5 masalah disiplin teratas di sekolah dasar 2022

Apa yang terlintas di benak anda waktu mendengar kata “disiplin”? Apakah kesalahan? Atau hukuman? Kalau masih demikian, maka teknik - teknik penegakan disiplin yang anda buat pasti hanya fokus tentang bagaimana menghukum siswa, membuatnya malu, menakut-nakuti, atau membalas kenakalannya.

Disiplin tidak seseram itu.

Kita bisa lihat di dunia kepolisian dan militer yang sangat identik dengan kedisiplinan. Kata disiplin disana punya konotasi yang positif, karena semua anggota paham bahwa disiplin memberikan mereka cara untuk bisa bekerja bersama tim. Mereka tahu tidak akan bisa apa-apa kalau tidak berdisplin.

Mengapa siswa kita tidak mampu berpikir seperti itu?

Terkadang guru mengajar sebagaimana ia dulu diajar. Teknik-teknik lama yang diterima sewaktu menjadi siswa masih menginspirasi bagaimana cara mengajarkan disiplin ke anak. Renungkan, saat anda disetrap di depan kelas atau dihadapkan ke kepala sekolah karena melanggar aturan, sesuatu yang tidak membuat anda berpikir untuk memperbaiki kesalahan, justru menjadikan anda sering diam di hari-hari berikutnya.

. . . atau bahkan merencanakan pembalasan.

Di saat anda benar-benar mengakui kesalahan namun dipaksa menghadapi situasi yang tidak anda inginkan, maka sedikit banyak akan terlintas niat untuk membalas situasi ini. Karena tiba-tiba anda berkeyakinan bahwa semua orang pasti pernah berbuat salah, tidak pantas dihukum berlebihan.

Saat anda ngobrol dengan teman guru di kantor saat jam istirahat, mungkin sesekali pernah membicarakan guru lain yang tampaknya tidak punya masalah dengan kenakalan siswa.

Begitu beruntungnya guru itu. Hampir tiap tahun tak pernah pusing menghabiskan waktu memikirkan cara mengatasi anak yang tidak disiplin. Mudah sekali pekerjaannya.

Sama mudahnya dengan anda yang berpikiran seperti itu. Karena sejatinya guru tersebut memiliki persiapan yang tidak anda ketahui. Dan menjalankan seluruh metodenya bukan hanya hitungan hari, namun bertahun-tahun sampai semua kata-katanya dipercaya oleh siswa paling onar sekalipun.

Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk seluruh proses ini?

Anda ingin tips yang ampuh super cepat, hanya 1 hari, 1 minggu, atau 1 bulan bisa mengubah perilaku si anak, silahkan berhenti membaca tulisan ini. Ada banyak tips lain yang cocok untuk keinginan anda.

Silahkan mencari ragam dan jenis hukuman baru yang lebih kejam yang anda yakini efektif.

Tapi percayalah, itu mustahil menyelesaikan masalah. Bolehlah sekarang anda merasa di puncak kemarahan. Tapi bukan teknik ancaman dan hukuman terbaru yang sebenarnya anda cari. Yang anda perlukan adalah menguasai teknik-teknik kedisiplinan positif.

Apa itu?

Inilah teknik yang berfokus pada penyelesai masalah, bukan pada sumber masalah. Siapa penyelesai masalah? Anda, para guru. Berarti yang akan anda lakukan di bawah ini adalah untuk diri anda. Dan lihatlah, beberapa waktu mendatang siswa akan menangkap daya magis dari pribadi anda. Mereka berhasil mengatasi masalah disiplinnya.

Inilah tandanya siswa yang dikenakan teknik disiplin positif:

  1. Menyadari seluruh perilaku mereka
  2. Bertanggungjawab atas apa yang mereka lakukan
  3. Meminta maaf jika perlu
  4. Mengerti akibat perbuatannya pada teman-temannya
  5. Membuat keputusan sendiri

Semakin jelas bukan? Disini anda bukan mengajarkan disiplin dengan mengandalkan ancaman, memberi rasa takut, atau bahkan membully. Namun memberi kesempatan siswa untuk mengakui alasan-alasannya dan membantu menemukan cara-cara baru dalam mengubah diri mereka.

Step by Step Mengajarkan Disiplin pada Siswa

Dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini, semoga anda tidak lagi mencari-cari hukuman baru apa yang lebih kejam dan memberi efek jera, untuk anda terapkan pada siswa. Maksud saya, ke depan tak ada lagi siswa anda yang melanggar aturan berulang-ulang.

1. Contohkan perilaku yang anda harapkan dari para siswa

Sebagus apapun rencana anda, tidak akan berjalan jika tidak anda berikan contoh. Ini kalimat klise, tapi banyak yang tak mampu melakukan.

Misalnya anda ingin siswa punya rasa hormat pada orang yang lebih tua, tunjukkan bagaimana cara melakukannya. Cari kesempatan pada situasi yang tak direncanakan, siswa melihat anda menghormati orang yang lebih tua dari anda. Dan seringkali tak cukup melakukannya satu dua kali, tapi berulang-ulang.

Kerja keras dan upaya konsisten anda mungkin menemui masalah, seperti teman guru yang mencotohkan sebaliknya. Mereka berbicara kotor di depan para siswa. Saat ditanya, jawabannya hanya ingin bercanda. Tugas anda untuk memberitahunya tentang proyek ini. “Tolong bantu saya, saya sedang memperbaiki masalah disiplin anak-anak ini.”

2. Benci kesalahannya, cintai anaknya

Sadarkah anda bahwa anak melakukan kesalahan bukan bertujuan untuk menyerang anda secara pribadi. Mereka salah karena mereka masih anak-anak. Sudut berpikirnya berbeda dengan kita.

Jadi jangan sampai kesalahan-kesalahan itu membuat anda benci pada siswa. Benci sikapnya, cintai anaknya. Ini akan membantu anda menemukan pilihan terbaik untuk si anak, bukan hanya fokus pada hukuman dan ancaman apa yang anda berikan.

3. Beri jeda antara kesalahan dengan hukuman

Maksudnya, jangan langsung menghakimi anak yang berbuat kesalahan seketika itu juga. Banyak guru membuktikan ini cara yang kurang efektif.

Contohnya begini, ada satu anak yang mengganggu siswa lain saat sedang belajar. Kemudian anda langsung memarahinya, tentu saja membuat seisi kelas fokus pada anda dan si anak itu. Pada tahap ini tidak apa-apa, tapi saat anda kehilangan kontrol dan terus memarahinya, lihatlah seisi kelas mulai bersimpati pada siswa itu. Dan dalam waktu singkat, si pembuat onar akan mengambil keuntungan dari kesalahan anda. Ia menghilangkan respek pada diri anda dengan bantuan temannya.

Beberapa cara diyakini lebih ampuh dibandingkan menghukum siswa secara langsung. Seperti bicara empat mata, menulis sikap tak pantasnya pada selembar kertas, atau menandatangani kontrak dimana ia setuju untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.

4. Biarkan siswa mengalah dengan terhormat

Beberapa siswa mungkin lebih membutuhkan martabat di hadapan teman-temannya, bahkan dibanding dengan anda. Kita tahu seisi kelas itu majemuk, sehingga ada alasan beberapa siswa tertentu sangat membutuhkan harga dirinya diakui.

Pahami beberapa anak yang sudah mengalah, meminta maaf pada anda pada titik yang sangat serius. Kalau anda memaksa membobolnya, menuruti ego anda saking marahnya, tunggulah anda berhadapan dengan siswa yang keras kepala dan pembangkang.

5. Tunjukkan akibat atas suatu kesalahan secara jelas dan spesifik

Terkadang peraturan akademik resmi dari sekolah tidak mencakup seluruh kenakalan siswa. Dan memang guru sendirilah yang harus menemukan hukuman atas berbagai pelanggaran.

Anehnya, banyak hukuman andalan yang sering dipakai untuk kesalahan-kesalahan khusus. Meskipun kurang sesuai, tapi diterapkan juga. Seperti membersihkan kamar mandi/WC atau hormat tiang bendera.

Bagaimanapun, kesalahan seperti mencoret bangku dengan tulisan porno, hukumannya ya membersihkan meja itu. Atau menghukum siswa yang sering mengganggu temannya belajar, diminta beberapa waktu di luar kelas untuk merasakan kesendiriannya.

6. Sampaikan dengan jelas harapan anda di masa datang

Kegagalan siswa memperbaiki kesalahan mungkin karena mereka tak menangkap harapan dan filosofi apa yang anda inginkan. Sewaktu memberi instruksi, pilihlah kalimat-kalimat yang spesifik, to the point. Jangan mengambang. Ini akan membantu siswa memahami seperti apa disiplin yang anda rencanakan.

7. Lakukan komunikasi secara pribadi

Menghubungi siswa via telepon di luar jam sekolah adalah cara terbaik meraih hatinya. Saat ia menyadari ada waktu yang anda sisihkan untuknya di tengah kesibukan anda, lihatlah tak butuh waktu lama anda akan melihatnya berubah.

Carilah saat-saat ia berada di rumah. Dan perhatikan kalau ia belum siap menunjukkan kesalahannya pada orang tua, jangan dipaksa. Beri kesempatan ia mengutarakan unek-uneknya secara menyendiri.

8. Berikan reward untuk setiap perubahannya

Siswa itu sensitif pada perlakuan yang diberikan guru. Sering lho anak itu meyakini bahwa ia tak lagi disukai gurunya lantaran kesalahan kecil yang dibikinnya. Setelah masalah itu selesai, carilah kesempatan yang baik untuk memujinya tentang kelebihan-kelebihan yang ia miliki.

Saat ia berubah, tunjukkan perasaan senang anda padanya. Beberapa anak lebih menyukai perhatian secara pribadi, silahkan luangkan waktu anda untuk memberi pesan via whatsapp, atau bisa juga dengan menjabat tangannya di sudut kelas.

9. Hapus bersih kesalahannya dari ingatan anda

Pastikan siswa kita meyakini melanggar aturan itu bukan sifat permanen. Ini hanya kondisi kecil yang bisa diubah. Setelah si siswa selesai menjalani “masa” hukumannya, guru harus memberikan kesempatan kedua padanya.

Meski ia sadar bahwa jika kenakalan yang ia buat sangat besar, perlu waktu lebih lama untuk mendapat kepercayaan lagi dari anda. Namun dengan menunjukkan bahwa anda tidak punya rasa dendam sedikitpun, itu akan membantunya lebih cepat disiplin dan menuruti apapun yang anda inginkan.

10. Bawa ke kantor kepala sekolah sebagai solusi terakhir

Membawa ke ruang kepala sekolah sepertinya budaya abadi dan langgeng di dunia persekolahan. Dan hampir semua siswa mengartikan ini urusannya sudah serius. Jadi, jangan dikit-dikit ajak-ajak kepala sekolah untuk mendisiplinkan siswa anda sendiri.

Setidaknya ada 2 hal yang perlu anda pertimbangkan sebelum memilih solusi ini. Pertama berapa lama waktu anda meyakinkan siswa mau meninggalkan kelasnya menuju ruang kepala sekolah. Semua siswa tak ada yang menginginkan itu.  Salah-salah bukan hanya meninggalkan kelas, tapi juga meninggalkan sekolah anda selamanya.

Kedua, pertimbangkan juga solusi ini adalah bukti kegagalan anda menyelesaikan masalah di kelas anda sendiri. Untuk itu, lebih baik simpan dulu opsi ini dari kamus anda, termasuk mendatangkan orang tua siswa ke sekolah karena masalah kedisiplinan.

Demikianlah uraian mengenai cara mengajarkan siswa disiplin dengan benar. Mudah-mudahan ini bisa membantu anda yang sedang mengatasi masalah kedisiplinan siswa yang sudah di luar batas.

Sampai-sampai anda sudah kehabisan cara untuk menyelesaikannya.

Selamat mencoba . . .

Apa saja faktor penyebab terhambatnya penerapan disiplin di sekolah?

Sedangkan faktor penyebab perilaku tidak disiplin siswa adalah faktor motivasi diri rendah, manajemen waktu yang kurang baik, faktor keluarga, faktor guru, lingkungan yang mendukung dan pengaruh teman sebaya.

Apa saja contoh disiplin dalam belajar?

Disiplin yang diterapkan di sekolah:.
Masuk sekolah tepat waktu..
Berbaris dengan tertib..
Berseragam sesuai ketentuan sekolah..
Menaati tata tertib sekolah..
Mendengarkan pelajaran dengan tekun..
Beribadah tepat waktu..
tidak terlambat masuk sekolah..
bila keluar kelas minta izin..

Apa saja kedisiplinan siswa di sekolah?

Bagaimana Kedisiplinan Siswa di Sekolah yang Baik?.
Disiplin Waktu. Time is money, istilah satu ini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, tak terkecuali siswa. ... .
2. Disiplin Belajar. ... .
3. Disiplin Berpakaian. ... .
4. Disiplin dalam Bersikap. ... .
Disiplin Beribadah..

Apa saja contoh disiplin?

Berikut ini beberapa contoh perilaku disiplin yang bisa diterapkan saat di rumah:.
Membantu orang tua..
Berangkat sekolah tepat waktu..
Belajar setiap hari..
Tidur dan bangun tepat waktu..
Merapikan tempat tidur dan kamar..
Makan dengan teratur..
Merapikan mainan setelah bermain..
Menjaga kebersihan rumah..

Untuk mendorong terbatas penggunaan penangguhan, pengusiran, dan hukuman lain yang menghapus siswa dari instruksi dan menawarkan rekomendasi untuk metode alternatif untuk mengatasi disiplin sekolah.

