Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Ada berbagai peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang perlu kamu ketahui, tak hanya untuk wisata religi namun juga bagian dari sejarah. 

Perlu diketahui, sejarah Islam di Indonesia masuk melalui berbagai pendekatan.

Proses pendekatan budaya oleh Wali Songo, dan sistem perdagangan dari Gujarat, India jadi hal penting.

Seiring berjalannya waktu, kemunculan peninggalan sejarah Islam di Indonesia meninggalkan jejak sebagai destinasi wisata religi.

Lantas, situs peninggalan sejarah Islam di Indonesia apa saja yang wajib untuk kamu kunjungi untuk melakukan wisata religi?

Simak pembahasannya bersama-sama!

Kompilasi Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia yang Bisa Kamu Kunjungi untuk Wisata Religi 

Tak hanya sebagai simbol, situs sejarah Islam di Indonesia ini memiliki makna filosofis yang sangat kuat dalam perjalanan religi.

Ada berbagai situs sejarah yang bisa kamu kunjungi baik masjid maupun keraton dan istana berikut ini : 

1. Masjid Agung Demak 

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Sumber: Traverse.id

Situs sejarah Islam di Indonesia paling pertama yang wajib kamu kunjungi adalah Masjid Agung Demak sebagai masjid tertua di Indonesia.

Untuk diketahui, masjid ini merupakan salah satu peninggalan kerajaan islam terbesar di Indonesia, yakni kerajaan Demak.

Didirikan oleh Raden Patah pada tahun ke-15 Masehi ini masih dipercaya sebagai tempat kumpul Wali Songo sebagai penyebar Agama Islam di Pulau Jawa.

2.  Masjid Gedhe Kauman 

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Sumber : Wikipedia

Peninggalan situs sejarah Islam di Indonesia selanjutnya bisa kamu temukan di Yogyakarta, yakni Masjid Gedhe Kauman Ngayogyakarta Hadiningrat.

Masjid yang dimiliki oleh Kesultanan Yogyakarta ini berada di sisi barat komplek Alun-Alun Utara Yogyakarta yang sudah melegenda.

Saat ini, Masjid Gede Kauman menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kota Jogja yang sangat menarik minat wisatawan.

3.  Masjid Sunan Ampel 

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Sumber: Merdeka.com

Masjid Sunan Ampel yang berada di Surabaya, Jawa Timur tak luput dari kunjungan wisata religi yang sudah berdiri sejak 1421.

Untuk diketahui, Masjid ini sudah dibangun sejak zaman Majapahit yang dipimpin oleh Raja Brawijaya dan sudah memeluk Islam.

Tak hanya memiliki unsur sejarah, Masjid ini juga dikelilingi oleh bangunan dengan arsitektur percampuran Tiongkok dan Arab.

Spot yang wajib kamu kunjungi saat melakukan wisata religi di tempat ini ada pada sisi sumur, karena memiliki petuah yang sangat kuat.

4.  Masjid Baiturrahman 

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Sumber : wisato.id

Selain dikenal sebagai Masjid kebanggaan warga Aceh, Masjid Baiturrahman juga menjadi situs kerajaan Islam di Indonesia.

Sebab, Masjid ini sudah ada sejak zaman Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam sejak 1612 masehi.

Masjid ini juga sempat dibakar oleh tentara Belanda pada 1873 masehi, kemudian didirikan kembali.

5.  Masjid Agung Surakarta 

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Sumber: Merdeka.com

Di Solo, kamu juga bisa mengunjungi situs peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang ikonik, yakni Masjid Agung Surakarta.

Masjid ini merupakan salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Mataram, dengan sentuhan Jawa Kuno dan Belanda.

Kemudian pada kepemimpinan Paku Buwono IV, masjid ini dibangun dengan kolam air untuk tempat wudhu dan jam matahari untuk menentukan waktu salat.

6.  Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat 

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Sumber : Indonesiakaya.com

Tak hanya menjadi destinasi wisata di Yogyakarta, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga menjadi bagian penting dari peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

Sebab, Keraton yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I pada 1755 ini merupakan peninggalan kerajaan Mataram Islam.

Tak hanya dimanfaatkan sebagai peninggalan sejarah, bangunan ini juga dijadikan tempat tinggal dari Sultan maupun Keluarga secara turun temurun.

7.  Keraton Surosowan

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Situs sejarah Islam di Indonesia selanjutnya yang bisa kamu kunjungi adalah Keraton Surosowan.

Bangunan ini merupakan peninggalan kerajaan Banten yang didirikan sejak 1522-1526 pada masa kekuasaan Sultan Maulana Hasanuddin.

Pada kekuasaan Sultan Banten selanjutnya, bangunan ini direnovasi kembali melibatkan arsitek Belanda, Hendrik Lucasz Cardeel yang memeluk Islam.

Karena dirancang oleh orang Belanda, bangunan ini juga menyerupai benteng Belanda yang kokoh dan lengkap.

8.  Istana Maimun 

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Sumber : Wikipedia

Untuk diketahui, Istana Maimun juga menjadi salah satu peninggalan sejarah islam di Indonesia, sebagai peninggalan Kerajaan Deli.

Istana ini didirikan oleh Sultan Deli bernama Sultan Mahmud Al Rasyid dan dirancang oleh arsitek berkebangsaan Italia.

Pembangunan istana ini dilakukan pada 1888 dan selesai pada 1891 dengan luas 2,772 meter persegi.

9.  Keraton Kasepuhan Cirebon 

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Sejak dulu, Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi salah satu destinasi wisata religi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asal Jakarta.

Keraton Kasepuhan Cirebon dirancang pada 1529 oleh Pangeran Cakrabuana.

Di depan keraton ini, kamu bisa menemukan alun-alun yang dulunya adalah Alun Sangkala Buana sebagai titik pusat komplek pemerintahan keraton.

10.  Istana Sultan Ternate 

Apa peninggalan sejarah kerajaan Islam yang masih dapat kita jumpai sampai saat ini jelaskan?

Sumber : Indonesiakaya.com

Situs sejarah Islam di Indonesia ini merupakan bagian terpenting dari Kerajaan Ternate yang dikenal sebagai Kerajaan Islam tertua di Maluku.

Bangunan ini dirancang dengan gaya abad ke-19 dengan kombinasi dua lantai menghadap ke laut.

Untuk diketahui, Istana Sultan Ternate juga sudah melakukan proses revitalisasi, tepatnya pada 1978 dan 1982.

Demikian beberapa daftar situs sejarah Islam di Indonesia yang bisa kamu kunjungi untuk melakukan wisata religi.

Temukan inspirasi menarik seputar properti terlengkap di Rumah123.

“Yuk, cari tahu inspirasi rumah idaman terbaik selengkapnya di Kota Bali Residence selengkapnya di Rumah123.com dan 99.co, yang pastinya #AdaBuatKamu!

Penyebaran agama Islam di Nusantara sudah dilakukan sebelum Indonesia merdeka. Hampir di seluruh penjuru negeri mendapatkan pengaruh Islam. Persebaran Islam ditandai dengan adanya kerajaan Islam di Indonesia.

Kerajaan Islam di Indonesia

Mengutip dari “Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia”, berikut ini beberapa kerajaan Islam yang pernah ada di Indonesia.

1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Islam di Indonesia adalah Samudera Pasai. Letaknya di Pantai Utara Aceh tepatnya di muara Sungai Psangan (Pasai) yang di dua kota bernama Samudera (jauh dar laut) dan Pasai (kota pesisir pantai).

Bukti sejarah dari kerajaan ini terlihat pada tulisan di nisan makan Sultan Malik As-Saleh, berita dari Marcopolo dan Ibnu Batutah, serta kronika raja Pasai. Kerajaan ini dibangun oleh Marah Silu yang berhasil menyatukan Samudra dan Pasai.

Raja pertama Samudera Pasai yaitu Setelah Marah Silu yang memeluk Islam dan  mendapatkan gelar Sultan Malik As-Saleh.

Letak kerajaan ini sangat strategis, sehingga menjadi pusat perdagangan dan pusat belajar Islam pada waktu itu. Banyak pedangan dari Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina yang datang untuk bertransaksi jual beli di tempat tersebut.

Sayangnya kerajaan ini mengalami kemunduran saat mendapat serangan Majapahit yang ingin menyatukan Nusantara. Lalu adanya perpindahan pusat perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh Utara. Akhirnya Samudera Pasai benar-benar runtuh setelah ditaklukan oleh Kesultanan Aceh.

Baca Juga

Kerajaan ini terletak di Semenanjung Malaya dengan ibu kota Malaka. Raja pertama Kerajaan Malaka yaitu Iskandar Syah Masa keemasan kerajaan Islam ini yaitu pada era Sultan Mansyur Syah. Saat itu, Malaka berhasil menjadi pusat perdagangan sekaligus penyebaran Islam di Asia Tenggara.

Kerajaan Malaka mulai melemah pada masa Sultan Muhammad Syah. Dan runtuh saat Portugis berhasil menguasai Malaka di tahun 1511.

3. Kerajaan Aceh

Secara geografis kerajaan Aceh ada di Sumatera bagian Utara dengan dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Letaknya yang strategis membuat Kerajaan ini berkembang cukup pesat.

Sultan pertama kerajaan ini yaitu Sultan Ali Mughayat Syah dan mengalami masa kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda. Di masa kejayaannya, Aceh berkembang sebagai penghasil lada. Dari sinilah banyak negara yang melakukan perdagangan di Aceh.

Kerajaan Aceh mengalami kemunduran pada masa Sultan Iskandar Thani yang menggantikan Sultan Iskandar Muda. Beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini mengalami kemunduran antara lain:

  • Kalah melawan Portugis di Malaka.
  • Tidak ada tokoh cakap setelah Sultan Iskandar Muda wafat.
  • Daerah taklukan seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan Siak. mulai melepasakan diri.

4. Kerajaan Demak

Kerajaan Islam di Jawa yang pertama adalah Kerajaan Demak. Raja pertama Demak yaitu Raden Patah yang merupakan keturunan Raja Brawijaya V (raja Majapahit) dan ibunya penganut Islam dari Jeumpa.

Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada saat dipimpin Sultan Trenggono. Daerah kekuasaannya bahkan sampai ke Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.

Kehidupan sosial masyarakat Demak diatur sesuai dengan ajaran Islam. Namun masih ada juga masyarakat yang melakukan tradisi lama. Dari segi ekonomi, Demak berkembang di sekor perdagangan dan pertanian. Kerajaan Demak mengalami kemunduran pada masa Sultan Prawoto karena terjadinya perebutan kekuasaan.

Baca Juga

Mataram Islam berada di Kotagede atau yang saat ini Yogyakarta. Raja pertama dan pendiri kerajaan bernama Sutawijaya. Masa kejayaan Mataram Islam yaitu pada masa Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung Hanyokrokusumo. Beberapa prestasi yang ditorehkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo antara lain:

  • Mampu mempertahankan kekuasaan dari pengaruh Belanda.
  • Mampu mendundukan bupati yang tidak mengakui kekuasaan pusat Mataram.
  • Menyusun kitab undang-undang Surya Alam.
  • Mengirim armada serta pasukan untuk menyerang Batavia yang pada saat itu dikuasai VOC.

Sepeninggalan Sultan Agung, Mataram Islam kemudian dipimpin oleh Amangkurat I dan dilanjutkan oleh Amangkurat II.

Setelah Sultan Amangkurat II meninggal, Mataram Islam terbagi menjadi dua berdasarkan perjanjian Giyanti. Mataram kemudian dibagi menjadi Kasultanan Jogjakarta yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Daerah Kasuhunan Surakarta yang dipimpin Susuhunan Pakubuwono I.

6. Kerajaan Islam Cirebon

Berdirinya kesultanan Cirebon bermula dari Pangeran Cakrabuana yang merupakan anak Prabu Siliwangi dan Subanglarang. Pangeran Cakrabuana beragama Islam seperti ibunya sehingga tidak bisa meneruskan tahta Kerajaan Pajajaran.

Pangeran Cakrabuana kemudian mendalami Islam dan mendirikan pemerintahan di Cirebon pada 1430 masehi. Setelah itu pemerintahan kerajaan Cirebon diberikan kepada Sunan Gunung Jati yang merupakan keponakan sekaligus menantu Pangeran Cakrabuana.

Baca Juga

Mengutip dari Patanjala Vol. 4, No. 1, pada masa pemerintahan Sunang Gunung Jati, Cirebon berkembang pesat di segala bidang seperti keagamaan, politik, dan perdagangan. Namun sayangnya, masa kejayaan tersebut tidak bertahan lama.

Setelah Sunan Gunung Jati meninggal, pengaruh bangsa asing terutama Belanda membuat kerajaan ini runtuh. Hal tersebut terjadi karena ada penandatangan perjanjian antara penguasa Cirebon dengan Belanda pada tahun 1681.

Perjanjian tersebut lebih menguntungkan Belanda. Hingga akhirnya Belanda secara resmi menghapus Kesultanan Cirebon.

7. Kerajaan Banten

Kerajaan Islam di Indonesia ini terletak di Jawa Barat bagian utara. Sejarah kerajaan ini bermula saat Fatahilah berhasil merebut Sunda Kelapa pada tahun 1527.

Raja Banten yang pertama sekaligus peletak dasar kerjaan yaitu Hasanuddin, putra Fatahilah. Raja selanjutnya setelah Hasanuddin yaitu Maulana Muhamad.

Setelah itu, Banten dipimpin oleh Abu Mufakir. Namun berita kepemimpinan Abu Mufakir tidak banyak diketahui. Sebab pada saat itu Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman mendarat di Banten. Kedatangan Belanda menjadi berita yang menggemparkan.

Kerajaan Belanda mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng juga memiliki sikap tegas dan berani terhadap Belanda yang saat ini tengah menduduki Batavia.

Sikap tegas tersebut tidak dimiliki putranya yang bernama Sultan Haji. Putra Sultan Ageng tersebut cenderung kompromi dengan VOC. Akibatnya terjadi perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji. VOC ikut campur tangan dengan membantu Sultan Haji. Peristiwa kemenangan Sultan Haji menjadi petanda runtuhnya Banten.

Baca Juga

Gowa dan Tallo merupakan dua kerajaan Islam di Sulawesi tepatnya di Sulawesi Selatan. Kedunya saling berhubungan baik. Kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Kerajaan Makasar. Raja yang pernah memimpin Gowa dan Tallo yaitu Sultan Aludin, Sultan Hasanuddin, dan Raja Mapasoma.

Kehidupan masyarakat di kerjaan ini bertumpu pada sektor kelautan. Hingga akhirnya Makasar berkembang menjadi pelabuhan internasional yang banyak dikunjungi pedagang asing. Beberapa peninggalan kerajaan Islam di Indonesia ini antara lain alat penangkap ikan, kapal pinisi dan Kitab Lontar.

9. Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Islam di Indonesia selanjutnya yaitu Ternate dan Tidore. Berbeda dengan Gowa Tallo yang saling berhubungan baik, Ternate dan Tidore justru sering mengalami pertikaian. Hal tersebut dikarenakan keduanya saling berkompetisi untuk menjadi nomor satu di daerah Maluku

Perselisihan antar keduanya bahkan sampai melibatkan bangsa Eropa. Kerajaan Tenate dibantu oleh Portugis. Sedangkan Tidore dibantu Spanyol. Karena melibatkan Protugis dan Spanyol, akhirnya Paus turun tangan dengan membuat Perjanjian Saragosa.

Isi perjanjian tersebut yaitu Spanyol harus meninggalkan Maluku dan Portugis tetap tinggal di Maluku. Dari perjanjian tersebut menandakan kemenangan Ternate atas Tidore.

Setelah itu kerajaan Ternate berkembang pesat dengan beberapa raja yang pernah memimpin anatar  lain:

  • Sultan Zainal Abidin
  • Sultan Tabariji
  • Sultan Hairun
  • Sultan Baabullah

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia

Runtuhnya kerajaan Islam di Nusantara tidak berarti ceritanya hilang begitu saja. Pasalnya beberapa bukti peninggalan kerajaan Islam di Indonesia masih bisa dilihat hingga saat ini.

Mengutip dari “Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia”, berikut ini beberapa peninggalan kerajaan Islam yang pernah berdiri di tanah air.

1. Masjid

Saat ini mungkin kita hanya menjadikan masjid sebagai tempat ibadah. Namun dahulu, bangunan ini digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam biasanya memiliki ciri khas tersendiri, seperti;

  • Atap bertingkat dan berbentuk bujur sangkar.
  • Memiliki serambi.
  • Terdapat kolam di depan atau samping masjid.
  • Memiliki menara.
  • Biasanya terletak di kota menghadap alun-alun.

Contoh masih peninggalan kerajaan Islam yang masih bisa ditemui hingga saat ini yaitu Masjid Demak.

Baca Juga

Keraton merupakan simbol pusat kekuasaan. Ciri khas dari keraton, antara lain;

  • Bangunan keraton dikelilingi oleh pagar tembok, parit, dan sungai.
  • Halaman keraton terdiri atas bagian belakang, tengah, dan depan.

Beberapa keraton peninggalan kerajaan Islam di Indonesia antara lain Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Mangkunegara, dan lain sebagainya.

3. Makam

Makan peninggalan masa kerajaan Islam biasanya memiliki ciri antara lain; memiliki jirat atau kijing, nisan, dan cungkup. Contoh makam yang bercorak Islam yaitu makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, makam Sultan Malik As-Saleh di Aceh, makam Fatimah binti Maimun di Gresik, dan lain sebagainya.

4. Seni rupa

Seni rupa dalam bentuk kaligrafi dan ukuiran menjadi contoh peninggalan kerajaan Islam selanjutnya. Kaligrafi merupakan sebuah seni menulis indah yang merangkai huruf Arab, biasanya berupa ayat Al-Qur’an atau kata mutiara.

5. Seni sastra

Beberapa seni sastra yang memiliki corak Islam, antara lain:

  • Hikayat: karya sastra yang berisi cerita kehidupan manusia. Contohnya Hikayat Sultan-sultan Aceh.
  • Babad: karya sastra berisi cerita dengan latar belakang sejarah. Contohnya Babad Cirebon.
  • Suluk: kitab berisi masalah gaib, ramalan hari baik-buruk, dan makna atau simbol tertentu yang dijumpai manusia. Contohnya Suluk Wijil.
  • Syair: puisi lama yang setiap baitnya memiliki empat baris dengan akhiran bunyi yang sama. Contohnya Syair Perahu.
  • Seni pertunjukan: bentuk pertunjukan peninggalan Islam seperti permainan debus di Banten, Tari Seudati di Aceh, rebana, dan kasidah.

6. Upacara dan Tradisi

Beberapa upacara dan tradisi yang masih dilestarikan umat Islam hingga saat ini antara lain, sekaten, nisfu syaban, acara grebek mulud, dan lain sebagainya.