Wadah yang digunakan untuk mengemas bahan makanan setengah jadi biasanya

Halo, Teman Sehat! Tahukah kamu, pengemasan merupakan suatu cara untuk menjamin keamanan produk pangan selama pengangkutan dan penyimpanan. Upaya ini dilakukan agar kondisi produk masih dalam keadaan baik ketika sampai ke tangan konsumen.

Oh iya, pengemasan juga berperan dalam menghasilkan produk yang memiliki  kualitas yang aman untuk dikonsumsi. Lalu kemasan produk pangan seperti apa ya, yang baik untuk digunakan? Yuk, simak penjelasannya di sini!

Pengemasan produk pangan

Tahukah kamu, pengemasan merupakan kegiatan merancang dan memproduksi pembungkus atau wadah sebuah produk agar siap didistribusikan, dijual dan dipakai. Tujuannya agar umur simpan bahan pangan menjadi panjang, mencegah rusaknya zat gizi bahan pangan, meningkatkan nilai jualnya serta menjamin kesehatan dan keamanan produk.

Wadah yang digunakan untuk mengemas bahan makanan setengah jadi biasanya

Jenis kemasan yang kamu temukan di pasaran, sangat banyak variasinya. Mulai dari plastik, kaleng, sampai karton. Lalu bagaimana ya, caranya untuk memilih kemasan yang tepat? Mau tahu caranya? Yuk, simak 4 jenis kemasan berdasarkan penggolongannya!

1. Menurut frekuensi pemakaian

Wadah yang digunakan untuk mengemas bahan makanan setengah jadi biasanya

  • Kemasan sekali pakai (disposable) merupakan kemasan yang setelah satu kali pakai langsung dibuang. Contohnya yaitu karton dus, bungkus plastik, bungkus kertas.
  • Kemasan yang bisa dipakai berulang kali (multi trip), biasanya kemasan ini ngga langsung dibuang oleh konsumen, tapi dikembalikan lagi ke agen penjual untuk dimanfaatkan ulang. Contohnya yaitu botol kecap, dan beberapa jenis botol kaca lainnya.
  • Kemasan yang ngga dibuang (semi disposable), biasanya kemasan ini dimanfaatkan oleh konsumen untuk kepentingan lain di rumah. Contohnya  wadah dari kaleng (susu, makanan bayi, dll.) yang bisa digunakan sebagai pajangan maupun wadah menanam tumbuhan.

2. Menurut struktur sistem kemasan

Wadah yang digunakan untuk mengemas bahan makanan setengah jadi biasanya

  • Kemasan primer, yaitu kemasan produk yang langsung membungkus bahan pangan
  • Kemasan sekunder, berfungsi sebagai pelindung kelompok kemasan lainnya, contohnya yaitu kotak karton untuk wadah susu dalam kemasan plastik alumunium.
  • Kemasan tersier dan kuartener, biasanya digunakan apabila masih diperlukan setelah kemasan primer, sekunder, dan tersier (untuk kuartener) dan berfungsi sebagai pelindung selama pengangkutan.

3. Menurut sifat kekakuan  pada bahan kemasan

Wadah yang digunakan untuk mengemas bahan makanan setengah jadi biasanya

  • Kemasan fleksibel, yaitu kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya patah atau retak. Contohnya yaitu plastik, kertas, dan foil
  • Kemasan kaku bersifat keras, yaitu kemasan yang ngga tahan benturan, dan patah bila dipaksa dibengkokkan. Contohnya yaitu kayu, logam, dan gelas.
  • Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu kemasan pada produk pangan yang bahannya kaku. Contohnya yaitu botol plastik (kecap, saus, dan susu)

4. Menurut sifatnya terhadap lingkungan

Wadah yang digunakan untuk mengemas bahan makanan setengah jadi biasanya

  • Kemasan hermetis, yaitu kemasan yang ngga bisa dilalui oleh gas, udara, dan uap air atau dengan kata lain kemasan kedap udara. Contohnya yaitu kaleng dan botol gelas.
  • Kemasan tahan cahaya, yaitu kemasan yang ngga bersifat transparan, cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin tinggi serta makanan fermentasi. Contohnya yaitu kemasan logam, kertas, dan foil.
  • Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan yang digunakan untuk bahan pangan dengan proses pemanasan, sterilisasi maupun pasteurisasi. Contohnya yaitu wadah logam dan gelas.

Nah, sekarang Teman Sehat sudah tahu kan mengenai penggolongan jenis kemasan pangan? Jadi, ketika kamu menemui istilah-istilah di atas, tentunya sudah paham dengan maknanya. Semoga bermanfaat ya, Teman Sehat!

Editor & Proofreader: Firda Shabrina, STP

BUGURUKU.COM – Penyajian dan Kemasan Olahan Pangan, Penyajian ataupun kemasan merupakan tahap akhir dari proses pembuatan produk olahan pangan. Penyajian/pengemasan memegang peranan penting dalam proses produksi pengolahan pangan karena akan menjadi daya tarik orang untuk memakannya atau konsumen untuk membelinya. Wadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan. Penggunaan wadah kemasan biasanya untuk makanan yang dibawa pulang oleh pembeli. Penyajian/pengemasan produk pangan telah dilakukan sejak masa lampau. Biasanya, minuman tradisional tertentu disajikan atau dikemas dengan menggunakan buah itu sendiri, seperti minuman air nira dalam buluh bambu.

