Apa yang dimaksud dengan ayat makkiyah dan madaniyah

Macam-Macam Qiro'at Al-Quran dari Segi Kuantitas"> Perbesar

Macam-Macam Qiro'at Al-Quran dari Segi Kuantitas

Iqipedia.com – Makkiyah dan madaniyah adalah teori ulumul Quran yang menjelaskan tentang ayat-ayat yang turun di makkah dan madinah. Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya dinamakan dengan ayat-ayat Makkiyah. Sedangkan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya dinamakan dengan ayat-ayat Madaniyah.

Pengklasfikasian ayat-ayat Al-Qur’an ini tidak dilakukan oleh Rasulullah saw, akan tetapi pengklasfikasian ini merupakan hasil ijtihad para ulama. Ayat-ayat Makkiyah merupakan ayat-ayat yang turun kepada Rasulullah saw sebelum beliah hijrah ke Madinah.

Sedangkan ayat-ayat Madaniyah turun setelah Beliau hijrah ke Madinah. Pengklasifikasian ini penting sekali untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an secara lebih mendalam dalam kontek apa dan dalam situasi bagaimana ayat tersebut diturunkan.

Pengertian Makkiyah dan Madaniyah

Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah saw. hijrah ke Madinah kendatipun bukan turun di Mekkah, Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah saw. hijrah ke Madinah kendatipun bukan turun di Madinah. Ayat-ayat yang turun setelah hijrah disebutmadaniyah walaupun turun di Mekkah atau Arafah seperti surat An-Nisa’ ayat 58 termasuk kategori Madaniyah meskipun turun di Mekkah yaitu pada saat peristiwa fathul Mekkah.

Dari definisi di atas, para ulama menyimpulkan menjadi tiga segi yakni segi khitobi, makani dan zamani.

Dalam ayat-ayat Makkiyah, yang menjadi khitob adalah orang-orang Mekkah yang pada umumnya adalah orang-orang musyrikin. Jadi ayat-ayat terebut membicarakan tentang kemusyrikan dan kepada mereka disuruh untuk bertauhid. Pada umumnya orang-orang Mekkah dan memiliki sifat-sifat sombong, keras kepala dan susah menerima ajaran agama.

Sedangkan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah khitobnya adalah orang-orang yang sudah beriman, juga orang-orang yang munafik dan ahli kitab yaitu orang-orang Yahudi. Dengan demikian, orang-orang Madinah lebih majemuk bila dibandingkan dengan orang-orang Mekkah.

Di masyarakat Madinah ada kepercayaan dari orang-orang Yahudi bahwa akan datang seorang utusan atau Rasul diakhir zaman. Kepecayaan ini disebarluaskan di kalangan orang-orang Madinah, sehingga dengan demikian orang-orang Madinah lebih mudah masuk Islam dan menerima ajaran-ajaran Islam ketimbang orang-orang Mekkah

Abu Qosim Al- Hasan bin Habib An-Naisaburi mengatakan bahwa di antara ilmu-ilmu Al-Al- Qur’an yang paling mulia adalah ilmu tentang nuzulAl-Qur’an dan daerahnya, urutan turunnya di Mekkah dan Madinah, tentang yang diturunkan di Mekah tetapi hukumnya di Madinah atau sebaiknya, yang diturunkan di Mekkah mengenai penduduk Medinah dan sebaliknya yang serupa dengan yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk Madani dan sebaliknya, dan tentang yang diturunkan di Juhfah, di Baitul Maqdis, di Thaif dan di Hudaifah.

Halaman: 1 2 3 4 5

Artikel ini telah dibaca 2,277 kali

Apa yang dimaksud dengan ayat makkiyah dan madaniyah
Apa yang dimaksud dengan ayat makkiyah dan madaniyah

Penulis

  • Apa yang dimaksud dengan ayat makkiyah dan madaniyah
    Nasikh Mansukh, Pengertian, Macam-Macam dan contohnya

    3 April 2022

  • Apa yang dimaksud dengan ayat makkiyah dan madaniyah
    Muhkam dan Mutasyabih, Pengertian, Ciri-Ciri, Macam-Macamnya

    20 Februari 2022

  • Apa yang dimaksud dengan ayat makkiyah dan madaniyah
    ‘Am dan Khas : Pengertian ‘Am, Lafadh ‘Am, Macam-Macam Khas

    20 Februari 2022

  • Apa yang dimaksud dengan ayat makkiyah dan madaniyah
    Corak Tafsir, Pengertian dan Macam-Macamnya: Tafsir Lughawi, ilmi, fiqhi, tasawuf, falsafi, adabi ijtima‘i

    22 Mei 2022

  • Apa yang dimaksud dengan ayat makkiyah dan madaniyah
    Takhsis, Pengertian, Macam-Macam, dan Contohnya

    23 Maret 2022

Ketika seseorang bertanya bagaimanakah sumbangsih para sahabat terhadap Al-Qur’an. Tentu dengan mudah kita menjawab dengan bukti adanya pembukuan Al-Qur’an di masa pemerintahan Utsman bin Affan. Selain itu, adanya data terperinci mengenai sebab turunnya Al-Qur’an hingga pengelompokan Makkiyah dan Madaniyah adalah bukti perhatian para sahabat kepada Al-Qur’an.

Mengenai metode pengelompokan Makkiyah dan Madaniyah dari setiap Surat Al-Qur’an tentu kita harus merujuk kepada penuturan para sahabat. Hal ini dikarenakan para sahabat adalah saksi hidup dari turunnya setiap ayat dalam Al-Qur’an sebagaimana ungkapan sahabat Ibnu Mas’ud

عن عبد الله بن مسعود قال والله الذي لا إله غيره ما أنزلت سورة من كتاب الله إلا أنا أعلم أين أنزلت ولا أنزلت آية من كتاب الله إلا أنا أعلم فيما أنزلت ولو أعلم أحدا أعلم مني بكتاب الله تبلغه الإبل لركبت إليه

Diceritakan dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata “Demi Allah, Dzat yang tidak ada tuhan selain Dia, tidak ada satupun surat dari kitabullah (Al-Qur’an) kecuali aku mengetahui di mana (surat tersebut) diturunkan, dan tidak diturunkan satu ayat dari kitabullah kecuali aku mengetahui dalam masalah apa sebab diturunkan. Seandainya ada seseorang yang lebih mengetahui Al-Qur’an lebih dariku dan ia dapat didatangi dengan mengendarai unta niscaya aku akan mendatanginya” (HR al-Bukhari).

Dalam pengelompokan surat Makkiyah dan Madaniyah, para ulama melihat dari segi hukum mayoritas ayat yang terkandung di dalamnya. Maka, yang dinamakan surat Makkiyah adalah surat yang kebanyakan atau seluruh ayatnya dihukumi Makkiyah. Begitu juga sebaliknya, yang dinamakan surat Madaniyah adalah surat yang kebanyakan atau seluruh ayatnya dihukumi Madaniyah.

Hal ini dikarenakan ada sebagian surat yang dihukumi Makkiyah meskipun sebagian ayat di dalamnya dihukumi ayat Madaniyah. Begitu juga sebaliknya, ada sebagian surat yang dihukumi Madaniyah meskipun sebagian ayat di dalamnya dihukumi ayat Makkiyah.

Lantas dalam hal ini, para ulama menetapkan ada tiga metode untuk menentukan ayat Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Qur’an berdasarkan riwayat para sahabat, yaitu:

Pertama, memakai acuan waktu sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah. Sebagian ulama mengartikan Makkiyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum Nabi hijrah dan menetap di kota Madinah. Sedangkan Madaniyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkan setelah Nabi hijrah dan menetap di kota Madinah. Pendapat ini diusung oleh Yahya bin Salam at-Tamimi (w. 200 H), seorang ulama pakar Al-Qur’an dari kota Bashrah yang berguru kepada lebih dari 20 ulama tabi’in.

أخرج عثمان بن سعيد الرازي بسنده إلى يحيى بن سلام، قال ما نزل بمكة وما نزل في طرق المدينة قبل أن يبلغ النبي المدني فهو من المكي

“Diceritakan oleh Utsman bin Sa’id ar-Razi bahwa Yahya bin Salam mengatakan ”Setiap ayat yang turun di kota Makkah ataupun yang turun di jalan-jalan di sekitar kota Madinah sebelum hijrahnya Nabi ke kota Madinah, maka ia termasuk dari Makkiyah”. (Syekh Abdul Wahab Ghazlan, Fahm Judzr al-Bayan, Kairo: Maktabah al-Aiman, 2018,  hal.192).

Dari pendapat ini, syekh Abdul Wahhab Ghazlan mengelompokkan ayat yang turun selama Nabi dalam perjalanan hijrah menuju kota Madinah sebagai ayat Makkiyah. Karena ketika itu Nabi belum sampai dan menetap di kota Madinah. Begitu juga, beliau mengelompokkan ayat yang turun ketika pembebasan kota Makkah dan haji wada’ sebagai ayat Madaniyah meskipun diturunkan di daerah kota Makkah. Karena ketika itu Nabi telah hijrah dan menetap di kota Madinah.

Kedua, memakai acuan tempat sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah. Sebagian ulama mengartikan Makkiyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkankan di kota Makkah dan daerah di sekitarnya seperti dataran ‘Arafah, dataran Mina dan desa Hudaibiyah. Sedangkan Madaniyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkan di kota Madinah dan daerah sekitarnya seperti daerah Badar, gunung Uhud, dan gunung Sil’ah (Jalaluddin as-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an, Kairo: Haiah al-Mishriyyah al-Ammah, 1974, hal. 37).

Dari pendapat ini, sebagian ulama mengelompokkan ayat yang turun di daerah Mina sebagai ayat Makkiyah. Hal ini melihat dari letak geografis tanah Mina yang lebih dekat dengan kota Makkah. Begitu juga ayat yang turun di sekitar gunung Uhud sebagai ayat Madaniyah. Hal ini melihat letak geografis gunung Uhud yang lebih dekat dengan kota Madinah.

Ketiga, memakai acuan kata tunjuk dalam ayat sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah. Sebagian ulama mengartikan Makkiyah adalah surat Al-Qur’an yang di dalamnya ada ayat yang diawali dengan kalimat “Wahai manusia..”. Sedangkan Madaniyah adalah surat Al-Qur’an yang di dalamnya ada ayat yang diawali dengan kalimat “Wahai orang-orang beriman..”. Pendapat ini bersumber dari penuturan sahabat Abdullah bin Mas’ud

عن ابن مسعود قال كل شيء نزل فيه يا أيها الناس فهو بمكة، وكل شيء نزل فيه يا أيها الذين آمنوا فهو بالمدينة

Diriwayatan dari Ibnu Mas’ud, beliau berkata “Setiap surat Al-Qur’an yang diturunkan dan di dalamnya terdapat perintah “Wahai manusia..” maka termasuk Makkiyah. Sedangkan setiap surat Al-Qur’an yang diturunkan dan di dalamnya terdapat perintah “Wahai orang-orang beriman..” maka termasuk Madaniyah. (HR.AlHakim)

Pendapat ini menegaskan bahwa mayoritas penduduk kota Makkah sebelum Nabi hijrah adalah orang-orang musyrik. Oleh karena itu Al-Qur’an memperingatkan mereka dengan kalimat “Wahai manusia…” Sedangkan mayoritas penduduk kota Madinah setelah Nabi hijrah adalah orang-orang beriman oleh karena itu Al-Qur’an memperingatkan mereka dengan kalimat “Wahai orang-orang beriman...”

Mayoritas ulama Al-Qur’an termasuk Imam Suyuthi, Imam Zarkasyi, dan selainnya memilih pendapat pertama sebagai definisi Makkiyah dan Madaniyah yang paling tepat. Hal ini dikarenakan pendapat pertama dapat membatasi Makkiyah dan Madaniyah secara menyeluruh.

Sedangkan pendapat kedua dinyatakan lemah karena tidak dapat mengakomodasi ayat yang diturunkan jauh dari kota Makkah dan Madinah. Misal contoh QS Al-Isra’ ayat pertama yang diturunkan di Baitul Maqdis ketika Nabi melaksanakan Isra’ dan Mi’raj. Sebagaimana dalam hadits disebutkan

عن أبي أمامة، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أنزل القرآن في ثلاثة أمكنة: بمكة، والمدينة، والشام

“Diceritakan dari Abu Umamah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Al-Qur’an diturunkan di tiga tempat, yaitu, Makkah, Madinah, dan Syam (Baitul Maqdis)’,” (HR at-Thabrani).

Begitu juga pendapat ketiga dinyatakan lemah karena tidak dapat mengakomodasi surat Al-Qur’an yang di dalamnya tidak terdapat kalimat “Wahai manusia..” maupun kalimat “Wahai orang-orang beriman”. Misal contoh surat Asy-Syams dan sebagian besar surat-surat pendek dalam juz 30.

Muhammad Tholhah al Fayyadl, Mahasiswa jurusan Ushuluddin Universitas al-Azhar Mesir, alumnus Pondok Pesantren Lirboyo


Apa yang dimaksud dengan ayat

Jawab : surah Madaniyah adalah ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah saw di kota Madinah setelah peristiwa hijrah.

Apa yang dimaksud dengan surat Makiyyah?

Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surah-surah Makiyyah turun selama 12 tahun, 5 bulan, 13 hari, dimulai pada 17 Ramadhan (Februari 610 M), saat Nabi berusia 40 tahun.

Apa yang dimaksud dengan ayat

Makkiyah adalah ayat yang turun di Kota Makkah, walaupun sudah hijrah dan Madaniyyah adalah ayat yang turun di Madinah ; Makkiyah adalah yang khitabnya kepada ahli Makkah dan Madaniyah adalah yang khitabnya kepada ahli Madinah.

Mengapa ayat

Dalam hal ini, para pakar membuat klasifikasi surah-surah di dalam Alquran menjadi dua, yakni Makkiyah dan Madaniyah. Keduanya merujuk ada dua kota utama tempat dakwah Rasulullah SAW, yaitu Makkah dan Madinah. Secara umum, masing-masing berarti surah yang diturunkan ketika Nabi SAW sedang di Makkah dan Madinah.