Apa maksud stereo palsu dalam rekaman the beatles

MENJELANG peluncuran film dokumenter dan buku The Beatles: Get Back, 12 Oktober mendatang, dihadirkan transkrip rekaman percakapan band dan ratusan foto eksklusif yang belum pernah dipublikasikan dari sesi tiga minggu.

Rekaman itu menampilkan vokalis John Lennon mengancam menggantikan Harrison dengan Eric Clapton setelah sang gitaris keluar sementara dari band pada Januari 1969, selama sesi rekaman untuk album terakhir band, Let It Be, lapor The Daily Mail.

Kepergian Harrison secara tiba-tiba – karena merasa lagu-lagunya tidak mendapatkan banyak perhatian seperti lagu-lagu karangan Lennon dan Paul McCartney – membuat McCartney dan Ringo Starr khawatir. 

Baca juga: Hayley Williams Bandingkan Paramore dengan Metallica

Lennon, bagaimanapun, sementara simpatik, juga praktis tentang situasi. Dia mengatakan bahwa sikap Harrison adalah "luka yang bernanah dan kami membiarkannya masuk lebih dalam dan kami bahkan tidak memberinya perban."

Pelantun Imagine itu kemudian menyarankan agar tempatnya di The Beatles diambil oleh sesama gitaris Clapton. 

“Saya pikir jika George tidak kembali (minggu depan) kami meminta Eric Clapton untuk bermain,” kata Lennon.

Harrison, setelah menemui ibunya di Liverpool, kembali ke studio dan bergabung dengan The Bealtes, enam hari kemudian.

Pengungkapan itu berasal dari lebih dari 120 jam audio yang belum pernah didengar sebelumnya dan 50 jam rekaman yang tidak diketahui, yang dibuat sutradara Michael Lindsay-Hogg selama latihan dan perekaman Let It Be.

Rekaman tersebut akan ditampilkan sebagai bagian dari film dokumenter Disney+ terbaru karya Peter Jackson, The Beatles: Get Back. 

Film itu akan fokus pada pembuatan Let It Be dan akan menampilkan konser terakhir The Beatles sebagai sebuah band, di atap Savile Row London, secara keseluruhan. (OL-1)

Box set edisi spesial 50 tahun album 'Abbey Road' The Beatles (Apple Corps)

HAI-online.com - Album kesebelas The Beatles yang berjudul 'Abbey Road' akan merayakan ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 26 September 2019 mendatang.

Untuk merayakannya, album tersebut akan dirilis ulang kembali dalam sebuah box set spesial.

Di dalamnya akan ada 17 lagu yang di-mix kembali oleh Giles Martin (anak mendiang George Martin, produser asli album Abbey Road) bersama dengan Sam Okell.

Super deluxe box set ini juga akan menghadirkan 23 lagu tambahan, yang kebanyakan adalah rekaman atau demo yang belum pernah dirilis sebelumnya.

Baca Juga: Kalahkan Rekor The Beatles, Drake Bikin Tato Ini di Tangannya

Terdapat 4 CD dalam buku hardcover setebal 100 halaman tersebut, dengan kata pengantara dari Paul McCartney, Giles Martin, sejarah tertulis dari Kevin Howlett, dan esai tentang pengaruh Abbey Road oleh jurnalis dan penulis musik David Hepworth.

Bersamaan dengan edisi super deluxe, akan ada edisi deluxe vinyl 3xLP album Abbey Road, edisi deluxe 2xCD, dan edisi standar dengan campuran stereo baru (tersedia dalam satu CD, satu vinyl LP, atau satu disc gambar). 

Edisi ulang tahun ke 50 album Abbey Road ini dijadwalkan untuk rilis pada 26 September (via Apple Corps Ltd./Capitol/UMe ). 

"Perjalanan rekaman The Beatles telah melalui banyak rintangan yang mendebarkan," tulis McCartney dalam kata pengantar. "Di sini kita sendiri masih bertanya-tanya pada semua keajaiban itu."

Baca Juga: 4 Fitur Situs NINESPACE blink-182 yang Terinspirasi dari MySpace

Buat kalian yang ngaku fans The Beatles, boleh nih dibeli!

Page 2

Page 3

Apple Corps

Box set edisi spesial 50 tahun album 'Abbey Road' The Beatles

HAI-online.com - Album kesebelas The Beatles yang berjudul 'Abbey Road' akan merayakan ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 26 September 2019 mendatang.

Untuk merayakannya, album tersebut akan dirilis ulang kembali dalam sebuah box set spesial.

Di dalamnya akan ada 17 lagu yang di-mix kembali oleh Giles Martin (anak mendiang George Martin, produser asli album Abbey Road) bersama dengan Sam Okell.

Super deluxe box set ini juga akan menghadirkan 23 lagu tambahan, yang kebanyakan adalah rekaman atau demo yang belum pernah dirilis sebelumnya.

Baca Juga: Kalahkan Rekor The Beatles, Drake Bikin Tato Ini di Tangannya

Terdapat 4 CD dalam buku hardcover setebal 100 halaman tersebut, dengan kata pengantara dari Paul McCartney, Giles Martin, sejarah tertulis dari Kevin Howlett, dan esai tentang pengaruh Abbey Road oleh jurnalis dan penulis musik David Hepworth.

Bersamaan dengan edisi super deluxe, akan ada edisi deluxe vinyl 3xLP album Abbey Road, edisi deluxe 2xCD, dan edisi standar dengan campuran stereo baru (tersedia dalam satu CD, satu vinyl LP, atau satu disc gambar). 

Edisi ulang tahun ke 50 album Abbey Road ini dijadwalkan untuk rilis pada 26 September (via Apple Corps Ltd./Capitol/UMe ). 

"Perjalanan rekaman The Beatles telah melalui banyak rintangan yang mendebarkan," tulis McCartney dalam kata pengantar. "Di sini kita sendiri masih bertanya-tanya pada semua keajaiban itu."

Baca Juga: 4 Fitur Situs NINESPACE blink-182 yang Terinspirasi dari MySpace

Buat kalian yang ngaku fans The Beatles, boleh nih dibeli!

Liputan6.com, London Bagi pecinta musik, siapa tidak kenal studio yang namanya begitu masyhur sepenjuru negeri, Abbey Road Studio. Studio rekaman yang terletak di London, Inggris itu telah menelurkan band-band berkelas dunia seperti The Beatles, Pink Floyd, dan The Shadows.

Dan kini, setelah 84 tahun berdiri, Abbey Road Studio mendirikan lembaga pendidikan musik. Pendidikan di Abbey Road Studio menawarkan 12 bulan untuk program produksi musik dan penataan suara. Terbuka untuk siswa berusia 18 tahun lebih di berbagai negara, termasuk Inggris, Jerman, dan Australia.

Kurikulum dikembangkan oleh spesialis pendidikan audio bersama dengan insinyur di Abbey Roads. Program ini menawarkan perpaduan unik mulai dari teoritis dan praktis. Modul dirancang untuk membekali siswa untuk langkah pertama mereka menuju audio engineering dan produksi karir profesional.

Bahkan menurut MusicNews, Senin (23/3/2015), pendidikan ini juga meliputi bidang-bidang lain dari industri musik, termasuk manajemen studio dan administasi bisnis musik.

Peter Cobbin, seorang Direktur Senior Teknik di Abbey Road Studio mengatakan akan membagi keahlian mereka di bidang audio, penyulingan, dan beberapa pengetahuan lainnya ke dalam kurikulum pembelajaran di kelas dan pengalaman praktis di studio. "Saya senang bahwa institusi ini akan menginspirasi generasi baru yang profesional," ungkapnya.

"Sekarang kita akan dapat berbagi beberapa keahlian ini dalam pendidikan yang sah. Yang akan memberikan pelatihan kejuruan kelas untuk orang yang tertarik dalam membentuk mereka dalam karir di industri musik," ungkap Luca Barassi, insinyur audio yang akan mengepalai Abbey Road Institute.

Sebagai info tambahan, Abbey Road Institute akan diluncurkan di Berlin, Munchen, Melbourne, dan Sydney mulai September 2015. Semua siswa yang belajar di lembaga ini memiliki kesempatan untuk mengunjungi dan belajar di studio yang sangat legendaris, Abbey Road Studio, London. (Ric/Ade)

JAKARTA - Semakin kamu merasa tahu soal The Beatles, akan semakin terkejut pula kamu dengan apa yang dipaparkan dalam The Beatles: Get Back. Docuseries garapan Peter Jackson mengubah banyak pandangan tentang periode akhir jelang bubarnya The Fab Four. Bahkan untuk para 'sarjana The Beatles'. Bahkan bagi dua anak John Lennon, Julian dan Sean Lennon. Bahkan dalam perasaan Paul McCartney.

Jumat, 18 November, Julian dan Sean Lennon menghadiri pemutaran khusus The Beatles: Get Back di Los Angeles. Pemutaran itu digelar sebelum acara istimewa lain yang digagas putri Paul McCartney, Stella McCartney. Menurut Julian The Beatles: Get Back adalah pengalaman hidup yang membuatnya kembali mencintai mendiang ayahnya.

“Malam yang luar biasa ... Pertama melihat Get Back. Kemudian (menghadiri) acara Stella sesudahnya," tutur Julian dalam unggahan Instagram usai acara.

“Satu hal yang benar-benar dapat saya katakan tentang itu semua adalah bahwa itu (Get Back) telah membuat saya sangat bangga, terinspirasi, dan merasakan lebih banyak cinta untuk saya atau keluarga kami daripada sebelumnya,” tambah Julian.

“Film ini telah membuat saya mencintai ayah saya lagi, dengan cara yang tidak dapat saya gambarkan sepenuhnya,” tutupnya.

Di tempat lain, Paul menuturkan pada The Sunday Times bahwa ada perasaan luar biasa menyaksikan kembali momen-momen terakhirnya bersama John, Ringo Starr, dan George Harrison. Ya, bahkan The Beatles: Get Back mengubah persepsi Paul tentang perpecahan bandnya. Perpecahan yang ia alami sendiri.

"Saya akan memberi tahu Anda apa yang benar-benar luar biasa tentang itu (Get Back), itu menunjukkan kami berempat saling terhubung ... Itu sangat menguatkan saya. Itu salah satu hal penting tentang The Beatles. Kami bisa membuat satu sama lain tertawa.”

“Benar-benar, ya. Dan ada bukti dalam rekaman itu. Karena selama ini saya benar-benar melihat perpecahan ini dari sisi gelap. Saat The Beatles bubar, saya berpikir, 'Ya Tuhan, saya yang harus disalahkan,'” kata Paul.

Framing hangat Peter Jackson

Cuplik adegan "The Beatles: Get Back" (Sumber: IMDB)

Pengalaman yang dirasakan Sean, Julian atau Paul pastilah sangat spesifik. Sementara, bagi para penggemar, pengalaman paling signifikan barangkali adalah menyaksikan momen-momen terakhir John, Paul, Ringo, dan George dalam framing hangat Peter Jackson.

Pengalaman menonton The Beatles: Get Back seperti kontra-narasi dari bayangan yang selama ini diyakini bahwa perpecahan The Beatles amatlah suram dan muram. Alih-alih begitu, Peter Jackson malah membingkai film ini dengan gambaran kehangatan.

Memang, ada momen-momen yang menghancurkan hati. Ketika George memutuskan cabut dari band. Saat Paul merenungi 'kepemimpinannya' di dalam band dan ia tahu terlalu terlambat untuk memperbaiki keadaan. Atau dengan melihat suratan di wajah John yang tanpa antusiasme.

Meski begitu Peter Jackson membuat kita memahami segala kekacauan itu. Bahkan kita dapat memahami eksklusivitas hubungan John dan Yoko Ono, alih-alih mengutuk Yoko sebagai penyebab berubahnya minat John pada banyak hal dalam musik The Beatles.

Sebelum The Beatles: Get Back kita memandang kehancuran The Beatles dari banyak narasi negatif. Dari banyak literasi dan referensi sejarah, salah satu yang paling penting memengaruhi persepsi publik barangkali adalah dokumenter Let It Be garapan Michael Lindsay-Hogg.

The Beatles: Get Back sejatinya adalah proses pengolahan ulang arsip sejarah tentang momen-moment terakhir The Beatles yang direkam Lindsay-Hogg untuk Let It Be. Ada 56 jam rekaman gambar dan lebih dari 150 jam audio yang diarsipkan dan 'terkubur' selama ini. Tapi gambarannya tampak berbeda.

Dalam Let It Be, Lindsay-Hogg membingkai periode jelang bubar The Beatles dengan penuh atmosfer muram, suram, dan penuh keputusasaan. Let It Be, yang dipegang sebagai manifestasi tekstual oleh para penggemar The Beatles menumbuhkan keyakinan bahwa band yang mereka cintai hancur dalam keadaan yang sepenuhnya menyedihkan.

The Beatles: Get Back mengoreksi itu dengan pemaparan lebih lengkap dan jujur. Setidaknya para penggemar tahu hubungan antara John, Paul, George, dan Ringo tak sehancur yang diyakini selama ini. Mereka masih terhubung. Bukankah kita bisa melihat John dan Yoko berdansa dengan iringan I Me Mine yang dilantunkan George?

Hal ini sejatinya telah dijanjikan sejak awal oleh Peter Jackson. Dikutip Ultimate Classic Rock, sutradara peraih tiga Oscar itu mengatakan bakal memberi pengalaman sinematik unik untuk membawa penonton kembali ke perenungan tentang kehancuran The Beatles yang selama ini diyakini.

Peter Jackson dalam set Lord of the Rings (Sumber: IMDB)

Peter Jackson menjanjikan kehangatan, persahabatan, dan sisi kegeniusan nan kreatif yang mendefinisikan warisan dari JL, PM, GH, dan RS. Perwakilan Apple Records, Jeff Jones menjelaskan bahwa Peter Jackson membersihkan cuplikan-cuplikan video lama yang membuat rekaman itu terasa muram.

Dari sisi arsip materi, Peter Jackson melakukan restorasi nan cemerlang. Ini pernah dilakukan Peter Jackson sebelumnya, ketika ia mewarnai potongan gambar Perang Dunia I dalam They Shall Not Grow Old.

"Kami membuat film baru yang akan mematahkan mitos bahwa sesi Let It Be merupakan awal mula kehancuran The Beatles ... Hasilnya bisa menjadi kontra-narasi untuk film Let It Be. Lebih terang secara visual dan spiritual, dengan banyak cuplikan Beatles bersenda gurau, menyanyi dengan aksen konyol, dan menunjukkan keceriaan tempo dulu," tutur Jones.

"Bahkan, akan ada versi mentah lagu-lagu tersebut yang akan dirilis di rekaman solo. Dengan klip-klip ini, penggemar Beatles akan sangat menyukai film ini ... Sebuah harta karun sejarah yang luar biasa. Tentu, akan ada momen-momen drama, tapi tidak ada perselisihan. Materinya sangat lucu, membuat bersemangat, dan intim," tutur Jones.

Jelang 1969

Konser rooftop The Beatles (Sumber: Wikimedia Commons)

Tahun 1969 jelas masa yang penuh dinamika bagi The Beatles. Tapi itu sejatinya hanya ujung dari pergolakan panjang dari tahun-tahun sebelumnya. The Beatles lahir pada akhir 1950-an. Popularitas mereka meroket cepat.

Pada 1960-an mereka langsung jadi band paling dipuja di planet ini. Di tahun 1969, The Beatles mendapati momen henti. Mereka menghentikan seluruh tur dunia setelah komentar John bahwa The Beatles lebih terkenal daripada Yesus menuai reaksi keras.

Di masa-masa itu The Beatles berfokus pada pengembangan musik yang semakin kompleks dan eksperimental. Mereka berinovasi dengan menciptakan metode perekaman multitracking, yang tak cuma menghemat waktu tapi memungkinkan mereka bermain dan merekam lagu secara individu ketimbang bersama-sama sebagai satu unit.

Di periode itu, seiring kesendirian mereka masing-masing, hubungan antara John, Paul, George dan Ringo merenggang. Merasa harus mendapatkan kembali energi lama mereka, The Beatles sepakat membuat sebuah proyek yang terdiri dari satu album dan sebuah pertunjukan live istimewa di televisi untuk pertama kali setelah bertahun-tahun absen.

Mereka sepakat untuk merekam semua proses itu. Michale Lindsay-Hogg mengambil peran sebagai sutradara dari dokumenter yang belakangan dirilis dengan judul Let It Be. Tapi film itu jadi sangat berbeda karena dirilis pada 1970 ketika The Beatles sudah bubar.

Materi gambar dan audio yang telah diarsipkan itu yang kemudian dipilah dan diolah ulang oleh Peter Jackson, bekerja sama dengan Apple Corps dan WingNuts Films. Kini, setelah The Beatles: Get Back, jadi lebih banyak cinta untuk John, Paul, George, dan Ringo.

BERNAS Lainnya

Tag: film internasional musik sejarah the beatles

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA