Bagaimana cara kerja lampu air garam?

Tahukah kita, kalau di antara garam dan gula yang sering kita gunakan ini dapat menyalakan lampu? Wah, ayo coba Fun Experiments hasil kolaborasi para siswa SMA dan SD DharmaMulya ini!

Percobaan pertama kita akan mencoba menyalakan lampu dengan larutan.

Alat-alat yang disiapkan:

1. Garam dan gula

2. Air murni (Aquades) yang tidak mengandung mineral.

3. Tabung reaksi

4. Pipet

5. Gelas kimia

6. Lampu bohlam lengkap dengan viting dan steker

Langkah-langkah percobaan:

1. Larutkan gula ke dalam air murni , lalu aduk.

2. Larutkan garam ke dalam air murni, lalu aduk.

3. Masukkan elektrode listrik lampu ke dalam larutan gula, lihat apakah lampunya menyala?

4. Masukkan elektrode listrik lampu ke dalam larutan garam, lihat apakah lampunya menyala?

Kesimpulan percobaan pertama ini:

:: Di dalam air, atom-atom garam berubah menjadi ion-ion (ion adalah atom yang bermuatan listrik). Ion-ion inilah yang meneruskan arus listrik dari sumber listrik ke lampu, sehingga lampu dapat menyala. Sedangkan atom-atom gula tidak dapat berubah menjadi ion-ion sehingga tidak dapat menyalakan lampu.

Percobaan kedua: Melarutkan perak nitrat ke dalam larutan air gula dan larutan air garam.

Alat-alat yang disiapkan:

1. Garam dan gula

2. Air murni (Aquades) yang tidak mengandung mineral.

3. Tabung reaksi

4. Pipet

5. Gelas kimia

6. Larutan Perak Nitrat

Langkah-langkah percobaan:

1. Larutkan gula ke dalam air murni , lalu aduk.

2. Larutkan garam ke dalam air murni, lalu aduk.

3. Masukkan larutan Perak Nitrat ke dalam larutan air gula, lihat hasilnya apakah ada perubahan terhadap air gula? 

4. Masukkan larutan Perak Nitrat ke dalam larutan air garam, lihat hasilnya, apakah garam mengumpul dan mengendap ke dasar tabung reaksi?

Kesimpulan percobaan kedua: 

:: Larutan air gula tidak dapat diserang atau tidak dapat diubah oleh larutan Perak Nitrat (AgNo3) 

sedangkan hal sebaliknya terjadi pada larutan garam. Garam dapat diubah atau diserang oleh Perak Nitrat  dan jatuh menjadi endapan.

Wah, kita bisa belajar dari #gula dan #garam ya!

Metode belajar di Sekolah Kristen Dharma Mulya adalah contextual and collaborative learning.

Seru sekali bisa belajar dengan mengalami langsung bersama teman-teman apalagi bisa berkolaborasi dan menambah pengetahuan bersama.

Bumi yang berguncang dinihari itu di Mamuju Sulawesi Barat, mengakibatkan aliran listrik putus. Malam Sabtu pun menjadi gelap gulita, kecuali lampu penerangan darurat yang tampak sebagai titik-titik sinar redup dari kejauhan.

Kehadiran Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo ke lokasi musibah, membawa secercah cahaya terang. Tak kurang dari seratus (100) unit “lampu air garam” menerangi lokasi pengungsian di sekitar rumah dinas Gubernur Sulawesi Barat.

Kepala BNPB Letjen Doni Monardo meninjau lokasi terdampak gempa di Kecamatan Malunda dan Ulumanda, Kabupaten Majene pada Sabtu 16 Januari 2021.

Letak rumah jabatan gubernur yang berada di dataran tinggi, membuat masyarakat berbondong-bondong mengungsi ke kawasan sekitarnya. Selain dirasa aman dari kemungkinan celaka akibat gempa susulan, juga dirasa jauh dari jangkauan tsunami, seandainya pun terjadi.

Jumat malam (15 Jan 2021) kondisi kota Mamuju gelap, karena memang masih mati lampu. Beruntung, Doni membawa lampu air garam. Lampu lampu itu ikut terbang bersama pesawat Hercules TNI AU pada Jumat siang 15 Januari 2021.

Lampu-lampu ini benar-benar terobosan. Ide brilian anak bangsa yang kemudian cepat disambar oleh Kepala BNPB, karena sangat cocok untuk daerah yang tertimpa bencana seperti di Mamuju ini.

Apa dan bagaimana lampu air garam itu? Sarwani yang paham. Dialah yang secara gamblang menjelaskan hal-ihwal air garam bisa menyalakan lampu LED.

Tak sulit mendapat informasi dari pria kelahiran Purworejo tahun 1987 itu. Muhammad Sarwani, ST sudah sejak tahun 2012 menggeluti hal-ihwal reduksi oksidasi (redoks). Padahal, ia sendiri jebolan Fakultas Teknik Mesin, Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Berkat ketekunannya mengutak-atik energi alternatif dari air garam itu, kini ia sudah berhasil menggapai mimpinya. Menghadirkan cahaya di lokasi bencana. Menghadirkan cahaya melalui cara yang sangat sederhana: Air garam, atau garam dapur yang dilarutkan ke dalam air.

Usaha melahirkan inovasi lampu air garam dirintis sejak tahun 2012. Setelah melalui serangkaian uji coba dan pengetesan selama empat tahun, maka tahun 2016, produk lampu air garam pun siap diproduksi massal. Ia pun tak mematenkan karyanya ke Kementerian Kumham.

“Lampu air garam HEI tipe SWL 01 sudah dipatenkan juga. Total kami sudah mengantongi tiga sertifikat HKI dari Kumham,” ujar Sarwani, dari PT HEI (Hafi Energi Indonesia), produsen lampu air garam yang disebut Sarwani sebagai Piranti Listrik Tenaga Air Garam (PLTAG).

Pengoperasian “lampu ajaib” ini cukup mudah. Dalam satu packing, terdapat satu lampu, botol pencampur air garam dan air ukuran 125 cc. “Hanya perlu air bersih dan garam. Garam apa saja,” katanya seraya menambahkan, “tak ada garam, air laut pun bisa. Makanya, lampu ini juga sangat cocok dipakai para nelayan.”

Dalam setiap kemasan, terdapat petunjuk cara penggunaaan lampu air garam, sangat detail dan menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan disertai gambar/ilustrasi. Bayangkan, hanya dengan mencampur air bersih dan sesendok garam, lampu ini mampu menyala hingga 12 jam dalam kekuatan sinar LED 1,6 watt atau setara terangnya bohlam 25 watt.

Ketika ditanya bagaimana cara kerja lampu air garam tadi? Anda yang “orang kimia” akan mudah paham. Anda yang belajar electricity tentu lebih cepat memahami. Ini adalah soal katoda dan anoda. “Sebenarnya dari SMP kita sudah belajar tentang katoda dan anoda,” ujar Sarwani.

Sarwani pun menjelaskan, bahwa elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut katoda. Sedangkan elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut anoda. Katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi yang elektrodanya negatif (-). Sementara anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi yang elektrodanya positif (+).

Jika kita tengok lampu air garam pun memiliki prinsip yang sama. Air laut atau garam sebagai elektrolit. Ketika masuk ke dalam tabung modul, terjadi reaksi kimia yang menghasilkan ion-ion energi listrik. Dan ion-ion itu pula yang dimanfaatkan untuk menyalalakan LED.

Bukan hanya memberi cahaya di tengah kegelapan. Lampu air garam juga bisa dimanfaatkan sebagai charger ponsel Anda. “Tapi tidak bisa digunakan bersamaan. Jadi, kalau sedang dipakai untuk menyalakan lampu, maka fungsi charger off. Sebaliknya kalau sedang digunakan sebagai charger, maka lampu LED tidak bisa dinyalakan,” kata Sarwani.

Ketika didesak mengapa tidak bisa difungsikan bersamaan? Tangkas Sarwani menukas, “Karena kebutuhan voltasenya berbeda. Untuk lampu, 3 volt, sedangkan untuk charger selular, 5 volt.”

Apa pun, lampu air garam produksi HEI ini benar-benar membantu warga yang mengungsi. Di saat PLN belum mengalirkan listrik, kehadiran lampu air garam benar-benar menjadi penerang. Solusi di tengah kegelapan.

“Sebelumnya, kami juga sudah memperkenalkan lampu ini di lokasi pengungsi erupsi Gunung Merapi, di Yogyakarta. Akhir tahun lalu, kami juga mengirim lampu-lampu ini ke lokasi pengungsi banjir bandang di Aceh,” katanya.

Sarwani berterima kasih, jika kemudian karyanya diapresiasi BNPB. Suatu ketika di awal 2020, Sarwani bersua dengan Jarwansah Direktur Darurat BNPB. Jarwansah kemudian melaporkan perihal lampu garam ini ke Dody Ruswandi Deputy Darurat dan Kepala BNPB Letjen Doni Monardo.

“Rupanya ada keselarasan antara produk yang kami hasilkan dengan karakter negeri kita yang rawan bencana. Rawan bencana berulang. Lampu air garam sangat cocok di situasi darurat bencana. Tahun 2020 kami sudah diminta BNPB untuk memproduksi massal lampu air garam ini untuk kebutuhan darurat di lokasi-lokasi bencana,” ujar Sarwani.

Kenapa lampu bisa menyala dengan air garam?

“Dalam larutan garam ada ion, ketika dimasukkan anoda (ion positif) dan katoda (ion negatif) akan menghasilkan tegangan listrik. Makanya lampu ini bisa menyala,” ujarnya.

Bagaimana cara membuat listrik dari garam?

Cara kerja dari lampu air garam ini terbilang cukup mudah. Anda dapat mencampurkan air dengan 2 sendok garam kemudian dimasukkan melalui lubang yang tersedia. Lampu setara 25 watt itupun dapat menyala hingga 12 jam non stop. Sementara itu jika menggunakan magnesium metal rod lampunya dapat bertahan hingga 120 jam.

Apa yang menyebabkan larutan garam dapat menghantarkan arus listrik?

Proses dari air larutan garam yang dapat menghantarkan listrik karena pada larutan garam menggandung NaCl yang mengakibat adanya perpindahan elektron dari suatu atom ke atom yang lain.

Bagaimana listrik bisa menghidupkan lampu?

Lampu pijar, listrik akan memanaskan kawat tungsten sehingga kawat tersebut akan menyala dan menghasilkan cahaya.