Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Lihat Foto

Shutterstock/Fredy Albert

Alat musik tradisonal kolintang dari Minahasa, Sulawesi Utara DOK. Shutterstock/Fredy Albert

KOMPAS.com - Kolintang adalah alat musik tradisional yang berasal dari Minahasa, Sumatera Utara. Alat musik ini terbuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul.

Dilansir dari Alat Musik Tradisional Nusantara karya Akhmalul Khuluq, jenis kayu yang biasa digunakan untuk kolintang adalah kayu telur, bandaran, wenang, kakanik, atau kayu ringan dan padat lainnya.

Serat kayu yang digunakan harus tersusun sedemikian rupa membentuk garis sejajar.

Menurut Khuluq, permainan kolintang memiliki hubungan yang erat dengan kepercayaan tradisional masyarakat Minahasa.

Alat musik ini biasa dimainkan saat upacara-upacaa adat serta ritual yang berhubungan degan pemujaan arwah leluhur.

Baca juga: 

Tangga nada kolintang

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Lihat Foto

Shutterstock/onyengradar

Alat musik tradisonal kolintang dari Minahasa, Sulawesi Utara DOK. Shutterstock/onyengradar

Dilansir dari Alat Musik Kolintang Produksi Irama Nusantara di Desa Pesapen Kecamatan Wiyung Surabaya karya Masruroh, tangga nada pada kolintang adalah pentatonis.

Namun seiring perkembangan dan kreasi dari perajin, alat musik ini juga menggunakan tangga nada diatonis.

Kreasi tersebut dilakukan untuk membuat kolintang menjadi lebih universal.

Baca juga: Pantai Sampirang, Pasir Putih Eksotis Nan Elok di Minahasa Utara

"Terjadinya revolusi susunan nada pada ala musik kolintang membuat perkembangan dan perubahan pada fungsi dan peminat alat musik kolintang," tulis Masruroh.

Lagu yang dimainkan menggunakan alat musik ini pun mengalami perubahan.

Jika dulu lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu daerah, maka kini hampir semua jenis lagu dapat dimainkan dengan kolintang.

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Lihat Foto

Shutterstock/Albert AF

Alat musik tradisonal kolintang dari Minahasa, Sulawesi Utara DOK. Shutterstock/Albert AF

Kolintang adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini termasuk ke dalam alat musik pukul bernada.

Menurut Masruroh, kolintang masuk ke dalam keluarga marimbaphone tradisional dari Sulawesi Utara. Alat musik ini telah dimodifikasi dalam berbagai bentuk dan penampilan dengan melodi kromatik.

Marimbaphone adalah alat musik perkusi yang terdiri dari satu set batang kayu yang dipukul dengan palu karet.

"Teknik memainkan chord dalam kolintang satu stik tangan kanan dan dua stik tangan kiri," tulis Putra dalam jurnalnya yang berjudul Eksistensi Musik Kolintang Kayu dalam Kehidupan PIKPP di PT Pursi Palembang Sumatera Selatan.

Kolintang juga memiliki partitur dengan not angka dan balok. Partitur tersebut dibuat untuk memudahan pemain dalam menampilkan sebuah lagu.

Kolintang melodi dimainkan oleh dua orang, salah satunya memainkan melodi inti lagu, dan yang lainnya memainkan harmoni lagu.

Baca juga:

Sumber:

Khuluq, Akhmalul. 2015. Alat Musik Tradisional Nusantara. Surabaya: Jpbooks

Putra, E.R. 2019. Eksistensi Musik Kolintang Kayu dalam Kehidupan PIKPP di PT Pursi Palembang Sumatera Selatan. Universitas PGRI Palembang

Masruroh, D. 2017. Alat Musik Kolintang Produksi Irama Nusantara di Desa Pesapen Kecamatan Wiyung Surabaya. Universitas Negeri Surabaya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Lihat Foto

tribunmanadowiki.tribunnews.com

Alat musik Kolintang Sulawesi Utara

KOMPAS.com - Minahasa adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang mayoritas masyarakatnya dihuni oleh Suku Minahasa.

Suku Minahasa adalah suku yang muncul dari peleburan berbagai Suku Bangsa yang masuk ke Sulawesi Utara.

Suku Minahasa memiliki kebudayaannya sendiri dimulai dari bahasa, adat istiadat, dan kesenian seperti tari serta alat musik. Salah satu alat musik tradisional Suku Minahasa Sulawesi Utara yang sangat terkenal adalah kolintang.

Ada suatu cerita rakyat Suku Minahasa tentang asal-mula ditemukannya alat musik kolintang. Dalam suatu desa di Minahasa terdapat seorang gadis yang sangat cantik dan pandai bernyanyi bernama Lintang.

Suatu hari Lintang dilamar oleh Makasiga seorang pemuda dan pengukir kayu. Dilansir dari Indonesia Kaya, Lintang menerima lamaran Makasiga dengan satu syarat yaitu Makasiga harus menemukan alat musik yang bunyinya lebih merdu dari seruling emas.

Baca juga: Daftar Alat Musik Tradisional di Indonesia

Makasiga berhasil menemukan alat musik tersebut yaitu cikal bal dari kolintang. Kolintang atau Kulintang adalah alat musik pukul khas Suku Minahasa yang terbuat dari kayu.

Raditya Wahyu Indariayana dalam skripsi berjudul Strategi Pembelajaran Musik Kolintang Bagi lansia di Desa Nyemoh Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang (2013), menyebutkan bahwa nama kolintang berasal dari bunyi tong (nada rendah), ting )nada tinggi), dan tang (nada tengah) yang dihasilkan instrument musik tersebut.

Sehingga orang-orang Minahasa menggunakan kata tong tong tang untuk menyebut alat musik tersebut, dari situlah lahir nama Kolintang.

Kolintang terdiri dari beberapa potongan kayu yang ringan (kayu bandaran, kayu kakinik, dan kayu telur). Kayu-kayu tersebut disusun berdasarkan panjangnya diatas sebuah rak kayu.

Kolintang dimainkan dengan cara dipukul oleh pemukul kayu dan akan menghasilkan bunyi-bunyi yang merdu. Kolintang biasanya tidak dimainkan sendiri melainkan secara bersamaan.

Baca juga: Tuma, Alat Musik Khas Kalimantan Barat

Dominica Diniafiat dan Ambrosius M. Loho dalam jurnal berjudul Nilai Filosofis-Kulturan Musik Kolintang (2020), menyebutkan bahwa Kolintang yang dimainkan bersama-sama dan menghasilkan nada harmonis memiliki nilai filosofis budaya kehidupan berkelompok Suku Minahasa yang diperkuat oleh gotong-royong, kekeluargaan, dan keselarasan untuk hidup bersama.

Alat musik kolintang dalam budaya Suku Minahasa digunakan dalam ritual dan upacara adat yang bertujuan pada pemujaan leluhur Minahasa. Eksistensi Kolintang menghilang kurang lebih selama seratus tahun saat agama Kristen masuk ke daerah Minahasa dan dihidupkan kembali setelah perang dunia ke-2 oleh seorang tokoh bernama Nelwan Katuuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Alat musik kolintang – Warisan budaya merupakan tradisi masyarakat yang masih ada dan masih diturunkan dari generasi ke generasi. Misalnya bahasa, musik, tari, upacara, dan lain sebagainya. Setiap warisan budaya itu bisa akan terus ada apabila generasi selanjutnya dapat melestarikannya. Dengan kata lain, jika tidak ada yang melestarikannya, maka warisan budaya itu akan hilang.

Setiap daerah di Indonesia, sudah memiliki warisan budayanya masing-masing, sehingga kesenian di Indonesia pun semakin beragam. Salah satu kesenian budaya Indonesia yang melekat atau menjadi ciri khas dari setiap daerahnya adalah alat musik daerah. Secara umum, alat musik dapat diartikan sebagai benda yang biasanya difungsikan oleh masyarakat daerah sebagai media hiburan atau pertunjukkan.

Adapun istilah musik dari bahasa Yunani, “muse” yang diartikan sebagai sebutan para dewi-dewi yang memiliki tugas sebagai penanggung jawab kesenian. Sederhananya, alat musik merupakan instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk menghasilkan musik, atau sebuah benda yang memproduksi suara yang indah apabila diatur oleh pemainnya.

Masuk di Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di kabupaten Minahasa terdapat cerita menarik yang akan dibahas dalam artikel ini. Suku Minahasa adalah suku yang muncul dari peleburan berbagai suku bangsa yang masuk ke Sulawesi Utara. Suku ini memiliki kebudayaannya sendiri, seperti bahasa, adat istiadat, dan kesenian seperti tari serta alat musiknya.

Kolintang adalah salah satu alat musik tradisional masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara. Alat musik ini terbuat dari kayu khusus yang disusun dan dimainkan dengan cara dipukul. Melansir dari kemdikbud.go.id, sekilas Kolintang ini hampir sama dengan alat musik Gambang dari Jawa, tetapi yang membedakan adalah nada yang dihasilkan lebih lengkap dan cara memainkannya sedikit berbeda. Jika penasaran, mari kita ulas sejarah, pengertian, hingga cara memainkan alat musik Kolintang.

Sejarah Alat Musik Kolintang

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Sumber: Alamusik.co.id

Zaman kala itu, ada sebuah desa yang sangat indah dan permai yang bernama adalah To Un Rano. Desa itu saat ini lebih dikenal oleh banyak orang dengan nama desa Tondano. Mula-mulanya, di desa yang terletak di daerah Minahasa ini, ada sosok gadis cantik jelita yang sudah tersohor ke seluruh pelosok desa, sehingga banyak pemuda yang jatuh hati. Sang gadis itu bernama Lintang, sosok yang pandai bernyanyi dan memiliki suara emas yang nyaring sekaligus merdu, sehingga banyak orang yang kagum dengan suaranya.

Pada suatu waktu, sebuah pesta muda-mudi diselenggarakan di desa To Un Rano. Saat itu, muncullah seorang pemuda gagah dan tampan yang kemudian berkenalan dengan Lintang, ia menyebut namanya, Makasiga. Singkat cerita, Makasiga jatuh cinta dengan Lintang, kemudian memutuskan untuk meminang Lintang. Akan tetapi, ada satu syarat jika pinangan Makasiga ingin diterima oleh Lintang, yakni Makasiga harus mencari alat musik yang bunyinya lebih merdu dari seruling emas.

Atas keinginan dan syarat yang harus dipenuhi, kemudian Ma?asiga pun pergi berkelana keluar masuk hutan hanya untuk mencari alat musik yang diinginkan Lintang. Ketika malam tiba, badan Makasiga tampak kedinginan, tetapi keesokan harinya ia tetap membelah-belah kayu untuk kemudian dijemurnya. Setelah belahan-belahan kayu sudah cukup kering, kemudian mengambil satu persatu belahan kayu tersebut dan kemudian dilemparkannya kayu-kayu itu ke berbagai tempat.

Ketika belahan-belahan kayu jatuh dan membentur tanah, seketika terdengar bunyi-bunyian yang amat nyaring dan merdu. Makasiga senang bukan kepalang, berkat ketekunan dan keuletannya, ia berhasil membuat alat musik. Sementara di tempat lain, dua orang pemburu juga mendengar bunyi-bunyian itu, sehingga berusaha mencari sumber bunyi tersebut.

Singkat cerita, Makasiga jatuh sakit dan kurus kering karena terlalu fokus mencari alat musik untuk Lintang, sehingga ia lupa makan dan minum. Dua orang pemburu tadi menemukannya dan membawanya kembali ke desanya. Namun, karena sakitnya semakin parah, Makasiga pun meninggal dunia. Mendengar Makasiga meninggal, Lintang pun sakit parah dan menyusulnya ke alam baka.

Kisah ini adalah cerita rakyat Minahasa mengenai asal usul alat musik kolintang yang merupakan alat musik tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara. Berasal dari bahan kayu, tetapi jika dipukul tentunya bisa menghasilkan bunyi-bunyi yang nyaring dan merdu, sehingga banyak orang yang ingin mendengarkannya.

Bunyi yang dihasilkan dapat mencapai nada-nada tinggi ataupun rendah tergantung selera pemain alat musik kolintang. Jenis kayu yang digunakan untuk membuat Kolintang adalah kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau jenis kayu lain yang ringan, tetapi bertekstur padat dan serat kayunya tersusun rapi, seperti membentuk garis-garis horizontal.

Cerita sejarah tentang alat musik kolintang itu diambil dari buku Kolintang: Kisah Alat Musik Khas Minahasa karya E. H. Rauw.

Apa itu Alat Musik Kolintang?

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Sumber: djkn.kemenkeu.go.id

Kata ‘Kolintang’ ini pada dasarnya berasal dari bunyi “tong” untuk nada rendah, ting untuk nada tinggi, dan tang untuk nada tengah. Dahulu, orang Minahasa biasanya mengajak bermain kolintang dengan mengatakan “Mari kita ber-tong-ting-tang” atau dalam bahasa daerah Minahasa “Maimo Kumolintang”. Dari kebiasaan pengucapan itulah, maka hingga saat ini muncul istilah “Kolintang”.

Alat musik kolintang awalnya hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjejer di atas kedua kaki pemainnya yang duduk di tanah, dengan posisi kedua kaki lurus ke depan. Namun, dari waktu ke waktu, penggunaan kaki pemain diganti dengan dua batang pisang, sehingga Kolintang dapat berdiri dan dimainkan dengan cara berdiri juga.

Peti resonator mulai digunakan sejak kedatangan Pangeran Diponegoro dan pengikutnya untuk menjalani pengasingan di Minahasa pada 1830 yang membawa seperangkat gamelan. Untuk peti resonator itu sendiri biasanya terbuat dengan menggunakan kayu keras seperti jati atau mahoni. Seiring dengan berjalannya waktu, Kolintang mulai menggunakan peti resonator dalam pembuatannya.

Pada saat itu, Kolintang hanya terdiri dari satu melodi yang memiliki susunan nada diatonis, dengan jarak dua oktaf dari nada. Selain itu, sebagai pengiring dari Kolintang, digunakan beberapa alat musik lainnya, seperti gitar, ukulele dan bas.

Namun, pada tahun 1960, berkembang hingga menjadi tiga setengah oktaf dengan nada satu kres, naturel, dan satu mol. Dasar nadanya masih terbatas pada tiga kunci (naturel, 1 mol, dan 1 kruis). Tidak hanya itu, berjalannya waktu membuat jarak nadanya berkembang lagi menjadi empat setengah oktaf dari F sampai dengan C.

Sebagai alat musik pun Kolintang terus mengalami perkembangan. Pada awalnya, hanya instrumen kolintang melodi saja. Namun, berdasarkan catatan Beiby Sumanti dalam Kolintang Inspirasi Indonesia, Kolintang yang secara lengkap memiliki hingga sepuluh musik, yaitu melodi 1 (ina esa), melodi 2 (ina rua), melodi 3 (ina taweng), cello (cella), bass (loway), tenor 1 (karua), tenor 2 (karua rua), alto 1 (uner), alto 2 (uner rua), ukulele atau alto 3 (katelu).

Kolintang melodi berfungsi sebagai pembawa lagu terutama lagu-lagu daerah Minahasa. Pada umumnya, pemain melodi menggunakan dua atau tiga pemukul. Jika salah satu pemukul memainkan lagu, maka pemukul lainnya memainkan kombinasi atau nada-nada improvisasi.

Untuk memainkan nada panjang, maka pemain Kolintang harus menggetarkan pemukulnya atau nada yang dipukul harus ditahan. Hingga kini, perkembangan alat musik Kolintang masih tetap berlangsung, baik dari segi kualitas alat, perluasan jarak nada, ataupun bentuk peti resonator.

Seperti Apa Bentuk Alat Musik Kolintang?

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Sumber: lagudaerah.id

Untuk mengenal lebih jauh tentang alat musik Kolintang, maka kita perlu mengetahui bentuk dari alat musik tersebut. Alat musik Kolintang dapat dikenali dari bentuknya yang unik, yakni serangkaian bilah kayu yang disusun di atas sebuah rak dengan ukuran bilah yang semakin menyusut (mengecil).

Panjang pendeknya bilah ini menyesuaikan dengan nada yang ingin dihasilkan. Pemain musik kolintang diharuskan mempelajari bagaimana cara memegang tongkat pemukul dengan baik dan benar, sehingga bisa menghasilkan nada yang nyaring dan merdu. Selain itu, hal ini juga terkait dengan cara menciptakan suatu nada yang tepat. Oleh sebab itu, terkadang pemain musik Kolintang diharuskan menggunakan tiga buah nada (chord) dalam sebuah lagu.

Untuk dapat menghasilkan chord, pemain musik kolintang mau tidak mau menggunakan tiga buah tongkat pemukul. Dalam sebuah rak bilah Kolintang, terdiri dari dua baris bilah nada kayu, yang dimana tiap nada, baik di rak atas maupun rak bawah memiliki tinggi nada yang berbeda. Semakin banyak bilah nada yang digunakan, maka semakin lebar jangkauan nada yang dapat dihasilkan oleh seorang pemain musik.

Bagaimana Cara Memainkan Alat Musik Kolintang?

Pertanyaan seperti itu seringkali muncul bagi mereka yang baru saja mengetahui apa itu alat musik kolintang.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, cara memainkan alat musik kolintang adalah dengan dipukul menggunakan mallet atau alat pemukul khusus. Alat pemukul itu khusus agar suara yang dikeluarkan akan terdengar bagus dan merdu. Maka dari itu, di bagian ujung mallet atau alat pemukul Kolintang biasanya diberi bantalan kain.

Demikian seperti halnya alat pukul musik Gamelan, mallet atau alat pemukul Kolintang yang digunakan untuk memukul Kolintang tersebut biasanya terdiri dari tiga buah yang diberi nomor tersendiri. Untuk mallet nomor satu biasanya digunakan di tangan kiri, sedangkan nomor dua dan tiga dipegang di tangan kanan.

Khusus untuk stik dua dan tiga biasanya dipasang di sela-sela jari sesuai dengan accord yang dimainkan. Sama dengan alat musik pada umumnya, alat musik Kolintang mempunyai accord sendiri yang dipukul secara bersamaan. Namun, untuk jenis Kolintang bas dan melodi biasanya dimainkan tanpa accord. Meskipun begitu, disesuaikan dengan nada yang diinginkan, sehingga untuk memainkannya hanya butuh dua stik saja.

Fungsinya Alat Musik Kolintang

Alat musik kolintang tentunya memiliki fungsi tersendiri sebagai alat musik penghibur diri, pengiring musik, seni tari tradisional yang di dalam upacara adat serta digunakan dalam upacara ritual tertentu. Kala itu, keberadaan Kolintang sempat digunakan sebagai ritual dalam pemujaan arwah dari nenek moyang, tetapi hal tersebut sudah mulai ditinggalkan.

Selain itu, Kolintang juga dimainkan untuk menyambut tamu yang datang dari daerah lain, seperti penyambutan tamu kenegaraan di daerah Sulawesi Utara atau tamu pejabat negara yang datang berkunjung melakukan kunjungan kedaerahan.

Saat ini, Kolintang digunakan sebagai alat musik penghibur dan kerap ditampilkan dalam panggung-panggung besar untuk memainkan lagu lagu pop dan sejenisnya. Dalam acara-acara adat dan acara musik tradisional, grup musik kolintang pun tak sedikit yang mengambil bagian, sehingga acara adat semakin meriah dan ramai.

Cara Membuat Alat Musik Kolintang

Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Apa yang kamu ketahui mengenai alat musik Kolintang
Sumber: Silontong.com

Untuk membuat alat musik Kolintang, jenis kayu yang digunakan adalah kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau jenis kayu lain yang ringan tetapi tetap memiliki tekstur padat dan serat kayunya tersusun rapi membentuk garis-garis horizontal. Pada mulanya, alat musik ini hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan secara berjajar di atas kedua kaki pemainnya yang duduk di tanah.

Setelah itu, kayu pohon yang sudah ditentukan, kemudian kayu-kayu itu dikeringkan terlebih dahulu. Setelah selesai dikeringkan, barulah kayu-kayu itu dibelah sesuai dengan nada Kolintang yang ingin dihasilkan.

Beberapa Kesalahan dalam Memahami Penjelasan Kolintang

1. Belajar Bermain Kolintang Itu Sulit

Kolintang termasuk golongan alat musik perkusi. Perkusi adalah alat musik yang paling primitif dan paling mudah dimainkan oleh manusia. Dibanding belajar alat musik yang ditiup-tiup atau yang disentil sentil dengan jari, Kolintang lebih mudah untuk dipelajari.

2. Instrumen Kolintang Harus Dimainkan Bersama-Sama Dalam Satu Set (Group)

Kolintang adalah alat musik yang dapat dimainkan secara solitaire (sendirian), karena sudah lengkap memiliki fungsi melodis, harmonis maupun ritmisnya didalam satu buah instrumen kolintang.
Asal mula kolintang adalah kentongan (tetengkoren) yang selain untuk mengiringi tari-tarian juga dapat untuk membunyikan tanda bahaya. Misalnya ada pencuri lalu kita harus mencari teman untuk membunyikannya bersama-sama, tentu pencurinya keburu kabur.

3. Kolintang Melody Lebih Susah Dimainkan Dibanding Kolintang Pengiring atau Bas

Instrumen Kolintang mulai dari melody, alto, tenor, celo, bas pada dasarnya adalah sama, hanya dibagi-bagi berdasarkan tinggi rendahnya nada saja. Kita dapat membayangkannya, seperti seperti alat musik piano yang terdiri memiliki standar 7 oktaf, yang dibagi-bagi menjadi beberapa piano pendek masing-masing 3,5 oktaf dan 2 oktaf, Jadi, kalau kita menguasai instrumen melodi Kolintang, maka kita dengan mudah menguasai instrumen Kolintang yang lainnya.

4. Kolintang Adalah Alat Musiknya Ibu-Ibu

Pada awalnya kolintang berkembang dengan pesat di pulau Jawa, karena dapat dijadikan sebagai kegiatan selingan untuk kegiatan perkumpulan arisan, dharma wanita, kegiatan keagamaan atau organisasi lainnya yang kebetulan anggotanya banyak ibu-ibu serta gaung aktivitasnya lebih terdengar dimasyarakat.

Sebetulnya lebih banyak anak-anak muda yang bermain musik menggunakan alat musik Kolintang, bahkan di daerah asal Kolintang, yaitu Minahasa lebih sulit menemukan group Kolintang ibu-ibu dibandingkan grup musik Kolintang anak-anak muda.

5. Belajar Kolintang Membosankan

Kolintang adalah alat musik perkusi bernada, seperti umumnya pada alat musik perkusi (drum, jimbe, cajon, tabla) yang dapat membuat penggemarnya kecanduan, sekali kita terpesona dan kesengsem dengan pola ritmisnya, maka sampai kapanpun kita akan sulit berhenti untuk mendengar atau memainkannya. Sementara itu, sebagai alat musik bernada, mirip dengan piano yang dimana penggemarnya dapat tahan bermain berjam-jam tanpa berhenti.

Kolintang itu sendiri merupakan salah alat musik tradisional yang sedang diperjuangkan oleh pemerintah Indonesia khususnya Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara agar dapat menjadi warisan budaya tak benda asal Indonesia versi UNESCO. Oleh sebab itu, sebagai warga negara Indonesia, maka kita perlu bangga kalau alat musik ini bisa jadi sebagai warisan budaya Indonesia.

Nah, itulah penjelasan tentang alat musik Kolintang dan sejarah perkembangannya. Semoga pembahasan pada artikel ini dapat bermanfaat untuk Grameds.

Apakah ada alat musik yang bisa Grameds mainkan? Bagi sebagian orang bermain musik sangatlah menyenangkan dan menjadi media hiburan yang efektif. Atau adakah alat musik tradisional yang Grameds favoritkan.

Jika Grameds ingin mencari buku tentang musik dan instrumen musik, maka bisa menemukannya di Gramedia.com. Bersama Gramedia, kamu bisa mendapatkan informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Mochamad Aris Yusuf

Baca juga:

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien