saja serta tidak memiliki arti apapun. Artinya, disini angka 2 tidak memiliki nilai lebih dari 1 dan begitu juga sebaliknya. Kita bisa saja memberi kode pada pria dengan bilangan 2 dan wanita dengan 1 atau bilangan lainnya, asalkan kode yang diberikan berbeda satu sama lain.

Dalam bahasa pemrograman R, fungsi yang dapat digunakan adalah chisq.test() yang digunakan untuk melakukan chi square test. Selain itu, skala nominal ini dapat diterapkan dalam prose pengkonversian data bertipe kategorik ke dalam tipe numerik dengan mmenggunakan fungsi data.matrix() sebelum digunakan dalam proses pengklasteran data dengan algoritma k-means.

Baca juga: Analisis Data Kualitatif? Yuk Pelajari Langkah-Langkah Pengumpulan Datanya! 

2.    Skala Ordinal

Setelah membahas skala nominal, kita akan lanjutkan dengan pembahasan mengenai skala ordinal. Skala ordinal adalah skala yang mengandung pengertian tingkatan. Walaupun sama-sama bertipe facto, skala ini disebut-sebut lebih tinggi daripada skala nominal. Skala ordinal ini lebih sering disebut sebagai skala peringkat. Sesuai dengan namanya, skala ini menggunakan lambang-lambang atau bilangan-bilangan untuk menunjukkan urutan atau tingkatan objek yang diukur berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya, kita melakukan pengukuran mengenai tingkat kepuasan seseorang terhadap sebuah produk. Dalam penilaian ini, kita bisa memberi angka 5, 4, 3, 2, dan 1 masing-masing untuk reaksi sangat puas, puas, kurang puas, tidak puas, dan sangat tidak puas. 

Walaupun skala ini sudah memiliki batas yang jelas, namun skala ini belum memiliki jarak. Seperti pada contoh tadi, kita tidak tahu berapa jarak kepuasan seseorang dari tidak puas ke kurang puas. Meskipun kita telah memberi angka-angka yang berbeda pada tiap tingkatan ini, tetap saja kita tidak bisa mengatakan bahwa reaksi sangat puas 5 kali lebih tinggi nilainya dari yang sangat tidak puas.

Sama halnya dengan skala nominal, skala ordinal memiliki variabel-variabel yang tidak dapat diterapkan pada operasi matematika standar. Untuk itu, diperlukan fungsi statistik yang tepat untuk melihat hubungan antara variabel-variabel yang digunakan dalam skala ini, salah satunya yaitu fungsi chisq.test() seperti yang sudah kita bahas tadi. Adapun, prinsip skala ordinal ini dapat diterapkan dalam proses penyimpanan data bertipe factor di bahasa pemrograman R, yaitu dengan menempelkan atribut berupa angka pada tiap data tersebut sesuai urutan abjadnya.

3.    Skala Interval

Sekarang, kita akan membahas mengenai skala yang biasa digunakan dalam pengukuran data numerik, yaitu skala interval. Skala ini memiliki sifat dan karakteristik seperti halnya skala nominal dan ordinal. Hanya saja, yang menjadi pembeda dari skala ini adalah adanya jarak atau interval yang tetap antara variabel-variabelnya. Meskipun skala ini sudah memiliki nilai instrinsik dan jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatannya. Pernyataan ini bisa diartikan bahwa skala interval tidak punya nilai 0 mutlak.  

Skala interval ini biasa digunakan dalam pengukuran data numerik. Perbandingan variabel-variabel ini bisa dilihat menggunakan scatter plot dan analisis korelasi. Scatter plot ini digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut, apakah hubungan tersebut positif atau negatif. Sementara itu, analisis korelasi digunakan untuk menguji apakah kedua variabel tersebut memang berhubungan serta seberapa kuat hubungan tersebut. 

Dalam bahasa pemrograman R, kita menggunakan fungsi plot() untuk membuat scatter plot. Akan tetapi, supaya lebih efisien, kita dapat menggunakan fungsi geom_point() dari library ggplot2 untuk menggambar scatter plot ini. Sementara itu, fungsi yang digunakan untuk membuat analisis korelasi adalah dengan menggunakan fungsi cor.test(). Adapun skala ini dapat diterapkan penggunaannya dalam proses  clustering dengan menggunakan algoritma k-means, dimana algoritma ini akan menghitung jarak atau interval antara centroid / cluster yang telah ditetapkan dalam sebuah data.

Baca juga:  Exploratory Data Analysis : Pahami Lebih Dalam untuk Siap Hadapi Industri Data

4. Awali Belajar Menjadi Praktisi Data Dengan Belajar Data Science Gratis Bersama DQLab!

Terapkan ilmunya sekarang dengan bergabung bersama platform belajar online DQLab! Selain bisa meningkatkan ilmu data yang dimiliki, kamu juga bisa membangun portofolio datamu di DQLab guna mempersiapkan dirimu berkarir di industri data.

Sign Up untuk nikmati module GRATIS "Intoduction to Data Science" dengan pengalaman belajar yang seru menyenangkan serta aplikatif pada industri nyata! Untuk kamu yang ingin mulai belajar Data Science atau siap berkarir jadi Data Analyst, Data Scientist, dan Data Engineer, persiapkan diri kamu dengan tepat sekarang. Tidak ada kata teralmbat untuk belajar. Yuk #MulaiBelajarData di DQLab.

Dengan belajar di DQLab, kamu bisa:

  • Menerapkan teknik mengolah data kotor, hasilkan visualisasi data dan model prediksi dengan studi kasus Retail dan Finansial

  • Dapatkan sesi konsultasi langsung dengan praktisi data lewat mentoring

  • Bangun portofolio data langsung dari praktisi data Industri

  • Akses Forum DQLab untuk berdiskusi

Simak informasi di bawah ini untuk mengakses gratis modul "Introduction to Data Science":

  1. Buat Akun Gratis dengan Signup di DQLab.id/signup

  2. Akses module Introduction to Data Science

  3. Selesaikan modulenya, dapatkan sertifikat & reward menarik dari DQLab

Penulis : Sharon 

Editor : Annissa Widya Davita

DQLab belajar data science Python Big Data Data Analyst Machine Learning

Skala pengukuran data dalam penelitian – menjadi seorang mahasiswa disemeter akhir pastinya dipusingkan oleh masalah penelitian. Unsur penting dalam penelitian adalah menentukan skala pengukuran. 

Berbicara tentang skala penelitian data dalam penelitian, ada beberapa jenis yang akan dipaparkan dalam artikel ini. Sebelum masuk ke macam-macam skala pengukuran, akan membahas tentang pengertian skala pengukuran, sebagai berikut. 

Pengertian Skala Pengukuran Data Dalam Penelitian

Pengertian skala pengukuran data dalam penelitian dapat diartikan sebagai sarana untuk menentukan panjang pendek interval yang telah ditentukan dalam satuan alat ukur. Salah satu cara agar bisa mengetahui panjang pendek interval dapat dilakukan dengan melakukan alat pengukuran. 

Penggunaan alat ukur dapat diterapkan untuk memperoleh data kuantitatif atau memperoleh angka. Kurang efektif jika digunakan untuk jenis penelitian kualitatif. Berikut adalah pengertian skala pengukuran data dalam penelitian menurut para ahli atau para tokoh. 

Pengertian Skala Pengukuran Menurut Para Ahli

1. Ramli

Menurut Ramli (2011) skala pengukuran adalah kesepakatan untuk menentukan panjang pendek interval pada alat ukur. Baik digunakan untuk dijadikan sebagai acuan ataupun sebagai tolak ukur untuk memperoleh data. 

2. Sugiyono

Pengertian skala pengukuran data dalam penelitian menurut Sugiono (2012) adalah kesepakatan yang digunakan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. 

3. Imam Ghozali

Sedangkan Imam Ghozali (2005) mengartikan pengukuran adalah meletakkan angka atau symbol pada karakteri yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan diakui. Karakter yang dimaksud di sini adalah satuan ukuran tertentu.. Misalnya mengacu pada umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin. 

4. Agus Irianto

Agus Irianto juga mengartikan skala pengukuran seperti pendapat-pendapat yang lain, yang menyatakan bahwa skala pengukuran sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan data kuantitatif. 

5. Budi Hatoro

Skala pengukuran dapat diartikan pengukuran suatu proses maupun kegiatan yang bertujuan untuk menentukan hasil data berupa data agar dapat digunakan untuk melakukan pengukuran. 

6. Lien

Berbeda dengan Lien yang memaparkan bahwa pengukuran sebagai sejumlah data yang dikumpulkan menggunakan alat ukur yang memiliki keakuratan yang objektif. Dimana pengukuran ini diperlukan untuk analisis dan interpretasi. 

7. Stanley Smith Stevens

Stanley Smith Stevens (1946) adalah pengukuran data dalam penelitian yang membuat klasifikasi skala pengukuran penelitian sosial. Dimana pengukuran penelitian inilah yang nantinya akan dibuat menjadi 4 jenis skala yang meliputi skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio. 

