Bagaimana sikap orang yang beriman jika mendapatkan kenikmatan dari allah swt

Terdapat perbedaan orang beriman dan kafir menyikapi nikmat Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara orang beriman dan kafir dalam mensyukuri nikmat. Hal ini telah disampaikan Rasulullah SAW.

Bagi orang beriman, mereka mensyukuri nikmat yang diberikan dengan memuji Allah SWT, mereka mengetahui bahwa setiap kenikmatan yang diturunkan adalah berkat dari rahmat Allah SWT. 

Sementara orang-orang kafir, mereka mencari sebab lain selain Allah SWT atas berkat yang mereka dapatkan. Rasulullah SAW bersabda: 

أَلَمْ تَسْمَعُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ اللَّيْلَةَ قَالَ مَا أَنْعَمْتُ عَلَى عِبَادِي مِنْ نِعْمَةٍ إِلَّا أَصْبَحَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ بِهَا كَافِرِينَ يَقُولُونَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا فَأَمَّا مَنْ آمَنَ بِي وَحَمِدَنِي عَلَى سُقْيَايَ فَذَاكَ الَّذِي آمَنَ بِي وَكَفَرَ بِالْكَوْكَبِ وَمَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا فَذَاكَ الَّذِي كَفَرَ بِي وَآمَنَ بِالْكَوْكَبِ

"'Apakah tadi malam kalian tidak mendengar perkataan Rabb kalian? Dia berfirman, "Tidaklah Aku menganugerahkan suatu nikmat kepada hamba-hamba-Ku melainkan sebagian mereka ada yang kufur dengan nikmat tersebut, mereka berkata; 'Kami diberi hujan dengan sebab bintang ini dan itu.

Sedangkan orang yang beriman kepada-Ku, ia memuji-Ku karena air yang Aku turunkan, maka itulah orang yang beriman kepada-Ku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan orang yang berkata; 'Kami diberi hujan dengan sebab bintang ini dan itu' adalah orang yang kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang'." (HR Muslim). 

Bagaimana sikap orang yang beriman jika mendapatkan kenikmatan dari allah swt

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Merdeka.com - Umat muslim wajib bersyukur atas nikmat Allah SWT telah diberikan, dari nikmat harta hingga nikmat bernapas. Sebab bersyukur disebutkan sekitar 70 ayat di dalam Alquran.

Salah satu dari ayat tersebut yakni pada surah Al Baqarah ayat 172. "Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah jika memang hanya Dia yang kamu sembah."

Imam Al Ghazali menerangkan bahwa bersyukur kepada Allah dapat dilakukan dengan empat cara yaitu seperti dikutip dari buku Amalan Pembuka Rezeki tulisan Karya Haris Priyatna, Lisdy Rahayu.

1. Bersyukur dengan hati

Bersyukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa segala nikmat dan rezeki yang didapatkan semata-mata merupakan karunia dan kemurahan Allah.

"Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah." (QS An-Nahl [16]:53).

Bersyukur dengan hati bisa membawa seseorang pada sikap menerima karunia Allah, dengan penuh keikhlasan tanpa kecewa atau keberatan betapa pun kecilnya nikmat tersebut.

2. Bersyukur dengan lisan

Bila hati seseorang telah sangat yakin bahwa segala nikmat yang didapatkan berasal dari Allah SWT. Dia pasti akan mengucapkan Alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Oleh karena itu, jika mendapatkan nikmat dari seseorang lisannya tetap memuji Allah. Karena mesti disadari bahwa orang itu sekedar perantara Allah.

3. Bersyukur dengan tindakan

Bersyukur dengan tindakan bermakna bahwa semua nikmat yang diperoleh harus dimanfaatkan di jalan yang diridhaiNya.

Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Allah SWT sangat suka melihat nikmat yang diberikan kepada hambaNya dengan cara dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmatNya pada hambaNya," sabda Rasulullah.

Maksud dari hadis ini ialah Allah sangat suka pada hamba-hambaNya yang memperlihatkan dan mengakui segala nikmat yang dilimpahkan kepadanya. Misalnya, orang kaya hendaklah membagi hartanya untuk zakat sedekah dan sebagainya.

4. Merawat kenikmatan

Apabila mendapatkan nikmat dari Allah SWT usahakan untuk merawatnya agar tidak rusak. Hal ini seperti menjaga amanah dari Allah. Contohnya kita memiliki tubuh yang sehat wajib menjaga agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Caranya tentu saja makan makanan yang halal dan baik.

Baca juga:

Rumah orang seperti ini tidak akan dimasuki oleh malaikat

Ini tiga amalan mulia di sepuluh akhir Ramadan

Kisah pemimpin sederhana yang gajinya habis diberi ke fakir miskin

Tak salat tanpa sebab akan dikumpulkan bersama Firaun di hari Kiamat

Orang-orang sabar akan masuk surga tanpa dihisab

Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له

“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan bersyukur di saat senang dan bersabar di saat susah, bahkan kedua sifat inilah yang merupakan penyempurna keimanan seorang hamba. Abdullah bin Mas’ud berkata: “Iman itu terbagi menjadi dua bagian; sebagiannya (adalah) sabar dan sebagian (lainnya adalah) syukur”[2].

Dalam Al-Qur’an, Allah memuji secara khusus hamba-hamba-Nya yang memiliki dua sifat ini sebagai orang-orang yang bisa mengambil pelajaran ketika menyaksikan tanda-tanda kemahakuasaan Allah. Allah berfirman:

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemehakuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur” (QS Luqmaan: 31).

Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini:

  • Imam Ibnul Qayyim berkata: “(Hadits di atas menunjukkan bahwa) tingkatan-tingkatan iman seluruhnya  (berkisar) antara sabar dan syukur”[3].
  • Kehidupan seorang mukmin seluruhnya bernilai kebaikan dan pahala di sisi Allah, baik dalam kondisi yang terlihat membuatnya senang ataupun susah.
  • Seorang hamba yang sempurna imannya akan selalu bersyukur kepada Allah ketika senang dan bersabar ketika susah, maka dalam semua keadaan dia senantiasa ridha kepada Allah dalam segala ketentuan takdir-Nya, sehingga kesusahan dan musibah yang menimpanya berubah menjadi nikmat dan anugerah baginya.
  • Orang yang tidak beriman akan selalu berkeluh kesah dan murka ketika ditimpa musibah, sehinnga semua dosa dan keburukan akan menimpanya, dosa di dunia karena ketidaksabaran dan ketidakridhaannya terhadap ketentuan takdir Allah, serta di akhirat mendapat siksa neraka.
  • Keutamaan dan kebaikan dalam semua keadaan hanya akan diraih oleh orang-orang yang sempurna imannya[4].
  • Rukun sabar ada tiga yaitu: menahan diri dari sikap murka terhadap segala ketentuan Allah I, menahan lisan dari keluh kesah, dan menahan anggota badan dari perbuatan yang dilarang (Allah), seperti menampar wajah (ketika terjadi musibah), merobek pakaian, memotong rambut dan sebagainya[5].
  • Rukun syukur juga ada tiga:
    1. mengakui dalam hati bahwa semua nikmat itu dari Allah Ta’ala,
    2. menyebut-nyebut semua nikmat tersebut secara lahir (dengan memuji Allah dan memperlihatkan bekas-bekas nikmat tersebut dalm rangkan mensyukurinya), 
    3. menggunakan nikmat tersebut di jalan yang diridhai Allah[6].

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Baca Juga: Seberkas Cahaya di Tengah Gelapnya Musibah

Catatan Kaki

[1] HSR Muslim (no. 2999).
[2] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “’Uddatush shaabiriin” (hal. 88).
[3] Kitab “Thariiqul hijratain” (hal. 399).
[4] Keempat faidah di atas kami nukil dari kitab “Bahjatun naazhiriin” (1/82-83).
[5] Lihat keterangan imam Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilish shayyib” (hal. 11).
[6] Ibid.

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, Lc., MA.

Artikel Muslim.or.id

🔍 Sunnah Adalah, Pengertian Hari Pembalasan, Perempuan Yang Baik, Hadist Menuntut Ilmu Dalam Islam

  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat dan Ketentuan

Syukur adalah satu kata sederhana dan mungkin sering diucapkan dalam keseharian kita. Sebagai umat muslim kita memang wajib untuk bersyukur atas nikmat yang selama ini telah diberikan oleh Allah Ta’ala atas apapun itu dari nikmat sehat, nikmat harta, serta nikmat lain yang tidak bisa dihitung seberapa banyak yang diberikan Allah Ta’ala kepada kita.

Allah Ta’ala mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, hal tersebut jelas dituliskan di dalam Al Qur’an mengenai ajaran untuk selalu bersyukur. Terdapat 70 ayat Al Qur’an yang mengajarkan mengenai bersyukur, salah satu ayat yang mengajarkan bersyukur yaitu terdapat dalam surah Al Baqarah ayat 172. Allah Ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah jika memang hanya Dia yang kamu sembah.”

Imam Al Ghazali rahimahullah menerangkan bahwa bersyukur kepada Allah dapat dilakukan dengan empat cara yaitu diantaranya:

1. Bersyukur dengan hati

Bersyukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa segala nikmat dan rezeki yang didapatkan semata-mata merupakan karunia dan kemurahan Allah Ta’ala.

“Segala nikmat yang ada pada kamu [berasal] dari Allah.” [QS An-Nahl [16]:53].

Bersyukur dengan hati bisa membawa seseorang pada sikap menerima karunia Allah, dengan penuh keikhlasan tanpa kecewa atau keberatan betapa pun kecilnya nikmat tersebut.

2. Bersyukur dengan lisan

Bila hati seseorang telah sangat yakin bahwa segala nikmat yang didapatkan berasal dari Allah Ta’ala. Dia pasti akan mengucapkan Alhamdulillah [segala puji bagi Allah]. Oleh karena itu, jika mendapatkan nikmat dari seseorang lisannya tetap memuji Allah Ta’ala. Karena mesti disadari bahwa orang itu hanya sekedar perantara Allah Ta’ala.

3. Bersyukur dengan tindakan

Bersyukur dengan tindakan bermakna bahwa semua nikmat yang diperoleh harus dimanfaatkan di jalan yang diridhai-Nya.

Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam menjelaskan bahwa Allah Ta’ala sangat suka melihat nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya dengan cara dimanfaatkan sebaik-baiknya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda

“Sesungguhnya Allah sangat suka melihat bekas nikmat Allah tampak pada hamba-Nya.” 

[HR Tirmidzi, shahih]

Maksud dari hadis ini ialah Allah sangat suka pada hamba-hamba-Nya yang memperlihatkan dan mengakui segala nikmat yang dilimpahkan kepadanya. Misalnya, orang kaya hendaklah membagi hartanya untuk zakat sedekah dan sebagainya.

4. Merawat kenikmatan

Apabila mendapatkan nikmat dari Allah Ta’ala usahakan untuk merawatnya agar tidak rusak. Hal ini seperti menjaga amanah dari Allah. Contohnya kita memiliki tubuh yang sehat wajib menjaga agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Caranya tentu saja makan makanan yang halal dan baik.

Salah satu hal yang bisa saya contohkan mengenai syukur atas takdir Allah Ta’ala adalah di saat saya tidak lolos dalam SNMPTN [ujian tes masuk] di salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Di saat itu yang saya rasakan adalah kecewa karena tidak bisa kuliah di universitas ternama tersebut. Namun, di saat saya sudah pasrahkan takdir hidup kepada Allah Ta’ala, maka saya diberikan jalan untuk menimba ilmu di Universitas Islam tertua di Indonesia. Alhamdulillah, dengan bersyukur atas ketentuan Allah Ta’ala makin banyak nikmat yang diberikan kepada saya. Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, saya banyak belajar ilmu agama Islam yang mungkin belum bisa didapatkan di tempat lain. Hal lainnya yang sangat saya syukuri adalah dapat mengenal teman-teman yang menuntun saya untuk makin mencintai Islam melalui paguyuban seni yang selalu bersholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam.

Yakinlah jika selalu bersyukur atas takdir atau ketentuan Allah Ta’ala, maka akan diberikan tambahan nikmat lainnya seperti yang terkandung dalam surah Ibrahim ayat 7.

“Dan [ingatlah juga], tatkala Rabbmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah [nikmat] kepadamu, dan jika kamu mengingkari [nikmat-Ku], maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” [QS. Ibrahim: 7].

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah Ta’ala. Aamiin ya rabbal alamin.

Referensi

Desi Aditia Ningrum, 2017, Empat cara bersyukur kepada Allah SWT, //hamba-Nya.merdeka.com/peristiwa/empat-cara-bersyukur-kepada-allah-Ta’ala.html

Penulis: Elyza Gustri Wahyuni
Dosen Informatika UII

Jurusan Informatika UII menerima kiriman artikel untuk ditampilkan pada Pojok Informatika dan Pojok Dakwah. Ketentuan dan prosedur pengiriman dapat dilihat pada laman berikut.

Ilustrasi syukur nikmat Foto: Jackson David on Unsplash

Segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap hamba, tidak terhitung jumlahnya. Oleh karena itu, memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT merupakan amalan yang dianjurkan bagi umat Muslim.

Sebagaimana dijelaskan mengenai nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, dalam surat An-Nahl ayat 16, yaitu.

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Dengan memiliki anggota tubuh yang lengkap saja sudah merupakan bentuk nikmat yang amat berharga dari Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim wajib mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan dan tidak menyerah setiap menghadapi cobaan dari Allah SWT.

Dalam buku Cara Nyata Mempercepat Pertolongan Allah oleh M. Syafe’ el-Bantanie, syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang telah diberikan Allah yang dibuktikan dengan ketaatan kepada-Nya.

Lantas, bagaimana caranya umat Muslim bersyukur kepada Allah? Berikut beberapa cara mensyukuri nikmat dari Allah SWT yang dikutip dari buku Menggapai Kehendak-Nya karena Dia Sayang Kamu oleh Deddy Daryan.

Cara Bersyukur Kepada Allah

Imam Al Ghazali mengatakan bahwa cara bersyukur kepada Allah dapat dilakukan dengan empat cara, berikut penjelasannya.

1. Bersyukur dengan lisan

Apabila seseorang bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan, maka hendaknya mengucapkan Allhamdulillah [segala puji bagi Allah].

Bersyukur dengan hati yaitu dengan menyadari sepenuhnya bahwa, segala nikmat dan rezeki yang didapatkan merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan begitu, akan timbul sikap menerima karunia yang diberikan dengan penuh rasa ikhlas tanpa kecewa atau keberatan meskipun nikmatnya hanya sedikit.

3. Bersyukur dengan Tindakan

Selanjutnya cara bersyukur dengan tindakan, yaitu setiap nikmat yang diperoleh harus dimanfaatkan di jalan yang diridhai-Nya. Misalnya, apabila mendapatkan rezeki maka sebaiknya memberikan atau mengamalkan sebagian hartanya bagi yang membutuhkan.

Ketika sudah mendapatkan nikmat, usahakan untuk merawatnya agar tidak rusak. Contohnya seperti menjaga kesehatan yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Video yang berhubungan