Seiring kemajuan zaman, teknologi, dan kebutuhan manusia, produk kemasan pun berkembang terus-menerus. Kecanggihan teknologi pengolahan pangan, pengemasan, dan penyimpanan secara tidak langsung sebagian memang menguntungkan konsumen. Sekarang bahan kemasan yang umum digunakan terbuat dari kertas, kaca/gelas, plastik atau bahan polimer seperti polietilen (PE), polipropilen (PP) serta kemasan yang dapat terurai secara biologis atau biodegradasi (biodegradable packaging). Meskipun begitu, tidak semua perpaduan kemasan tradisional ditinggalkan. Ada beberapa produk pangan menggunakan kombinasi kemasan, yaitu kemasan tradisional dan kemasan masa kini. Tidak semua bahan dapat digunakan sebagai wadah penyajian atau kemasan pangan olahan. Ada kriteria tertentu yang harus diperhatikan dalam pemilihan wadah penyajian/kemasan, antara lain sebagai berikut. 1. Bahan kemasan/wadah penyajian tidak berbau sehingga tidak memengaruhi atau mengubah rasa dari produk pangan olahan. 2. Bahan kemasan/wadah penyajian memiliki kekuatan sebagai tempat produk pangan olahan. 3. Bahan kemasan/wadah penyajian mudah didapat. 4. Bahan kemasan/wadah penyajian aman bagi kesehatan dan bersih.

Baca juga Mengenal Inggris dan Australia

Tempat Penyajian atau kemasan

Adapun tempat penyajian ataupun kemasan untuk makanan dan minuman yang biasa digunakan masyarakat terbuat dari kertas, plastik, ataupun Styrofoam.

Selain memberikan manfaat sebagai wadah penyajian kemasan dan penyajian, juga berhubungan dengan cara menampilkan produk/hasil olahan pangan dalam bentuk menarik. Bentuk yang menarik akan menambah selera saat menyantapnya atau tertarik untuk membeli produk olahan pangan tersebut. Banyak penjual makanan atau restoran yang memberikan tampilan unik, eksotis, dan berkarakter pada penyajian dan kemasan produknya. Eksplorasi penggunaan bahan penyajian hidangan pun sangat variatif sekali. Ada yang menggunakan gerabah ataupun batok kelapa yang didesain menjadi gelas cantik. Ada yang membuat kemasan dengan modifikasi bahan, seperti plastik dan kertas. Oleh karena itu, saat ini bisnis kemasan dan wadah penyajian memiliki prospek menguntungkan. Kreativitas kita sangat dibutuhkan untuk dapat menciptakan wadah penyajian maupun kemasan.

Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.

Interaksi bahan pangan atau makanan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi bahan pangan tersebut, antara lain :

        1.       Kontaminasi mikrobia (jamur, bakteri, dll)

        2.       Kontaminasi serangga.

        3.       Penambahan air atau menguapnya air.

        4.       Benturan / gesekan.

          1.       Oksidasi terhadap lemak, protein, vitamin, dll.

          1.       Terjadi gosong, perubahan warna.

          2.       Rusaknya nutrisi, case hardening dll.

Fungsi Pengemasan

Fungsi pengemasan | Mengatur interaksi antara bahan pangan dengan lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan.

Tujuan Pengemasan

-Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang

-Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah.

-Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan.

-Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan.

-Memudahkan distribusi/ pengangkutan bahan pangan.

-Mendukung perkembangan makanan siap saji.

-Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.


Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :

Bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu.

Metode atau teknik Pengemasan bahan pangan harus tepat.

Pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik.


Persyaratan Bahan Pengemas :

Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas.

Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan).

Harus kedap air.

Tahan panas.

Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah.


Jenis-jenis Bahan Pengemas

1. Untuk wadah utama (pengemas yang berhubungan langsung dengan bahan pangan) :

Kaleng/logam,Botol/gelas,Plastik,Kertas,Kain,Kulit, daun, gerabah, bambu, dll


2. Untuk wadah luar (pelindung wadah utama selama distribusi, penjualan, atau penyimpanan) :

Kayu,Karton,Kain Blacu, Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 – 50 kg.

Kelebihannya adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah dicetak dan murah harganya.

Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.


Kertas

Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan lemak.

Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.

Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara eropa.


Gelas

Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.

Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)

Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)

Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).

Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang peka terhadap sinar.

Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax) dan silika yang halus.


Metal / Logam

Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.

Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis, bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.

Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.


Aluminium

Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang lebih ringan dibanding baja.

Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.

Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.

Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.

Plastik

Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.

Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan, polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester, poliamida, dan polietilentereptalat (PET).

Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density Polyetilene (HDPE), dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.

Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang mengandung minyak atau lemak.

Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.

Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan.


Edible film

Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan pangan yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak. ahan yang digunakan antara lain polisakarida yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible film adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.

Karton

Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan rigid. arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan ruang luas.

Bahan Pengemas Tradisional

Daun

Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang, daun jati, daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan dibanding plastik.

Gerabah

Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan asal tidak mengandung timbal. Gerabah yang diglasir bersifat kedap air, kedap udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin sehingga cocok untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu, anggur, minyak, curd/dadih dll.


Page 2