Apa pengaruh permasalahan pokok ekonomi modern bagi produsen?

Dalam rangka mencapai kemakmuran ekonomi bagi rakyatnya, setiap sistem ekonomi yang dianut oleh setiap negara akan menghadapi persoalan atau masalah ekonomi yang sama. Pasalnya, selama ketersediaan sumber daya terbatas dibandingkan dengan kebutuhan, maka memaksa masyarakat untuk melakukan pilihan dan pengorbanan dalam mengatasi masalah tersebut.

Pada materi sebelumnya, telah dijelaskan bahwa masalah pokok ekonomi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu masalah pokok ekonomi klasik dan masalah pokok ekonomi modern. Dimana inti dari masalah pokok ekonomi klasik adalah bagaimana caranya mencapai kemakmuran masyarakat atau negara dengan terpenuhinya kebutuhan akan barang dan jasa. Lalu bagaimana dengan masalah ekonomi modern?

Inti masalah ekonomi modern adalah bagaimana melakukan pilihan yang tepat dalam mengalokasikan sumber daya untuk dapat memenuhi kebutuhan yang semakin beragam. Pada hakikatnya masalah pokok ekonomi modern perlu mencari jawaban atas tiga pertanyaan, yaitu apa yang diproduksi, bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang/ jasa di produksi.

Apa yang Diproduksi (What to Produce)

Masyarakat harus memutuskan apa sajakah barang dan jasa yang diproduksi agar memenuhi kebutuhan secara tepat sasaran. Produksi barang dan jasa harus selektif dengan skala prioritas karena terbentur sumber daya yang semakin terbatas. Adapun dasar pertimbangan barang dan jasa yang diproduksi sebagai berikut :

  1. Skala prioritas kebutuhan masyarakat (pasar), masyarakat akan membedakan kebutuhan mana yang mendesak untuk dipenuhi, kurang mendesak, dan kebutuhan yang tidak mendesak sehingga harus ditunda. Misalnya, prioritas meningkatkan produksi sembako setiap Hari Raya Lebaran dan akhir tahun guna menghindari peningkatan harga yang terlalu tinggi atau munculnya ketimpangan.
  2. Pilihan alokasi sumber daya (alam, manusia, dan modal) yang paling efisien, tujuannya menghemat pemanfaatan sumber daya. Misalnya, penghematan migas, listrik, dan air, serta penggunaan sumber daya alternatif.
  3. Daya Beli Masyarakat, barang dan jasa yang beredar harus terjangkau oleh sebanyak mungkin warga. Hal ini bertujuan agar konsumsi barang dan jasa secara tepat sasaran. Misalnya, prioritas produksi obat generik karena bisa dijangkau masyarakat.

Bagaimana Memproduksi (How to Produce)

Seleksi dan skala prioritas produksi ditindaklanjuti dengan efisiensi sekaligus efektifitas berproduksi, artinya masyarakat harus menentukan strategi yang tepat dalam berproduksi agar tetap hemat (efisien) dan tepat sasaran (efektif). Strategi itu diwujudkan dalam proses produksi yang dilandasi oleh perencanaan dan pengelolaan yang matang.

(Baca juga: Tiga Hal Penting Dalam Masalah Ekonomi Klasik)

Terdapat beberapa dasar pertimbangan bagaimana seorang produsen melakukan tindakan produksi antara lain :

  1. Pilihan Kombinasi Sumber Daya yang digunakan, pilihan kombinasi sumber daya yang digunakan yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Misalnya, produksi listrik di Pulau Jawa lebih tepat dengan PLTA karena banyaknya sungai dikawasan tersebut.
  2. Pilihan Teknologi Produksi, pilihan teknologi produksi memungkinkan produsen untuk menentukan apakah perusahaan akan bergerak dalam kondisi padat karya ataukah padat modal. Misalnya, pabrik sepatu yang lebih membutuhkan kerja manual, pantas didirikan di wilayah padat penduduk untuk menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja.
  3. Efisiensi Biaya Produksi, efisiensi biaya produksi dilakukan agar dengan biaya tertentu dapat diperoleh laba maksimum. Misalnya, suatu percetakan menentukan biaya produksi berdasarkan perkiraan penjualan yang ditargetkan. Dengan cara tersebut maka bisa diperkirakan laba maksimum yang akan diperoleh.

Untuk Siapa Diproduksi (For Whom to Produce)

Efektivitas berproduksi didasarkan pada pengetahuan siapa yang membutuhkan barang dan jasa yang diproduksi. Artinya masyarakat sudah mengetahui siapa yang nanti akan menggunakan barang dan jasa hasil produksi sebelum kegiatan produksi dilakuakan.

Produsen akan menggunakan berbagai dasar pertimbangan dalam tindakan produksi dengan melihat untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi. Adapun beberapa pertimbangan tersebut antara lain :

  1. Mengetahui Daya Beli dan Minat Konsumen, tujuannya agar barang dan jasa memang dibeli, dipakai, ataupun dihabiskan oleh konsumen. Misalnya produsen makanan kering memproduksi jenis makanan yang terbuat dari ketela dalam kemasan dan harga berdasarkan hasil survei terhadap daya beli dan minat konsumen.
  2. Mengetahui Segmentasi Pasar, tujuannya agar barang dan jasa yang diproduksi jelas ditujukan untuk konsumen sesuai kondisi ekonomi dan sosialnya. Misalnya, perusahaan tas memproduksi beragam tas dan ransel dengan desain berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin.
  3. Menentukan Alur Distribusi dari Produsen ke Konsumen, tujuannya agar barang dan jasa benar-benar sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan pada saat yang tepat. Misalnya, pengangkutan dan penyebaran hasil produksi beras dan sembako ke pasar dan warung yang mudah dijangkau oleh konsumen.

Apa saja jenis permasalahan pokok yang terjadi pada era ekonomi modern dan ekonomi klasik? Bagaimana cara mengatasi masalah ekonomi tersebut? Kesenjangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas memunculkan permasalahan ekonomi. Masalah ekonomi tersebut pada gilirannya mendorong manusia untuk berpikir dan bertindak kreatif dalam cara bagaimana menggunakan sumber-sumber ekonomi yang terbatas jumlahnya tersebut agar mampu memenuhi kebutuhan manusia dengan sebaik-baiknya.

Dalam hal ini, tindakan yang rasional yang sesuai dengan prinsip ekonomi harus diterapkan, yakni berusaha dengan ketersediaan alat/bahan yang terbatas untuk memperoleh hasil yang maksimal (sebesar-besarnya).

Saat ini, tingkat kemajuan sebagian besar penduduk di bumi ini sudah berada dalam taraf modern, dimana kebutuhan hidup semakin kompleks, sedangkan sumber daya yang tersedia semakin menipis. Hal inilah yang memunculkan masalah pokok ekonomi modern, yang tentunya jauh berbeda dengan ragam permasalahan dalam era ekonomi klasik. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai kedua jenis masalah pokok ekonomi tersebut, klasik dan modern.

Masalah Pokok Ekonomi Modern

Sejalan dengan perkembangan zaman, semakin modern suatu kelompok masyarakat maka kebutuhan hidupnya semakin banyak dan kompleks. Adapun beberapa masalah pokok dalam ekonomi modern dapat dijelaskan dengan pertanyaan what, how, dan for whom.

1. Barang apa yang akan diproduksi dan berapa banyak (What)?

Menentukan apa yang akan diproduksi adalah masalah utama dan penting dalam ekonomi. Hal ini tak terlepas dari suplai jumlah sumber daya yang terbatas. Sedikit saja kesalahan dalam penentuan apa yang akan diproduksi dapat menyebabkan kerugian besar, bahkan bisa mengakibatkan kebangkrutan bagi produsen.

Hal lainnya adalah dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat di suatu wilayah karena adanya barang dan jasa yang menumpuk tidak terpakai. Kesalahan penentuan tersebut menjadi salah satu penyebab pemborosan sumber daya. Masalah ini menyangkut persoalan jenis dan jumlah barang/jasa yang perlu diproduksi agar sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat di suatu daerah atau secara global.

Nah, untuk membuat keputusan tepat dalam menentukan apa yang akan diproduksi, maka suatu negara terutama para produsennya harus mempertimbangkan dua hal berikut ini:

  • Memastikan jenis barang dan jasa apa saja yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat.
  • Menentukan dan memastikan bagaimana tingkat ketersediaan sumber daya untuk memproduksi barang atau jasa yang diperlukan.

2. Bagaimana cara memproduksi barang tersebut (How)?

Masalah pokok ekonomi modern yang kedua adalah berkaitan dengan cara produksinya. Pilihannya adalah menggunakan teknologi dan pemilihan sumber daya yang dipakai, serta memilih untuk menggunakan tenaga manusia atau tenaga mesin. Jika pihak produsen telah menentukan dan memutuskan apa yang akan diproduksi, langkah selanjutnya adalah memikirkan tata cara produksinya.

Cara memproduksi suatu produk/jasa memang sangat berkaitan dengan cara mengombinasikan sumber daya atau faktor produksi yang dibutuhkan. Dalam penerapan prinsip ekonomi, produsen perlu memperhatikan aspek efisiensi atau penghematan saat proses produksi tersebut.

Dengan memilih cara produksi yang paling hemat, maka barang dan jasa yang dihasilkan tersebut bisa dipasarkan dengan harga yang relatif murah. Adapun usaha penghematan proses produksi bisa dilakukan dengan beberapa langkah, misalnya memilih atau mencari bahan baku yang berharga lebih murah tetapi tetap baik mutunya. Disamping itu, hal lain yang mungkin perlu pertimbangkan adalah penentuan penggunaan mesin-mesin modern. Jika permintaan sedikit atau kapasitas masih kecil, maka penggunaan mesin modern tentu belum diperlukan.

Efektivitas dan efisiensi dalam proses produksi juga berkaitan dengan spesialisasi (pembagian kerja). Ada juga kebijakan untuk menggunakan cara produksi padat karya (labour intensive) untuk mengurangi jumlah pengangguran. Beberapa pertimbangan dan pertanyaan mendasar dalam membuat proses produksi lebih baik, antara lain: Apakah cara produksi yang digunakan bisa menyebabkan pencemaran lingkungan? Sudahkah melakukan analisis tentang dampak produksi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar? Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga harus dijawab produsen saat menentukan cara berproduksi. Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi. Namun, masih banyak faktor penting yang harus dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan manajerial, iklim, kemampuan finansial, dan sikap mental.

3. Siapa pelaku produksi (Who)?

Di zaman modern,tentunya banyak pihak yang bisa melakukan produksi, misalnya pihak pemerintah, swasta, individu, atau pun koperasi. Inilah salah satu modernisasi, yaitu spesialisasi. Spesialisasi berarti setiap pihak memiliki keterampilan dan keahlian khusus yang tidak dimiliki pihak lain. Pertimbangan mengenai pelaku produksi merupakan hal yang penting karena setiap pihak memiliki kelebihan untuk memproduksi lebih baik.

3. Untuk siapa barang-barang tersebut diproduksi (For Whom)?

Masalah ini bukan hanya menyangkut kepada pihak siapa saja barang produksi tersebut dipasarkan, tetapi siapa saja yang akan ikut menikmati hasilnya. Seperti yang kita ketahui bahwa produksi barang dan jasa yang dilakukan bukan hanya tertuju untuk konsumen yang akan mengonsumsi barang dan jasa tersebut. Dalam kegiatan produksi, ternyata masih banyak pihak lain yang diuntungkan. Dengan adanya kegiatan produksi, para pekerja akan menerima upah, para pemilik bahan baku akan menerima uang penjualan bahan baku, pemilik modal akan menerima bunga modal, pihak pemilik gedung dan tanah akan menerima uang sewa, dan pengusaha akan menerima laba dari penjualan produknya.

Jadi, yang dimaksud dengan “untuk siapa barang dan jasa diproduksi” sangat berkaitan dengan siapa saja yang akan menikmati pendapatan dan hasil dari kegiatan produksi. Hal ini juga terkait bagaimana cara mendistribusikan hasil atau pendapatan tersebut secara adil agar tidak terjadi kesenjangan dan kecemburuan antar pemilik faktor produksi. Di Indonesia sendiri, pembagian pendapatan itu sudah diatur dalam sebuah regulasi yang mengatur cara mengupah tenaga kerja hingga bisa dianggap adil. Salah satu aturan tersebut adalah penetapan UMR (upah minimum regional) di setiap daerah. Kecenderungannya, UMR di kota-kota besar lebih tinggi dari UMR di kota kecil. Hal ini karena biaya hidup di masyarakat modern cenderung lebih kompleks dan tinggi. Dengan demikian, UMR di kota Jakarta akan lebih tinggi dari UMR di kota Solo.

Dari ketiga masalah pokok dalam ekonomi modern tersebut dapat dirangkum menjadi satu masalah inti yang disebut inti masalah ekonomi. Adapun masalah inti dalam ekonomi modern adalah bagaimana cara memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas. Dalam upaya memecahkan masalah-masalah tersebut, kita dapat melakukan berbagai cara, antara lain: menyesuaikan kebiasaan/tradisi; insting; dan komando (paksaan/perintah).

Sementara itu bagi masyarakat modern, pemecahan masalah mengandalkan mekanisme harga di pasar, yang merupakan proses yang berjalan atas dasar daya tarik-menarik antara konsumen dengan produsen yang bertemu di pasar. Di pasar tradisional, mekanisme harga terbentuk karena pihak penjual dan pembeli secara bersama menentukan harga. Gerak harga yang muncul di pasar akan dapat memecahkan ketiga masalah pokok ekonomi di masyarakat, dengan jalan sebagai berikut:

1. Masalah What

Permintaan konsumen (masyarakat) menjadi penentu utama yang mempengaruhi seberapa banyak barang yang akan diproduksi. Jika jumlah permintaan konsumen meningkat, maka dengan sendirinya harga akan cenderung naik dan membuat produsen memperoleh keuntungan lebih. Hal ini akan mempengaruhi keputusan untuk memperbesar kuota produksinya. Sebaliknya jika permintaan masyarakat menurun, maka harga akan cenderung ikut turun, dan berdampak pada keuntungannnya, sehingga pihak produsen akan mengurangi kuota produksinya.

2. Masalah How

Gerak harga faktor produksi menentukan kombinasi yang digunakan produsen dalam proses produksinya. Gerak harga faktor-faktor produksi tersebut akan menjadi penentu bagaimana sumber-sumber ekonomi (faktor-faktor produksi) yang tersedia harus dipergunakan untuk memproduksi barang-barang. Bila harga faktor produksi naik, maka produsen akan menghemat penggunaan faktor produksi tersebut dan menggunakan faktor produksi yang lain.

3. Masalah for Whom

Gerak harga barang dan harga faktor produksi akan menentukan distribusi barang yang dihasilkan. Untuk siapa barang-barang tersebut diproduksi, sangat dipengaruhi oleh distribusi barang/jasa tersebut. Barang atau jasa hasil produksi dijual kepada konsumen, dimana konsumen membayar harga barang tersebut dari penghasilannya atas penggunaan faktor-faktor produksi.

Masalah Pokok Ekonomi Klasik

Pada tahun 1870 berkembang teori ekonomi klasik yang dipelopori oleh Adam Smith. Para penganut teori tersebut mengemukakan bahwa permasalahan ekonomi merupakan satu kesatuan proses yang terdiri dari proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Menurut teori klasik, tiga masalah pokok ekonomi meliputi masalah produksi, masalah distribusi, dan masalah konsumsi. Ketiganya akan dipaparkan secara singkat berikut ini.

1. Masalah Produksi

Produksi artinya menghasilkan barang atau jasa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia (konsumen). Inilah yang merupakan tujuan sekaligus motivasi untuk melakukan kegiatan produksi. Akan tetapi, tidak semua kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Kebutuhan manusia akan dapat dipenuhi jika ia mengkonsumsi barang atau jasa sesuai dengan kebutuhannya. Padahal barang/jasa hanya akan tersedia jika diproduksikan. Proses untuk memproduksi barang/jasa memerlukan sumber-sumber ekonomi, mulai dari sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), maupun sumber daya modal serta keterampilan pengusaha (entrepreneurship).

2. Masalah Distribusi

Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang/jasa hasil produksi kepada konsumen. Alur distribusi barang/jasa tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun melewati perantara dalam perdagangan. Distribusi mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi pertukaran, penyediaan fisik, dan penunjang. Adapun faktor yang memengaruhi saluran distribusi adalah pasar, barang, perusahaan, dan kebiasaan pembeli. Distribusi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

  • Distribusi langsung, artinya kegiatan menyalurkan barang/jasa dari produsen langsung kepada konsumen tanpa melewati perantara. Contohnya seorang penjual ketoprak memproduksi sendiri dan langsung menjual dagangannya kepada pembeli (konsumen).
  • Distribusi tidak langsung, artinya kegiatan menyalurkan barang/jasa dari produsen kepada konsumen melalui perantara. Misalnya melalui eksportir, importir, makelar, agen, komisioner, pedagang besar (grosir), pedagang kecil (retailer), dan penyalur-penyalur yang lainnya.

3. Masalah Konsumsi

Konsumsi adalah kegiatan menggunakan, menghabiskan atau memanfaatkan barang yang dihasilkan oleh produsen. Ada dua faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi, yaitu:

  • Faktor intern, meliputi sikap, kepribadian, motivasi diri, pendapatan seseorang, selera, dan watak (karakter).
  • Faktor ekstern, meliputi kebudayaan, adat istiadat, status sosial, keluarga, lingkungan masyarakat, dan pemerintah.

Simpulan Masalah Pokok Ekonomi

Dari penjelasan kedua sub di atas, dapat kita tarik simpulan. Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu: produksi, konsumsi dan distribusi. Dalam pokok masalah ekonomi klasik, adalah dilihat dari sudut pandang sederhana. Pada dasarrnya pemikiran ini bertujuan pada satu hal, yaitu kemakmuran. Pemecahan masalah ini adalah dengan melakukan apapun yang dianggap perlu agar kemakmuran dapat dicapai. Dalam teori ekonomi klasik, masalah pokoknya terfiri dari tiga, yakni aspek produksi, distibusi, dan konsumsi.

Sementara itu, pokok permasalahan ekonomi modern terangkum dalam dua kata kunci, yakni kelangkaan dan pilihan. Yang pertama menjadi penyebab yang kedua sehingga muncul empat pertanyaan mendasar mencakup what, how, who, dan for whom. Walaupun setiap kelompok masyarakat atau negara menghadapi pertanyaan yang sama, namun cara mengatasinya bisa berbeda-beda. Perbedaan cara inilah yang memunculkan sejumlah sistem ekonomi.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA