6 contoh al malik dalam kehidupan sehari hari

Allah memiliki 99 asmaul husna. Yang ke-3 adalah Al Malik. Apa makna Al Malik & bagaimana contohnya dlm kehidupan muslimah?

99 Asmaul Husna

Asmaul husna terdiri dari dua kata adalah al asma (الأسماء) & al husna (الحسنى). Al asma ialah bentuk jamak dari ism (اسم), yakni sesuatu yg memberikan pada suatu dzat. Se&gkan al husna yakni bentuk muannats dari al ahsan (الأحسن). Artinya, yg terbaik. Dengan demikian, asmaul husna adalah nama-nama Allah yg sungguh indah & terbaik.

Sebenarnya, asmaul husna bukan hanya 99. Yang 99 ini memang disebutkan dlm hadits & perlu diketahui. Namun, ada lagi asmaul husna yg Allah ajarkan kepada hamba yg Dia kehendaki & nama yg Dia simpan selaku ilmu mistik di segi-Nya.

Baca juga: Jawaban Shalat Istikharah

Makna Al Malik

Al Malik (الْمَلِكُ) artinya Maha Merajai. Asmaul Husna ke-3 ini bermakna Allah berkuasa atas segala sesuatu baik dlm hal memerintah maupun melarang. Al Malik juga mempunyai arti memiliki sesuatu. Dialah pemilik segala sesuatu di alam semesta ini.

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ

Senantiasa bertasbih terhadap Allah apa yg ada di langit & apa yg ada di bumi. Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. Al Jumu’ah: 1)

Quraish Shihab dlm Tafsir Al Misbah menjelaskan, Malik (ملك) –dgn mim pendek- artinya raja. Umumnya, pemakaiannya untuk penguasa yg mengurus manusia. Berbeda dgn Maalik (مالك) –dgn mim panjang- yg artinya pemilik. Umumnya pemakaiannya untuk menggambarkan kekuasaan sang pemilik kepada sesuatu yg tak bernyawa.

Baca juga: Ayat Kursi

Contoh Pengamalan Al Malik dlm Kehidupan Muslimah

Bagaimana tela& pengamalan Al Malik dlm kehidupan muslimah? Keyakinan kepada Al Malik membuat muslimah menyadari bahwa Allah-lah pemilik & yg merajai alam semesta ini. Semua tunduk terhadap kekuasaan-Nya.

Karenanya, muslimah sejati tak takut dgn kekuasaan makhluk. Apalagi kalau kekuasaan itu dipakai untuk menentang perintah Allah & menzalimi manusia. Ia yakin segala kekuasaan dgn mudahnya Allah cabut & Allah berikan kepada orang yg Dia harapkan.

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan terhadap orang yg Engkau kehendaki & Engkau cabut kerajaan dari orang yg Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yg Engkau harapkan & Engkau hinakan orang yg Engkau inginkan. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran: 26)

Baca juga: Makna Al Alim

Dengan meyakini Al Malik, seorang muslimah tak akan takut dgn kekuasaan makhluk yg menentang perintah-Nya. Muslimah yg meyakini asmaul husna ke-3 ini cuma tunduk & menghamba terhadap Allah yg Maha Merajai, penguasa & pemilik alam semesta. Wallahu a’lam bish shawab. [Ratih BK/Wargamasyarakatorg]

6 contoh al malik dalam kehidupan sehari hari

Asmaul Husna ialah nama baik dan indah yang dimiliki oleh Allah SWT, yang semuanya berjumlah 99. Diantara nama baik tersebut, ada yang disebut Al-Malik. Al-Malik artinya ialah yang mempunyai sifat mutlak Maha Merajai/Menguasai. Kali ini kita akan membahas mengenai Al-Malik, sifat Allah SWT yang Maha Merajai. Berikut ialah dalil wacana Al-Malik pada Al-Jumuah ayat 1:
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
Artinya: Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sifat Al-Malik yang berarti Menguasai biasa ditujukan kepada penguasa di bumi. Jikalau kita menjadi pemimpin, kita harus mempunyai sifat Al-Malik. Menjadi pemimpin dengan baik dan benar, tidak sombong dan absolut bila memimpin. Karena sifat sombong dan absolut akan dibenci oleh Allah SWT. Kita juga harus menyadari bahwa kekuasaan insan sangatlah terbatas. Karena pada kesudahannya kekuasaan tersebut akan digantikan oleh orang lain, tidak ibarat kekuasaan Allah SWT yang bersifat abadi. Karena Dia-lah yang menguasai alam semesta beserta bumi seisinya atau segalanya. Makara kita pun ialah milik Allah SWT, jadi Dia-lah yang berhak memerintah atau melarang sesuatu. Selain itu juga kita harus menguasai diri kita sendiri, menguasai dari hawa nafsu dan hal-hal yang bersifat keduniawian. Karena dunia ini semuanya hanyalah sandiwara dan penuh tipu daya. Jangan hingga kita tergila-gila dengan kedudukan atau jabatan, alasannya ialah kedudukan atau jabatan di dunia tidak menghipnotis kedudukanmu di darul abadi kelak. Selain menguasai diri dari hawa nafsu, kita juga harus menguasai diri dari amarah. Karena sifat amarah sangat tidak disukai oleh Allah SWT. Kecuali bila murka dalam hal yang baik, ibarat orangtua yang murka bila anaknya tidak shalat, atau murka yang dilakukan untuk membela agama. Sebagai pemimpin atau penguasa, beliau juga harus sanggup menguasai diri sendiri terlebih dahulu. Karena bila tidak sanggup menguasai diri sendiri, maka kekuasaannya sanggup jatuh ketangan orang lain. Agar sanggup menguasai diri, kita harus banyak bersyukur atas segala hal yang diberikan oleh-Nya, baik itu rezeki atau kenikmatan. Karena tanpa kehendak-Nya, kita tidak berarti apa-apa. Kesimpulan dari semua ini, kita harus sanggup menguasai diri sendiri alasannya ialah menguasai diri sendiri itu lebih sulit daripada menguasai orang lain. Belum tentu seorang pemimpin dunia sanggup menguasai dirinya sendiri. Karena masih banyak pemimpin di dunia ini yang bersifat sewenang-wenang, arogan, tidak peduli pada rakyatnya, dan lain-lain. Oleh alasannya ialah itu sifat kepemimpinan itu sangat penting bagi diri kita.

Sekian goresan pena kecil dari saya, supaya bermanfaat untuk kalian semua dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mohon maaf bila ada kesalahan kata ataupun kalimat. Saya ucapkan terimakasih.

Memahami Al-Malik adalah salah satu nama terbaik lagi indah Allah SWT dari 99 asmaul husna lainnya. Asmaul husna Al-Malik artinya Yang Maha Kuasa. Al-Malik artinya Allah SWT tidak ada yang bisa mengalahkan dan memiliki segalanya.

Dosen Pascasarjana FITK UIN Syarif Hidayatullah, Muhbib Abdul Wahab melansir dari Majalah SM Edisi 1 Tahun 2018, menjelaskan asmaul husna Al-Malik artinya raja atau penguasa (dibaca pendek mim-nya, bukan Mâlik).

“Nama terbaik Allah SWT ini mengandung pengertian bahwa Allah SWT itu Maha memiliki kekuasaan, kerajaan, dan kepemilikan. Ketiga cakupan makna Al-Malik artinya jika dirujuk kepada makna dasarnya, yaitu mîm-lâm-kâf, maka sifat ini menunjukkan makna kekuatan dan kesahihan,” dijelaskan.

Dalam buku berjudul Al-Aqaid Al-Islamiyah oleh Sayyid Sabiq, asmaul husna Al-Malik artinya Maha Merajai, mengatur kerajaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. Asmaul husna Al-Malik adalah sifat pemimpin yang mempunyai kekuasaan atau otoritas tertinggi untuk mengendalikan segala sesuatu.

Mengimani asmaul husna Al-Malik artinya Yang Maha Kuasa, menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya yang bisa menentukan siapa saja yang berhak menerima kuasa dan rahmat yang mutlak. Zikir asmaul husna Al-Malik artinya Yang Maha Kuasa, mengingatkan bahwa Allah SWT harus ditaati karena kuasanya.

Dalam buku berjudul Akidah Akhlak oleh Subkhiatin Noor, mengimani asmaul husna Al-Malik artinya Maha Merajai adalah sebagai seorang hamba, manusia harus bersikap rendah hati, tidak sombong, tidak semena-mena, tidak angkuh dengan kekuasaan yang bersifat semu dan sementara.

“Seperti kekuasaan politik, jabatan kementerian, kepemimpinan pada sebuah institusi, kepengurusan pada sebuah organisasi atau partai dan sebagainya,” dijelaskan.

Hal yang sama dipaparkan oleh Abdul Wahab, segala perbuatan dan kekuasaan Al-Malik artinya Maha Kuasa tidak ada yang memintai pertanggungjawaban. Asmaul husna Al-Malik artinya tidak dikecam dan dicacimaki atas segala perbuatan dan kebijaksanaan-Nya.

Sebaliknya, manusia wajib mempertanggungjawabkan sikap dan perbuatannya di hadapan Al-Malik, yang Maha merajai hari perhitungan dan pembalasan amal manusia.

“Bersikap mawas diri dan hati-hati (bertakwa) memilih dan menentukan sikap dan perbuatan dalam hidup di dunia yang fana ini. Meneladani sifat Al-Malik artinya Maha Kuasa mengharuskan setiap muslim untuk bersikap sami’na wa atha’na, menjadi hamba yang taat, takwa, shalih, dan mushlih (reformis, selalu memperbaiki) kualitas hidupnya,” dijelaskan.

Al Malik. Foto: wikimedia commons

Al Malik merupakan salah satu Asmaul Husna yang mencerminkan keagungan Allah SWT. Mengutip dari Understand Quran, malik berasal dari Bahasa Arab yang artinya memiliki kekuatan atau kemampuan dan memiliki kontrol atau otoritas.

Dalam Asmaul Husna, Al Malik sering dipahami sebagai sifat Allah yang secara mutlak merajai seluruh alam. Artinya, Allah SWT adalah raja dari semua raja di alam semesta.

Al Malik sendiri muncul beberapa kali dalam Alquran dengan berbagai variasi. Di antaranya adalah malakat (menguasai) dan mulku (mendominasi/kekuasaan).

Al Malik disebut dalam Alquran surat Al Mu'minun ayat 116 yang berbunyi:

فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

a ta'ālallāhul-malikul-ḥaqq, lā ilāha illā huw, rabbul-'arsyil-karīm

Artinya: “Maka Maha tinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) 'Arsy yang mulia.”

Makna dari sifat Al Malik adalah Allah SWT tidak membutuhkan siapapun atau apapun. Sebaliknya, segala sesuatu membutuhkan-Nya.

Sebab Dia-lah yang mengendalikan segala urusan makhluk-Nya. Allah SWT adalah raja yang sebenarnya, pemilik seluruh alam baik yang di atas (langit) maupun yang di bawah (bumi).

Lalu bagaimana cara meneladani sifat Al Malik?

Beribadah kepada Allah SWT

Ilustrasi sholat. Foto: Freepik

Dengan meneladani Al Malik, seorang Muslim akan memahami bahwa dirinya tidak dikuasai apapun atau siapapun kecuali Allah SWT. Kita adalah milik Allah SWT, maka Dia-lah yang berhak memerintah atau melarang sesuatu. Dengan demikian, seorang muslim harus menjalankan ibadah sesuai petunjuk-Nya.

Menjadi Pemimpin yang Baik

Seorang pemimpin harusnya memiliki sifat Al Malik. Artinya ia memimpin dengan baik, tidak sombong, dan tidak sewenang-wenang. Sebab, sifat sombong dan kesewenang-wenangan adalah perilaku yang dibenci Allah SWT.

Allah adalah penguasa mutlak atas segala hal. Umat Islam harus menyadari bahwa kekuasaan manusia sangatlah terbatas. Oleh sebab itu, manusia tidak boleh angkuh dan sombong atas apa yang dimiliki.