Yang anda ketahui tentang 5 alat musik uraikan penjelasannya

tim | CNN Indonesia

Selasa, 29 Jun 2021 09:13 WIB

Indonesia punya banyak alat musik tradisional yang tersebar di berbagai daerah. Berikut alat musik tradisional Indonesia yang ditiup.(Foto: Nahata def fathan via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0)

Jakarta, CNN Indonesia --

Tak hanya budaya, Indonesia juga memiliki banyak alat musik tradisional yang tersebar di berbagai daerah. Salah satu yang banyak dijumpai adalah alat musik tiup.

Alat musik tradisional Indonesia yang ditiup ini memiliki suara yang tak kalah indah dibandingkan alat musik tiup modern yang populer seperti klarinet, terompet, dan trombon.

Hampir setiap daerah atau suku di Indonesia memiliki alat musik tiup khas yang digunakan untuk hiburan maupun suasana duka.


Berikut 5 alat musik tradisional Indonesia yang ditiup:

1. Suling bambu

Suling bambu berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat. Alat musik tiup ini terbuat dari bambu dengan ciri-ciri berbentuk ramping yang panjang kurang lebih 15-30 cm dengan diameter berkisar 3-4 cm.

Suling bambu juga memiliki lubang kecil pada bagian tubuhnya yang berfungsi untuk mengatur nada.

Suara pada suling dihasilkan dari udara yang ditiup melalui ujung lubang yang ada pada instrumen. Udara tersebut akan mengalir dan membentur dinding suling. Getaran pada dinding akan menjadi resonator dan menghasilkan nada. Hasilnya adalah nada yang lembut dan indah.

Suling identik dengan acara-acara kebudayaan tradisional dan juga pementasan musik tradisional ataupun musik dangdut.

2. Serunai Banjar

Serunai Banjar merupakan alat musik tiup tradisional yang berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Alat musik ini biasanya dimainkan saat pentas seni Bakuntau atau seni bela diri silat.

Serunai Banjar memiliki panjang berkisar 15 cm dengan ukiran khas Banjar. Pada bagian ujung tempat suara keluar berbentuk seperti lonceng yang juga dengan ukiran khas Banjar. Sementara pada tempat meniup, terdapat reeds ganda dan lubang di bagian tengah. Reeds terbuat dari daun kelapa kering.

3. Bangsi alas

Bangsi alas adalah satu satu alat musik tradisional Indonesia yang ditiup. Bangsi berasal dari Aceh.(Foto: Rilies via Wikimedia Commons)

Bangsi alas adalah alat musik tiup dari Aceh. Bangsi terbuat dari bambu dengan panjang berukuran sekitar 40 cm dan diameter sekitar 2,8 cm. Pada bagian tubuh bangsi, terdapat tujuh lubang yang dapat menghasilkan nada yang berbeda.

Pada badan bangsi, terdapat ukiran khas Aceh. Dikutip dari Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, pembuatan bangsi juga dikaitkan dengan mistis.

4. Foy doa

Foy doa merupakan alat musik tiup tradisional asal Flores, Nusa Tenggara Timur.

Berbeda dengan alat musik tiup lainnya yang bersifat tunggal, foy doa terbentuk dari dua batang bambu berukuran kecil dengan 4 lubang di setiap badan suling.

Foy doa biasanya dimainkan mengiringi permainan rakyat tradisional. Nada yang dihasilkan dari foy doa bisa bersifat tunggal atau ganda. Peniup bisa memainkan satu suling saja atau dua suling sekaligus dalam foy doa.

Lagu-lagu yang dimainkan dengan foy doa biasanya berupa syair dengan tema kehidupan.

5. Suling lembang

Suling lembang merupakan alat musik tiup tradisional asal Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Cara memainkan suling lembang sama dengan suling pada umumnya.

Perbedaan suling lembang yang khas adalah memiliki ukuran yang panjang. suling lembang memiliki panjang berkisar 40 hingga 100 cm. Ukuran ini membuat suling lembang menjadi alat musik tiup tradisional terpanjang di Indonesia.

Perbedaan lainnya adalah, tempat keluar suara yang mirip seperti terompet. Terdapat pula enam buah lubang pada suling lembang. Alat musik ini biasanya dimainkan dengan alat musik tradisional lain.

Itulah lima alat musik tradisional Indonesia yang ditiup dan memiliki suara yang merdu.

(imb/ptj)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

LAINNYA DARI DETIKNETWORK

Perbesar

Ilustrasi Alat Musik Credit: pexels.com/Deaunsi

Macam-macam alat musik yang pertama dibagi berdasarkan cara memainkannya. Macam-macam alat musik berdasarkan cara memainkannya dibagi menjadi empat kelompok, yaitu alat musik tiup, alat musik pukul, alat musik petik, serta alat musik gesek.

1. Alat Musik Tiup

Alat musik tiup enghasilkan suara saat suatu kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang kolom udara dan bentuk instrumen, sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya. 

Contoh alat musik tiup antara lain alat musik tiup barat; flute, terompet, saxophone, recorder, clarinet. Alat musik tiup timur; sawangan, gong bumbung, seruling, serunai.

2. Alat Musik Pukul

Alat musik pukul menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh. Alat musik pukul dibagi menjadi dua yakni bernada dan tidak bernada. Bentuk dan bahan bagian-bagian instrumen serta bentuk rongga getar, jika ada, akan menentukan suara yang dihasilkan instrumen.

Contohnya adalah kolintang (bernada), drums (tak bernada), dan bongo (tak bernada). Karena cara memainkannya dengan cara dipukul, maka sering kali alat musik ini disebut alat musik perkusi.

Contoh alat musik pukul dari Barat adalah Drum sett (snare drum, high tom, middle tom, flor tom, bass drum, lowboy/hat/high hat, crash cymbal, ride cymbal, splash cymbal, chines cymbal, cowbell, jamblock, timbalis, djimbe, conga, bongo, hangdrum, xylophone, octoban, subkicker, timpani, triol, queen tom). Alat musik pukul dari timur antara lain, kentongan, terabuka, rebana dan seperangkat gamelan Jawa.

3. Alat Musik Petik

Alat musik petik menghasilkan suara ketika senar digetarkan melalui petikan. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang pendeknya dawai. Contoh alat musik petik antara lain alat musik petik barat; gitar klasik, gitar Spanyol, harpa. Alat musik petik timur; cak, cuk, sitar, kecapi, sasando.

4. Alat Musik Gesek

Alat musik gesek menghasilkan suara ketika dawai digesek. Seperti alat musik petik, tinggi rendah nada tergantung panjang dan pendek dawai. Contoh jenis-jenis alat musik gesek antara lain adalah alat musik gesek barat seperti; violin piccolo, biola, biola alto, viola pomposa, cello, violin contrabass. Selain itu ada juga macam-macam alat musik gesek dari timur yaitu; rebab, kokiu, ravanstron, sarungi.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Alat Musik Tradisional – Sepuluh tahun silam, sekitar 5.000 orang lebih dari berbagai etnis dan kewarganegaraan berkumpul di sebuah monumen di ibukota Amerika Serikat, Washington DC. Ribuan orang tersebut datang untuk bermain angklung, alat musik tradisional kebangaan masyarakat Jawa Barat.

Dengan jumlah partisipan yang sangat banyak, kegiatan tersebut berhasil memecahkan rekor Guiness Book World Record. Namun, lebih dari itu, pencapaian yang sesungguhnya ialah keberhasilan dari masyarakat Indonesia untuk mempromosikan budaya khas nusantara ke kancah internasional.

Angklung hanya salah satu dari beberapa alat musik tradisional lainnya yang berhasil mencuri perhatian dunia. Alat musik kebangaan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), sasando juga cukup rutin ditampilkan dalam panggung-panggung kesenian di Eropa.

Gamelan Jawa juga sama, alat musik ini bukan hanya ditampilkan di atas panggung namun juga dibawa masuk ke dalam kelas-kelas sebagai mata pelajaran di beberapa perguruan tinggi di Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru.

Melihat pencapaian tersebut tentunya bangga bukan? Masih ada lebih banyak lagi alat musik tradisional yang sebenarnya memiliki keunikan dan tentunya tidak kalah bernilai budaya tinggi.

Ironisnya, mungkin banyak alat musik tradisional yang tidak diketahui oleh masyarakat saat ini ketimbang beragam model baru alat musik modern. Karena itu, penting untuk memahami apa itu alat musik tradisional, bagaimana fungsi dan jenis-jenisnya serta mana saja alat musik yang terancam hilang di masa depan.

Pengertian Alat Musik Tradisional

Tifa – Alat musik asal papua

Pengertian alat musik tradisional perlu berangkat dari pemahaman yang jelas tentang definisi alat musik dan kata tradisional itu sendiri. Dalam banyak sumber, istilah alat musik sering kali bermakna luas bukan hanya beragam alat yang dipakai dalam orkestra atau oleh band.

