Apakah obat tradisional dapat diminum secara bersamaan dengan obat kimia?

PortalJember.com - Obat herbal merupakan obat yang dipercaya lebih aman namun memiliki efek penyembuhan yang lama.

Karena reaksi obat herbal yang terbilang cukup lama, kadang orang minum obat herbal bersamaan dengan obat kimia.

Karena menginginkan reaksi penyembuhan yang lebih cepat. Bolehkah minum obat herbal dengan obat kimia secara bersamaan?

Baca Juga: 4 Rahasia Hidup Sehat Rasulullah yang Sering Terlupakan, Salah Satunya Minum ASI

dr. Zaidul Akbar berikan penjelasan tentang hal tersebut, seperti dilansir PortalJember.com dari video Youtube dr. Zaidul Akbar Official yang diunggah 22 Juni 2021.

Dr. Zaidul Akbar menerangkan, jika tidak banyak makanan aneh-aneh masuk ke dalam tubuh seseorang.

Maka otomatis penyakit dalam tubuh seseorang tersebut tidak akan terlalu komplit. Dan jika diobati menggunakan ramuan-ramuan herbal, itu sudah sangat cukup.

Baca Juga: Dokter Zaidul Akbar Ungkap Ciri Seorang Muslim yang Hatinya Terikat dengan Allah SWT

Tapi jika pola makan, pola tidur, dan pola hidup lainnya tidak baik, maka penyembuhan akan lama.

Sumber: YouTube dr. Zaidul Akbar Official

Minggu, 31 Juli 2022 16:16 WIB

Jamu VS Obat

Apakah obat tradisional dapat diminum secara bersamaan dengan obat kimia?

480

Elsa Savitrie, SKM, M.Kes - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang


Slogan “back to nature” membuat masyarakat berbondong-bondong memanfaatkan produk bersumber alam dalam upaya menjaga kesehatan. Salah satu upaya tersebut yakni mengonsumsi jamu yang telah lama digunakan oleh nenek moyang kita. Terutama di musim penghujan seperti sekarang ini, enaknya menghangatkan tubuh dengan mengonsumsi jamu. Dan di masa pandemi ini orang-orang banyak beralih ke jamu-jamuan yang kononnya bisa mencegah virus corona seperti minuman berasal dari jahe merah.

Di warung-warung, apotik, mini market banyak dijumpai menjual minuman kemasan dari bahan dasar jahe merah. Minuman hangat satu ini menjadi idola dimasa pandemi. Apakah peran obat akan tergeser oleh si jahe merah ini? Yok….kita cari tahu. 

Jamu herbal berasal dari bahan alam, sedangkan obat kimia dari bahan sintetik. Jadi secara umum kita bisa mengatakan bahwa keunggulan obat tradisional, jamu atau herbal lebih aman, lebih minimal efek samping. Meski diklaim lebih aman, obat tradisional tidak bisa memberikan efek instan.  Misal dibandingkan obat sintetis pereda nyeri, obat kimia akan bekerja lebih cepat meredakan peradangan atau nyeri dibanding herbal atau jamu. 

Interaksi  obat Herbal  dan obat Kimia
Herbal dan obat kimia sebenarnya memiliki khasiat yang sama. Namun, bekerja dengan cara yang berbeda. Kalau obat-obatan kimia bekerja dengan meredam gejala sakit, Herbal (baik dalam bentuk suplemen, kapsul, jamu, atau rebusan) umumnya berperan dalam menyeimbangkan fungsi organ tubuh agar kembali bekerja dengan baik. 

Interaksi Herbal dan obat kimia dapat terjadi, karena Herbal dan obat kimia mengandung senyawa aktif yang sama-sama mempengaruhi tubuh. Jika Herbal dan obat kimia ini dikonsumsi secara bersamaan, ada 3 interaksi yang mungkin timbul yaitu efeknya semakin kuat, menjadi berkurang, atau malah hilang sama sekali. Cukup sulit menentukan mana yang paling baik, karena efek yang diinginkan sangat dipengaruhi oleh jenis penyakit dan kondisi tubuh pasien. Interaksi yang menguntungkan juga akan terjadi jika Herbal yang dikonsumsi berefek mengurangi efek samping obat. 

Cara aman dalam kombinasi obat
Jika akan mengkombinasikan Herbal dengan obat kimia, ada baiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan ahli Herbal, sinse, atau dokter yang mendalami Herbal. Mereka ini tergabung dalam Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT), sebagai organisasi di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). 

Agar aman dan efektif, waktu mengkonsumsi juga harus diperhatikan. Menurut Dr Dalimartha (yang menjabat Ketua II PDPKT), sebaiknya nimum Herbal dua jam sebelum atau sesudah mengkonsumsi obat dokter. “Selama waktu itu, biasanya proses mencerna obat sudah selesai sehingga interaksi yang tidak diinginkan bisa dihindari, dan efektivitas Herbal yang dikonsumsi tetap terjaga. 

Berikut ini kombinasi obat herbal dan kimia yang cocok dan tidak cocok untuk konsumsi :
Pasangan Serasi
1. Obat Umum
Jika digunakan dalam jangka panjang, obat-obat kimia berpotensi mengganggu fungsi hati. Untuk menghindarinya, konsumsilah temulawak atau milk thistle (Sylibum marianum). Kedua Herbal ini terbukti secara ilmiah tidak berinteraksi dengan obat kimia, namun membantu regenerasi sel-sel hati.

2. Obat Pembunuh Virus
Ada beberapa jenis Herbal yang meningkatkan sistem imun dan meningkatkan khasiat obat antiviral. Contohnya, echinacea (Echinacea angustifolia, E. Purpurea, E. Pallida), dan meniran (Phyllanthus niruri). Meskipun demikian, jangan mengkonsumsi echinacea dan meniran berbarengan, karena justru dapat mengganggu sistem imun.

3. Obat Alergi
Untuk meredakan gejala alergi dengan cepat, kita dapat minum antihistamin. Herbal yang dapat dikombinasikan adalah bawang putih, yang bisa digunakan dalam masakan dalam jumlah yang
diperbanyak.


Pasangan Tidak Serasi
1. Obat Umum
Herbal yang mengandung tanin dapat mengurangi penyerapan tubuh terhadap obat-obatan yang mengandung codein, ephedrine, dan theophyline. Hindari konsumsi daun jambu biji, teh, dan herbal yang rasanya sepat.

2. Obat Pengencer Darah
Jika mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin dan warfarin, hindari bawang putih, jahe, ginseng, pegagan (Centella asiatica), dan nanas. Selain itu waspadai kandungan dan shen (Salvia miltiorrhiza) dan dang qui (Angelica sinensis) yang kerap terdapat dalam ramuan sinse. Herbal tersebut bersifat melancarkan peredaran darah sehingga jika dikonsumsi bersama aspirin atau warfarin bisa menyebabkan perdarahan organ.

3. Obat Jantung
Herbal yang dapat mempengaruhi kerja obat jantung, di antaranya jenis pencahar seperti ginseng, buah senna (Senna folium), licorice (Glycrrhiza glabra), dan ma huang (Herbal ephedrae). Herbal-Herbal ini dapat menganggu ritme denyut jantung. Umumnya minum jamu boleh-boleh saja, asal dikonsultasikan dulu dengan dokter.
sebaiknya jika ingin mengonsumsi jamu atau obat diberikan jarak waktu. Kalau memang
diharuskan obat dengan jamu sebaiknya minimal 3 jam jarak waktunya.

Referensi

https://health.detik.com/ulasan-khas/d-2223105/sedang-minum-obat-dokter-boleh-tetap-minum-jamu-kok-asal.

https://www.suara.com/health/2020/08/07/210820/jamu-herbal-vs-obat-kimia-untuk-pengobatan-mana-yang-lebih-cespleng

https://www.suara.com/health/2021/06/23/115515/bolehkah-obat-herbal-dan-obat-kimia-diminum-bersamaan-ini-kata-dokter-zaidul-akbar

https://iik.ac.id/blog/amankah-kombinasi-obat-kimia-obat-herbal/

DOC, PROMKES,RSMH

Bolehkah mengkonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat kimia?

Menurut Dr Dalimartha (yang menjabat Ketua II PDPKT), sebaiknya nimum Herbal dua jam sebelum atau sesudah mengkonsumsi obat dokter. “Selama waktu itu, biasanya proses mencerna obat sudah selesai sehingga interaksi yang tidak diinginkan bisa dihindari, dan efektivitas Herbal yang dikonsumsi tetap terjaga.

Mengapa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia obat?

Karena obat tradisional di Indonesia diedarkan secara bebas (merupakan produk OTC) sehingga konsumen dapat menggunakan setiap saat bila dikehendaki. Bila pada obat tradisional terdapat BKO, maka penggunaan yang terus menerus atau berlebihan akan menimbulkan risiko yang membahayakan kesehatan tubuh.

Apakah boleh minum jamu dan obat secara bersamaan?

Entah itu ramuan dalam bentuk jamu, atau terapi aneka tumbuhan tradisional. Tapi, bolehkah konsumsi obat herbal ini dibarengi dengan obat kimia yang biasa diberikan oleh dokter? Menjawab ini, Dokter Zaidul Akbar mengatakan tidak ada larangan obat kimia dan obat herbal dikonsumsi bersamaan.

Berapa lama jeda minum obat dan jamu?

Umumnya minum jamu boleh-boleh saja, asal dikonsultasikan dulu dengan dokter. diharuskan obat dengan jamu sebaiknya minimal 3 jam jarak waktunya.