8. Ahmad Sudrajat

Berbeda dengan Ahmad Sudrajat yang mendefinisikan skala pengukuran diambil dari pengukuran yang berarti proses pemberian angka maupun memperoleh data. Dari data dan angka yang diperoleh tersebut dapat digunakan untuk memperoleh deskripsi numerik dari tingkatan-tingkatan tertentu. 

9. Suharsimi Arikunto

Suharsimi Arikunto pun juga berpendapat tentang skala pengukuran yang diambil dari upaya mengukur. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran yang lain.

Itulah beberapa pendapa tentang skala pengukuran dari para ahli. Jika dijabarkan lebih, tentu saja masih banyak sekali pembahasan dan uraiannya. Pembahasan yang tidak kalah penting yang lain adalah mempelajari macam-macam skala pengukuran.

Baca juga: Validasi Data Penelitian : Pengertian, Manfaat dan Contoh

Macam-macam Skala Pengukuran Data Dalam Penelitian

Macam-macam skala pengukuran data dalam penelitian memiliki empat jenis. Dimana keempat jenis tersebut termasuk dalam ilmu statistik. Apa saja? Berikut ulasannya. 

1. Skala Nominal

Dikatakan sebagai skala nominal adalah skala pengukuran yang cukup sering digunakan. Karena skala pengukuran ini bentuknya paling sederhana. Skala nominal cocok digunakan untuk penelitian yang mencari pengkategorian saja. 

Contoh kasus pengkategorian adalah menentukan katebori lambang, label atau symbol. Umumnya pengkategorisasian berperan untuk mengelompokkan data sesuai dengan kategorisasi. Pengkategorisasian di lapangan lebih sering menggunakan simbolisasi yang fungsinya untuk membedakan mana kelompok objek ataupun mana kelompok subjek. 

Tanda skala nominal adalah mutually exclusive, dimana setiap objek hanya memiliki satu kategori saja. Selain itu, skala nominal tidak memiliki aturan yang terstruktur, dengan kata lain aturannya abstrak. 

Berikut adalah ciri dari skala nominal yang perlu di garis bawahi. 

  • Tidak dijumlah bilangan pecahan
  • Tidak memiliki ranking
  • Tidak memiliki nol mutlak
  • Angka hanya sebagai label saja
  • Tidak memiliki ukuran yang baru
  • Menggunakan statistik non parametric

Baca juga: Data Kualitatif dan Kuantitatif dalam Penelitian

2. Skala ordinal

Skala ordinal adalah skala pengukuran yang menunjukan jarak interval antar tingkatan tidak harus sama. Skala ordinal setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan skala nominal. Skala ordinal pengkategorisasian disusun berdasarkan urutan terendah ke tingkat yang lebih tinggi. 

Skala ordinal dari segi pengkategorisasiannya saling memisah. Dari segi kategorisasi data dibuat berdasarkan karakteristik khusus. Sedangkan untuk kategorisasi data disusun berdasarkan pada karakteristik. 

Ciri skala ordinal memiliki tiga ciri, sebagai berikut. 

  • Data saling memisah
  • Data bersifat logis dan mengikuti aturan
  • Kategori data ditentukan oleh skala yang didasarkan pada jumlah karakteristik yang dimiliki

3. Skala Interval

Skala interval adalah skala pengukuran yang sering digunakan untuk menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Pada skala interval tidak memiliki nilai nol. Nilai nol yang dimaksud hanya menggambarkan satu titik dalam skala saja. 

Dari asal tingkatannya, skala interval berada di atas skala ordinal dan skala nominal. Skala interval memiliki nilai bobot yang sama dari satu data dengan yang lain. Skala interval bersifat saling memisah. Sedangkan untuk kategorisasi data diatur secara logis, untuk kategorisasi data memiliki karakteristik khusus saat menentukan skala. 

Ciri-ciri skala pengukuran interval sebagai berikut. 

  • Data bersifat saling memisah
  • Data bersifat logis
  • Data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya
  • Angka “0” hanya menggambarkan titik dalam skala, tetapi sebenarnya tidak memiliki nilai nol absolut

4. Skala Rasio

Skala rasio adalah skala pengukuran data dalam penelitian yang lebih sering digunakan untuk membedakan, mengurutkan dan membandingkan data. Skala rasio adalah skala paling tinggi dibandingkana tiga jenis skala yang sudah disebutkan sebelumnya. 

Untuk lebih simpelnya, berikut ciri-ciri skala rasio yang bisa di garis bawahi. 

  • Data bersifat saling memisah
  • Data bersifat logis dan mengikuti aturan
  • Kategori data ditentukan skala berdasarkan karakteristik khusus

Itulah empat macam skala pengukuran data dalam penelitian. Semoga sedikit ulasan ini bermanfaat. Jika masih binggung, berikut adalah contoh skala pengukuran data dalam penelitian.

Baca juga: Validasi Data Penelitian : Pengertian, Manfaat dan Contoh

Contoh Skala Pengukuran Data Dalam Penelitian

Setelah mempelajari beberapa tips tentang skala pengukuran, berikut adalah contoh skala pengukuran data dalam penelitian. 

1. Contoh Skala Nominal

Pada skala nominal dibagi menjadi skala nominal sebenarnya dan skala nominal tidak sebenarnya. Berikut contoh dari masing-masing skala nominal tersebut. 

2. Skala nominal sebenarnya

Suku daerah : Suku Bugis, Suku Jawa, dan Suku Madura 

Kepercayaan yang di anut : Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Katholik 

Jenis kulit : Kulit Hitam, Kulit sawo matang, kulit putih dan kulit kuning. 

Jenis kelamin : Jenis Laki-laki, Jenis perempuan 

Jenis Pekerjaan : Wiraswasta, PNS, tenaga lepas, konten creator

Status perkawinan : Kawin atau tidak kawin 

Dsb. 

3. Contoh Skala Nominal Tidak Sebenarnya

kelulusan : Lulus, tidak lulus, naik kelas, tinggal kelas 

Tahun Produksi Kendaraan : 2010, 2011, 2012, 2013 dsb 

Ijazah terakhir : SD, SMP, SMA, S1, S2 atau S3. 

Dsb

4. Contoh Skala Ordinal

a. Contoh skala ordinal 1

Setiap kali memasang aplikasi di google play store, kita sering mendapatkan tawaran untuk memberikan penilaian. Ada yang bintang  5 sampai bintang 1. Bintang 5 artinya sangat puas, bintang 4 artinya puas, bintang 3 artinya kurang puas, bintang 2 tidak puas dan bintang 1 artinya sangat tidak puas. 

Beberapa kasus, penilaian ini juga sering kita temukan dalam pemilihan angket penelitian, ataupun dalam bentuk aplikasi transportasi seperti grab, gojek dan masih banyak lagi. Jadi skala ordinal dimulai dari angka yang paling besar, baru diikuti angka yang lebih kecil. 

b. Contoh skala ordinal 2

Adapun contoh skala ordinal yang dikemas menggunakan tampilan lebih menarik, contohnya sebagai berikut. 

Mengukur tingkat kreativitas karyawan 

Nilai : I         I       III   Iv       v

Angka : 100  80     60     40    20

c. Contoh skala ordinal 3

Mengukur rangking kelas dari ranking 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10

d. Contoh skala ordinal 4

Contoh skala ordinal yang lain juga dapat digunakan untuk menklasifikasikan status ekonomi masyarakat. Misalnya, ada status ekonomi miskin, ekonomi menengah ke atas, ekonomi menengah ke bawah dan orang kaya. 

Tentu saja masih banyak lagi skala ordinal yang sebenarnya sering ditemui dalam kehidupan keseharian kita. 

5. Contoh skala interval

Misalnya di kota Yogyakarta memiliki suhur 100C, kemudian di Semarang suhunya mencapai 150C, dan di Jakarta suhu udara di jam yang sama berada di angka 200C. Dari situ dapat dikatakan bahwa selisih suhu daerah Semarang 50C lebih panas dibandingkan kota Yogyakarta. Terjadi selisih suhu daerah Jakarta dengan daerah Semarang adalah 50C. 

Hal ini menunjukan bahwa pengukuran interval memiliki jarak tetap. Hanya saja, kita bisa mengatakan bahwa suhu di Jakarta lebih panas dua kali lipat dibandingkan koa Yogyakarta, itu artinya tidak bisa dijadikan kelipatan. Kenapa demikian? Karena dalam derajat celcius tidak memiliki no absolut. 

6. Contoh skala pengukuran ratio

Rani memiliki berat badan 30 kg. Mila memiliki berat badang 60 kg. maka dapat dikatakan bahwa berat badan Mila lebih berat dua kali dibandingkan berat badan Rani. 

Ternyata pengukuran skala ratio adalah pengukuran yang tidak hanya mengetahui berat badan, tetapi juga dapat digunakan untuk mengetahui usia, berat benda, tinggi pohon, ukuran timbangan, jarak, panjang barang hingga dapat pula digunakan untuk mengetahui nilai ujian. 

Dari contoh skala pengukuran data dalam penelitian di atas, kamu semakin tahu penggunaan masing-masing skala itu bukan. Semoga dengan pembahasan yang singkat ini ada manfaatnya. (Novia Intan)

Rekomendasi Buku untuk Penelitian

Baca juga artikel lain tentang “Contoh Skala Pengukuran data dalam Penelitian” berikut ini :

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA