Antara rasul allah yang satu dengan yang lainnya saling

Hadis Rasulullah menyatakan Muslim satu sama lain ibarat satu tubuh.

Antara

Hadis Rasulullah menyatakan Muslim satu sama lain ibarat satu tubuh. Foto ilustrasi umat Islam shalat berjamaah.

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, ''Janganlah kamu sekalian saling mendengki, saling menipu, saling memarahi dan saling membenci. Muslim yang satu adalah bersaudara dengan Muslim yang lain. Oleh karena itu, ia tidak boleh menganiaya, membiarkan, dan menghinanya. Takwa itu ada di sini [Rasul menunjuk dadanya tiga kali]. Seseorang itu cukup dianggap jahat bila ia menghina saudaranya sesama Muslim. Setiap Muslim yang satu terhadap Muslim yang lain itu haram mengganggu darahnya, hartanya, dan kehormatannya.'' (HR Muslim).

Baca Juga

Sejak 14 abad lalu, lewat hadis tersebut Rasulullah SAW menegaskan bahwa kaum Muslim adalah bersaudara. Beliau mengimplementasikan hal itu dengan mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar. Sekalipun tidak kenal satu sama lain, bahkan tanah airnya pun berbeda, mereka gembira dipersaudarakan atas dasar keimanan demi menggapai rida Allah SWT. Seruan persaudaraan seperti itu berlaku pula bagi setiap kaum Muslim. 

Karena menganggap seseorang sebagai saudara, ia tidak akan rela membiarkannya nestapa. Ia tidak akan rela saudaranya diembargo pihak lain sehingga kekurangan sandang, pangan, dan bahkan obat-obatan. Kesadaran, perasaan, dan jiwanya akan senantiasa tersayat melihat saudaranya di negeri yang lain tengah getir menghadapi kesulitan hidup. Terlebih-lebih saat menyaksikan Muslim tanpa dosa yang terancam serbuan kaum kafir.

Meskipun ada rasa ''benci'' terhadap sesama Muslim, hal itu tidak menghalanginya untuk tetap merasakan penderitaan mereka. Semua ini dilakukan sebagai salah satu wujud keimanan. Nabi saw bersabda, ''Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Karena eratnya kesatuan sesama kaum Muslim ini, Rasulullah bersabda, ''Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Hadis tersebut mengajarkan dua hal. Pertama, kaum mukmin merupakan satu tubuh yang saling terkait dan menyatu. Penyakit yang terdapat pada sebagian mereka akan dapat berpengaruh kepada bagian lainnya bila tidak ada pencegahan dan sebaliknya. Kedua, karena satu tubuh, kaum mukmin semestinya secara otomatis dapat merasakan penderitaan dan kesulitan yang dirasakan saudaranya yang lain. Seraya ia berupaya agar penderitaan dan kesulitannya itu berkurang hingga hilang sama sekali.

  • rasulullah
  • umat rasulullah
  • umat rasulullah satu
  • persatuan umat rasulullah

Antara rasul allah yang satu dengan yang lainnya saling

sumber : Harian Republika

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

tirto.id - Rasul merupakan manusia terpilih ciptaan Allah SWT yang memilki sifat-sifat terpuji dan harus menjadi contoh bagi umat manusia.

Allah SWT mengutus para Rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia. Selain itu, para rasul juga memiliki tugas sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia.

Dikutip NU Online, bilangan nabi dan rasul sebenarnya ada banyak, namun hanya Allah SWT yang mengetahui jumlah pastinya,

Namun, ada 25 nabi dan rasul yang diceritakan dalam Al-Quran yang wajib kita percayai dengan pasti. Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa.

Antara rasul allah yang satu dengan yang lainnya saling

Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.

Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah SWT tersebut. Perintah beriman kepada rasul disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh". (QS.Ani-Nisa: 136)

Sebagai manusia pilihan Allah SWT, rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul.

Sifat terpuji rasul ini disebut sebagai sifat wajib, yang terdiri dari empat, yakni shidiq (benar); amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan perintah dan larangan); serta fathonah (cerdas).

Baca juga: 25 Nama-Nama Nabi dan Rasul Secara Berurutan Beserta Kisahnya

Sifat Mustahil Rasul

Rasul juga memiliki sifat mustahil, yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh rasul sebab mereka adalah orang pilihan yang terjaga, terpelihara, atau terhindar dari dosa (ma’sum).

Sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib. Sifat mustahil rasul juga ada empat, berikut penjelasannya:

1. Kidzib (كِذْبٌ) artinya bohong atau berdusta

Rasul tidak mungkin berbohong, karena yang disampaikan oleh rasul adalah kebenaran, baik perkataan maupun perbuatan.

Firman Allah SWT dalam Al-Quran:

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ وَمَا غَوٰى, وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰىؕ, اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ‏

Maa dalla saahibukum wa maa ghawaa; Wa maa yanthiqu 'anilhawaaa; In huwa illaa Wahyunii yuuhaa

Artinya: "Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4)

2. Khianat (خِيَانَةٌ) artinya bertentangan dengan janji

Rasul tentunya tidak mungkin berkhianat terhadap apa yang diperintahkan Allah SWT.

Allah berfirman dalam Al-Quran:

اِتَّبِعۡ مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ‌‌ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ‌ۚ وَاَعۡرِضۡ عَنِ الۡمُشۡرِكِيۡنَ

Ittabi' maaa uuhiya ilaika mir Rabbika laaa ilaaha illaa Huwa wa a'rid 'anil mushrikiin

Artinya: "Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad); tidak ada tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik". (QS. Al-An'am: 106)

3. Al-Kitman (الكتمان) artinya menyembunyikan rahasia

Tentunya Rasul tidak mungkin menyembunyikan kebenaran yang diperintahkan Allah SWT.

Firman Allah SWT:

اِنَّ الَّذِيۡنَ يَكۡتُمُوۡنَ مَآ اَنۡزَلَ اللّٰهُ مِنَ الۡکِتٰبِ وَ يَشۡتَرُوۡنَ بِهٖ ثَمَنًا قَلِيۡلًا ۙ اُولٰٓٮِٕكَ مَا يَاۡكُلُوۡنَ فِىۡ بُطُوۡنِهِمۡ اِلَّا النَّارَ وَلَا يُکَلِّمُهُمُ اللّٰهُ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ وَلَا يُزَکِّيۡهِمۡ ۖۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ

Innal laziina yaktumuuna maaa anzalal laahu minal kitaabi wa yashtaruuna bihii samanan qaliilan ulaaa'ika maa yaakuluuna fii butuunihim illan Naara wa laa yukallimu humul laahu Yawmal Qiyaamati wa laa yuzakkiihim wa lahum 'azaabun aliim

Artinya: "Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya, dan Allah tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih". (QS. Al-Baqarah: 174)

4. Al-Baladah (البلادة) artinya bodoh

Rasul juga tidak mungkin seseorang yang bodoh.

Hal ini seperti termaktub dalam firman Allah SWT berikut ini:

خُذِ الۡعَفۡوَ وَاۡمُرۡ بِالۡعُرۡفِ وَاَعۡرِضۡ عَنِ الۡجٰهِلِيۡنَ

Khuzil 'afwa waamur bil'urfi waa'rid 'anil jaahiliin

Artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". (QS. Al-A'raf: 199).

Sifat Jaiz Rasul

Selain sifat wajib dan mustahil, Rasul juga memiliki sifat jaiz, yakni sifat yang boleh terjadi pada diri rasul.

Sifat jaiz ini hanya ada satu yaitu al-'aradhul basyariyah. Yang dimasud dengan al-'aradhul basyariyah adalah sifat-sifat yang sama dengan manusia pada umumnya.

Sifat tersebut yaitu makan, minum, haus, sakit, lapar, sedih, senang, beristri, dan sebagainya. Namun, sifat-sifat kemanusiaan ini tidak mengurangi atau menurunkan derajat seorang rasul.

Rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu seperti berikut.

1. Ishmaturrasul adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah SWT. Oleh karena itu, seorang Rasul selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa pun.

2. Iltizamurrasµl adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah SWT.

Meskipun untuk menjalankan perintah Allah SWT harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya, Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dari perintah Allah SWT.

Baca juga:

  • Mengenal Sifat Wajib Rasul & Artinya yang Harus Dicontoh Umat Islam
  • 5 Nabi dan Rasul Ulul Azmi Beserta Mukjizatnya

Baca juga artikel terkait SIFAT MUSTAHIL RASUL atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/fds)


Penulis: Dhita Koesno
Editor: Fitra Firdaus

Array

Subscribe for updates Unsubscribe from updates