Wali-wali allah subhanahu wa ta'ala yang berjumlah 9 disebut

Ilustrasi Penjelasan tentang Wali Allah. Sumber: Tayeb MEZAHDIA-Pexels.com

Pengertian Wali Allah adalah orang yang taat beribadah kepada Allah dan selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dari "Kitab Minhajul Muslim", Syekh Abu Bakar Jabir Al Jazairi (2015:ii), menjelaskan bahwa para wali meminta sesuatu kepada Allah, maka akan dipenuhi. Jika mereka meminta pertolongan kepada Allah, Dia menolong mereka. Jika mereka meminta pelindungan kepada Allah, Dia melindungi mereka.

Mereka adalah orang-orang beriman, orang-orang bertakwa, orang-orang yang memiliki karomah, dan orang yang memiliki kabar gembira di dunia dan akhirat. Setiap mukmin dan bertakwa adalah wali Allah. Hanya saja, tingkatan mereka berbeda tergantung pada ketakwaan mereka dan keimanan mereka. Perlu diketahui pemimpin para wali Allah adalah para rasul dan nabi.

Seperti halnya firman Allah SWT “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa.” (Yunus: 62-64)

Pengertian Wali Allah Terpilih Memiliki Keimanan dan Ketakwaan

Ibnu Katsir rohimahulloh menafsirkan, Allah SWT menginformasikan bahwa para wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Siapa saja yang bertaqwa maka dia adalah wali Allah (Tafsir Ibnu Katsir, 2/384).

Banyaknya definisi mengenai wali yang terpenting kita tahu adalah wali Allah adalah orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Wali Allah yang utama adalah para nabi. Paling utama adalah rasul ulul azmi, sebagai rasul terakhir yang paling utama adalah Nabi Muhammad SAW.

Pemahaman yang sekarang berkembang di masyarakat bahwa wali itu adalah orang yang memiliki kemampuan sakti ataupun ilmu aneh sampai pada orang yang meninggalkan kewajiban syariat yang dibebankan padanya.

Padahal seorang wali memiliki tauhid yang benar dan sempurna, tidak akan tersisa lagi dalam hatinya kecintaan selain kepada Allah. Tiada lagi rasa nikmat yang melainkan dengan melaksanakan apa yang dicintai Allah.

Rasulullah bersabda “Sesungguhnya wali-wali Allah adalah orang yang saleh lagi beriman,” (Sahih Al Bukhari No. 5990 dan Muslim No. 215)

Siapa saja yang mengaku cinta kepada Allah, tetapi tidak mengikuti Rasulullah SAW, dia bukanlah wali Allah. Sekalipun ramai banyak orang yang menyangka bahwa itu wali Allah, padahal mereka bukanlah wali Allah.

Maka siapa yang beriktikad bahwa ada seorang wali yang dapat menuju kepada Allah tanpa mengikuti syariat yang dibawa Muhammad, dia adalah kafir dan termasuk wali setan (Ibnu Taimiyah, Al Furqon baina Awliya ar Rahman wa Auliya asy Syaithan)

Dari semua yang telah tergambar kita dapat mengetahui beberapa tugas seorang wali Allah adalah sebagai pembawa kebenaran, mengajarkan kebaikan, dan memberikan manfaat bagi umat muslim di dunia. Semoga kita semua termasuk hamba Allah yang selalu beriman dan bertakwa. (AA)

Wali adalah sosok yang memiliki kelebihan, karena kedekatannya dengan Allah SWT. Wali dimanamkan juga sebagai wasilah atau perantara yang menghubungkan antara manusia dengan Allah. Untuk dapat menjadi perantara harus memiliki atau memenuhi persyaratan kedekatan dan kesucian atau menjadi orang suci. Kedekatan tersebut diperoleh melalui upaya upaya yang dilakukan seseorang dalam upaya mendekatkan diri dengan Allah lewat dzikir atau wirid. Melalui kedekatan (taqarrub) akan memunculkan aura yang disebut dengan kesucian. Walisanga atau walisongo sebagai penyebar agama Islam di Tanah Jawa, cukup menarik jika dilihat peranannya sebagai penyebar agama dengan memadukan tradisi cultural yang masih melekat di masyarakat, sehingga dakwahnya diterima dengan baik.

Walisongo menempati posisi penting dalam masyarakat muslim di Jawa terutama di daerah tempat mereka dimakamkan. Kata Walisongo terdiri atas dua kata Wali dan Songo. Disini terlihat adanya perpaduan dua kata yang berasal dari pengaruh budaya yang berbeda. Wali berasal dari bahasa Arab (pengaruh Al-Qur’an) dan songo (pengaruh buudaya Jawa). Wali berasal dari bahasa Arab, suatu bentuk dari Waliyullah, yang berarti orang yang mencintai dan dicintai Allah SWT. Sedangkan Songo berasal dari bahasa Jawa yang berarti sembilan. Dengan demikian, Walisongo berarti Wali Sembilan, yakni sembilan orang yang mencintai dan dicintai Allah.

Al-Qur’an Surat Yunus ayat 62 menjelaskan seorang Wali adalah orang yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah, mereka menyampaikan kebenaran dari Allah, dan dalam menyampaikan kebenaran itu karena mendapat karomah dari Allah, tiada rasa kawatir dan sedih. Keistimewaan ini sebenarnya sama dengan para rasul, yang membedakan terletak pada ada atau tidaknya wahyu yang diterima. Wali tidak menerima wahyu, dan juga tidak akan pernah menjadi Nabi atau rasul, tetapi wali mendapat karomah, suatu kemampuan diluar adat kebiasaan manusia.

Pandangan orang Jawa menyebut wali adalah orang suci, dekat dengan Tuhan, berakhlak baik, menyebarkan ajaran Islam dan dipandang memiliki kemampuan lebih dari pada orang-orang biasa. Jika demikiam, karena penyebutan ini tampaknya khas Jawa, maka Wali juga dapat dimaknai dalam sudut pandang budaya Jawa. Hal ini akan bertemu dengan konsep Sunan atau Susuhan. Kata tersebut bisa berasal dari Bahasa Arab “Sunah”, bahasa Cina “Suhu nan” juga berasal dari bahasa Jawa “Susuhunan” dan menjadi “Sunan”. Selain julukan Sunan, para Wali juga digelari Raden. Raden adalah julukan untuk keluarga raja, seperti Raden Patah dan Sunan Gunung Jati.

Menurut bahasa Jawa “Susuhunan” atau “Suhunan” artinya junjungan atau yang dijunjung tinggi. Hal ini di Yogyakarta untuk menyebut Sultan adalah Ingkang Sinuwun artinya yang dijunjung. Sebutan lain untuk menyebut para Wali adalah Panita dalam Babad Tanah Jawi, juga ada Sayt khususnya untuk Sunan Ampel. Istilah-istilah tersebut penting untuk dipahami secara komprehensif melalui budaya Jawa dalam hubungannya dengan Islam. Semoga kita dapat meneruskan perjuangan wali songo dalam mensyiarkan Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin.

Referensi: Anita, D. E. 2016. Walisongo: Mengislamkan Tanah Jawa (Suatu Kajian Pustaka). Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial, 1(2), 243-266.

Departemen Syiar UKM ASC

nike flex contact boys shoes gray – Nike Air Force 1 Shadow Cashmere/Pale Coral – Pure Violet CI0919 – 700 | nike cortez mens on feet women images 2017

Walī (Bahasa Arab:الولي, Wali Allah atau Walīyu 'llāh), dalam bahasa Arab berarti adalah 'seseorang yang dipercaya' atau 'pelindung', makna secara umum menjadi 'Teman Allah' dalam kalimat walīyu 'llāh. Al Qur'an menjelaskan Waliallah memiliki arti orang yang beriman dan bertakwa. “Ingatlah sesungguh wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yg beriman dan mereka selalu bertakwa.” (Yunus 10:62 - Al-Furqan dalam kitab Majmu’atut Tauhid hal. 339)

Dari Abu Hurairah ia berkata: telah bersabda Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Allah telah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi Waliku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”.

Sedangkan wali dalam kisah penyebaran Islam di nusantara, menurut konsensus para ulama dan raja waktu itu, terdapat 9 orang yang patut dianggap sebagai wali, karena mereka sangat mumpuni baik dari ilmu agama Islam maupun bobot segala jasa dan karomahnya terhadap kehidupan masyarakat dan kenegaraannya, yang dikenal dengan sebutan walisongo (sanga dalam Bahasa Jawa berarti sembilan).

Kata ‘wali’ bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata ‘al-wilayah’ yg arti adl ‘kekuasaan’ dan ‘daerah’ sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Sikkit, atau terambil dari kata ‘al-walayah’ yg berarti pertolongan. Adapun secara terminologi menurut pengertian sebagian ulama ahlussunah, wali adalah orang yang beriman lagi bertakwa tetapi ia bukan seorang nabi. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa seluruh orang yang beriman lagi bertaqwa adalah disebut wali Allah, dan wali Allah yang paling utama adalah para nabi, yang paling utama di antara para nabi adalah para rasul, yang paling utama di antara para rasul adalah Ulul ‘azmi, yang paling utama di antara Ulul ‘azmi adalah Muhammad. Maka para wali Allah tersebut memiliki perbedaan dalam tingkat keimanan mereka, sebagaimana mereka memiliki tingkat yang berbeda pula dalam kedekatan Mereka dengan Allah.

Mereka yang melakukan hal-hal yang mandub (sunnah) serta menjauhi hal-hal yang makruh disamping melakukan hal-hal yang wajib. Sebagaimana lanjutan hadits: "Dan senantiasa seorang hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya."

Ashaabulyamiin (golongan kanan)

Mereka hanya cukup dengan melaksanakan hal-hal yang wajib saja serta menjauhi hal-hal yang diharamkan, tanpa melakukan hal-hal yang mandub atau menjauhi hal-hal yang makruh. Sebagaimana yang disebutkan dalam potongan hadits di atas: “Dan tidaklah seorang hambaku mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya”.

Kedua golongan ini disebutkan Allah dalan firman-Nya: “Adapun jika ia termasuk golongan yang dekat (kepada Allah). Maka dia memperoleh ketentraman dan rezki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika ia termasuk golongan kanan. Maka keselamatan bagimu dari golongan kanan”. (Al Waaqi’ah: 88-91). Kemudian para wali itu terbagi pula menurut amalan dan perbuatan mereka kepada dua bagian; wali Allah dan wali setan. Maka untuk membedakan di antara kedua jenis wali ini dapat dilihat dari amalan seorang wali tersebut, bila amalannya benar menurut Al Quran dan sunnah maka dia adalah wali Allah sebaliknya bila amalannya penuh dengan kesyirikan dan segala bentuk bid’ah maka dia adalah wali setan.

Allah telah menyebutkan ciri para wali-Nya dalam firmannya, “Ingatlah, sesungguhnya para wali-wali Allah Mereka tidak merasa takut dan tidak pula merasa sedih. Yaitu orang-orang yang beriman lagi bertaqwa”. (Yunus: 62-63). Berikut kita akan rinci ciri-ciri dari kedua jenis wali tersebut:

Beriman

Keimanan yang dimilikinya tidak dicampuri oleh berbagai bentuk kesyirikan. Keimanan tersebut tidak hanya sekadar pengakuan tetapi keimanan yang mengantarkan kepada bertakwa. Landasan keimanan yang pertama adalah Dua kalimat syahadat. Maka orang yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat atau melakukan hal-hal yang membatalkan kalimat tauhid tersebut adalah bukan wali Allah. Seperti menjadikan wali sebagai perantara dalam beribadah kepada Allah, atau menganggap bahwa hukum selain Islam adalah sama atau lebih baik dari hukum Islam. Atau berpendapat semua agama adalah benar. Atau berkeyakinan bahwa kenabian dan kerasulan tetap ada sampai hari kiamat bahwa Muhammad bukan penutup segala rasul dan nabi.

Bertaqwa

Ia melakukan apa yang diperintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits ini yaitu melakukan hal-hal yang diwajibkan agama, ditambah lagi dengan amalan-amalan sunnah. Maka oleh sebab itu kalau ada orang yang mengaku sebagai wali, tetapi ia meninggalkan beramal kepada Allah maka ia termasuk pada jenis wali yang kedua yaitu wali setan. Atau melakukan ibadah-ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Baik dalam bentuk salat maupun zikir, dll.

  • Wali Murid adalah sebutan untuk orang tua Siswa maupun Siswi.
  • Wali Kelas adalah sebutan untuk Guru yang memimpin Suatu Kelas
  • Wali Hakim
  • Wali Nikah
  • Wali Band adalah sebutan bagi sebuah grup band Pop Melayu asal Indonesia
  • Walikota adalah sebutan bagi pemimpin di tingkat Kota
  • Wali Pitu adalah sebutan bagi organisasi dakwah yang anggotanya berjumlah tujuh
  • Wali Songo adalah sebutan bagi 9 wali yang menyebarkan agama islam di asia lewat budaya
  • Walimatul 'ursy adalah sebutan untuk Acara Selamatan Pernikahan
  • Walimatul Khitan adalah sebutan untuk Acara Selamatan Khitanan
  • Wali Abdal adalah sebutan bagi Waliyullah yang tidak diketahui keberadaannya, namun sebenarnya ada disekitar kita
  • Wali Qutub adalah sebutan bagi Waliyullah yang memimpin seluruh Wali di Zamannya
  • Ciri-ciri Wali[pranala nonaktif permanen]
  • wali Allah vs. wali thaghut
  • Meluruskan makna wali Allah Diarsipkan 2009-07-08 di Wayback Machine.
 

Artikel bertopik Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wali&oldid=21468996"