Apa penyebab masuknya agama Hindu budha di Indonesia?

Apa penyebab masuknya agama Hindu budha di Indonesia?

Penyebab masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia?

  1. Karena hubungan dagang India-Indonesia
  2. Karena Indonesia pernah dijajah Belanda
  3. karena Berasal dari nenek moyang
  4. karena takdir
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: A. Karena hubungan dagang India-Indonesia

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, penyebab masuknya agama hindu-budha di indonesia karena hubungan dagang india-indonesia.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Pencetus Teori waisya? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

JAKARTA - Proses masuknya pengaruh agama Hindu-Budha ke Indonesia bakal dibahas oleh Okezone. Dalam buku Sejarah Indonesia untuk siswa SMA ini menunjukkan proses masuknya pengaruh agama Hindu dan agama Budha ke wilayah nusantara, memang memerlukan analisis yang cukup dalam.

Hal tersebut dikarenakan belum terdapat kesepakatan yang bulat diantara para ahli mengenai siapa yang membawa kebudayaan tersebut ke Nusantara. Secara garis besar, peneliti membagi proses masuknya budaya Hindu-Budha berdasarkan beberapa teori.

BACA JUGA: Sikap Masyarakat Nusantara Terhadap Masuknya Budaya Hindu-Budha, Ada yang Bersifat Pasif

Masuknya agama Hindu-Budha dibawa oleh kolonisasi pada orang-orang India. Teori yang termasuk dalam kelompok pendapat pertama antara lain teori Brahmana, teori Ksatria, Waisya, dan Sudra. Sedangkan teori kedua yang muncul adalah teori arus Balik.

Adapun, proses masuknya pengaruh agama Hindu-Budha ke Indonesia menurut teori Brahmana yakni suatu kolonisasi dengan melibatkan penaklukan oleh golongan ksatria. Selain itu, suatu kolonisasi selalu disertai oleh pemindahan segala unsur masyarakat dari tanah asal. Misalnya, sistem kasta, kerajinan, bentuk rumah, tata kota, bahasa, pergaulan.

BACA JUGA: Contoh Akulturasi Kebudayaan pada Masa Kerajaan-Kerajaan Hindu- Budha di Nusantara

Mereka yang menetap di perkampungan khusus itu kedudukannya tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu. Hubungan mereka dengan penguasa hanyalah dalam bidang perdagangan, sehingga tidak dapat diharapkan adanya pengaruh budaya yang membawa perubahan-perubahan dalam bidang tata negara dan agama.

Hal ini menjadi lebih jelas, karena sebagian besar pedagang itu adalah pedagang keliling yang berasal dari kalangan masyarakat biasa. Mengingat unsur-unsur budaya India yang terdapat dalam budaya Indonesia, van Leur cenderung untuk memberikan peranan penyebaran budaya India pada golongan brahmana.

Para brahmana datang atas undangan para penguasa Indonesia, sehingga budaya yang mereka perkenalkan adalah budaya golongan brahmana.

Para brahmana ini kemudian melakukan upacara vratyastoma, yakni upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala suku agar menjadi golongan ksatria. Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan Paul Wheatly bahwa para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India guna mengangkat status sosial mereka.

Sayangnya dari teori brahmana Van Leur itu masih belum jelas pada yang mendorong terjadinya proses tersebut. Ia berpendapat bahwa dorongan itu adalah akibat kontak dengan India melalui perdagangan. Bukan hanya melalui orang-orang India yang datang, tetapi mungkin juga karena orang-orang Indonesia melihat sendiri kondisi di India.

  • #Masuknya Budaya Hindu-Budha
  • #Budaya Hindu-Budha

tirto.id - Sejarah masuknya Hindu Budha ke Indonesia dapat dipelajari melalui beberapa teori, mulai dari teori Brahmana, teori Ksatria, hingga teori aktif yaitu yang dinamakan teori arus balik. Dari beberapa teori ini, masuknya agama hindu di indonesia paling efektif terutama melalui jalur apa? Berikut penjelasan selengkapnya.

Makna bhinneka tunggal ika diwujudkan melalui keragaman yang ada di Indonesia, sekaligus tetap bersatu dalam wujud toleransi. Keragaman itu hadir, salah satunya, dari beragam agama yang dianut warga negara Indonesia, di antaranya adalah agama Hindu dan Buddha.

Agama Hindu dan Buddha yang berasal dari India sudah masuk ke Nusantara ratusan tahun lampau. Pengaruh dua agama ini cukup kuat di bumi Nusantara. Hal ini bisa dilihat dari peninggalan-peninggalan candi, bangunan, serta sejarah banyak kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang sempat eksis di berbagai wilayah di Nusantara.

Dalam Sejarah Indonesia Masa Hindu Buddha (2012), sejarawan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sudrajat menuliskan sejumlah teori bagaimana agama Hindu-Buddha dapat sampai ke Indonesia. Secara umum, terdapat dua cara agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, yaitu melalui cara aktif dan cara pasif.

Masuknya Hindu Budha ke Indonesia dengan cara aktif dan pasif

Apa penyebab masuknya agama Hindu budha di Indonesia?

Cara aktif adalah orang Indonesia kuno berangkat ke India melalui jalur maritim dan belajar agama Hindu-Buddha di sana, kemudian menyebarkannya secara aktif di Nusantara.

Melalui cara aktif ini, muncul teori Arus Balik, yang artinya sejumlah orang Nusantara diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar dua agama ini, kemudian menyebarkannya setelah pulang ke tanah air.

Sementara itu, cara pasif adalah melalui pemuka agama Hindu-Buddha yang datang ke Nusantara dan menyebarkan dua agama ini. Melalui cara pasif, terdapat tiga teori yang mendukung argumen ini sebagai berikut:

Teori Brahmana

Penyebaran dan pengaruh agama Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana atau kaum agamawan dari India.

Teori Ksatria

penyebaran ajaran Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa orang-orang India yang berkasta ksatria, bangsawan, atau prajurit.

Teori Waisya

penyebar agama Hindu-Buddha ke Indonesia adalah orang-orang India yang berkasta Waisya (seperti pengrajin, petani, hingga pedagang). Para penyebar ajaran Hindu-Buddha itu merupakan kaum saudagar dari India yang berdagang hingga ke Nusantara.

Baca juga:

  • Penjelasan 4 Teori Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
  • Candi Mendut: Sejarah & Arsitektur Peninggalan Bercorak Buddha
  • Sejarah Candi Plaosan: Wajah Toleransi Beragama Hindu-Buddha

Mengenai pendapat bahwa orang-orang Nusantara menerima penyebaran agama Hindu-Buddha ini secara pasif, terdapat beberapa kelemahannya.

Desi Fajarwati Lesmana dalam Keesaan Tuhan dalam Perspektif Pancasila dan Agama-agama di Indonesia (2018) menuliskan bahwa kaum Ksatria dan Waisya tidak memiliki kemampuan menguasai Kitab Suci Weda.

Sementara itu, kaum Brahmana tidak berkewajiban menyebarkan agama Hindu walaupun mereka dapat membaca kitab suci Weda. Selain itu, Kaum Brahmana juga memiliki pantangan menyeberangi laut.

Oleh sebab itulah, Sudrajat menuliskan bahwa yang paling mungkin adalah bahwa orang-orang Nusantara datang untuk belajar ke India, mempelajari agama Hindu. Kemudian, sekembalinya dari India, mereka menyebarkan agama tersebut ke Nusantara.

"Penyebaran ini menjadi lebih efektif, karena orang-orang Indonesia jauh lebih memahami mengenai kondisi sosial, adat dan budaya negerinya sendiri," tulis Sudrajat dalam Sejarah Indonesia Masa Hindu Buddha (2012).

Baca juga: Cerita Cinta Ken Arok & Ken Dedes Awali Sejarah Kerajaan Singasari

Agama Budha sendiri muncul sekitar tahun 500 SM. Pada masa tersebut di India berkembang kerajaan-kerajaan Hindu yang sangat besar, salah satunya dinasti Maurya. Dinasti ini mempunyai raja yang sangat terkenal yakni Raja Ashoka Kemunculan agama Budhha tidak dapat dilepaskan dari tokoh Sidharta Gautama. Sidharta adalah putra raja Suddhodana dari Kerajaan Kapilawastu.

Ajaran Budhha memang diajarkan oleh Sidhrata Gautama, sehingga beliau lebih dikenal dengan Budhha Gautama. Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka.

Sementara itu, untuk agama Hindu bersifat politeisme, yaitu percaya kepada beberapa dewa. Tiga dewa utama yang dipuja oleh masyarakat Hindu adalah Dewa Brahmana (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung), dan Dewa Syiwa (dewa pembinasa). Ketiga dewa itu dikenal dengan sebutan Trimurti. Kitab suci agama Hindu adalah Weda.

Masyarakat Hindu terbagi dalam empat golongan yang disebut kasta. Kasta-kasta tersebut adalah kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan kasta Sudra. Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi.

Selain itu masih ada golongan masyarakat yang tidak termasuk dalam kasta, yaitu mereka yang masuk dalam kelompok Paria.

Baca juga:

  • Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, Lokasi, & Nama Raja-Raja di Jawa
  • Sejarah Kutai Martapura dan Prasasti Kerajaan Tertua di Indonesia
  • Sejarah Keruntuhan Kerajaan Majapahit & Prasasti Peninggalannya

Baca juga artikel terkait SEJARAH NUSANTARA atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/isw)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates