Agama Hindu merupakan percampuran kebudayaan dari bangsa apa saja?

Lihat Foto

Line/Matt Hahnewald

Suku Bangsa Dravida

KOMPAS.com - Suku asli Bangsa India adalah Bangsa Dravida, yang ada jauh sebelum kedatangan Bangsa Arya.

Bangsa Dravida menuturkan bahasa dari rumpun Dravida yang mayoritas populasinya bisa ditemukan di India Selatan.

Selain itu, banyak bangsa ini yang mendiami India, Pakistan, Afghanistan, Bangladesh, Maladewa, Nepal, Bhutan dan Sri Lanka.

Bangsa Dravida telah mengembangkan kebudayaan yang maju.

Namun, keberadaan bangsa pribumi ini mulai terancam saat Bangsa Arya masuk ke India pada 1500 sebelum masehi.

Kedatangan Bangsa Arya mendesak para Dravida ke bangian selatan India. Sementara sebagian Dravida lainnya ada yang tinggal dan bercampur dengan Bangsa Arya.

Percampuran kebudayaan Bangsa Dravida dan Arya inilah yang akhirnya melahirkan agama Hindu.

Baca juga: Sejarah Peradaban India Kuno

Asal-usul dan Bahasa Bangsa Dravida

Sampai saat ini, asal-usul Bangsa Dravida masih menjadi perdebatan para ahli.

Sebagian ahli berpendapat bahwa Bangsa Dravida adalah campuran dari penduduk asli India Selatan dan orang-orang Neolitik Asia Barat yang bermigrasi ke Asia Selatan sekitar 10.000 tahun lalu.

Sebab, Bangsa Dravida yang mendiami India saat ini memiliki gen campuran dari dua bangsa tersebut.

Lihat Foto

The Patriot

Bangsa Arya.

KOMPAS.com – Bangsa Arya merupakan kaum yang memiliki peran penting dalam kemunculan agama Hindu di India. Mereka datang secara berkelompok melalui Celah Khyber di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan.

Kedatangan mereka ke India berlangsung pada sekitar 1500 SM dan kemudian mendesak bangsa Dravida, yang merupakan suku asli India.

Dalam perkembangan selanjutnya, kedua bangsa tersebut ada yang berbaur dan akhirnya menghasilkan kebudayaan India yang sekarang.

Asal-usul bangsa Arya

Bangsa Arya atau terkadang disebut sebagai Indo-Iran adalah campuran orang Persia dan Eropa.

Asal bangsa Arya bukan dari India, mereka adalah bangsa pendatang yang berasal dari Asia Tengah.

Mereka memasuki wilayah India pada sekitar tahun 2000 SM sampai 1500 SM, tepatnya di Mohenjodaro dan Harappa, yang menjadi pusat peradaban bangsa Dravida.

Kemungkinan migrasi mereka karena adanya peperangan dengan bangsa Iran. Sejak itu, bangsa Arya sering berpindah-pindah dan akhirnya masuk ke India.

Perpindahan bangsa Arya ke India terjadi secara bertahap selama berabad-abad.

Baca juga: Bangsa Dravida: Asal-usul, Ciri-ciri, dan Hasil Kebudayaan

Kedatangan bangsa Arya

Setibanya di India, beberapa bangsa Arya menaklukan bangsa pribumi dengan kekerasan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya tumpukan mayat dan kerusakan di dinding Kota Harappa.

Bangsa Arya memang bangsa yang pandai berperang, karena kehidupan mereka yang mengembara.

Agama Hindu diperkirakan muncul di India antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM. Agama ini tumbuh bersamaan dengan masuknya bangsa Arya, yaitu bangsa nomaden yang masuk India dari Asia Tengah melalui Celah Kaiber. Kedatangan bangsa Arya ini mendesak bangsa Dravida, penduduk asli India dan termasuk dalam kategori ras Australoid, dari sebelah selatan sampai ke Dataran Tinggi Dekkan. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi percampuran antara kebudayaan bangsa Arya dan bangsa Dravida yang menghasilkan kebudayaan Hindu.

Perkembangan agama Hindu di India pada hakikatnya dapat dibagi menjadi empat fase, yakni zaman Weda, zaman Brahmana, zaman Upanisad, dan zaman Buddha. Dewa tertinggi yang mereka anggap sebagai penguasa alam semesta disebut Trimurti yang terdiri dari Brahma [pencipta alam], Wisnu [pemelihara alam], dan Siwa [dewa perusak alam dan dewa kematian]. Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Terdapat sistem kasta atau penggolongan masyarakat menjadi 4 golongan, yaitu brahmana [ulama dan pendeta], ksatria [raja, bangsawa, panglima, dan tentara], waisya [pedagang] dan sudra [pelayan semua golongan di atasnya]. Ada pula orang-orang yang dianggap berada di luar kasta, yaitu golongan paria [pengemis dan gelandangan].

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah E.

Sejarah lahirnya agama Hindu dimulai dengan kedatangan bangsa Arya ke India. Bangsa Arya merupakan Ras Indo Jerman yang memiliki ciri fisik kulit putih, badan tinggi dan hidung mancung. Bangsa Arya masuk ke India melalui Celah Kaiber. Mereka mendiami wilayah Aryawarta, yaitu daerah yang berada di sekitar Lembah Indus, Lembah Gangga, dan Lembah Yamuna di Dataran Tinggi Dekhan. Bangsa Arya kemudian melebur dengan penghuni asli India yaitu Bangsa Dravida sehingga terjadilah percampuran kedua ras suku bangsa tersebut. Percampuran budaya antara kedua ras itu, kemudian melahirkan peradaban yang kita kenal kemudian sebagai Hindu atau Hinduisme.

Jawaban:

Perkembangan agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus, di India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain di dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria [cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung] ke Mohenjodaro dan Harappa melalui celah Kaiber [Kaiber Pass] pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida [berhidung pesek, kulit gelap] dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Aria sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Aria merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.

Orang Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa [Polytheisme], dan kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida. Oleh karena itu, Agama Hindu yang berkembang sebenarnya merupakan sinkretisme [percampuran] antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria dan bangsa Dravida. Selain itu, istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut agama dan kebudayaan Hindu. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu [Hinduisme]. Daerah perkembangan pertamanya terdapat di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta [Negeri bangsa Arya] dan Hindustan [tanah milik bangsa Hindu].

DEWA,KITAB SUCI dan SISTEM KASTA

Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu:

Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.

Wisnu sebagai dewa pemelihara alam.

Siwa sebagai dewa perusak.

Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti.

Kitab suci agama Hindu disebut Weda [Veda] artinya pengetahuan tentang agama. Pemujaan terhadap para dewa-dewa dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Ajaran ritual yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan upacara keagamaan yang ditulis oleh para Brahmana disebut kitab Veda/Weda yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:

• Reg Veda, berisi tentang ajaran-ajaran Hindu, merupakan kitab tertua [1500-900 SM] kira-kira muncul saat bangsa Aria ada di Punjab.

• Yajur Veda, berisi doa-doa yang dibacakan waktu diselenggarakan upacara agama, lahir saat bangsa Aria menguasai daerah Gangga Tengah.

• Sama Veda, berisi nyanyian puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara agama.

• Atharwa Veda, berisi kumpulan mantera-mantera gaib, doa-doa untuk menyembuhkan penyakit. Doa/mantra muncul saat bangsa Arya menguasai Gangga Hilir.

Hindu mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.

• Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta.

• Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara, terdiri dari raja dan keluarganya, para bangsawan, dan prajurit.

• Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak, terdiri dari para pedagang.

• Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak, merupakan para pekerja kasar.

Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan. Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam golongan kaum Paria seperti bangsa Dravida. Paria disebut juga Hariyan dan merupakan mayoritas penduduk India.

Pembagian kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan pada keturunan.

maaf kalau salah

Video yang berhubungan

Agama Hindu merupakan percampuran kebudayaan dari bangsa apa saja?

Agama Hindu merupakan percampuran kebudayaan dari bangsa apa saja?
Lihat Foto

Line/Matt Hahnewald

Suku Bangsa Dravida

KOMPAS.com - Suku asli Bangsa India adalah Bangsa Dravida, yang ada jauh sebelum kedatangan Bangsa Arya.

Bangsa Dravida menuturkan bahasa dari rumpun Dravida yang mayoritas populasinya bisa ditemukan di India Selatan.

Selain itu, banyak bangsa ini yang mendiami India, Pakistan, Afghanistan, Bangladesh, Maladewa, Nepal, Bhutan dan Sri Lanka.

Bangsa Dravida telah mengembangkan kebudayaan yang maju.

Namun, keberadaan bangsa pribumi ini mulai terancam saat Bangsa Arya masuk ke India pada 1500 sebelum masehi.

Kedatangan Bangsa Arya mendesak para Dravida ke bangian selatan India. Sementara sebagian Dravida lainnya ada yang tinggal dan bercampur dengan Bangsa Arya.

Percampuran kebudayaan Bangsa Dravida dan Arya inilah yang akhirnya melahirkan agama Hindu.

Baca juga: Sejarah Peradaban India Kuno

Asal-usul dan Bahasa Bangsa Dravida

Sampai saat ini, asal-usul Bangsa Dravida masih menjadi perdebatan para ahli.

Sebagian ahli berpendapat bahwa Bangsa Dravida adalah campuran dari penduduk asli India Selatan dan orang-orang Neolitik Asia Barat yang bermigrasi ke Asia Selatan sekitar 10.000 tahun lalu.

Sebab, Bangsa Dravida yang mendiami India saat ini memiliki gen campuran dari dua bangsa tersebut.

Bahasa yang paling umum digunakan oleh para Dravida adalah Tamil, Telugu, Kannada, Malayalam, Brahui, Tulu, Gondi, dan Coorg.

Diduga, Bahasa Dravida dibawa ke India melalui imigrasi dari Elam, yang terletak di barat daya Iran saat ini.

Ciri-ciri Bangsa Dravida

  • Berkulit hitam
  • Hidungnya pesek dan lebar
  • Postur tubuhnya pendak
  • Rambutnya keriting
  • Hidup menetap
  • Telah mengembangkan sistem sosial dan politik
  • Memiliki sistem kepercayaan

Baca juga: Peninggalan dan Runtuhnya Peradaban India Kuno

Bangsa Dravida terkenal dengan peradaban yang diciptakannya, yaitu peradaban India kuno atau peradaban Lembah Sungai Indus.

Peradaban Sungai Indus diperkirakan sudah ada sejak 2500 sebelum masehi.

Peradaban dan kebudayaan yang dibangun oleh Bangsa Dravida berpusat di Kota Mohenjodaro dan Harappa.

Berdasarkan peninggalan reruntuhan bangunan, Mohenjodaro dan Harappa mencerminkan tata kota yang modern dan memiliki pemerintahan yang teratur dan makmur.

Konstruksi bangunan di kota tersebut sangat memukau dan mempertimbangkan nilai seni.

Peninggalan dan Kebudayaan Bangsa Dravida

Peradaban dan Kebudayaan yang tinggi di Lembah Sungai Indus (Sindhu) dibuktikan dengan ditemukannya beberapa peninggalan sejarah berikut ini.

  • Arca Siva Natha Raja yang ditemukan di Kota Harappa.
  • Arca Dewi Ibu di Kota Harappa yang terbuat dari teracotta (tanah liat yang dibakar).
  • Arca perunggu di Kota Mohenjodaro yang menggambarkan seorang gadis muda dengan gaya sebagai penari.
  • Tempat pemandian umum di Kota Mohenjodaro yang disebut Latra.
  • Arca yang terbuat dari batu putih, memakai ikat kepala, berjanggut dan berambut panjang, memakai jubah dengan hiasan daun semanggi, dan pandangan matanya mengarah ke ujung hidung. Arca ini ditemukan di Kota Mohenjodaro dan diyakini sebagai tokoh pendeta atau rohaniawan.
  • Berbagai tulisan (pictograf) dengan hiasan-hiasan yang terbuat dari teracotta yang ditemukan di Kota Mohenjodaro dan Harappa.

Baca juga: Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara

Kepercayaan Bangsa Dravida

Bangsa Dravida telah mempunyai sistem kepercayaan terhadap dewa-dewa.

Pemujaan mereka disertai dengan ritual atau upacara keagamaan, sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya.

Jenis pemujaan mereka dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

  • Pemujaan terhadap dewa-dewa, utamanya Dewi Ibu (Mother Goddes) dan dewa kesuburan yang bertanduk.
  • Pemujaan terhadap binatang tertentu yang dianggap suci.
  • Pemujaan terhadap pohon-pohon yang dianggap keramat

Referensi:

Dharmaputra, Made Urip. (2020). Sanatana Dharma. Denpasar: Nilacakra.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.