Alat musik ialah segala benda yang bisa digunakan untuk menciptakan nada dan irama, tentunya agar nada dan irama terdengar indah maka alat musik dibuat dengan pengaturan-pengaturan tertentu.

Tujuan dalam menciptakan suara yang harmonis inilah yang membedakan antara benda yang dikategorikan sebagai alat musik dengan benda bukan alat musik. Contohnya, dinding kayu yang dipukul secara acak akan menghasilkan suara. Meski begitu, karena suara yang dihasilkan tidak beraturan, maka tidak dapat dikategorikan sebagai musik.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisional merujuk pada hal-hal yang berkaitan erat dengan tradisi dan budaya. Ini juga menandakan, tradisional merupakan sesuatu yang sudah ada sejak lama dan masih dipertahankan hingga saat ini. Contohnya, batik merepresentasikan karya seni tradisional karena sudah ada sejak lama dan diwariskan turun-temurun hingga saat ini.

Sehingga, yang dimaksud dengan alat musik tradisional merupakan jenis alat musik yang merupakan objek tradisi yang telah ada sejak periode-periode leluhur dan masih eksis hingga saat ini sebagai sebuah warisan budaya.

Keberadaan alat musik tradisional selalu identik dengan kelompok suku atau kebudayaan masyarakat tertentu. Seperti pada masyarakat suku Sunda yang memiliki beragam alat musik tradisional, salah satunya yang masih eksis hingga saat ini adalah angklung. Atau masyarakat dari suku Minahasa di Sulawesi Utara yang masih menjaga eksistensi kolintang sebagai warisan budaya leluhur mereka.

Mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang sangat beragam, tidak heran jika ada banyak sekali alat musik tradisional yang berbeda-beda dari ujung barat hingga timur. Keanekaragaman jenis ini bukan hanya dari aspek perbedaan bentuknya semata, namun juga berbeda cara memainkan dan fungsinya.

Perbedaan setiap alat musik tradisional tersebut juga dapat dilihat dari penggunaan bahan utamanya yang berbeda-beda pula. Masyarakat di daerah Jawa Barat cenderung memiliki alat musik tradisional yang terbuat dari bahan utama bambu.

Beberapa bahan alat musik diambil dari sumber daya yang tersedia di sekitar mereka. Pada masyarakat NTT menggunakan daun lontar untuk membuat sasando, alat musik tifa di Papua yang bagian membrannya terbuat dari kulit binatang, juga masyarakat suku Minangkabau yang membuat alat musik Pupuik Tanduak dari tanduk kerbau.

Dengan beragamnya alat musik tradisional, Grameds dapat mempelajarinya melalui buku Ensiklopedia Negeriku: Alat Musik Tradisional oleh Dian Kristiani yang menyediakan berbagai pengetahuan mengenai alat musik tradisional dari berbagai penjuru nusantara.

Fungsi Alat Musik Tradisional

Sebagai bagian penting budaya dari sebuah komunitas masyarakat, alat musik memainkan peran penting dalam sejumlah aspek kehidupan. Meski begitu, beberapa fungsi alat musik tradisional bisa jadi sudah mulai berubah seiring perubahan gaya hidup masyarakat dan penetrasi teknologi. Berikut merupakan enam fungsi alat musik tradisional.

1. Sarana Komunikasi

Pada masyarakat tradisional Indonesia, beberapa alat musik dimainkan sebagai media untuk berkomunikasi secara massal. Bunyi yang dihasilkan dari alat musik memberikan pertanda khusus yang oleh masyarakat pendengarnya dapat dipahami sebagai sebuah pesan atau isyarat tertentu. Khususnya di lingkungan masyarakat pedesaan, fungsi ini tampaknya masih relevan di era sekarang.

Contohnya saat waktu sore hari bedug dibunyikan dengan ritme tertentu untuk memberikan tanda waktu shalat maghrib telah tiba. Begitu juga saat warga memukul kentongan dengan irama yang keras, menandakan sedang ada bencana atau pengumuman penting.

2. Sarana Hiburan

Kemampuan alat musik tradisional untuk menghasilkan bunyi yang harmonis akan memberikan kenyamanan bagi pendengarnya. Dalam konteks masyarakat tradisional maupun modern, musik sering kali jadi pilihan hiburan untuk menghilangkan penat. Dalam sejumlah penelitian, bermain alat musik dapat melatih fokus dan kerja otak sehingga dapat merangsang kemampuan kognitif seseorang.

Berlangganan Gramedia Digital

Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda.

Rp. 89.000 / Bulan

Selain itu, sebagai sarana hiburan alat musik tradisional bukan hanya dimainkan sebagai instrumen tunggal. Biasanya alat musik dipakai untuk mengiringi tarian, pesta atau acara tertentu yang merupakan sumber hiburan bagi masyarakat.

3. Sarana Berekspresi

Fungsi ini terutama dilakukan oleh para seniman untuk mengaktualisasikan diri dan gagasan mereka lewat permainan alat musik yang mereka mainkan. Bagi seniman, kemampuan untuk menyampaikan pesan lewat karya seni terutama permainan alat musik adalah tujuan yang paling penting.

Seniman mampu mengekspresikan gagasannya tentang asmara, keluarga, ketuhanan, kesakitan dan pesan moral lainnya lewat karya seni musik. Terlebih pada alat musik tradisional juga sangat lekat dengan hal-hal yang sifatnya tidak nampak namun diyakini keberadaannya.

4. Sarana Pengiring Pertunjukan

Ini adalah fungsi paling umum dari alat musik tradisional. Umumnya tari-tari tradisional atau seni pertunjukan peran (lakon) yang ada di Indonesia pasti memiliki pengiring musik yang tentunya menggunakan instrumen alat musik tradisional.

Kehadiran alat musik dalam panggung pertunjukan memberi tambahan daya tarik. Pesan yang ingin disampaikan dalam setiap gerakan tarian atau adegan dalam pertunjukan peran, bisa tersampaikan dengan baik kepada penonton juga berkat bantuan musik. Karena itu, tidak berlebihan jika menyebut permainan alat musik menjadi bumbu pelengkap dalam penampilan seni.

Seperti contohnya, dalam pertunjukan wayang terdapat berbagai unsur yang saling mendukung seperti peran dhalang, wayang, dan gamelan untuk menyampaikan sebuah pesan yang ingin disampaikan. Grameds dapat mempelajari hal tersebut pada buku Dhalang, Wayang dan Gamelan.

5. Sarana Upacara Adat dan Budaya

Dalam konteks budaya masyarakat tertentu, bunyi-bunyian yang dihasilkan dari alat musik diyakini mampu memberikan energi khusus yang sifatnya immaterial dan mistis. Karena itu, alat musik juga sering kali difungsikan sebagai pelengkap dalam rangkaian ritual kebudayaan. Seperti pada gong luwang dalam instrumen gamelan Bali yang dianggap sakral dan umumnya dimainkan hanya dalam acara adat tertentu.

Bukan hanya itu, beberapa fungsi lain dari alat musik tradisional dalam kaitannya dengan aktivitas budaya bisa juga sebagai pengiring dalam acara pernikahan, pesta rakyat dan kenegaraan atau juga festival budaya di era modern seperti sekarang. Contohnya pada instrumen gamelan yang biasanya dimainkan dalam beberapa acara pemerintahan di Keraton Yogyakarta.

6. Sarana Ekonomi

Alat musik juga memberikan dampak yang signifikan bagi beberapa kelompok masyarakat dalam hal pendapatan ekonomi. Menjadi pegiat alat musik tradisional bukan hanya dipandang sebagai aksi heroik untuk melestarikan kebudayaan, melainkan sekaligus menjadi ladang mata pencaharian lewat pentas-pentas seni. Terlebih di tengah gempuran beragam alat musik modern, memiliki kemampuan pada alat musik tradisional merupakan keunikan yang tidak banyak dimiliki orang lain.

Contohnya Jacob Hendrich, seorang pemain sasando dari NTT yang berulang kali diundang pemerintah Belanda untuk tampil dalam acara kenegaraan. Atau juga Djitron yang pertama kali tampil di acara Asia’s Got Talent dengan sasandonya pada tahun 2015. Berkat ketenarannya, ia juga sering terbang ke luar negeri untuk menghadiri undangan untuk bermain sasando.

Macam-macam Alat Musik Tradisional dan Daerahnya

Gambar Angklung – Alat musik asal Jawa Barat

Berikut ini adalah daftar alat musik tradisional setiap daerah di Indonesia :

1. Aceh : Serune Kalee, Rifai atau Rapai, Bangsi Alas, Arbab, Geundrang, Tambo, Taktok Trieng, Berenguh, Canang, dan Celempong

2. Sumatera Utara : Oloan, Ihutan, Panggora, Doal, Hesek, Garantung, Gordang, Taganing, Odap, Sarune Bolon, Sarune Bulu, Sulim, Ole-Ole

3. Sumatera Barat : Saluang, Bansi, Talempong, Rabab, Gandang Tabuik, Tambua, Serunai atau Puput Serunai

4 Riau : Gambus

5 Kepulauan Riau : Gendang Panjang

6 Jambi : Akordeon

7 Sumatera : Selatan Akordeon

8 Bangka Belitung : Gendang Melayu

9 Bengkulu Dol dan : Genderang Perang

10 Lampung : Bende

11 DKI Jakarta : Tehyan dan Tanjidor

12 Jawa Barat : Angklung, Gamelan, Kecapi, dan Calung

13 Banten : Gendang Dogdog

14 Jawa Tengah : Gamelan dan Siter

15 DI Yogyakarta : Gamelan

16 Jawa Timur : Gamelan dan Terompet Reog

17 Bali Gengceng, : Gamelan, Bumbang

18 Nusa Tenggara Barat : Genggong, Rebana Burdah, Gambus, Mandolin, Preret, Barong Tengkok

19 Nusa Tenggara Timur : Sasando, Suling, Gambus, Heo, Prere, Sowito, Thobo, Mendut, Reba, Kerontang

20 Kalimantan Utara : Babun, Gambang, Rebab

21 Kalimantan Barat : Tuma

22 Kalimantan Tengah : Japen dan Garantung

23 Kalimantan Selatan : Panting 24 Kalimantan Timur Sampe

25 Sulawesi Utara : Kulintang

26 Sulawesi Barat : Kecapi Mandar, Sattung, Pompang, Poponda

27 Sulawesi Tengah : Ganda

28 Sulawesi Tenggara : Ladolado

29 Sulawesi Selatan : Keso-Keso, Alosu, Lembong, Popondoli 30 Gorontalo Ganda

31 Maluku : Nafiri

32 Maluku : Utara Fu

33 Papua : Barat Guoto

34 Papua : Tifa

Berbagai alat musik tersebut digunakan untuk membuat alunan lagu di daerahnya masing-masing, Grameds dapat mempelajari berbagai lagu wajib nasional serta daerah yang ada di Indonesia tersebut melalui buku Kumpulan Lagu Wajib, Nasional, Tradisional Dan Anak Terpopuler + Cd.

Jenis Alat Musik Tradisional

(Sumber: Pixabay/JamesDeMers)

Ada banyak sekali jenis alat musik tradisional. Secara umum, alat musik termasuk pula jenis tradisional dapat dibedakan berdasarkan beberapa kategori. Jenis alat musik tradisional berdasarkan sumber bunyinya serta perbedaan berdasarkan cara memainkannya.

1. Alat Musik Tradisional Berdasarkan Sumber Bunyi

Berdasarkan sumber bunyinya, alat musik tradisional terbagi atas lima jenis, di antaranya sebagai berikut.

a. Idiofon

Sumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari bagian badan atau bagian utama dari alat musik. Karena itu, kebanyakan alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul atau digoyangkan. Contohnya kolintang dari Sulawesi Utara dan angklung dari Jawa Barat.

b. Aerofon

Sumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari getaran udara yang ditiupkan ke dalam bagian tabung alat musik, dan memainkannya dengan cara ditiup. Contoh jenis ini yaitu seruling yang bisa ditemui di hampir semua suku di Indonesia.

c. Membranofon

Sumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari bagian selaput yang menjadi bagian pentingnya, dan biasanya terbuat dari kulit hewan. Contohnya kendang dari suku Jawa dan tifa dari Papua.

d. Chordofon

Sumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari tali senar atau dawai yang membentang pada bagian badan alat. Umumnya, jenis ini dimainkan dengan cara dipetik. Contohnya sasando milik masyarakat pulau Rote.

2. Alat Musik Tradisional Berdasarkan Cara Memainkannya

Berdasarkan cara memainkannya, alat musik tradisional terbagi atas lima jenis, di antaranya sebagai berikut.

a. Ditiup

Alat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki rongga berbentuk tabung dan terdapat beberapa lubang pada bagian badan untuk mengatur hasilan nadanya. Pemain akan meniupkan udara untuk menghasilkan suara. Contoh jenis ini adalah seruling.

b. Digesek

Alat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki dawai, dan bagian atasnya terdapat semacam tuner pada gitar untuk mengatur nada yang dihasilkan. Memainkannya dengan cara menggesekkan busur dengan senar. Contohnya alat musik arbab dari Aceh dan tarawangsa yang merupakan khas masyarakat sunda.

c. Dipukul

Alat musik tradisional jenis ini biasanya merupakan jenis alat musik membranofon dan idiofon. Memainkannya dengan cara menabuh pada bagian badan alat atau bagian selaput kulit hewan jika jenisnya membranofon. Contohnya talempong yang merupakan alat musik  khas suku Minangkabau.

d. Dipetik

Alat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki dawai pada bagian badannya, dan dimainkan dengan cara memetik dawai-dawai tersebut. Contohnya siter yang merupakan salah satu bagian dalam instrumen gamelan masyarakat Jawa.

e. Disentuh

Alat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki bagian tuts atau tombol-tombol yang jika disentuh atau ditekan dapat mengatur nada yang dihasilkan. Sangat jarang alat musik tradisional Indonesia yang dimainkan dengan cara ini.

Namun dalam beberapa literatur, alat musik akordeon yang berkembang di Sumatera Selatan di abad ke-19 sampai 20-an, termasuk dalam salah satu jejak budaya pada instrumen musik ansambel masyarakat Melayu.

Alat Musik Tradisional Indonesia Yang Terancam Punah

Seiring perkembangan zaman, beragam alat musik tradisional ini juga terus berkembang. Beberapa mulai beradaptasi dan disesuaikan dengan genre musik yang berkembang saat ini.

Terutama dalam aliran musik elektronik, beberapa musisi tidak jarang memasukkan instrumen musik tradisional ke dalam karya musik yang mereka buat. Langkah ini bukan hanya dilihat sebagai pilihan para musisi untuk menciptakan warna baru pada musik, namun juga dalam rangka merawat eksistensi alat musik tradisional.

Meski begitu, tidak sedikit juga alat musik tradisional yang mulai kesulitan menghadapi perubahan zaman, beberapa diantaranya mulai ditinggalkan. Kondisi inilah yang banyak dikhawatirkan, pasalnya beberapa alat musik tradisional seperti yang ada di Indonesia mulai menghadapi usia senja dan terancam punah. Jika kekhawatiran tersebut benar-benar terjadi, maka ancaman tergerusnya warisan budaya Indonesia yang sangat kaya ini akan semakin nyata.

Hal tersebut bukanlah paranoia semata, pasalnya banyak alat musik tradisional saat ini yang mulai ditinggalkan. Berikut 5 alat musik tradisional Indonesia yang terancam kepunahan. Salah satu buktinya, semakin sedikit orang-orang yang mampu memainkan alat musik tersebut.

1. Oli

Alat musik khas masyarakat di Sangihe Sulawesi Utara ini dimainkan dengan cara ditiup. Oli terbuat dari bambu dan cara memainkannya sangat mirip dengan seruling. Di masyarakat Sangihe, oli dimainkan dalam upacara adat khusus tahunan sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan.

2. Tarawangsa

Alat musik ini mirip dengan alat musik cello yang dimainkan dengan cara digesek. Bedanya tarawangsa biasanya hanya memiliki dua hingga tiga dawai. Tarawangsa merupakan alat musik khas masyarakat suku Sunda yang biasanya dimainkan dalam acara pesta hasil panen. Ini sesuai namanya, ta-ra-wangsa yang artinya ‘kisah kehidupan bangsa matahari’.

3. Celempung

Satu lagi alat musik khas dari Jawa Barat yang terancam punah, yaitu Celempung. Ini merupakan jenis alat musik khas masyarakat Sunda yang dibuat dari bahan utama bambu dan dimainkan dengan cara dipukul. Biasanya celempung dimainkan dalam panggung hiburan khusus yang dikenal sebagai ‘Celempungan’.

4. Sato

Alat musik ini dimainkan dengan cara digesek, hampir mirip dengan biola. Bedanya, sato dibuat dari bagian utama buah maja sebagai bagian badannya. Masyarakat desa Waturaka di dekat Taman Nasional Danau Kelimutu di Flores, NTT sedang berjuang melestarikan alat musik ini.

5. Saluang

Alat musik ini merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Minangkabau di wilayah Sumatera Barat. Saluang mirip dengan seruling, dimainkan dengan cara ditiup.

Alat musik saluang kini mulai susah ditemui, bahkan jenis ‘saluang sirompak’ hanya bisa ditemukan di wilayah Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Kota dan yang bisa memainkannya pun hanya beberapa orang saja.

Baca juga artikel terkait “Alat Musik Tradisional” berikut ini :

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA