Bagaimana sikap remaja dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya

Permono H. Peran orangtua dalam optimalisasi tumbuh kembang anak untuk membangun karakter anak usia dini. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Parenting; 2013.

Herlina. Mengatasi masalah anak dan remaja melalui buku. Bandung: Pustaka Cendekia Utama; 2013.

Nurhayati T. Perkembangan perilaku psikososial pada masa pubertas. Edueksos. 2015; 4(1): 39-53.

Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI. Situasi kesehatan reproduksi remaja. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI; 2015.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan indonesia 2014 [internet]. Tersedia pada http://www.dep kes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil kesehatan-indonesia-2014.pdf

BPS, BKKBN, Kemenkes. Survei demografi dan kesehatan indonesia. survei demografi dan kesehatan indonesia; 2013.

Nurdiantini I, Prastiwi S, Nurmaningsari T. Hubungan pengetahuan remaja putri tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan tingkat stres. J Nurs News. 2017; 2(1): 511–23.

Astuti EP, Ipa M, Wahono T, Ruliansyah A. Analisis perilaku masyarakat terhadap kepatuhan minum obat filariasis di tiga desa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Tahun 2013. Media Litbangkes. 2014; 24(4): 199–208.

Wanti G. Persepsi masyarakat terhadap peran ganda perempuan dalam keluarga nelayan di Gampong Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya [skripsi]. Meulaboh: Universitas Teuku Umar; 2014.

Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.

Rohmaniah SNI. Gambaran pengetahuan dan sikap remaja dalam menghadapi perubahan fisik saat pubertas di Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat [skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2014.

Laksmiwati IAA. Transformasi sosial dan perilaku reproduksi remaja. J Stud Jender SRIKANDI. 2003; 3(1): 21-31.

Marnah, Husaini, Ilmi B. Analisis perilaku masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Paminggir. Berk Kesehat. 2014; 1(2): 130–8.

Salangka G, Rompas S, Regar M. Hubungan dukungan keluarga dengan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Kawangkoan. e-Journal Keperawatan (e-Kp). 2018; 6(1): 1-5.

Sofya SNY. Hubungan aktivitas fisik dengan usia menarche pada remaja putri atlet dan non atlet [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2015.

Unayah N, Muslim D, Sabarisman. Fenomena kenakalan remaja dan kriminalitas. Sosio Informa. 2015; 1(2): 121–40.

Perubahan dalam hidup tidak dapat terelakkan tetapi bisa menakutkan. Anda mungkin mengalami perubahan dalam pekerjaan atau pindah ke negara lain, atau tiba-tiba kehilangan orang yang dicintai. Alih-alih takut pada perubahan, lebih baik rangkul perubahan tersebut dan menerimanya dengan menjadi positif dan optimis. Segala sesuatunya akan selalu bekerja sendiri pada akhirnya tetapi bagaimana mental Anda menerima perubahan tersebutlah yang penting. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda menghadapi perubahan:

Bayangkan bahwa menghadapi perubahan mirip dengan memanggang roti. Ini tidak terjadi pada sekejap mata. Perubahan perlu waktu agar bisa diterima setahap demi setahap. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah menyesuaikan pikiran Anda terhadap perubahan. Pilihlah untuk memberikan arti positif pada perubahan hidup, menerimanya dan menemukan cara yang positif untuk mengatasi kesulitan yang mungkin Anda hadapi.

2. Terbuka dan fleksibel

Merubah pikiran dan sikap terkait masalah tersebut. Saat Anda mendekati perubahan, Anda harus siap dan mempersiapkan diri akan perubahan itu. Tetap tenang dan berpikiran terbuka. Jangan menaruh banyak harapan dan hilangkan kebiasaan lama. Selama Anda bersedia untuk menerima perubahan terlepas dari beberapa hambatan, Anda pasti akan dapat memiliki kehidupan yang indah.

Dalam kehidupan setiap orang, perubahan selalu muncul. Buatlah daftar hal-hal yang mungkin terjadi pada Anda dan coba untuk menemukan solusinya. Misal, tanyakan pada diri Anda bahwa jika sesuatu terjadi, bagaimana Anda akan bereaksi, bagaimana perasaan dan pikiran Anda, dan pilihan apa yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

4. Membuat perubahan

Perubahan sangat sulit! Biarkan diri Anda aktif daripada menunggu sesuatu terjadi. Ambil kendali situasi. Jangan terburu-buru membuat keputusan. Anda dapat melihat di mana Anda perlu melakukan penyesuaian dan kemudian mengambil tindakan. Mundur beberapa saat dapat membantu mencegah stres dan kecemasan yang menyertai dalam perubahan yang tak terduga.

5. Mencari dukungan

Wajar untuk merasa kewalahan ketika ada beberapa perubahan yang terjadi pada Anda. Anda tidak dapat menghadapi semuanya secara sekaligus, tapi ingat bahwa Anda tidak sendirian. Berbagi kekhawatiran Anda dengan teman-teman dan keluarga untuk mendapatkan saran dan dukungan emosional. Perlu diingat bahwa ada banyak orang yang mengalami situasi yang sama seperti Anda, dan Anda bisa mendapatkan keuntungan dengan mendengar cerita-cerita dari mereka. Anda juga dapat mencari dukungan dari seorang profesional seperti konselor atau psikolog. Mereka dilatih dalam memberikan bimbingan yang tepat untuk membantu mendukung Anda secara mental.

Proses mengendalikan perubahan tidak selalu mudah. Hal ini dapat membuat Anda merasa tidak nyaman, stres atau bahkan takut. Tapi dengan memiliki sikap yang sehat dan tahu kapan harus meminta bantuan, dapat membantu Anda mengendalikan perubahan dengan lebih mudah.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Bagaimana sikap remaja dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya

Bagaimana sikap remaja dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi sikap dan perilaku menghadapi perubahan sosial budaya

KOMPAS.com – Dalam era globalisasi, teknologi semakin berkembang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya. Kita harus bersiap untuk menghadapi perubahaan tersebut.

Salah satu sikap dan perilaku dalam rangka menghadapi perubahan sosial budaya yaitu memperkokoh nilai-nilai karakter budaya bangsa.

Globalisasi menyebabkan perubahan budaya. Imam Gunawan dalam jurnal Mengembangkan Karakter Bangsa Berdasarkan Kearifan Lokal (2014), proses lintas budaya (trans-cultural) dan silang budaya (cross cultural) mempertemukan nilai-nilai budaya satu dengan yang lainnya.

Bertemunya budaya tersebut dapat menyebabkan perubahan sosial dan budaya di masyarakat. Perubahan sosial budaya bisa memberikan dampak buruk, terutama bagi generasi penerus bangsa. Sehingga, kita harus bersiap dalam menghadapi perubahan tersebut.

Baca juga: Dampak Negatif Perubahan Sosial Budaya dalam Rangka Modernisasi

Memperkokoh nilai-nilai karakter budaya bangsa

Menurut Sri Haryati dalam jurnal Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 (2013), pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan nilai-nilai budaya karakter bangsa di sekolah dengan berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945, dan kebudayaan bangsa.

Kita harus memperkokoh nilai-nilai budaya karakter bangsa untuk menghadapi perubahan sosial, sehingga Indonesia tidak kehilangan jati dirinya.

Memperkokoh nilai-nilai karakter budaya bangsa bukan berarti tidak mau menerima perkembangan zaman. Justru, Pancasila yang merupakan ideologi bangsa memiliki sifatnya terbuka.

Menurut M. Syamsudin dan kawan-kawan dalam Pendidikan Pancasila : Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislaman dan Keindonesiaan (2009), Pancasila adalah ideologi terbuka yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman.

Selain itu, adanya dinamika internal yang memberi peluang kepada penganutnya untuk mengembangkan pemikiran baru yang relevan dengan zaman.

Sehingga nilai-nilai karakter budaya bangsa yang berdasarkan dari Pancasila menjadi dasar untuk menghadapi perubahan sosial budaya.

Baca juga: Manfaat Kerja Sama Sosial Budaya Bagi Negara Asean

Nilai-nilai karakter budaya yang dimaksud adalah karakter bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi toleransi, gotong royong, nilai moral dan etika, juga budi pekerti yang baik.

Dengan memperkokoh nilai-nilai tersebut, kita memiliki karakter yang kuat untuk menghadapi budaya modern yang tidak sesuai seperti di antaranya kenakalan remaja, gaya hidup hedonisme yang berfoya-foya, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, juga kemerosotan moral akibat perubahan sosial dan budaya.

Namun di sisi sebaliknya, kita tetap bisa menerima perubahan sosiak budaya yang baik, sehingga bangsa tetap bisa berkembang sesuai dengan zaman. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya