Berapa lama asi berhenti setelah menyapih

Meski tidak selalu, menyapih anak bisa menjadi hal yang sulit dilakukan baik bagi ibu maupun bayinya. Itu sebabnya, ada beberapa ibu yang masih menyusui bayi meski sudah berumur lebih dari dua tahun.

Jika Anda berencana untuk menyapih anak dalam waktu dekat, sebaiknya pahami dulu cara yang paling efektif. Yuk, mari simak ulasan lengkapnya!

Apa itu menyapih anak?

Sebelum mencari tahu cara menyapih dari ASI yang tepat agar tidak rewel, sebaiknya ketahui dulu arti dari menyapih itu sendiri.

Menyapih adalah waktu ketika anak mulai belajar makan makanan padat seutuhnya tanpa tambahan ASI lagi.

Idealnya, bayi telah menerima ASI eksklusif sejak lahir atau dikenal dengan nama inisiasi menyusu dini (IMD).

Seiring masa pemberian ASI, tak menutup kemungkinan ada berbagai masalah ibu menyusui, tantangan ibu menyusui, serta mitos ibu menyusui.

Maka itu, penting untuk selalu memeriksakan diri ke dokter saat mengalami keluhan agar dokter dapat memberikan obat yang aman untuk ibu menyusui.

ASI bayi ini terus diberikan sampai usianya kurang lebih enam bulan baru kemudian diperkenalkan dengan MPASI bayi.

MPASI adalah makanan pendamping ASI atau makanan padat yang diberikan kepada bayi sembari tetap menyusu ASI.

Bila di masa MPASI ini ibu tidak lagi dapat memberikan ASI, asupan susu bisa diganti dengan susu formula.

ASI dan susu formula memiliki fungsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi meski berisi kandungan nutrisi yang berbeda.

Jika masih mendapatkan ASI, pemberiannya bisa terus dilakukan sampai bayi berusia dua tahun.

Selama masa pemberian ASI bersamaan dengan MPASI Anda juga bisa menerapkan cara menyimpan ASI setelah menggunakan pompa ASI agar selalu awet.

Baru setelah usia dua tahun, anak diperkenalkan dengan cara menyapih secara alami dan perlahan dari ASI agar tidak rewel.

Kapan bisa mulai menerapkan cara menyapih anak?

Tidak ada patokan usia tertentu kapan anak bisa mulai disapih. Menyapih merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertahap sampai anak benar-benar berhenti menyusu ASI dari payudara ibu.

Biasanya, menyapih dilakukan saat anak hampir menginjak usia dua tahun.

Namun, ada juga anak yang sudah mulai diajarkan cara menyapih secara alami sejak berusia sekitar enam bulan ke atas.

Waktu untuk menyapih sebenarnya dapat ditentukan berdasarkan kondisi kesehatan ibu dan bayi.

Menerapkan cara menyapih kepada anak bisa dilakukan di waktu yang cepat maupun lebih lambat.

Hal ini karena perkembangan setiap anak tentunya berbeda dan tidak bisa disamakan.

Anda tidak perlu khawatir entah bayi mengalami fase menyapih di usia yang cepat atau lambat karena sebenarnya normal.

Kapan bayi benar-benar berhenti ASI tergantung keputusan Anda dan keinginan bayi sendiri.

Bayi yang disapih lebih dini biasanya akan lebih cepat berhenti menyusu ASI dibandingkan bayi yang disapih lebih lambat.

Apa saja tanda bayi sudah siap untuk disapih?

Menyapih anak mungkin bukan keputusan yang mudah. Selain membutuhkan kesabaran, Anda juga harus melihat kemampuan anak apakah sudah siap untuk disapih atau belum.

Nah, berikut ini tanda-tanda ketika bayi siap untuk disapih:

  • Bayi mulai tampak tidak tertarik saat menyusu di payudara ibu.
  • Bayi tetap rewel walaupun sudah diberi ASI.
  • Bayi menyusui dalam waktu yang lebih pendek daripada biasanya.
  • Bayi mudah terganggu saat sedang menyusu.
  • Bayi “bermain” dengan payudara ibu, seperti menarik dan menggigit payudara ibu,
  • Bayi menyusu di payudara ibu tapi tidak mengisapnya sehingga ASI tidak keluar.
  • Bayi mungkin tetap menyusu di payudara ibu, tapi hanya untuk mencari kenyamanan.

Cara menyapih anak sebenarnya bisa dilakukan di usia berapa pun. Jika Anda ingin mengoptimalkan pemberian ASI sampai usia dua tahun sebenarnya tidak masalah.

  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat dan Ketentuan

Berapa lama asi berhenti setelah menyapih
Ilustrasi ibu menyusui. ©iStock

SEHAT | 7 Oktober 2021 13:00 Reporter : Rizky Wahyu Permana

Merdeka.com - Pada seorang ibu, akan tiba masanya ketika anak yang dikandung harus mulai berhenti minum air susu ibu (ASI). Berhenti memberi ASI pada anak atau menyapih ini tidak bisa dilakukan secara mudah dan begitu saja.

Banyak hal yang harus diketahui dan menjadi pertimbangan bagi ibu sebelum menyapih anak. Pada pasangan ibu dan anak yang berbeda, cara yang bisa diterapkan untuk menyapih ini juga dapat berbeda.

Ada anak yang bisa sangat mudah melalui masa disapih ini, namun juga ada anak yang melalui masa ini dengan bermasalah. Bagi ibu, masa-masa ini juga bisa sangat emosional dan menguras energi.

Menyapih ini bisa dilakukan oleh orang tua atau ketika anak memutuskan untuk tidak lagi menyusu pada ibu. Dilansir dari Medal Breastfeeding US, berikut sejumlah cara yang perlu diketahui ketika menyapih sang buah hati.

2 dari 9 halaman

Keinginan untuk anak agar terus menyusu pada sang ibu perlu dialihkan dengan pengganti atau hal lain. Sebagai contoh, sebagai pengganti ASi anak bisa diberikan cemilan yang disukainya atau bermain.

3 dari 9 halaman

Berapa lama asi berhenti setelah menyapih

Mempersingkat atau menunda waktu memberi ASI pada buah hati bisa jadi salah satu cara untuk mengurangi keinginannya menyusu. Ketika sang buah hati ingin minum ASI, tunda atau batasi waktunya untuk menghilangkan minat buah hati dan membuatnya jadi tak ingin lagi untuk melakukannya.

4 dari 9 halaman

Menyapih bayi harus dilakukan secara perlahan dan bertahan. Langsung menghentikannya seketika bisa membuatmu lelah secara emosional, munculnya rasa tak nyaman, serta masalah fisik lainnya. Disarankan untuk menghentikannya secara perlahan dan hanya membatasi pemberian ASI pada waktu-waktu tertentu.

5 dari 9 halaman

Berapa lama asi berhenti setelah menyapih

Bagi bayi, menyusu tidak hanya menjadi sumber nutrisi semata namun juga kenyamanan. Untuk memberi kenayamanan ini, kamu bisa menenangkan bayi dengan menimangnya atau memberinya hal yang sangat disukainya.

6 dari 9 halaman

Walau kadang kamu bakal tidak tega, namun penting untuk mengungkap penolakanmu secara langsung. Hal ini terutama penting dilakukan ketika buah hati sudah terlalu tua untuknya.

7 dari 9 halaman

Berapa lama asi berhenti setelah menyapih

Ketika melihat anak merengek dan rewel, orang tua tak bakal tega dan juga ikut sedih. Mempersiapkan mental secara tepat bisa membantu mengatasi munculnya tekanan psikologis pada dirimu.

8 dari 9 halaman

Terkadang keadaan sakit baik pada dirimu atau buah hati bisa mengacaukan usahamu untuk menyapih. Untuk mengatasi hal ini pastikan menyimpan ASI yang dibekukan untuk membantu anak melewati masa transisi.

9 dari 9 halaman

Menyusui merupakan momen istimewa bagi ibu dan bayinya. Namun setelah dua tahun atau karena beberapa hal, proses menyusui perlu dihentikan.

Menyapih atau berhenti menyusui biasanya akan terasa berat, baik bagi bayi maupun sang ibu. Bagi ibu, menyapih juga akan mengalami sejumlah perubahan pada diri Anda sendiri. Apa saja yang akan terjadi setelah Anda menyapih dan berhenti menyusui?

1. Perubahan Mood

Ya, akan ada perubahan mood atau emosi setelah Anda melalui proses menyapih. Bukan hal aneh jika tiba-tiba Moms merasa kesal atau sedih hingga menangis. Saat ini, Anda mungkin merasa kehilangan sebuah rutinitas yang penting atau merasa bersalah karena tidak lagi memberikan ASI pada Si Kecil. 

Selain itu, perubahan emosi yang drastis juga bisa disebabkan karena adanya perubahan hormon dalam tubuh Moms. Setelah berhenti menyusui, hormon prolaktin dan oksitosin Anda akan menurun. Perlu diketahui, hormon prolaktin membantu Anda merasa tenang dan rileks, sedangkan oksitosin dikenal dengan sebutan 'hormon cinta'.

Biasanya, perasaan sedih setelah menyapih akan berlangsung selama beberapa pekan. Tapi dalam beberapa kasus, ibu bisa merasa stres setelah menyapih hingga mengalami depresi. Apabila hal ini terjadi, Anda perlu segera berkonsultasi dengan ahlinya ya, Moms.

2. ASI Tidak Berhenti

Proses menyapih membutuhkan waktu, begitu pula dengan proses produksi ASI Anda. Saat Anda tak lagi menyusui Si Kecil, bukan berarti payudara Anda langsung berhenti memproduksi air susu. Proses terhentinya produksi ASI bisa berlangsung selama beberapa pekan hingga beberapa bulan. Jadi jangan heran jika payudara Anda terasa penuh. Anda bisa membantu mengurangi cairan ASI dalam payudara dengan memompanya. Jika tidak, maka ada kemungkinan Anda akan terkena mastitis.

3. Perubahan Bentuk Payudara

Saat menyusui, ligamen dan jaringan ikat payudara bisa melar serta sulit kembali ke bentuk semula. Setelah masa menyusui berakhir, payudara bisa kendur dan bentuknya bisa berubah dari sebelumnya. Tapi jangan khawatir Moms, Anda bisa melakukan latihan atau olahraga yang fokus untuk mengembalikan kekencangan payudara Anda.

4. Perubahan Berat Badan

Menyusui biasanya akan meningkatkan nafsu makan, tapi kalori berlebihnya tidak selalu membuat Anda otomatis mengalami kegemukan. Bahkan menyusui bisa menurunkan berat badan. Namun ketika Anda tak lagi menyusui Si Kecil, berat badan bisa mengalami kenaikan apabila tidak dikendalikan dengan baik.

5. Timbul Jerawat

Berkurangnya hormon oksitosin setelah berhenti menyusui tidak hanya akan memengaruhi mood Anda. Kondisi juga bisa memicu munculnya jerawat di wajah Anda, terutama jika Moms mengalami stres setelah menyapih. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)