Barang barang yang diekspor oleh Indonesia antara lain

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Februari 2020 sebesar US$ 15,27 miliar atau tumbuh 8,56% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Perkembangannya menggembirakan dan kalau mundur ke belakang lagi, sejak November 2020 ekspor kita selalu tumbuh positif secara yoy (year on year)," ujar Kepala BPS Suhariyanto Senin (15/3/2021).

Kenaikan ekspor (yoy) terjadi baik di sektor migas dengan naik 6,9%, pertanian tumbuh 3,16%, industri naik 9%, dan pertambangan naik 7,53%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


Kendati demikian, secara bulanan, realisasi ekspor nonmigas Februari 2021 mencapai US$ 14,40 miliar, turun 0,04% dibanding Januari 2021. Dibanding ekspor nonmigas.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2021 terhadap Januari 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 639,5 juta atau 27,11%, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$ 240,7 juta atau 24,2%.

Berikut adalah 10 komoditas yang paling banyak diekspor sepanjang Februari 2021:

1. Lemak dan minyak hewan/nabati US$ 1,72 miliar2. Bahan bakar mineral US$ 1,97 miliar3. Besi dan baja US$ 1,24 miliar4. Kendaraan dan bagiannya US$ 813,5 juta5. Mesin dan peralatan mekanis US$ 503,3 juta6. Logam mulia, perhiasan/permata US$ 378,6 juta7. Bijih, terak, dan abu logam US$ 181 juta8. Pulp dari kayu US$ 203,9 juta9. Bahan kimia organik US$ 239 juta

10. Susu, mentega, dan telur US$ 35,1 juta.

Impor

Nilai impor Indonesia pada Februari 2021 mencapai US$ 13,26 miliar atau turun 0,49% dibandingkan dengan Januari 2021. Sementara jika dibandingkan dengan Februari 2020 impor RI naik 14,86%.

Adapun impor migas Februari 2021 senilai US$ 1,3 miliar atau turun 15,95% jika dibandingkan Januari 2021 atau turun 25,37% jika dibandingkan Februari 2020.

Kemudian impor nonmigas pada Februari 2021 mencapai US$ 11,96 miliar atau naik 1,54% jika dibandingkan Januari 2021 atau naik 22,03% dibandingkan Februari 2020.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar pada Februari 2021 dibandingkan Januari 2021 adalah produk farmasi atau setara dengan US$ 96,9 juta atau turun 38,03%. Sedangkan peningkatan terbesar adalah mesin dan perlengkapan elektrik atau mencapai US$ 172,8 juta atau naik 10,03%.

Berikut 10 golongan barang utama yang paling banyak diimpor selama Februari 2021:

1. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1,72 miliar2. Besi dan baja US$ 710,2 juta3. Berbagai produk kimia US$ 356,7 juta4. Ampas/sisa industri makanan US$ 211,2 juta5. Gula dan kembang gula US$ 230,8 juta6. Serealia US$ 222,3 juta7. Perangkat optik, fotografi, sinematografi, medis US$ 179,7 juta8. Produk farmasi US$ 254,8 juta9. Buah-buahan US$ 144,2 juta

10. Kendaraan udara dan bagiannya US$ 83,8 juta.


[Gambas:Video CNBC]

(mij/mij)

Barang barang yang diekspor oleh Indonesia antara lain

Foto: Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja ekspor Indonesia pada April 2022 mencapai US$ 27,32 miliar, tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, nilai ekspor pada April yang mencapai US$ 27,32 miliar, naik 47,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Juga naik 3,11% jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Maret 2022 yang sebesar US$ 26,5 miliar.

BPS mencatat, ekspor non migas menyumbang 94,93% dari total ekspor April 2022 dengan nilai mencapai US$ 25,89 miliar, naik 3,17% dibanding Maret 2022 dan naik 47,7% dibanding ekspor non migas pada April 2021.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2022 mencapai US$ 93,47 miliar atau naik 38,68% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$ 88,73 miliar atau naik 39,12%. Pangsa terbesar berasal dari sektor industri 74,46%, tambang 18,81%, migas 5,07%, dan pertanian 1,66%.

Secara rinci sumbangan terbesar terhadap nilai ekspor pada April 2022 berasal dari sektor industri pengolahan yang mencapai US$ 19,09 miliar, nilai ini menurun 0,89% jika dibandingkan dengan Maret 2022.

Sumbangan besar ekspor selanjutnya ditempati oleh industri pertambangan dan lainnya yang mencapai US$ 6,41 miliar atau naik 18,58% dibandingkan dengan bulan Maret 2022 (month to month). Dilanjut oleh sektor migas yang mencapai US$ 1,43 miliar pada April 2022 atau naik 2,01% dibandingkan bulan lalu.

Adapun pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, hanya menyumbang US$ 0,39 miliar terhadap nilai ekspor Indonesia pada April 2022. Realisasi ini menurun 8,42% jika dibandingkan Maret 2022.

Ekspor nonmigas April 2022 terbesar adalah ke China yaitu US$ 5,49 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar US$ 2,46 miliar dan Jepang sebesar US$ 2,24 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,37%. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$5,44 miliar dan US$ 2,02 miliar

Berikut komoditas yang mengalami peningkatan terbesar ekspor terbesar menurut HS dua digit :

1. Bahan Bakar Mineral dengan nilai mencapai US$ 5,3 miliar.

2. Lemak dan minyak hewan/nabati dengan nilai mencapai US$ 2,99 miliar.

3. Besi dan baja dengan nilai US$ 2,9 miliar.

4. Bijih logam, terak, dan abu dengan nilai mencapai US$ 1,2 miliar

5. Kendaraan dan bagiannya dengan nilai mencapai US$ 851,5 juta

6. Logam mulia dan perhiasan/permata dengan nilai mencapai USS$ 572,5 juta.

7. Tembaga dan barang daripadanya dengan nilai US$ 258,2 juta.

9. Timah dan barang daripadanya dengan nilai US$ 388,7 juta.

10. Bahan kimia anorganik dengan nilai US$ 308,1 juta.


(cap/mij)

TAG: ekspor bps impor jokowi

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211223135555-97-737817/komoditas-ekspor-unggulan-indonesia-sawit-hingga-batu-bara

Indonesia memiliki sejumlah komoditas ekspor unggulan di pasar global. Secara garis besar, Badan Pusat Statistik (BPS) mengategorikan komoditas ekspor Indonesia menjadi dua, yakni minyak dan gas (migas) dan nonmigas.

Kinerja ekspor Indonesia diumumkan setiap bulannya oleh BPS. Apabila ekspor lebih besar daripada impor, maka Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan. Sebaliknya, apabila nilai impor lebih tinggi, maka neraca perdagangan mengalami defisit.

Untuk memudahkan pendataan, BPS menggolongkan setiap komoditas berdasarkan kode barang yang sistematis sesuai dengan standar internasional, yakni kode Harmonized System (HS). Tidak hanya keperluan data statistik, kode HS juga berfungsi untuk mempermudah sistem tarif, transaksi perdagangan, pengangkutan, dan lainnya. Saat ini, terdapat ribuan kode HS untuk masing-masing komoditas yang bisa diakses melalui laman resmi BPS, serta diperbaharui secara berkala. Dari ribuan produk ekspor Indonesia tersebut, berikut daftar komoditas ekspor Indonesia paling unggul di pasar global.

Komoditas Ekspor Nonmigas

Ekspor nonmigas masih mendominasi total ekspor Indonesia, yakni mencapai US$22,84 miliar pada November 2021. Komoditas unggulan dalam ekspor nonmigas meliputi:

1. Kelapa sawit

Indonesia dikenal sebagai raja sawit dunia karena menguasai sekitar 55 persen pangsa pasar ekspor sawit global. Tahun lalu, data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat volume ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 34 juta ton senilai US$22,97 miliar. Kelapa sawit dan turunannya masuk dalam golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati. BPS mencatat capaian ekspor golongan barang ini paling tinggi dalam kategori ekspor nonmigas. Minyak sawit banyak diekspor ke China, India, Eropa, dan lainnya.

2. Batu bara

Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar ketiga di dunia, setelah China dan India. Produksi batu bara bisa mencapai lebih dari 500 juta ton per tahun, sementara permintaan domestik masih rendah, sehingga sebagian besar batu bara atau sekitar 70 persen batu bara nasional dikirim ke luar negeri. Kementerian ESDM mencatat realisasi ekspor batu bara Indonesia pada 2020, yakni 405 juta ton atau melebihi target ekspor (102,5 persen) yang ditetapkan di awal sebesar 395 juta ton. Sepuluh negara tujuan ekspor batu bara meliputi China, India, Filipina, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Vietnam, Taiwan, Thailand, dan Bangladesh.

3. Besi dan baja Besi dan baja menempati posisi ketiga ekspor komoditas nonmigas setelah lemak dan minyak hewan/nabati serta bahan bakar mineral. Pada November 2021, ekspor besi dan baja mencapai US$276 juta. Pemerintah terus mendorong ekspor besi dan baja melalui program hilirisasi atau pengolahan bijih nikel menjadi besi dan baja. Produk besi dan baja buatan Indonesia diekspor ke sejumlah negara seperti China, Korea Selatan, India, Singapura, Thailand, Australia, Malaysia, UEA, Taiwan, AS, dan lainnya.

4. Karet

Karet merupakan salah satu produk pertanian unggulan ekspor Indonesia. Pada 2020, BPS mencatat Indonesia berhasil mengekspor sekitar 2,2 juta ton karet ke mancanegara senilai US$2,9 miliar. Negara utama tujuan ekspor karet dan barang dari karet meliputi AS, Jepang, China, India, Korea Selatan, Brasil, Kanada, Jerman, Belgia, Turki, dan lainnya.

5. Kopi, teh, dan kakao

Kopi, teh, dan kakao merupakan produk pertanian Indonesia yang unggul di pasar ekspor. Indonesia mengirim produk kopi, teh, dan kakao ke sejumlah negara seperti Jepang, Singapura, Malaysia, India, Mesir, AS, Inggris, Italia, dan sebagainya.

6. Alas kaki

Tak hanya sektor perkebunan dan pertambangan, Indonesia juga mengekspor produk industri. Salah satu produk hasil industri unggulan ekspor adalah alas kaki. Produk alas kaki yang dikirim ke mancanegara ini meliputi sepatu olahraga, sepatu teknik lapangan, sepatu keperluan industri, serta alas kaki untuk keperluan sehari-hari. Produk alas kaki Indonesia dijual ke berbagai negara meliputi, AS, Belgia, China, Jerman, Jepang, Belanda, Inggris, Korea Selatan, Italia, Meksiko, dan sebagainya.

Komoditas Ekspor Migas

Kontribusi ekspor migas masih cenderung lebih rendah dibandingkan produk nonmigas. Pada November 2021, kontribusi ekspor nonmigas adalah US$21,51 miliar. Komoditas unggulan ekspor migas Indonesia minyak mentah, hasil minyak, dan gas. Contoh produk migas yang dikirim PT Pertamina (Persero) ke mancanegara meliputi avtur, pelumas, High Speed Diesel (HSD), Marine Fuel Oil (MFO), dan lainnya. Selain komoditas di atas masih banyak barang ekspor Indonesia lainnya. Dari sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan meliputi: kayu dan barang dari kayu, ikan, udang, rempah-rempah, tembakau, kapas. Sedangkan, produk ekspor dari sektor industri mencakup: kertas/karton, berbagai produk kimia, pakai jadi, plastik, bubur kayu (pulp), mesin, perabot rumah, makanan olahan, dan sebagainya. Adapun ekspor produk pertambangan meliputi: tembaga, emas, timah, nikel, aluminium, dan sebagainya.

Demikian, daftar komoditas ekspor Indonesia yang unggul di pasar global. Saat ini, pemerintah tengah mendorong program hilirisasi untuk mengolah produk mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi agar produk ekspor memiliki nilai tambah.