Apa yang kamu ketahui tentang latihan teknik pameran

Salah satu usaha Latihan Teknik Pemeranan untuk itu ialah latihan olah suara dan latihan olah tubuh. Kemudian kita bertanya, dapatkah suara dan tubuh diolah? Kalau seorang aktor mau melihat pada suara dan tubuhnya sebagaimana seorang seniman keramik melihat tanah liat. Maka dapatlah ia mengolah suara dan tubuhnya. Sebagaimana si seniman keramik, menyiapkan adonan tanah liat yang diadukaduknya dan diremas-remas sebelum membentuk benda yang ingin dibuatnya. Demikian pula sikap pemeran terhadap suaranya dan tubuhnya.

a. Olah Suara 

Suara pemeran teater menempuh jarak yang lebih jauh dibanding dengan suara pemeran di film atau di sinetron. Karena suara pemeran teater tidak hanya dituntut terdengar oleh lawan main saja, tetapi juga harus terdengar oleh seluruh penonton. Pertunjukan yang secara visual baik, kalau suara pemerannya tidak cukup terdengar, maka penonton tidak dapat menangkap jalan ceritanya. Pertunjukan yang secara visual buruk, kalau ucapan pemerannya cukup terdengar oleh penonton, maka penonton masih bisa menikmati jalan cerita dari pertunjukan tersebut. Ini menunjukkan bahwa, suara mempunyai peranan yang cukup penting. Agar tujuannya tercapai, pemeran teater harus melatih; 

1) Kejelasan ucapan. Agar setiap sukukata yang ia ucapkan cukup terdengar. 

2) Tekanan ucapan. Agar isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat yang ia ucapkan bisa ditonjolkan. 

3) Kerasnya ucapan. Agar kalimat yang ia ucapkan cukup terdengar oleh seluruh penonton.

Melatih Kejelasan Ucapan

1. Latihan berbisik: Dua orang berhadapan, membaca naskah dalam jarak dua atau tiga meter, dengan cara berbisik. 

2. Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi tempo, cepat dan lambat: “sengseng tengtes sresep brebeeet … maka para tukang sulap mengeluarkan kertas warna-warni dari mulut dowernya yang kebanyakan mengunyah popcorn, pizza, kentucky, humberger di rumah-rumah makan eropa-amerika dan membuat jamur dari air-liurnya pada kertas panjang yang menjulur bagai lidah sungai menuju jalan layang bebas hambatan, kemudian melilit bangunan-mangunan mewah di sekitar pondok indah cinere bumi serpong damai pantai indah kapuk pluit pulomas sunter hijau kelapa gading permai dan tugu monas …”

Melatih Tekanan Ucapan 

Latihan Teknik Pemeranan Tekanan ucapan ada tiga macam: 

1. Tekanan Dinamik 

Tekanan Dinamik ialah keras-pelannya ucapan. Gunanya untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat. Contohnya: 

“Hari minggu saya ke toko buku” (artinya, bukan hari senin atau hari selasa). 

“Hari minggu saya ke toko buku” (artinya, bukan adik saya atau kakak saya). 

“Hari minggu saya ke toko buku” (artinya bukan ke toko pakaian atau ke toko makanan). 

2. Tekanan Tempo 

Tekanan Tempo ialah cepat-lambatnya ucapan, gunanya sama dengan tekanan dinamik. Untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat. Contohnya: 

“Ha-ri ming-gu saya ke toko buku” 

“Hari minggu sa-ya ke toko buku” 

“Hari minggu saya ke to-ko bu-ku” 

3. Tekanan Nada 

Tekanan nada merupakan lagu daripada ucapan, contohnya: 

“Wah, kamu pandai sekali!” 

“Gila, ternyata dia bisa menjawab pertanyaan yang sesulit itu!”

Melatih Kerasnya Ucapan 

Teknik ucapan pemeran teater lebih rumit dibanding dengan Latihan Teknik Pemeranan teknik ucapan bagi pemeran film atau sinetron. Ucapan pemeran teater tidak hanya dituntut jelas dan menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan saja, tetapi juga harus keras, karena ucapan pemeran di dalam pertunjukan menempuh jarak yang lebih jauh. Untuk itu kerasnya ucapan harus dilatih. Adapun cara melatihnya bisa dengan berbagai macam cara. Di antaranya: 

1. Mengucapkan kata atau kalimat tertentu dalam jarak 10 meter atau 20 meter. Dalam latihan ini, yang harus selalu dipertanyakan ialah: 

a. Sudah jelaskah? 

b. Sudahkah menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan? 

c. Dan pertanyaan yang terpenting, sudah wajarkah? 

2. Latihan menggumam. Gumaman harus stabil dan konstan. Kemudian gunakan imajinasi dengan mengirim gumaman ke cakrawala. Bayangkan “gumaman” yang dikeluarkan lenyap di cakrawala.

b. Olah Tubuh 

Bentuk tubuh kita, dan cara-cara kita berdiri, duduk dan jalan memperlihatkan kepribadian kita. Motivasi-motivasi kita untuk melakukan gerak lahir dari sumber-sumber fisikal (badaniah), emosional (perasaan), dan mental (pikiran), dan setiap tindakan (action) kita berasal dari satu, dua atau tiga macam desakan hati (impuls). Banyak sekali interaksi atau pengaruh timbalbalik dan perubahan urutan yang tak habis-habisnya. Tubuh kita kedinginan dan bergetar, kita merasakan dingin dan sengsara, maka kita berkata “dingin”. 

Pengalaman badaniah kita memberi petunjuk bagi perasaan dan pikiran kita. Kita diliputi kegembiraan, maka kita melompat, menari dan menyanyi. Aliran perasaan yang meluap meledak ke dalam bentuk aktivitas badaniah. Seorang pemeran tidak akan bergerak demi gerak itu sendiri dan tidak membuat gerak indah demi keindahan. Bila dari diri pemeran diminta agar menari, maka ia akan melakukannya sebagai karakter peran tertentu, pada waktu, tempat dan situasi tertentu. Latihan olah tubuh bagi seorang pemeran adalah suatu proses pemerdekaan. 

Tulang punggung dapat menyampaikan pada para penonton berbagai kondisi yang kita alami, apakah lagi tegang atau tenang, letih atau segar, panas atau dingin, tua atau muda, dan ia juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi suara kita. Secara anatomis bagian-bagian tulang punggung terdiri dari: 

a. 7 buah ruas tulang tengkuk, 

b. 12 buah ruas tulang belakang, 

c. 5 buah ruas tulang pinggang, 

d. 5 buah ruas tulang kelangkang bersatu dan 4 ruas tulang ekor. 

Atau rinciannya sebagai berikut. 

a. Leher. 

b. Bagian bahu dan dada tulang punggung. 

c. Tulang punggung bagian tengah. 

d. Bagian akar, dasar atau ekor tulang punggung.

Latihan kepala dan leher 

1. Jatuhkan kepala ke depan dengan seluruh bobotnya dan ayunkan dari sisi ke sisi. 

2. Jatuhkan kepala ke kanan, ayunkan ke arah kiri melalui bagian depan, ayunkan ke arah kanan melalui punggung. 

3. Lakukan latihan yang sama untuk “bahu”. 

4. Untuk tangan dan kaki, gunakan variasi rentangan.

Latihan tubuh bagian atas 

Berdiri dengan kedua kaki sedikit direnggangkan dengan jarak antara 60 sentimeter. Tekukkan lutut sedikit saja. Benamkan seluruh tubuh bagian atas ke depan di antara kedua kaki. Biarkan tubuh bagian atas bergantung seperti ini dan berjuntai-juntai beberapa saat. Tegakkan kembali seluruh tubuh melalui kerakan tuas demi ruas, sehingga kepalalah yang paling akhir mencapai ketinggiannya dan seluruh tulang punggung melurus. Dengan cara yang sama, coba membongkokkan tubuh ke kiri, ke kanan, dan ke belakang. 

Latihan pinggul, lutut dan kaki 

1. Berdiri tegak dan rapatkan kaki. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kembali tegak. 

2. Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain julurkan ke depan. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kembali tegak. Ganti dengan kaki yang lain. 

3. Putar lutut ke kiri dan ke kanan. Buat berbagai variasi dengan konsentrasi pada lutut.

Berjalan 

1. Mengakukan tulang punggung dan rasakan betapa langkah yang satu terpisah dari langkah lainnya. 

2. Mendorong leher ke depan. 

3. Mengangkat dagu. 

4. Menunduk/menjatuhkan kepala ke depan. 

5. Mengangkat bahu tinggi-tinggi. 

6. Menarik bahu ke belakang. 

7. Menjatuhkan atau membungkukkan bahu ke depan. 

8. Sambil menggerak-gerakkan tangan pada siku-sikunya. 

9. Memantul-mantulkan diri dari kaki ke kaki. 

10. Dengan membengkokkan telapak kaki ke atas dan bertumpu pada tumit-tumit kaki. 

11. Mencondongkan seluruh tubuh  ke belakang dan perhatikan betapa ini  meninggalkan berat bobot tubuh di belakang ketika kita melangkah maju.

Baca Juga

Demikian Artikel Latihan Teknik Pemeranan Dalam Seni Teater Modern Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)



  • Lakon Dalam Rancangan Dari Sebuah Pementasan
  • Jenis Atau Genre Dari Sebuah Tari
  • Pengertian Dan Jenis Dari Kritik Seni Teater
  • Pagelaran Sebuah Karya Dari Seni Tari
  • Pemeranan Dalam Sebuah Seni Teater


 

Teknik Dasar Dari Sebuah Pemeranan Seni Teater adalah cara, metode dan strategi dalam melakukan atau menyelesaikan sesuatu kegiatan dengan baik dan benar atau aman. Teknik pemeranan dapat kamu pahami sebagai suatu cara, metode atau cara untuk mengoptimalkan keterampilan potensi pikir, perasaan, vokal dan tubuhnya dalam membawakan peran atau tokoh dengan totalitas dan penuh kesadaran, sehingga diperoleh manfaat  dalam meningkatkan akting atau seni peran dari suatu tokoh atau peran yang diekspresikan. 

Belajar  pemeranan, seni peran, akting tidak dapat lepas dari beberapa unsur atau unsur atau elemen di dalamnya. Unsur-unsur  dalam pemeranan  dapat  kamu  ketahui  melalui  pembelajaran teori dan praktik dengan materi berupa teknik pemeranan: Olah Tubuh, Olah Suara, Olah Sukma dan tentang Ruang dengan beberapa unsur  pendalam dengan bimbingan guru. 

Pembelajaran Teknik Dasar Dari Sebuah Pemeranan Seni Teater dapat dilakukan dengan menggunakan  pendekatan yang dilakukan oleh Boleslavsky melalui Enam  Pelajaran  Pertama  Bagi  Aktor aplikasinya dilakukan melalui tahapantahapan teknik pemeranan sebagai berikut: Hal ini dilakukan agar kamu memiliki; ketahanan tubuh, suara yang memadai dan kepekaan rasa dalam mencapai tujuan pembelajaran berpengalaman seni peran atau akting. 

1. Olah Tubuh 

Olah tubuh merupakan pembelajaran praktik melalui pengolahan atau pelatihan agar tubuh kamu memiliki; stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya refleks tubuh.  Dalam hal ini jelas, kamu harus memakai pakaian latihan (olah raga). 

a. Stamina / Kekuatan Tubuh 

kekuatan tubuh adalah pelatihan terhadap tubuh agar kamu memiliki ketahanan fisik dan pernapasan yang sehat Latihannya, kamu dengan bimbingan guru berlari beberapa keliling sesuai dengan luas lapangan atau sesuai dengan luas ruangan (kalau di dalam gedung). Latihan pernapasan, dengan menarik dan membuang udara pernapasan melalui hidung dengan dada, diagfrahma dan perut kembung kempis. Setelah kamu melakukan pengolahan daya tubuh dilanjutkan dengan aktifitas peregangan bagian otot tubuh. 

b. Streching/Peregangan 

Peregangan adalah pengolahan atau latihan pada bagian otot-otot tubuh agar lentur dan memiliki daya gerak refleks. 

Latihannya, kamu dengan bimbingan guru, mulai dari; mata, mulut, muka, leher, bahu, dada, pinggul, pantat, lengan, pergelangan tangan, jari tangan, paha, kaki, dengkul kaki, betis, engkel kaki, tumit, dengan cara digerakan-gerakan atas-bawah, kanan-kiri, putaran, ke luar-ke dalam atau dengan cara penguncian dengan 2 X 8 hitungan. Setelah melakukan peregangan latihan dilanjutkan dengan menjaga keseimbangan tubuh. 

c. Keseimbangan tubuh 

Pelatihan keseimbangan tubuh membekali kamu agar dilatih kemampuan otak dalam menguasai tubuhnya.  

Tumpuan keseimbangan ini penekanan pada kekuatan kaki. Latihannya, kamu bersama guru melakukan gerakan berdiri dengan dua kaki, satu kaki, dengan posisi tangan bisa di pinggang atau lepas seperti terbang.  Cara latihannya dengan diam beberapa hitungan, berdiri atas bawah atau dengan penguncian atau dengan staccato (patah-patah). Setelah melakukan latihan keseimbangan tubuh dilanjutkan pada olah suara. 

2. Olah Suara 

Olah suara merupakan praktik pengolahan atau pelatihan elemen-elemen yang berhubungan dengan suara melalui teknik pernapasan dan pengucapan agar kamu memiliki; artikulasi yang jelas, intonasi suara, dinamika suara dan kekuatan suara.

a. Artikulasi 

Artikulasi dapat diartikan kejelasan dalam pengucapan kata-kata agar apa yang dikatakan menjadi jelas dengan apa yang diterima pendengarnya.   

Latihannya, kamu dengan bimbingan guru melakukan pengucapan kata-kata bersuara atau tidak bersuara dengan tempo yang berbeda-beda untuk membantu pengolahan suara melalui mulut dan bibir secara diulang dengan pernapasan yang teratur. Berikutnya latihan kamu terfokus pada materi intonasi. 

b. Intonasi 

Intonasi suara adalah irama suara dengan penekanan mengucapkan katakata sehingga dihasilkan pengucapannya yang tidak monoton atau kesan datar. 

Latihannya, kamu dengan bimbingan guru dengan mengucapkan sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan tekanan pada salah satu kata yang dianggap penting. 

Contohnya : 

Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata pagi ini) 

Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata hujan) 

Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata tidak turun). 

Setelah kamu berlatih intonasi dilanjutkan pada materi dinamika. 

c. Dinamika 

Dinamika suara adalah tempo pengucapan suara; cepat-lambat-sedang (wajar) dari sebuah kalimat. 

Latihannya, kamu dengan bimbingan guru dengan mengucapakan sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan perubahan tempo pengucapan pada salah satu kata yang dianggap penting. 

Contohnya: 

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan cepat) 

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan lambat) 

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan sedang). 

Latihan tempo pengucapan telah kamu lakukan, selanjutnya latihlah kekuatan suara kamu. 

d. Power / Kekuatan 

Kekuatan suara adalah keras lemahnya suara yang dihasilkan dari pengucapan suatu kata atau kalimat.

Latihannya, kamu dengan bimbingan guru dengan pengucapan sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan pengucapan terdengar tidaknya apa yang kamu katakan, tetapi tidak berteriak. 

Contohnya:  

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan suara keras) 

Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan suara lemah)

3. Olah Rasa / Sukma 

Olah rasa adalah suatu proses latihan yang menempatkan perasaan sebagai objek utama dari pengolahan / latihan.  

Latihan dilakukan untuk menggali “Potensi  Dalam” agar dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan emosi peran. 

Fungsi latihan Olah Rasa disisi lain akan mampu membangun kejujuran rohani  dan pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat dan membatasi. Selanjutnya pembebesan tersebut diharapkan membantu sikap perasaan untuk melahirkan ide-ide/ilham dan kreativitas pemeranan. 

Adapun materi latihan yang kamu harus lakukan antara lain: 

a. Teknik Konsentrasi 

Konsentrasi merupakan “Gerbang“ yang sangat menentukan kelangsungan mengatur dan mengendalikan fenomena psikologis seorang aktor dalam menguasai peran.  Pada bagian ini (konsentrasi) seorang aktor akan berupaya meng-Alienansi (mengasingkan) dirinya dari kehidupan nyata yang dijalaninya sehari-hari untuk selanjutnya dia akan menimbulkan segala cipta, rasa dan karsanya pada satu pusat perhatian dari Teknik Dasar Pemeranan Seni Teater

Pada dasarnya ajaran konsentrasi merupakan ajaran tentang penguasaan/ pengendalian diri atau pemusatan pikiran serta rohani kita terhadap apa yang akan dan sedang kita lakukan dalam waktu yang kita perlukan. 

Unsur -unsur  penting fenomena psikologis dalam sentuhan konsentrasi antara lain: Pembebesan dari pengendalian diri, kejujuran dan kepasrahan hati, kepekaan rasa, kesiapan dan kekuatan mental, pemusatan pikiran dan perhatian.

Latihan dapat kamu lakukan dengan cara: 

• Latihan mengosongkan pikiran, 

• Pemusatan pikiran pada suatu objek, misalnya; lilin yang menyala, bunga, kursi, warna, bunyi, suara, kucing, dan harimau. 

• Pemusatan pikiran pada peristiwa tertentu secara khayal. 

b. Pengindraan 

Kemampuan peralatan tubuh dalam merespon atau bereaksi terhadap berbagai hal terutama yang berhubungan dengan sifat-sifat, yaitu : 

• Mata, berfungsi untuk menangkap dan bereaksi terhadap objek-objek penglihatan (visual). 

• Hidung, berfungsi untuk menangkap dan bereaksi terhadap objek-objek aroma (penciuman). 

• Telinga, berfungsi untuk menangkap dan bereaksi terhadap objek-objek suara / bunyi (pendengaran). 

• Lidah, berfunsi untuk menangkap dan bereaksi terhadap rasa (Taste): manis, asin, pahit, masam dst. (pengecapan). 

• Tubuh, berfungsi untuk menangkap dan bereaksi terhadap sentuhan/ rabaan. 

Seluruh kemampuan Panca Indra dalam hubungan olah rasa senantiasa ditujukan untuk membangun kepekaan rasa yang nantinya hadir sebagai rangsangan emosi dalam teknik pemeranan. 

c. Kepekaan Sukma / Rasa 

Tahapan pembelajaran/ latihan bagian ini merupakan tujuan utama dari latihan Olah Rasa, dimana sejak diawali tahapan : Konsentrasi, Meditasi dan Pengindraan  maka diharapkan kamu memiliki suatu kepekaan Sukma / Rasa atau penghayatan batin yang mampu menghadirkan keterampilan mengatur/ mengendalikan permainan emosi kapan saja bila diperlukan. 

Rasa/sukma adalah kekuatan dalam dari pada aktor yang kemudian ditampilkan kepada penonton melalui media-media : Mime / Mimik (Air Muka), gesture (Gerak-gerik Tubuh), Emosi Suara (Dialog), Laku Dramatik dan Karakter atau perwatakan. 

Media-media di atas secara langsung atau tidak langsung mutlak dapat dihadirkan karena ada dorongan perasaan yang melatarbelakanginya.  Dorongan perasaan tersebut diantaranya melalui latihan kepekaan emosi: Rasa sedih, Rasa takut, Rasa marah, Rasa gembira, Rasa benci.

d. Imajinasi 

Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal sebagai hasil kepekaan ingatan emosi dari kehidupan sehari-hari, perumpamaan (metaforik) terhadap binatang, tumbuhan, unsur alam atau hasil sebuah perenungan mendalam yang mampu menghadirkan khayalan positif. 

Latihan dapat kamu lakukan dengan bimbingan guru: 

• Berimajinasi melakukan kegiatan keseharian, seperti : orang bertemu (jabat tangan–memeluk), orang berpisah jauh (melambaikan tangan), dan orang berpapasan (senyum – membungkuknya badan). 

• Berimajinasi dengan berbuat seolah-olah menirukan gerakan atau jalan manusia, binatang: orang lumpuh, orang pincang, orang tua, anak muda, bayi, harimau, kucing, kanguru, bangau, dan kera. 

• Berimajinasi dengan andai aku menjadi (metaforik): angin, air, suara, benda tertentu, matahari, bulan, bintang, pohon, dan burung. 

4. Ruang 

Pengertian ruang dalam seni teater adalah tempat bermain peran (acting) dengan lingkup peralatan dan perlengkapan dekorasi yang dihadirkan di atas pentas.  Tempat bermain peran dapat dilakukan di lapang, di dalam kelas atau khusus diciptakan di atas panggung pertunjukan.  Ruangan ini oleh pemeran harus diisi dan dihidupkan menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga mendukung peran yang dibawakan.  Teknik di dalam mengisi dan menghidupkan ruang bagi seorang pemeran adalah kemampuan merespons kepekaan; blocking, moving, businees, dan leveling terhadap ruang dan lawan main. 

a. Blocking 

Blocking berhubungan dengan latihan-latihan untuk mendukung elemen artistik, dimana para pemeran harus memiliki kepekaan ruang.  Artinya para calon aktor harus dilatih bagaimana memosisikan dirinya pada wilayah pentas, terutama apabila pentas di isi lebih dari 1 (satu) orang pemeran.

Untuk pembagian wilayah pentas atau tempat yang perlu diketahui oleh kamu, pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga wilayah, sembilan wilayah dan atau 16 wilayah, dengan perhitungan semakin ke belakang panggung atau pentas harus dilakukan dengan peninggian panggung atau dilakukan leveling. 

Keterangan : 

1. KaDP = Kanan Depan Pentas 

2. DTP = Depan Tengah Pentas 

3. KiDP = Kiri Depan Pentas 

4. KiTP = Kiri Tengah Pentas 

5. Centre = Pusat Pentas 

6. KaTP = Kanan Tengah Pentas 

7. KaBP = Kanan Belakang Pentas 

8. BTP = Belakang Tengah Pentas 

9. KiBP = Kiri Belakang Pentas 

b. Movement 

Movement artinya bergerak atau berpindah tempat.  Kata “Moving” dikenal juga dengan movement yaitu pergerakan atau pindah tempat yang dilakukan oleh pemain di atas pentas.  Pergerakan atau perpindahan tempat bagi seorang pemeran/pemain dapat dilakukan ke depan, ke samping, ke belakang, mendekat atau menjauh asalkan perpindahan yang dilakukan pemain tidak menutup atau menghalangi pemain lain.

c.  Businees 

Businees atau bisnis adalah usaha yang dilakukan pemeran dalam membunuh dari rasa membosankan atau kejenuhan atau kebingungan atau kekakuan dalam berbuat sesuatu dalam mengisi luang atau kekosongan waktu yang ada.  Dengan kata lain bahwa Businees adalah suatu tindakan atau upaya menanggapi terhadap peran yang dibawakan dengan bantuan handprop atau peralatan tangan (benda yang digunakan), seperti; mengambil pisang - dialog - dikupas - dialog - dimakan - buang kulit pisang - dialog dan seterusnya.  Contoh-contoh Businees dalam bermain peran sangat tergantung pada peran yang dibawakan dengan daya dukung handprop apa yang memungkinkan, seperti; memainkan topi, memainkan tongkat, memainkan dasi, memainkan alat musik, memakai dan membuka sepatu, baju, kaos kaki, dst. 

d.  Leveling 

Istilah leveling atau dari asal kata yakni tingkatan atau undak-undak.  Maka dalam konteks seni peran (Teater) pengaturan tinggi rendah pemain dalam ruang pentas.  Pengaturan tinggi rendah pemain baik personal maupun grouping selalu dilakukan bahwa pemain yang berada di belakang pemain lain hendaknya memiliki kesadaran harus  lebih tinggi dan pemain yang berada di depannya memberikan level lebih rendah agar keduanya tampak menguntungkan terlihat oleh penonton. 

Sesungguhnya bagi pertunjukan apapun termasuk seni teater, audience (penonton) akan mendapat kesan mendalam apabila menonton sebuah pertunjukan yang baik, manakala pertunjukan tersebut dimainkan oleh para pemain yang berkarakter. Pelaksanaan latihan teknik laku dramatik atau karakter pada bagian akhir digunakan naskah atau skenario, dan tema lakon atau tema cerita yang dibawakan sebagai sumber acuan.

Baca Juga

Demikian Artikel Teknik Dasar Dari Sebuah Pemeranan Seni Teater Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)



  • Fungsi Dan Simbol Karya Tari Dalam Kritik Tari
  • Jenis Atau Genre Dari Sebuah Tari
  • Prosedur Dari Pertunjukan Sebuah Musik
  • Menganalisis Dan Unsur Dari Sebuah Musik Barat
  • Pengertian Dari Sebuah Komposisi Dalam Tari