Apa yang dilakukan nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam saat pertama kali sampai di madinah

Sejarawan Perancis, Gustave Le Bon (1841-1931) dalam bukunya yang berjudul, La Civilization des Arabes, membuat statemen menarik mengenai Nabi Muhammad SAW.

Jika nilai seorang diukur dari amal mulia yang dilakukannya, maka Muhammad adalah di antara orang paling agung yang pernah dikenal sejarah.” (1989: 135). Paling tidak, 10 tahun selama di Madinah, akan terlihat bagaimana kinerja Rasulullah yang menunjukkan kapasitasnya sebagaimana pujian orientalis kenamaan tersebut.

Tulisan ini tentu saja tidak akan membahas detail-detail peristiwanya selama di Madinah, namun yang diangkat adalah beberapa poin penting yang dirasa mewakili kinerja beliau ketika di Madinah.

Pertama, saat pertama kali datang di Madinah ada enam hal besar yang dilakukan Nabi: membangun masjid, mempersaudarakan kaum muhajirin dan Anshar, membuat piagam madinah, penguatan militer, terus melakukan pembinaan pendidikan dan keilmuan, serta membangun pasar mandiri (Shallâbi, 2008: 299-388).

Bila diperhatikan secara saksama, keenam hal besar itu adalah kinerja besar yang menjadi asas berdirinya daulah di Madinah. Masjid menjadi pusat oprasional serta pemersaudaraan Muhajirin dan Anshar sebagai langkah strategis untuk menjaga persatuan dan kesatuan internal umat.

Kemudian, Piagam Madinah sebagai nota kesepakatan untuk menjaga kedamaian antar kelompok di luar Islam dan penguatan militer melalui pengiriman ekspedisi sariyyah sebagai penguat stabilitas keamanan.

Kemudian pembinaan dari segi pendidikan dan keilmuan sebagai peningkatan mutu SDM serta pembangunan pasar sebagai faktor fundamental untuk memperkuat ekonomi.

Kedua, ekspedisi militer. Selama sepuluh tahun di Madinah, ada dua istilah yang digunakan pakar sirah dalam menjelaskan ekspedisi militer yang dicanangkan nabi yaitu: ghazwah (yang dimimpin oleh nabi sendiri) dan sariyyah (yang dipimpin oleh sahabat).

Dalam sirah, ghazwah dilakukan sebanyak 26 kali. Sedangkan sariyah dilakukan sebanyak 38 kali. Jadi, total ekspidisi militer yang dilakukan nabi selama di Madinah sebanyak 64 kali (Musthafa Sibâ`i, 1985: 79).

Ada yang unik dari ekspedisi militer yang diperintahkan nabi selama di Madinah:

1. Untuk membela diri dari serangan musuh. 2. Melindungi keamanan dai dan dakwah. 3. Ini menjadi alternatif terakhir ketika dakwah secara damai tidak diindahkan. 4. Dilakukan dengan syarat-syarat dan adab-adab yang ketat.

5. Semua tidak keluar dari jalur rahmatan lil `âlamîn.

Peristiwa pembebasan Kota Makkah pada tahun 8 hijriah, adalah bukti bahwa ketika ekspedisi militer sudah tidak dibutuhkan lagi, maka asas perdamaian akan diambil kembali.

Ketiga, sebagai kepala keluarga ketika di Madinah, Nabi Muhammad memiliki 9 istri. Dilihat dari usia beliau 53 sampai 63 tahun, dengan berbagai kesibukan lain yang sedang dilakukan, mungkin akan membuat orang terperangah bagaimana kehebatan beliau dalam bidang manajemen. Mengurus istri satu saja terkadang sangat susah apalagi mengurus banyak istri.

Hanya saja, poligami ini kadang-kadang dijadikan celah bagi musuh Islam untuk menciderai citra Nabi Muhammad SAW. Banyak sekali yang berusaha mendiskreditkan Nabi melalui bagian ini.

Untuk menjawab masalah syubhat poligami, Abbas al-Aqqâd memjawabnya dengan sangat baik: Jika nabi nikah karena semata syahwat, maka: dia akan menikahi 9 gadis sekaligus, padahal yang gadis ketika itu hanyalah Aisyah; pasca kematian Khadijah pun beliau tidak akan menikahi Saudah yang merupakan janda tua.

Jika Nabi Muhammad menikah karena kecantikan, maka tidak akan menikahi Zainab binti Jahsyin setelah menjadi menjadi janda Zaid bin Haritsah.

Sedangkan pernikahan beliau yang lain adalah disebabkan maslahat syar`i yang memang harus dilakukan. Di sisi lain, selama masa muda, ia terkenal sebagai pemuda yang pandai menjaga kesucian diri. Di samping itu, selama 25 tahun bersama Khadijah beliau setia dan tak pernah poligami (Abqariyah Muhammad, 109, 110).

Keempat, universalitas dakwah Islam. Bila di Mekah sudah terbukti keuniversalitasan Islam, maka di Madinah semakin diperteguh. Masuk Islamnya Salman Al-Farisi, Abdullah bin Salam dan surat yang dikirimkan beliau pada tahun ketujuh kepada raja-raja dunia pada masanya adalah sebagai bukti bahwa Islam adalah agama universal untuk semua manusia.

Kelima, ketika Nabi Muhammad wafat, Islam sudah sempurnah sebagaimana yang digambarkan Surah Al-Maidah [5] ayat: 3. Di sepanjang sejarah yang dilalui beliau menyimpan banyak benih-benih keteladanan yang bisa dicontoh oleh setiap muslim sampai hari kiamat.

Sepeninggal beliau, melalui para penerusnya, Islam mampu menjadi soko guru peradaban dunia. Ini adalah pembuktian dari hadits nabi, “Sesungguhnya Allah menghimpun bumi untukku. Lalu aku melihat timur dan baratnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku, akan mencapai yang dihimpunkan untukku.” (HR. Muslim). (Aza)

Jakarta -

Rasulullah Muhammad SAW menerima wahyu kerasulan saat berusia 40 tahun. Disebutkan dalam Sirah Nabawiyah karya Muhammad Husain Haikal, wahyu pertama turun di Gua Hira pada malam 17 Ramadhan.

Gua Hira berada di puncak Gunung Hira yang terletak sejauh dua farsakh, -sekitar 6 kilometer- sebelah utara Kota Mekkah. Menjadi kebiasaan orang Arab kala itu, setiap tahun menjauhkan diri dari keramaian. Sebagian dari mereka mendekatkan diri dan berdoa kepada Tuhan di tempat yang sepi.

Sebelum menerima wahyu yang pertama, Nabi Muhammad SAW sudah beberapa kali bulan Ramadhan menyendiri di Gua Hira. Putra Abdullah bin Abdul Muthalib itu merenung dan mencari hakikat kebenaran.

Hingga akhirnya pada 17 Ramadhan saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun turunlah wahyu yang pertama. Ketika sedang tidur di dalam Gua Hira, datang Malaikat Jibril membawa sebuah lembaran.

"Bacalah!" kata Malaikat Jibril.

Nabi Muhammad terkejut dan menjawab, "Saya tak dapat membaca."

Malaikat Jibril kemudian merangkul Muhammad. Namun bagi Muhammad, rangkulan itu terasa seperti cekikan. Sesaat kemudian, Malaikat Jibril melepaskan rangkulan dan berkata kepada Muhammad, "Bacalah."

"Apa yang akan saya baca," kata Muhammad.

"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang Mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya."

Nabi Muhammad pun mengikuti apa yang dibaca oleh Malaikat Jibril. Dan itulah wahyu yang pertama diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril yakni surat Al 'Alaq ayat 1 sampai 5.

Setelah Malaikat Jibril pergi, Nabi Muhammad berlari dari Gua Hira kembali menuju rumahnya. Badannya gemetar, jantungnya berdebar kencang, tubuhnya menggigil.

Kepada Khadijah, sang istri, Muhammad minta diselimuti. "Khadijah, kenapa aku?" tanya Muhammad kepada Khadijah sambil menceritakan peristiwa yang baru saja dia alami.

Selesai bercerita, Muhammad SAW tertidur nyenyak. Khadijah kemudian meninggalkan Muhammad yang tengah tertidur. Dia pergi ke salah seorang sepupunya yang bernama Waraqa untuk menceritakan peristiwa yang baru saja dialami Muhammad.

Dari Waraqah inilah Khadijah mendapat keterangan bahwa Muhammad adalah Nabi. Peristiwa di Gua Hira adalah wahyu dari Allah SWT seperti dialami Nabi Musa dan Nabi Isa.

Khadijah pun pulang ke rumah. Dan didapatinya Muhammad masih tertidur. Saat itulah kemudian turun wahyu yang dibawakan Malaikat Jibril, yakni Surat Al-Muddatstsir ayat 1 sampai 7.

"Hai orang yang berselimut! Bangunlah dan sampaikan peringatan. Dan agungkan Tuhanmu. Pakaianmupun bersihkanlah. Dan hindarkan perbuatan dosa. Jangan kau memberi, karena ingin menerima lebih banyak. Dan demi Tuhanmu, tabahkan hatimu."

Maka sejak itulah Rasulullah Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan mulai menyebarkan Islam di Mekkah. Islam awalnya disebarkan secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga terdekat Nabi Muhammad. Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Billal bin Rabbah adalah orang-orang yang paling awal masuk Islam.

Begitu Islam disebarkan ke masyarakat Mekah secara terang-terangan, munculah perlawanan dari kaum Quraisy. Nabi Muhammad dan para sahabat yang menyebarkan Islam mendapat aneka intimidasi dan penganiayaan.

Melihat begitu kerasnya intimidasi dari kaum Quraisy, Nabi Muhammad kemudian meminta para sahabat yang sudah memeluk Islam hijrah ke Abisinia. Namun tak lama mereka berada di sana. Saat mendengar Umar bin Khattab sudah masuk Islam, sebagian dari mereka kembali ke Mekkah.

Namun penyiksaan dari kaum Quraisy terhadap umat Islam tetap berlangsung. Malah semakin menjadi-jadi yang membuat Nabi Muhammad kian bersedih.

Kesedihan Nabi Muhammad kian bertambah ketika dua orang terdekatnya yakni, sang istri Siti Khadijah dan sang paman Abu Thalib meninggal dunia. Hingga akhirnya turunlah perintah agar Nabi Muhammad dan umat Islam melakukan hijrah ke Yastrib yang kemudian dikenal dengan nama Madinah.

Pada tahun 622 Masehi atau 13 tahun pasca kenabian, Nabi Muhammad dan umat Islam hijrah dari Mekah menuju Madinah. Mereka melakukan perjalanan hijrah secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari kejaran kaum Quraisy. Tercatat hanya Umar bin Khattab yang melakukan hijrah secara terang-terangan.

Dari Kota Madinah inilah, Nabi Muhammad melakukan dakwah. Di sini pula umat Islam menyusun kekuatan untuk menaklukkan Mekah yang dikuasai oleh kaum Quraisy.

(erd/nwy)

Apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw di Madinah ? berikut ini pembahasan, dan penjelasan mengenai program nabi setelah sampai di Madinah.

Pada awalnya kan nabi Muhammad berdakwah di Mekkah secara sembunyi-sembunyi kemudian secara terang-terangan, namun karena ditentang, banyak pengikutnya disiksa hingg nabi mau dibunuh.

Maka Mekah menjadi tidak aman untuk berdakwah, sehingga kemudian Allah memerintahkan untuk hijrah ke Madinah.

Apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw di Madinah ?

Jawab:

Yang dilakukan oleh nabi Muhammad di Madinah adalah

  1. Membangun masjid,
  2. mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Ansar,
  3. membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.

Begitulah jawabannya teman-teman. Pada belajar online kali ini, kata kuncinya yang dilakukan oleh nabi Muhammad.

Berarti program yang dikerjakan nabi di Madinah, ada 3 macam. Pertama, membangun masjid, seluruh umat Islam ikut ambil bagian sehingga berdiri sebuah masjid berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma.

Kedua, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Kaum muhajirin itu orang-orang yang ikut hijrah bersama nabi Ke Madinah. Contohnya Abu Bakar.

Sedangkan kaum Ansar adalah orang-orang Madinah yang menyambut kaum muhajirin. Mereka disaudarakan oleh nabi.

Lalu yang ketiga membuat perjanjian, nabi merumuskan suatu perjanjian dengan orang Madinah baik muslim maupun non muslim, yang hal tersebut disebut Piagam Madinah.

Itulah tiga hal yang dilakukan nabi di Madinah. Hal ini disebutkan di dalam buku paket kelas 7 pada halaman 163:

Apa yang dilakukan nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam saat pertama kali sampai di madinah

Kunci Jawaban

Apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw di Madinah

Berikut ini jawaban 3 hal yang dilakukan nabi di Madinah: 💯👍✅

Apa yang dilakukan nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam saat pertama kali sampai di madinah

Catatan: jawaban di atas dikutip dari kunci jawaban guru. Sebenaranya sih sama dangan yang ada di dalam buku paket pada halaman 163:

Apa yang dilakukan nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam saat pertama kali sampai di madinah

Jawaban diverifikasi BENAR 💯