Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi bumi dan kehidupan manusia?

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Wahyu Eka Styawan menjelaskan pengertian perubahan iklim

Kampus ITS, ITS News – Climate change atau perubahan iklim semakin hari kian menunjukkan dampaknya. Suhu rata-rata bumi yang semakin naik menyebabkan banyak kerusakan pada alam, termasuk semakin tingginya permukaan air laut. ITS mengadakan Disaster Edu Webinar pada Sabtu (23/10) guna mengulik kembali penyebab dari perubahan iklim dan dampaknya bagi kehidupan manusia.

Wahyu Eka Setyawan, Manajer Kampanye WALHI Jawa Timur, menyebutkan kenaikan suhu rata-rata bumi sejak tahun 1850 s.d 2019 mencapai satu derajat celcius. Meski terdengar sedikit, namun dampak yang terasa sangat besar. Perubahan iklim ini menyebabkan banyak perubahan dalam berbagai sektor di kehidupan manusia. 

Diagram peningkatan suhu rata-rata bumi yang menyebabkan perubahan iklim

Mengutip dari data World Meteorological Organization (WMO), Wahyu membeberkan masifnya dampak perubahan iklim. Hal itu nampak dari adanya 1.600 orang meninggal karena gelombang panas dan kebakaran hutan, 35 juta orang terdampak banjir, 821 juta jiwa mengalami kekurangan gizi akibat kekeringan, pengasaman air laut, hingga penurunan oksigen di laut global.

Menurut Wahyu gas rumah kaca, emisi aerosol, dan perubahan penggunaan lahan menjadi faktor terjadinya perubahan iklim. Ketiga hal tersebut menyebabkan perubahan sistem iklim global meliputi peningkatan suhu air laut, melelehnya es di kutub, naiknya muka air laut, cuaca ekstrem, hingga perubahan siklus hidrologi. “Dampak-dampak tersebut turun lagi menjadi penyebab permasalahan-permasalahan spesifik di lingkungan,” jelasnya.

Penyebab perubahan iklim dan dampaknya pada lingkungan

Kendati dampaknya yang sungguh menyengsarakan, jumlah gas emisi di atmosfer semakin hari semakin bertambah. Emisi tersebut datang dari kegiatan pembukaan lahan hutan menjadi daerah pertanian atau perkebunan tanpa memperhatikan kondisi alam. Kondisi ini diperparah dengan penurunan jumlah pohon sebesar 36% di Indonesia. “Tidak ada pohon, maka emisi akan terus menumpuk di udara,” ucap Wahyu.

Wahyu juga menyinggung bahwa sistem ekonomi kapitalis yang hanya memikirkan tentang keuntungan juga berperan pada kondisi ini.. Para pebisnis masih sibuk dengan profit dan mengabaikan kondisi lingkungan yang membutuhkan perhatian lebih. “Dampaknya memang tidak akan terasa sekarang, tapi secara kumulatif sepuluh tahun yang akan datang,” tambahnya.

Di akhir sesi, Wahyu menyoroti sumber daya terbarukan sebagai pengganti bahan bakar fosil yang potensial menjadi solusi emisi. Pengadaan energi pengganti minyak bumi dari kelapa sawit turut menjadi perhatian Wahyu. Pemanfaatan kelapa sawit sebagai pengganti bahan bakar fosil memang telah menggunakan sumber daya terbarukan. namun akan ada wilayah hutan yang ditebang guna menanam lebih banyak sawit. Menurutnya pemanfaatan energi surya, energi angin, dan energi air memiliki lebih sedikit risiko. “Walaupun tantangannya banyak, sudah menjadi tugas kita untuk mengoptimalkan teknologi tersebut,” pungkasnya. (*)

Reporter: ion20

Redaktur: Gita Rama Mahardhika

Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi bumi dan kehidupan manusia?

Revolusi industri memengaruhi perubahan iklim yang tidak hanya berakibat pada kehidupan manusia tapi juga pada satwa, flora dan fauna | Pesonaindonesia.com

KETIKUNPAD – Perubahan iklim atau sering dikenal dengan climate change yang menyebabkan bumi terasa lebih panas diakibatkan karena kehidupan manusia yang semakin modern. Menurut Hamid Arrum, Keynote Speaker dalam Climate Diplomacy Week European Union perubahan iklim ini sedang dirasakan oleh seluruh dunia.

Hamid mengatakan, setelah zaman revolusi industri, kehidupan manusia memengaruhi perubahan iklim. Dengan membutuhkan lebih banyak teknologi dan listrik, dibutuhkan juga ekstrak yang didapatkan dari alam.

“Karena itu, ada karbon dan polusi yang kita tinggalkan di alam, lalu karbon itu terperangkat di atmosfer alam kita, maka dia tidak bisa lagi memantulkan ke dalam bumi, dan akhirnya dia memanas di dalam atmosfer, ini yang menyebabkan iklim menjadi panas dan tidak stabil,” jelas Hamid dalam Live Streaming Instagram Unpad Hejo.

Perubahan iklim ini tidak hanya berpengaruh pada kehidupan manusia, tapi juga pada satwa, flora dan fauna yang terdapat di dunia, khususnya di Indonesia. Hamid mengatakan Indonesia ini menjadi negara dengan biodiversitas kedua tertinggi di dunia.

Hamid melanjutkan, selain diuntungkan dengan letak geografis, Indonesia juga berada di garis khatulistiwa, dan Indonesia menjadi salah satu negara dengan hutan tropis yang sangat tinggi.

“Hutan ini adalah habitat keanekaragaman hayati, baik satwa, flora dan fauna, dari Sumatera sampai Papua. Beragam sekali satwa, flora, fauna yang belum bisa diidentifikasi saking banyaknya. Karena itu juga ada spesies yang belum diketahui tapi sudah keburu punah karena perubahan iklim ini,” ujar Hamid.

Hamid yang mendalami isu dan solusi berbasis alam ini memandang perbicangan mengenai satwa sangat pelik di Indonesia. Karena menurutnya Indonesia ini negara berkembang yang juga sedang mengalami banyak pembangunan, baik di alam atau di laut.

Indonesia berencana untuk memajukan diri dengan meluncurkan program baru berupa digitalisasi bidang

Memiliki berbagai kekayaan alam yang dijadikan menjadi destinasi wisata Semarang samgat menarik

Tema peringatan HLH 2021 pada tahun ini adalah Restorasi Ekosistem dengan penegasan

Tim juri ASEAN berkunjung ke Semarang memberikan kesempatan bagi ibu kota Jawa

Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi bumi dan kehidupan manusia?
Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi bumi dan kehidupan manusia?

Indonesiabaik.id - Tahukah kamu? Secara umum, perubahan iklim disebut sebagai fenomena pemanasan global, dimana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global terdiri dari berbagai faktor yang berbeda serta menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia.

Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.

Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan perubahan iklim? Berdasarkan data yang diterima Indonesiabaik, ada beberapa faktor penyebab perubahan iklim, diantaranya:

  1. Efek gas rumah kaca
  2. Pemanasan Global
  3. Kerusakan lapisan ozon
  4. Kerusakan fungsi hutan
  5. Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol
  6. Gas buang industri

Nantinya, dari perubahan iklim yang terjadi secara terus menerus juga menimbulkan dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat. Apa saja?

  1. Curah hujan tinggi
  2. Musim kemarau yang berkepanjangan
  3. Peningkatan volume air akibat mencairnya es di kutub
  4. Terjadinya bencana alam angina putting beliung
  5. Berkurangnya sumber air

Karena itu, mari jaga bumi dari perubahan iklim untuk mengurangi dampak pemanasan global. Selamat Hari Meteorologi Dunia!