Berapa harga rate card twitter

Terima kasih banyak untuk pertanyaannya. Pertanyaan kamu menjadi inspirasi bagi kami untuk membuat artikel ini.

Menentukan Rate Card sebagai Content Creator atau Influencer bisa dibilang susah susah gampang, karena:

  • Tidak ada rumus pasti
  • Tidak ada benchmark atau patokan yang pasti
  • Penerimaan pasar akan selalu berubah seiring berkembangnya zaman, platform, trend dan pilihan yang ada

Di artikel ini kami tidak ingin memberikan rumus yang bikin tambah pusing, tapi lebih ke pemahaman terhadap apa yang ada di benak customer, pihak yang membutuhkan jasa influencer atau endorsement.

Customer bisa berbagai macam, seperti:

  • Agency
  • Brand
  • Startup
  • UKM
  • Online Shop
  • dll.

Apa sih yang mereka inginkan?

Mereka ingin mempromosikan produk/jasa mereka.

Dengan berbagai tujuan seperti:

  • Membangun awareness
  • Mengedukasi konsumen
  • Meningkatkan penjualan
  • dan berbagai tujuan bisnis lainnya

Jadi pada dasarnya mereka ingin beriklan.

Apa saja yang ada di benak pengiklan?

  • Berapa banyak yang akan melihat iklan saya
  • Sesuaikah orang-orang yang melihat iklan saya dengan target konsumen yang ingin saya tuju
  • Berapa biaya untuk menyampaikan pesan/iklan ke 1 orang target konsumen (umumnya disebut “biaya per kepala” atau “cost per reach”)
  • Seberapa efektifkah biaya yang saya keluarkan dengan hasil yang saya dapatkan (Return On Advertising Spend atau ROAS)

Biaya yang paling adil bagi mereka adalah Cost per Action (CPA), dimana mereka hanya membayar sebuah media iklan berdasarkan “action” yang dilakukan oleh target konsumen, seperti: membeli, men-download, mengisi form, dsb.

Namun tidak semuanya bisa dilakukan dengan konsep Cost per Action, misalkan konsumen melihat iklan di internet, namun melakukan “action” (misalkan membeli produk) di toko fisik (offline).

Dan bagi beberapa Influencer pun penawaran campaign dengan konsep Cost per Action kurang terlalu menarik, karena belum jelas berapa biaya yang akan mereka dapatkan. Mungkin mereka sudah promosi dengan baik dan menarik, namun produknya yang mungkin biasa-biasa saja sehingga tidak terjadi jumlah “action” yang diharapkan.

Cost per View (CPV)

Biaya yang wajar lainnya bagi pengiklan adalah Cost per View (CPV).

Di atas kita sudah bahas mengenai pertimbangan yang ada di benak pengiklan yaitu biaya per kepala.

Nah, CPV ini bisa menjadi acuan kita dalam menentukan Rate Card.

Di platform yang kita gunakan seperti Instagram, YouTube, Blog dan Twitter, kita bisa melihat berapa rata-rata views yang kita dapatkan per posting.

Hal tersebut bisa menjadi acuan kita dalam menentukan Rate Card yang wajar bagi pengiklan (Advertiser).

Berapa Cost per View yang wajar?

Kurang lebih CPV yang wajar bagi pengiklan saat ini adalah Rp 100 s/d Rp 1000.

Angka tersebut bisa menjadi acuan dalam menentukan Rate Card kita.

Lihat saja berapa rata-rata views yang kita dapatkan per posting.

Misalkan per 1 artikel blog rata-rata dibaca 1000 orang.

Kita bisa menentukan Rate Card per 1 artikel blog seharga Rp 100.000 s/d Rp 1.000.000

Bagaimana cara menentukan CPV kita baiknya di angka berapa dari Rp 100 s/d Rp 1000?

Berikut beberapa pertimbangan yang bisa kita lakukan.

Uniqueness

Are we one of a kind?

Are we unique?

Apakah banyak yang memiliki content dan personality seperti kita di luar sana?

Jika tidak banyak, kita bisa menentukan CPV yang lebih tinggi dibanding yang lainnya, karena tidak terlalu banyak pilihan lain bagi pengiklan.

Niche

Apakah kita memiliki “niche” atau ceruk pasar (target konsumen) tertentu yang spesifik dan tidak banyak dimiliki oleh Influencer lainnya?

Jika iya, cukup wajar jika CPV kita lebih tinggi.

Personal Brand Value

Apakah personal brand value kita cukup memiliki nilai yang lebih?

Misalnya akun anonim yang memiliki 100.000 followers dengan akun artis yang memiliki 100.000 followers, mana yang harganya lebih tinggi?

Kemungkinan besar yang artis.

Kenapa?

Karena ada personal brand value yang dimiliki, dan brand value tersebut merupakan hal yang dinilai pengiklan dalam memilih Influencer.

Brand value dari Influencer diharapkan bisa memperkuat brand value dari produk/jasa pihak pengiklan.

Dengan beberapa pertimbangan di atas, silakan menentukan CPV kita berapa, dan itu bisa menjadi acuan dalam menentukan Rate Card.

Semoga membantu dan silakan membagikan artikel ini ke teman-teman lainnya.

Jika ada yang ingin ditanyakan, bisa tulis di kolom Responses di bagian bawah halaman ini.

Rate card influencer berapa?

Nano Influencer ≥ 1.000 followers rate card berkisar Rp100.000. Micro Influencer ≥ 10.000 followers rate card berkisar Rp200.000. Macro Influencer ≥ 100.000 followers rate card berkisar Rp500.000-2.000.000. Sementara untuk Macro Influencer dengan pengikut lebih dari 1 juta, rate card berkisar hingga Rp5.000.000 ke atas ...

Bagaimana cara menentukan rate card?

Cara Menentukan Rate Card.
Kenali Audiensmu (Niche) Pertama, kamu perlu mengenali audiens kamu dengan cara menentukan niche kamu. ... .
2. Gunakan Metriks untuk Menentukan Harga. Kamu bisa menggunakan metriks di bawah ini untuk membantu kamu menentukan rata card kamu: ... .
Personal Brand Value. ... .
4. Gunakan Desain yang Menarik..

Apa itu rate card dalam endorse?

Mengutip dari Marketing Terms, rate card adalah dokumen yang merinci harga untuk berbagai opsi penempatan iklan. Sederhananya, pihak brand akan disodorkan beberapa opsi jasa endorse dari influencer yang bisa dipilih menyesuaikan target dan budget mereka.

Apa arti istilah red card?

Rate card atau daftar tarif adalah rincian biaya iklan yang dipatok oleh sebuah perusahaan periklanan baik cetak atau elektronik. Jadi jika Anda akan memasang iklan di media cetak ataupun elektronik, Anda bisa memilih sesuai dengan tarif yang disediakan dan juga kemampuan finansial perusahaan Anda.