5 masalah disiplin teratas di sekolah dasar 2022

Waktu di luar sekolah memiliki implikasi besar bagi prestasi siswa dan keberhasilan di masa depan. "Ditangguhkan bahkan sekali di kelas sembilan dikaitkan dengan peningkatan dua kali lipat dalam kemungkinan putus sekolah, dari 16% untuk mereka yang tidak ditangguhkan menjadi 32% untuk mereka yang ditangguhkan hanya sekali" (Losen & Martinez, 2013, hal. ). Langkah -langkah disiplin tertentu juga menyalurkan pemuda ke dalam sistem peradilan remaja dan meningkatkan risiko mereka untuk penahanan di masa depan. Sementara sekolah telah melaporkan penurunan keseluruhan dalam jumlah penangguhan dan pengusiran sejak tahun ajaran 2011–12, Kantor Departemen Pendidikan AS untuk Hak -Hak Sipil menunjukkan bahwa perbedaan besar tetap dalam disiplin sekolah di antara sekolah menengah dan sekolah menengah negara. Meskipun mereka hanya mewakili 8% dari populasi siswa, siswa laki-laki kulit hitam menyumbang 25% siswa yang menerima penangguhan di luar sekolah. Siswa perempuan kulit hitam juga mewakili 8% dari populasi siswa dan menyumbang 14% siswa yang menerima suspensi di luar sekolah. Selain itu, siswa penyandang cacat mewakili 12% siswa yang terdaftar dan 26% siswa yang menerima penangguhan di luar sekolah. Penelitian menunjukkan bahwa banyak suspensi adalah hasil dari pelanggaran kecil aturan sekolah, seperti melanggar kode pakaian, pembolosan, keterlambatan berlebihan, penggunaan ponsel, berkeliaran, atau gangguan kelas (Pusat Pemulihan Hak Sipil, 2013).

Meskipun demikian, banyak sekolah dan distrik telah mengurangi atau menghilangkan suspensi, yang menunjukkan "faktor -faktor yang dikendalikan secara ketat oleh sekolah -sekolah yang mempengaruhi tingkat tinggi dan mengamati perbedaan dalam suspensi" (Losen & Gillespie, 2012, hal. 36). Distrik besar seperti Baltimore dan Los Angeles telah memupuk kepemimpinan sekolah yang efektif dan perubahan positif di tingkat sekolah dan sebagai hasilnya mengurangi tingkat suspensi. Beberapa faktor tingkat kabupaten ini termasuk “apakah perbedaan disiplin sekolah diperbaiki atau tidak, melakukan seleksi yang cermat dan pelatihan kepala sekolah, memberikan dukungan untuk pelatihan guru dan kepemimpinan, memulai perubahan pada kode perilaku disiplin sekolah, dan memberikan perilaku spesifik Dukungan dan layanan yang dibutuhkan oleh siswa penyandang cacat ”(Losen, et al, 2015). Lebih dari 30 negara juga telah mengesahkan undang -undang yang membatasi penggunaan penangguhan atau pengusiran atau memiliki undang -undang yang mendorong alternatif untuk pengecualian disiplin. Salah satu pendekatan yang mendapatkan popularitas di sekolah adalah keadilan restoratif, yang dapat mencakup teknik dialog antara guru dan siswa atau konferensi restoratif formal yang melibatkan siswa, staf, dan seringkali anggota keluarga. Sementara basis penelitian masih dalam masa pertumbuhan, bukti awal menunjukkan dampak positif pada iklim sekolah, keterlibatan siswa yang diperluas dalam pembelajaran, peningkatan prestasi siswa dan tingkat kelulusan, dan peningkatan peluang siswa untuk keberhasilan seumur hidup. Namun, kepala sekolah dan asisten kepala sekolah tidak dapat membuat perubahan dalam kebijakan disiplin sekolah sendiri dan akan membutuhkan bantuan dan sumber daya yang signifikan dari negara bagian dan kabupaten untuk memberlakukan rekomendasi ini.

Prinsip Panduan

Tanggung jawab utama kepala sekolah adalah menumbuhkan lingkungan yang aman, tertib, hangat, dan mengundang di mana setiap siswa datang ke sekolah siap dan ingin belajar.

Pada intinya, keadilan adalah komitmen terhadap keadilan sosial, hak -hak sipil, dan keterhubungan manusia. Building Ranks ™: Kerangka kerja komprehensif untuk para pemimpin sekolah yang efektif menggambarkan kesetaraan sebagai perilaku, sistem, proses, sumber daya, dan lingkungan yang memastikan setiap anggota komunitas sekolah disediakan peluang pembelajaran dan pertumbuhan yang adil, adil, dan individual; dan bahwa para pemimpin sekolah menjamin bahwa setiap orang dikenal, dihargai, diperlakukan dengan adil, dan menerima pendidikan berkualitas tinggi individual yang diperlukan untuk berhasil dalam masyarakat global.

Standar profesional untuk para pemimpin pendidikan menyatakan bahwa para pemimpin yang efektif berjuang untuk kesetaraan peluang pendidikan dan praktik yang responsif secara budaya untuk mempromosikan keberhasilan dan kesejahteraan akademik setiap siswa.

Setiap strategi untuk mengurangi suspensi dan pengusiran harus menjadi bagian dari upaya sekolah yang komprehensif untuk meningkatkan kualitas pengajaran kelas disertai dengan upaya untuk menciptakan kondisi di mana siswa terlibat secara bermakna dalam komunitas sekolah dan datang ke sekolah yang siap belajar.

Sekolah memiliki tanggung jawab untuk memodelkan dan mengajarkan metode siswa untuk mengerahkan otoritas dan memodifikasi perilaku yang konstruktif, manusiawi, dan memberikan peluang untuk pertumbuhan. Disiplin sekolah harus masuk akal, tepat waktu, adil, sesuai usia, dan respons yang tepat terhadap pelanggaran siswa terhadap kode etik distrik.

NASSP sebelumnya telah mengadopsi pernyataan posisi tentang keadilan rasial dan kesetaraan pendidikan, petugas sumber daya sekolah, sekolah yang responsif secara budaya, sekolah yang mendapat informasi trauma, keragaman pendidik, hukuman fisik, sekolah yang aman, dan profil siswa.

Rekomendasi

Rekomendasi untuk pembuat kebijakan federal

  • Mengembangkan bimbingan tentang administrasi disiplin sekolah yang tidak diskriminatif yang mencakup bantuan teknis dan praktik terbaik tentang penegakan hukum, strategi alternatif, dan sumber daya utama untuk mendukung negara bagian, kabupaten, dan sekolah dalam transisi ke disiplin dan praktik iklim yang lebih efektif dan adil.
  • Memberikan dana yang memadai untuk Kantor Departemen Pendidikan AS untuk Hak Sipil, yang misinya adalah untuk memastikan akses yang sama ke pendidikan dan mempromosikan keunggulan pendidikan di seluruh negara melalui penegakan hak -hak sipil yang kuat.
  • Membutuhkan negara yang belum melakukannya untuk secara terbuka melaporkan data yang terpilah setiap tahun berdasarkan tingkat dan nilai sekolah, ras, etnis, status pendapatan, dan jenis kelamin yang mencakup jumlah siswa yang ditangguhkan, jumlah insiden, alasan untuk di luar sekolah suspensi, dan jumlah hari di luar sekolah.
  • Melakukan penelitian tentang alternatif yang efektif untuk pengucilan disipliner, termasuk strategi untuk mengurangi disproporsionalitas disipliner berdasarkan ras dan gender, orientasi seksual atau identitas gender, dan kecacatan.
  • Memberikan dana untuk membantu sekolah dalam merekrut dan mempertahankan konselor sekolah, pekerja sosial, dan psikolog untuk mendukung intervensi berbasis sekolah dan koordinasi layanan.
  • Memberlakukan undang -undang untuk menghapuskan hukuman fisik di semua negara bagian dan untuk menghilangkan penggunaan pengasingan dan pengekangan.
  • Mengesahkan program hibah kompetitif untuk membantu negara bagian dan kabupaten dalam mengimplementasikan sistem data peringatan dini untuk mengidentifikasi siswa yang berjuang dan menciptakan sistem intervensi berbasis bukti dan linguistik dan budaya yang relevan.

Rekomendasi untuk pembuat kebijakan negara

  • Mengumpulkan dan secara publik melaporkan data disiplin yang akurat dalam kartu laporan tahunan dan distrik, termasuk hari-hari yang hilang karena penangguhan di luar sekolah, rujukan ke penegakan hukum, dan penangkapan terkait sekolah.
  • Mengadopsi undang -undang untuk mendorong alternatif penangguhan atau pengusiran, termasuk keadilan restoratif, pelayanan masyarakat, resolusi konflik, konseling, mediasi sebaya, dan intervensi dan dukungan perilaku positif.
  • Pastikan bahwa sistem evaluasi pendidik mengukur kemampuan kepala sekolah untuk mengembangkan dan mempertahankan budaya sekolah yang positif yang tidak hanya mencakup nada sekolah, tetapi juga keselamatan sekolah, antusiasme siswa dan fakultas, dan tingkat keterhubungan dengan masyarakat.

Rekomendasi untuk para pemimpin distrik

  • Meskipun secara resmi dibatalkan oleh administrasi Trump pada tahun 2018, terus berkonsultasi dengan panduan bersama tentang administrasi disiplin sekolah yang tidak diskriminatif yang dirilis pada Januari 2014 oleh Departemen Kehakiman AS dan Departemen Pendidikan A.S.
  • Mengevaluasi Kode Etik Distrik dan semua data disiplin sekolah untuk memastikan bahwa penangguhan dan pengusiran di luar sekolah tidak digunakan secara berlebihan atau dikelola secara tidak proporsional dengan subkelompok siswa tertentu.
  • Libatkan kepala sekolah, guru, orang tua, dan siswa dalam pengembangan dan jadwal ulasan berkala dari kode etik.
  • Pastikan bahwa penangguhan dan pengusiran adalah ukuran upaya terakhir dalam kode etik dan menggunakannya hanya jika perlu untuk menjaga keamanan siswa dan staf lain.
  • Sertakan suspensi dan pengusiran sebagai bagian dari sistem data peringatan dini untuk menargetkan intervensi suportif untuk siswa yang berisiko.
  • Menerapkan sistem dukungan yang multitiered yang mencakup pencegahan, promosi kesehatan, dan intervensi yang didasarkan pada kebutuhan siswa dan mempromosikan kolaborasi sekolah-dekat sekolah.
  • Periksa masalah berbeda setiap sekolah dan faktor-faktor yang berkontribusi sebelum memilih intervensi berbasis bukti mana yang akan digunakan dan bagaimana kemajuan akan diukur.
  • Fokus pada pencegahan dan intervensi yang efektif sebagai tanggapan terhadap masalah disiplin, termasuk intervensi dan dukungan perilaku positif, pembelajaran sosial dan emosional, juri sebaya, proses keadilan restoratif, pengalihan, pendampingan, konseling kesehatan mental, restitusi, dan program layanan masyarakat.
  • Menawarkan peluang belajar profesional kepada pemimpin sekolah sehingga mereka dapat memahami, memodelkan, dan menawarkan umpan balik tentang praktik restoratif.
  • Memberikan dana dan pelatihan yang memadai untuk para pemimpin sekolah dan pendidik lainnya tentang alternatif untuk suspensi di luar sekolah seperti bimbingan sekolah afters dan pembinaan tambahan dari guru, penahanan afterschool, sekolah Sabtu, konferensi orang tua, suspensi di sekolah, dan program alternatif, yang akan akan terjadi Pastikan siswa menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah, meningkatkan perhatian dan pengawasan orang dewasa, dan memiliki keberhasilan akademik.
  • Mengembangkan kebijakan dan rencana masuk kembali akademik untuk memastikan bahwa siswa yang telah ditangguhkan berada di pengaturan kelas yang optimal untuk sukses, memiliki kesempatan untuk membuat kemajuan akademik saat dikecualikan, dan ditawari dalam jumlah waktu yang wajar untuk membuat pekerjaan rumah, tes, kuis, proyek, atau pekerjaan lain yang diperlukan yang terlewatkan.
  • Berikan kepala sekolah, guru, petugas sumber daya sekolah, dan staf lainnya dengan pembelajaran profesional yang berkelanjutan, perkembangan profesional tentang perkembangan anak dan remaja, bias implisit, manajemen kelas yang responsif secara budaya, resolusi konflik, dan pendekatan de-eskalasi yang mengurangi gangguan kelas dan kebutuhan untuk Sanksi Disiplin.
  • Mengembangkan prosedur proses hukum untuk menarik tindakan disipliner sekolah dan memastikan bahwa mereka dikomunikasikan dengan jelas dan diterapkan secara setara kepada semua siswa.
  • Menetapkan pedoman yang jelas untuk petugas sekolah dan petugas sumber daya sekolah mengenai peran masing -masing dalam menanggapi pelanggaran disipliner, dan memastikan bahwa keterlibatan polisi terbatas pada situasi ketika diperlukan untuk melindungi siswa dan staf.
  • Pastikan bahwa petugas sumber daya sekolah menerima pelatihan khusus untuk membantu mereka menjadi bagian dari komunitas sekolah dan berkontribusi pada lingkungan sekolah yang aman, tertib, dan mengundang.

Rekomendasi untuk Pemimpin Sekolah

  • Tempatkan fokus pada mencegah masalah disiplin dan perilaku.
  • Pastikan bahwa suspensi di luar sekolah hanya digunakan jika perlu untuk menjaga keselamatan siswa dan staf lain.
  • Mengelola survei budaya siswa, orang tua, dan personel sekolah dengan jadwal reguler yang memberikan umpan balik terperinci yang selaras dengan budaya bangunan dan pembelajaran terkemuka-faktor yang mengarah pada budaya yang aman, peduli, dan berkinerja tinggi.
  • Buat lingkungan belajar yang aman, mendukung, dan adil yang mempromosikan semua perkembangan sosial dan emosional siswa.
  • Tinjau data disiplin yang dipisahkan oleh ras, etnis, jenis kelamin, dan kecacatan untuk mengidentifikasi keprihatinan dan memantau kemajuan reformasi disiplin sekolah dan dampaknya pada kondisi pembelajaran.
  • Jika perbedaan dalam data disiplin diidentifikasi, komit sekolah ke rencana tindakan untuk memperbaiki akar penyebab perbedaan ini.
  • Libatkan siswa dan personel sekolah dalam menetapkan harapan untuk perilaku siswa dan staf dan konsekuensi untuk ketidakpatuhan.
  • Libatkan keluarga dan mitra masyarakat dalam membina keberhasilan akademik, intelektual, sosial, dan emosional setiap siswa.
  • Memberikan siswa dan keluarga mereka akses ke kebijakan disiplin dan kode etik siswa dalam format yang mudah dimengerti dan sesuai usia yang memperjelas sanksi yang dikenakan untuk pelanggaran tertentu.

Sumber daya

AASA dan Dana Pertahanan Anak -anak. (2014). Disiplin sekolah di mata pengawas. Diperoleh dari & nbsp; http: //aasa.org/uploadedfiles/childrens_programs/_files/surveyreport-school-distipline-in-the-of-superintendents.pdf

Proyek Kemajuan (2014). Kebijakan Disiplin Sekolah Model. Diperoleh dari & nbsp; http: //safequalityschools.org/resources/entry/model-school-distipline-policy

Augustine, C., Engberg, J., Grimm, G., Lee, E., Wang, E., Christianson, K., & Joseph, A. (2018). Dapatkah praktik restoratif meningkatkan iklim sekolah dan suspensi mengekang? Evaluasi dampak praktik restoratif di distrik sekolah perkotaan menengah. Diperoleh dari https://www.rand.org/pubs/research_reports/rr2840.html

Cardichon, J., & Darling-Hammond, L. (2019). Melindungi Hak Sipil Siswa: Peran Federal dalam Disiplin Sekolah. Palo Alto, CA: Institut Kebijakan Pembelajaran.

Kasel. (2020). Bersatu kembali, memperbarui, dan berkembang: peta jalan pembelajaran sosial dan emosional untuk membuka kembali sekolah. Diperoleh dari https://casel.org/wp-content/uploads/2020/12/sel-roadmap.20.pdf

Pusat Pemulihan Hak Sipil. (2013). Ringkasan penelitian baru: Menutup kesenjangan disiplin sekolah. Diperoleh dari & nbsp; http: //civilrightsproject.ucla.edu/events/2013/summary-of-new-ressearch-losing-the-school-disiplline-gap-research-to-policy/research_summary_closing_school_discipline_gaplice/research_summary_closing_the_school_disiplin_gaplic

Pusat Kehakiman Dewan Pemerintah Negara Bagian. (2014). Laporan Konsensus Disiplin Sekolah: Strategi dari lapangan untuk membuat siswa terlibat di sekolah dan di luar sistem peradilan remaja. Diperoleh dari & nbsp; http: //csgjusticecenter.org/youth/school-discipline-consensus-report

Diaz, J. (2015). Dikeluarkan! Disiplin siswa yang tidak adil dan tidak setara di sekolah umum Vermont. Diperoleh dari & nbsp; http: //www.vpaonline.org/cms/lib6/vt08001199/centricity/domain/1/kicked out.pdf

Dworak-Peck, S. (2021). Bagaimana mendukung siswa memasuki kembali ruang kelas setelah menghadapi tindakan disipliner yang parah. Diperoleh dari https://msw.usc.edu/mswusc-blog/how-to-support-students-reedering-the-classroom-after-facing-severe-disipliner-actions/

Komisi Pendidikan Negara. (2021). Perbandingan 50-Negara: Kebijakan Disiplin Sekolah. Diperoleh dari https://www.ecs.org/50-state-comparison-school-disiplline-policies/

Losen, D. J., & Gillespie, J. (2012). Peluang ditangguhkan: Dampak yang berbeda dari pengecualian disipliner dari sekolah. Pusat Pemulihan Hak Sipil di Proyek Hak Sipil. Diperoleh dari & nbsp; http: //civilrightsproject.ucla.edu/resources/projects/center-for-civil-rights-remedies/school-to-prison--folder/federal--ports/upcoming-ccrr-research/losen-gillespie/federal -suspended-2012.pdf

Losen, D., & Martinez, P. (2020). Lost Opportunity: Bagaimana disiplin sekolah yang berbeda terus mendorong perbedaan dalam kesempatan untuk belajar. Palo Alto, CA/Los Angeles, CA: Institut Kebijakan Pembelajaran; Pusat Pemulihan Hak Sipil di Proyek Hak Sipil, UCLA.

Losen, D. J., & Martinez, T. E. (2013). Out of School & Off Track: Penggunaan Suspensi yang Terlalu Di Sekolah Menengah dan Menengah Amerika. Pusat Pemulihan Hak Sipil di Proyek Hak Sipil. Diperoleh dari & nbsp; http: //civilrightsproject.ucla.edu/resources/projects/center-for-civil-rights-remedies/school-to-prison-frison/federal-reports/out-of-fool-and-track -the-overuse-of-suspensions-in-American-middle-and-schools/outofschool-offtrack_ucla_4-8.pdf

Asosiasi Nasional Kepala Sekolah Menengah. (2018). & NBSP; Building Ranks ™: Kerangka kerja komprehensif untuk para pemimpin sekolah yang efektif. Reston, VA: Penulis.

Jaringan Keadilan Remaja Nasional. (2011). Kebijakan dan praktik disiplin sekolah yang aman dan efektif. Diperoleh dari & nbsp; http: //njjn.org/uploads/digital-library/stpp-policy-platform-05-18-12-fin.pdf

Dewan Kebijakan Nasional untuk Administrasi Pendidikan. (2015). Standar Profesional untuk Pemimpin Pendidikan. Reston, VA.

Nishioka, V. (April 2013). Menghilangkan perbedaan dalam disiplin sekolah. & NBSP; Kepemimpinan utama.

Kantor Departemen Pendidikan A.S. untuk Hak Sipil. (2018). 2015-16 Pengumpulan Data Hak Sipil: Iklim dan Keselamatan Sekolah. Diperoleh dari & nbsp; https: //ocrdata.ed.gov/assets/downloads/school-clicate-and-safety.pdf

Departemen Kehakiman AS dan Departemen Pendidikan A.S. (2014). Surat kolega yang terhormat tentang administrasi disiplin sekolah yang tidak diskriminatif. Diperoleh dari & nbsp; http: //www2.ed.gov/about/offices/list/ocr/letters/colleague-201401-title-vi.html

Barat. (2019). Keadilan restoratif di sekolah -sekolah A.S.: Tinjauan penelitian yang diperbarui. Diperoleh dari https://www.wested.org/wp-content/uploads/2019/04/resource-restorative-justice-in-u-s-schools-an-updated-research-review.pdf

Apa masalah disiplin umum?

Masalah disiplin di tempat kerja..
Keterlambatan dan ketidakhadiran tidak sah. Mengambil cuti tanpa izin atau berulang kali terlambat untuk bekerja (atau pergi lebih awal) dapat mengakibatkan proses disipliner. ....
Intimidasi. ....
Penyalahgunaan media sosial, email atau internet. ....
Diskriminasi. ....
Perilaku kriminal. ....
Pelanggaran Umum. ....
Performance..

Manakah dari berikut ini yang menjadi 4 masalah disiplin?

Berikut adalah 10 masalah disiplin umum yang dihadapi orang tua dan strategi untuk mengatasi mereka ...
Masalah 1: Menggigit. ....
Masalah 2: Memukul & menendang. ....
Masalah 3: Berbohong. ....
Masalah 4: Temperamen.....
Masalah 5: Backtalking.....
Masalah 6: mengganggu.....
Masalah 7: Bossiness.....
Soal 8: Tatet ..

Apa penyebab paling umum dari masalah disiplin di ruang kelas?

Penyebab masalah disiplin termasuk kurangnya minat pada program, kemarahan, kekhawatiran, ketakutan, rasa malu, malu, atau frustrasi yang berkaitan dengan gangguan fisik atau ketidakmampuan belajar.Perencanaan yang efektif untuk pengajaran kelas dapat membantu mengurangi masalah disiplin.lack of interest in the program, anger, worry, fear, shame, embarrassment, or frustration relating to a physical impairment or learning disability. Effective planning for classroom instruction can help decrease discipline problems.

Masalah apa yang dihadapi oleh guru sekolah dasar?

Lima masalah yang dihadapi pendidik dasar dan bagaimana mengatasinya..
Memberikan kesempatan pendidikan yang sama untuk semua siswa.Masalahnya: Setiap kelas memegang siswa dengan berbagai kebutuhan belajar.....
Dana sekolah.....
Melibatkan keluarga dalam proses pembelajaran.....
Manajemen kelas.....
Hunger..