20 perusahaan farmasi teratas di dunia 2022 2022

20 perusahaan farmasi teratas di dunia 2022 2022
Ilustrasi farmasi. (Foto: Freepik)

JAKARTA – 10 perusahaan farmasi terbesar di Indonesia terbaru akan diulas dalam artikel ini.

Diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara dengan perusahaan farmasi terbanyak.

Indonesia juga merupakan pangsa pasar farmasi terbesar di kawasan ASEAN mencapai 27% dari total pangsa pasar ASEAN.

 BACA JUGA:Pyridam Farma (PYFA) Segera Akuisisi Perusahaan Farmasi Rp163 Miliar

Di mana, 73% pangsa pasar farmasi nasional didominasi oleh perusahaan farmasi lokal.

Lantas, apa saja 10 perusahaan farmasi terbesar di Indonesia terbaru?

Berdasarkan catatan Okezone, Senin (4/7/2022), berikut 10 perusahaan farmasi terbesar di Indonesia terbaru:

1. Dexa Medica.

2. Sanbe Farma.

3. Kalbe farma.

4. Kimia Farma (termasuk Phapros).

Baca Juga: Konvoi Armada Ungu Tandai Dibukanya Taco Bell Paramount Gading Serpong

Sebelumnya

1

2

Selanjutnya

  • #Farmasi Indonesia
  • #perusahaan farmasi terbesar di Indonesia
  • #bisnis
  • #10 perusahaan farmasi
  • #perusahaan farmasi

20 perusahaan farmasi teratas di dunia 2022 2022

Sekarang ini apalagi di tengah pandemi, pekerjaan di bidang farmasi sedang ramai dan menjadi idola. Bagi kamu yang sedang mencari pekerjaan di bidang farmasi, mungkin beberapa perusahaan farmasi berikut ini bisa kamu pertimbangkan. Psst, perusahaan ini juga menjadi incaran para lulusan baru loh! Apa saja, ya?

Perusahaan farmasi adalah memiliki andil dalam bidang medis dan obat-obatan. Peran perusahaan ini di antaranya untuk meneliti, mengembangkan, serta mendistribusikan berbagai obat-obatan. Perusahaan-perusahaan inilah yang dapat membuat obat generik, atau bermerek untuk menunjang kesehatan masyarakat Indonesia.

Beberapa waktu lalu, pada awal tahun 2020, BUMN mengesahkan 3 perusahaan sebagai Holding Farmasi di Indonesia yang menjadi induk dari semua perusahaan farmasi di Indonesia. Bio Farma memiliki peran sebagai perusahaan induk bersama dengan Kimia Farma dan dan Indofarma. Dalam hal ini, Bio Farma memiliki kedudukan yang lebih tinggi,serta menjadi pemegang saham Kimia Farma dan Indofarma. Tujuannya agar pendistribusian obat-obatan bisa menjadi lebih luas dan menyeluruh dan ketersediaan obat-obatan masyarakat Indonesia dapat terjaga dan terpenuhi kebutuhannya.

Gak hanya 3 perusahaan yang goKampus sudah sebutkan sebelumnya, tentu masih ada perusahaan lainnya di Indonesia yang juga memiliki peran penting dalam kesehatan. Ada 9 perusahaan farmasi yang bisa kamu lirik nih. Menariknya, kesembilan perusahaan ini memiliki popularitas yang tinggi khususnya selama pandemi Covid-19 karena permintaan obat-obatan selama pandemi meningkat. Apa sajakah itu?

  1. Merck Indonesia
  2. Kalbe Farma
  3. Tempo Scan Pacific
  4. Darya Varia Laboratoria
  5. Indofarma
  6. Kimia Farma
  7. Pyridam Farma
  8. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
  9. Pharos

Baca Juga: Berapa Gaji Farmasi? Yuk, Intip Besaran dan Prospek Kerjanya!

Itulah kesembilan daftar perusahaan yang bisa kamu lirik dan bahkan sering menjadi incaran para lulusan baru atau fresh graduate! Apakah kamu semakin tertarik untuk bekerja di bidang farmasi?

Oh iya, sambil melanjutkan kuliah nanti, kamu juga perlu loh mengasah soft skill. Hal ini tentu berguna saat kamu terjun ke dunia kerja nantinya. Kamu bisa ikutan kelas Kecerdasan Emosional (EQ) di Tempat Kerja di sini dan kelas Komunikasi yang Efektif di sini.

Gak hanya mengasah soft skill kamu, kamu juga akan dapat beragam insight dari profesional berpengalaman di bidangnya, plus dapat sertifikat dari institusi ternama. Yuk, ikutan kelasnya secara online!

20 perusahaan farmasi teratas di dunia 2022 2022

10 Perusahaan Farmasi Terbesar Dunia Tahun 2020–Terdapat 10 Perusahaan Farmasi Terbesar Dunia Tahun 2020. Data ini diperoleh dari Annual report masing-masing perusahaan pada tahun 2020.  Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan sebenarnya merupakan perusahaan komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan, dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal kesehatan. Mereka dapat membuat obat generik, obat bermerek, alat Kesehatan, suplemen Kesehatan, dan beragam produk kesehatan.

Table of Contents Show

  • Data terkait dengan kondisi harta dan utang dari 10 perusahaan farmasi terbesar dunia pada tahun 2020.
  • 1.Hoffman-La Roche
  • 2.Johnson& Johnson
  • 5.GlazoSmithKline
  • 6. Novartis
  • 7. Merck & co
  • 9. Abbott Laboratories
  • 10.Aztra Zeneca
  • Sumber Artikel 10 Perusahaan Farmasi Terbesar di Dunia Tahun 2020
  • PT farmasi apa saja?
  • Apa nama perusahaan farmasi pertama di Indonesia?
  • Perusahaan farmasi termasuk perusahaan apa?
  • Berapa jumlah perusahaan farmasi di Indonesia?
  • Start-up yang mengganggu untuk diwaspadai
  • 1. Johnson & Johnson - $ 56.1bn
  • 2. Pfizer - $ 51.75bn
  • 3. Roche - $ 49,23 miliar
  • 4. Novartis - $ 47.45bn
  • 5. Merck & Co. - $ 46.84bn
  • 6. GlaxoSmithKline - $ 44.27bn
  • 7. Sanofi - $ 40.46bn
  • 8. Abbvie - $ 33.26bn
  • 9. Takeda - $ 30,52 miliar
  • 10. Shanghai Pharmaceuticals Holding - $ 26.69bn
  • Start-up yang mengganggu untuk diwaspadai
  • Siapa perusahaan farmasi terbesar di AS?
  • Apa 10 perusahaan farmasi teratas?
  • Siapakah Big 3 di Pharma?
  • No No 1 Farma Company di dunia?

Dari segi Kesehatan, banyak dari kita sebagai manusia yang bergantung pada perusahaan-perusahan ini. Tentu saja, dari semua perusahaan farmasi yang tersebar di seluruh dunia, hanya beberapa perusahaan yang mampu menjadi penguasa pasar obat-obatan serta suplemen dunia dengan beragam merk yang ada saat ini. Berikut adalah 10 Perusahaan Farmasi Terbesar Dunia Berdasarkan Data Annual Report Masing-masing perusahaan tahun 2020. Urutan perangkingan ini didasarkan pada bersarnya laba / profit yang diperoleh oleh masing-masing perusahaan pada tahun 2020.


Rangking Nama PerusahaanPendapatanPendapatanLaba BersihLaba Bersih
Mata uang asing mata uang rupiah Mata uang asing Mata uang rupiah
1 Hoffman-La Roche 58,3 milyar CHF 874 triliun rupiah 15 milyar CHF 225 triliun rupiah
2 Johnson& Johnson 82,5 milyar dollar 1155 triliun rupiah 14,7 milyar dollar 205 triliun rupiah
3 Sanofi 36, milyar euro 612 triliun rupiah 12,3 milyar euro 204 triliun rupiah
4 Pfizer 41,90 milyar dollar 586 triliun rupiah 9,6 milyar dollar 134 triliun rupiah
5 GlazoSmithKline 34 milyar poundsterling 680 triliun rupiah 6,3 milyar
poundsterling
126 triliun rupiah
6 Novartis 48,6 milyar dollar 672 triliun rupiah 8 milyar dollar 112 triliun rupiah
7 Merck & co 47,9 milyar dollar 670 triliun rupiah 7 milyar dollar 98 triliun rupiah
8 AbbVie $45,8 milyar dollar 641 triliun rupiah 4,6 milyar dollar 64 triliun rupiah
9 Abbott Laboratories 34,6 milyar dollar 484 triliun rupiah 4,4 milyar dollar 61 triliun rupiah
10 Astra Zaneca 26,6 milyar dollar 372 triliun Rupiah 3,1 milyar euro 43 triliun rupiah
Keterangan : Tanda Kurung Menunjukkan Angka Kerugian
1 US Dollar = Rp 14.000
1 CHF (Swiss Franc) = Rp 15.000
1 Euro = Rp 17.000
1 Poundsterling = Rp 20.000

Selain kinerja pendapatan dan laba yang diperoleh oleh masing-masing perusahaan, terdapat pula gambaran terkait dengan kondisi harta dan utang perusahaan yang diperoleh dari neraca keuangan perusahaan (balance sheet) masing-masing perusahaan. Berikut adalah gambaran harta dan utang perusahaan.


Data terkait dengan kondisi harta dan utang dari 10 perusahaan farmasi terbesar dunia pada tahun 2020.

Nama PerusahaanHartaHartaUtangUtang
Mata uang asing Mata uang rupiah Mata uang asing Mata uang rupiah
Johnson& Johnson 174,8 milyar dollar 2447 Triliun Rupiah 111,6 milyar dollara dollar 1562 triliun rupiah
Hoffman-La Roche 19,4 milyar CHF 291 triliun rupiah 1,8 milyar CHF 27 triliun rupiah
Pfizer 154,2 milyar dollar 2158 triliun rupiah 90,7 milyar dollar 1269 triliun rupiah
Aztra Zeneca 66,7 milyar dollar 934 Triliun rupiah 51 milyar dollar 714 triliun rupiah
Novartis 132, milyar dollar 1848 triliun rupiah 75,3 milyar dollar 1050 triliun rupiah
Merk & co 91,5 milyar dollar 1274 triliun rupiah 66,1 milyar dollar 924 triliun rupiah
GlazoSmithKline 80,4 milyar poundsterling 1600 triliun rupiah 59,6 milyar poundsterling 1180 triliun rupiah
Sanofi 114,5 milyar euro 1938 triliun rupiah 51,3 milyar euro 867 triliun tupiah
AbbVie 150,5 milyar dollar 2100 triliun rupiah 137,4 milyar dollar 1918 triliun rupiah
Abbott Laboratories 72,5 milyar dollar 1008 triliun rupiah 39,5 milyar dollar 420 triliun rupiah
Keterangan : 1 US Dollar = Rp 14.000
1 CHF (Swiss Franc) = Rp 15.000
1 Euro = Rp 17.000
1 Poundsterling = Rp 20.000



1.Hoffman-La Roche

Didirikan pada tahun 1896 oleh Fritz Hoffmann-La Roche, F. Hoffmann-La Roche AG adalah perusahaan farmasi terbesar dunia tahun 2020 yang berkantor pusat di Bassel, Swiss. Pada awalnya, perusahaan ini memproduksi berbagai produk multivitamin dan pada tahun 1934, perusahaan ini menjadi yang pertama dalam memproduksi secara massal vitamin C sintetis, dengan merek Redoxon. Mungkin semua masyarakat Indonesia sudah awam dengan Redoxon.  

Secara finansial, selama tahun tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 58,3 milyar CHF (Swiss Franc) atau setara dengan 874 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 15 milyar CHF (Swiss Franc) atau setara dengan 225 triliun rupiah. laba yang diperoleh Roche merupakan yang tertinggi diantara semua perusahaan farmasi di dunia.


2.Johnson& Johnson

Johnson & Johnson (J&J) adalah perusahaan farmasi terbesar dunia tahun 2020 asal Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1886 di New Brunswick, New Jersey, Amerika Serikat oleh Robert Wood Johnson, James Wood Johnson, dan Edward Mead Johnson. Seiring dengan berkembangnya waktu, banyak produk kesehatan yang dihasilkan perusahaan ini dan telah dipasarkan di berbagai penjuru dunia. Hingga tahun2020, operasional perusahaan mencakup sekitar 250 anak perusahaan yang beroperasi di 60 negara dengan produk yang telah dijual di lebih dari 175 negara. Hingga saat ini, beragam produk yang dihasilkan oleh Johnson-Johnson. Produk-produk Kesehatan seperti Clean and Clear, Listerine, Johnson Baby Powder, Obat Magg Mylanta, Obat tetes mata Visine adalah beberapa produk yang mungkin dikenal oleh masyarakat Indonesia dari Johnson & Johnson.  Terkait dengan pandemic Covid, perusahaan ini merupakan salah satu produsen dan pembuat vaksin Covid-19.

Secara finansial pada tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 82,5 milyar dollar atau setara dengan 1155 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 14,7 milyar dollar atau setara dengan 205 triliun rupiah.


3.Sanofi

Didirikan pada tahun 1973, Sanofi S.A adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia pada tahun 2020 yang berkantor pusat di Paris, Prancis. Pada tahun 2004, Sanofi-Synthélabo bergabung dengan Aventis dan berganti nama menjadi Sanofi-Aventis, yang masing-masing produknya merupakan produk dari 2 perusahaan sebelumnya. Namun perusahaan ini kemudian mengubah namanya kembali menjadi Sanofi pada Mei 2011. Beberapa produk obat Sanofi antara lain platogrix, Amaryl, Lantus Solostar, Toplexil dan beberapa produk obat lainnya yang tentunya masih asing di telinga masyarakat Indonesia.

Secara finansial, pada tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 36 milyar euro atau setara dengan 612 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 12,3 milyar euro atau setara dengan 204 triliun rupiah.


4.Pfizer

Pfizer Inc.  adalah perusahaan farmasi dan bioteknologi multinasional Amerika Serikat yang berkantor pusat di Manhattan, New York City. Didirikan pada tahun 1849 di New York City oleh Charles Pfizer dan Charles F. Erhart, perusahaan ini telah berkembang pesat menjadi perusahaan farmasi terbesar di dunia. Pada tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 41,9 milyar dollar atau setara dengan 586 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 9,6 milyar dollar atau setara dengan 134 triliun rupiah. Beberapa produk terkenal dari Pfizer yakni Viagra(salah satu yang fenomenal), Lipitor, Obat cacing Combantrin. Terkait dengan dampak pandemi covid-19, perusahaan ini juga mengeluarkan vaksin Covid-19 dan telah didistribusikan di berbagai negara dunia.


5.GlazoSmithKline

GlaxoSmithKline plc (GSK) adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar dunia yang berasal dari Inggris. Kantor pusat perusahaan ini berada di London, Inggris. Didirikan pada tahun 2000, melalui penggabungan Glaxo Wellcome dan SmithKline Beecham, perusahaan ini mengalami perkembangan pesat dan menjadi salah satu perusahaa farmasi terbesar di dunia selain Pfizer, Novartis, Roche, Sanofi, dan Merck & Co.  Beberapa poduk yang dijual oleh GlaxoSmithKline di Indonesia antara lain pasta gigi Sensodyne, dan obat pereda sakit kepala Panadol adalah beberapa produk yang cukup populer di Indonesia.

Pada tahun 2020, berdasarkan laporan tahunan perusahaan (annual report) tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 34 milyar poundsterling atau setara dengan 680 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 6,3 milyar poundsterling atau setara dengan 126 triliun rupiah.


6. Novartis

Novartis International AG adalah perusahaan farmasi multinasional Swiss yang berbasis di Basel, Swiss. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia yang berdiri pada Desember 2000 di London Inggris. Pada tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 48,6 milyar dollar atau setara dengan 672 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 8 milyar dollar atau setara dengan 112 triliun rupiah.


7. Merck & co

Merck & Co., Inc atau Merck Sharp & Dohme (MSD) adalah perusahaan farmasi multinasional dari Amerika Serikat yang berkantor pusat di Kenilworth, New Jersey. Pendiri perusahaan ini adalah Theodore Weicker dan George Merck. Secara finansial, pada tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 47,9 milyar dollar atau setara dengan 670 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 7 milyar dollar atau setara dengan 98 triliun rupiah.


8. AbbVie

AbbVie merupakan perusahaan farmasi yang bekntor pusat di North Chicago, Illinois, Amerika Serikat yang berdiri sejak 2013. Sebenarnya Abbvie terbentuk karena divestasi dari Abbot laboratoris yang dulunya menjadi satu dengan Abbot laboratories. Pada tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 45,8 milyar dollar atau setara dengan 641 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 4,6 milyar dollar atau setara dengan 64 triliun rupiah.


9. Abbott Laboratories

Abbott Laboratories adalah perusahaan peralatan medis dan perawatan kesehatan yang berkantor pusat di Abbott Park, Illinois, Amerika Serikat. Berdasarkan sejarahnya, perusahaan ini didirikan oleh seorang dokter bernama Wallace Calvin Abbott pada pada tahun 1888. Pada tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 34,6 milyar dollar atau setara dengan 484 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 4,4 milyar dollar atau setara dengan 61 triliun rupiah.


10.Aztra Zeneca

AstraZeneca plc adalah perusahaan farmasi dan bioteknologi multinasional Inggris-Swedia yang berkantor pusat di Cambridge Biomedical Campus di Cambridge, Inggris. Produknya yang mungkin paling dikenal adalah vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca yang telah banyak dipasarkan di berbagai negara di dunia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 melalui merger Astra AB dari Swedia dan Grup Zeneca dari Inggris.  Secara finansial, pada tahun 2020, perusahaan ini memperoleh pendapatan sebesar 26,617 juta dollar atau setara dengan 372 triliun rupiah dengan laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai 3,1 milyar euro atau setara dengan 43 triliun rupiah.



Sumber Artikel 10 Perusahaan Farmasi Terbesar di Dunia Tahun 2020

Hoffman-La Roche. 2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://www.roche.com/investors/annualreport20.htm#contributions   pada tanggal 30 Juni 2021

Johnson& Johnson.  2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://johnsonandjohnson.gcs-web.com/financial-information/sec-filings   pada tanggal 30 Juni 2021

Sanofi. 2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://www.sanofi.com/en/investors  pada tanggal 30 Juni 2021

Pfizer. 2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://investors.pfizer.com/financials/annual-reports/default.aspx  pada tanggal 30 Juni 2021

GlazoSmithKline. 2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://www.gsk.com/en-gb/investors/   pada tanggal 30 Juni 2021

Novartis. 2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://www.novartis.com/investors   pada tanggal 30 Juni 2021

Merck & co. 2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://www.merck.com/investor-relations/  pada tanggal 30 Juni 2021

AbbVie.2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://investors.abbvie.com/?_ga=2.214097687.1275542478.1625128896-1758136637.1625029097  pada tanggal 30 Juni 2021

Abbott Laboratories.2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://www.abbott.com/investors.html   pada tanggal 30 Juni 2021

Astra Zaneca. 2021. Annual Report 2020. Diakses melalui https://www.astrazeneca.com/investor-relations.html   pada tanggal 30 Juni 2021.

PT farmasi apa saja?

TOP 10 PERUSAHAAN FARMASI DUNIA.

Pfizer. Pfizer merupakan perusahaan farmasi dunia yang berasal dari Amerika Serikat, di Indonesia mereka juga mempunyai pabriknya di Jalan Raya Bogor. ... .

Merck. ... .

Johson & Johson. ... .

Roche. ... .

Sanofi. ... .

Novartis. ... .

7.AbbVie. ... .

8.AstraZeneca..

Apa nama perusahaan farmasi pertama di Indonesia?

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.

Perusahaan farmasi termasuk perusahaan apa?

Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al (2015) perusahaan farmasi merupakan industri yang sangat memanfaatkan modal intelektual.

Berapa jumlah perusahaan farmasi di Indonesia?

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan ada 220 perusahaan di industri farmasi di Indonesia dan 90 persen di antaranya berfokus pada sektor hilir (downstream) dalam produksi obat-obatan. Sementara itu, pemerintah terus mengupayakan pengurangan impor sebesar 35 persen hingga akhir tahun 2022.

Tim editorial kami mengumpulkan data terbaru tentang pendapatan tahunan, pengeluaran R&D, nomor karyawan, kepemimpinan dan banyak lagi. Raksasa farmasi dapat ditemukan di kelompok negara yang beragam, termasuk AS, Cina, Uni Eropa, Jepang, India, Inggris dan banyak lagi.

Lihatlah fitur terkait kami saat kami memperbaruinya untuk 2021 dan fitur baru saat tersedia:

  • 20 Pembelanja R&D Top Farmasi pada tahun 2021
  • 50 dari farmasi terlaris 2021
  • 15 perusahaan farmasi terbaik untuk bekerja
  • 10 eksekutif farmasi terkemuka
  • 50 perusahaan terapi sel dan gen terkemuka

Dan klik melalui daftar 2020 dan pelajari informasi penting tentang perusahaan yang mendukung industri farmasi global (daftar 2021 sedang diposting secara berkala):

Perusahaan farmasi terkemuka saat ini berfokus pada pengembangan vaksin untuk melawan Covid-19. Gambar milik Dmitry Kalinovsky/Shutterstock.

Industri farmasi global diharapkan menyaksikan pertumbuhan positif karena perusahaan farmasi terkemuka berada di garis depan perang melawan Covid-19.

Whitepaper gratis

Start-up yang mengganggu untuk diwaspadai

2021 adalah tahun yang memecahkan rekor, dengan lebih banyak bisnis masuk ke klub miliaran dolar. Banyak start-up telah mencapai atau mempertahankan status unicorn pada akhir tahun untuk mencerminkan hampir lima kali lipat pertumbuhan dari tahun 2020. Ledakan ini dapat dikaitkan dengan hiruk-pikuk pembiayaan yang didorong oleh adopsi cepat teknologi dan solusi inovatif dengan mulai- UPS memperoleh traksi dalam menanggapi pandemi. Namun, ekosistem pemula sekarang menghadapi waktu yang bergejolak untuk penggalangan dana karena investor mencari strategi bisnis jangka panjang, penilaian, dan rute menuju profitabilitas di tengah keadaan pasar yang tidak pasti. Namun demikian, 2022 memiliki potensi untuk meneruskan momentum dengan banyak entitas memiliki peluang yang adil untuk berada di tempat yang tepat ketika dibantu oleh teknologi yang tepat. GlobalData memanfaatkan kekuatan data alternatif untuk memeriksa kesehatan start-up di berbagai dimensi termasuk kualitas inovasi mereka, kehadiran pasar, dan pendanaan yang dapat mereka tarik. Ini membantu klien kami untuk menganalisis potensi yang mengganggu dari start-up untuk aliansi awal, investasi, dan prospek akuisisi untuk mengembangkan peta jalan strategis yang tahan masa depan untuk keunggulan kompetitif. Baca laporan kami dan kumpulkan wawasan tentang topik -topik berikut:

  • Tren unicorn terbaru
  • Unicorn pada tahun 2022
  • Unicorn masa depan
  • Start-up untuk diwaspadai

Prospek ekosistem start-up oleh geografi teratas

Masukkan detail Anda di sini untuk menerima whitepaper gratis Anda.

Harap masukkan alamat email kerja/bisnis

Terima kasih. Tolong periksa email Anda untuk mengunduh whitepaper.Please check your email to download the Whitepaper.

Dari Johnson & Johnson ke Shanghai Pharmaceuticals, teknologi farmasi mencantumkan sepuluh perusahaan farmasi teratas pada tahun 2020, berdasarkan pendapatan.

Perusahaan Farmasi Terbesar Dunia: Sepuluh Teratas berdasarkan Pendapatan

1. Johnson & Johnson - $ 56.1bn

2. Pfizer - $ 51.75bn

3. Roche - $ 49,23 miliar

4. Novartis - $ 47.45bn

5. Merck & Co. - $ 46.84bn

6. GlaxoSmithKline - $ 44.27bn

7. Sanofi - $ 40.46bn

8. Abbvie - $ 33.26bn

9. Takeda - $ 30,52 miliar

10. Shanghai Pharmaceuticals Holding - $ 26.69bn

1. Johnson & Johnson - $ 56.1bn

2. Pfizer - $ 51.75bn

3. Roche - $ 49,23 miliar

4. Novartis - $ 47.45bn

5. Merck & Co. - $ 46.84bn

6. GlaxoSmithKline - $ 44.27bn

7. Sanofi - $ 40.46bn

2. Pfizer - $ 51.75bn

3. Roche - $ 49,23 miliar

4. Novartis - $ 47.45bn

5. Merck & Co. - $ 46.84bn

Segmen bisnis Upjohn diumumkan untuk dikombinasikan dengan Mylan untuk membentuk perusahaan farmasi baru bernama Viatris. Pfizer mengakuisisi array Biopharma dan Therachon Holding masing-masing seharga $ 11,2 miliar dan $ 340 juta, selain anti-infeksi molekul kecil AstraZeneca seharga $ 1 miliar. Perusahaan juga mengakuisisi lisensi untuk terapi antisense investigasi AKCEA Terapi ANGPTL3-LRX.

Penjualan Pfizer dipengaruhi pada kuartal pertama tahun 2020 karena pembatasan penguncian dan penurunan kunjungan pasien. Perusahaan berencana untuk meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan dengan $ 500 juta untuk pengembangan produk anti-infektif dan vaksin Covid-19 bernama BNT162 mRNA. Uji coba fase 2b/3 pada vaksin dimulai pada Juli 2020 sementara persetujuan peraturan diharapkan pada kuartal keempat 2020, berdasarkan hasilnya.

3. Roche - $ 49,23 miliar

Tes Roche's Cobas® SARS-COV-2 dimaksudkan untuk digunakan di bawah otorisasi Penggunaan Darurat FDA (EUA). Gambar milik F. Hoffmann-La Roche Ltd.

Pendapatan divisi farmasi Roche meningkat 11% tahun-ke-tahun, didorong oleh penjualan obat-obatan baru, termasuk Ocrevus, Hemlibra, Tecentriq, dan Perjeta. Tecentriq dalam segmen onkologi dan Actemra/Roactemra dan Esbriet dalam imunologi juga berkontribusi secara signifikan terhadap pendapatan perusahaan meskipun ada kinerja negatif dari bisnis biosimilar di Eropa dan Jepang.

Persaingan dari biosimilar terutama Mabthera/Rituxan, Herceptin dan Avastin di AS memengaruhi penjualan sebesar $ 1,55 miliar. Perusahaan melaporkan pertumbuhan 36% di Cina karena penetrasi pasar yang lebih luas, meskipun AS tetap menjadi kontributor terbesar untuk penjualannya, diikuti oleh Eropa dan Jepang. Transaksi utama untuk divisi farmasi selama tahun ini adalah akuisisi Spark Therapeutics seharga $ 4,8 miliar.

Pandemi Covid-19 diharapkan memiliki dampak positif pada penjualan Roche. Obat onkologi perusahaan Actemra/Roactemra sedang diselidiki dalam uji coba fase klinis untuk menentukan keamanan dan kemanjurannya dalam mengobati pneumonia Covid-19 yang parah. Kapasitas produksi obat direncanakan akan ditingkatkan berdasarkan hasilnya.

4. Novartis - $ 47.45bn

Novartis bermitra dengan beberapa organisasi untuk kegiatan penelitian dan pengembangan COVID-19. Gambar milik Novartis AG.

Novartis mencatat pertumbuhan 6% tahun-ke-tahun dalam pendapatan 2019, dengan Divisi Obat-obatan Inovatif menyumbang 79% dari pendapatan dan Sandoz yang menyumbang 21% sisanya. Mayoritas pendapatan perusahaan disumbangkan oleh pasar yang sudah mapan, termasuk AS, Kanada, Eropa Barat, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.

Transaksi utama yang diselesaikan pada tahun 2019 termasuk spin-off segmen Alcon ke dalam bisnis yang terpisah, akuisisi bisnis Jepang Aspen Global Incorporated, dan merger dengan perusahaan obat-obatan. Novartis juga memperoleh obat mata kering Xiidra dari Takeda.

Obat-obatan utama yang disetujui pada tahun 2019 adalah Zolgensma untuk pengobatan atrofi otot spinal pada pasien pediatrik berusia kurang dari dua tahun, Beovu untuk pengobatan degenerasi makula terkait usia neovaskular (basah), dan adakveo untuk mengurangi frekuensi krisis vaso-eksklusif di dalam vaso-oklusif dalam krisis vaso-oklusif dalam, dan adakveo untuk mengurangi vaso-eksklusif dalam vaso-eksklusif dalam vaso-eksklusif, dan adakveo untuk mengurangi vaso-eksklusif dalam vaso-eksklusif, dan adakveo untuk mengurangi vaso-eksklusif dalam vaso-oklusif, Pasien dengan penyakit sel sabit berusia 16 tahun ke atas.

Novartis mengharapkan gangguan yang dapat dikelola untuk operasinya karena pandemi Covid-19. Perusahaan telah membentuk kolaborasi dengan sejumlah organisasi penelitian untuk mengembangkan pengobatan untuk penyakit Coronavirus. Ini telah memulai uji klinis fase tiga untuk menguji kemanjuran obat myelofibrosisnya ruxolitinib dalam mengobati pneumonia pada pasien COVID-19, bersama dengan fase tiga uji coba hidroksychloroquine saja dan dalam kombinasi dengan azithromycin untuk pengobatan pasien dengan covid-19.

5. Merck & Co. - $ 46.84bn

Pendapatan Merck pada tahun 2019 terutama didorong oleh onkologi, vaksin kesehatan manusia dan divisi kesehatan hewan. Gambar milik Merck Sharp & Dohme Corp., anak perusahaan Merck & Co., Inc., Kenilworth, N.J., A.S.

Merck & Co. melaporkan peningkatan pendapatan 11% tahun-ke-tahun yang didorong oleh onkologi, vaksin kesehatan manusia, dan divisi kesehatan hewan. Penjualan internasional, yang dipimpin oleh China, menyumbang persentase yang cukup tinggi untuk pendapatan perusahaan. Penjualan di Cina tumbuh sebesar 47%, didorong oleh Keytruda dan Gardasil/Gardasil 9.

Pada tahun 2019, Merck menerima persetujuan untuk Ervebo® (Ebola Zaire Vaccine, Live) untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh Zaire Ebolavirus pada individu berusia 18 tahun ke atas. Recarbrio ™ untuk infeksi saluran kemih yang rumit dan Zerbaxa® untuk pengobatan pneumonia adalah obat lain yang disetujui pada tahun ini. Perusahaan juga menerima persetujuan untuk beberapa indikasi untuk obat onkologi Keytruda sebagai monoterapi, serta terapi kombinasi untuk pengobatan berbagai bentuk kanker. Persetujuan berganda menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk obat dengan penjualan global tumbuh sebesar 55%.

Merck menyelesaikan akuisisi perusahaan biofarmasi-tahap klinis, termasuk Peloton Therapeutics, Desain Kekebalan Lingkungan, dan Arqule untuk memperkuat portofolio onkologinya. Ia juga mengakuisisi Antelliq Group untuk memperkuat bisnis kesehatan hewannya. Merck mengharapkan dampak pendapatan $ 2,1 miliar pada tahun 2020 karena kondisi yang tidak menguntungkan yang diciptakan oleh pandemi Covid-19. Ini memulai perekrutan untuk jalur pada kandidat vaksin COVID-19 eksperimental pada bulan September 2020. Ini juga telah berkolaborasi dengan Institute for Systems Biology dan merupakan bagian dari intervensi terapi dan vaksin ACCELERATING COVID-19 yang dipimpin NIH untuk mengembangkan vaksin COVID-19 dan kandidat obat terhadap penyakit ini.

6. GlaxoSmithKline - $ 44.27bn

GSK menggabungkan unit perawatan kesehatan konsumennya dengan Pfizer pada Agustus 2019. Gambar milik GlaxoSmithKline Plc.

Pertumbuhan GSK 10% tahun-ke-tahun dalam pendapatan 2019 didorong oleh peningkatan penjualan produk-produk obat-obatan dan vaksinnya khususnya shingrix, vaksin herpes zoster, obat pernapasan trelegy dan nucala, dan obat HIV Dovato dan Juluca.

Divisi obat -obatan dan vaksin bersama -sama menyumbang 73,3% dari pendapatan perusahaan sementara Divisi Kesehatan Konsumen menyumbang 26,7% sisanya. Wilayah AS menyumbang sebagian besar pendapatan perusahaan sebesar 41,1%, sementara pasar Eropa dan internasional menyumbang sisanya.

GSK mengakuisisi Tesaro, sebuah perusahaan onkologi, dan memberikan lisensi teknologi kepada Sabin Vaccine Institute untuk vaksin Ebola tahap klinisnya pada tahun 2019.

GSK belum memastikan dampak pandemi COVID-19 meskipun mengharapkan risiko internal dan eksternal tertentu terhadap kinerja bisnis pada tahun 2020. Perusahaan telah berkolaborasi dengan Sanofi untuk mengembangkan kandidat vaksin yang disanggah untuk COVID-19 dan VIR Biotechnology untuk mengidentifikasi Anti Baru -Sembaga -viral antibodi terhadap penyakit ini. GSK juga berkolaborasi dengan University of Queensland, Xiamen Innovax Biotech, Clover Biopharmaceuticals, dan Chongqing Zhifei.

7. Sanofi - $ 40.46bn

FDA memberikan penunjukan terapi terobosan untuk Sanofi's Dupixent® untuk Eosinophilic Esophagitis pada September 2020. Gambar milik Nitpicker/Shutterstock.

Sanofi mencatat peningkatan pendapatan 4,8% tahun-ke-tahun yang sangat disumbangkan oleh produk-produk andalan divisi farmasi yang dipimpin oleh obat insulin Lantus®, obat trombosis vena dalam Lovenox®, dan obat antiplatelet Plavix®. Pasar negara berkembang menyumbang 30,2% dari penjualan perusahaan selama tahun tersebut.

Perkembangan utama selama tahun tersebut termasuk persetujuan Libtayo® untuk pengobatan karsinoma sel skuamosa kulit dan Cablivi® untuk pengobatan trombositopenik trombotik yang didapat. Sanofi mengumumkan bahwa bisnis perawatan kesehatan konsumennya akan didirikan sebagai bisnis mandiri saat mendivestasikan sahamnya di Regeneron. Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Roche untuk hak over-the-counter (OTC) untuk Tamiflu untuk pencegahan dan perawatan flu dan dengan Eli Lily untuk hak cialis untuk disfungsi ereksi.

Sanofi mengharapkan bisnisnya untuk terus tumbuh pada tahun 2020 meskipun Pandemi Covid-19. Perusahaan ini berkolaborasi dengan Terjemahan Bio untuk mengembangkan vaksin mRNA. Ini juga berkolaborasi dengan Otoritas Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis untuk mengembangkan vaksin dan dengan luminostics untuk mengembangkan solusi pengujian sendiri.

8. Abbvie - $ 33.26bn

Abbvie mengoperasikan 14 lokasi manufaktur dan delapan pusat R&D. Gambar milik Abbvie Inc.

Abbvie mencatat peningkatan 2,7% dalam pendapatan pada tahun 2019 meskipun persaingan dari biosimilar untuk obat rheumatoid artritis humira andalannya, yang menyumbang 58% dari pendapatan perusahaan. Produk andalan lainnya termasuk Imbruvica, Mavyret, Venclexta, Lupron, dan Creon berkontribusi sekitar 30% dari pendapatan perusahaan. Pasar AS menyumbang 71,8% dari pendapatan perusahaan, sementara pasar internasional menyumbang sisanya.

Persetujuan obat selama tahun ini termasuk Skyrizi (risankizumab) untuk pengobatan psoriasis plak dan rinvoq untuk pengobatan rheumatoid arthritis. Abbvie mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Allergan, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam estetika medis, ilmu saraf, kesehatan wanita, dan jeption. Akuisisi ini diharapkan dapat memberikan arus kas yang signifikan dan mendiversifikasi basis pendapatannya. Perusahaan juga menandatangani perjanjian lisensi dengan Reata Pharmaceuticals, Calico Life Sciences, dan Alector untuk mengembangkan terapi untuk berbagai indikasi.

COVID-19 tidak memiliki dampak besar pada bisnis perusahaan selama kuartal pertama tahun 2020. Abbvie saat ini sedang mengevaluasi Imbruvica dalam uji coba fase dua untuk mengobati pasien dengan COVID-19 sedang hingga berat. Ini juga mengevaluasi kemanjuran dan keamanan Kaletra/Aluvia terhadap Covid-19. Perusahaan telah berkolaborasi dengan otoritas kesehatan, National Institutes of Health, dan Otoritas Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis untuk mengembangkan terapi untuk pengobatan COVID-19.

9. Takeda - $ 30,52 miliar

Pendapatan Takeda 2019 didukung oleh penjualan dari produk yang diperoleh melalui akuisisi Shire pada Januari 2019. Gambar milik Jonathan Weiss/Shutterstock.

Takeda mencatat peningkatan pendapatan 56,9% tahun-ke-tahun pada tahun 2019, terutama didorong oleh penjualan dari produk yang diperoleh melalui akuisisi Shire pada Januari 2019. Akuisisi ini memperluas jangkauan geografis perusahaan dan memperkuat kehadirannya di pasar gastrointestinal dan ilmu saraf neuroscience. , seiring dengan menyediakan akses ke pasar langka dan pasar terapi yang diturunkan plasma.

Produk gastroenterologi menyumbang 21,2% dari pendapatan Takeda pada tahun 2019, diikuti oleh penyakit langka, imunologi, ilmu saraf, dan onkologi. Penjualan dari obat resep utama seperti Entyvio, Velcade, Immunoglobulin, Leuprorelin, Dexilant, dan Pantoprazole menyumbang sebagian besar pendapatan perusahaan.

Takeda juga mendivestasikan beberapa aset termasuk Wako Pure Chemical, Multilab Indústria e Comércio de Produtos Farmacêuticos, Guangdong Techpool Bio-Pharma, dan produk non-inti seperti Xiidra ke Novartis dan produk OTC lainnya untuk Acino International, Hypera, Orifarm Group, dan Celltrion.

Takeda mengharapkan COVID-19 untuk menyebabkan pengurangan operasi dan penurunan permintaan produk karena lebih sedikit kunjungan pasien ke rumah sakit. Perusahaan ini adalah bagian dari Aliansi Covig-19 dan terlibat dalam pengembangan pengobatan globulin hiperimun untuk penyakit coronavirus. Kandidat obat internal yang ada juga sedang dieksplorasi untuk menguji keamanan dan kemanjurannya terhadap coronavirus.

10. Shanghai Pharmaceuticals Holding - $ 26.69bn

Shanghai Pharmaceuticals Holding (SPH) terlibat dalam R&D farmasi, manufaktur, distribusi, dan kegiatan ritel. Gambar milik Anyaivanova/Shutterstock.

Shanghai Pharmaceuticals Holding (SPH) melaporkan peningkatan tahun-ke-tahun sebesar 17,27% dalam pendapatan 2019. Segmen Layanan Farmasi menyumbang 87,4% dari pendapatan sementara segmen manufaktur farmasi menyumbang sisanya.

SPH berkolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi dan universitas selama tahun ini untuk pengembangan obat dan terapi baru. Ini juga membentuk usaha patungan dengan perusahaan biofarmasi Rusia Biocad untuk pengembangan produk biofarmasi dan menandatangani perjanjian kerja sama dengan Alembic dan Adia, keduanya berbasis di India. Perusahaan menandatangani perjanjian untuk merawat obat stroke baru, LT3001, dari Lumosa Therapeutics, sebuah perusahaan yang berbasis di Taiwan. Konsolidasi terbalik dengan merger dengan teknologi farmasi Sichuan Guojia, bersama dengan minat minoritas di berbagai perusahaan Tiongkok, juga selesai selama tahun tersebut.

Pandemi COVID-19 memengaruhi pendapatan perusahaan karena langkah-langkah penguncian yang diterapkan di Cina. Divisi bisnis menghadapi masalah dengan mengamankan bahan baku, bersama dengan kekurangan tenaga kerja. Operasi, bagaimanapun, dilanjutkan ke normal setelah pembatasan diangkat. SPH juga meningkatkan produksi beberapa anti-virus, antibiosis, regulasi kekebalan tubuh, dan obat pencegahan sebagai respons terhadap COVID-19.

Perusahaan yang berhubungan

Syrenis

Solusi Persetujuan dan Manajemen Preferensi untuk Penyedia Layanan Kesehatan

Phasetwo

Solusi penyimpanan rantai dingin untuk produk farmasi

Whitepaper gratis

Start-up yang mengganggu untuk diwaspadai

2021 adalah tahun yang memecahkan rekor, dengan lebih banyak bisnis masuk ke klub miliaran dolar. Banyak start-up telah mencapai atau mempertahankan status unicorn pada akhir tahun untuk mencerminkan hampir lima kali lipat pertumbuhan dari tahun 2020. Ledakan ini dapat dikaitkan dengan hiruk-pikuk pembiayaan yang didorong oleh adopsi cepat teknologi dan solusi inovatif dengan mulai- UPS memperoleh traksi dalam menanggapi pandemi. Namun, ekosistem pemula sekarang menghadapi waktu yang bergejolak untuk penggalangan dana karena investor mencari strategi bisnis jangka panjang, penilaian, dan rute menuju profitabilitas di tengah keadaan pasar yang tidak pasti. Namun demikian, 2022 memiliki potensi untuk meneruskan momentum dengan banyak entitas memiliki peluang yang adil untuk berada di tempat yang tepat ketika dibantu oleh teknologi yang tepat. GlobalData memanfaatkan kekuatan data alternatif untuk memeriksa kesehatan start-up di berbagai dimensi termasuk kualitas inovasi mereka, kehadiran pasar, dan pendanaan yang dapat mereka tarik. Ini membantu klien kami untuk menganalisis potensi yang mengganggu dari start-up untuk aliansi awal, investasi, dan prospek akuisisi untuk mengembangkan peta jalan strategis yang tahan masa depan untuk keunggulan kompetitif. Baca laporan kami dan kumpulkan wawasan tentang topik -topik berikut:

  • Tren unicorn terbaru
  • Unicorn pada tahun 2022
  • Unicorn masa depan
  • Start-up untuk diwaspadai

Prospek ekosistem start-up oleh geografi teratas

oleh Globaldata

Masukkan detail Anda di sini untuk menerima whitepaper gratis Anda.

Harap masukkan alamat email kerja/bisnis

Terima kasih. Tolong periksa email Anda untuk mengunduh whitepaper.Please check your email to download the Whitepaper.

Siapa perusahaan farmasi terbesar di AS?

Perusahaan farmasi terbesar di AS adalah Johnson & Johnson, dengan pendapatan $ 93,77 miliar. Pada tahun 2021, industri farmasi A.S. memiliki ukuran pasar $ 560 miliar. Lebih dari 4,38 miliar resep ritel dijual di AS setiap tahun.Johnson & Johnson, with a revenue of $93.77 billion. As of 2021, the U.S. pharmaceutical industry has a market size of $560 billion. Over 4.38 billion retail prescriptions are sold in the U.S. each year.

Apa 10 perusahaan farmasi teratas?

Berikut ini adalah 10 perusahaan farmasi teratas di dunia ...

Johnson & Johnson.Pendapatan: $ 93,8 miliar.....

Pfizer.Pendapatan: $ 81,2 miliar.....

Grup Roche.Pendapatan: $ 72 miliar.....

Abbvie.Pendapatan: $ 56,2 miliar.....

Novartis.Pendapatan: $ 52,9 miliar.....

Bayer.Pendapatan: $ 52,1 miliar.....

Merck.Pendapatan: $ 51,2 miliar.....

GSK.Pendapatan: $ 46,9 miliar ..

Siapakah Big 3 di Pharma?

3 Distributorsamerisourcebergen (ABC) teratas (Cardinal Health (CAH) dan McKesson Corp (McK) mendominasi distribusi obat -obatan dan diperkirakan mewakili 90% hingga 95% dari pasar.DistributorsAmerisourceBergen (ABC), Cardinal Health (CAH) and McKesson Corp. (MCK) dominate the distribution of pharmaceuticals and are estimated to represent 90% to 95% of the market.

No No 1 Farma Company di dunia?

25 perusahaan farmasi teratas berdasarkan penjualan global.

Apa saja PT farmasi?

TOP 10 PERUSAHAAN FARMASI DUNIA.
Pfizer. Pfizer merupakan perusahaan farmasi dunia yang berasal dari Amerika Serikat, di Indonesia mereka juga mempunyai pabriknya di Jalan Raya Bogor. ... .
Merck. ... .
Johson & Johson. ... .
Roche. ... .
Sanofi. ... .
Novartis. ... .
7.AbbVie. ... .
8.AstraZeneca..

Berapa banyak perusahaan farmasi di Indonesia?

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan ada 220 perusahaan di industri farmasi di Indonesia dan 90 persen di antaranya berfokus pada sektor hilir (downstream) dalam produksi obat-obatan. Sementara itu, pemerintah terus mengupayakan pengurangan impor sebesar 35 persen hingga akhir tahun 2022.

Perusahaan farmasi termasuk perusahaan apa?

Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al (2015) perusahaan farmasi merupakan industri yang sangat memanfaatkan modal intelektual.

June 9, 2022

Pharmaceutical Executive, Pharmaceutical Executive-06-01-2022, Volume 42, Issue 6

The windfall from COVID-19 vaccines and treatments has shaken up Pharm Exec’s latest listing of the top global biopharma sales producers in record-breaking fashion, but a likely leveling off—along with challenging patent and global climates—should shift some of the spotlight to anticipated non-COVID risers and perhaps more definitive maneuvering ahead.

If 2020 was the “Year of COVID,” as we referred to it in our Pharm Exec 50 feature last year—reflecting on the pandemic’s scope and disruption on all facets of life—then 2021 was surely the year of COVID vaccines and treatments. And, through the prism of our latest rankings of the top 50 global biopharma players based on prescription drug sales, one that will go down in the annals of commercial Rx output—even if just a short burst in time when looked back upon decades from now. To illustrate the pandemic’s historic jolt to our annual listing, rearranging several spots in the top half, attention first goes to mRNA vaccine makers Pfizer and Moderna, with the former also delivering significant recent gains from its effective, if not somewhat controversial, antiviral therapy for COVID. In data again provided in partnership with Evaluate Ltd, the rankings, our 22nd, capture most recent full-year drug revenue performance. Company R&D investment totals are also presented, as in previous installments.

Last year, Pfizer recorded overall prescription drug sales of $72 billion, with $37 billion of that generated from COVID vaccine Comirnaty, alone, making it the best-selling drug in a single year of all time by a wide margin. Factor in first-quarter revenue of $13.2 billion for Comirnaty in 2022, and the vaccine, developed in partnership with German biotech BioNTech, is already rivaling the cumulative lifetime sales of many blockbuster medicines. Paxlovid, Pfizer’s COVID pill, which received FDA emergency use authorization in December 2021, posted $1.5 billion in first-quarter sales and may be poised to become the best-selling non-vaccine ever, if it lives up to Pfizer’s projected guidance of $22 billion for 2022 (the company says it is set to produce 120 million treatment courses this year, and according to published reports, it doesn’t have to sell all of those courses to exceed $22 billion). If the ramped-up manufacturing and totals comes to fruition, Paxlovid would eclipse AbbVie’s Humira’s $20.7 billion in sales in 2021 as the highest grossing non-vaccine to date. Those prospects have encountered recent headwinds, including the CDC’s warning of a potential COVID “rebound” after taking Paxlovid.

Big gains, but will they sustain?

Pfizer and Moderna are among a handful of biopharmas that have reaped the rewards of the COVID windfall following successful development projects. Given the aforementioned numbers, it was no surprise that Pfizer vaulted from the eighth spot in our previous company rankings to No. 1 in the newest ledger, posting an increase in Rx sales of 102%. In fact, Comirnaty’s output by itself would rank Pfizer ninth overall. In May, the pharma giant reported the best quarter in the company’s history, with total revenue (not just Rx) of $25.6 billion; it expects full-year 2022 revenue between $98 billion and $102 billion (although Pfizer did cut its earnings per share slightly for the year in adjusted first-quarter guidance).

Sharing the mRNA-platform stage in COVID has been Moderna’s vaccine Spikevax, which propelled the Cambridge, Mass.-based biotech into the Pharma 50 for the first time behind $17.7 billion in 2021 sales. Moderna secured the 17th spot with $19.2 billion in total Rx revenue. The company sold $5.9 billion of its COVID vaccine in the first quarter of this year, and in its May earnings call maintained the organization’s full-year guidance of $21 billion in Spikevax sales. Of note recently, the marketing authorization for Spikevax in Japan will transfer from Takeda to Moderna starting Aug. 1, the two companies announced in late May.

Driven by its monoclonal antibody treatment, REGEN-COV (Ronapreve), for preventing COVID symptoms, Regeneron leapfrogged eight spots in the Pharma 50 to No. 20, with an increase of 118% to $12.1 billion in prescription drug sales. REGEN-COV, which was effective against initial COVID variants, posted $5.8 billion in 2021 sales.

Other notable pandemic-influenced jumps in our rankings include AstraZeneca (AZ), whose vaccine Vaxzevria reached $4 billion in sales last year, helping catapult the company to a 41.5% increase in Rx sales and two spots up to No. 9; Gilead Sciences advancing one spot to No. 12 (and a spike of 13.4%) behind its antiviral drug Veklury (remdesivir), which recorded $5.6 billion in revenue; and Johnson & Johnson (J&J), which generated $49.8 billion in 2021 Rx sales, securing fourth on our list and an increase of 15.5% from the previous year. The company’s COVID vaccine, marketed by its Janssen unit, made $2.39 billion in 2021.

Perhaps factoring into our rankings next year will be treatments or vaccines cleared for emergency use or expanded use in the US and/or Europe in late 2021/early 2022 from Eli Lilly, Merck, GSK, and Sanofi. (For example, revenue from Lilly’s COVID antibodies, bamlanivimab and etesevimab, grew $660 million in the first quarter of this year; the duo made $2.2 billion in 2021, and Merck’s oral antiviral molnupiravir posted $3.2 billion in Q1).

The million-dollar (or billion-dollar) question is just how long will these tenacious tailwinds last. The consensus among analysts is that first-cleared products during the pandemic may have already hit their peaks, or will this year, and sales will likely start to dip from there. But proper context should also be weighed in the equation—after all, the pandemic has represented an extremely special and unforeseen circumstance for the life sciences and healthcare sectors, one that triggered an unprecedented response in R&D and ultimately product distribution and delivery; thus comparing the sales of COVID products to other drugs in the traditional sense may not be a fair exercise.

Potential new records after this year, nevertheless, are unlikely in the near future. Editors at Evaluate Vantage interviewed by Pharm Exec cite trends such as waning demand for COVID vaccines and drugs, as well as supply challenges and shifts in where future government contracts will predominately originate. “I think most of the developed Western worlds that are able to pay higher prices have already bought their vaccine stockpiles,” says Lisa Urquhart, editor, Evaluate Vantage, who is based in London. “There’s debate [in the UK] on whether or not there’s going to be the need for a fourth vaccine [dose] outside of the immunocompromised and the vulnerable. If the US follows suit and if new strains continue the trend of being more mild, then I think some of the targets around the sales might not materialize. It also means you’re now going to have to start selling outside of the Western world into emerging markets where your margins are going to be much lower.”

The consensus for Comirnaty sales in 2023 is reportedly around $17 billion. Evaluate projects revenue for Comirnaty and Paxlovid settling between $2 billion to $4 billion, respectively, by 2025. In the more immediate setting for Paxlovid, Urquhart points to uncertainties around the number of new contracts signed in the first quarter and how much ground will be needed to make up to meet Pfizer’s $22 billion full-year target. She also notes the fairly strict use of Paxlovid, with several contraindications, such as with patients with diabetes and hypertension. Consensus for Moderna’s Spikevax, Evaluate says, is around $2 billion in annual sales by 2026. The company’s post-COVID strategy will be followed closely (Moderna’s pipeline includes a candidate in Phase III trials for respiratory syncytial virus, along with early stage projects for the flu and cancer, and next-generation pursuits in COVID).

AZ executives earlier this year projected a low-to-mid 20s drop for Vaxzevria in 2022 (though the company is active in new R&D antibody pursuits), and in April, J&J reported first-quarter sales of $457 million for its vaccine, far short of Wall Street’s estimate. The results, attributed to low demand and an oversupply in low-income countries, prompted J&J to pull the vaccine from its revenue projections. Regeneron posted no US sales in the first quarter for REGEN-COV after FDA rescinded its authorization in January due to poor performance against omicron. Roche, which markets the drug outside the US in a profit-sharing deal with Regeneron, did report $636 million in revenue during the period.

Add to the mix ongoing macroeconomic challenges to navigate, such as the war in Ukraine, supply chain issues caused by China, and global inflation; a volatile M&A and seller valuation climate that has shown little sign of abating; and an impeding “patent winter,” which analysts contend will be the most painful period of branded sales erosion in at least 30 years, and the overall picture for the Pharma 50 could turn a bit unsettled as the decade progresses.

AbbVie’s ascent

Spurred by COVID vaccines and therapies, US spending on pharmaceuticals rose 12% last year, according to a report by the IQVIA Institute for Human Data Science, and the rate of new prescriptions for chronic and acute care largely recovered from the 2020 pandemic-sparked slowdown. To that end, several organizations with no COVID products in our rankings delivered solid gains in 2021 Rx sales, none more than the strong surge made by AbbVie. Prescription drug revenue for the North Chicago-based pharma skyrocketed almost $11 billion to $55 billion last year, moving AbbVie up one spot to No. 2 behind Pfizer. As mentioned, Humira, the company’s flagship, brought in record sales, a number it may eclipse this year before the anti-inflammatory stalwart goes off patent in the US in 2023 and biosimilar competition begins (the majority of Humira’s sales come from the US; it is already off patent in Europe).

Sementara Humira tidak akan lagi menikmati total $ 20 miliar-plus setelah 2023, Urquhart tidak percaya penjualan akan jatuh secara dramatis di AS seperti yang mereka miliki di Eropa, karena struktur penggantian yang berbeda di AS, keengganan dokter yang lebih besar di Amerika untuk Ganti biosimilars untuk produk bermerek, dan perusahaan pencetus tipe "paten" yang terkadang masuk.

Dikombinasikan dengan tindak lanjut Humira Skyrizi (inhibitor IL-23 untuk psoriasis) dan Rinvoq (inhibitor JAK)-masing-masing menikmati penjualan bintang sejak diluncurkan pada tahun 2019, yang terakhir terus menambahkan indikasi baru dan baru-baru ini menunjukkan janji tahap akhir di Crohn's Penyakit - bersama dengan peningkatan stabil obat leukemia Venclexta, analis tetap bullish pada momentum abbvie yang berkelanjutan. Faktanya, menurut perkiraan perkiraan konsensus yang dikumpulkan oleh Evaluasi, Abbvie diharapkan menjadi perusahaan farmasi terbesar oleh penjualan RX pada tahun 2028. Roche diproyeksikan akan menjadi yang kedua, diikuti oleh J&J (yang memisahkan bisnis kesehatan konsumennya tahun depan tahun depan tahun depan depan tahun depan depan, Untuk lebih fokus pada RX bermereknya), Merck, dan Pfizer.

Amy Brown, evaluasi laporan khusus Vantage dan Editor Proyek, memberi tahu Pharm Exec bahwa tandem Skyrizi dan Rinvoq, bersama -sama, diharapkan menghasilkan $ 18 miliar pada tahun 2026. "Persetujuan Rinvoq baru -baru ini di dermatitis atopik adalah yang besar," kata Brown. Itu dibersihkan oleh FDA pada bulan Januari untuk pasien 12 dan lebih tua dengan penyakit refraktori, sedang hingga parah yang tidak menanggapi obat-obatan oral.

Mengakhiri lima tempat pertama dalam daftar kami adalah Novartis di No. 3, naik 8,3% menjadi $ 51,1 miliar; J&J, seperti yang disebutkan; dan Roche, turun dari tempat bertengger ke No. 5, membukukan kenaikan 3,8% menjadi $ 49,3 miliar. Roche, pemimpin dalam R&D menghabiskan dua tahun terakhir, tetap kuat di daerah itu, menginvestasikan $ 13,1 miliar, hanya membuntuti Pfizer $ 13,8 miliar. Merck dan J&J juga melampaui dua digit dalam pengeluaran R&D, masing-masing $ 12,2 miliar dan $ 11,8 miliar; Bristol Myers Squibb (BMS) dekat dengan $ 9,5 miliar dan Novartis menginvestasikan $ 9 miliar. Didorong oleh Pandemic Investments, 11 perusahaan farmasi besar terbesar melihat gabungan investasi R&D mereka melonjak 11% pada tahun 2021, melebihi $ 100 miliar, secara kolektif, untuk pertama kalinya, menurut Evaluasi.

Di sisi komersial, J&J dan Roche menghadapi kedaluwarsa paten terkenal di tahun -tahun mendatang - Stelara ($ 9,1 miliar dalam penjualan 2021) tahun depan dan Ocrevus ($ 5,5 miliar) masing -masing pada tahun 2029. Obat baru Roche untuk degenerasi makula terkait usia basah dan edema makula diabetes, Vabysmo, disetujui oleh FDA pada bulan Januari, telah memproyeksikan penjualan $ 1,8 miliar dari evaluasi pada tahun 2026. Dalam kemitraan dengan PTC Therapeutics, Roche juga memperoleh ekstensi label utama pada bulan Mei Obat atrofi otot spinal evrysdi, sekarang dibersihkan untuk digunakan di semua umur. Novartis membuat berita pada bulan April dengan rencana untuk merestrukturisasi operasi globalnya, menggabungkan unit farmasi dan onkologi perusahaan. Langkah ini mendorong tiga eksekutif C-suite dan menandai PHK yang menjulang, tetapi dilakukan untuk meningkatkan kehadiran Novartis di pasar AS. Penjualan triwulanan untuk narkoba jantungnya naik 42% menjadi $ 1,1 miliar.

Sisa farmasi 50 top 10, dengan masing -masing naik atau menjatuhkan satu atau dua tempat, termasuk BMS di No. 6; Merck di No, 7, Sanofi di No. 8; AZ, sebagaimana disebutkan, mengambil tempat kesembilan, dan GSK di No. 10. Masing-masing memposting penjualan RX meningkat dari tahun ke tahun. Dari kelompok itu, BMS berada di bawah tekanan paling besar untuk mempertahankan, dengan tiga produk blockbuster yang dihadapi kapak paten-Revlimid (bekas produk Celgene) tahun ini, Eliquis pada tahun 2026, dan Opdivo imunoterapi PD-1 kanker pada tahun 2028. Merck PD-1 Merck's PD-1 Keytruda yang menonjol, yang membukukan $ 17,2 miliar dalam penjualan RX pada tahun 2021 dan telah mengumpulkan banyak indikasi, akan kehilangan eksklusivitas paten pada tahun 2028, dan patennya untuk diabetes Power Januvia akan berakhir bulan depan. Kehilangan paten yang berpotensi mengimbangi BMS bisa jadi camzyos, disetujui di AS pada bulan April sebagai obat pertama yang mengobati bentuk gagal jantung yang dikenal sebagai kardiomiopati hipertrofik obstruktif.

Seperti Novartis, Sanofi dan GSK berada di tengah -tengah upaya restrukturisasi, dengan Sanofi berfokus pada pemangkasan pipa obat -obatan umum, dan GSK spin -off bisnis kesehatan konsumennya menjadi perusahaan independen, yang disebut Haleon, yang akan diluncurkan secara resmi bulan depan. Perusahaan baru ini adalah hasil dari GSK dan Pfizer yang menggabungkan unit kesehatan konsumen mereka pada tahun 2019. Menurut laporan yang diterbitkan, Pfizer bermaksud untuk keluar dari 32% sahamnya di Haleon, memicu arus kas $ 16 miliar. Pada akhir Mei, GSK setuju untuk mengakuisisi Biopharma Affinivax tahap klinis hingga $ 3,3 miliar. Kesepakatan itu akan menambah kandidat vaksin pneumokokus baru ke pipa GSK dan mendukung pengembangan vaksin dan obat -obatan khusus.

Di antara 20 pendatang teratas lainnya di Pharma 50, Lilly naik satu tempat ke 13, dengan lonjakan 15% dalam penjualan RX (bulan lalu perusahaan memenangkan persetujuan yang diantisipasi untuk obat diabetes baru, Mounjaro, yang harus menyaingi co-Glp-1 agonis reseptor Wegovy, dibuat oleh Novo Nordisk, dan memiliki potensi yang kuat dalam obesitas); dan Takeda, meskipun turun pasak ke 11, membukukan lompatan 6,1% dalam penjualan RX. Dua dari penjual teratasnya, Vyvanse dan Gammagard Liquid, lahir dari akuisisi, mencerminkan Pro-M & A Slant Takeda, kata Urquhart, dibandingkan dengan pandangan tradisional perusahaan-perusahaan Jepang di lepas pantai, mungkin dikaitkan dengan CEO kelahiran Prancis Takeda, Christophe Weber, yang telah memimpin perusahaan sejak 2015.

Gambar M&A mendung

Perlambatan biofarma M&A telah berlanjut hingga paruh pertama tahun 2022, dengan pengecualian (pada waktu pers), pada skala semi-besar, Pfizer yang setuju bulan lalu untuk membeli biohaven farmasi dengan harga $ 11,6 miliar. Prospek farmasi besar 50 perombakan melalui M&A kemungkinan ramping untuk sisa tahun ini, meskipun pembuat obat yang kaya uang dapat secara teoritis menarik pelatuk jika penilaian biotek meningkat. Pembeli dan penjual, untuk saat ini, tampaknya tertanam dalam pendekatan menunggu dan melihat, kata para ahli-dengan kedua belah pihak mungkin berpegang lebih dekat dengan prinsip "uang tunai adalah raja."

"Dua atau tiga CEO Farmasi Besar di Quarterlies terakhir mengatakan, 'Anda tahu, penilaian penjual di kepala mereka belum berubah,'" kata Brown. “Harapan penjual perlu diatur ulang. Sementara itu, saya pikir banyak dari perusahaan besar ini dengan senang hati melakukan penawaran baut. Itu benar -benar tren sekarang. "

Michael Christel & NBSP; IS & NBSP; Editor pengelola grup pharm Exec. Dia dapat dihubungi di & nbsp;. is Pharm Exec’s Group Managing Editor. He can be reached at .

Negara manakah yang tidak 1 di farmasi?

Ekspor Industri Farmasi.

Siapa farmasi terbesar di dunia?

1. Pfizer Inc (AS) Pfizer adalah perusahaan farmasi berbasis penelitian terbesar di dunia.Pfizer Inc (US) Pfizer is the world's largest research-based pharmaceutical company.

Apa 4 perusahaan farmasi besar?

Johnson & Johnson ..
Pfizer..
Roche..
AbbVie..
Novartis..
Merck..
Bristol Myers Squibb ..
GlaxoSmithKline..

Perusahaan farmasi mana yang terbaik di dunia?

50 perusahaan terapi sel dan gen terkemuka.