Bencana alam yang dapat terjadi jika pepohonan di lereng yang miring ditebang terus-menerus adalah

ilustrasi tanah longsor. ©2020 Merdeka.com

TRENDING | 13 Januari 2020 16:33 Reporter : Kurnia Azizah

Merdeka.com - Penyebab tanah longsor bisa diakibatkan oleh banyak hal. Umumnya disebabkan oleh faktor pendorong dan faktor pemicu. Apalagi di musim hujan, ada saja kekhawatiran masyarakat akan bencana banjir dan tanah longsor.

Longsor atau gerakan tanah adalah peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai jenisnya, seperti jatuhnya gumpalan tanah besar atau batuan.

Jumlah kejadian tanah longsor semakin meningkat memasuki musim penghujan, terutama di daerah perbukitan terjal. Berdasarkan statistik, dalam kurun waktu tahun 2005 – 2011 tercatat kasus tanah longsor di 809 lokasi yang tersebar di wilayah Indonesia dan mengakibatkan korban jiwa mencapai 2.484 orang tewas.

Demikian Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Penyebab tanah longsor yang patut dipahami dan antisipasi, semoga bisa menjadikan diri lebih waspada lagi.

2 dari 7 halaman

1. Erosi Tanah

Erosi tanah sebagai penyebab yang umum terjadi. Erosi yang menggerus kaki-kaki lereng hingga bertambah curam, disebabkan oleh aliran air hujan, sungai, badai, air bah, atau gelombang laut, dan sebagainya.

2. Curah Hujan Tinggi

Curah hujan tinggi menjadi penyebab tanah longsor selanjutnya. Lereng dari bebatuan dan tanah juga semakin melemah melalui saturasi akibat hujan lebat. Setelah melewati masa kemarau Panjang, yang mengakibatkan tanah menjadi kering menimbulkan retakan dan rongga-rongga tanah.

Memasuki musim penghujan, sudah pasti air hujan masuk ke rongga tanah dan pori-pori yang terbuka tadi. Sehingga air memenuhi rongga dan terjadinya pergeseran tanah, kemudian mengakibatkan erosi tanah dan longsor.

3 dari 7 halaman

Getaran pada tanah bisa disebabkan oleh gempa bumi, getaran dari mesin, penggunaan bahan peledak, lalu lintas kendaraan, dan terkadang petir juga. Getaran kecil bisa mengakibatkan retakan yang bila dibiarkan, semakin lama bisa terjadi longsor. Apalagi di daerah lereng perbukitan, lebih rawan terjadi getaran akibat kendaraan berat.

4. Hutan Gundul

4 dari 7 halaman

<p>Pembukaan lahan dengan menebang pohon besar, serta penataan yang buruk bisa menimbulkan bencana tanah longsor. Tanaman pertanian memiliki akar yang kecil dan tidak cukup kuat untuk menahan struktur tanah.<br /><br /><strong>7. Hancurnya Bebatuan</strong><br /><br />Bebatuan di lereng, seperti batu endapan yang berasal dari gunung berapi dan batu jenis sedimen kecil. Biasanya memiliki sifat lapuk atau kekuatan yang mudah hancur menjadi tanah, menjadi penyebab tanah longsor.<br /><br /><strong>8. Tanah Tidak Padat</strong><br /><br />Tanah tidak padat menjadi penyebab tanah longsor selanjutnya, seperti tanah liat. Sifatnya yang mudah pecah ketika musim panas dan lembek ketika musim hujan. Waspadalah bagi yang tinggal di daerah dekat bukit dengan jenis tanah seperti ini.</p>

5 dari 7 halaman

<ol> <li>Tidak membuat rumah di bawah, tepat di pinggir, atau dekat tebing.</li> <li>Membuat terasering atau sengkedan di lereng jika membuat pemukiman.</li> <li>Tidak membuat kolam atau perkebunan di lereng yang dekat pemukiman.</li> <li>Tidak memotong tebing menjadi tegak, biarkan miring.</li> <li>Membuat saluran pembuangan air yang otomatis bisa menjadi saluran penampungan air tanah.</li> <li>Menanam tanaman keras dan ringan dengan jenis akar dalam, di wilayah curam.</li> </ol>

6 dari 7 halaman

<p><strong>1. Bidara Laut</strong><br /><br />Berdasarkan karakteristik akarnya, bidara laut atau <em>Strychnos lucida</em> mampu mengurangi risiko tanah longsor, terutama tanah longsor dangkal dan permukaan.<br /><br />Hasil penelitian menunjukkan bahwa akarnya mampu menembus tanah ke lapisan tanah yang dalam dan memiliki arsitektur akar tipe R yang dapat meningkatkan ketahanan geser tanah. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.<br /><br /><strong>2. Pohon Mindi</strong><br /><br />Pohon mindi memiliki sifat akar tunggang yang dalam dan banyak akar bercabangnya. Pohonnya bisa tumbuh mencapai 20 meter, mudah dijumpai di dataran tinggi maupun rendah. Tumbuh cepat di wilayah beriklim tropis maupun subtropis.</p>

7 dari 7 halaman

<p>Pohon mahoni atau <em>Swietenia Macrophylla</em> memiliki akar bersifat tunggang yang dalam dan akar cabang yang sedikit. Pohon ini juga bermanfaat menyaring udara dan polusi hingga 69%. Akarnya mampu menyimpan cadangan air dan kokoh sebagai penangkal tanah longsor.<br /><br /><strong>Pohon Jati</strong><br /><br />Pohon jati memiliki sifat akar yang sama dengan mahoni. Pohon ini memiliki kualitas kayu yang sangat bagus, dengan batang lurus dan tumbuh mencapai 40 meter. Daunnya besar dan lebar, biasa untuk membungkus makanan, dan pohonnya meranggas ketika musim kemarau.<br /><br />Sebaiknya kita mulai bersahabat dengan lingkungan, saling menjaga dan tidak membiarkan tanah longsor menimpa kita semua. Penyebab tanah longsor, cara mencegah, dan jenis tanaman yang baik untuk daerah longsor dapat menjadi pengetahuan dini demi mengurangi jumlah bencana di Indonesia. Semoga bermanfaat.<br /><br /><br /></p>"> (mdk/kur)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab tanah longsor bisa terjadi karena bermacam-macam faktor. Secara umum, terdapat dua faktor yang menyebabkan bisa terjadinya tanah longsor, seperti faktor pendorong dan faktor pemicu. Tanah longsor sendiri merupakan sebutan bagi pergerakan tanah akibat dari peristiwa geologi gerakan masa tanah bebatuan.

Bencana tanah longsor sudah sering terjadi di Indonesia, apalagi di daerah dengan lereng yang curam. Maka sudah semestinya proses dan Penyebab Tanah Longsor ini dapat dipahami oleh semua orang-orang khususnya yang tinggal di daerah lereng. Tentunya, jika hal ini sudah dipahami, maka angka kematian akibat longsor bisa ditekan.

Selain itu, dengan memahami proses dan penyebab tanah longsor juga bisa dijadikan sebuah dasar dalam penanggulangan tanah longsor. Nah, karena bencana ini sangat sering terjadi di beberapa kawasan Indonesia, maka tak ada salahnya untuk membahas beberapa hal terkait seputar tanah longsor.

Kali ini Liputan6.com, Rabu (24/4/2019) rangkum dari berbagai sumber beberapa hal tentang penyebab tanah longsor dan hal lainnya seputar tanah longsor.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Perbesar

Tanah longsor di tebing yang curam (Sumber: iStockphoto)

Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di kawasan Indonesia. Bencana ini biasanya sering terjadi di daerah pegunungan, bukit, lereng yang curam, maupun tebing. Tak jarang tanah longsor juga terjadi di lahan pertanian dan perkebunan yang posisinya terletak di tanah miring.

Nah, penyebab tanah longsor ini bermacam-macam. Tanah longsor merupakan peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis, seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Perbesar

Longsor di ruas jalan raya (Sumber: iStockphoto)

Terdapat banyak faktor penyebab tanah longsor. Secara umum, terdapat dua faktor utama penyebab tanah longsor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor yang mempengaruhi suatu material, sehingga material tersebut terdorong untuk bergerak.

Sedangkan pada faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan material tersebut bergerak sehingga terjadilah tanah longsor. Namun penyebab utama tanah longsor adalah gravitasi yang menarik tanah ke bawah. Selain itu, terdapat faktor lain yang menyebabkan tanah longsor, seperti:

1. Tingginya Curah Hujan

Curah hujan yang tinggi merupakan salah satu penyebab terjadinya bencana longsor. Ketika musim kemarau panjang, tanah akan kering dan membentuk pori-pori tanah atau rongga tanah, kemudian selanjutnya terjadi keretakan pada tanah tersebut.

Nah, saat musim hujan datang, otomatis air hujan ini akan masuk ke dalam rongga tanah atau pori-pori tanah yang terbuka tadi. Membuat air hujan akhirnya memenuhi rongga, yang menyebabkan terjadinya pergeseran tanah. Akhirnya mengakibatkan longsor dan erosi tanah.

2. Erosi Tanah

Erosi tanah merupakan salah satu penyebab tanah longsor yang paling sering terjadi. Erosi ini bisa terjadi ketika ada aliran air yang deras menyerang tanah, sehingga tanah bertambah curam. Aliran air ini bisa berupa gelombang air laut, air yang berasal dari hujan atau badai, air bah, air sungai, dan lain sebagainya.

3. Lereng Tebing yang Terjal

Proses pembentukan lereng atau tebing terjal adalah lewatnya angin dan air di sekitar lereng yang berdampak pada pengikisan lereng tersebut. Waspada jika di sekitar tempat tinggal kamu terdapat tebing atau lereng terjal, karena rawan tanah longsor.

Perbesar

Longsor di daerah tebing (Sumber: iStockphoto)

4. Getaran

Siapa sangka, ternyata getaran juga sebagai penyebab terjadinya tanah longsor. Getaran kecil yang disebabkan oleh lalu lintas kendaraan di sekitar lereng perbukitan, akan secara tidak langsung mengakibatkan tanah menjadi longsor. Tetapi berproses, pertama jalanan di lereng bukit ini perlahan akan mengalami keretakan yang jika dibiarkan, lama-lama akan terjadi longsor. Sementara getaran besar dapat langsung menyebabkan tanah longsor, antara lain diakibatkan oleh bahan peledak atau gempa bumi.

5. Hutan Gundul

Kalau di kawasan kamu tinggal terdapat penebangan hutan secara liar, maka hal ini akan memberikan dampak akibat hutan menjadi gundul, sehingga berdampak pada terjadinya bencana longsor. Pentingnya pohon di daerah perbukitan khususnya adalah untuk menyimpan air dan memperkuat struktur tanah. Ya, air yang berlimpah akan disimpan terlebih dahulu di akar pohon, sehingga tanah akan tetap kokoh dan tidak longsor.

6. Ada Lahan Pertanian di Lereng

Penataan lahan pertanian maupun perkebunan yang buruk, akan berdampak pada timbulnya bencana longsor. Tanaman pertanian dan perkebunan memiliki akar yang kecil dan tidak cukup kokoh untuk menjaga struktur tanah tetap kuat.

Pohon yang ditebang untuk membuka lahan perkebunan dan pertanian tanpa mempertimbangkan efeknya. Pepohonan yang ditebang maka akan kehilangan fungsinya untuk memperkuat tanah dan akarnya yang mampu menyerap air, juga untuk menghindari penyebab pemanasan global sehingga ketika curah hujan sedang tinggi. Maka hal ini memungkinkan untuk terjadi bencana tanah longsor maupun banjir.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

1. Sehabis hujan, tampak ada retakan pada lereng,

2. Kerikil berjatuhan, tebing terlihat kurang kokoh atau rapuh,

3. Tiba-tiba timbul mata air baru,

4. Genangan air saat musim hujan akan lenyap saat akan terjadi longsor,

5. Pintu maupun jendela sukar terbuka,

6. Pepohonan tampak miring,

7. Halaman rumah atau dalam rumah mendadak ambles.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Perbesar

Tanah Longsor (Sumber: iStockphoto)

1. Hindari membangun rumah di bawah atau dekat tebing,

2. Buatlah sengkedan atau terasiring di lereng terjal kalau membentuk pemukinan di saerah tersebut,

3. Hindari untuk membuka kolan atau perkebunan di lereng yang dekat dengan pemukiman warga,

4. Apabila terlihat ada retakan, segara tutup retakan tersebut dengan tanah yang kemudian dipadatkan agar air hujan tidak bisa menerobos celah-celah tanah,

5. Hindari pemotongan tebing menjadi tegak,

6. Penebangan pohon di sekitar lereng sebaiknya tidak dilakukan,

7. Pemukiman yang didirikan di tepian sungai, rentan terkena erosi,

8. Membuat saluran pembuangan air yng secara otomatis bisa menjadi saluran penampungan air tanah,

9. Menanam jenis tananam keras dan ringa, yang memiliki akar dalam yang ditanam di wilayah curam, dan

10. Pengembangan usaha tani rumah longsor lahan.

Lanjutkan Membaca ↓

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA