Berapa kali bayi 1 bulan BAB minum ASI?

Setelah bayi lahir, orang tua butuh mempelajari frekuensi buang air besar pada Si Kecil. Berapa kali bayi BAB dalam sehari, tergantung dari seberapa banyak anak mengonsumsi susu.

Jenis susu yang dikonsumsi juga akan memengaruhi waktu anak BAB. Menurut Healthline, bayi yang minum susu formula BAB lebih sedikit dibandingkan bayi yang minum ASI.

Perubahan jenis susu, misalnya dari ASI lalu beralih ke susu formula juga akan mengubah berapa kali bayi BAB dalam sehari. Berikut informasi lebih lanjut mengenai frekuensi bayi BAB di awal-awal kelahirannya hingga usia 6 minggu.

Berapa kali bayi BAB dalam sehari berdasarkan usia?

Dari awal kelahiran hingga berusia 6 minggu, frekuensi bayi BAB akan terus berubah. Perubahan tergantung dari jenis susu yang diminum, ASI atau susu formula.

Bayi usia 1 sampai 3 hari

Untuk bayi yang baru dilahirkan, akan mengeluarkan kotoran yang disebut mekonium. Kotoran akan keluar dalam 24 hingga 48 pertama setelah dilahirkan. 

Mekonium adalah tinja berwarna hitam, yang berasal dari cairan ketuban, sel kulit dan zat lain yang ditelan bayi selama berada di dalam rahim. Moms tidak perlu khawatir jika melihat tinja bayi berwarna hitam, karena ini hal yang normal. 

Tinja akan mulai berubah warna di hari keempat, di mana akan terlihat berwarna kehijauan atau mulai berwarna kuning. Di hari keempat ini juga, bayi mulai BAB beberapa kali sehari. 

Bayi usia 6 minggu

Untuk bayi yang diberi ASI, setidaknya akan BAB 3 kali dalam sehari. Tetapi ada juga bayi yang BAB sebanyak 4 hingga 12 kali. Jika BAB lebih dari 3 kali sehari, berikutnya bayi baru akan BAB lagi setelah beberapa hari. 

Sementara untuk bayi yang diberi susu formula, setidaknya akan BAB sebanyak 1 hingga 4 kali dalam sehari. Setelah bayi berusia satu bulan, bayi normalnya hanya akan BAB dua hari sekali. Pola BAB ini akan bertahan sampai bayi mulai mengonsumsi makanan padat.

Berapa kali bayi BAB dalam sehari, setelah berusia 6 bulan?

Setelah mulai mengonsumsi makanan padat di usia 6 bulan, akan ada perubahan berapa kali bayi BAB dalam sehari. Perubahan ini masih dipengaruhi oleh jenis susu yang diberikan. 

Pada bayi yang diberi susu formula dan sudah mulai makan makanan padat, umumnya akan BAB satu hingga dua kali per hari. Sedangkan bayi yang diberi ASI dan sudah mulai makan makanan padat, biasanya akan BAB lebih sering dibandingkan bayi yang diberi susu formula.

Setelah berusia satu tahun dan lebih banyak makan makanan padat, kebiasan BAB akan kembali mengalami perubahan. Karena semakin banyak jenis makanan yang dikonsumsi akan memengaruhi tekstur, bau, warna tinja sekaligus memengaruhi frekuensi BAB pada anak. 

Kebiasaan BAB bayi yang tidak normal

Jika di atas sudah dijelaskan berapa kali bayi BAB dalam sehari dalam kondisi normal, kini Moms juga butuh mengetahui kondisi yang tidak normal. Bayi bisa jarang ataupun lebih sering BAB dibandingkan frekuensi normal.

Ada beberapa kondisi yang memengaruhi frekuensi tersebut, di antaranya:

  • Kurang susu. Jika mengalami kondisi ini, dalam sehari bayi bisa tidak BAB sama sekali. Bayi juga akan menunjukkan gejala seperti bibir kering, mata cekung dan lesu. Berikan lebih banyak susu untuk menormalkan kembali jadwal BAB bayi.
  • Sembelit. Salah satu tanda bayi sembelit adalah hanya satu kali BAB dalam satu hari dan mengeluarkan tinja yang keras. Selain itu menunjukkan gejala seperti mengejan dan rewel. Moms bisa memijat lembut perut bayi untuk membantu mengatasi sembelit.
  • Diare. Bayi yang BAB berbentuk cair atau encer lebih dari satu kali dalam sehari mungkin mengalami diare. Gejala lain seperti mulut kering, detak jantung lebih cepat dari biasanya dan tidak mengeluarkan air mata saat menangis juga mungkin terjadi. 

Selain berapa kali bayi BAB, warna dan tekstur tinja juga bisa menjadi indikator kesehatan bayi. Jika merasa adanya keanehan pada warna dan tekstur tinja bayi, jangan ragu untuk bertanya pada dokter. 

Misalnya, frekuensi BAB bayi normal, tetapi mengeluarkan tinja berwarna seperti darah, putih, abu-abu atau tinja berlendir atau berair, juga bisa menjadi tanda-tanda masalah kesehatan. 

Warna-warna yang disebutkan serta bentuk tinja tersebut bisa menjadi tanda adanya alergi, infeksi atau masalah pada pencernaan anak. Segera periksakan kondisi Si Kecil untuk memastikan kesehatannya. 

Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!

Para orangtua baru perlu memahami bagaimana pola BAB normal pada bayi. Alasannya, karena hal ini juga menjadi salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir.

Maka dari itu, perlu diperhatikan sebaik mungkin. Ada beberapa aspek yang perlu orangtua perhatikan dari BAB bayi yang normal, seperti frekuensi, tekstur, warna, dan juga baunya. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

Frekuensi BAB bayi baru lahir

Buang air besar (BAB) adalah bagian dari proses pencernaan manusia yang normal. Ini adalah cara tubuh untuk mengeluarkan kuman, sisa makanan, dan metabolisme dari saluran pencernaan.

Mengetahui berapa kali BAB bayi yang normal dapat membantu Anda memastikan apakah si kecil sudah mendapatkan cukup ASI atau tidak.

Oleh karena itu, frekuensi pup bayi juga bisa menjadi pertanda apakah ia kekurangan cairan atau sembelit. Lantas, berapa kali normalnya bayi BAB dalam sehari? 

Mengutip University of Michigan Health, bayi baru lahir setidaknya akan BAB setidaknya 1 atau 2 kali dalam sehari. Pada akhir minggu pertama, bayi mungkin akan BAB sebanyak 5-10 kali dalam sehari.

Hal ini terjadi karena umumnya ia akan BAB setelah menyusu. Jumlah frekuensinya mungkin akan menurun saat pencernaannya lebih matang di bulan pertama.

Mulai pada perkembangan bayi usia 6 minggu, frekuensinya menurun tidak setiap hari. Ini adalah kondisi normal selama kotorannya tidak keras dan tidak menunjukkan gejala apa pun.

Lebih lanjut, seberapa seringnya bayi BAB pada usia 0-6 bulan juga dipengaruhi oleh sumber makanan. Pada enam minggu pertama bayi yang diberikan susu formula cenderung lebih jarang pup, yaitu sekitar 1-4 kali dalam sehari.

Ketika bayi sudah mencapai usia 6 bulan dan mulai mengonsumsi MPASI, frekuensi BAB normal bayi juga mungkin akan lebih banyak daripada sebelumnya.

Tekstur BAB bayi yang normal

Sumber makanan juga memengaruhi tekstur BAB normal bayi usia 0-6 bulan.

Sebab, sumber makanan bayi mulai beragam ketika sudah diperkenalkan dengan MPASI. Oleh karena itu, Anda mungkin mendapati tekstur pup bayi di usia 1 bulan lebih cair ketimbang bayi yang berusia 6 bulan.

1. Tekstur BAB bayi baru lahir

BAB bayi baru lahir disebut juga mekonium. Sebenarnya, mekonium adalah kotoran yang dibawa di usus bayi sejak dalam kandungan. Mekonium bisa disebut sebagai pup pertama yang keluar pada bayi baru lahir.

Tekstur mekonium yang normal adalah kental, lengket, dan terlihat berlendir. Mekonium terdiri dari sisa cairan ketuban, lendir, rambut halus pada tubuh bayi selama di dalam rahim, empedu, dan sisa sel-sel kulit..

Dikutip dari National Center for Biotechnology Information, biasanya mekonium akan keluar pada 24-48 jam setelah bayi dilahirkan. Pada bayi prematur, keluarnya mekoniumnya cenderung tertunda

2. Tekstur BAB bayi ASI eksklusif

Tekstur BAB bayi baru lahir yang normal selama menyusu ASI eksklusif adalah lembut, berukuran 2,5 cm atau lebih besar. Terkadang tampak cair dan berair. 

Bahkan, kotorannya terkadang terlihat seperti saus mustard yang terdapat biji-biji putih mengambang di permukaannya. 

Jika pup bayi berair, Anda tidak perlu khawatir. Anda cukup memastikan bayi tetap mau menyusu dengan baik dan tidak muncul tanda-tanda penyakit lainnya.

Di lain waktu, BAB normal bayi usia 0-6 bulan yang menyusu eksklusif juga terkadang berlendir. Pup bayi berlendir masih wajar, sebab ia mengonsumsi foremilk atau ASI yang baru keluar yang kaya laktosa, rendah lemak dan kalori.

Namun, setelah memasuki usia 6 bulan dan menerima makanan padat, fesesnya berubah menjadi lebih padat.

3. Tekstur BAB bayi yang minum susu formula

ASI umumnya menjadi sumber makanan bayi yang paling direkomendasikan. Namun, ada kondisi tertentu yang membuatnya minum susu formula. Ternyata, hal ini memengaruhi tekstur pupnya.

Tekstur pup bayi yang minum susu formula normalnya lebih padat dan tidak encer, mirip selai kacang.

Konsistensinya pun semakin padat bila ia sudah mulai mengonsumsi MPASI di usia 6 bulan.

Warna BAB normal bayi baru lahir

BAB bayi baru lahir yang berupa mekonium biasanya berwarna hitam kehijauan. Lalu, warna pup bayi pun akan berubah menjadi kuning-kecokelatan begitu memasuki usia empat hari hingga seterusnya. 

Pada bayi usia 6 minggu yang minum susu formula, warna BAB yang normal adalah cokelat muda atau hijau muda yang samar. Warna BAB bayi bisa terlihat cokelat gelap hingga kehitaman jika ia mengonsumsi susu formula atau suplemen zat besi.

Namun, warna kehitaman ini tidak normal pada usia bayi 1 minggu ke atas. Warna pup bayi baru lahir yang hitam bisa menandakan adanya perdarahan pada saluran pencernaannya.

Selain pup hitam, ada pula warna pup bayi yang tidak normal dan harus Anda waspadai, yaitu:

1. Warna pup bayi hijau encer

Pup bayi kehijauan sebenarnya hal yang normal. Akan tetapi, ini juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan, jika tekstur berair, encer, dan muncul lebih dari 5 kali dalam sehari.

Kemungkinan, ini menjadi tanda bayi diare atau alergi karena Anda mengganti pola makan tertentu saat menyusui.

Apabila kotorannya berwarna kuning muda atau kehijauan dengan lendir, bisa jadi ini pertanda infeksi virus, seperti pilek atau sakit perut.

2. Pink atau kemerahan

BAB yang berwarna pink atau memiliki garis kemerahan menjadi tanda adanya darah pada pup bayi baru lahir.

Sebaiknya, Anda segera hubungi dokter anak karena mungkin penyebabnya adalah alergi susu, robekan pada area anus akibat sembelit, atau bahkan infeksi bakteri.

Namun, BAB bayi ada garis merah juga bisa terjadi karena minum ASI akibat puting ibu berdarah.

3. Putih dan terlihat berkapur

Memang, warna pup bayi baru lahir ini jarang terjadi. Namun, hal ini bisa menandakan adanya masalah pada organ livernya. Sebab, liver bayi  tidak memproduksi empedu untuk mencerna asupan nutrisi dengan benar.

Jadi, segera bawa ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Bau BAB bayi baru lahir yang normal

Setelah bayi lahir selama beberapa hari, bau BAB yang normal usia 0-1 bulan tercium sangat samar.

Lama-kelamaan, bakteri di ususnya pun semakin bertambah dan membuat tinja menjadi bau.

Bau BAB bayi yang minum ASI eksklusif tidak terlalu menyengat. Lain halnya dengan bayi yang diberi susu formula, bau fesesnya pun bisa terasa cukup intens.

Inilah bau BAB bayi baru lahir yang perlu Anda khawatirkan:

  • Bau sangat asam: Bisa jadi bayi alergi atau intoleransi nutrisi tertentu.
  • Bau sangat busuk: Menandakan adanya masalah penyerapan nutrisi pada saluran pencernaan.

Kondisi ini biasanya terjadi saat bayi mengalami infeksi atau kondisi kesehatan tertentu yang menghambat penyerapan zat gizi. Apabila kondisi ini disertai dengan pup berlendir dan berminyak, berat badannya rendah, dan pertumbuhannya terhambat, maka dikhawatirkan ia mengidap fibrosis kistik.

Akan tetapi, pada bau yang sangat busuk, jika bayi masih terlihat tumbuh dengan baik, warna tinjanya normal, dan teksturnya wajar, maka hal ini tidak perlu Anda khawatirkan.

BAB bayi baru lahir yang normal bisa menjadi pertanda bahwa ia dalam keadaan sehat. Jika ada sedikit perubahan dan tidak disertai gejala, ini cukup normal sehingga orangtua tidak perlu khawatir berlebihan.

Namun, jika gejalanya cukup signifikan dan intens, segera bawa ke dokter anak terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai BAB bayi yang normal, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.

Berapa kali BAB bayi yang minum ASI?

Umumnya, bayi baru lahir yang diberi ASI eksklusif akan BAB sebanyak 6–10 kali di minggu pertama usianya. Saat memasuki usia 3–6 minggu, bayi hanya akan BAB tiap beberapa hari sekali, bahkan ada yang tidak BAB hingga kurang lebih 1 minggu. Lain halnya dengan bayi yang diberi susu formula.

Berapa kali BAB normal bayi ASI 1 bulan?

Normalnya, bayi dengan ASI eksklusif yang berusia 0-3 bulan akan mengalami BAB rata-rata 4-10 kali sehari. Namun, bisa saja bayi baru lahir mengalami BAB hanya 2-3 hari sekali.

Apakah bayi 1 bulan masih sering BAB?

Bayi yang baru lahir hingga berusia 2 bulan memiliki frekuensi BAB bahkan hingga sepuluh kali dalam sehari. Ini terjadi karena refleks gastrokolika atau refleks tubuh yang meningkatkan pergerakan usus besar yang timbul akibat makan dan minum sehingga bayi buang air besar setelah minum susu1.

Apakah bayi minum ASI jarang BAB?

Susah BAB pada bayi yang hanya mengonsumsi ASI sebenarnya tergolong normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Bukan tanpa alasan, hal itu terjadi karena komposisi ASI yang masuk ke dalam tubuh akan dibagi. Tubuh bayi akan memanfaatkan kandungan dari ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.