Bagaimana proses terjadinya menstruasi pada wanita brainly?

Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra ovulasi memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Di fase inilah proses ovulasi dimulai. Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar 2 minggu atau lebih sebelum mulai menstruasi.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur yang matang. Telur ini kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa hidup sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam untuk sampai bertemu sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang siklus menstruasi untuk Anda berkesempatan hamil. Setelah 24 jam, sel telur yang tak bertemu sperma akan mati.

Ketika ovulasi, wanita biasanya mengalami keputihan kental dan lengket berwarna bening seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat.

Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau dalam keadaan tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai 36º Celsius. Namun saat ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai 38º Celsius.

Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan di mulut, vagina, atau anus. Jika berencana hamil, pastikan mengukur suhu tubuh setiap hari di lokasi dan waktu yang sama selama 5 menit.

Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan sebelum mulai beraktivitas apa pun.

4. Fase luteal

Saat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon di fase ke-empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan telur yang telah dibuahi.

Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga agar lapisan rahim tetap tebal seterusnya.

Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap oleh lapisan rahim. Kemudian kadar estrogen dan progesteron akan perlahan menurun, membuat lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh.

Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda akan mengalami gejala yang disebut dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul yaitu:

  • Perut kembung
  • Payudara membengkak dan sakit
  • Suasana hati mudah berubah
  • Sakit kepala
  • Berat badan bertambah
  • Merasa ingin terus makan
  • Sulit tidur

Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Namun, rata-rata wanita mengalaminya selama 14 hari.

Merdeka.com - Menstruasi merupakan proses yang normal bagi setiap wanita. Siklus menstruasi wanita rata-rata berlangsung selama 28 hari. Biasanya, rentang siklus menstruasi normal antara 25 sampai 30 hari

Seorang wanita yang akan menstruasi biasanya merasakan beberapa perubahan kondisi, seperti perubahan nafsu makan, kram, payudara mengeras, nyeri otot dan sendi, mudah lelah, berjerawat, dan lainnya.

Proses terjadinya menstruasi pada wanita tentu penting untuk diketahui. Selain sebagai pengetahuan, mengetahui proses terjadinya menstruasi juga dapat membuat kita lebih bijak dalam bersikap.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang proses terjadinya menstruasi, Merdeka.com telah merangkumnya dari berbagai sumber. Berikut ulasan lengkapnya.

2 dari 5 halaman

Proses menstruasi merupakan sebuah siklus, di mana siklus menstruasi pada wanita umumnya selama 28 hari dihitung dari hari pertama periode menstruasi saat ini sampai hari pertama periode menstruasi selanjutnya.

Lamanya siklus menstruasi setiap wanita berbeda, yaitu antara 23 sampai 25 hari. Tetapi, pada umumnya siklus menstruasi wanita yaitu setiap 28 hari.

3 dari 5 halaman

Fase Menstruasi atau Fase Datang BulanFase menstruasi atau fase datang bulan dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi. Fase ini dapat berlangsung selama 4 sampai 6 hari. Di beberapa hari pertama, terkadang seorang wanita merasakan nyeri. Hal ini terjadi karena lapisan dinding rahim mengalami proses peluruhan. Proses peluruhan ini menyebabkan rahim menjadi berkontraksi.

Fase Folikuler

Fase folikuler umumnya terjadi pada hari ke 10 dari 28 hari dalam siklus menstruasi. Pada fase ini, ovarium (indung telur) akan memproduksi folikel berisi sel telur. Hormon Follicle-Stimulating Hormon (FSH) adalah hormon yang memicu pematangan folikel. Bersamaan dengan meningkatnya hormon Follicle-Stimulating Hormon (FSH), hormon Luteinizing Hormon (LH) juga ikut meningkat. Perlu diketahui, hormon Luteinizing Hormon (LH) yaitu hormon yang memicu proses pelepasan sel telur hingga akhirnya siap untuk dibuahi.

Fase Ovulasi

Pada fase ovulasi, sel telur matang akan dilepas oleh indung telur ke saluran tubafalopi lalu menuju ke rahim. Sel telur tersebut hanya mampu bertahan sampai 24 jam. Perlu diketahui, pada masa ini, seorang wanita sedang ada pada masa subur. Apabila tidak dibuahi sperma, maka sel telur akan mati.

Fase Luteal atau Fase Premenstruasi

Fase luteal disebut juga fase premenstruasi. Pada fase ini, setelah sel telur sampai ke rahim, tubuh akan memproduksi hormon yang disebut progesteron. Hormon progesteron bertugas untuk memastikan rahim terus membangun lapisan tebal.

Apabila sel telur tidak dibuahi, maka kadar estrogen dan progesteron akan menurun drastis, sehingga terjadi proses peluruhan (menstruasi) lagi.

4 dari 5 halaman

Dilansir dari Honestdocs, terdapat manfaat mengetahui proses terjadinya menstruasi. Dengan mengetahui proses terjadinya menstruasi, maka kita kan tahu kapan saarnya berenergi dan normal pula jika sesekali merasa down.

Tak hanya itu, mengetahui proses terjadinya menstruasi juga membuat kita tahu kapan masa subur (selama fase ovulasi atau sekitar 2 minggu setelah hari pertama haid).

5 dari 5 halaman

Saat menstruasi, beberapa wanita merasakan sakit atau nyeri di bagian perut bagian bawah. Selain itu, mood yang berubah-ubah juga kerap dirasakan oleh wanita yang sedang menstruasi. Terdapat beberapa cara untuk meminimalisir rasa sakit saat menstruasi. Berikut caranya.

Berolahraga Ringan

Bagaimana proses terjadinya menstruasi pada wanita brainly?
©2015 Merdeka.com/Pixabay/sapphire_penguin

Anda dapat melakukan olahraga ringan seperti berjalan-jalan, peregangan ringan atau yoga. Saat berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin atau hormon penghilang rasa sakit alami.

Mengoles Minyak Esensial

Mengoles minyak esensial juga dapat Anda jadikan pilihan untuk mengurangi nyeri saat menstruasi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang menggunakan minyak esensial dapat merasa lebih lega dari kram menstruasi.

Mengubah Pola Makan


Bagaimana proses terjadinya menstruasi pada wanita brainly?
Shutterstock/Bauer Alexander

Anda dapat memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, protein tanpa lemak, biji-bijian, dan makanan yang tinggi akan asam lemak omega-3.

Meletakkan Kompres Hangat di Area Perut

Salah satu cara untuk mengatasi nyeri saat menstruasi yaitu meletakkan kompres hangat di area perut. Cara ini dapat membuat otot rahim dan organ sekitarnya menjadi lebih rileks.

Mestruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang merupakan siklus bulanan dari wanita. Menstruasi terjadi saat sel telur (ovum) tidak dibuahi oleh sperma. 

Proses mentruasi:

Bagaimana proses terjadinya menstruasi pada wanita brainly?

  1. Hormon FSH dihasilkan oleh pituitari, FSH berperan dalam perkembangan folikel.
  2. Folikel  yang telah matang menghasilkan estrogen. Hormon ini berperan untuk memicu penebalan dinding rahim
  3. Peningkatan estrogen akan menekan FSH. Estrogen memicu kelenjar pituitari mengsekresikan hormon LH dan FSH.
  4. Peningkatan hormon LH akan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang matang (ovulasi)
  5. Folikel yang melepaskan sel telur berubah menjadi korpus luteum, sedangkan sel telur bergerak menuju tuba fallopi.
  6. Korpus luteum merangsang produksi progesteron untuk mempertahankan ketebalan endometrium
  7. Apabila tidak terjadi fertilisasi, korpus luteum menjadi korpus albikan. Produksi estrogen dan progesteron akan turun.
  8. Dinding rahim (endometrium) akan luruh dan pembuluh darah pecah, sehingga terjadi menstruasi.

Halodoc, Jakarta - Memasuki masa pubertas, ada banyak perubahan yang dirasakan oleh anak perempuan. Mulai dari membesarnya payudara hingga menstruasi, semuanya terjadi secara alami dan menjadi tanda bahwa tubuhnya siap untuk menjalankan fungsi reproduksi.

Menstruasi adalah fase yang dapat membuat anak perempuan agak merasa kebingungan. Ia mungkin merasa kaget karena ada darah yang keluar dari vagina mereka. Menstruasi atau haid, yang disebut juga datang bulan ini terjadi akibat meluruhnya dinding rahim yang disertai pelepasan endometrium Supaya lebih paham, simak ulasan di bawah ini mengenai fase-fase yang akan terjadi saat wanita menstruasi, yaitu:

Baca juga: 5 Cara Melancarkan Menstruasi 

Fase Menstruasi pada Wanita

Saat menstruasi, tidak serta merta darah langsung keluar. Padahal penting juga untuk mengetahui fase dari menstruasi wanita agar mereka lebih mengenal tubuh mereka sendiri. Nah, begini fasenya: 

  • Fase Menstruasi. Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim yang mengandung darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir atau dikenal dengan endometrium meluruh dan keluar melalui vagina. Proses ini dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan bisa berlangsung dari selama 4 hingga 6 hari. Pada tahapan ini, biasanya wanita merasakan beberapa gejala, seperti nyeri perut bawah dan punggung akibat rahim berkontraksi untuk membantu meluruhkan endometrium.

  • Fase Folikular. Tahapan ini terjadi sejak hari pertama menstruasi sampai memasuki fase ovulasi. Di tahapan ini, ovarium memproduksi folikel yang berisi sel ovum atau sel telur. Pertumbuhan folikel ovarium kemudian menyebabkan endometrium makin tebal. Fase ini terjadi pada hari ke-10 dari 28 hari dalam sebuah siklus menstruasi. Umumnya, lama waktu yang dihabiskan pada tahapan ini akan menentukan berapa lama siklus menstruasi seorang wanita nantinya akan berlangsung. 

Baca juga: Absen Sebulan, Ini Tanda Menstruasi Tidak Normal

  • Fase Ovulasi. Pada fase ini, sel telur dilepaskan untuk siap dibuahi oleh sperma. Sel telur yang telah matang bergerak ke tuba fallopi dan menempel di dinding rahim. Sel telur ini umumnya hanya bertahan selama 24 jam saja. Apabila tidak ada serma yang masuk untuk membuahinya, sel telur akan mati. Namun, jika sel telur bertemu dengan sperma dan sudah dibuahi, kehamilan bisa terjadi. Fase ovulasi ini menandai masa subur wanita dan biasanya terjadi sekitar dua minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya dimulai. Jadi, jika kamu dan pasangan ingin merencanakan kehamilan, ini merupakan fase yang tepat untuk melakukan pembuahan.

  • Fase Luteal. Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum, yang memicu peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim. Fase ini dikenal dengan fase pramenstruasi yang ditandai dengan gejala, seperti payudara membesar, muncul jerawat, badan terasa lemas, menjadi mudah marah atau emosional.

Empat fase menstruasi ini terus berputar, hingga seorang wanita mengalami menopause di usia 50 hingga 60 tahunan kelak.

Baca juga: Begini Siklus Menstruasi Menjelang Menopause

Mengenal Tanda Tidak Normal Selama Menstruasi

Saat menstruasi, mungkin seorang wanita juga merasakan gejala yang tidak normal. Penting untuk memeriksakan diri ke dokter saat gejala ini muncul demi mencegah kemungkinan penyakit. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter yang lebih mudah. Nah, beberapa gejala tidak normal selama menstruasi antara lain: 

  • Siklus haid bisa kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari;

  • Lama menstruasi bisa melebihi 8-10 hari;

  • Terdapat gumpalan darah dengan diameter lebih dari 2,5 cm;

  • Tidak mengalami menstruasi selama beberapa bulan yang bukan karena kehamilan.

Umumnya, durasi siklus menstruasi adalah 28 hari, dan menstruasi yang normal berlangsung dari 4 hingga 6 hari. Selalu perhatikan siklus menstruasi setiap bulannya agar tetap lancar.

Bagaimana proses terjadinya menstruasi pada wanita brainly?

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Menstrual cycle: What's normal, what's not.
Web MD. Diakses pada 2019. Menstrual Period.
Kids Health. Diakses pada 2019. All About Periods (for Teens).