Apa yang dimaksud dengan fardhu kifayah

Fardhu Ain. Foto: Unsplash

Islam adalah ajaran yang sangat kompleks serta lengkap dan mencakup segala hal yang dibutuhkan untuk membimbing manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Sebagai pedoman hidup, Islam memiliki hukum-hukum yang bertujuan untuk mengatur hidup manusia agar tidak tersesat.

Hukum tersebut didasari oleh firman Allah SWT yang terangkum di dalam Alquran dan sabda Rasulullah dalam hadist. Hukum Islam terbagi menjadi dua macam, yaitu wajib (fardhu) dan sunah.

Mengutip buku Agar Layar Tetap Terkembang oleh Didin Hafidhuddin dan Budi Handrianto, hukum fardhu terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu fardhu ain dan fardhu khifayah. Dalam penjelasan di bawah ini akan dipaparkan lebih lengkap soal apa itu fardhu ain.

Pengertian dan Contoh Fardhu Ain

Fardhu Ain. Foto: Unsplash

Masih mengutip buku Agar Layar Tetap Terkembang oleh Didin Hafidhuddin dan Budi Handrianto, fardhu ain adalah status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam yang wajib dilakukan oleh seluruh individu yang telah memenuhi syaratnya. Jika meninggalkan hal yang hukumnya fardu ain, maka akan mendapatkan dosa.

Menurut Al Ghazali dalam buku Pemikiran-pemikiran Emas para Tokoh Pendidikan Islam oleh Yanuar Arifin, contoh ilmu yang fardhu ain adalah ilmu agama, yaitu sholat, zakat, puasa, berbakti kepada kedua orang tua, dan lain-lain.

Dijelaskan pula dalam sebuah hadist yang membahas tentang kewajiban sholat dan zakat, Rasulullah bersabda:

"Bertakwalah kepada Tuhanmu (Allah), tegakkan shalat lima waktumu, berpuasalah di bulanmu (ramadan), tunaikanlah zakat harta-hartamu, dan taatilah para pemimpinmu, niscaya kalian semua akan masuk ke dalam surga Tuhanmu." (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)

Perbedaan Fardhu Ain dan Fardhu Kifayah

Fardhu Ain. Foto: Unsplash

Menurut buku Oposisi Islam oleh Dr. Naveen Abdul Khalik Musthafa, perbedaan fardhu kifayah dan fardhu ain adalah terletak pada sifat pengguguran kewajibannya. Apabila sebuah kewajiban telah dilaksanakan satu orang, maka sifat wajibnya telah gugur yang berarti tidak berdosa jika tidak dilaksanakan orang lain.

Pada hukum fardhu ain, sifat wajibnya melekat pada tiap masing-masing orang dan tidak akan gugur apabila salah satu orang telah melaksanakannya. Maka dari itu, seseorang akan tetap berdosa jika tidak menjalankan kewajiban yang hukumnya fardhu ain.

Hukum fardhu kifayah adalah wajib untuk masyarakat secara keseluruhan. Contoh fardhu kifayah adalah mengurusi jenazah yang meliputi memandikan, melaksanakan sholat jenazah, dan menguburkannya.

Yusuf al-Qaradhawi menjelaskan dalam buku Fikih Prioritas, fardu ain harus selalu didahulukan daripada fardu kifayah. Perintah ini didasarkan dari hadist berikut:

عَنْ مُوسَى بْنِ عُلَيٍّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ، يَقُولُ: ثَلَاثُ سَاعَاتٍ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيهِنَّ، أَوْ أَنْ نَقْبُرَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا: حِينَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ، وَحِينَ يَقُومُ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ حَتَّى تَمِيلَ الشَّمْسُ، وَحِينَ تَضَيَّفُ الشَّمْسُ لِلْغُرُوبِ حَتَّى تَغْرُبَ

Artinya: “Dari Musa bin Ulayy dari ayahnya, ia berkata: ‘saya mendengar Uqbah bin ‘Amir al-Juhany berkata: tiga waktu yang dilarang Rasulullah untuk menshalatkan dan mengubur mayat adalah waktu terbit matahari sehingga naik, waktu matahari di tengah-tengah sehingga condong dan waktu hampir terbenamnya matahari sehingga benar-benar terbenam.” (HR. Muslim).

Ilustrasi apa itu fardhu ain dan kifayah. Foto: Pixabay.

Tiap sendi-sendi kehidupan manusia, terdapat aturan dan hukum yang harus ditaati. Begitu pula dengan memeluk agama Islam. Hukum dalam Islam dibagi menjadi dua macam, yaitu hukum fardhu dan sunnah.

Seluruh hukum fardhu maupun sunnah dalam Islam didasarkan dari Alquran dan hadits. Islam membagi lagi hukum fardhu menjadi dua macam, yaitu fardhu ain dan fardhu kifayah.

Berikut penjelasan tentang apa itu fardhu ain dan fardhu kifayah untuk mengetahui perbedaannya.

Pengertian Fardhu Ain Beserta Contoh Amalannya

Ilustrasi amalan fardhu ain. Foto: Freepik.

Dikutip dari buku Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam karya M. Izuddin Taufiq, fardhu ain adalah sebuah amalan wajib bagi Muslim yang telah memenuhi seluruh syaratnya.

Contohnya seperti, sholat lima waktu, puasa Ramadhan, zakat, dan haji. Demikian juga dengan menuntut ilmu, memberi nafkah kepada istri, serta berbakti kepada orang tua.

Syaikh Ali Raghib dalam bukunya Ahkam Ash Sholah memaparkan, Rasulullah bersabda tentang amalan yang memiliki sifat fardhu ain dalam hadits berikut:

"Bertakwalah kepada Tuhanmu (Allah), tegakkan shalat lima waktumu, berpuasalah di bulanmu (ramadan), tunaikanlah zakat harta-hartamu, dan taatilah para pemimpinmu, niscaya kalian semua akan masuk ke dalam surga Tuhanmu." (HR. Tirmidzi (616), dan Abu Dawud (1955)

Pengertian Fardhu Kifayah Beserta Contoh Amalannya

Ilustrasi pengertian fardhu kifayah. Foto: Freepik.

Masih dari sumber yang sama, hukum fardhu kifayah adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh kaum Muslim seluruhnya. Jika kewajiban tersebut sudah ditunaikan oleh sebagian Muslim, gugur kewajiban itu bagi Muslim lainnya.

Anwar Sadat dalam Jurnal Analisa Pemikiran Hukum Fardhu Kifayah menyebutkan, amalan yang memiliki fardhu kifayah adalah mengurusi jenazah mulai dari memandikan, mengafani, sholat jenazah, hingga menguburkannya.

Contoh lain dari amalan fardhu kifayah adalah azan sebagai penanda masuknya waktu salat lima waktu. Ketika sudah masuk waktu salat, maka salah satu muslim harus mengumandangkan azan. Bila tidak ada, dosanya akan ditanggung oleh semua Muslim yang ada di tempat tersebut.

Lantas bagaimana perbedaan hukum fardhu ain dan hukum fardhu kifayah?

Perbedaan hukum Fardhu ain dan Fardhu Kifayah

Perbedaan hukum fardhu ain dan fardhu kifayah. Foto: Freepik.

Oni Syahroni dalam buku Ini Dulu Baru Itu menjelaskan, perbedaan fardhu ain dan fardhu kifayah tertelat pada sifat pengguran kewajiban. Berbeda dengan fardhu kifayah, hukum fardhu ain sifat wajibnya melekat pada masing-masing individu dan tidak gugur apabila hanya salah satu orang yang melaksanakannya. Maka, seseorang akan berdosa jika tidak melaksanakan amalan yang bersifat fardhu ain.

Sehingga dapat disimpulkan, amalan yang bersifat fardhu ain wajib dilakukan oleh setiap Muslim. Sedangkan fardhu kifayah cukup satu atau beberapa orang yang melakukan.

Dikutip dari buku Fikih Prioritas karya Yusuf al-Qaradhawi, Rasulullah menganjurkan untuk mendahulukan amalan fardhu ain sebelum fardhu kifayah. Hal ini diriwayatkan oleh Amir Al Juhany yang menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:

“Tiga waktu yang dilarang Rasulullah untuk mensholatkan dan mengubur jenazah adalah waktu terbit matahari hingga naik, waktu matahari di tengah-tengah hingga condong dan waktu hampir terbenamnya matahari hingga benar-benar terbenam.” (HR. Muslim)