Apa yang harus dilakukan jika bayi sesak nafas?

Apa yang harus dilakukan jika bayi sesak nafas?
Waspada bayi kekurangan oksigen! Tandanya:  pucat, kebiruan-biruan di sekitar mulut, hidung dan kuku. Bayi gelisah dan benapas sangat cepat. Segera bawa ke dokter!

Sesak napas pada bayi bisa disebabkan karena terjadinya sumbatan di saluran napas. Sumbatan bisa disebabkan karena produksi lendir berlebihan atau pembengkakan adenoid (kelenjar di belakang hidung) hingga menghalangi saluran napas.

Gejala: Menarik napas terlihat berat atau napas pendek-pendek. Bisa juga nafasnya berbunyi. Gejala ini biasanya berdurasi 2-3 hari.

Penanganan:

  • Bila sesak napas akibat sumbatan lendir di hidung, keluarkan lendir dengan cara penguapan, menepuk-nepuk punggung bayi dalam posisi bayi telungkup di  paha Anda, atau disedot menggunakan alat khusus. Bila tidak bisa, bawa ke dokter.
  • Segera ke dokter bila sesak napas wajah bayi kebiruan akibat kekurangan oksigen.

Gejala napas saat berbaring. Penyebab lain sesak napas adalah gejala napas saat berbaring atau laringomalasia (tenggorokan malas), yang merupakan gangguan kelainan bawaan pada bayi. Ditandai dengan sesak napas dan suara serak karena saat bernapas, bagian atas tenggorokan yang seharusnya terbuka justru terututup akibat tenggorokan lemah. Kelainan ini akan menganggu tidur bayi. Pada kasus ini, pilihan pengobatan yang tersedia adalah operasi supraglotto plasty, membuka saluran napas bayi hingga bisa bernapas spontan tanpa harus menutup. Operasi ini aman, bakan pernah dilakukan pada bayi 3 bulan. Jika tidak mau dioperasi, 90% penderita akan sembuh seiring pertambahan usia.

“Tak jarang terjadi kematian mendadak atau SIDS pada bayi yang berusia kurang dari satu tahun. Sebenarnya, kondisi ini terjadi karena bayi lemas. Sayangnya, tidak banyak orangtua yang mengetahui bahwa bayi mengalami SIDS saat tidur satu ranjang dengan orangtuanya.”

Halodoc, Jakarta - Ada yang berpendapat bahwa kematian bayi karena tidur di samping orangtuanya belum bisa dibuktikan kebenarannya. Pasalnya, ada perbedaan yang bisa dikatakan signifikan antara aktivitas otak pada bayi yang mengalami SIDS dengan bayi yang meninggal karena lemas. 

Baca juga: Tidak Perlu Bantal, Ini Alasan Newborn tetap Nyaman

Perlu diketahui bahwa di Amerika Serikat, tingkat kematian bayi secara mendadak ternyata banyak terjadi di tempat tidur. Tingkat kematian bayi yang berusia di bawah 1 tahun mengalami peningkatan dari 12,4 menjadi 28,3 kematian untuk setiap 1000 bayi di negara tersebut. Hal ini terjadi karena masih banyak orangtua yang meletakkan berbagai benda, seperti boneka di tempat tidur bayinya. 

Padahal, rekomendasi tempat tidur yang aman adalah tanpa boneka, selimut lembut, bantal guling, dan barang lainnya. Barang-barang tersebut dianggap dapat menyebabkan bayi kehabisan napas.

Baca juga: 4 Faktor yang Meningkatkan Potensi Sindrom Kematian Bayi 

Mungkin selama ini orangtua tidak diingatkan tentang bahaya meletakan boneka di tempat tidur, berbagi tempat tidur, dan meletakkan bayi di permukaan miring seperti di sofa. Sebagian dari kematian bayi yang diakibatkan oleh SIDS kemungkinan disebabkan oleh sesak napas atau overlay. 

Lebih Baik Cegah SIDS

Kematian bayi karena kelalaian orangtua ataupun SIDS merupakan penyesalan yang menyakitkan. Oleh karena itu, orangtua perlu menyadari betapa pentingnya menghindari bayi meninggal karena SIDS. Berikut ini cara pencegahan yang dapat dilakukan:

  1. Letakan bayi pada posisi telentang saat tidur. Posisi ini tidak akan menghalangi jalan napas bayi, sehingga bayi tidak mengalami gangguan pernapasan saat tidur. Pilihlah posisi telentang dibandingkan posisi telungkup kapan saja saat bayi tidur. 
  2. Hindari meletakkan berbagai macam benda di atas tempat tidur bayi. Jauhkan bayi dari bantal, selimut, boneka, mainan, atau hal lainnya saat bayi tidur. Benda-benda ini dapat menghalangi mulut dan hidung bayi sebagai jalan napas, sehingga bayi dapat mengalami sesak napas saat tidur.
  3. Apabila memungkinkan, sebaiknya bayi tidur sendiri di tempat tidurnya yang dekat dengan ibu. Ketika bayi tidur di kasur yang sama dengan orangtuanya, ini dapat membatasi ruang gerak bayi dan mungkin dapat mengganggu pernapasan bayi. 
  4. Beri ASI pada bayi selama yang ibu bisa. Menyusui bayi terbukti dapat menurunkan risiko SIDS pada bayi sebesar 50 persen. Beberapa ahli percaya bahwa ASI dapat melindungi bayi dari infeksi yang dapat meningkatkan risiko SIDS. 
  5. Jaga bayi agar tidak kepanasan. Kepanasan dapat meningkatkan risiko bayi mengalami SIDS. Sebaiknya, selalu jaga suhu kamar bayi, hindari pemakaian pakaian yang terlalu tebal dan selimut, serta pakaikan pakaian tidur yang nyaman saat bayi tidur. 
  6. Jangan berikan madu pada bayi di bawah usia 1 tahun. Madu dapat menyebabkan bayi mengidap botulisme. Botulisme dan bakteri penyebab botulisme dapat dihubungkan dengan kejadian SIDS pada bayi. 

Baca juga: Tips Memilih Tempat Tidur untuk Bayi 

Untuk mengetahui informasi lebih banyak mengenai SIDS ibu juga bisa bertanya langsung dengan dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Cukup download aplikasi Halodoc untuk bisa terhubung langsung dengan dokter setiap saat. 

Apa yang harus dilakukan jika bayi sesak nafas?

Referensi:The Daily Telegraph. Diakses pada 2021. Experts are assuming SIDS when baby death could be suffocation.

Jika bayi sesak nafas apa yang harus dilakukan?

Penanganan Awal Napas Berbunyi dan Sesak Napas pada Si Kecil.
Bimbing Si Kecil untuk bernapas dengan mulutnya. Bila Si Kecil sudah cukup besar, Ibu bisa memintanya untuk bernapas melalui mulut. ... .
Posisikan Si Kecil duduk dengan sedikit membungkuk. ... .
3. Longgarkan pakaian. ... .
4. Oleskan balsam..

Bagaimana ciri ciri bayi sesak nafas?

Beberapa ciri bayi sesak napas yang dapat diamati adalah sebagai berikut:.
Napas tidak teratur. Ciri bayi sesak napas dapat ditandai dengan napas cepat atau pendek dan tidak teratur. ... .
2. Retraksi. ... .
3. Lubang hidung melebar. ... .
Mengi. ... .
Mendengus. ... .
6. Batuk. ... .
7. Kulit membiru..

Apa penyebab bayi seperti sesak nafas?

Napas bayi yang cepat dan sesak, biasanya diakibatkan oleh pneumonia yang diawali dengan adanya cairan dalam saluran udara terkecil atau alveoli. Pneumonia membuat napas si Kecil menjadi tersengal-sengal dan cepat, batuk terus-menerus, dan mengeluarkan suara serak ketika didengarkan dengan stetoskop.

Kapan bayi dikatakan sesak napas?

Bila napas anak cepat disertai dengan tarikan dinding dada ke dalam, dapat pula disertai dengan gejala kepala seperti mengangguk-angguk ketika bernapas dan/atau kebiruan pada bibir, maka pada anak tersebut terdapat kondisi sesak napas.