Ilustrasi (depositphotos) TABLOIDBINTANG.COM - Kami pernah menulis bagaimana sutradara The Tarix Jabrix mendiang Iqbal Rais melawan leukemia. Iqbal menyebut, "Gejala awalnya anemia". "Salah satu gejala leukemia adalah anemia. Volume darah merah berkurang tingkat produktivitasnya. Sementara sel darah putih overacting," jelas Iqbal yang sebelum meninggal bobotnya anjlok 15 kg, dari semula 65 kg. Itu artinya, kita perlu mewaspadai anemia. Kami mengajak Anda untuk berkenalan dengan anemia dan leukemia lebih dekat. "Leukemia (kanker darah) yaitu kondisi sel darah putih yang abnormal. Meningkatnya pembentukan sel darah putih yang immature (belum matang) di sumsum tulang dan jaringan limfoid," dr. Ariefah Jauhara menerangkan. Gejala leukemia yaitu meningkatnya sel darah putih, menurunnya trombosit, dan anemia. Anemia adalah kondisi berkurangnya sel darah merah (Hb). Gejala kasat mata anemia terlihat melalui warna kulit yang pucat, lemas, dan sesak karena berkurangnya Hb (zat angkut oksigen) ke jaringan tubuh. Gejala lainnya, pasien mudah terkena infeksi dan penurunan berat badan. Lebih lanjut, penderita anemia mengalami pembesaran kelenjar getah bening, mual, muntah, dan membesarnya (bengkak) hati dan limfa. Tanpa bermaksud menakut-nakuti, jika menyerang Anda, kewaspadaan dalam bentuk kesadaran memeriksakan darah "Anemia salah satu gejala leukemia. Bukan potensinya. Mohon dibedakan. Leukemia memang kegagalan sumsum tulang membentuk sel darah putih yang normal atau matang. Kalau anemia itu berkurangnya sel darah merah. Salah satunya karena zat pengangkut darah (Hb) atau kekurangan vitamin B12, asam folat, dan lain-lain," paparnya panjang. Ingat, anemia hanyalah salah satu gejala. Bukan faktor tunggal. Mereka yang terkena kanker darah pasti menderita anemia. Tapi tidak setiap penderita anemia berujung pada leukemia. Dokter yang kerap disapa Eva ini mengingatkan anemia gejala dari berbagai penyakit. Bahkan, wanita yang sedang kedatangan tamu bulanan atau hamil pun bisa mengalami anemia. Jika anemia bertandang, Eva menyarankan langkah pertolongan pertama. "Cari tahu penyebab anemia. Misalnya, si penderita sebelumnya mengalami perdarahan. Segera periksa akut tidaknya anemia ke dokter. Kalau Hb di bawah 7 tangani dengan transfusi darah. Kalau masih di atas 7 cukup diberikan vitamin penambah darah atau obat yang menunjang pembentukan darah," iimbuhnya. Beberapa wanita kerap salah kaprah dalam menangani anemia. Di antaranya, tentang makanan pantangan bagi penderita anemia. Eva mengulas, sebenarnya tak ada makanan pantangan. Justru harus banyak makan, terutama mengonsumsi makanan yang kaya zat besi (salah satu pembantu pengangkut darah-red). Zat besi bisa didapat melalui sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan brokoli. "Daging-daging merah, seperti daging sapi, daging kambing, daging kelinci, kacang-kacangan, susu, dan produk susu lainnya. Khusus untuk ibu hamil saya sarankan mengonsumsi asam folat. Salah satunya, bisa Anda dapatkan melalui buah kurma," Eva menukas. Pemeriksaan darah lengkap dan sel darah tepi, salah satu prosedur yang disarankan Eva untuk memantau kesehatan darah Anda. Ya, wanita lebih rentan terhadap anemia daripada pria. “Karena mereka mengalami menstruasi setiap bulan. Saat hamil mereka bisa mengalami anemia fisiologis," imbuh Eva. Sejak akil balig wanita mengalami menstruasi. Banyak zat besi terbuang bersama darah haid. Ketika hamil, risiko anemia berlipat mengingat kebutuhan zat besi melonjak hingga 300 persen. Sayangnya, banyak wanita lalai menambah asupan zat besi. Hati-hati, ya Bu.
Health & Diet Mengenal Anemia, Hemofilia, Leukemia 25 Nov 2014
Anemia Anemia termasuk kelainan darah yang paling sering dialami wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain, perdarahan yang banyak saat mengalami menstruasi (menorrhagia), pola makan yang kurang seimbang sehingga tidak cukup zat besi dan vitamin, hingga penyakit kronis yang memengaruhi produksi darah di sumsum tulang belakang. Wanita hamil dengan anemia memiliki risiko lebih tinggi mengalami berbagai komplikasi selama kehamilan. Dalam kondisi anemia, kadar hemoglobin (Hb), yaitu protein yang mengandung zat besi dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, berada di bawah normal. Pada umumnya, tanda-tanda anemia antara lain tubuh menjadi lemas dan cepat lelah, mudah sesak napas, kepala pusing, dan jantung berdebar-debar karena harus bekerja lebih berat untuk mengimbangi kadar Hb yang rendah. Jika tidak ditangani, kondisi anemia yang sudah berat bisa berakibat gagal jantung.Hemofilia Penyakit kelainan darah genetis yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan penyembuhan luka karena darah yang sulit membeku. Penderita hemofilia juga berisiko mengalami perdarahan dalam, khususnya di persendian seperti lutut, siku, dan pergelangan kaki, yang bisa merusak jaringan dan organ tubuh.Sebagian besar kasus hemofilia merupakan penyakit bawaan, namun 30% kasus terjadi akibat mutasi genetis spontan. Karena belum ada obatnya, penderita hemofilia sampai sekarang baru dapat ditangani dengan suntikan faktor pembekuan darah tertentu yang diberikan secara rutin seumur hidup.Ada beberapa jenis hemofilia, tergantung pada jenis faktor pembeku darah yang tidak cukup dimiliki oleh penderitanya. Hemofilia A, jenis yang paling umum, diakibatkan oleh kurangnya faktor pembeku darah, yaitu faktor VIII. Ada pula hemofilia B, yang diakibatkan oleh kurangnya faktor IX. Gen yang menyebabkan hemofilia A dan B terdapat di kromosom X, dan diwariskan oleh wanita pembawa sifat (carrier) hemofilia kepada anak laki-lakinya.Sementara itu, hemofilia C, yang diakibatkan oleh kurangnya faktor XI, tidak dipengaruhi oleh gen dalam kromosom X. “Hemofilia jenis ini dapat terjadi baik pada pria maupun wanita, namun lebih umum ditemukan pada orang Yahudi keturunan Ashkenazi,” jelas dr. Ronald.Wanita pembawa sifat hemofilia umumnya tidak mengalami tanda-tanda hemofilia, namun mungkin mengalami gejala-gejala perdarahan apabila faktor VIII atau IX dalam tubuh mereka relatif tidak mencukupi. Adapun wanita dengan hemofilia C dapat mengalami menorrhagia dan perdarahan berkepanjangan setelah melahirkan.Leukemia Dikenal pula dengan istilah kanker darah, leukemia berawal dari sel darah putih yang abnormal. Leukemia lebih banyak menyerang pria daripada wanita, dan lebih umum ditemukan pada ras kulit putih. Beberapa faktor risiko leukemia termasuk faktor lingkungan, kontak dengan radiasi atau bahan kimia, infeksi virus, maupun kondisi genetis tertentu.Gejala-gejala leukemia bervariasi, tergantung tipe yang diderita. Beberapa yang umum termasuk demam, tubuh terus-menerus mudah lelah, mengalami infeksi yang sering atau parah, kelenjar getah bening membengkak, mudah mengalami memar atau perdarahan (termasuk mimisan), mengeluarkan keringat berlebihan, dan rasa nyeri di tulang. Leukemia dapat terdeteksi lewat pemeriksaan fisik, misalnya dilihat dari rona kulit yang pucat layaknya penderita anemia atau pembengkakan kelenjar getah bening, hati, dan limpa, tes darah, dan tes sumsum tulang belakang. Ada berbagai jenis leukemia, sehingga pengobatan penyakit ini bisa menjadi cukup kompleks. Berdasarkan kecepatan berkembangnya, leukemia terbagi atas leukemia akut, yang lebih cepat memburuk dan membutuhkan penanganan segera, dan leukemia kronis yang berkembang lebih lambat dan bisa tak segera terdiagnosis karena hampir tak ada gejala awal.Adapun, berdasarkan jenis sel darah putih yang terkena kanker, ada dua jenis leukemia, yaitu leukemia limfositik dan mielositik. Leukemia limfositik menyerang jaringan getah bening yang membentuk sistem kekebalan tubuh, sedangkan leukemia mielositik memengaruhi sel-sel mieloid di sumsum tulang belakang, yang berperan memproduksi sel-sel darah.(Puji Maharani)
MORE ARTICLE
Jakarta (ANTARA News) - Leukemia atau kanker darah seperti yang diderita anak penyanyi Denada dan Jerry Aurum sebenarnya memiliki sejumlah gejala yang bisa dikenali. Berikut 11 tandanya seperti dilansir Medical News Today: 1. Anemia Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah--yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Seseorang yag kekurangan sel darah merah biasanya mengalami sejumlah gejala seperti kelelahan, lemah, pusing, sesak napas, sakit kepala, kulit pucat dan merasa dingin yang luar biasa. 2. Mengalami infeksi Anak-anak dengan leukemia memiliki jumlah sel darah putih yang tinggi, tetapi sebagian besar sel-sel ini tidak berfungsi dengan benar karena sel-sel abnormal menggantikan sel-sel darah putih yang sehat. Sel darah putih membantu melindungi tubuh dan melawan infeksi.Infeksi berulang dan persisten dapat menunjukkan bahwa seorang anak tidak memiliki sel darah putih yang sehat. 3. Memar dan berdarah Jika seorang anak mudah memar, mengalami mimisan parah, atau berdarah dari gusi, ini bisa mengarah ke leukemia. Anak yang menderita kanker jenis ini kekurangan trombosit yang fungsinya membantu mencegah perdarahan. 4. Nyeri tulang atau sendi Jika seorang anak tampak kesakitan dan mengeluh bahwa tulang atau sendi mereka sakit atau sakit, ini dapat mengindikasikan dia mengalami leukemia. Ketika leukemia berkembang, sel-sel abnormal dapat mengumpulkan di dalam sendi atau dekat dengan permukaan tulang. 5. Pembengkakan Pada anak dengan leukemia, pembengkakan dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, antara lain pada perut, ketika sel-sel abnormal berkumpul di hati dan limpa. Lalu, wajah dan lengan, ketika tekanan pada vena yang disebut vena cava superior menyebabkan darah menggenang di area tersebut. Selain itu di kelenjar getah bening, ketika seseorang melihat benjolan kecil terbentuk di sisi leher, di ketiak, atau pada tulang selangka. Penting untuk dicatat bahwa saat kelenjar getah bening seseorang membengkak dan tidak ada gejala, dia lebih mungkin mengalami infeksi daripada leukemia. Pembengkakan akan menjadi lebih buruk saat anak bangun, dan akan membaik di siang hari. 6. Kurang nafsu makan, sakit perut, dan penurunan berat badan Jika sel-sel leukemia telah menyebabkan pembengkakan di hati, ginjal, atau limpa, organ-organ ini dapat menekan perut. Hasilnya mungkin perasaan kenyang atau tidak nyaman, kurang nafsu makan, dan penurunan berat badan. 7. Batuk atau kesulitan bernapas Leukemia dapat mempengaruhi bagian tubuh di sekitar dada, seperti beberapa kelenjar getah bening atau thymus, kelenjar yang terletak di antara paru-paru. Jika bagian-bagian tubuh ini membengkak, maka akan menekan trakea dan membuat penderita sulit bernafas. Kesulitan bernapas juga dapat terjadi jika sel-sel leukemia menumpuk di pembuluh darah kecil paru-paru. Jika seorang anak mengalami kesulitan bernapas, segera carilah pertolongan medis. 8. Sakit kepala, muntah, dan kejang Jika leukemia mempengaruhi otak atau sumsum tulang belakang, seorang anak mungkin mengalami beberapa gejala yakni sakit kepala, kejang, muntah, sulit berkonsentrasi, masalah dengan keseimbangan dan penglihatan kabur. 9. Ruam kulit Sel leukemia yang menyebar ke kulit dapat menyebabkan munculnya bintik-bintik kecil, gelap seperti ruam. Kumpulan sel ini disebut kloroma atau sarkoma granulositik, dan sangat jarang terjadi. Memar dan pendarahan yang menjadi ciri leukemia juga dapat menyebabkan bintik-bintik kecil yang disebut petechiae muncul. Ini mungkin juga terlihat seperti ruam. 10. Kelelahan ekstrem Dalam kasus yang jarang terjadi, leukemia menyebabkan tubuh lemah yang sangat parah dan kelelahan yang bahkan dapat menyebabkan penderita cadel. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel leukemia berkumpul di dalam darah, menyebabkan darah menebal. Darah mungkin begitu tebal sehingga sirkulasi melambat melalui pembuluh kecil di otak. 11. Merasa tidak enak badan Seorang anak mungkin tidak dapat menggambarkan gejala mereka secara detail, tetapi mereka mungkin tampak sakit secara umum. Ketika penyebab penyakit seorang anak tidak jelas, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Baca juga: Kanker pada anak lebih sulit dicegah Baca juga: Kanker darah paling banyak menyerang anak-anak Baca juga: Penanganan leukimia anak terkendala keterbatasan obat COPYRIGHT © ANTARA 2018 |