Apa maksud nilai merupakan cita-cita

Setiap manusia menginginkan untuk menjadi lebih baik dan memiliki sesuatu yang baik adalah fitrah yang diberikan Allah Swt kepada manusia. Setiap hal yang diinginkan pasti akan terpintas di dalam pikiran manusia, akan tetapi kita harus ingat bahwa keinginan tersebut jangan sampai hanya membuat kita berangan-angan bahkan membuang-buang waktu. Dalam surah an-nisâ’ ayat 119 dituliskan bahwa setan berjanji kepada Allah Swt untuk terus menggoda manusia, salah satunya dengan membuat mereka berangan-angan kosong sehingga manusia lalai terhadap perintah Allah Swt . Berangan-angan hanya akan membuang waktu dan hal tersebut merupakan salah satu bentuk godaan setan untuk menyesatkan manusia, oleh karena itu hendaknya kita segera memohon ampun ketika terjebak dalam angan-angan kosong tersebut.

Lalu, jika tidak boleh berangan-angan lantas apakah kita tidak boleh bercita-cita? Tentu saja tidak demikian, karena berangan-angan atau berkhayal berbeda dengan bercita-cita. Cita-cita  adalah hal yang dimiliki oleh semua orang, terutama orang-orang yang memiliki pandangan hidup kedepan, karena dengan cita-cita seseorang akan merasa termotivasi dan memiliki harapan untuk memiliki hidup yang lebih baik. Cita-cita membuat kita melihat kedepan dan merencanakan sesuatu, yang berarti kita melakukan ikhtiar ataupun usaha agar kita dapat mencapai keinginan tersebut. Apa saja yang bisa kita lakukan sebagai orang yang beriman untuk menggapai cita-cita yang diridhai-Nya?

  1. Membuat Rencana dan Menyerahkan Segala Sesuatu Kepada Allah.

Rencana adalah salah satu hal terpenting dalam hidup, orang yang tidak memiliki rencana dapat diibaratkan seperti air yang hanya mengikuti arus, sehingga mudah terombang-ambing dan tak tentu arah. Membuat suatu perencanaan merupakan langkah awal untuk mewujudkan keinginan atau cita-cita, rencana akan membuat kita mengerti langkah apa yang harus kita ambil sepanjang perjalanan berikhtiar.

Berencana adalah tugas manusia sebagai bentuk usaha yang harus dilakukan, namun orang yang beriman tidak hanya sekedar berencana akan tetapi kita perlu menyerahkan segala sesuatu kepada Allah  atau dengan kata lain kita percaya bahwa Allah melihat setiap usaha kita dan pasti memberikan jalan dan hasil yang terbaik, dengan demikian kita telah meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah  dengan terus berusaha dan menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.

  1. Meluruskan dan Memperbaharui Niat.

Sebagai orang yang beriman kita perlu memiliki visi tersendiri yang menjadi pembeda dengan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Swt . Semua orang mengharapkan kehidupan yang baik di dunia melalui cita-cita dan target yang mereka usahakan, akan tetapi orang yang beriman punya nilai tersendiri dalam mengupayakan keinginannya dibandingkan dengan mereka yang tidak beriman. Nilai tersebut terletak pada niat yang dimiliki, orang yang beriman memiliki visi yang lebih tinggi yaitu merasakan kebaikan di dunia hingga di akhirat nanti, oleh karena itu apapun keinginan dan cita-cita yang kita inginkan harus dilandasi oleh niat karena Allah  terlebih dahulu. Niat akan menjadi faktor yang sangat menentukan, jika niat kita sudah dibenahi maka kebaikan yang akan kita dapatkan tidak hanya sampai di dunia saja akan tetapi dapat kita rasakan hingga di akhirat kelak.

Dari Umar, bahwa Rasulullah ` bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (H.R. Bukhari, dan Muslim)

Hadits tersebut menunjukkan bahwa apa yang akan kita dapatkan sesuai dengan niat yang kita miliki. Ketika niat kita hanya sebatas menjadi sukses di dunia tanpa melibatkan Allah, maka kenikmatan yang akan kita dapatkan hanya sebatas usia kita di dunia, dan ajal akan datang kapan saja tidak peduli orang tersebut sudah merasakan nikmat dari kesuksesannya atau bahkan masih bersusah payah menitih kesuksesan tersebut. Kita tidak ingin menjadi orang yang merugi di akhirat kelak karena lalai dengan kesenangan duniawi, sehingga setiap kebaikan yang kita raih di dunia ini perlu kita usahakan untuk menjadi penyebab ridha Allah dan memberikan kebaikan di akhirat kelak.

  1. Menyadari Dunia dan Isinya Bersifat Sementara.

Orang yang beriman memiliki kesadaran bahwa segala sesuatu yang dimiliki di dunia ini akan ditinggalkan setelah kematian menjemput. Bahkan orang terkaya di dunia pada akhirnya akan mati dan semua harta kekayaan yang dimiliki tidak berarti lagi bagi jasadnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa manusia yang ada di muka bumi memiliki cita-cita tertentu seperti ingin membeli kendaraan dan rumah yang bagus, ingin memiliki usaha yang sukses atau ingin melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi. Semua contoh tadi bisa jadi adalah parameter kesuksesan dalam sebuah kehidupan yang sifatnya hanya sementara, namun tidak ada salahnya jika seseorang menginginkan kehidupan yang baik di dunia dengan syarat tetap berprinsip pada ketentuan Allah  seperti firman-Nya dalam surah  al-Qashash ayat 77 yang artinya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan“.(Q.S. al-Qashash [28]: 77)

Ayat ini mengingatkan kita untuk tetap menjadikan akhirat sebagai tujuan utama karena kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah, namun di sisi lain kita juga perlu memperhatikan kualitas hidup selama di dunia. Orang yang beriman akan memanfaatkan kebaikan di dunia untuk memperoleh kebaikan di akhirat. Kita bisa membuat hal-hal itu terus memberikan kebaikan meskipun setelah pemiliknya meninggal dunia, yakni dengan kembali meniatkan semuanya sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah  serta memanfaatkan segala apa yang kita peroleh untuk menolong agama Allah.

  1. Meminta Doa dari Kedua Orang Tua

Orang tua adalah orang terdekat dan orang yang paling pantas untuk kita hormati, terutama seorang ibu. Keridhaan Allah  juga tidak akan terlepas dari keridhaan orangtua, sehingga sudah sepatutnya kita selalu menjalin komunikasi dan memberi tahu kedua orang tua kita megenai hal-hal yang akan kita rencanakan dan usahakan untuk kedepannya. Doa dari orang tua adalah salah satu kunci keberhasilan seseorang, oleh karena itu jangan pernah berjalan sendirian dan melupakan jasa-jasa mereka. Jika kita menanyakan balasan apa yang ingin mereka peroleh dari segala upaya dan jerih payah mereka selama mengurus dan membesarkan kita, maka mereka tidak akan menjawab untuk diberikan materi dan lain sebagainya, namun hal yang sangat mereka inginkan adalah anak yang dibesarkan bisa menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak serta menjadi anak yang dapat menambah timbangan kebaikan dan menyelamatkan mereka di akhirat nanti.

Memiliki berbagai cita-cita adalah cerminan seseorang yang memiliki pandangan hidup kedepan dan punya keinginan untuk menjadi lebih baik, sebagai makhuk yang diciptakan oleh Allah sudah selayaknya kita menyerahkan segala bentuk usaha kita kepada Allah  dan meniatkan semua hal yang kita lakukan di jalan yang benar dan hanya karena Allah . Dengan demikian seseorang tidak hanya akan memperoleh kesuksesan di dunia, namun juga akan memperoleh kehidupan yang baik di akhirat kelak.Wallâhu a’lam.[]

Inesya R. N.

NIM: 15613187

Mahasiswa Prodi Farmasi, FMIPA UII

Mutiara Hikmah

Nabi ` bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (H.R. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Ash ‘Ash)

Nilai sosial adalah sesuatu yang bersifat abstrak berupa prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, maupun keyakinan-keyakinan yang berlaku di suatu masyarakat. Prinsip-prinsip dalam nilai sosial itu menyangkut penilaian apakah sesuatu baik, benar, dan berharga yang seharusnya dimiliki dan dicapai oleh warga masyarakat. Oleh karenanya, nilai bisa dikatakan pula sebagai suatu hal yang di cita-citakan dalam masyarakat. Sebab adanya nilai sosial dapat menjadi tolak ukur dari keberhasilan suatu hal.

Jadi, jawaban yang tepat adalah E.

kemukakanlah analisis anda tentang terjadinya mobilitas sosial pada masyarakat pada sistem sosial terbuka dengan memberikan contoh dari fenomena mobil … itas sosial antar generasi yang ada di masyarakat​

Kesehatan mental siswa di SMA saat ini sedang diuji oleh fluktuasi kasus Covid19, tetapi pada saat yang sama mereka harus berjuang untuk studi terbaik … masa depan mereka di universitas. Jelaskan pendapat Anda tentang masalah ini dan solusi terbaik untuk mendukung kesehatan mental siswa

1 Songbledeg adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Masyarakat desa Songbledeg adalah petani lad … ang yang bergantung pada tanaman singkong, sebagai satu-satunya tananam pertanian yang kuat terhadap minimnya air di desa tersebut. Masa tanam ditandai oleh rangkaian upacara adat berupa kirim doa dan persembahan sesajen hasil bumi yang dilakukan tetua adat di Punden yang dipercaya sebagai penjaga desa Songbledeg. Upacara ritual masa tanam ramai dihadiri mereka yang tinggal maupun yang bekerja di perkotaan. Tidak hanya sebagai petani ladang, masyarakat desa Songbledeg memiliki pekerjaan di perkotaan. Pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, pedagang asongan, buruh pabrik, meski tidak terlalu signifikan bagi perubahan kualitas hidup mereka yang diharapkan membaik, merupakan jenis pekerjaan yang umum digeluti masyarakat desa Songbledeg. http://songbledeg.sideka.id/2017/10/17/asal-usul-desa-songbledeg Pertanyaan: Terapkanlah konsep lokalitas dan ikatan emosional untuk melihat tipologi masyarakat desa Songbledeg sebagai suatu komunitas desa! 20 2 Sistem Pertanian pada komunitas kecil seperti masyarakat desa adalah ketergantungan terhadap lokalitas sebagai sumber kehidupan, di samping adanya kegiatan saling tolongmenolong antara sesama anggota komunitas. Integrasi yang kuat disertai oleh tingginya frekuensi hubungan-hubungan primer (langsung) di antara sesama anggota komunitasnya, menyebabkan kuatnya ikatan emosional anggota terhadap komunitasnya. Pertanyaan : Dari pernyataan di atas, bagaimana keterkaitan antara ikatan lokalitas dan ikatan emosional? 25 3 Gotong-royong yang semula menjadi sendi pokok kehidupan masyarakat desa, semakin menipis. Begitu pula sistem sambatan (saling menggunakan tenaga orang tanpa upah, secara bergantian) yang telah sangat melembaga sekian lama, juga semakin tergeser. Ketentuan adat yang mengatur pemilikan tanah secara kolektif misalnya, menjadi semakin rusak sejalan dengan semakin meningkatnya proses jual-beli tanah. Pertanyaan: Sederet gejala-gejala perubahan dalam pola kehidupan masyarakat desa di atas, terapkanlah tiga era cocok tanam yang menggambarkan keterkaitan antara sistem ekonomi dengan tingkat perkembangan masyarakat! Yuk FULL JAWABAN ONLY 35K. PENGERJAAN SESUAI MODUL SUDAH BANYAK TESTI HUB 087784182445. Yuk FULL JAWABAN ONLY 35K. PENGERJAAN SESUAI MODUL SUDAH BANYAK TESTI HUB 087784182445. Yuk FULL JAWABAN ONLY 35K. PENGERJAAN SESUAI MODUL SUDAH BANYAK TESTI HUB 087784182445. Yuk FULL JAWABAN ONLY 35K. PENGERJAAN SESUAI MODUL SUDAH BANYAK TESTI HUB 087784182445.

b. Kemukakanlah analisis Anda tentang terjadinya mobilitas sosial pada masyarakat pada sistem sosial terbuka dengan memberikan contoh dari fenomena mo … bilitas sosial antar generasi yang ada di dalam masyarakat.​

Seorang peserta lomba sedang melihat daftar nomor lomba pada papan pengumuman, terdapat 8 peserta dengan nomor lomba (7, 20, 13, 9, 3, 19, 12, 80). L … omba akan dilakukan secara offline di lapangan terbuka, peserta akan berbaris secara terurut sesuai dengan nomor lomba yang bersangkutan. Maka harus dilakukan pengurutan data berdasarkan daftar peserta nomor lomba untuk mengetahui di baris urutan ke berapa peserta tersebut akan melakukan lomba, maka peserta harus mengurutkan daftar nomor lomba dari terkecil hingga terbesar. Berdasarkan kasus tersebut, silahkan Anda asumsikan nomor lomba peserta dengan memilih salah satu nomor dari daftar nomor lomba, kemudian lakukan pengurutan/sorting data terhadap nomor lomba tersebut untuk mengetahui diurutan baris ke berapa peserta tersebut akan melakukan lomba? Sorting dengan menggunakan algoritma Merge-sort.

bagaimana pendidikan menjadi suatu delematis dalam perubahan social?​

40. Di bawah ini yang disebut contoh personalitas yang sesuai dengan peradaban sosial ialah.... a. reboisasi d. pilih kasih b. keluarga retak e. kerja … bakti c. sikap menyelimpang​

Songbledeg adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Masyarakat desa Songbledeg adalah petani ladan … g yang bergantung pada tanaman singkong, sebagai satu-satunya tananam pertanian yang kuat terhadap minimnya air di desa tersebut. Masa tanam ditandai oleh rangkaian upacara adat berupa kirim doa dan persembahan sesajen hasil bumi yang dilakukan tetua adat di Punden yang dipercaya sebagai penjaga desa Songbledeg. Upacara ritual masa tanam ramai dihadiri mereka yang tinggal maupun yang bekerja di perkotaan. Tidak hanya sebagai petani ladang, masyarakat desa Songbledeg memiliki pekerjaan di perkotaan. Pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, pedagang asongan, buruh pabrik, meski tidak terlalu signifikan bagi perubahan kualitas hidup mereka yang diharapkan membaik, merupakan jenis pekerjaan yang umum digeluti masyarakat desa Songbledeg.http://songbledeg.sideka.id/2017/10/17/asal-usul-desa-songbledegPertanyaan:Terapkanlah konsep lokalitas dan ikatan emosional untuk melihat tipologi masyarakat desa Songbledeg sebagai suatu komunitas desa!

lirik lagu tetap dalam jiwa​

Laut Cina Selatan masuk lingkup Hukum Internasional apa?