Ilustrasi remaja. ©2012 Merdeka.com Show
Merdeka.com - Cara menjaga kesehatan tubuh menjadi tanggung jawab masing-masing individu berdasarkan rentang usia dan jenis kelamin. Namun terdapat beberapa hal penting yang harus dijalankan secara umum, demi memperoleh hidup yang sehat. Apalagi saat masa peralihan dari kana menuju dewasa. Sebagai remaja, bisa memecah konsep kesehatan dalam berbagai kategori. Ini dapat mencakup kesehatan fisik, mental, emosional, dan perilaku. Ada hal-hal yang dapat dilakukan setiap orang untuk tetap sehat. Namun sebagai seorang remaja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan secara khusus. Masa pubertas dan kesehatan reproduksi saat remaja, tak boleh diabaikan. Hal ini berperan penting demi masa depannya kelak. Patut diketahui oleh para orang tua dan anak, supaya tak ada kerancuan. Serta penerapan yang tepat. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan tubuh saat pubertas, sangat baik untuk reproduksi remaja. 2 dari 5 halaman
Cara menjaga kesehatan tubuh dimulai dari bagian fisik terlebih dahulu. Berikut beberapa cara yang bisa Anda terapkan setiap hari, melansir dari Familydoctor: 1. Berolahragalah secara teratur. Remaja harus aktif secara fisik setidaknya 60 menit setiap hari. 2. Makan makanan yang sehat. Makan sehat adalah bagian penting dari pertumbuhan dan perkembangan. Makan banyak buah dan sayuran, biji-bijian, berbagai makanan berprotein, serta produk susu rendah lemak. 3. Pertahankan berat badan yang sehat. Anak-anak dan remaja dengan berat badan berlebih, cenderung mengalami obesitas pula saat dewasa. Mereka juga lebih tinggi berisiko terkena penyakit kronis lain dan depresi. 4. Tidur yang cukup. Kebanyakan remaja membutuhkan antara 9 dan 9 setengah jam tidur setiap malam. Banyak yang rata-rata hanya 7 jam. Tidur berpengaruh kuat pada kemampuan remaja untuk berkonsentrasi dan berprestasi di sekolah. 5. Dapatkan vaksinasi flu setiap tahun. Jika Anda belum mendapatkan vaksin HPV, tanyakan kepada orang tua dan dokter Anda tentang hal itu. Vaksin tersebut baik pula untuk mencegah kanker, termasuk kanker serviks. 6. Sikat dan bersihkan gigi secara teratur. Biasakan dari sekarang, dan cegah masalah mulut di masa dewasa. 7. Kenakan tabir surya. Terpapar sengatan matahari yang parah saat masih anak-anak atau remaja, meningkatkan risiko Anda terkena kanker kulit saat dewasa. 8. Jangan mendengarkan musik keras, ini dapat merusak pendengaran Anda yang masih terbilang rentan. 3 dari 5 halaman
Poin terpenting dari cara menjaga kesehatan tubuh saat pubertas, tentunya melalui menjaga kesehatan reproduksi. Masa remaja sebagai proses eksplorasi dan transisi menuju dewasa, termasuk mencari tahu mengenai identitas diri, seksualitas, dan gender. Betapa pentingnya pengetahuan reproduksi bagi remaja, demi mencegah berbagai penyakit seksual, serta baik untuk masa depannya kelak. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan reproduksi dilansir dari SehatQ: 1. Proaktif dengan Kondisi Kesehatan Sendiri Langkah pertama yang bisa Anda terapkan dengan melakukan preventif atau mencegah. Salah satunya dengan memastikan kesehatan reproduksi remaja, misalkan melakukan screening kanker serviks. Salah satu cara mencegah dan mendapat informasi lebih mendalam, terkait kondisi bagian kewanitaan. 2. Waspadai Berbagai Penyakit Seksual Menular Berbagai jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS) mengintai para remaja, seperti gonore, klamidia, dan sifilis, termasuk infeksi virus HIV. Penyakit menular seksual ini bisa dengan mudah ditangani jika terdeteksi sejak dini. Sebaliknya, bila IMS tidak segera ditangani, bisa merusak kesehatan reproduksi remaja yang berujung pada kemandulan. 3. Cari Pasangan yang Menghargai Apabila di masa remaja ada yang telah memiliki seorang tambatan hati, sebaiknya memastikan sosok yang menjaga kesehatan organ reproduksi pula. Menjaga diri Anda dari terjerumus pada seks bebas. Hubungan yang sehat dan terjalin harmonis, salah satunya dengan saling menghargai. Beberapa cara menjaga kesehatan reproduksi yang bisa diterapkan sehari-hari, yakni:
4 dari 5 halaman
Cara menjaga kesehatan tubuh saat pubertas selanjutnya dengan menjaga mental remaja tetap batas normal. Beberapa cara menjaga kesehatan tubuh pada mental remaja, yaitu: 1. Menjaga pikiran melalui mempelajari cara mengelola stres. Serta belajar cara mengelolanya. Ini akan membantu Anda tetap tenang dan dapat berfungsi dalam situasi stres. 2. Belajar dan lakukan yang terbaik di sekolah. Sebab, ada hubungan yang kuat antara kesehatan dan kesuksesan akademis. 3. Menjaga hubungan baik dengan orang tua. Ingatlah bahwa mereka berjuang secara diam-diam, demi anak-anaknya bisa mendapatkan yang terbaik. 4. Kembangkan keseimbangan yang baik antara sekolah, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Karena jika terlalu memaksakan diri, bisa menyebabkan stres, frustrasi, atau kelelahan. 5 dari 5 halaman
Cara menjaga kesehatan tubuh saat pubertas di masa remaja berikutnya dengan menjaga kesehatan emosional. Apalagi di masa transisi ini, banyak remaja yang masih kesulitan menyeimbangkan emosi. Berikut beberapa caranya: 1. Menjaga perasaan dari penyakit mental, termasuk:
2. Perhatikan suasana hati dan perasaan. Jangan menganggap pikiran atau perasaan negatif Anda hanyalah bagian dari menjadi remaja. Jika ada hal yang dikhawatirkan, sebaiknya bertanya atau mintalah bantuan. 3. Jangan takut untuk meminta bantuan jika membutuhkannya. 4. Jika Anda tidak dapat berbicara dengan orang tua, bicaralah dengan guru atau konselor favorit di sekolah. Temukan orang dewasa yang bisa Anda percaya. 5. Jika Anda merasa rendah diri atau citra tubuh yang buruk, bicarakan dengan seseorang tentang hal itu. Bahkan hanya mengobrol dengan sahabat bisa membantu. 6. Jangan menindas orang lain. Serta jika Anda ditindas, beri tahu orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya. Itulah beberapa cara menjaga kesehatan tubuh saat pubertas. Baik untuk masa perkembangan dan pertumbuhan remaja, terutama dalam hal kesehatan reproduksi. Semoga bermanfaat dan selamat menerapkan. [kur]Halodoc, Jakarta - Masa puber membawa banyak perubahan untuk anak-anak dan untuk orangtua. Masa ini membuat anak bertransisi dari anak ke dewasa. Banyak orangtua yang mungkin merasa tidak tahu pasti cara terbaik untuk mendukung anak yang tengah mengalami perubahan fisik, psikologis, dan emosional yang ditimbulkannya. Jangan takut, banyak hal yang dapat orangtua lakukan untuk membantu anak melewati masa transisi ini, salah satunya adalah meyakinkannya. Masa puber adalah serangkaian perubahan alami yang dialami setiap anak. Beberapa anak berjuang dengan perubahan ini, sementara yang lain melaluinya tanpa rasa khawatir. Hanya sebagian kecil dari anak-anak yang mengalami gejolak ekstrem selama fase perkembangan ini. Nah, begini cara menghadapi anak yang masuk masa puber dan perlu dipahami oleh orangtua. Baca juga: Ini Tanda Pubertas pada Remaja Perempuan Bagaimana Cara Orangtua Menghadapi Anak yang Sedang Puber?Pubertas juga dapat menjadi sesuatu yang menarik dan istimewa bagi orangtua. Kedua orangtua kini berada dalam posisi yang ideal untuk membantu mereka melewatinya. Mulailah percakapan tentang pubertas dengan anak. Tidak selalu mudah untuk berbicara dengan anak-anak tentang tubuh mereka. Namun, melakukan percakapan terbuka dan santai sebelum perubahan fisik mulai membantu anak merasa baik-baik saja ketika tubuhnya mulai berubah. orangtua bisa menerapkan tiga langkah untuk memulai percakapan tentang pubertas, seperti :
Baca juga: 6 Tanda Pubertas pada Remaja Laki-Laki Menghadapi Pubertas Anak Perempuan dan Laki-lakiDengan anak perempuan, penting bagi orangtua untuk membicarakan menstruasi sebelum mereka benar-benar mendapatkan menstruasi. Jika anak tiba waktunya sebelum adanya obrolan, ia mungkin bisa ketakutan dengan peristiwa “berdarah” tersebut. Umumnya, gadis remaja mengalami menstruasi pertama saat berusia 12 atau 13 tahun, yaitu sekitar 2 atau 2,5 tahun setelah mereka mulai pubertas. Tapi ada juga yang mengalami menstruasi sejak usia 9 tahun dan 16 tahun. Sementara itu, anak laki-laki mulai melewati masa pubertas sedikit lebih lambat dibanding akan perempuan, biasanya sekitar usia 10 atau 11 tahun. Tapi anak laki-laki mulai berkembang secara seksual atau mengalami ejakulasi pertama tanpa terlihat lebih tua. Pendidikan seks mungkin akan di dapatkan anak di sekolah, tapi orangtua harus menjadi sumber pertama yang membekali hal tersebut. Penting bagi anak perempuan untuk belajar mengenai perubahan yang dialami anak laki-laki dan anak laki-laki juga belajar tentang perubahan yang memengaruhi anak perempuan. Orangtua perlu berdiskusi dengan guru tentang pelajar apa yang sudah disampaikan mengenai pubertas, sehingga ayah dan ibu tahu informasi apa yang perlu ditambahkan pada anak. Sebaiknya ulas pelajaran bersama anak, karena anak seringkali masih memiliki pertanyaan tentang topik tertentu, tapi enggan menyampaikannya. Terkadang, orangtua dapat memulai percakapan dengan mengambil adegan di film atau acara TV. Ide yang baik juga untuk melakukan percakapan besar atau serius ketika anak sudah siap untuk berbicara dan mendengarkan. Selama masa pubertas, anak-anak menginginkan lebih banyak privasi dan waktu untuk diri mereka sendiri. Jadi, orangtua harus pintar menemukan momen ketika anak tampaknya terbuka untuk membicarakan hal-hal terkait masa puber. Selain itu, anak mungkin tidak ingin membagikan semuanya lagi kepada orangtua, jadi cobalah untuk tidak memaksakan komunikasi ketika anak tidak ingin berbicara. Anak mungkin juga tertarik untuk berbicara dengan penasihat sekolah atau dokter umum. Orangtua juga bisa menyarankan agar anak menghubungi dokter atau psikolog dengan cara chat lewat aplikasi Halodoc. Dokter akan selalu siaga memberikan saran untuk anak yang tengah melewati masa puber. Baca juga: Mitos atau Fakta, 3 Bahan Kimia Ini Bisa Percepat Pubertas Gaya Hidup Sehat untuk Bantu Anak Hadapi Masa PuberGaya hidup sehat dibutuhkan untuk membantu memaksimalkan masa puber yang dialami anak. Melansir Raising Children Network Australia, ini gaya hidup yang bisa membantu:
Jika anak makan dengan baik, mendapatkan aktivitas fisik yang cukup dan tidur, serta menjaga kebersihan pribadinya. Dengan begini ia lebih cenderung merasa baik-baik saja tentang tubuhnya yang tengah berubah. Itulah yang bisa dilakukan orangtua tentang cara menghadapi anak yang masuk masa puber. Jadi, tidak perlu bingung lagi, ya! Referensi:Raising Children Network (Australia). Diakses pada 2020. Puberty: Helping Your Child Handle the Changes.Better Health Channel. Diakses pada 2020. Parenting Children Through Puberty.Kids Health. Diakses pada 2021. Talking to Your Child About Puberty |