Apakah infeksi saluran kemih berpengaruh pada menstruasi?

Siklus menstruasi tidak teratur sering kali menandakan tidak terjadi ovulasi. Tanpa terjadinya ovulasi, tentu saja kesuburan terganggu.

Table of Contents Show

  • Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Teratur
  • 5 Langkah Merawat Organ Intim saat Menstruasi
  • Kapan Perlu ke Dokter ketika Nyeri Menstruasi?
  • 5 Risiko Berhubungan Seks saat Menstruasi
  • Pilih Jenis Olahraga saat Menstruasi dengan Cermat
  • 3 Pilihan Olahraga untuk Mengurangi Nyeri Menstruasi
  • Manfaat Olahraga untuk Mengatasi keluhan Menstruasi
  • Apakah infeksi saluran kemih berpengaruh pada menstruasi?
  • Apakah infeksi saluran kemih berpengaruh pada kesuburan?
  • Apa dampak dari infeksi saluran kemih?
  • Penyakit apa yang telat datang bulan?

Umumnya, siklus menstruasi terjadi setiap 28 hari. Namun tentu saja, kondisi tiap perempuan berbeda. Bisa saja lebih pendek atau lebih panjang. Siklus menstruasi yang terjadi tiap 21 – 35 hari masih normal. Nah, bagaimana kalau siklus menstruasi tidak teratur? Bulan ini haid tapi bulan depan tidak, dan baru haid lagi 2-3 bulan berikutnya. Atau, siklus menstruasi kurang dari 21 hari. Apakah normal?

Baca Juga: Menstruasi yang tak Kunjung Terjadi

Sayangnya, tidak. Kondisi ini merupakan salah satu tanda infertilitas atau ketidaksuburan. Kalau kamu memiliki siklus menstruasi tidak teratur, tidak haid, atau mengalami perdarahan yang abnormal, sebaiknya jangan kamu abaikan ya. Ketiga kondisi tadi sering kali menandakan bahwa kamu tidak mengalami ovulasi (anovulasi).

Artinya, tidak ada sel telur yang dilepaskan oleh indung telur lalu masuk ke tuba falopi. Padahal untuk bisa dibuahi oleh sperma, sel telur harus ready di tuba falopi. Ditengarai, ovulasi tidak teratur menyumbang sekitar 30-40% kasus infertilitas pada perempuan.

Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Banyak hal yang bisa memicu menstruasi tidak teratur. Bila dikaitkan dengan infertilitas, salah satu yang paling sering yaitu PCOS (polycystic ovary syndrome) atau sindrom ovarium polikistik. PCOS ditandai dengan tingginya hormon androgen pada tubuh. Inilah yang diduga menyebabkan siklus haid jadi tidak teratur. Secara fisik, tingginya hormon androgen bisa terlihat dari lebatnya rambut pada tubuh atau wajah. Bila dilihat dengan USG, indung telur tampak membesar, dan banyak folikel sel telur di dalamnya, seperti untaian mutiara.

Penyebab lain dari siklus menstruasi tidak teratur yang berhubungan dengan ketidaksuburan yaitu endometriosis. Ini adalah kondisi di mana endometrium (dinding rahim) tumbuh di tempat/organ lain. Endometriosis bisa membuat darah haid lebih banyak, perdarahan lebih lama, dan siklus haid lebih pendek. Akibat endometriosis, bisa terjadi perlengketan/peradangan pada organ-organ panggul, timbulnya jaringan parut pada tuba falopi, terganggunya implantasi telur, dan penurunan kualitas sel telur. Ciri khas endometriosis: darah haid sangat banyak, dan nyeri saat haid.

Gangguan tiroid juga bisa membuat menstruasi tidak teratur, yang berujung pada infertilitas. Hormon tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) maupun kurang aktif (hipotiroid) bisa menimbulkan ketidakseimbangan hormonal. Akibatnya terjadi gangguan ovulasi, yang membuat perempuan sulit hamil.

Jadi, jangan abaikan siklus haid yang tidak teratur ya. Terlebih bila kamu berusia 20-30 tahun, yang bisa dibilang berada di masa puncak usia reproduktif. Sebaiknya segeralah ke dokter, sekalipun kamu belum menikah atau belum berencana hamil. Makin cepat penyebabnya diketahui, keberhasilan pengobatan pun akan makin baik, sehingga begitu tiba saatnya kamu ingin hamil, kondisimu sudah baik.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Saat Sedang WFH? Ini Beberapa Kemungkinan Penyebabnya

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Nyeri menstruasi tak kunjung hilang meski sudah minum obat, nyeri menjalar ke punggung/kaki, atau kram disertai demam. Ini adalah tanda bahwa kamu perlu ke dokter.

Menstruasi adalah siklus normal yang dialami perempuan setiap bulan. Ada yang mengalami nyeri, ada pula yang tidak. Bagaimanapun kondisi yang kamu alami, jangan abai merawat organ intim saat menstruasi ya.

Baca Juga: Cara Alami atasi Nyeri Saat Menstruasi

Selama periode ini, terjadi beberapa perubahan di area kewanitaan. Salah satunya, perubahan pH vagina. Dalam kondisi normal, lingkungan vagina bersifat asam, dengan pH sekitar 3,5 – 4,5. Namun saat haid, pH menjadi lebih basa, karena terpengaruh oleh darah yang sifatnya basa. Nah, perubahan pH ini bisa memicu mengganggu keseimbangan mikroflora vagina, sehingga terjadi infeksi jamur.

Tak hanya itu, kondisi vagina pun cenderung lebih lembab saat kamu haid. Terlebih, kita tinggal di negara tropis, dengan cuaca panas dan tingkat kelembaban tinggi, membuat area kewanitaan semakin lembap. Kondisi ini sangat disukai oleh mikroorganisme tertentu. Jamur dan bakteri patogen bisa tumbuh subur, dan menimbulkan infeksi pada vagina. Ciri-cirinya, vagina terasa gatal, tampak kemerahan, dan bisa pula muncul keputihan yang berbau tak sedap.

5 Langkah Merawat Organ Intim saat Menstruasi

Pasti kamu tidak mau kan, terjadi infeksi pada vagina. Jaga selalu kebersihan area kemaluanmu ya. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu lakukan, untuk merawat organ intim saat menstruasi.

  1. Rajin mengganti pembalut
    Disarankan mengganti pembalut 4 jam sekali. Alasannya sederhana: pembalut berfungsi menampung darah haid. Hal ini akan meningkatkan kelembapan dan menaikkan pH vagina, serta bisa menjadi media bagi jamur dan bakteri patogen untuk berkembang biak. Dengan mengganti pembalut tiap 4 jam, kamu akan memutus ketiga hal tadi.
  2. Jaga kebersihan organ intim
    Setelah buang air kecil, bersihkanlah area vagina dengan baik, menggunakan air yang bersih. Bersihkan semua darah yang menempel, termasuk pada area rambut kemaluan. Setelah itu, keringkanlah kemaluan dengan baik, sebelum kamu memakai celana dalam dan pembalut.
  3. Gunakan pembersih yang tepat
    Kamu bisa menggunakan pembersih khusus vagina, bila merasa perlu. Namun hindari yang mengandung sabun dan pewangi ya, karena bisa membuat vagina teriritasi. Lebih baik memilih yang mengandung prebiotik berupa ekstrak susu, yang akan membantu memelihara keseimbangan mikroflora vagina. Juga, pilih yang memiliki pH seimbang dan sesuai dengan pH vagina, untuk mengembalikan keasaman vagina normal. Kedua hal tadi bisa kamu temukan dalam Andalan Feminine Care. Gunakanlah secara bijak ya, cukup 1x sehari saat mandi pagi/sore.
  4. Kenakan pakaian dalam yang sesuai
    Pakai celana dalam berbahan katun, karena mampu menyerap keringat dengan baik, sehingga mengurangi gerah dan lembab di area kemaluan. Sesuaikan pula ukurannya ya, hindari celana dalam yang terlalu ketat.
  5. Pilih pembalut yang baik
    Pilih pembalut yang memiliki daya serap baik, dan tidak beraroma. Aroma segar memang terasa menyenangkan, tapi sayangnya bisa menimbulkan iritasi. Apalagi kalau kulit sensitif. Bila kamu merasa gatal ketika menggunakan pembalut tertentu, segera ganti dengan pembalut lain. Mungkin kamu tidak cocok dengan bahan tertentu di pembalut tersebut.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Perdarahan di Luar Menstruasi, Bisa Jadi Tanda Bahaya

Jangan ragu berkonsultasi ke dokter, bila vagina terasa gatal/perih saat menstruasi. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Nyeri menstruasi tak kunjung hilang meski sudah minum obat, nyeri menjalar ke punggung/kaki, atau kram disertai demam. Ini adalah tanda bahwa kamu perlu ke dokter.

Ladies, tahukah kamu, nyeri menstruasi atau dismenore ternyata merupakan masalah kandungan yang paling banyak dialami perempuan. Diperkirakan, 16,8 – 81% perempuan mengalaminya. Apakah kamu termasuk salah satunya?

Baca Juga: Dorongan Makan Kompulsif Saat Menstruasi, Ini Penyebabnya

Nyeri menstruasi memang sangat tidak nyaman ya. Aktivitas sehari-hari jadi terganggu, interaksi sosial kita pun bisa ikut terpengaruh. Sebagian perempuan bahkan sampai harus absen kuliah atau bekerja, karena nyeri yang tak tertahankan. Jadi kalau kamu mengalami hal ini, tidak perlu merasa lemah atau minder ya.

Penyebab nyeri menstruasi bisa bermacam-macam. Pada dismenore primer, nyeri muncul akibat kontraksi abnormal pada rahim, yang dipengaruhi oleh ketidakseimbangan kimiawi tubuh. Misalnya prostaglandin, zat yang efeknya seperti hormon, dan berperan dalam kontraksi rahim.

Ada dismenore primer, berarti ada yang sekunder? Yes. Dismenore sekunder disebabkan oleh penyakit lain. Misalnya endometriosis, radang panggul, kehamilan di luar kandungan, atau infeksi/tumor di rongga panggul.

Kapan Perlu ke Dokter ketika Nyeri Menstruasi?

Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi nyeri menstruasi. Antara lain minum obat pereda nyeri, cukup beristirahat, kompres perut dengan air hangat, serta melakukan relaksasi seperti latihan napas atau yoga ringan. Obat pereda nyeri yang bisa kamu gunakan: parasetamol, ibuprofen, dan naproxen. Suplemen tertentu juga bisa membantu meredakan keluhan dismenore, misalnya vitamin E, B, B6, omega-3, magnesium, dan zat besi.

Sudah mencoba hal-hal di atas, tapi nyeri menstruasi tidak hilang juga. Hmm ada baiknya kamu ke dokter. Tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa kamu sebaiknya ke dokter, yaitu:

  • Menstruasi yang kamu alami makin berat, dan kram perut makin parah dalam 2-3 bulan terakhir.
  • Kamu mengalami nyeri menstruasi, padahal biasanya tidak.
  • Nyeri tidak berkurang meski sudah minum obat.
  • Nyeri menyebar ke bagian lain, misalnya punggung atau kaki.
  • Kram mendadak makin parah.
  • Usia kamu >25 tahun ketika pertama kali merasakan kram berat.
  • Kram disertai dengan demam.

Tanda-tanda ini sebaiknya tidak kamu abaikan ya, karena bisa jadi ada masalah serius yang menyebabkan nyeri menstruasi. Kamu perlu konsultasi ke dokter; bukan cuma untuk mendapat obat, tapi juga mencari tahu apa penyebab dismenore yang kamu alami. Dengan demikian kamu bisa mendapat penanganan yang tepat, tak sekadar obat untuk mengatasi nyeri dan kram.

Baca Juga: Benarkah Diet Bebas Gluten Bisa Meredakan Nyeri Menstruasi?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ada beberapa jenis makanan dan minuman sebaiknya kamu hindari saat menstruasi, karena bisa memperberat keluhan. Misalnya, yang manis dan asin.

Apakah kamu craving makanan manis atau asin menjelang dan di awal menstruasi? Hmm memang yang manis-manis atau asin tampak menggoda ya saat PMS. Tapi jangan salah, justru itu termasuk makanan yang perlu kamu hindari saat menstruasi, karena bisa memperburuk keluhan saat haid.

Baca Juga: Proses Terjadinya Menstruasi Melewati 4 Tahapan Berikut Lho!

Apa saja makanan/minuman yang sebaiknya kamu hindari saat menstruasi? Berikut ini 5 di antaranya.

  1. Tinggi Garam

    Perubahan kadar progesteron dan estrogen menjelang dan di awal menstruasi, membuat tubuh menahan air dan garam. Jadi jangan heran kalau kamu merasa kembung, dan kaki tampak agak bengkak. Nah, konsumsi garam yang tinggi akan memperburuk kondisi ini, karena garam bersifat menahan cairan dalam tubuh. Untuk itu sebaiknya kurangi makanan yang asin-asin ya. Terutama makanan siap saji atau makanan kemasan seperti keripik kentang, karena makanan seperti sangat tinggi kandungan garamnya. Sebagai ganti chips, kamu bisa makan sop iga misalnya, untuk memuaskan keinginanmu terhadap makanan asin, tapi tetap mendapat nutrisi.

  2. Tinggi Gula

    Cake, donat, es krim, ah lezatnya! Tapi sayangnya, makanan tinggi gula bisa memicu terasa perut kembung dan bergas, yang bisa memperburuk sakit perut dan kram saat menstruasi. Makanan manis juga menyebabkan lonjakan kadar gula darah dalam waktu singkat. Sesaat setelah makan yang manis-manis kamu akan merasakan letupan energi, tapi setelah itu energi kamu seperti ‘habis’. Ini bisa memperburuk mood kamu. Jadi jika kamu mudah merasa depresi, cemas, atau mood tidak stabil kala PMS, sebaiknya hindari makanan/minuman tinggi gula. Masih boleh kok makan atau minum manis, tapi jangan terlalu banyak. Bila craving yang manis-manis, kamu bisa makan buah segar, atau smoothie/jus buah buatan sendiri tanpa tambahan gula.

  3. Berlemak

    Makanan tinggi lemak berdampak besar pada aktivitas hormon kamu. Terutama lemak tidak sehat, seperti lemak trans dan lemak tidak jenuh. Kedua jenis lemak ini bisa turut memunculkan nyeri menstruasi dan peradangan, sehingga sebaiknya kamu hindari saat menstruasi. Ini termasuk makanan yang digoreng, daging yang berlemak, dan makanan kemasan yang diolah dengan minyak yang dihidrogenasi sebagian (partially hydrogenated oil).

  4. Terlalu pedas

    Buat kamu pecinta pedas, mungkin sulit ya menghindari sambal, bumbu balado, dan lain-lain. Namun kamu perlu menyadari, makanan pedas bisa memicu kembung, perut bergas, diare, sakit perut, dan muntah. Mengalami hal-hal ini saat menstruasi, akan membuat kamu makin tidak nyaman atau kesakitan. Apalagi bila kamu cenderung mengalami sakit perut dan kram saat menstruasi. Sebisa mungkin, hindari makanan yang terlalu pedas, atau kurangi makan yang pedas-pedas ya.

  5. Kafein dan Soda

    Tak hanya makanan, minuman tertentu pun sebaiknya dihindari. Apa lagi kalau bukan kafein dan minuman berkarbonasi (soda). Minuman bersoda dan manis bisa memicu perut kembung. Adapun kafein misalnya kopi, bisa menyebabkan retensi cairan dan kembung, serta membuat perut tidak nyaman. Kalau kamu kerap mengalami diare saat menstruasi, sebaiknya hindari dulu kopi menjelang dan selama haid.
    Bagaimana kalau terbiasa minum beberapa cangkir kopi sehari? Dalam kasus seperti ini, kamu bisa hanya kurangi saja jumlahnya, karena absen sepenuhnya dari kopi justru bisa membuat kamu sakit kepala.

Baca Juga: Kapan Kembali Menstruasi Setelah Melahirkan?

Keluhan saat menstruasi sebenarnya normal. Namun bila kamu merasa bahwa keluhan yang kamu rasakan cukup berat, baik secara fisik maupun psikis, tak ada salahnya berkonsultasi dengan ahli. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Meski sepertinya tidak pantas, sebenarnya berhubungan seks saat menstruasi boleh-boleh saja. Namun pahami dulu risiko yang mungkin terjadi.

Dalam banyak agama, berhubungan seks saat menstruasi dilarang. Secara kultural pun dianggap tabu, menjijikkan, ‘gila’, atau tidak senonoh. Namun sebenarnya, menurut dunia medis modern, hal tersebut bukanlah hal yang tidak wajar, dan sebenarnya boleh dilakukan.

Baca Juga: Menstruasi Datang Nyeri Perut Mengadang

Kamu dan/atau pasangan mungkin termasuk orang yang menganggap bahwa berhubungan seksual saat menstruasi itu tidak pantas, dan ‘kotor’. Sah-sah saja berpendapat demikian. Toh meski secara medis tidak masalah, tetap ada risiko yang mengintai.

5 Risiko Berhubungan Seks saat Menstruasi

Bila kamu mencari di mesin pencari mengenai berhubungan seks saat menstruasi, kamu akan menemukan banyak artikel yang membahas manfaat dari hal ini. Bersenggama di kala haid memang ditengarai memiliki beberapa manfaat. Antara lain mengurangi nyeri dan kram perut, serta memperbaiki mood karena orgasme memicu ‘ledakan’ endorfin yang memunculkan perasaan bahagia.

Namun sebelum kamu memutuskan untuk mencoba berhubungan seks saat menstruasi, ada baiknya pahami dulu beberapa risiko yang mungkin terjadi. Apa saja ya? Yuk kita simak.

  1. Infeksi menular seksual

    Risiko terjadinya infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV, klamidia, dan gonore meningkat bila kamu berhubungan seks saat menstruasi. Transmisi patogen penyebab penyakit-penyakit tersebut jadi lebih mudah terjadi, baik dari laki-laki ke perempuan maupun sebaliknya. Alasannya antara lain, saat menstruasi barrier pelindung berupa cervical mucous plug hilang, dan ‘pintu’ leher rahim (serviks) melebar. Selain itu pH vagina menjadi lebih basa, padahal pH asam merupakan salah satu pertahanan alami vagina. Dan jangan lupa, virus HIV bisa terdapat dalam darah menstruasi, sehingga risiko penularan makin tinggi lagi. Apalagi kalau tidak pakai kondom.

  2. Endometriosis

    Bersenggama saat menstruasi bisa membuat darah haid berbalik lagi ke atas (back flow). Hal ini merupakan salah satu faktor risiko terjadinya endometriosis, di mana jaringan endometrial tubuh di luar rongga rahim. Selain menimbulkan nyeri hebat saat haid, endometriosis juga bisa mengganggu kesuburan.

  3. Infeksi jamur

    Berhubungan seks saat menstruasi tak hanya meningkatkan risiko terhadap IMS, tapi juga infeksi lain, misalnya infeksi jamur dan bakteri. Pada vagina memang terdapat mikroflora normal, termasuk jamur dan bakteri. Kadar pH vagina yang asam (3,5 – 4,5) memelihara keseimbangan mikroflora. Saat haid, pH vagina meningkat karena darah haid yang bersifat basa. Hal ini bisa memicu terjadinya ketidakseimbangan mikroflora vagina. Akibatnya, bisa timbul infeksi oleh jamur atau bakteri.

    Bersenggama saat haid makin meningkatkan risiko ini, atau memperburuk gejalanya. Gawatnya, infeksi jamur bisa pula menyebar ke pasanganmu, menyebabkan peradangan pada kepala penis, yang disebut balanitis.
    Untuk menghindari infeksi jamur atau bakteri, jaga selalu kebersihan area vagina. Pembersih kewanitaan seperti Andalan Feminine Care bisa kamu gunakan. Pembersih ini bekerja dengan memelihara keseimbangan mikroflora vagina.

  4. Infeksi saluran kemih

    Risiko infeksi saluran kemih (ISK) pun meningkat. Saat bersenggama, bakteri lebih mudah berpindah dari vagina ke saluran pipis, dan bisa naik hingga ke kandung kemih. Pada dasarnya, perempuan memang berisiko mengalami ISK bila terlalu sering berhubungan (kapans aja), tidak harus hanya ketika haid. Dengan kondisi vagina lebih rentan mengalami infeksi saat menstruasi, maka bersenggama di waktu ini bisa meningkatkan risiko kamu mengalami ISK.

  5. Vagina lecet dan teriritasi

    Ada pendapat bahwa berhubungan seks saat menstruasi lebih nikmat karena darah haid turut berperan sebagai pelumas. Namun pendapat lain menyanggahnya. Justru, darah haid membuat vagina lebih kesat, dan bukannya membuat vagina jadi lebih licin karena sifat darah sangat berbeda dengan lendir. Dengan kondisi kesat, vagina jadi lebih mudah lecet akibat gesekan saat bersenggama. Selain itu, darah haid yang menggumpal juga bisa melukai dinding vagina, membuatnya lecet dan teriritasi.

Baca Juga: Warna Darah Menstruasi bisa Menunjukkan Kesehatanmu, Yuk Kenali

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Olahraga saat menstruasi boleh-boleh saja. Asal, perhatikan rambu-rambunya, dan jangan memaksakan diri.

Olahraga rutin dan teratur bisa membantu meringankan nyeri menstruasi. Tapi, bagaimana dengan olahraga saat menstruasi? Apakah aman, disarankan, atau justru sebaiknya dihindari?

Baca Juga: Cara Menghitung Masa Subur untuk Perempuan dengan Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

Mungkin kamu termasuk yang khawatir, kalau olahraga saat menstruasi bisa menimbulkan kram perut. Terutama di hari-hari pertama menstruasi, ketika darah haid sedang banyak-banyaknya, dan perut kerap terasa nyeri.

Sebenarnya, boleh-boleh saja kok olahraga saat menstruasi. Asal, pahami rambu-rambunya dulu. Yang pasti, jangan berolahraga saat kamu sedang mengalami nyeri haid. Kalau kamu memaksakan diri berolahraga, yang ada nyeri justru bisa bertambah parah.

Pilih Jenis Olahraga saat Menstruasi dengan Cermat

Memilih jenis olahraga saat menstruasi perlu mempertimbangkan kondisi kamu sendiri, dan periode menstruasi. Di periode awal menstruasi misalnya, sebaiknya kamu menghindari bersepeda, karena tekanan pada perut saat bersepeda bisa memicu timbulnya kram. Kalau masa-masa nyeri haid sudah lewat, kamu lebih bebas memilih olahraga yang nyaman buatmu.

Kalau kamu sudah terbiasa berolahraga rutin, maka kamu bisa melakukannya seperti biasa di saat menstruasi. Bisa juga kurangi sedikit intensitasnya, sesuai kemampuanmu. Terpenting, dengarkan tubuhmu ya. Kalau kamu merasa sakit atau nyeri ketika berolahraga, segeralah berhenti, jangan memaksakan diri.

Sebaiknya hindari olahraga berat saat menstruasi, karena diduga bisa memicu timbulnya endometriosis. Endometriosis adalah tumbuhnya jaringan endometrium (lapisan dinding dalam rahim) di tempat/organ lain, dan kerap menimbulkan nyeri hebat saat haid.

Secara umum, lebih disarankan olahraga yang bersifat aerobik dan tidak menimbulkan tekanan/tarikan di area perut, misalnya jalan kaki, jogging. Bila masa nyeri dan kram sudah lewat, kamu bisa bersepeda. Selama pandemi ini ruang gerak kita memang jadi terbatas. Tidak bisa berjalan kaki, jogging, atau bersepeda di luar. Ini bisa disiasati dengan berjalan kaki berkeliling rumah dan naik turun tangga, atau bersepeda statis. Pilihan lain misalnya yoga, senam ringan, dan latihan yang dilakukan sambil berbaring.

Jangan lupa, perhatikan selalu kebersihan organ intim selama menstruasi ya. Ini adalah saat yang rentan terkena iritasi dan/atau infeksi. Gantilah pembalut tiap 4 jam sekali, dan bersihkan area vagina dengan baik setelah buang air kecil. Kamu juga bisa menggunakan pembersih kewanitaan Andalan Feminine Care, untuk membantu memelihara keseimbangan mikroflora vagina. Mikroflora adalah pertahanan alami vagina, yang penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan keputihan patologis.

Baca Juga: Menstruasi Pertama para Belia

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Setidaknya, ada 3 macam olahraga untuk mengurangi nyeri menstruasi yang bisa kamu lakukan. Ingat, harus rutin dan teratur ya!

Kamu sudah mengerti manfaat olahraga untuk mengatasi keluhan menstruasi di artikel ini:
Yuk disimak Ini 5 Manfaat Olahraga untuk Mengatasi Keluhan Mesteruasi.
Nah sekarang, seperti apa sih olahraga untuk mengurangi nyeri menstruasi? Yuk kita simak.

Baca Juga: Siklus Menstruasi Tidak Teratur, bisa Dibantu dengan Pil KB?

3 Pilihan Olahraga untuk Mengurangi Nyeri Menstruasi

WHO menyarankan untuk berolahraga 30 menit selama 5 hari, atau total 150 menit/minggu. Pilihan olahraga bisa kamu sesuaikan dengan kesukaan, kenyamanan, dan kondisi kamu. Nah, di bawah ini beberapa pilihan olahraga yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi nyeri menstruasi.

  1. Olahraga yang bersifat aerobik

    Olahraga aerobik juga dikenal sebagai latihan kardio, karena memang fungsinya untuk meningkatkan/memelihara kesehatan jantung dan pembuluh darah. Ciri dari olahraga ini: gerakannya berulang-ulang, memiliki intensitas ringan-sedang, dan kita masih bisa bernapas dengan baik selama berolahraga – tidak ngos-ngosan. Contoh olahraga aerobik misalnya jogging, jalan sedang/cepat, bersepeda, dan berenang.
    Kamu bisa memilih olahraga aerobik untuk mengurangi nyeri menstruasi. Menurut penelitian, olahraga aerobik rutin dan kontinyu bisa mengendalikan nyeri haid (dismenore) dan perdarahan haid berat. Bonusnya, olahraga aerobik juga bisa meningkatkan relaksasi tubuh dan pikiran, serta mengurangi kelelahan yang kerap muncul saat menstruasi.

  2. Latihan isometrik

    Ini adalah latihan yang memicu kontraksi pada sekelompok otot tertentu. Gerakannya statis, dan posisi tersebut ditahan selama beberapa saat. Contoh latihan isometrik misalnya plank, duduk bersandar pada dinding, dan glute bridge.
    Latihan isometric bisa menjadi opsi olahraga untuk mengurangi nyeri menstruasi. Penelitian menemukan, latihan isometrik pada area perut, panggul dan selangkangan selama 8 minggu bisa mengurangi keparahan dan durasi nyeri menstruasi, serta efektif mengurangi penggunaan obat pereda nyeri.

  3. Yoga

    Mungkin kamu sering mendengar kalau yoga bisa membantu mengurangi nyeri haid. Ini bukan hoaks atau mitos. Secara umum, yoga memang efektif mengurangi stres serta membuat tubuh dan pikiran kita rileks.
    Manfaat yoga untuk mengatasi keluhan menstruasi telah dibuktikan dalam sebuah penelitian. Menurut penelitian tersebut, banyak perempuan yang berpartisipasi dalam program yoga selama 12 minggu, lebih sedikit mengalami nyeri menstruasi, kram, dan kembung. Mereka juga memiliki mood yang lebih baik, serta lebih berenergi. Beberapa pose yoga yang bisa membantu meredakan dismenore, antara lain: cobra pose, cat pose, dan fish pose.

Yuk, mulai berolahraga secara rutin dan teratur, sesuai rekomendasi WHO. Kamu bisa mengkombinasikan opsi olahraga di atas dengan olahraga lain. Idealnya, kita perlu melakukan 4 jenis olahraga: aerobik untuk endurance (ketahanan), latihan beban untuk kekuatan, latihan fleksibilitas (misalnya yoga), dan latihan keseimbangan.

Baca Juga: Menstruasi yang tak Kunjung Terjadi

Kalau kamu masih ragu, tak ada salahnya lho berkonsultasi dengan dokter mengenai pilihan olahraga. Apalagi kalau kamu memiliki masalah dengan menstruasi, misalnya nyeri hebat, atau darah yang keluar banyak sekali. Dan Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Kamu sering mengalami keluhan menstruasi, misalnya mood swing dan kram perut? Ternyata, olahraga bisa membantu mengatasinya.

Apakah kamu termasuk yang sering atau selalu mengalami keluhan menstruasi? Nggak enak banget ya. Badan pegal-pegal, payudara sakit, serta nyeri atau kram di sekitar panggul dan perut bagian bawah. Belum lagi mood swing yang bikin kita lebih sensitif, atau emosi meledak-ledak.

Baca Juga: Strategi Terbebas Nyeri Menstruasi

Keluhan menstruasi bisa berupa PMS (premenstrual syndrome), atau dismenore. PMS mencakup gejala yang lebih luas, termasuk fisik dan psikis. Misalnya jerawat, nyeri pada payudara, dan mood swing. Biasanya muncul 7-10 hari sebelum menstruasi, meski ada juga yang muncul di hari pertama menstruasi. PMS berhubungan dengan fluktuasi hormon menjelang haid, yaitu hormon estrogen, progesteron, dan serotonin.

Adapun dismenore spesifik pada gejala fisik, yang berhubungan dengan proses keluarnya darah haid. Dismenore disebut juga nyeri haid, dan biasanya muncul 1-2 hari sebelum menstruasi, atau di awal menstruasi. Keluhan dismenore yakni kram atau nyeri perut bawah, bisa menyebar hingga ke panggul dan paha bagian dalam. Umumnya, dismenore muncul akibat pengaruh prostaglandin, hormon yang berperan memicu kontraksi rahim.

Manfaat Olahraga untuk Mengatasi keluhan Menstruasi

Sebenarnya nih, keluhan menstruasi seperti di atas bisa dikurangi lho dengan berolahraga. Hmm apa saja ya manfaat olahraga untuk mengatasi keluhan menstruasi? Yuk kita simak.

  1. Mengurangi dismenore

    Menurut penelitian, olahraga bisa mengurangi kadar dan durasi nyeri akibat dismenore. Diduga, ini karena olahraga memicu pelepasan endorfin dalam tubuh, yang membuat kita lebih rileks serta melancarkan aliran darah, sehingga keluhan dismenore berkurang. Olahraga ternyata juga mampu mengurangi perdarahan berat saat haid lho.

  2. Memperbaiki mood

    Efek ini masih berkaitan dengan endorfin. Ditemukan bahwa olahraga secara teratur mampu meningkatkan relaksasi pada tubuh maupun pikiran, menurunkan stres dan kecemasan, serta memperbaiki mood menjelang maupun selama menstruasi.

  3. Mengurangi nyeri payudara

    Menjelang menstruasi, kadar hormon prolaktin dalam tubuh meningkat. Inilah yang membuat payudara bengkak dan terasa nyeri. Olahraga yang bersifat aerobik mampu menurunkan kadar prolaktin agar tidak terlalu tinggi, sehingga bengkak dan nyeri pada payudara pun berkurang.

  4. Mengurangi bengkak

    Mungkin kamu menyadari, beberapa bagian tubuh agak bengkak menjelang/saat menstruasi. Ini disebabkan peningkatan kadar aldosteron, yang membuat cairan dan garam tertahan dalam tubuh. Alhasil, tubuh pun bengkak. Nah, berolahraga bisa menurunkan aldosteron, sehingga bengkak berkurang.

  5. Mengurangi sakit punggung

    Latihan aerobik menimbulkan kontraksi berulang, membuat aliran darah ke pembuluh darah balik (vena) jadi lebih lancar. Ini akan meningkatkan kadar prostaglandin dan senyawa-senyawa lainya, yang mampu mencegah dan mengurangi sakit punggung, serta rasa tidak nyaman pada panggul dan perut.

Baca Juga: Cara Alami atasi Nyeri Saat Menstruasi

Tentu, manfaat olahraga untuk mengatasi keluhan menstruasi akan terasa bila dilakukan secara rutin dan teratur, bukan hanya sesekali. Secara umum, kita disarankan berolahraga selama 150 menit dalam seminggu, dengan intensitas sedang. Bila dirata-rata, maka 30 menit selama 5 hari. Nah,kalau kamu memerlukan konsultasi seksual dengan ahli, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Bulan lalu, kamu memutuskan untuk mengadopsi rutinitas baru dan mendaftarkan diri ke sebuah fasilitas olahraga tak jauh dari rumah. Saat sedang asik berlari di atas treadmill sambil mendengarkan musik upbeat yang sangat memacu semangat berolahraga, tahu-tahu menstruasi. Duh, sayangnya kamu sedang tidak siap untuk menghadapi tamu dadakan ini. Untung ada yang menjual pembalut tak jauh dari lokasi gym. Seharusnya jadwal menstruasimu dua minggu yang lalu, namun entah kenapa baru muncul hari ini. Kira-kira kenapa menstruasi tidak teratur begini, ya? Bisa jadi, perubahan pola olahragamu adalah penyebabnya.

    Apakah infeksi saluran kemih berpengaruh pada menstruasi?

  • Porsi olahraga yang berlebihan bisa menyebabkan ketidak-teraturan menstruasi
    Menurut penelitian, aktivitas fisik yang terlalu berat bisa membuat menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak terjadi sama sekali (Machmudah et al., 2017). Hal ini diperkirakan terjadi karena perubahan hormonal dalam tubuh ketika tubuh beradaptasi dengan pola olahraga. Ini merupakan sesuatu yang normal dan sering dialami oleh para atlet perempuan. Bila hal ini mengganggumu, ini bisa diatasi dengan menyesuaikan porsi olahraga agar agak lebih ringan. Kalau tidak mengganggu, teruskanlah menjalani olahraga yang kamu sukai tersebut dalam porsi yang membuatmu bahagia.

Baca Juga: Penyebab Kembung Saat Menstruasi

  • Tekanan fisik dan mental dalam olahraga yang kompetitif bisa memicu stres
    Sebagian olahraga menuntut performa yang lebih tinggi daripada olahraga lainnya, apalagi bila ada unsur kompetisi. Misalnya bila kamu sering mengikuti kompetisi renang, bela diri, gimnastik, atau lari maraton. Nah, segala tekanan untuk mengerahkan performa maksimal bisa memicu stres yang akhirnya memengaruhi siklus menstruasi (Senatore, Pisapia & Domenico, 2019). Ini sebetulnya wajar, namun bila tekanan yang kamu rasakan terlalu memberatkanmu, diskusikanlah dengan pelatih olahraga, teman satu tim, atau konselor profesional. Siapa tahu ada strategi yang bisa diterapkan untuk membuat kamu lebih tenang dan rileks, serta membuat sesi latihan terasa lebih mudah.

  • Olahraga dengan porsi yang proporsional justru membuat menstruasi semakin teratur
    Apakah perempuan usia subur sebaiknya tidak berolahraga? Tidak juga. Bila dilakukan secara proporsional, olahraga malah bisa membantu perempuan dengan siklus menstruasi tidak teratur. Olahraga secara rutin bisa meningkatkan keteraturan pola menstruasi, memperbaiki masalah ovulasi, serta meningkatkan kemungkinan untuk mencapai kehamilan (Benham, Yamamoto, et al., 2018). Bagi kamu yang mengalami PCOS, olahraga bisa membantu meningkatkan kesuburanmu. Sering nyeri menstruasi? Aerobik selama 30 menit 3 kali sehari dapat mengurangi gejala nyeri menstruasi, lho (Dehnavi, Jafarnejad & Kamali, 2018). Selain itu, olahraga juga tetap dibutuhkan demi menjaga kesehatan secara umum, sehingga tubuh tetap kuat dan tidak mudah terserang penyakit. Jadi, pilihlah jenis olahraga yang membuat kamu nyaman dan sesuaikan saja porsinya agar tidak berlebihan.

Baca Juga: Kapan Kembali Menstruasi Setelah Melahirkan?

Itulah sekilas pembahasaan mengenai olahraga dan dampaknya terhadap siklus menstruasi. Agar tak perlu panik ketika menstruasi sedang tidak teratur, pastikan kamu selalu menyediakan produk-produk menstruasi seperti pembalut, tampon, menstrual cup, atau celana dalam menstruasi di tempat yang mudah kamu akses kapan saja. Membawa pakaian ekstra untuk berjaga-jaga bila darah menstruasi ‘tembus’ sehabis berolahraga juga bisa membuat kamu lebih nyaman. Selain itu, jika kamu ingin berkonsultasi lebih lanjut soal menstruasi dan kesuburan, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Menstruasi tidak teratur di bulan puasa? Sekitar 30% perempuan mengalami hal yang sama (Yavangi, Amirzargar, et al., 2013). Seringkali, ketidak-teraturan menstruasi menjadi sumber kekhawatiran bagi perempuan, sebab menstruasi kerap dijadikan sebagai tolak ukur kesehatan reproduksi dan kesuburan. Walaupun begitu, menstruasi tidak teratur di bulan Ramadan merupakan sesuatu yang normal. Berikut beberapa alasannya:

Baca Juga: Penyebab Kembung Saat Menstruasi

  • Pola makan berubah
    Dengan pola makan yang berubah, siklus menstruasi bisa ikut terpengaruh (Akhila, Shaik & Kumar, 2020). Saat puasa, frekuensi, waktu, dan porsi makan tentunya tak sama seperti biasa. Jenis makanan yang dikonsumsi juga bisa berbeda, dengan banyaknya pilihan takjil manis dan gorengan yang tersedia ketika berbuka. Tak mengherankan bila banyak orang mengalami perubahan berat badan secara drastis hingga berdampak pada siklus menstruasi. Jadi, tak perlu kaget bila tahu-tahu menstruasi tidak teratur.


  • Jam tidur berubah
    Di bulan suci Ramadan, banyak perempuan yang bangun dini hari pukul 2-3 pagi untuk mempersiapkan sahur serta tidur larut malam setelah beribadah malam. Hal ini tentunya bisa berpengaruh terhadap jam tidur. Bila jam tidur kurang dan tak sempat tidur siang, menstruasi bisa jadi tidak teratur. Soalnya, keteraturan menstruasi juga bergantung pada jam tidur yang cukup (Lim, Kim, Lee, et al., 2018).


  • Aktivitas sehari-hari berubah
    Tak hanya pola makan dan jam tidur, aktivitas sehari-hari yang berubah di bulan Ramadan bisa memengaruhi siklus menstruasi (Ikhsan, Siregar & Muharam, 2017). Misalnya, bila tadinya rajin berolahraga, tahu-tahu malah jadi kurang aktif karena berpuasa. Sebaliknya juga berlaku bila tadinya aktivitas sehari-hari tak begitu banyak, namun di bulan puasa jadi sangat sibuk, entah karena persiapan sahur dan buka puasa, kegiatan amal dan acara keagamaan, serta padatnya persiapan menyambut lebaran Idul Fitri.


  • Tingkat stres berubah
    Bulan puasa dan lebaran Idul Fitri idealnya menjadi momen baik yang ditunggu-tunggu. Akan tetapi, segala persiapannya juga bisa menguras tenaga, waktu, dan biaya, sehingga memicu stres. Bertemu dengan keluarga besar pun bisa menjadi tantangan tersendiri, apalagi bila harus berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan klasik yang dari beberapa anggota keluarga yang mungkin agak kurang sensitif.
    “Kapan nikah?”
    “Kok belum hamil juga?”
    “Kapan nambah anak kedua?”
    “Habis puasa kok tambah gemuk, ya?”
    Faktanya, stres pun bisa membuat menstruasi tidak teratur (Lim, Kim, Lee, et al., 2018). Dibutuhkan strategi khusus untuk tetap tenang dan mempertahankan kesehatan mental.

Baca Juga: Proses Terjadinya Menstruasi Melewati 4 Tahapan Berikut Lho!

Itulah beberapa faktor yang bisa membuat menstruasi tidak teratur di bulan puasa. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi di bulan Ramadan, tubuh pun menyesuaikan diri. Akan tetapi, hal ini tak perlu dicemaskan. Seiring dengan rutinitas yang kembali normal sesudah bulan Ramadan nanti, pola menstruasi pun seharusnya akan kembali seperti semula. Meskipun begitu, bila memang kamu khawatir, tak ada salahnya juga berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, kamu juga bisa berkonsultasi dengan Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Dengan standar kecantikan yang semakin tinggi dan maraknya tren menampilkan tubuh ideal di jejaring sosial, tak mengherankan bila banyak orang akhirnya terobsesi dengan pola makan yang kurang sehat. Padahal, pola makan yang tidak sehat bisa menyebabkan banyak masalah bagi tubuh, termasuk menstruasi tidak teratur serta ketidak-suburan. Berikut 3 contoh gangguan makan yang perlu diwaspadai menurut DSM-5, buku panduan diagnosis resmi para psikolog.

Baca Juga: Penyebab Kembung Saat Menstruasi

  • Anoreksia nervosa
    Orang dengan anoreksia memiliki persepsi yang tidak wajar mengenai bentuk tubuhnya sendiri. Meskipun sudah sangat kurus, ia masih merasa gemuk. Berbagai upaya akan ia lakukan untuk mencapai bentuk tubuh kurus yang diinginkan, mulai dari diet, memuntahkan makanan dengan sengaja, menggunakan obat-obatan pelancar buang air besar (BAB), dan / atau olahraga yang berlebihan.
    Menstruasi tidak teratur merupakan salah satu dampak dari anoreksia terhadap kesehatan reproduksi. Selain itu, orang yang memiliki anoreksia biasanya juga butuh waktu yang lebih lama sebelum dikaruniai keturunan (Winkler, Frolich, et al., 2016).


  • Bulimia nervosa
    Seperti anoreksia, bulimia juga disertai dengan kebiasaan untuk memuntahkan makanan dengan sengaja, minum obat-obatan pelancar BAB, serta olahraga dan puasa berlebihan demi tubuh kurus. Bedanya, jika orang dengan anoreksia mengalami penurunan berat badan yang ekstrim akibat membatasi asupan makanan, orang-orang dengan bulimia tidak demikian. Pola makan tidak sehat dari bulimia ditandai dengan kebiasaan makan banyak dalam waktu cepat yang diikuti dengan rasa bersalah dan malu, kemudian mengeluarkan kembali secara paksa makanan yang sudah masuk ke dalam perut. Masalahnya, karena makanan hanya ‘lewat’ di lambung dalam waktu yang sangat singkat, tubuh tak sempat mencerna kandungan nutrisinya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab menstruasi tidak teratur bagi orang-orang dengan bulimia. Meskipun dampaknya tidak separah anoreksia, bulimia tetap bisa mengurangi kesuburan (Tabler, Utz, et al., 2018).


  • Binge-Eating Disorder (BED)
    Berbeda dengan anoreksia dan bulimia, orang-orang dengan BED justru terlalu banyak makan. Walaupun sedang tidak lapar, mereka bisa makan sangat cepat hingga kekenyangan. Bila setelahnya mereka merasa bersalah karena sudah makan secara berlebihan, cara mereka mengatasi perasaan yang membuat tidak nyaman tersebut adalah dengan makan lagi. Seperti anoreksia dan bulimia, BED juga bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur (Algars, Huang, et al., 2014).

    Lalu, bila sudah terlanjur memiliki gangguan makan, apakah siklus menstruasi bisa kembali teratur? Dengan bantuan profesional, niat yang kuat, serta upaya yang konsisten, bisa.

    Sebagai contoh, sebanyak 50% penyintas anoreksia kembali menstruasi secara teratur setelah mereka berhasil menaikkan kadar lemak dalam tubuh hingga 23% (Winkler, Frolich, et al., 2016). Oleh karena itu, kalau kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami salah satu dari ketiga gangguan makan ini, usahakan untuk segera mencari bantuan psikolog dan dokter. Hindari penghakiman dalam bentuk apapun, sebab gangguan makan seringkali bersifat kompleks dan berakar pada masalah yang lebih serius.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur, Salah Satu Gejala PCOS

Itulah sekilas pembahasan mengenai gangguan makan yang bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Di usia produktif, perempuan butuh dukungan untuk bisa memaksimalkan kesempatan berkarir dan mengembangkan diri. Salah satunya adalah dengan pelayanan KB yang efektif, praktis, dan baik bagi kesehatan, sesuatu yang menurut WHO merupakan hak setiap orang. Suntik KB 2 bulanan Andalan Gestin F2 hadir untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini.

Baca Juga: Hindari Kehamilan di Usia Remaja, Pahami Risikonya

Andalan Gestin F2 merupakan metode kontrasepsi hormonal yang diadministrasikan melalui suntikan setiap 2 bulan sekali. Dengan kandungan medroxyprogesterone acetate (hormon progesteron) 65 mg dan estradiol cypionate (hormon estrogen) 7,5 mg per mililiternya, Andalan Gestin F2 terbukti efektif mencegah kehamilan. Andalan Gestin F2 merupakan KB Suntik 2 bulan yang ada pertama di Indonesia. Mekanisme kerjanya ada 3 macam, yaitu sebagai berikut:

  • Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur,
  • Menebalkan cairan lendir pada leher rahim agar lebih sulit dilalui oleh sperma,
  • Menipiskan lapisan endometrium agar sel telur tidak dapat menempel bila masih terjadi pembuahan sel telur oleh sperma.

Dari segi kesehatan, Andalan Gestin F2 memiliki banyak manfaat. Perempuan terkadang khawatir bahwa menggunakan alat kontrasepsi bisa mengganggu siklus menstruasi ataupun mengurangi kesuburan secara permanen. Nah, dengan Andalan Gestin F2, hal ini tidak akan terjadi. Soalnya, kombinasi hormon progesteron dan estrogennya dikembangkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keteraturan siklus menstruasi. Kamu pun bisa segera merencanakan kehamilan setelah masa perlindungan Andalan Gestin F2 selesai.

Dibandingkan dengan suntik KB 1 bulanan, suntik KB 2 bulanan Gestin jauh lebih praktis dan ekonomis. Karena hanya perlu dilakukan 2 bulan sekali, jumlah jadwal kunjungan suntik jadi lebih sedikit, cocok sekali untuk kondisi Indonesia yang masih dilanda pandemi COVID-19. Keunggulan ekonomisnya tak perlu dipertanyakan lagi.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Sehari-hari, IUD Tembaga Juga Bisa Jadi Kontrasepsi Darurat

Bagi dokter atau bidan yang ingin bertanya lebih lanjut tentang Andalan Gestin F2 bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 17.00 WIB.

Apakah infeksi saluran kemih berpengaruh pada menstruasi?

ISK juga tidak akan menunda menstruasi. Kecuali, Anda stres ketika terkena ISK yang bisa menyebabkan menstruasi terlambat. Jika ISK terjadi pada saat Anda haid, pastikan untuk lebih memperhatikan kebersihan organ intim Anda. Cobalah mengganti pembalut lebih sering dan menjaga kebersihan vagina.

Apakah infeksi saluran kemih berpengaruh pada kesuburan?

Salah satu penelitian yang diterbitkan di Science Daily menyebutkan bahwa 6-10 persen masalah kesuburan pria disebabkan oleh infeksi saluran kencing.

Apa dampak dari infeksi saluran kemih?

Saat seseorang terkena ISK, bakteri bisa naik dan masuk ke ginjal. Alhasil, kondisi ini membuat seseorang rentan terkena infeksi ginjal (pyelonephritis) yang ditandai dengan nyeri punggung, mual, demam, hingga menggigil. Jika tidak juga ditangani, infeksi ginjal bisa menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal. Sepsis.

Penyakit apa yang telat datang bulan?

Telat haid juga bisa disebabkan oleh penyakit, seperti sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome/PCOS), penyakit kronis seperti gangguan hormon atau gula darah, serta masalah tiroid. Gangguan menstruasi bisa terjadi karena kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan normal.

Apakah infeksi saluran kemih mempengaruhi menstruasi?

ISK juga tidak akan menunda menstruasi. Kecuali, Anda stres ketika terkena ISK yang bisa menyebabkan menstruasi terlambat. Jika ISK terjadi pada saat Anda haid, pastikan untuk lebih memperhatikan kebersihan organ intim Anda. Cobalah mengganti pembalut lebih sering dan menjaga kebersihan vagina.

Apa gejala infeksi saluran kencing pada wanita?

Gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada wanita.
Nyeri saat berkemih..
Frekuensi berkemih yang meningkat..
Sulit menahan kencing (kebelet).
Buang air kecil sedikit-sedikit dan rasa tidak tuntas..
Nyeri Pinggang..
Urine mengandung darah..
Mual dan muntah..
Urine berwarna keruh dan memiliki bau yang lebih tajam..

Apa dampak dari infeksi saluran kemih?

Saat seseorang terkena ISK, bakteri bisa naik dan masuk ke ginjal. Alhasil, kondisi ini membuat seseorang rentan terkena infeksi ginjal (pyelonephritis) yang ditandai dengan nyeri punggung, mual, demam, hingga menggigil. Jika tidak juga ditangani, infeksi ginjal bisa menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal. Sepsis.

Apakah infeksi saluran kencing mempengaruhi kesuburan?

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan pria tidak subur. Salah satu penelitian yang diterbitkan di Science Daily menyebutkan bahwa 6-10 persen masalah kesuburan pria disebabkan oleh infeksi saluran kencing.