Alat musik tifa adalah alat musik yang mengiringi tarian yang berasal dari

Biasanya, tifa digunakan untuk mengiringi nyanyian dalam kelompok pria Seorang pemain tifa yang memainkan tifa dengan harmonis Tifa terbuat dari kayu Lenggua dan berbentuk menyerupai tabung yang ditutupi selaput dari kulit Dua orang bapak sedang mengencangkan kulit biawak yang menjadi selaput untuk tifa Tifa adalah alat musik ritmik yang berbunyi lebih ringan daripada gendang Bermacam-macam bentuk dan ukuran Tifa Seorang Bapak berusaha menyelaraskan nyanyian dengan ketukan yang dihasilkan Tifa Tifa biasa digunakan dalam acara-acara seremonial dan resmi internal suku Asmat

Suara tak bernada itu nyaring terdengar di telinga. Tak hanya satu. Ada beberapa suara dan saling bersahutan. Sekilas terdengar seperti gendang, alat musik pukul. Namun suara ini lebih ringan terdengar daripada gendang. Suara ritmik ini keluar dari sebuah alat musik khas Papua yang bernama tifa.

Bagi masyarakat Papua, tifa adalah simbol identitas dan kebanggaan. Selain itu, tifa merupakan simbol persatuan, kearifan lokal, dan kerukunan. Tifa biasa dimainkan dalam upacara-upacara besar dan peringatan tertentu. Tifa juga dimainkan untuk mengiringi tari gatsi, afaitaneng, aluyen, aniri, antoroni, dan tarian tradisional lainnya.

Menurut I Wayan Rais dkk dalam “Tifa from the Land of Papua: Text and Context”, dimuat jurnal Asia Life Sciences 28 (2) 2019, untuk tujuan seremonial, tifa hanya dapat dimainkan oleh laki-laki. Pemain harus memahami pola dasar dan improvisasi tifa dengan baik karena berkaitan dengan gerakan menyanyi dan menari. Tifa adalah sarana berhubungan dengan Tuhan, leluhur dan kekuatan alam lainnya.

Asal-usul tifa Papua terkait erat dengan cerita rakyat. Setiap suku mewarisi tifa secara turun-temurun dan memiliki cerita lisan tentang tifa yang dikaitkan dengan mitos tentang sukunya serta hubungan mereka dengan alam dan lingkungan. Tak heran jika ada berbagai versi asal-usul tifa di Papua.

Ambil contoh mitos tentang asal-usul tifa di Biak. Suatu hari, di sebuah desa di Biak, sebuah pesta besar akan digelar. Seluruh penduduk antusias menyumbang dan berpartisipasi dalam pesta tersebut. Kecuali seorang bocah yatim yang miskin. Dengan sedih, dia pergi ke hutan dan duduk di bawah pohon. Dia menangis dan berdoa kepada leluhurnya agar mendapatkan jalan keluar sehingga tak menanggung malu karena tak bisa berpartisipasi seperti penduduk desa lainnya. Tiba-tiba terdengar suara seekor kadal “memukul” dadanya dari atas pohon. Kadal itulah yang menawarkan diri untuk menolong anak yatim itu. Caranya, dengan mengambil kulitnya untuk dijadikan sireb atau tifa dalam bahasa Biak. Sejak itu tifa selalu dimainkan dalam acara pesta dan kegiatan tradisi lokal lainnya.

Tifa adalah alat musik pukul berbentuk tabung. Ia terbuat dari kayu tebal dan bulat. Biasanya memakai kayu lenggua. Kayu khas Papua ini terkenal kuat dan memiliki kualitas nomor satu. Agar tifa semakin menarik, pembuatnya biasa memberikan ornamen-ornamen ukiran di sepanjang badan alat musik tersebut. Ukiran ini umumnya bercerita tentang hal-hal seputar kehidupan dan ungkapan syukur sang pembuat tifa.

Ukir-ukiran motif pada tifa beraneka ragam. Motif ukiran ini menandakan kepemilikan tifa berdasarkan marga. Jadi, hanya seseorang dengan marga yang sama saja yang boleh memainkan tifa dengan motif tertentu. Tifa ini diwariskan turun-temurun dari ayah ke anak sampai beberapa generasi. Bahkan ada tifa yang berumur sampai ratusan tahun.

Untuk menghasilkan suara yang diinginkan, bagian tengah kayu dilubangi dan dibiarkan kosong. Salah satu sisinya kemudian ditutup dengan kulit biawak atau soa-soa dan diikat dengan tali rotan. Biji damar ditempelkan di kulit biawak atau soa-soa agar suaranya makin nyaring. Di beberapa wilayah lain kulit rusa dan kanguru dipakai sebagai lapisan penutup lubang. Semakin kering lapisan kulit, semakin enak didengar suara yang dihasilkan. Pada bagian permukaan kulit diberikan sarang madu yang dibentuk kecil-kecil dan berbentuk kerucut, fungsinya adalah sebagai pengatur nada.

Sebelum digunakan, tifa terlebih dahulu dipanaskan di atas api. Hal ini bertujuan agar kulit pembungkus tifa menjadi kering (menghilangkan kelembaban kulit pembungkus) agar suara yang dihasilkan terdengar nyaring.

Secara umum karakteristik suara tifa sama dengan gendang. Namun warna dari suara ini ditentukan oleh ukuran tifa itu sendiri. Sementara kualitas suaranya ditentukan setelan lapisan kulit yang akan dipukul.

Tifa secara umum merupakan alat musik khas Indonesia Timur. Keberadaannya dapat ditemukan baik di Papua maupun Maluku. Namun, tifa dari kedua wilayah ini memiliki perbedaan mencolok pada bentuknya. Tifa asli Papua memiliki bentuk menyerupai permen dan memiliki pegangan di sampingnya. Sedangkan Tifa asli Maluku hanya berbentuk tabung biasa tanpa ada gagang untuk pegangan.

Aloysius Y. Nafurbenan dan Subardi dalam Mengenal Peralatan Musik Papua menyebut tifa memiliki beberapa jenis seperti tifa jekir, tifa potong, tifa dasar, dan tifa bas. Semua ditentukan oleh daerah asal dan memiliki ciri masing-masing. Pembagian jenis tifa tersebut dibedakan dari warna suara, sehingga saat dimainkan bersama, jenis-jenis tifa tersebut harus disesuaikan dengan warna suara dan fungsi masing-masing.

Seiring waktu, berkembang pula apa yang dikenal sebagai tifa syawat. Menurut Ismail Suardi Wekke dan Yuliana Ratna Sari dalam “Tifa Syawat dan Entitas Dakwah dalam Budaya Islam: Studi Suku Kokoda Sorong Papua Barat” di jurnal Thaqafiyyat, Vol. 13, No. 1, Juni 2012, tifa syawat diperkenankan dari Kokas, sebuah distrik di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, oleh pendakwah Islam ke wilayah Kokoda untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Tifa syawat kemudian biasa digunakan dalam acara keagamaan, muludan, hingga acara pernikahan dan khitanan.

Tifa syawat adalah orkes musik dengan tetabuhan yang terdiri dari tifa, gong kecil, adrat, dan suling. Tifa jelas merupakan alat musik asli Papua. Gong merupakan alat musik asli dari Kokoda. Sedangkan adat dan suling dibawa oleh para dai dari luar. Adrat adalah alat musik pukul yang memiliki lima sampai 12 jenis dan ritme yang berbeda-beda. Sedangkan suling merupakan alat musik pelengkap. Biasanya tifa syawat dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, yakni tarian kasuari, yaitu menari dengan gerakan melambai-lambaikan tangan.

Sebagai alat musik pukul, tifa begitu populer dan terkenal hingga mancanegara. Sebuah alat musik yang memiliki banyak cerita dan kandungan budaya yang kental. Tifa, alunan nada ritmik yang sama sejak dulu hingga kini terus memberikan warna bagi indahnya bumi Papua.*

Alat musik tifa adalah alat musik yang mengiringi tarian yang berasal dari

Sanggar seni di Kabupaten Biak, Provinsi Papua sedang memainkan atraksi tari wor dengan memainkan alat musik tradisonal Tifa, yang dilakukan kaum perempuan Biak. FOTO ANTARA/Muhsidin.

Jakarta -

Indonesia terdiri dari berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerahnya pun memiliki kesenian khas, seperti alat musik tifa dari Indonesia Timur.

Alat musik ini memiliki ukiran motif khas pada bagian badannya. Ternyata, ukiran tersebut menjadi tanda status pemilik dari tifa, apakah pakas anem (kepala suku) atau masyarakat biasa.

Selain itu, ukiran tersebut juga umumnya menceritakan hal-hal seputar kehidupan serta rasa syukur dan sang pembuatnya.

Sejarah Alat Musik Tifa

Tifa pada dasarnya bisa ditemukan di Papua dan di Tanah Maluku. Hanya saja, terdapat perbedaan mencolok, dari bentuk antara Tifa dari Papua dan Maluku. Bila mana, Papua terdapat pegangan di sisinya, Tifa Maluku hanya berbentuk tabung biasa tanpa pegangan.

Terdapat tiga jenis alat musik ini, yakni Tifa Jekir, Tifa Potong, Tifa Dasar, dan Tifa Bas. Semua jenis tersebut ditentukan berdasarkan asal daerah dan ciri khas masing0masing.

Tifa sendiri terbuat dari sebatang kayu yang dikosongkan isinya. Bahan dasar yang tifa adalah kayu Lenggua karena dinilai memiliki kualitas yang sangat baik, tebal dan kuat.

Setelah dikosongkan bagian dalam kayunya, salah satu sisi tifa akan ditutup dengan kulit hewan, baik biawak soa-soa, hingga rusa. Setelah itu, kulit akan diikat dengan rotan secara melingkar.

Bunyi Alat Musik Tifa

Cara memainkan alat musik Tifa adalah dengan cara ditabuh atau dipukul sehingga suara yang dihasilkan sama seperti gendang. Hanya saja, ukuran tifa dan cara mengikat kulit hewan sebagai penutup memengaruhi setiap jenis suara yang akan dihasilkan.

Semakin kering lapisan kulit hewan yang digunakan, maka semakin indah suara yang akan dikeluarkan dari tifa.

Fungsi Alat Musik Tifa

Alat musik ini digunakan untuk mengiringi berbagai acara penyambutan di Papua, pesta adat, hingga tari-tarian khas, seperti Perang, Asmat, Gatsi, dan tari tradisional lainnya.

Alat musik tifa biasanya menjadi bunyi pendukung dari alat musik yang lain atau dikenal sebagai musik pengiring. Dengan begitu, suara yang dihasilkan akan lebih indah didengar.

Simak Video "Gempa M 5,7 Guncang Keerom Papua, Pusat di Darat"



(pay/pal)

Alat Musik Tifa – Setiap daerah di Indonesia memiliki adalah alat musik yang khas atau tradisional, termasuk Provinsi Papua. Alat musik tifa sangat populer di mata masyarakat Papua. Tifa menjadi salah satu dari beberapa alat musik yang terkenal di kalangan masyarakat Papua dan juga Provinsi Maluku.

Tifa memiliki makna dan fungsi kebudayaan masyarakat Papua. Menurut para ahli budaya, makna filosofis dalam tifa adalah digunakan untuk menyatukan warga. Suara dari tifa mampu menggerakkan anggota masyarakat Papua untuk berkumpul bersama, lalu bagaimana cara memainkannya?

Alat Musik Tifa

bukalapak.com

Apa itu Alat Musik Tifa?

Papua merupakan sebuah wilayah di Indonesia yang bukan hanya kaya dengan berbagai macam sumber daya alam yang dimilikinya, namun juga kaya sekali dengan budayanya yang unik.

Adapun salah satu dari simbol budaya yang begitu ikonik dari Provinsi Papua adalah musik tradisionalnya yang khas. Alat musik ini dinamakan dengan tifa. Alat musik satu ini sangat identik dengan budaya masyarakat Papua.

Papua saat ini sudah memiliki infrastruktur yang terbilang lengkap dengan berbagai macam pembangunan yang diusahakan oleh pemerintah Indonesia selama bertahun-tahun.

Wilayah yang menjadi bagian dari Indonesia ini sudah mengalami modernisasi di semua sektor. Walau modernisasi terjadi di berbagai aspek dan sektor, namun tifa sebagai alat musik Papua yang ikonik masih dilindungi sampai hari ini

Tifa bisa dikatakan sebagai alat musik tradisional di Papua. Tifa merupakan salah satu dari sekian alat musik asli dari Papua yang bentuk menyerupai sebuah gendang. Bisa dibilang tifa adalah gendang tradisional masyarakat suku Asmat.

Ada beberapa jenis alat musik tifa, yakni:

1. Tifa Dasar

2. Tifa Potong

3. Jekir Tifa Bas

4. Tifa Jekir

Fakta Tentang Tifa

Ada beberapa fakta yang menarik tentang alat musik tradisional yang berasal dari provinsi Papua ini, mulai dari fungsi, nilai dan cara membuatnya.

1. Bentuknya Menyerupai Gendang

Baik tifa maupun gendang, keduanya terlihat sangat mirip dengan bentuk yang menyerupai jam pasir. Pada bagian bawah alat musik ini dibiarkan terbuka, dan bagian atas ditutupi dengan kulit hewan. Bedanya, kalau kendang dibuat dari kulit sapi atau kambing, maka tifa dari rusa.

2. Dibuat Sendiri oleh Suku Asmat, Papua

Di bagian tengahnya terdapat gagang yang biasanya diukir dengan indah. Alat musik tifa sendiri cukup terkenal di seluruh dunia karena dibuat dari kayu yang dipahat sendiri oleh suku Asmat. Memang, suku Asmat Papua dikenal mampu menghasilkan ukiran kayu yang unik dengan bentuk dan garis luar biasa.

3. Memiliki Ukiran atau Pahatan yang Estetik

Sebuah tifa dihias dengan sangat estetik, suku Asmat akan memberi banyak ukiran fantastis dari atas hingga bawah. Umumnya, alat musik tifa dibuat dari kayu yang penuh pahatan dengan warna merah terakota, hitam, dan putih. 

Anda akan merasa takjub melihat pahatan yang begitu indah dari suku Asmat dan semua motif yang ada di tifa benar-benar dibuat sendiri oleh suku asli Papua ini.

4. Ukiran di Tifa Mencerminkan Banyak Makna

Fakta unik lainnya dari tifa adalah, semua pahatan atau ukiran yang ada di alat musik ini memiliki makna dan filosofi khas masyarakat Papua. Jadi, pahatan pada tifa akan dibedakan sesuai dengan status sosialnya di suku Asmat.

Ukiran pada tifa milik ketua suku akan berbeda dengan masyarakat biasa. Jadi, dengan hanya melihat pahatan atau ukiran yang ada pada tubuh tifa, maka masyarakat bisa dengan mudah melihat status sosialnya.

5. Dibuat dari Pohon Hutan Rawa Papua

Nah, material untuk membuat tifa sendiri terbuat dari kayu hitam yang hanya ditemukan di hutan rawa kawasan Papua. Sebuah tifa umumnya tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari yang pendek sekitar 30 cm, hingga yang panjangnya sekitar 150 cm – 200 cm.

Sejarah Alat Musik Tifa

Menurut mitos suku Asmat, tifa sendiri awalnya diciptakan dan dimainkan oleh dewa Asmat bernama Fraimum yang pernah menciptakan banyak patung manusia untuk menemaninya saat merasa kesepian.

Tetapi ketika dia mengukir batang pohon menjadi drum dan memainkannya, patung-patung ini menjadi hidup dan menari bersama dengan suara tifa.

Dengan mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat Asmat, maka hingga hari ini, tifa menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual masyarakat suku Asmat dan dianggap sebagai barang yang sangat berharga.

Sederhananya, tifa adalah alat musik perkusi. Seperti beberapa instrumen tradisional Indonesia lainnya, ketukan dari alat ini menghasilkan musik. Tetapi, yang membuat Tifa menonjol adalah bahwa alat musik ini terkait erat dengan cerita rakyat dan tradisi bahasa.

Cara Memainkan Tifa

Cara memainkan tifa sendiri relatif mudah, seperti halnya gendang. Bagi Anda yang mungkin belum tahu cara untuk memainkan alat musik khas masyarakat Papua, berikut adalah tutorial untuk membuat tifa menghasilkan bunyinya yang khas:

1. Siapkan tifa dengan jenis apapun.

2. Cobalah untuk duduk secara bersila dengan kaki kanan Anda berada di atas kaki kiri.

3. Letakkan tifa ke pangkuan Anda.

4. Setelah tifa ada di atas pangkuan, maka pukullah alat musik tersebut dengan telapak tangan.

5. Tabuhlah bagian atas tifa hingga menghasilkan sebuah bunyi.

6. Semakin Anda keras dalam menabuh tifa, maka akan semakin tinggi pula suara yang akan dihasilkan oleh alat musik satu ini.

Bagaimana, tidak begitu sulit bukan untuk memainkan tifa? Mengingat alat musik satu ini memang memiliki bentuk yang hampir sama dengan kendang, sehingga cara untuk memainkannya memang tidak akan jauh berbeda.

Fungsi Alat Musik Tifa

Sebagaimana dengan alat musik lainnya yang memiliki fungsi pada adat dan kebudayaan daerah masing-masing, maka tifa juga memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat Papua, di antaranya:

1. Mengiringi Acara Adat

Tifa sering digunakan oleh masyarakat Papua sebagai alat musik yang mengiringi acara adat, seperti pernikahan suku, ritual kematian, atau upacara adat lainnya.

2. Alat Musik Pengiring Tari Tradisional

Tifa juga biasa digunakan sebagai pengiring beberapa tarian tradisional masyarakat Papua seperti tarian kafuk, tari  gatsi, tari perang asmat,  dan beberapa jenis tari lainnya.

3. Musik yang Menyambut Tamu

Masyarakat Papua sangat menghormati kehadiran tamu yang datang ke wilayahnya. Untuk menyambut tamu penting ini, alat musik tifa digunakan sebagai pengiring.

Ritual untuk penyambutan tamu ini biasanya dilakukan dengan tarian dan upacara adat ,sehingga tidak heran jika masyarakat Papua akan menggunakan tifa mengingat alat musik satu ini adalah kebanggan Papua.

Papua memang kaya sekali dengan benda-benda tradisional yang begitu bernilai dan mengandung seni tinggi, termasuk dengan tifa. Kalau Anda tertarik untuk memainkan tifa, maka cobalah untuk menabuh gendang karena dua alat musik ini memiliki bentuk dan fungsi yang sama.

Hanya saja, alat musik tifa memiliki pahatan yang sangat estetik dan dibuat sendiri oleh masyarakat Papua. Kalau ingin memainkan tifa, maka cobalah untuk mengunjungi Papua, provinsi yang sangat kaya dengan kebudayaan. 

Klik dan dapatkan info kost di dekat mu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah